Oleh :
Ami Astria
21174036
Pembimbing:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABULYATAMA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
petunjuk dan rahmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul Sistem Saraf Pusat.
Laporan ini secara khusus bertujuan untuk menunjang proses pembelajaran mata
kuliah Anatomi Fisiologi. Namun, dalam paparan pada makalah ini kami pun berbagi pengetahuan
dan wawasan pembaca mengenai Sistem Saraf Pusat. Kami berharap paparan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca, khususnya kepada para mahasiswa pemula yang sedang mempelajari Ilmu tentang
Laporan kasus ini sebagai rangkaian untuk memenuhi tugas akhir kegiatan Kepaniteraan Klinik di
bagian/ Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama di Rumah
Sakit Jiwa Aceh periode Juni-Juli 2022. Laporan kasus ini juga di peruntukkan guna menambah
wawasan pengetahuan. Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan
kerjasama yang telah diberikan selama penyusunan laporan kasus ini kepada dr. Luwinda Sp.S
selaku pembimbing refarat Kepaniteraan Klinik Rumah Sakit Jiwa Aceh dan teman seperjuangan
yang telah memberikan dorongan dan motivasi sehingga laporan kasus ini dapat di selesaikan.
Ami Astria
DAFTAR ISI
COVER MAKALAH 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I : PENDAHULUAN 5
Latar Belakang 5
Tujuan 6
1. Otak 8
1.1.2. Thalamus 12
1.1.3. Hypothalamus 13
Sistem Limbik 18
1. Talamus 19
2. Hipotalamus 20
3. Amigdala 22
4. Hippocamous 23
BAB IV : PENUTUP 26
Kesimpulan 26
DAFTAR PUSTAKA 31
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini
juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut
maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi
sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena kesadaran, pikiran,
ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan
memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf yang
puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk
hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.
Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi
tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi
(pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf,
sistem indra, dan sistem hormone.
.Oleh karna itu, kami menyusun makalah ini yang membahas tentang Sistem Saraf Pusat.
Sehingga pembaca dapat menambahkan wawasannya terhadap Sistem Saraf terutama pada bagian
Otak dan Sumsum Tulang Belakang
BAB II
DASAR TEORI
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula spinalis).
Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat penting maka perlu
perlindungan.
Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (bahasa Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang
belakang (bahasa Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan
fungsi yang sangat penting maka perlu perlindungan.
Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput
meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:
1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai
endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala. Di
antara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang
mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan
untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan
permukaan otak.
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk
kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
1. Otak
Otak terdiri dari dua belahan, belahan kiri mengendalikan tubuh bagian kanan,
belahan kanan mengendalikan belahan kiri. Mempunyai permukaan yang berlipat-lipat
untuk memperluas permukaan sehingga dapat ditempati oleh banyak saraf. Otak juga
sebagai pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, ingatan, kesadaran, dan kemauan.
Bagian dalamnya berwarna putih berisi serabut saraf, bagian luarnya berwarna kelabu
berisi banyak badan sel saraf.
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan
pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak
besar yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak
di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan
sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat
kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang
mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat
proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat
penglihatan terdapat di bagian belakang.
Gambar 1. Otak
Otak Depan
(Prosoncephalon)
Gambar 1.1. Otak Depan (Prosoncephalon)
Merupakan bagian terluas dan terbesar dari otak ,bentuk telur dan mengisi
penuh bagian atas rongga tengkorak. Adapun fungsi serebrum yaitu : untuk pusat
pengaturan semua aktivitas mental yaitu berkenaan dengan kepandaian
(Intelegensi), ingatan(memori), kesadaran, pusat menangis, keinginan buang air
besar maupun kecil. Terdiri atas:
a. Lobus frontalis (depan), sebagai area motorik yg membangkitkan impuls
untuk pergerakan volunteer. Area motorik kiri mengatur pergeakan sisi
kanan tubuh dan sebalikya.
b. Lobus oksipital (belakang), untuk pusat penglihatan
c. Lobus temporal (samping), untuk pusat pendengaran
d. Lobus parietal (tengah), untuk pusat pengatur kulit dan otot terhadap panas,
dingin, sentuhan,tekanan.
Antara bagian tengah dan belakang merupakan pusat perkembangan
kecerdasan,ingatan,kemauan dan sikap.
Gambar 1.1.1.a Otak Besar (Cerebrum)
Thalamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai “tempat
penerimaan untuk sementara” sensor data dan sinyal-sinyal motorik, contohnya
untuk pengiriman data dari mata dan telinga menuju bagian yang tepat dalam
korteks.
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak
tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar
endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur
refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
Otak tengah tidak berkembang dan tetap menjadi otak tengah.
Gambar 1.2. Otak Tengah (Mesencephalon)
Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna
putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang
melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas
disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor
dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar
dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal
terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel
saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motorik.
Sumsum tulang belakang adalah bagian SSP yang terletak di dalam canalis cervikalis
bersam ganglion radix pos yang terdapat pada setiap toramen intervertebralis terletak
berpasangan kiri dan kanan
Fungsi sumsum tulang belakang adalah :
a. Penghubung impuls dari dan ke otak
b. Memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks
c. Organ ini mengurus persyarafan tubuh,anggota badan dan bagian kepala.
Sistem Limbik
Diantara pusat otak dan korteks terletak sistem limbik. Limbik berasal dari bahasa latin yang
berarti batas. Sistem limbik memungkinkan kita mengontrol insting atau naluri kita.
Konsultasi antara pusat otak bagian atas dengan sistem limbik sangat penting dalam
formulasi emosi.
Sistem limbik dihubungkan dengan daerah korteks serebral yang terlibat dalam pembelajaran
kompleks, bernalar, dan personalitas.
Limbik perempuan lebih besar dari pada laki-laki, maka dari itu perempuan lebih sensitif
dalam hal berperasaan dibanding laki-laki karena semakin besar limbik seseorang, maka semakin
besar pula tingkat hubungan emosionalnya.
Sistem limbik terdiri atas bagian diensafalon yaitu, Talamus, Hipothalamus, Amigdala, dan
Hippocampus.
1. Talamus
Talamus terdiri dari sejumlah pusat syaraf dan berfungsi sebagai pusat penerimaan
untuk sensor data dan sinyal-sinyal motorik.
Saluran neuron dari talamus ke neokorteks adalah saluran yang besar dan panjang
(jauh), kajian neurologi mendapati hadirnya gumpalan saluran neuron yang lebih halus (kecil
dan pendek) yang menghubungkan talamus ke wilayah amigdala.
Stimulus (mata, telinga dan pancaindra lainnya) Otak Talamus Sinaps
Tunggal Amigdala
Isyarat ini oleh amigdala memberi reaksi atau respon emosi. Isyarat ke dua dari
talamus di salurkan ke neokorteks untuk proses berfikir. Percabangan ini akan menyebabkan
Amigdala (emosi) akan bertindak lebih cepat sebelum Neokorteks (sempat berfikir). Maka
ini menjelaskan mengapa ada saatnya emosi bertindak lebih cepat sebelum otak rasional
sempat berfikir.
Ada sebuah hipotesis yang menyatakan bahwa talamus dapat membuat gelombang
untuk memblokade semua suara saat tubuh kita tertidur. Sekelompok tim yang di pimpin
oleh Dr. Jeffrey ellenbogen dari sekolah kesehatan Harvard, boston meneliti tentang
gelombang tidur yang di duga memblokir efek dari suara-suara dan informasi sensor yang
masuk ke otak saat tertidur di sebabkan oleh tubulus. Dr. Jeffrey mengamati para
sukarelawan setiap malamnya menggunakan sebuah alat yang merekam aktivitas kelistrikan
pada otak. Sukarelawan yang memiliki tingkat gelombang tidur yang tinggi tidak terbangun
karena suara suara bising saat malam ke 2 dan ke 3, beberapa bahkan tidak menyadari bahwa
ada suara2 yang mengganggu saat mereka tertidur. Dr. Jeffrey berpendapat bahwa semua itu
karena talamus dapat membuat gelombang untuk memblokade semua suara saat seseorang
tertidur.
Gambar 1. Talamus
2. Hipothalamus
Hipotalamus adalah bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus , tempat
neurosekresi yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada hipofisis. Terletak di dasar otak
depan.
Hipotalamus juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem limfatik dan
merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian otak menuju ke korteks otak besar yang
mengatur bermacam-macam fungsi seperti suhu tubuh, pola tidur, keseimbangan air, rasa
lapar dan kenyang , rasa haus, emosi , dan tingkah laku reproduktif.
Adapun fungsi hipotalamus yang lebih mendetail adalah sebagi berikut :
Gambar 2. Hipotalamus
3. Amigdala
Amigdala berasal dari bahasa Latin Amigdalae yaitu sekelompok saraf yang
berbentuk seperti kacang almond. Berfungsi dalam pengolahan data sensorik dan ingatan
atas emosi. Tubuh akan bereaksi menggunakan amigdala sebagai pusat emosi lebih cepat
daripada tubuh menyadari apa yang dilakukannya. Emosi yang ditangkap oleh amigdala akan
dirasionalisasikan oleh salah satu komponen dari system limbic yang lain yang dinamakan
korteks prefrontal. Ketika amigdala mengontrol emosi, korteks prefrontal mengendalikannya
dalam proporsi seimbang.
Amigdala maupun Hipotalamus ( yang juga menerima sinyal dari amigdala ) memiliki
fungsi ganda yang saling berlawanan, artinya perubahan yang akan dihasilkan dari
perangsangan ini dapat memicu kompoen pembentuk stres maupun juga komponen
pembentuk ketentraman jiwa. Komponen perilaku ini berada pada nucleus-nukleus berbeda
sehingga pemunculannya pun tergantung pada bagian mana yang mengalami perangsangan.
Jika emosi timbul, hal ini akan terjadi umpan balik dimana rangsangan ini akan terjadi
ppeningkatan keresahan sehingga situasi panic yang akhirnya akan timbul. Karena
rangsangan ini terjadi pengembalian melalui hipotalamus ke system limbik kemudian ke
korteks prefrontal. Di korteks prefrontal akan terjadi peningkatan kadar katekolamin
( sekelompok hormone yang memiliki gugus kotekol yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal
dalam menanggapi stress ( University of California, San Diego,Health Library ) ) sehingga
membuat orang yang sedang emosi tidak terkendali secara keseluruhan termasuk tidak
terkontrol dalam perbuatan.
Mekanisme kerjanya, amigdala memproses emosi secara langsung atau melalui system
limbil yang lain yang sinyalnya diberikan oleh amigdala. Untuk komponen emosi yang
kerjanya dijalarkan ke hipotalamus, maka yang menentukan komponen emosi apa yang akan
timbul ( senang atau kecewa, marah atau bahagia serta komponen lain ) ditentukan oleh
amigdala. Hipotalamus hanya sebagai tempat pembentukan, tapi konsep atau pola emosi
yang akan dibentuk sudah ditentukan oleh amigdala meskipun hipotalamus sendiri dapat
menghasilkan komponen prilaku dengan menggunakan rangsangan listrik.
Dengan demikian, Amigdala berperan besar dalam memebentuk kepribadian
seseorang. Jika amigdala bekerja dengan baik, maka baik pula sistem yang lain. Karena
pengaruhnya sehingga menghasilkan kepribadian yang baik pula terhadap seseorang.
Gambar 3. Amigdala
4. Hippocampus
Hippocampus berasal dari bahasa Yunani; hippo: kuda, kampos:monster laut. Disebut
kudalaut, dilihat dari bentuknya yang menyerupai kudalaut. Hippocampus berfungsi sebagai
kegiatan mengingat dan navigurasi ruangan. hippocampus juga bertanggung jawab untuk
menyimpan kenangan, biasanya bagian ini akan mengalami atrophy rata-rata pada usia 55-60
tahun.
Psikolog dan ahli saraf umumnya sepakat bahwa hippocampus memiliki peran penting
dalam pembentukan kenangan baru tentang peristiwa yang dialami (memori episodik atau
otobiografi).
Kerusakan pada hippocampus tidak mempengaruhi beberapa tipe memori, seperti
kemampuan untuk belajar motor baru atau keterampilan kognitif (memainkan alat musik,
atau memecahkan teka-teki jenis tertentu, misalnya). Fakta ini menunjukkan bahwa
kemampuan tersebut tergantung pada jenis memori (memori prosedural) dan wilayah otak
yang berbeda. Lebih lanjut, pasien amnesic sering menunjukkan "implisit" memori untuk
pengalaman bahkan tanpa adanya pengetahuan sadar. Dalam hippocampus, arus informasi
sebagian besar searah, dengan sinyal merambat melalui serangkaian lapisan sel padat,
pertama ke dentate gyrus, kemudian ke lapisan CA3, kemudian ke lapisan CA1, kemudian ke
subiculum, kemudian keluar dari hippocampus ke EC. Masing-masing lapisan juga
mengandung sirkuit intrinsik kompleks dan koneksi longitudinal yang luas.
Gambar 4. Hippocampus
BAB III
PEMBAHASAN
Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu
antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi karena pada tubuh kita terdapat suatu
sistem yang mengatur semua organ tersebut. Sistem tersebut adalah sistem koordinasi yang
berpusat pada satu organ yaitu otak.Otak merupakan pusat koordinasi utama, terletak di rongga
kepala dan dilindungi oleh tempurung kepala dan jaringan meninges,otak terdiri dari Otak Besar
(serebrum), merupakan pusat pengendali kegiatan yang disadari.Terdiri dari dua bagian yaitu
belahan kiri yang mengendalikan tubuh bagian kanan dan belahan kanan yang mengendalikan
tubuh bagian kiri.
Otak tengah( mesensefalon) berkaitan dengan refleks mata, tonus (kontraksi terus-menerus)
otot, dan posisi tubuh.Otak Depan (diensefalon),Otak depan terdiri dari Talamus dan
Hipotalamus.Talamus berfungsi menerima semua rangsangan kecuali bau dan meneruskannya ke
area sensorik otak besar,hipotalamus berkaitan dengan pengaturan suhu dan nutrien, penjagaan
kesadaran dan penumbuhan sikap agresif.Otak Kecil (serebelum) terbagi menjadi dua, yaitu
belahan kiri dan kanan,kedua belahan dihubungkan dengan jembatan varol.Otak kecil mengatur
keseimbangan tubuh dan pusat koordinasi kerja otot ketika bergerak.
Sumsum Lanjutan (medula oblongata) berperan mengatur denyut jantung, penyempitan
pembuluh darah, gerak menelan, batuk, bersin, bersendawa dan muntah.Bagian Sumsum lanjutan
yang menghubungkan otak adalah pons, berfungsi sebagai pengatur pernafasan Sumsum Tulang
Belakang (medula spinalis).Merupakan sambungan dari sumum lanjutan sampai vertebra
lumbalis. Sumsum tulang belakang berperan dalam gerak reflek (tak sadar).Sumsum tulang
belakang terdiri dari dua bagian, yaitu Ventral (mengarah ke perut dan Dorsal (mengarah ke
punggung).
2.3.1 Neuron
Adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma.
a) Badan sel atau perikarion
Suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan neuron.
Bagian ini tersusun dari komponen berikut :
Satu nukleus tunggal, nucleolus yang menonjol dan organel lain seperti
kompleks golgi dan mitochondria, tetapi nucleus ini tidak memiliki sentriol
dan tidak dapat bereplikasi.
Badan nissi, terdiri dari reticulum endoplasma kasar dan ribosom-ribosom
bebas serta berperan dalam sintesis protein.
Neurofibril yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui
mikroskop cahaya jika diberi pewarnaan dengan perak.
b) Dendrit
Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan pendek serta berfungsi
untuk menghantar impuls ke sel tubuh.
c) Akson
Suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang dari dendrite. Bagian
ini menghantar impuls menjauhi badan sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau
kelenjar) atau ke badan sel neuron yang menjadi asal akson.
Gambar 2.1 Stuktur Neuron
2.4 Synaps
Synaps merupakan tempat dimana neuron mengadakan kontak dengan neuron
lain atau dengan organ-organ efektor, dan merupakan satu-satunya tempat dimana
suatu impuls dapat lewat dari suatu neuron ke neuron lainnya atau efektor. Ruang
antara satu neuron dan neuron berikutnya dikenal dengan celah sinaptik (Synaptic
cleft). Neuron yang menghantarkan impuls saraf menuju sinaps disebut neuron
prasinaptik dan neuron yang membawa impuls dari sinaps disebut neuron
postsinaptik.
Sinaps sangat rentan terhadap perubahan kondisi fisiologis :
1. Alkalosis
Diatas PH normal 7,4 meningkatkan eksitabilitas neuronal. Pada PH 7,8 konvulsi
dapat terjadi karena neuron sangat mudah tereksitasi sehingga memicu output
secara spontan.
2. Asidosis
Dibawah PH normal 7,4 mengakibatkan penurunan yang sangat besar pada
output neuronal. Penurunan 7,0 akan mengakibatkan koma.
3. Anoksia
Atau biasa yang disebut deprivasi oksigen, mengakibatkan penurunan
eksitabilitas neuronal hanya dalam beberapa detik.
4. Obat-obatan
Dapat meningkatkan atau menurunkan eksitabilitas neuronal.
o Kafein menurunkan ambang untuk mentransmisi dan mempermudah
aliran impuls.
o Anestetik local (missal novokalin dan prokain) yang membekukan suatu
area dapat meningkatkan ambang membrane untuk eksitasi ujung saraf.
o Anastetik umum menurunkan aktivasi neuronal di seluruh tubuh.
Gambar 2.8
dua yakni :
o Saraf Pusat berupa Otak dan Medulla Spinalis.
o Saraf Tepi
Parasimpatik Simpatik
SKEMA
Sel saraf berdasarkan bentuk dan fungsinya (Gibson, 2002) adalah:
1) Sel saraf sensorik (neuron aferen)
Merupakan jalur saraf yang menyalurkan rangsang dari ujung-ujung saraf
diseluruh otak atau sel saraf yang menghantarkan informasi dari reseptor sensorik
pada tubuh menuju sistem saraf pusat.
Bentuknya berbeda dari neuron aferen dan interneuron, di ujung perifernya
terdapat reseptor sensorik yang menghasilkan potensial aksi sebagai respon
terhadap rangsangan spesifik.
Sel saraf ini menghantarkan impuls(pesan) dari reseptor ke sistem saraf
pusat,dendritnya berhubungan dengan reseptor(penerima rangsangan ) dan ujung
aksonnya berhubungan dengan sel saraf asosiasi.
Klasifikasi reseptor sensoris menurut jenis stimulusnya, yaitu :
a) Mekanoreseptor mendeteksi stimulus mekanis seperti nyeri,suara, dan raba
b) Termoreseptor mendeteksi perubahan temperatur seperti panas dan dingin
c) Nosiseptor mendeteksi kerusakan jaringan baik fisik maupun mekanik seperi
nyeri
d) Elektromaknetik reseptor mendeteksi cahaya yang masuk ke mata seperti warna
dan cahaya
e) Khemoreseptor mendeteksi pengecapan,penciuman,kadar O2 dan CO2
2) Sel saraf motorik
Merupakan jalur saraf yang menyalurkan rangsang dari otak menuju ujung-
ujung saraf atau sel saraf yang menghantarkan informasi dari sistem saraf pusat
menuju otot/kelenjar.
Sel saraf ini mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot/skelet yang
hasilnya berupa tanggapan terhadap rangsangan. Badan sel saraf berada di sistem
saraf pusat dan dendritnya berhubungan dengan akson sel saraf asosiasi dan
aksonnya berhubungan dengan efektor(bagian motoris yang menghantarkan sinyal
ke otot/skelet).
Aktivitas sistem motoris tergantung dari aktivitas neuron motoris pada medula
spinalis. Input yang masuk ke neuron motorik menyebabkan 3 kegiatan dasar
motorik yaitu :
a) Aktivitas volunter (di bawah kemauan)
b) Penyesuaian posisi untuk suatu gerakan tubuh yang stabil
c) Koordinasi kerja dari berbagai otot untuk membuat gerakan yang tepat dan mulus
3) Sel saraf penghubung / intermedit / asosiasi (interneuron)
Merupakan penghubung sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lain.Neuron
ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi
ke interneuron lainnya. Beberapa interneuron dalam otak terkait dengan fungsi
berfikir, belajar, dan mengingat.
Sel saraf ini terbagi 2, yaitu :
a) Sel saraf ajustor yaitu menghubungkan sel saraf sensoris dan motoris
b) Sel saraf konektor yaitu untuk menghubungkan neuron yang satu dengan neuron
yang lainnya
BAB IV
PENUTUPAN
Kesimpulan
Astuti, P. 2007. Sistem Saraf dan Otot. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas
Gadjah Mada. Yogyakarta
Banks, WJ. 1993. Applied Veterinary Histology. USA : Mosby Inc. Cunningham,
James G. 2002. Text Book of Veterinary Physiology. Philadelphia: W.B
Sunders Company
Guyton, A.C. and J.E Hall. 2006. Text Book of Medical Physiology 11th edition.
Philadelphia : Elsevier Saunders
Muhammad Nuriy Nuha Naufal (2011) Sistem Saraf Pusat di unduh dari
http://diary-veteriner.blogspot.com/2011/10/sistem-syaraf-pusat.html pada 1
Mei 2013
Pangestiningsih,T.W.,Budipitojo,T.,Ariana.,Untoro,M.,Jatman,S,.2011.Petunjuk
Praktikum Blok 5 Sistem Saraf. Yogyakarta:Laboratorium Makroanatomi
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada