Anda di halaman 1dari 53

ANATOMI SISTEM SARAF

Oleh :

Ami Astria

21174036

Pembimbing:

dr. Luwinda , SP.S

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF

RUMAH SAKIT UMUM MEURAXA KOTA BANDA ACEH

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ABULYATAMA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
petunjuk dan rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Sistem Saraf Pusat.
Laporan ini secara khusus bertujuan untuk menunjang proses pembelajaran mata
kuliah Anatomi Fisiologi. Namun, dalam paparan pada makalah ini kami pun berbagi pengetahuan
dan wawasan pembaca mengenai Sistem Saraf Pusat. Kami berharap paparan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca, khususnya kepada para mahasiswa pemula yang sedang mempelajari Ilmu tentang
Laporan kasus ini sebagai rangkaian untuk memenuhi tugas akhir kegiatan Kepaniteraan Klinik di
bagian/ Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama di Rumah
Sakit Jiwa Aceh periode Juni-Juli 2022. Laporan kasus ini juga di peruntukkan guna menambah
wawasan pengetahuan. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan
kerjasama yang telah diberikan selama penyusunan laporan kasus ini kepada dr. Luwinda Sp.S
selaku pembimbing refarat Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Jiwa Aceh dan teman seperjuangan
yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga laporan kasus ini dapat di selesaikan.

Banda aceh, 6 juli 2022

Ami Astria
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I : PENDAHULUAN 5

Latar Belakang 5

Tujuan 6

Ruang Lingkup Materi 6

BAB II : DASAR TEORI 7

Sistem Saraf Pusat 7

1. Otak 8

1.1. Otak Depan (Prosoncephalon) 9

1.1.1. Otak Besar (Cerebrum) 10

1.1.2. Thalamus 12

1.1.3. Hypothalamus 13

1.2. Otak Tengah (Mesencephalon) 14

1.3. Otak Belakang (Rhombencephalon) 14

1.3.1. Otak Kecil (Serebelum) 15


1.3.2. Sumsum Sambung (Medulla Oblongata) 16

1.3.3. Jembatan Varol (Pons Varoli) 16

2. Sumsum Tulang Belakang (Medulla Spinalis) 17

Sistem Limbik 18

1. Talamus 19

2. Hipotalamus 20

3. Amigdala 22

4. Hippocamous 23

BAB III : PEMBAHASAN 25

BAB IV : PENUTUP 26

Kesimpulan 26

SESI TANYA JAWAB 27

DAFTAR PUSTAKA 31
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini
juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut
maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi
sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran,
ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan
memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang
puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk
hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi
tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi
(pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf,
sistem indra, dan sistem hormone.

.Oleh karna itu, kami menyusun makalah ini yang membahas tentang Sistem Saraf Pusat.
Sehingga pembaca dapat menambahkan wawasannya terhadap Sistem Saraf terutama pada bagian
Otak dan Sumsum Tulang Belakang
BAB II
DASAR TEORI

Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis).
Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu
perlindungan.

Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (bahasa Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang
belakang (bahasa Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan
fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan.

Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput
meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai
endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di
antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang
mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan
untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan
permukaan otak.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:


1. Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea).
2. Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba).
3. Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam
sistem saraf pusat.

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk
kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

1. Otak

Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan,
belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat
untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf. Otak juga
sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan.
Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu
berisi banyak badan sel saraf.

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak
besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak
di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat
kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang
mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat
proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
Gambar 1. Otak

1.1. Otak Depan (Prosoncephalon)

Otak depan berkembang menjadi telencephalon dan diencephalon.


Telencephalon berkembang menjadi otak besar (Cerebrum). Diencephalon be-
rkembang menjadi thalamus, hipotamus.

Otak Depan
(Prosoncephalon)
Gambar 1.1. Otak Depan (Prosoncephalon)

1.1.1. Otak Besar (Cerebrum)


Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental,
yaitu yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),
kesadaran, dan pertimbangan. Otak besar merupakan sumber dari semua
kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga
beberapa gerakan reflex otak. Pada bagian korteks otak besar yang berwarna
kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah
belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor
dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan,
membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut
dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya
bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, ber-
bicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

Merupakan bagian terluas dan terbesar dari otak ,bentuk telur dan mengisi
penuh bagian atas rongga tengkorak. Adapun fungsi serebrum yaitu : untuk pusat
pengaturan semua aktivitas mental yaitu berkenaan dengan kepandaian
(Intelegensi), ingatan(memori), kesadaran, pusat menangis, keinginan buang air
besar maupun kecil. Terdiri atas:
a.    Lobus frontalis (depan), sebagai area motorik yg membangkitkan impuls
untuk pergerakan volunteer. Area motorik kiri mengatur pergeakan sisi
kanan tubuh dan sebalikya.
b.    Lobus oksipital (belakang),  untuk pusat penglihatan
c.    Lobus temporal (samping), untuk pusat pendengaran
d.    Lobus parietal (tengah), untuk pusat pengatur kulit dan otot terhadap panas,
dingin, sentuhan,tekanan.
Antara bagian tengah dan belakang merupakan pusat perkembangan
kecerdasan,ingatan,kemauan dan sikap.
Gambar 1.1.1.a Otak Besar (Cerebrum)

Gambar 1.1.1.b. Otak Besar (Cerebrum), terdiri atas :


Lobus frontalis (depan), Lobus oksipital (belakang),
Lobus temporal (samping), dan Lobus parietal (tengah).
1.1.2. Thalamus

Thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat
penerimaan untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya
untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam
korteks.

Gambar 1.1.2. Thalamus


1.1.3. Hipotalamus

Hypothalamus berfungsi untuk mengatur nafsu makan dan syahwat dan


mengatur kepentingan biologis lainnya. Adapun fungsi lain dari hypothalamus
adalah

a. Berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yg melakukan fungsi


vegetative penting untuk kehidupan seperti pengaturan frekuensi jantung,
TD, Suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan
aktivitas seksual
b. Sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan
dan kemarahan.
c. Memproduksi hormone yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormion
kelenjar hipofisis, sehingga mempengaruhi keseluruhan system endokrin.
Gambar 1.1.3. Hipothalamus

1.2. Otak Tengah (Mesencephalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak
tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
Gambar 1.2. Otak Tengah (Mesencephalon)

1.3. Otak Belakang (Rhombencephalon)

Otak belakang berkembang menjadi metencephalon dan mielencephalon.


Metencephalon berkembang menjadi cerebellum dan pons varolli. Sedangkan
mielencephalon berkembang menjadi medulla oblongata.

Gambar 1.3. Otak Belakang (Rhombencephalon)


1.3.1. Otak Kecil (Serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang
terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang
merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin
dilaksanakan.

