Anda di halaman 1dari 24

PENGERTIAN DAN KOMPONEN LENGKUNG REFLEX

DI SUSUN
O
L
E
H

APRIYANI LAILA MADDATU


( 2122035)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

GEMA INSAN AKADEMIK

MAKASSAR

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat dan kasih karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul Ilmu DasarKeperawatan, “ Pengertian dan Komponen

Lengkung Reflex ”Dalam penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari
bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak, baik langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu kami berterimakasih kepada dosen sebagai
pembimbing kami dan teman-teman semua yang selalu mendukung dalam
penyelesaian makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada pihak yang terkait dalam
pemberian bantuan kepada penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi setiap pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Gerak refleks merupakan gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan
merupakan respon segera setelah adanya rangsang. Gerak refleks akan
berhubungan dengan saraf-saraf yang ada dalam tubuh. Secara normal
seseorang pasti akan mengalami gerak reflkes, jika tidak,maka seseorang itu
mengalami gangguan pada sistem sarafnya. Jadi jika orang tidak mengalami
gerak refleks karena adanya rangsang yang tiba-tiba, maka  pada tubuh terjadi
patologis pada sistem sarafnya.
Sedangkan saraf merupakan hal yang penting dalam tubuh karena
merupakan pusat koordinasi kegiatan tubuh. Maka berawal dari pentingnya
saraf  bagi tubuh ini, kami membuat makalah tentang gerak releks, karena
gerak refleks pada manusia dapat menjadi salah satu patokan apakah sistem
saraf pada suatu individu itu mengalami patologis atau tidak.

B. Rumusan Masalah
a) Apakah yang dimaksud saraf?
b) Bagaimana pembagian susunan saraf pada tubuh manusia?
c) Bagaimana anatomi sistem saraf ?
d) Bagaimana fisiologi sistem saraf?
e) Bagaimana mekanisme terjadinya gerak refleks?

C. Tujuan
a) Untuk menjelaskan pengertian saraf
b) Untuk  menjelaskan pembagian susunan saraf pada tubuh manusia
c) Untuk menjelaskan anatomi sistem saraf
d) Untuk menjelaskan fisiologi sistem saraf
e) Untuk menjelaskan mekanisme terjadinya gerak refleks
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Lengkung Refleks


Refleks merupakan fenomena stimulus-respons yang dapat terjadi tanpa
disadari. Lengkung refleks  (reflex arc) merupakan unit fungsional tersederhana
dari fungsi sistem nervosum. Lengkung refleks terdiri atas beberapa komponen
yaitu reseptor (penerima rangsang), neuron sensoris, neuron motoris, dan
efektor (otot). Jenis dan macam reseptor syaraf banyak sekali sebagai
contoh: pada kulit (panas, dingin, sentuh, nyeri), pada persendian (pacini),
pada tendo (alat Golgi), dan pada otot skelet (muscle spindle).
 Berdasarkan banyaknya sambungan neuron (sinapsis), maka dapat dibedakan
mejadi refleks monosinaptik, disinaptik, dan polisinaptik. Refleks monosinaptik
jika hanya ada 1 sambungan neuron, disinaptik jika terdiri dari 2 sambungan
neuron, dan disebut polisinaptik jika terdiri dari lebih dari 2 sambungan
neuron.
 Berdasarkan daerah kerjanya dapat dibedakan menjadi refleks somatis dan
visceral. Refleks somatis jika mengenai anggota badan dan kulit. Refleks
visceral jika mengenai organ-organ tubuh bagian dalam (viscera). Refleks
somatis kebanyakan merupakan lengkung refleks monosinaptik yang berfungsi
untuk menghindar dari keadaan bahaya (emergensi), misalnya terkena api,
benda tajam dsb. Sedangkan refleks visceral biasanya merupakan lengkung
refleks polisinaptik. Refleks menghindar memiliki reseptor dan efektor pada
tempat yang sama misalnya serabut otot (muscle spindle). 

B. Pembagian Susunan Sistem Saraf dalam Tubuh Manusia


1. Susunan saraf pusat
a. Sumsum tulang belakang (meduula spinalis)
b. Otak
1. Otak besar
2. Otak kecil
3. Batang otak
c. Susunan saraf tepi (perifer)
1. Susunan saraf somatic
2. Susunan sara otonom
a. Susunan saraf simpatis
b. Susunan saraf parasimpatis

C. Anatomi Sistem Saraf dalam tubuh manusia


1. Otak
Otak adalah alat tubuh yang terpenting karena merupakan pusat
computer dari semua alat tubuh. Saraf sentral yang terdapat dalam rongga
otak (kranium) dibungkus selaput otak yang kuat yang disebut selaput
meningen. Otak terletak di dalam kranium. Otak dibagi menjadi tiga bagian
yaitu otak depan, otak tengah, dan otak dalam. Otak depan terdiri dari
hemisterserebri, korpus striatum, thalamus, dan hipotalamus. Otak tengah
terdiri dari tegmentum, krus serebium, dan korpus kuadrigeminus.
Sedangakn otak belakang terbagi atas pons varoli, medulla oblongata,
dan serebelum. Fisura dan sulkus membagi hemister otak menjadi beberapa
daerah. Korteks serebri terlipat tidak teratur. Lekukan di antara gulungan
serebri disebut sulkus. Sulkus yang paling dalam membentuk fisura
longitudinalis dan lateralis. Daerah atau lobus di bagi atas lobus frontalis,
temporalis, parietalis, dan oksipitalis. Fisura longitudinal merupakan celah
dalam bidang medial lateralis memisahkan lobus temporalis dari lobus frontalis
sebelah anterior dan lobus parietalis sebelah posterior. Sulkus sentralis
memisahkan lobus parietalis sebelah posterior. Sulkus sentralis juga
memisahkan lobus frontalis dengan parietalis.

1. Meningen (selaput otak)


Meningen selaput otak yang membungkus otak dan sumsum tulang
belakang dan berfungsi melindungi struktur saraf halus yang membawa
pembuluh darah dan cairan sekresi(serebrospinalis), memperkecil benturan
atau getaran yang terdiri dari tiga lapisan.
Adapun lapisan itu adalah:
1. Dura mater (lapisan luar)
Merupakan selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan
ikat  kuat dan tebal. Di bagian tengkorak terdiri dari selaput tulang
tengkorak dan dura mater propia di bagian dalam. Di dalam kanalis
vertebrate kedua lapisan ini terpisah. Dura mater mengandung rongga
yang mengalirkan darah vena dari otak. Rongga ini dinamakan sinis
longitudinal superior, terletak di anatara hemister otak.
2. Arakhoid (lapisan tengah)
Merupakan selaput halus yang memisahkan dura mater dengan pia
mater. Arakhoid berisi cairan otak yang meliputi seluruh susunan
saraf pusat. Medulla spinalis terhenti setinggi di bawah lumbal I dan II,
terdapat kantong cairan , berisi saraf perifer yang keluar dari medulla
spinalis. Lokasi ini dimanfaatkan untuk mengambil cairan otak yang
disebut fungsi lumbal.
3. Pia mater (lapisan dalam)
Merupakan selaput tipis pada jaringan permukaan otak. Pia mater
berhubungan dengan arakhoid melalui struktur jaringan ikat yang
disebut trabekel. Di dalam rongga otak terdapat cairan serebrospinalis.
Cairan ini bersifat alkani bening mirip plasma. Cairan serebrospinalis
berfungsi untuk melembabkan otak dan medulla spinalis, melindungi
alat-alat dalam medulla spinalis dan otak dari tekanan, melicinkan alat-
alat dalam medulla spinalis dan otak.

2. Serebrum (otak besar)


Merupakan bagian yang terluas dan terbesar dari otak. Serebrum
mengisi penuh otak bagian depan atas rongga tengkorak. Pada otak besar
ditemukan lobus-lobus yaitu:
a. Lobus frontalis
Adalah bagfian dari serebrum yang terletak di depan sulkus sentralis.
b. Lobus frontalis
Adalah bagian yang terletak di depan sulkus sentralis.
c. Lobus temporalis
Adalah bagian di bawah lateral dari fisura serebralis dan di depan
lobus oksipitalis.
d. Lobus oksipitalis yang mengisi bagian belakang serebrum.

3. Batang Otak
1. Diensefalon
Bagian batang otak paling atas terdapat diantara serebelum dengan
mesensefalon. Kumpulan dari sel saraf yang terdapat di bagian
depan lobus temporalis terdapat kapsula interna dengan sudut
menghadap ke samping.
Pada diensefalon terdapat dua bagian yaitu hipotalamus dan
thalamus.hipotalamus berfungsi untuk mengontrol banyak fungsi
homeostatis yang penting untuk mempertahankan stabilitas
lingkungan. Sedangkan thalamus berfungsi umtuk pengolahan
sensorik primitive.  
Adapun fungsi dari diensefalon:
a) vasonkonstriktor yaitu mengecilkan pembuluh darah
b) Respiratori yaitu membantu proses persarafan
c) mengontrol kegiatan reflex
d) membantu kerja jantung

2. Mesensefalon
Terdiri dari empat bagian yang menonjol ke atas. Dua disebelah
atas disebut kopus  kuadrigeminus superior dan sebelah bawah
korpus kuadrigeminus inferior. Serat saraf okulomotorius berjalan
ke ventral di bagian medial. Serat nervus troklearis berjalan ke
arah dorsal menyilang garis tengah ke sisi lain. Fungsinya :
a. Membantu pergerakan mata dan mengangkat kelopak mata
b. Memutar mata dan pusat pergerakan mata

3. Pons Varoli Brakium Prontis yaitu  menghubungkan mesensefalon


dengan pons varoli dengan serebelum, terletak di serebelum
diantara  otak tengah dan medulla oblongata. Disini terdapat
premotoksit yang mengatur gerakan pernapasan dan refleks.
Fungsinya :
a. Penghubung antara kedua bagian serebelum dan juga antara
medulla oblongata dengan serebelum otak besar.
b. Pusat saraf nervus trigeminus
4. Medula oblongata merupakan bagian dari batang otak yang paling
bawah yang menghubungkan pons varoli dengan medulla spinalis.
Bagian bawah medula oblongata merupakan persambungan medulla
spinalis ke atas, bagian atas medulla oblongata yang melebar disebut
kranalis sentralis di daerah tengah bagian ventral medulla oblongata.
Fungsinya :
a. Mengontrol kerja jantung
b. Mengecilkan pembuluh darah ( vasokonstriktor)
c. Pusat pernapasan
d. Mengontrol kegiatan refleks.

4. Serebelum
Serebelum (otak kecil) terletak pada bagian bawah dan belakang
tengkorak dipisahkan dengan serebelum oleh fisura transversalis dibelakangi 
oleh pons varoli dan diatas medulla oblongata. Organ ini banyak menerima
serabut aferen sensoris, merupakan pusat koordinasi dan integrasi.
Bentuknya oval, bagian yang mengecil pada sentral disebut vermis dan bagian
yang melebar pada lateral yang disebut hemister. Serebelum berhubungan
dengan batang otak melalui pendunkulus serebri inferior (korpus retiformi).
Permukaan luar serebelum berlipat – lipat menyerupai serebelum tetapi
lipatannya lebih kecil dan lebih teratur. Permukaan serebelum ini mengandung
zat kelabu.Korteks serebelum dibentuk oleh subtansia grisea, terdiri darii tiga
grandular dalam. Serabut syaraf yang masuk dan keluar dari serebrum harus
melalui serebelum.
5. Saraf otak
Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang luar dari otak dan
melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak, berhubungan dengan
otot panca indra mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Saraf  kepala terdiri
dari:
a. Nervus olfaktorius
Sifatnya sensoris menyerupai hidung, membawa rangsangan aroma, dari
rongga hidung ke otak. Saraf pembau yang keluar dari otak dibawah dahi,
disebut lobus olfaktorius. Kemudian saraf ini melalui lubang yang ada di tulang
papis akan menuju rongga hidung selanjutnya menuju sel – sel panca indra.
b. Nervus optikus
Sifatnya sensoris, mensarafi bola mata, membawa rangsangan ke otak.
serabut saraf yang datang dari sebelah kanan retina tiap – tiap mata terdapat
di dalam optik kanan dan sebaliknya.
c. Nervus okulo motoris
Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot – otot orbital (otot penggerak
bola mata). Didalam saraf ini terdapat serabut – serabut otonom
( parasimpatis). Saraf penggerak mata keluar dari sebelah tangkai otak dan
menuju kelekuk mata yang berfungsi mengangkat kelopak mata atas. Selain itu
mempesarafi otot miring atas mata dan otot lurus mata.
d. Nervus troklearis
Sifatnya motoris mensafari otot – oto orbital. Saraf pemutar mata yang
pusuatnya terletek dibelakang pusat saraf penggerak mata dan saraf
penggerak mata masuk kedalam lekuk mata menuju orbital miring atas mata.
e. Nervus trigenius
Sifatnya majemuk (sensoris motoris), saraf ini mempunyai tiga cabang,
fungsinya sebagai saraf kembar tiga. Saraf ini merupakan otak terbesar yang
mempunyai dua akar saraf besar yang mengandung serabut saraf penggerak.
Tiga saraf cabang tersebut:
1) Nervus oftalmikus
Sifatnya sensoris, mensarafi kulit kepala bagian depan kelopak mata
atas, selaput lender kelopak mata, dan bola mata.
2) Nerfvus maksilaris
Sifatnya maksilaris, mensarafi gigi gigi atas, bibir atas, palatum, batang
hidung, dan sinus kasilaris.
3) Nervus mandibularis
Sifatnya majemuk. Serabut motorisnya mensarafi otot- ototnya
pengunyah. Serabut sensorisnya mensarafi gigi bawah, kulit daerah
temporal, dan dagu. Serabut rongga mulut dan lidah dapat membawa
rangsangan cita rasa ke otak.

f. Nervus abdusen
Sifatnya motoris, mensyarafi saraf – saraf orbital. Fungsinya sebagai
saraf penggoyang sisi mata karena saraf ini keluar di sebelah bawah jembatan
pontis menembus selaput otak selatursika. Sesudah sampai di lekuk mata lalu
menuju ke otot lurus sisi mata.

g. Nervus fasialis
Sifatnya majemuk, serabut – serabut motorisnya mensarafi otot – otot
lidah dan selaput lendir rongga mulut. Di dalam saraf ini terdapat serabut saraf
otonom (parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala. Fungsinya sebagai mimik
wajah dan menghantarkan rasa pengecap. saraf ini keluar di sebelah belakang
dan beriringan dengan saraf pendengar
h. Nervus Auditorius
Sifatnya sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa rangsangan dari
pendengaran dan dari telinga ke otak. fungsinya sebagai saraf pendengar.  
saraf ini mempunyai dua kumpulan serabut saraf yaitu koklea disebut akar
tengah. Saraf tengah untuk mendengar pintu halaman (vestibulum), disebut
akar tengah adalah saraf untuk keseimbangan.

i. Nervus glosofaringeus
Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris), ia mensarafi faring, tonsil, dan
lidah. Saraf ini dapat membawa rangsangan citarasa ke otak. Dalamnya
mengandung saraf – saraf otonom. Fungsinya sebagai saraf lidah tekak karena
saraf ini melewati lorong di antara tulang belakang dan karang. Terdapat dua
buah simpul saraf yang di atas sekali dinamakan ganglion petrosum atau
ganglion bawah. Saraf lidah tekak berhubungan dengan nervus – nervus fasialis
dan saraf simpatis ranting 11 untuk ruang faring dan tekak.

j. Nervus Vagus
Sifatnya majemuk (sensoris dan motoris ), mengandung serabut-serabut
saraf motorik, sensorik dan parasimpatis faring, laring, paru-paru, esophagus,
gaster, intestium minor, kelenjar-kelenjar pencernaan dalam abdomen dan
lain-lain. Fungsinya sebagai saraf perasa. Saraf ini keluar dari sumsum
penyambung dan terdapat di bawaj saraf lidah tekak.

k. Nervus asesorius
Sifatnya motoris dan mensarafi muskulus sternokleido mastoid dan
meskulus trapezius. Fungsinya sebagai saraf tambahan. Terbagi atas dua
bagian, bagian yang berasaldari otak dan bagian yang berasal dari sumsum
tulang belakang.

l. Nervus hipoglosus
Sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya sebagai saraf
lidah. Saraf ini terdapat di dalam sumsum penyambung, akhirnya bersatu dan
melewati lubang yang terdapat di sisi foramen oksipital. Saraf ini juga
memberikan ranting – ranting pada otot yang melekat pada tulang lidah dan
otot lidah.

 Saraf otak
Urutan Nama saraf Sifat saraf Memberikan saraf
saraf untuk  dan fungsi
I Nervus Sensorik Hidung sebagai alat
olfaktorius penciuman
II Nervus optikus Sensorik Bola mata untuk
penglihatan
III Nervus Motorik Penggerak bola mata
okulomotssoris dan mengangkat
kelopak mata
IV Nervus troklearis Motorik Mata, memutar mata
dan penggerak bola
mata
V Nervus Motorik dan -
trigeminus sensorik Kulit kepala dan kelopak
N. oftalmikus Motorik dan mata atas
N. maksilaris sensorik Rahang atas, palalutum
N. mandibularis Sensorik dan hidung
Motorik dan Rahang bawah dan lidah
sensorik
VI Nervus abdusen Motorik Mata, penggoyang isi
mata
VII Nervus fasialis Sensorik dan Otot lidah
motorik menggerakkan lidah dan
selaput lendir rongga
mulut
VIII Nervus auditoris Sensorik Telinga, rangsangan
pendengaran
IX Nervus Sensorik dan Faring, tonsil, dan lidah,
glosofaringeus motorik rangsangan citarasa
X Nervus vagus Sensorik dan Faring, laring, paru-paru
motorik dan esofaus
XI Nervus asesorius Motorik Leher, otot leher
XII Nervus Motorik Lidah, citarasa, dan otot
hipoglosus lidah

2. Medula Spinalis
Medula spinalis merupakan bagian sususna saraf pusat yang terletak di
dalam kanalis vetrebalis bersama ganglion radiks posterior yang terdapat pada
setiap foramen intervetebralis terletak berpasangan kiri dan kana. Organ ini
mengurus persarafan tubuh, anggota badan serta bagian kepala. Di mulai dari
bagian bawah medulla oblongata setinngi korpus vertebrate servikalis I, sampe
ke korpus vertebrate lumbalis I dan II.
Dalam medula spinalis keluar 31 pasang saraf yaitu:
1. Servikalis: 8 pasang
2. Torakalis : 12 pasang
3. Lumbalis : 5 pasang
4. Sakralis   : 5 pasang
5. Koksigial : 1 pasang
Penyebaran semua sel saraf medulla spinalis dimulai dari torakalis I
sampe lumbalis III, mempunyai cabang-cabang saraf yang akan keluar sel saraf
perifer.

D. Fisiologi Susunan  Sistem Saraf


Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh yang cepat seperti konstraksi otot,
peristiwa visceral yang berubah dengan cepat, menerima ribuan informasi dari
berbagai organ sensoris dan kemudian mengintergrasikannya untuk
menentukan reaksi yang harus di lakukan tubuh.
Membran sel bekerja sebagai suatu sekat pemisah yang amat  efektif dan
selektif antara cairan ekstraseluler dan cairan intraseluler. Di dalam ruangan
ekstraseluler, di sekitar neuron, terdapat cairan dengan kadar ion natrium dan
klorida.
Sedangkan dalam cairan intraseluler terdapat kalium dan protein yang
lebih tinggi. Perbedaan komposisi dan kadar ion-ion di dalam dan di luar sel
mengakibatkan timbulnya suatu potensial membran. Dalam keadaan istirahat
cairan ekstraseluler adalah elektro-positif dan cairan intraseluler adalah
elektro-negatif.
1. Gelombang Depolarisasi
Suatu rangsangan pada membrane neuron setempat mengakibatkan
perubahan permeabilitas membrane sehingga ion-ion natrium dapat
mengadakan difusi masuk ke dalam neuron ( akson). Masuknya ion
natrium bermuatan positif ke dalam neuron menyebabkan membran
tersebut menjadi positif di dalam dan negative di luar. Demikian juga
sebaliknya peristiwa ini disebut depolarisasi. Sel saraf dapat
menghantarkan impuls saraf dalam satu arah yaitu kearah tubuh sel
(dendrit) atau menjauhi tubuh sel neuron (akson) bergantung pada
tempat rangsangan.
2. Pengolahan Informasi
Informasi yang masuk akan menjadi reaksi motorik yang tepat.
Sedangkan informasi sensoris yang tidak penting akan di buang. Bila
informasi sensoris penting telah di pilih akan di salurkan kedalam daerah
motorik otak yang tepat untuk menimbulkan reaksi yang diinginkan.
Peranan sinaps dalam mengolah informasi adalah sebagai penghubung
satu neuron dengan neuron berikutnya, untuk mengatur penghantaran
isyarat dan menentukan arah penyebaran isyarat saraf di dalam sistem
saraf.
3. Penyimpanan  Informasi
Merupakan proses daya ingat dan fungsi sinaps, yaitu setiap kali suatu
saraf sensoris tertentu melalui serangkaian sinaps.
4. Tingkat Utama Sistem Saraf
a. Tingkat medulla spinalis
Isyarat-isyarat sensoris yang dihantarkan melalui saraf spinalis dalam
tiap segmen medulla spinalis dapat menimbulkan reaksi motorik
setempat didalam segmen tubuh. Informasi diterima dari segmen-
segmen yang berdekatan. Pada dasarnya semua reaksi motorik medulla
spinalis bersifat otomatis sebagai reaksi terhadap isyarat sensoris.
Disamping itu terjadi pola reaksi khusus yang di sebut refleks.
b. Tingkat otak lebih rendah
Hampir semua kegiatan bawah sadar tubuh diatur dalam daerah otak
yang lebih rendah.
5. Sinaps
Celah sinaps merupakan hubungan antara satu sel saraf dengan sel saraf
yang lain tempat terjadinya pemindahan impuls. Sinaps dibagi menjadi
tiga yaitu:
1. Sinaps interneuronal yaitu hubungan kontak fungsional antara dua
neuron.
2. Sinaps neuromuscular yaitu hubungan kontak fungsional antara satu
neuron dengan satu sel otot atau sattu serat otot.
3. Sinaps neuroglandular yaitu hubungan kontak antara satu neuron
dengan satu kelenjar.
6. Sinaps Kimiawi
Sinaps Kimiawi merupakan hubungan kontak fungsional antar neuron
dalam susunan sistem saraf. Sinaps kimiawi disingkat dengan Sinapsis.
Proses penghantaran impuls melalui sinaps harus mengikuti peristiwa
fisika dan kimia dan proses sebelumnya yang menimbulkan potensial aksi
di postsinaps. Penghantaran impuls melalui sinaps mudah di pengaruhi
oleh obat-obatan dan zat kimia.

E. Gerak Refleks
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi tiba-tiba
diluar kesadaran kita. Gerak refleks adalah bagian dari mekanisme pertahanan
tubuh dan terjadi lebih cepat dari gerak sadar. Untuk terjadinya gerak refleks
maka dibutuhkan struktur sebagai berikut:
1. Mekanisme Gerak Refleks
a. Organ sensorik yang menerima implus misalnya kulit.
b. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan implus menuju sel – sel
ganglion radiks posterior. Selanjutnya serabut sel tersebut akan
meneruskan implus menuju substansi pada kornu posterior medulla
spinalis.
c. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara implus menuju
kornum anterior medulla spinalis.
d. Sel saraf motorik menerima implus dan menghantarkan implus melalui
serabutmotorik.
e. Organ motorik melaksanakan gerakan karena dirangsang oleh implus
saraf motorik.
Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks.
Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadi hubungan kerja yang baik antara
berbagai organ yang terdapat pada tubuh manusia. Refleks adalah respon yang
tidak berubah terhadap rangsangan yang terjadi di luar kehendak. Rangsangan
merupakan reaksi terhadap perubahan lingkungan baik didalam maupun
diluar. Dengan adanya refleks tubuh, mampu mengadakan reaksi yang tepat
terhadap perubahan diluar maupun didalam tubuh. Pada mekanisme gerak
refleks, implus yang datang tidak akan sampai ke otak. Implus melalui saraf
sensorik hanya sampai pada medulla spinalis saja yang kemudian dari medulla
spinalis akan diteruskan ke saraf motorik sehingga terjadilah gerak refleks.

2. Lengkung Refleks
Merupakan proses yang terjadipada refleks melalui jalan tertentu.
Komponen yang dilalui refleks:
1. Reseptor rangsangan sensoris yang peka terhadap suatu rangsangan,
yaitu kulit.
2. Neuron aferen (sensoris) yang dapat menghantarkan implus menuju
susunan saraf pusat (medulla spinalis-batang otak).
3. Pusat saraf atau pusat sinaps yaitu tempat integrasi masuknya sensoris
dan dianalisis kembali ke neuron aferen.
4. Neuron eferen (motorik) menghantarkan implus ke perifer.
5. Alat efektor (serat otot atau kelenjar)
Reseptor adalah struktur khusus yang peka terhadap bentuk energi
tertentu dan dapat merubah energi menjadi aksi – aksi potensial listrik
atau implus saraf.
Refleks dapat dikelompokkan dalam berbagai tujuan, yang
dikelompokkan bedasarkan:
1. Letak reseptor yang menerima rangsangan:
1. Refleks ekstroseptif yaitu timbul karena rangsangan pada reseptor
permukaan tubuh.
2. Refleks interoreseptif(viseroreseptif yaitu timbul karena
rangsangan pada alat-alat dalam atau pembuluh darah.
3. Refleks proreseptif yaitu timbul rangsangan pada reseptor otot
rangka, tendon, dan sendi untuk keseimbangan sikap.
2. Bagian saraf pusat yang terlibat:
1. Refleks spinal, melibatkan neuron di medulla spinalis.
2. Refleks bulbar, melibatkan neuron medulla oblongata.
3. Refleks kortikal, melibatkan neuron korteks serebri.
3. Jenis atau ciri jawaban
1. Refleks motorik, efektornya otot dan jawabannya relaksasi atau
kontraksi otot.
2. Refleks sekretorik, efektor kelenjar dan jawaban peningkatan atau
pengurangan secret kelenjar.
3. Refleks vasomotor, efektor pembuluhh darah dan jawaban berupa
vasodilatasi atau vasokontriksi.
4. Timbulnya refleks
Refleks telah timbul sejak lahir, ada yang muncul setelah memenuhi
persarafan yang diperlukan, dan refleks yang didapat selama
makhluk hidup berkembang berupa pengalam hidup. Berdasarkan
hal ini refleks dibagi menjadi:
1. Refleks tidak bersyarat, yaitu refleks yang dibawa sejak lahir.
2. Refleks bersyarat, yaitu refleks yang didapat melalui pengalaman
hidup atau melalui proses belajar.
5. Jumlah neuron yang terlibat:
1. Refleks monosinaps
Melalui satu sianps dan dua neuron yang langsung berhubungan
dengan saraf pusat.
2. Refleks polisinaps
Melalui banyak sinaps dan terdapat beberapa interneuron. Semua
refleks lebih dari satu sinaps kecuali ferleks regang otot.
3.Waktu refleks
Waktu refleks merupakan masa pemberian rangsang dan
timbulnya jawaban. Waktu refleks ditentukan oleh perlambatan
saraf pusat, terutama apabila sinaps mengalami gangguan pada
masing-masing bagian lengkung refleks.
4. Kekuatan refleks.
Kekuatan refleks ditentukan oleh kekuatan rangsangan serta lama
pemberian rangsangan. Bila implus yang diberikan kuat, maka
reseptor yang ditunjukan pun lebih banyak terlihat. Bila lebih
banyak serat aferen yang meneruskan ke pusat akan lebih banyak
serat eferen terlihat meneruskan kegiatan ke efektor yang akan
mengakibatkan peninkatan jawaban efektor
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi tiba-
tiba diluar kesadaran kita. Gerak refleks adalah bagian dari mekanisme
pertahanan tubuh dan terjadi lebih cepat dari gerak sadar.  Pada saat terjadi
gerak refleks implus yang datang hanya sampai pada medulla spinalis saja yang
disampekan oleh saraf sensoris. Implus tidak sampai pada otak. Implus yang
ada pada medulla spinalis diteruskan oleh saraf motorik yang kemudian terjadi
efektor.
Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan refleks.
Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadi hubungan kerja yang baik antara
berbagai organ yang terdapat pada tubuh manusia. Refleks adalah respon yang
tidak berubah terhadap rangsangan yang terjadi di luar kehendak. Rangsangan
merupakan reaksi terhadap perubahan lingkungan baik didalam maupun
diluar. Dengan adanya refleks tubuh, mampu mengadakan reaksi yang tepat
terhadap perubahan diluar maupun didalam tubuh.

B. Saran
Gunakan pengujian gerak refleks guna mengetahui fisiologi sistem saraf
kita, terutama saraf medulla spinalis.
DAFTAR PUSTAKA

Pearce, Evelyn C. 1993. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis.


Jakarta:Gramedia

Anda mungkin juga menyukai