Terletak di bagian bawah dan belakang tengkorak dipisahkan dengan


cerebrum, diatas medula oblangata, Adapun fungsinya yaitu :
a. Pusat keseimbangan
b. Mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik
Menghantarkan impuls dari otot-otot bagian kiri dan kanan tubuh.

Gambar 1.3.1. Otak Kecil (Serebelum)


1.3.2. Sumsum Sambung (Medulla Oblongata)
Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula
spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga memengaruhi jembatan, refleks
fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi,
gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan. Selain itu, sumsum
sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.
Gambar 1.3.2. Sumsum Sambung (Medulla Oblongata)
1.3.3. Jembatan Varol (Pons Varoli)
Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian
kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

Gambar 1.3.3. Jembatan Varol (Pons Varoli)


2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas
disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor
dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar
dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal
terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel
saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motorik.

Sumsum tulang belakang adalah bagian SSP yang terletak di dalam canalis cervikalis
bersam ganglion radix pos yang terdapat pada setiap toramen intervertebralis terletak
berpasangan kiri dan kanan
Fungsi sumsum tulang belakang adalah :
a.      Penghubung impuls dari dan ke otak
b.      Memungkinkan jalan terpendek  pada gerak refleks
c.      Organ ini mengurus persyarafan tubuh,anggota badan  dan bagian kepala.

Gambar 2. Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

Sistem Limbik

Diantara pusat otak dan korteks terletak sistem limbik. Limbik berasal dari bahasa latin yang
berarti batas. Sistem limbik memungkinkan kita mengontrol insting atau naluri kita.

Konsultasi antara pusat otak bagian atas dengan sistem limbik sangat penting dalam
formulasi emosi.

Sistem limbik dihubungkan dengan daerah korteks serebral yang terlibat dalam pembelajaran
kompleks, bernalar, dan personalitas.
Limbik perempuan lebih besar dari pada laki-laki, maka dari itu perempuan lebih sensitif
dalam hal berperasaan dibanding laki-laki karena semakin besar limbik seseorang, maka semakin
besar pula tingkat hubungan emosionalnya.

Gambar Sistem Limbik

   

Sistem limbik terdiri atas bagian diensafalon yaitu, Talamus, Hipothalamus, Amigdala, dan
Hippocampus.

1. Talamus

Talamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai pusat penerimaan
untuk sensor data dan sinyal-sinyal motorik.
       Saluran neuron dari talamus ke neokorteks adalah saluran yang besar dan panjang
(jauh), kajian neurologi mendapati hadirnya gumpalan saluran neuron yang lebih halus (kecil
dan pendek) yang menghubungkan talamus ke wilayah amigdala.
Stimulus (mata, telinga dan pancaindra lainnya)  Otak  Talamus  Sinaps
Tunggal  Amigdala
Isyarat ini oleh amigdala memberi reaksi atau respon emosi. Isyarat ke dua dari
talamus di salurkan ke neokorteks untuk proses berfikir. Percabangan ini akan menyebabkan
Amigdala (emosi) akan bertindak lebih cepat sebelum Neokorteks (sempat berfikir). Maka
ini menjelaskan mengapa ada saatnya emosi bertindak lebih cepat sebelum otak rasional
sempat berfikir.
Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa talamus dapat membuat gelombang
untuk memblokade semua suara saat tubuh kita tertidur. Sekelompok tim yang di pimpin
oleh Dr. Jeffrey ellenbogen dari sekolah kesehatan Harvard, boston meneliti tentang
gelombang tidur yang di duga memblokir efek dari suara-suara dan informasi sensor yang
masuk ke otak saat tertidur di sebabkan oleh tubulus. Dr. Jeffrey mengamati para
sukarelawan setiap malamnya menggunakan sebuah alat yang merekam aktivitas kelistrikan
pada otak. Sukarelawan yang memiliki tingkat gelombang tidur yang tinggi tidak terbangun
karena suara suara bising saat malam ke 2 dan ke 3, beberapa bahkan tidak menyadari bahwa
ada suara2 yang mengganggu saat mereka tertidur. Dr. Jeffrey berpendapat bahwa semua itu
karena talamus dapat membuat gelombang untuk memblokade semua suara saat seseorang
tertidur.

Gambar 1. Talamus
2. Hipothalamus

Hipotalamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus , tempat
neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada hipofisis. Terletak di dasar otak
depan.
Hipotalamus juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem limfatik dan
merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian otak menuju ke korteks otak besar yang
mengatur bermacam-macam fungsi seperti suhu tubuh, pola tidur, keseimbangan air, rasa
lapar dan kenyang , rasa haus, emosi , dan tingkah laku reproduktif. 
Adapun fungsi hipotalamus yang lebih mendetail adalah sebagi berikut :

1. Dalam pengaturan suhu tubuh


2.  Pengatur nutrisi
3. Pengaturan agar tetap sadar
4. Penumbuhan sifat agresif  
5. Tempat sekresi hormone yang memengaruhi pengeluaran hormonepafa kelenjar
hipofisis
6. Pengaturan dalam gerak refleks
7. Fisiologi denyut jantung
8. Berperan dalam pernapas
9. Perlebaran dan penyempitan pembuluh darah

 Hipotalamus terbagi atas :


1. Hipotalamus anterior   merupakan pusat yang mengatur rasa haus , aktifitas seksual
yg di aktifasi oleh hormon seks , dan  keringat yang disebabkan panas .
2. Hipotalamus posterior  merupakan pusat yang mengatur ketika kita merasa dingin
dan mencium bau .
3. Hipotalamus lateral merupakan pusat yang mengatur rasa lapar , respon ketika kita
merasa takut atau berani. Di bagian hipotalamus inilah terdapat banyak neuron yang
berhubungan langsung dengan bagian inti sel hipotalamus tengah.
4. Hipotalamus ventral berfungsi mensintesis beberapa hormon untuk dikirim ke bagian
tonjolan akson yang akan  dilepaskan ke dalam darah dan disampaikan di hipofisis
anterior.
5. Hipotalamus Ventromedial merupakan pusat yang mengatur ketika kita merasa
kenyang.

Gambar 2. Hipotalamus

3. Amigdala

Amigdala berasal dari bahasa Latin  Amigdalae  yaitu sekelompok saraf yang
berbentuk seperti kacang almond. Berfungsi dalam pengolahan data sensorik dan ingatan
atas emosi. Tubuh akan bereaksi menggunakan amigdala sebagai pusat emosi lebih cepat
daripada tubuh menyadari apa yang dilakukannya. Emosi yang ditangkap oleh amigdala akan
dirasionalisasikan oleh salah satu komponen dari system limbic yang lain yang dinamakan
korteks prefrontal. Ketika amigdala mengontrol emosi, korteks prefrontal mengendalikannya
dalam proporsi seimbang.
Amigdala maupun Hipotalamus ( yang juga menerima sinyal dari amigdala ) memiliki
fungsi ganda yang saling berlawanan, artinya perubahan yang akan dihasilkan dari
perangsangan ini dapat memicu kompoen pembentuk stres maupun juga komponen
pembentuk ketentraman jiwa. Komponen perilaku ini berada pada nucleus-nukleus berbeda
sehingga pemunculannya pun tergantung pada bagian mana yang mengalami perangsangan.
Jika emosi timbul, hal ini akan terjadi umpan balik dimana rangsangan ini akan terjadi
ppeningkatan keresahan sehingga situasi panic yang akhirnya akan timbul. Karena
rangsangan ini terjadi pengembalian melalui hipotalamus ke system limbik kemudian ke
korteks prefrontal. Di korteks prefrontal akan terjadi peningkatan kadar katekolamin
( sekelompok hormone yang memiliki gugus kotekol yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal
dalam menanggapi stress ( University of California, San Diego,Health Library ) ) sehingga
membuat orang yang sedang emosi tidak terkendali secara keseluruhan termasuk tidak
terkontrol dalam perbuatan.
Mekanisme kerjanya, amigdala memproses emosi secara langsung atau melalui system
limbil yang lain yang sinyalnya diberikan oleh amigdala. Untuk komponen emosi yang
kerjanya dijalarkan ke hipotalamus, maka yang menentukan komponen emosi apa yang akan
timbul ( senang atau kecewa, marah atau bahagia serta komponen lain ) ditentukan oleh
amigdala. Hipotalamus hanya sebagai tempat pembentukan, tapi konsep atau pola emosi
yang akan dibentuk sudah ditentukan oleh amigdala meskipun hipotalamus sendiri dapat
menghasilkan komponen prilaku dengan menggunakan rangsangan listrik.
Dengan demikian, Amigdala berperan besar dalam memebentuk kepribadian
seseorang. Jika amigdala bekerja dengan baik, maka baik pula sistem yang lain. Karena
pengaruhnya sehingga menghasilkan kepribadian yang baik pula terhadap seseorang.

Gambar 3. Amigdala
4. Hippocampus

Hippocampus berasal dari  bahasa Yunani; hippo: kuda, kampos:monster laut. Disebut
kudalaut, dilihat dari bentuknya yang menyerupai kudalaut. Hippocampus  berfungsi sebagai
kegiatan mengingat dan navigurasi ruangan. hippocampus juga bertanggung jawab untuk
menyimpan kenangan, biasanya bagian ini akan mengalami atrophy rata-rata pada usia 55-60
tahun.
Psikolog dan ahli saraf umumnya sepakat bahwa hippocampus memiliki peran penting
dalam pembentukan kenangan baru tentang peristiwa yang dialami (memori episodik atau
otobiografi). 
 Kerusakan pada hippocampus tidak mempengaruhi beberapa tipe memori, seperti
kemampuan untuk belajar motor baru atau keterampilan kognitif (memainkan alat musik,
atau memecahkan teka-teki jenis tertentu, misalnya). Fakta ini menunjukkan bahwa
kemampuan tersebut tergantung pada jenis memori (memori prosedural) dan wilayah otak
yang berbeda. Lebih lanjut, pasien amnesic sering menunjukkan "implisit" memori untuk
pengalaman bahkan tanpa adanya pengetahuan sadar. Dalam hippocampus, arus informasi
sebagian besar searah, dengan sinyal merambat melalui serangkaian lapisan sel padat,
pertama ke dentate gyrus, kemudian ke lapisan CA3, kemudian ke lapisan CA1, kemudian ke
subiculum, kemudian keluar dari hippocampus ke EC. Masing-masing lapisan juga
mengandung sirkuit intrinsik kompleks dan koneksi longitudinal yang luas.
Gambar 4. Hippocampus

BAB III
PEMBAHASAN

Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu
antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada tubuh kita terdapat suatu
sistem yang mengatur semua organ tersebut. Sistem tersebut adalah sistem koordinasi yang
berpusat pada satu organ yaitu otak.Otak merupakan pusat koordinasi utama, terletak di rongga
kepala dan dilindungi oleh tempurung kepala dan jaringan meninges,otak terdiri dari Otak Besar
(serebrum), merupakan pusat pengendali kegiatan yang disadari.Terdiri dari dua bagian yaitu
belahan kiri yang mengendalikan tubuh bagian kanan dan belahan kanan yang mengendalikan
tubuh bagian kiri.
Otak tengah( mesensefalon) berkaitan dengan refleks mata, tonus (kontraksi terus-menerus)
otot, dan posisi tubuh.Otak Depan (diensefalon),Otak depan terdiri dari Talamus dan
Hipotalamus.Talamus berfungsi menerima semua rangsangan kecuali bau dan meneruskannya ke
area sensorik otak besar,hipotalamus berkaitan dengan pengaturan suhu dan nutrien, penjagaan
kesadaran dan penumbuhan sikap agresif.Otak Kecil (serebelum) terbagi menjadi dua, yaitu
belahan kiri dan kanan,kedua belahan dihubungkan dengan jembatan varol.Otak kecil mengatur
keseimbangan tubuh dan pusat koordinasi kerja otot ketika bergerak.
Sumsum Lanjutan (medula oblongata) berperan mengatur denyut jantung, penyempitan
pembuluh darah, gerak menelan, batuk, bersin, bersendawa dan muntah.Bagian Sumsum lanjutan
yang menghubungkan otak adalah pons, berfungsi sebagai pengatur pernafasan Sumsum Tulang
Belakang (medula spinalis).Merupakan sambungan dari sumum lanjutan sampai vertebra
lumbalis. Sumsum tulang belakang berperan dalam gerak reflek (tak sadar).Sumsum tulang
belakang terdiri dari dua bagian, yaitu Ventral (mengarah ke perut dan   Dorsal (mengarah ke
punggung).

2.1 Struktur Sel Saraf


Sel saraf terdiri dari Neuron dan Sel Pendukung

2.3.1 Neuron
Adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion
Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
 Satu nukleus tunggal, nucleolus yang menonjol dan organel lain seperti
kompleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol
dan tidak dapat bereplikasi.
 Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom
bebas serta berperan dalam sintesis protein.
 Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui
mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
b) Dendrit
Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi
untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson
Suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite. Bagian
ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau
kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.
Gambar 2.1 Stuktur Neuron

2.3.2 Klasifikasi Neuron


Berdasarkan Fungsi dan Arah transmisi Impulsnya, neuron diklasifikasi
menjadi :

 Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada


organ indera atau suatu organ internal ke SSP (Sistem Saraf Pusat).
 Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP (Sistem Saraf Pusat) ke
efektor /otot
 Neuron konektor ditemukan seluruhnya dalam SSP (Sistem Saraf Pusat)
Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau
menyampaikan informasi ke interneuron lain.

Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan menjadi :


 Neuron unipolar hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi satu
cabang sentral yang berfungsi sebagai satu akson dan satu cabang perifer
yang berguna sebagai satu dendrite. Jenis neuron ini merupakan neuron-
neuron sensorik saraf perifer (misalnya sel-sel ganglion cerebrospinalis).
 Neuron bipolar mempunya dua serabut, satu dendrite dan satu akson. Jenis
ini banyak dijumpai pada epithel olfaktorius dalam retina mata dan dalam
telinga dalam.
 Neuron multipolar mempunyai banyak dendrite dan satu akson. Jenis neuron
ini merupakan yang paling sering dijumpai pada sistem saraf sentral (sel saraf
motoris pada cornu anterior dan lateralis medulla spinalis, sel-sel ganglion
otonom).

Gambar 2.2 Klasifikasi Neuron berdasarkan bentuknya

Gambar 2.3 Klasifikasi Neuron berdasarkan fungsinya


2.3.3 Sel Pendukung ( sel Neuroglia dan sel Schwann )
 Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai macam sel
yang secara keseluruhan menyokong, melindungi, dan sumber nutrisi sel
saraf pusat pada otak dan medulla spinalis.
 Sel Schwann merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron diluar
sistem saraf pusat.
Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron dengan perbandingan
sekitar sepuluh banding satu. Ada empat sel neuroglia yang berhasil
diindentifikasi yaitu :
a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus
panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel
atau “kaki vascular”. Berfungsi sebagai “sel pemberi makan” bagi neuron
yang halus. Bagian ini juga membentuk dinding perintang antara aliran
kapiler darah dengan neuron, sekaligus mengadakan pertukaran zat diantara
keduanya. Dengan kata lain, membantu neuron mempertahankan potensial
bioelektris yang sesuai untuk konduksi impuls dan transmisi sinaptik.
b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah
prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Merupakan sel glia yang
bertanggung jawab menghasilkan myelin dalam susunan saraf pusat. Sel ini
mempunyai lapisan dengan subtansi lemak mengelilingi penonjolan atau
sepanjang sel saraf sehingga terbentuk selubung myelin.
c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya
memiliki peran fagositik. Sel jenis ini ditemukan di seluruh sistem saraf pusat
dan dianggap berperan penting dalam proses melawan infeksi.
d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral
dan ronggal medulla spinalis. Merupakan neuroglia yang membatasi system
ventrikel sistem saraf pusat. Sel-sel inilah yang merupakan epithel dari Plexus
Coroideus ventrikel otak.
Gambar 2.4. Sel Neuroglia dan Sel Schwann

2.3.4 Selaput Myelin


Merupakan suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang menyelimuti
akson. Selubung myelin tidak kontinu di sepanjang tonjolan saraf dan terdapat celah-
selah yang tidak memiliki myelin, dinamakan nodus ranvier. Myelin ini berfungsi
dalam mempercepat penjalaran impuls dari transmisi di sepanjang serabut yang tak
bermyelin karena impuls berjalan dengan cara “meloncat” dari nodus ke nodus lain di
sepanjang selubung myelin. Cara transmisi seperti ini dinamakan konduksi saltatorik.
Tanpa selubung mielin, impuls akan bergerak seperti gelombang. Namun, impuls
akan bergerak melompat ketika melewati selubung mielin dengan kecepatan 120
meter/detik. Selubung mielin meningkatkan hambatan listrik. Dengan demikian,
mielinasi membantu mencegah impuls yang merupakan gelombang elektromagnetik
keluar meninggalkan akson.
Hal terpenting dalam peran myelin pada proses transmisi di serabut saraf dapat
terlihat dengan mengamati hal yang terjadi jika tidak lagi terdapat myelin disana.
Pada orang-orang dengan Multiple Sclerosis, lapisan myelin yang mengelilingi
serabut saraf menjadi hilang.
Sejalan dengan hal itu orang tersebut mulai kehilangan kemampuan untuk
mengontrol otot-otonya dan akhirnya menjadi tidak mampu sama sekali.

Gambar 2.5 Struktur Myelin dan Nodus Ranvier

2.2 Jenis Sel Saraf

Gambar 2.6 jenis sel saraf


A. Unipolar Neuron
B. Biopolar Neuron
C. Interneuron
D. Pyramidal Cell
E. Motor Neuron
2.3 Neurotransmitter
Merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam
gelembung sinaptik pada ujung akson, Zat kimia ini dilepaskan dari ujung akson
terminal dan juga direabsorpsi untuk daur ulang.
Neurotransmitter merupakan cara komunikasi antar neuron, setiap neuron
melepaskan satu transmitter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas
sel neuron, sehingga neuron menjadi lebih kurang dapat menyalurkan impuls.
Diketahui terdapat 30 macam neurotransmitter, diantaranya adalah Norephinephrin,
Acetylcholin, Dopamin, Serotonin, Asam Gama-Aminobutirat (GABA) dan Glisin.

Gambar 2.7 Synaps dan Neurotransmitter

2.4 Synaps
Synaps merupakan tempat dimana neuron mengadakan kontak dengan neuron
lain atau dengan organ-organ efektor, dan merupakan satu-satunya tempat dimana
suatu impuls dapat lewat dari suatu neuron ke neuron lainnya atau efektor. Ruang
antara satu neuron dan neuron berikutnya dikenal dengan celah sinaptik (Synaptic
cleft). Neuron yang menghantarkan impuls saraf menuju sinaps disebut neuron
prasinaptik dan neuron yang membawa impuls dari sinaps disebut neuron
postsinaptik.
Sinaps sangat rentan terhadap perubahan kondisi fisiologis :
1. Alkalosis
Diatas PH normal 7,4 meningkatkan eksitabilitas neuronal. Pada PH 7,8 konvulsi
dapat terjadi karena neuron sangat mudah tereksitasi sehingga memicu output
secara spontan.
2. Asidosis
Dibawah PH normal 7,4 mengakibatkan penurunan yang sangat besar pada
output neuronal. Penurunan 7,0 akan mengakibatkan koma.
3. Anoksia
Atau biasa yang disebut deprivasi oksigen, mengakibatkan penurunan
eksitabilitas neuronal hanya dalam beberapa detik.

4. Obat-obatan
Dapat meningkatkan atau menurunkan eksitabilitas neuronal.
o Kafein menurunkan ambang untuk mentransmisi dan mempermudah
aliran impuls.
o Anestetik local (missal novokalin dan prokain) yang membekukan suatu
area dapat meningkatkan ambang membrane untuk eksitasi ujung saraf.
o Anastetik umum menurunkan aktivasi neuronal di seluruh tubuh.

2.5 Impuls Saraf


Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut
adalah sebagai berikut.

2.6.1 Gerak Sadar


Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena disengaja atau
disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang
panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.
2.6.2 Gerak Refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls
yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan
tidak melewati otak..
Contoh gerak refleks adalah sebagai berikut:
 Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.
 Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada benda asing yang
masuk ke mata.
 Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat busuk.
 Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
 Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.

2.6.3 Perambatan Impuls Saraf


1. Setelah inisiasi, potensial aksi menjalar di sepanjang serabut saraf dengan
kecepatan dan amplitude yang tetap.
2. Arus listrik local menyebar ke area membran yang berdekatan. Hal ini
menyebabkan gerbang natrium membuka dan mengakibatkan gelombang
depolarisasi menjalar di sepanjang saraf.
3. Dengan cara ini, sinyal atau impuls saraf, ditransmisi dari satu sisi ke delam
sistem saraf sisi yang lain.
2.6 Pembagian Sistem Saraf

Gambar 2.8

Pembagian Sistem Saraf Sistem saraf dibagi

dua yakni :
o Saraf Pusat berupa Otak dan Medulla Spinalis.
o Saraf Tepi

  Sistem Saraf Tepi / Perifer


Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang  menghubungkan semua bagian 
tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi terdiri atas reseptor sensorik
dan efektor motorik. Reseptor sensorik terletak pada organ, bertugas mendeteksi
perubahan lingkungan luar atau dalam tubuh, serta mengkomunikasikannya pada
sistem saraf pusat melalui saraf sensorik aferen.
Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan
medulla spinalis (sumsum tulang belakang). Sistem ini juga mencakup saraf
kranial yang berasal dari otak, saraf spinal yang berasal dari medulla spinalis,
ganglia, reseptor sensorik yang berhubungan, dan sistem saraf otonom yang
mempunyai dua divisi utama: sistem saraf simpatis (torakolumbar) dan sistem
saraf parasimpatis (kraniosakral) (Sloane, 2003).
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar (sistem saraf somatik) dan
sistem saraf tak sadar (sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol
aktivitas yang kerjanya diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol
aktivitas yang tidak dapat diatur otak, antara lain denyut jantung, gerak saluran
pencernaan, dan sekresi keringat (Putrz & Pabst, 2000).

1.      Tipe- tipe sistem saraf


Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik (sadar) dan sistem saraf otonom
(tak sadar). 
a.    Sistem Saraf Sadar (Somatik)
Sistem saraf sadar disusun oleh serabut saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-
saraf yang keluar dari otak dan serabut saraf sumsum tulang belakang (saraf
spinal), yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang (Sloane, 2003).
Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus
yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus
vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat
luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf
otak yang paling penting.
Serabut saraf otak (saraf kranial) ada 12 pasang yang terdiri dari (Sloane,
2003):
1)      Saraf Kranial I (Olfactorius)
Saraf Kranial I (olfactorius) merupakan saraf sensorik.
Berfungsi untuk penciuman, sensori menerima rangsang dari hidung, dan
menghantarkannya ke otak untuk diproses sebagai sensasi bau II.
Mekanisme sistem olfaktorius dimulai dengan sisi yang menerima rangsangan
olfaktorius. Saraf ini merupakan saraf sensorik murni yang serabut-serabutnya
berasal dari membran mukosa hidung dan menembus area kribriformis dari tulang
etmoidal untuk bersinaps di bulbus olfaktorius, dan dari sinilah traktus olfaktorius
berjalan dibawah lobus frontal dan berakhir di lobus temporal bagian medial sisi
yang sama.
2)      Saraf Kranial II (Opticus) 
Saraf Kranial II (Opticus) adalah saraf sensorik.
Berfungsi untuk penglihatan, input refleks focusing, dan konstriksi pupil di
limbic, sensori menerima rangsang dari mata, serta menghantarkannya ke otak
untuk diproses sebagai persepsi visual III.
Mekanisme :saraf optikus merupakan saraf sensorik murni yang dimulai di retina.
Serabut-serabut saraf ini, ini melewati foramen optikum di dekat arteri optalmika
dan bergabung dengan saraf dari sisi lainnya pada dasar otak untuk membentuk
kiasma optikum, Serabut-serabut dari lapangan visual temporal (separuh bagian
nasal retina) menyilang kiasma, sedangkan yang berasal dari lapangan visual nasal
tidak menyilang. Serabut-serabut untuk indeks cahaya yang berasal dari kiasma
optikum berakhir di kolikulus superior, dimana terjadi hubungan dengan kedua
nuklei saraf okulomotorius. Sisa serabut yang meninggalkan kiasma berhubungan
dengan penglihatan dan berjalan di dalam traktus optikus menuju korpus
genikulatum lateralis. Dari sini serabut-serabut yang berasal dari radiasio optika
melewati bagian posterior kapsula interna dan berakhir di korteks visual lobus
oksipital.Dalam perjalanannya serabut-serabut tersebut memisahkan diri sehingga
serabut-serabut untuk kuadran bawah melalui lobus parietal sedangkan untuk
kuadaran atas melalui lobus temporal. Akibat dari dekusasio serabut-serabut
tersebut pada kiasma optikum serabut-serabut yang berasal dari lapangan
penglihatan kiri berakhir di lobus oksipital kanan dan sebaliknya.
3)      Saraf Kranial III (Okulomotorius) 
Saraf Kranial III (Okulomotorius) adalah saraf motorik.
Berfungsi: pergerakan bola mata elevasi alis, konstriksi pupil, dan memfokuskan
lensa. Saraf ini mengontrol sebagian besar gerakan mata, konstriksi pupil, dan
mempertahankan terbukanya kelopak mata (saraf kranial IV dan VI juga
membantu pengontrolan gerakan mata.)
4)      Saraf Kranial IV (Trochearis)
SK IV (Trochlearis) adalah saraf motorik.
Berfungsi sebagai pergerakan bola mata ke bawah. 
5)      Saraf Kranial V (Trigeminus) 
Saraf Kranial V (Trigeminus) adalah saraf motorik dan saraf sensorik.
Terbagi atas:
a)    Syaraf optalmik adalah saraf sensorik. Berfungsi: input dari kornea, rongga
hidung bagian atas, kulit kepala bagian frontal, dahi, bagian atas alis, konjungtiva
kelenjar air mata.
b)   Syaraf maksilaris adalah saraf sensorik. Berfungsi:  input dari dagu, bibir atas,
gigi atas, mukosa rongga hidung, palatum, faring.
c)    Syaraf mandibularis adalah saraf motorik dan sensorik. Berfungsi:sensorik untuk
input dari lidah (bukan pengecapan), gigi bawah, kulit di bawah dagu; motorik
untuk mengunyah.
6)      Saraf Kranial VI (Abdusen) 
Saraf Kranial VI (Abdusen) adalah saraf motorik. Berfungsi : pergerakan mata ke
lateral.
7)      Saraf Kranial VII (Fasialis)
Saraf Kranial VII (Fasialis) adalah saraf motorik dan sensorik.
Berfungsi: sensorik untuk menerima rangsang dari bagian anterior lidah untuk
diproses di otak sebagai sensasi rasa; motoric untuk mengendalikan otot wajah
untuk menciptakan ekspresi wajah.
Mekanisme:saraf fasialis mempunyai fungsi motorik dan fungsi sensorik fungsi
motorik berasal dari nukleus motorik yang terletak pada bagian ventrolateral dari
tegmentum pontin bawah dekat medulla oblongata. Fungsi sensorik berasal dari
nukleus sensorik yang muncul bersama nukleus motorik dan saraf
vestibulokoklearis yang berjalan ke lateral ke dalam kanalis akustikus
interna.Serabut motorik saraf fasialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah yang
terdiri dari otot orbikularis okuli, otot buksinator, otot oksipital, otot frontal, otot
stapedius, otot stilohioideus, otot digastriktus posterior, dan otot platisma. Serabut
sensorik menghantar persepsi pengecapan bagian anterior lidah.
8)      Saraf Kranial VIII(Vestibulocochlearis)
Saraf Kranial VIII(Vestibulocochlearis) adalah saraf sensorik.
Berfungsi:vestibular untuk keseimbangan, sedangkan cochlearis untuk
pendengaran.
Mekanisme: saraf vestibulokoklearis terdiri dari dua komponen, yaitu serabut-
serabut sensorik (aferen) yang mengurusi pendengaran dan vestibuler yang
mengandung serabut-serabut sensorik (aferen) yang mengurusi keseimbangan.
Serabut-serabut untuk pendengaran berasal dari organ corti dan berjalan menuju
inti koklea di pons, dari sini terdapat transmisi bilateral ke korpus genikulatum
medial, dan kemudian menuju girus superior lobus temporalis. Serabut-serabut
untuk keseimbangan mulai dari utrikulus dan kanalis semisirkularis dan
bergabung dengan serabut-serabut auditorik di dalam kanalis fasialis. Serabut-
serabut ini kemudian memasuki pons, serabut vestibutor berjalan menyebar
melewati batang dan serebelum.
9)      Saraf Kranial IX(Glossofaringeus) 
Saraf Kranial IX(Glossofaringeus) adalah saraf motorik dan sensorik.
Berfungsi: motorik untuk membantu menelan; sensorikuntuk menerima rangsang
dari bagian posterior lidah untuk diproses di otak sebagai sensasi rasa.
Mekanisme: saraf glosofaringeus menerima gabungan dari saraf vagus dan
asesorius pada waktu meninggalkan kranium melalui foramen tersebut, saraf
glosofaringeus mempunyai dua ganglion, yaitu ganglion intrakranialis superior
dan ekstrakranialis inferior. Setelah melewati foramen, saraf berlanjut antara arteri
karotis interna dan vena jugularis interna ke otot stilofaringeus. Di antara otot ini
dan otot stiloglosal, saraf berlanjut ke basis lidah dan mempersarafi mukosa
faring, tonsil dan sepertiga posterior lidah.

10)  Saraf Kranial X (Vagus)


Saraf Kranial X (vagus) adalah saraf motorik dan sensorik.
Berfungsi: sensori untuk menerima rangsang dari organ dalam; motorik untuk
mengendalikan organ-organ dalam XI.
Mekanisme: nervus vagus meninggalkan anterolateral bagian atas medula
oblongata sebagai rangkaian dalam jalur oliva dan pedunculus serebelaris inferior.
Serabut saraf meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare. Nervus vagus
memiliki dua ganglia sensorik, yaitu ganglia superior dan ganglio inferior. Nervus
vagus kanan dan kiri  akan masuk rongaa toraks dan berjalan di posterior radix
paru kanan untuk ikut membentuk plexus pulmonalis. Selanjutnya, nervus fagus
berjalan ke permukaan posterior esofagus dan ikut membentuk plexus esogafus.
Nervus fagus kanan kemudian akan didistrubusikan ke permukaan posterior gaster
melalui cabang celiaca yang besar ke duodenum, hepar, ginjal, dan usus halus
serta usus besar sampai sepertiga kolon transversum.
11)  Saraf Kranial XI(Aksesorius)
Saraf Kranial XI(Aksesorius) adalah saraf motorik.
Berfungsi: motorik untuk mengendalikan pergerakan kepal. Saraf ini dilengkapi
saraf asesoris, yaitu saraf motorik yang mempersarafi otot sternokleidomastoideus
dan bagian atas otot trapezius. Otot sternokleidomastoideus yang berfungsi
memutar kepala ke samping dan otot trapezius memutar skapula bila lengan
diangkat ke atas.
Mekanisme: nervus asesoris merupakan saraf motorik yang dibentuk oleh
gabungan radix cranialis dan radix spinalis. Radix spinalis berasal dari C1-C5 dan
masuk ke dalam tengkorak melalui foramen magnum, bersatu dengan saraf kranial
membentuk nervus asesoris. Nervus asesoris ini kemudian keluar dari tengkorak
melalui foramen jugulare dan kembali terpisah, saraf spinalnya akan menuju otot
sternocleidomastoid dan trapezius di leher yang berfungsi untuk menggerakkan
leher dan kepala, sedangkan saraf kranialnya akan bersatu dengan vagus
melakukan fungsi motorik brakial di faring, laring, dan palate.
12)  Saraf Kranial XII(Hipoglosus)
Saraf Kranial XII(Hipoglosus) adalah saraf motorik. Berfungsi: pergerakan lidah
saat bicara dan mengunyah.
Pasangan saraf-saraf ini diberi nomor sesuai urutan dari depan hingga
belakang, Saraf-saraf ini terhubung utamanya dengan struktur yang ada
di kepala dan leher manusia seperti mata,hidung, telinga, mulut, dan lidah.
Pasangan I dan II mencuat dari otak besar, sementara yang lainnya mencuat
dari batang otak.
Tabel 1.1. Serabut Saraf Otak (Saraf Kranial)

Saraf Kranial Tempat keluar-masuk pada Otak

I         : Fila olfaktoria Bulbus olfaktorius


II       : N. Opticus Chiasma optikum
III     : N. Pedunculus Cerebri, sulcus oculomotorius
Oculomotorius
IV     : N.Trochlearis Dorsal dari tectum mesencephali
V       : N. Trigeminus Tepi samping pons.
-N. opthalmicus [V/1] Ketiga cabang neuron Trigeminus di

-N. Maxillaris [V/2] ganglion trigeminale (Gasseri)

-N. Mandibularis [V/3]

N. VI      : N. Abducens Antara pons dan pyramis


N. VII     : N. Facialis Sudut jembatan otak kecil (Angulus pontocerebellaris)
N. VIII   : N.
Vestibulocochlearis
N. IX      : N. Medula oblongata, Sulcus posterolateralis
Glossopharyngeus (retroolivaris)
N. X        : N. Vagus
N. XI      : N.
Accessorius
N. XII     : N. Medula oblongata, Sulcus anterolateralis
Hypoglossus
    (sumber: Putrz & Pabst, 2000)

Tabel 1.2. Fungsi-Fungsi Serabut Saraf Otak (Saraf Kranial)

ASE Somato-Efferent Persarafan rangka-jaringan otot pada batang tubuh dan


Umum ekstremitas (III, IV, VI, XII)
AVE Viscero-Efferent Persarafan jaringan otot pada organ-organ dalam perut
Umum dan jaringan otot pembuluh darah
SVE Viscero-Efferent Persarafan jaringan otot mimic, jaringan otot
Khusus pengunyah, pharyng, bagian-bagian oesophagus,
m.sternocleidomastoideus, m. trapezius (V, VII, IX, X,
XI)
ASA Somato-Afferent Informasi dari reseptor-reseptor mekanik pada kulit dan
Umum alat pergerakan (V, VII, IX, X)
SSA Somato-Afferent Melihat, mendengar, perasaan, keseimbangan (II, VIII)
Khusus
AVA Viscero-Afferent Informasi dari organ-organ dalam perut, pembuluh
Umum darah, dll (IX, X)
SVA Viscero-Afferent Penciuman, pengecap (I, VII, IX, X)
Khusus
Sedangkan, serabut saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal) berjumlah
31 pasang saraf gabungan (sensorik-motorik). Sistem saraf spinal (tulang
belakang) berasal dari arah dorsal, sehingga sifatnya sensorik.
Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf
leher(saraf cervical C1-C8), 12 pasang saraf punggung(saraf thorax T1-T12), 5
pasang saraf pinggang(saraf lumbar L1-L5), 5 pasang saraf pinggul(saraf sacral
S1-S5), dan satu pasang saraf ekor (saraf coccyigeal). Saraf spinal diberi nama
dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebra tempat munculnya saraf tersebut.
Tabel 1.3. Sistem Saraf Sumsum Tulang Belakang (Spinal)
Jumlah Medula spinalis daerah Menuju
7 pasang Serviks Kulit kepala, leher dan otot
tangan
12 pasang Punggung Organ-organ dalam
5 pasang Lumbal/pinggang Paha
5 pasang Sakral/kelangkang Otot betis, kaki dan jari kaki
1 pasang Koksigeal Sekitar  tulang  ekor
(sumber: systembiosaraf.wordpress.com, 2010)
Otot – otot representatif dan segmen-segmen spinal yang bersangkutan serta
persarafannya:
a)    Otot bisep lengan C5 – C6
b)   Otot trisep C6 – C8
c)    Ototbrakial C6 – C7
d)   Otot intrinsic tangan C8 – T1
e)    Susunan otot dada T1 – T8
f)    Otot abdomen T6 – T12
g)   Otot quadrisep paha L2 – L4
h)   Otot gastrok nemius reflek untuk ektensi kaki L5 – S2
Kemudian diantara beberapa saraf, ada yang menjadi satu ikatan atau
gabungan(pleksus)membentuk jaringan urat saraf.Pleksusterbagi menjadi 3
macam,yaitu:
a)    Plexus cervicalis (gabungan urat saraf leher )
b)   Plexus branchialis (gabungan urat saraf lengan)
c)    Plexus lumbo sakralis (gabungan urat saraf punggung dan pinggang)
Setiap saraf spinal keluar dari sumsum tulang belakang dengan dua buah akar,
yaitu akar depan (anterior) dan akar belakang (posterior). Setiap akar anterior
dibentuk oleh beberapa benang akar yang meninggalkan sumsum tulang belakang
pada satu alur membujur dan teratur dalam satu baris. Tempat alaur tersebut
sesuai dengan tempat tanduk depan terletak paling dekat di bawah permukaan
sumsum tulang belakang. Benang-benang akar dari satu segmen berhimpun untuk
membentuk satu akar depan. Akar posterior pun terdiri atas benang-benang akar
serupa, yang mencapai sumsum tulang belakang pada satu alur di permukaan
belakang sumsum tulang belakang. Setiap akar belakang mempunyai sebuah
kumpulan sel saraf yang dinamakan simpul saraf spinal. Akar anterior dan
posterior bertaut satu sama lain membentuk saraf spinal yang meninggalkan
terusan tulang belakang melalui sebuah lubang antar ruas tulang belakang dan
kemudian segera bercabang menjadi sebuah cabang belakang, cabang depan, dan
cabang penghubung.
Cabang-cabang belakang saraf spinal mempersarafi otot-otot punggung sejati
dan sebagian kecil kulit punggung. Cabang-cabang depan mempersarafi semua
otot kerangka batang badan dan anggota-anggota gerak serta kulit tubuh kecuali
kulit punggung. Cabang-cabang depan untuk persarafan lengan membentuk suatu
anyaman (plexus), yaitu anyaman lengan (plexus brachialis). Dari anyaman inilah
dilepaskan beberapa cabang pendek ke arah bahu dan ketiak, dan beberapa cabang
panjang untuk lengan dan tangan. Demikian pula dibentuk oleh cabang-cabang
depan untuk anggota-anggota gerak bawah dan untuk panggul sebuah anyaman
yang disebut plexus lumbosakralis, yang juga mengirimkan beberapa cabang
pendek ke arah pangkal paha dan bokong, serta beberapa cabang panjang untuk
tungkai atas dan tungkai bawah. Yang terbesar adalah saraf tulang duduk. Saraf
ini terletak di bidang posterior tulang paha.

b.    Sistem Saraf Tidak Sadar (Otonom)


Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak
disadari atau yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh
diatur oleh sistem saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf
otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik (Wilson,
2005).
Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf
preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem
saraf ini berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum
tulang belakang yang mempunyai aktivitas perangsangan. Fungsi dari sistem saraf
simpatik adalah untuk mempercepat denyut jantung, memperlebar pembuluh
darah, memperlebar bronkus, mempertinggi tekanan darah, memperlambat gerak
peristaltis, memperlebar pupil, menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi
ludah, dan meningkatkan sekresi adrenalin (Wilson, 2005).

Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral,


karena saraf preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf
parasimpatik berupa jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion
yang tersebar di seluruh tubuh. Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang
dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf parasimpatik berkaitan dengan
pertahanan tubuh dan perbaikan sumber-sumber tubuhdan memiliki fungsi yang
berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf
simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada sistem saraf
parasimpatik akan memperlambat denyut jantung(Wilson, 2005).
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).
Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama
cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum
sambung.
Tabel 1.4. Fungsi Saraf Otonom            

Parasimpatik Simpatik

a.      mengecilkan pupil a.      memperbesar pupil


b.      menstimulasi aliran ludah b.      menghambat aliran ludah
c.      memperlambat denyut jantung c.      mempercepat denyut jantung
d.      membesarkan bronkus d.      mengecilkan bronkus
e.      menstimulasi sekresi kelenjare.      menghambat sekresi kelenjar
pencernaan pencernaan
f.       mengerutkan kantung kemih f.       menghambat kontraksi kandung
kemih

SKEMA 
Sel saraf berdasarkan bentuk dan fungsinya (Gibson, 2002) adalah:
1)   Sel saraf sensorik (neuron aferen)
Merupakan jalur saraf yang menyalurkan rangsang dari ujung-ujung saraf
diseluruh otak atau sel saraf yang menghantarkan informasi dari reseptor sensorik
pada tubuh menuju sistem saraf pusat.
Bentuknya berbeda dari neuron aferen dan interneuron, di ujung perifernya
terdapat reseptor sensorik yang menghasilkan potensial aksi sebagai respon
terhadap rangsangan spesifik.
Sel saraf ini menghantarkan impuls(pesan) dari reseptor ke sistem saraf
pusat,dendritnya berhubungan dengan reseptor(penerima rangsangan ) dan ujung
aksonnya berhubungan dengan sel saraf asosiasi.
Klasifikasi reseptor sensoris menurut jenis stimulusnya, yaitu :
a)    Mekanoreseptor mendeteksi stimulus mekanis seperti nyeri,suara, dan raba
b)   Termoreseptor mendeteksi perubahan temperatur seperti panas dan dingin
c)    Nosiseptor mendeteksi kerusakan jaringan baik fisik maupun mekanik seperi
nyeri
d)   Elektromaknetik reseptor mendeteksi cahaya yang masuk ke mata seperti warna
dan cahaya
e)    Khemoreseptor mendeteksi pengecapan,penciuman,kadar O2 dan CO2
2)   Sel saraf motorik
Merupakan jalur saraf yang menyalurkan rangsang dari otak menuju ujung-
ujung saraf atau sel saraf yang menghantarkan informasi dari sistem saraf pusat
menuju otot/kelenjar.
Sel saraf ini mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot/skelet yang
hasilnya berupa tanggapan terhadap rangsangan. Badan sel saraf berada di sistem
saraf pusat dan dendritnya berhubungan dengan akson sel saraf asosiasi dan
aksonnya berhubungan dengan efektor(bagian motoris yang menghantarkan sinyal
ke otot/skelet).
Aktivitas sistem motoris tergantung dari aktivitas neuron motoris pada medula
spinalis. Input yang masuk ke neuron motorik menyebabkan 3 kegiatan dasar
motorik yaitu :
a)    Aktivitas volunter (di bawah kemauan)
b)   Penyesuaian posisi untuk suatu gerakan tubuh yang stabil
c)    Koordinasi kerja dari berbagai otot untuk membuat gerakan yang tepat dan mulus
3)   Sel saraf penghubung / intermedit / asosiasi (interneuron)
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.Neuron
ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi
ke interneuron lainnya. Beberapa interneuron dalam otak terkait dengan fungsi
berfikir, belajar, dan mengingat.
Sel saraf ini terbagi 2, yaitu :
a)    Sel saraf ajustor yaitu menghubungkan sel saraf sensoris dan motoris
b)   Sel saraf konektor yaitu untuk menghubungkan neuron yang satu dengan neuron
yang lainnya
BAB IV
PENUTUPAN

Kesimpulan

1. Sistem koordinasi berfungsi sebagai pengatur semua organ di dalam tubuh


tanpa saling mengganggu antara organ yang satu dengan organ yang
lainnya.
2. Sistem koordinasi berpusat pada otak.
3. Sistem Saraf Pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang.
4. Otak terdiri dari otak besar dan otak kecil.
5. Menurut letaknya otak terbagi atas otak depan, otak tengah, dan otak
belakang.
6. Otak Besar (serebrum), merupakan pusat pengendali kegiatan yang
disadari.
7. Otak Depan (diensefalon) berfungsi menerima semua rangsangan kecuali
bau dan meneruskannya ke area sensorik otak serta untuk pengaturan suhu
dan nutrien, penjagaan kesadaran dan penumbuhan sikap agresif
8. Otak tengah (mesensefalon) berkaitan dengan refleks mata, tonus
(kontraksi terus-menerus) otot, dan posisi tubuh.
9. Otak kecil berfungsi untuk mengatur keseimbangan tubuh dan pusat
koordinasi kerja otot ketika bergerak.
10. Sumsum Lanjutan (medula oblongata) berperan mengatur denyut jantung,
penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, batuk, bersin, bersendawa
dan muntah.
11. Sumsum tulang belakang berperan dalam gerak reflek (tak sadar).
DAFTAR PUSTAKA

Andi Imran (2011) Makalah Sistem Saraf di unduh dari http://andi-


imran.blogspot.com/2011/12/makalah-sistem-saraf.html pada 3 Juni 2013

Arrahman (2012) Sistem Saraf Pusat dan Kranial diunsuh dari


http://arahmancempi.blogspot.com/2012/04/makalah-sistem-saraf-pusat-
dan-kranial.html pada 27 Mei 2013

Astuti, P. 2007. Sistem Saraf dan Otot. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta

Banks, WJ. 1993. Applied Veterinary Histology. USA : Mosby Inc. Cunningham,
James G. 2002. Text Book of Veterinary Physiology. Philadelphia: W.B
Sunders Company

Guyton, A.C. and J.E Hall. 2006. Text Book of Medical Physiology 11th edition.
Philadelphia : Elsevier Saunders

Muhammad Nuriy Nuha Naufal (2011) Sistem Saraf Pusat di unduh dari
http://diary-veteriner.blogspot.com/2011/10/sistem-syaraf-pusat.html pada 1
Mei 2013
Pangestiningsih,T.W.,Budipitojo,T.,Ariana.,Untoro,M.,Jatman,S,.2011.Petunjuk
Praktikum Blok 5 Sistem Saraf. Yogyakarta:Laboratorium Makroanatomi
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada

Psydoselomata(2011). Sistem Limbik di unduh dari


http://psydoselomata.blogspot.com/2011/10/sistem-limbik.html pada 31 Mei
2013

Scalon, Valerie C. 2007.Essential of Anatomy and Physiology 5th edition.


Philadelphia : F.A. Davis Company

Sisson,S and J.D.Grossman 1953.The Anatomy of The Domestic Animal. W. B.


Saunders Co.: Philadelph

Soewasono,R.,1974. Zoologi Anatomia Comparativa.Yogyakarta:Fakultas


Biologi Universitas Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai