Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI


SISTEM PERSYARAFAN

OLEH KELOMPOK IV

1. Hindun Makatita
2. Eca Astika Masiri
3. Eka Risnawati Patty
4. Dolvina N Latuperisa
5. Dian Natalia Mananue

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes )
MALUKU HUSADA
KAIRATU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan baik.
Makalah ini ditunjukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah III tentang Anatomi dan Fisiologis Sistem Persyarafan di semester Lima.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi
isi maupun penyajiannya. Hal ini disebabkan kemampuan dan pengetahuan penulis
yang masih sangat terbatas. Walaupun demikian penulis berusaha semaksimal
mungkin untuk menyajikan makalah ini dengan sebaik- baiknya.

Akhir kata Penulis mengharapkan semoga makalah yang disusun ini dapat
bermanfaat, khususnya bagi kelompok dan bagi para pembaca.

Kairatu, 19 September 2021

Kelompok IV
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembagian Susunan Saraf...........................................................................
2.1.1 Sistem Saraf Pusat (SSP)...................................................................
2.1.2 Sistem Sarap Tepi (SST)....................................................................
2.1.3 Cairan Sereprospinalis.......................................................................
2.2 Jaringan Saraf.............................................................................................
2.3 Mekanisme Penghantaran Impuls...............................................................
2.4 Komponen Saraf Kranial............................................................................
2.5 Macam-macam Penyakit Dan Kelainan Saraf............................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem saraf manusia merupakan jaringan saraf yang saling berhubungan,
sangat khusus, dan kompleks. Sistem saraf ini mengkoordinasikan, mengatur, dan
mengendalikan interaksi antara seseornga individu dengan lingkungan sekitarnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur aktivitas sebagian besar sistem tubuh
lainnya.

Tubuh mampu berfungsi sebagai satu kesatuan yang harmonis karena


pengaturan hubungan saraf diantara berbagai system. Fenomena mengenai
kesadaraan, daya pikir, daya ingat, bahasa, sensasi, dan gerakan semuanya berasal
dari sistem ini. Oleh, karena itu, kemampuan untuk memahami, belajar dan
berespon terhadap rangsangan merupakan hasil dari integrasi fungsi sistem saraf,
yang memuncak dalam kepribadian dan perilaku seseorang.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana pembagian susunan saraf pada tubuh manusia
2. Bagaimana mekanisme penghantaran impuls pada tubuh manusia
3. Apa saja komponen saraf pada tubuh manusia.
4. Apa saja penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui susunan saraf pada tubuh manusia
2. Untuk mengetahui mekanisme penghantaran impuls pada tubuh manusia
3. Untuk mengetahui komponen saraf pada tubuh manusia
4. Untuk mengetahui penyakit yang berhubungan dengan sistem saraf
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pembagian Susunan Saraf


Sistem saraf adalah sistem organ pada manusia yang terdiri atas sel neuron
yang mengkoordinasikan aktivitas otot, memonitor organ, membentuk atau
menghentikan masukan dari indra, dan mengaktifkan aksi. Komponen utama
dalam sistem saraf adalah neuron yang diikat oleh sel-sel neuroglia, neuron
memainkan peranan penting dalam koordinasi. Secara garis besar, susunan saraf
dibagi atas 2, yaitu:
 Sistem Saraf Pusat (SSP)
1. Otak
 Otak Besar (Cerebrum)
 Otak Kecil (Cerebellum)
 Batang Otak (Brainstem)
 Limbic System
2. Medula spinalis
 Sistem Saraf Tepi/ sensorik (SST)
Terdiri dari serat-serat saraf yang membawa informasi antara SSP dan
bagian tubuh lain. SST di bagi menjadi devisi aferen dan eferen. Aferen
membawa informasi ke SSP sedangkan eferen membawa instruksi dari SSP
ke organ. Sistem saraf eferen di bagi 2 bagian:
1. Sistem saraf somatic (neuron motorik yg mempersarafi otot2 rangka), dan
2. Sistem saraf otonom ( yg mempersarafi otot polos, otot jantung dan kelenjar)
dibagi 2, yaitu:
 Simpatis
 Parasimpatis.
2.1.1 Sistem Saraf Pusat
A. Otak
Otak terletak di dalam rongga kepala, yang pada orang dewasa sudah
tidak dapat lagi membesar, sehingga bila terjadi penambahan komponen
rongga kepala akan meningkatkan tekanan intra cranial. Otak manusia terdiri
atas dua belahan (hemisfer) yang besar, yakni belahan kiri dan belahan
kanan. Oleh karena terjadi pindah silang pada tali spinal, belahan otak kiri
mengendalikan sistem bagian kanan tubuh, sebaliknya belahan kanan
mengendalikan sistem bagian kiri tubuh. Tali spinal (sumsum tulang
belakang) merupakan tali putih kemilau yang berasal dari dasar otak hingga
tulang belakang.
Korteks serebri atau substansia grisea dari serebrum mempunyai
banyak lipatan yang disebut giri (tunggal girus). Beberapa daerah tertentu
dari korteks serebri telah diketahui memiliki fungsi spesifik. Pada tahun
1909, Korbinian brodmann, seorang ahli neurologis Jerman membagi
korteks serebri menjadi 47 area. Telah dilakukan banyak upaya untuk
menjelaskan berbagai makna fungsional tertentu dari area-area tersebut,
tetapi dalam banyak keadaan ternyata fungsi spesifik area-area ini saling
tumpang tindih. Kendatipun memiliki keterbatasan, peran Brodmann tetap
merupakan petunjuk umum yang sangat berguna bagi pembahasan
fungsifungsi korteks.
a. Selaput otak :
1. Durameter
Lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan bersifat tidak
kenyal.lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak. berfungsi untuk
melindungi jaringan-jaringan yang halus dari otak dan medula spinalis.
2. Arakhnoid
Lapisan ini yang berada di bagian tengah dan terdiri dari lapisan yang
berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut ruangan
subaraknoiddan memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini
berfungsi untuk melindungi otak dan medulla spinalis dari guncangan.
3. Piameter
Lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan melekat langsung pada
otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah. Berfungsi untuk melindungi
otak secara langsung.
b. Bagian-bagian otak :
1. Serebrum (Otak Besar)
Merupakan bagian otak terbesar serta paling menonjol dari otak manusia,
bagian luar dari otak besar ini dilindungi oleh lapisan tipis jaringan abu-abu yang
disebut kortek cerebral. Secara garis besar, otak besar berfungsi untuk
memproses semua kegiatan intelektual seperti menentukan kecerdasan,
menentukan kepribadian, untuk berfikir, mengingat, membayangkan,
merencanakan sesuatu serta sensasi sentuhan. Cereberum memiliki 2 bagian
belahan otak :
 Otak besar belahan kiri berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian
kanan.
 Otak besar belahan kanan berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian
kiri.
Bagian korteks cerebrum berwarna kelabu yang banyakmengandung badan sel
saraf.Dibagi menjadi 3 area :
 Area sensorik : menerjemahkan impuls menjadi sensasi.
 Area motorik : mengendalikan koordinasi kegiatan otot kerangka.
 Area asosiasi : berkaitan dengan ingatan , memori, kecerdasan,
nalar/logika, kemauan.

Terdiri atas 2 hemisfer, yang dihubungkan oleh bagian putih yang disebut korpus
kolosum. Setiap hemisfer terbagi menjadi 4 lobus, yaitu :

 Lobus Frontal
 Lobus pre frontal : Berfungsi mengontrol emosi, kepribadian, penilaian,
penafsiran, tingkah laku yang dipelajari danperkembangan pikiran
 Area pre sentral (korteks motorik utama ) : Terletak persis di bagian
anterior sulkus sentral. Rangsangan menimbulkan pergerakan otot yang
spesifik di sisi tubuh yanglain.
 Lobus Perietal
 Area sensoric somatic primer : Menempati area setelah gyrus sentral, area
ini menerima input sensori mayor, seperti rasa nyeri, suhu, sentuhan,
fibrasi dan posisi dari sisi kontra leteral tubuh.
 Area yang berhubungan dengan sensori : Fungsi utama dari area ini adalah
mengintegrasikan informasi sensori, misalnya, ukuran, bentuk dan tekstur
dari obyek
 Lobus Temporal
Area ini memungkinkan kita menerima dan mengintepretasikan
pendengaran, pembauan dan rasa, dan juga menerima serta menyimpan memori
yang singkat, memberikan integrasi somatic area auditori dan area yang
berhubungan dengan penglihatan. Jenis pemikiran yang dialami merupakan
memori pengalaman masa lalu yang sangat terperinci, seni, musik dan rasa.
 Lobus Oksipital
- Area visual primer Menerima input dari sebagian ipsilateral retina
bagian temporal dan sebagian konralateral retina bagian basal
- Area visual sekunder

2. Serebellum (Otak Kecil)


Yang mengelilingi area visual primer, memungkinkan kita
menginterpertasikan apa yang kita lihat dan mengenali makna kerja Setiap
hemisfer serebral/serenrum memproses informasi terhadap sisi tubuh yang
berlawanan, misalnya kort Serebelum (Otak Kecil) Sebagai pusat reflek yang
berfungsi memepertahankan keseimbangan dan sikap badan. Serebelum
mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Cerebellum memiliki 2 bagian belahan yaitu :
 Belahan cerebellum bagian kiri
 Belahan cerebellum bagian kanan
Keduanya dihubungkan dengan jembatan varoli yang berfungsi untuk
menghantarkan impuls dari otot-otot belahan kiri dan kanan.eks serebral kiri
mengontrol pergerakan tangan kanan.

3. Batang Otak (Brainstem)


Merupakan bagian otak yang menghubungkan otak dengan sumsum tulang
belakang. Terletak didasar rongga kepala yang memanjang hingga ke sumsum
tulang belakang (tulang punggung). Tempat melekatnya keseluruhan saraf kranial,
kecuali saraf I dan saraf II yang letaknya menempel pada otak besar (cerebrum).
Dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
 Medulla oblongata
Merupakan pusat refleks pada jantung, pernafasan, bersin/batuk,
menelan, dan pengeluaran air liur dan muntah
 Pons
Sebagai penghubung antara hemisfer serebri, serebelum dan
mensensepalon dan penghubung kortikosereberalis, yaitu menghubungkan
antara hemisfer serebri dengan serebelum.
 Mensefalon
Otak tengah manusia berbentuk kecil dan tidak terlalu mencolok. Di
dalam otak tengah terdapat bagian-bagian seperti lobus optik yang
mengatur gerak bola mata dan kolikulus inferior yang mengatur
pendengaran. Otak tengah berfungsi menyampaikan impuls antara otak
depan dan otak belakang, kemudian antara otak depan dan mata.
Mensefalon merupakan bagian pendek batang otak yang terletak di atas
spons, yang terbagi atas dua bagian, yaitu :
- Bagian anterior
- Bagian posterior
Bagian ini bercabang mejadi dua lagi, yaitu : Kolikulus inferior dan
kolikulus superior. Kolikulus superior mengurusi masalah penglihatan dan
koordinasi gerakan penglihatan

4. Sistem Limbic
Berfungsi dalam hal yang berkaitan dengan pengalaman, ekspresi kejiwaan
dan emosi serta ingatan. Terdiri atas 4 bagian, yaitu :
 Talamus
Merupakan stasiun penerima yang penting dalam otak dan
pengintegrasian. Fungsi bagian ini yaitu menyampaikan signal sensorik dan
motorik kepada kortek cerebral dan mengatur kesadaran, kewaspadaan, serta
tidur.
 Hipotalamus
Merupakan bagian otak yang tersusun atas sejumlah nucleus yang
memiliki berbagai macamfungsi peka terhadap suhu, glukosa, steroid, serta
glukokortikoid. Terletak dibagian batang otak yaitu di diancephalon. Bertindak
sebagai pusat kontrol autonom, dimana ia memiliki fungsi yang terkait sistem
saraf dan kelenjar hipofisis.
 Amigdala
Merupakan bagian dari bangsal ganglia serta bagian dari sistem limbik
yang memiliki peran untuk mengolah ingatan, reaksi emosi, serta pengambilan
keputusan.
 Hipocampus
Merupakan komponen utama dari otak yang memiliki peranan yang
sangat penting dalam konsolidasi informasi dari memori jangka pendek ke
memori jangka panjang serta berperan dalam navigasi spasial.

B. Medulla Spinalis
Disebut juga dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-
ruas tulang belakang yaitu ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang yang
kedua. Medulla spinalis berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantrakan
impuls dari organ ke otak dan dari otak ke organ tubuh.
2.1.2 Sistem Saraf Tepi (SST)
Sistem saraf tepi adalah sistem saraf di luar sistem saraf pusat, untuk
menjalankan otot dan organ tubuh.Tidak seperti sistem saraf pusat, sistem saraf
tepi tidak dilindungi tulang, membiarkannya rentan terhadap racun dan luka
mekanis.
Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar
(sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya
diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat
diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi
keringat. Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya
A. Si stem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu sarafsaraf
yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang
keluar dari sumsum tulang belakang.Sistem saraf sadar (somatik)mengandung
saraf eferen sehingga mampu menghasilkan gerakan di jaringan otot rangka.
Sistem saraf ini bekerja sesuai dengan kesadaran kita, misalnya saat
makan, mencuci baju, membajak sawah dll. Sistem saraf sadar akan
meneruskan impuls dari reseptor menuju ke sistem saraf pusat dan meneruskan
impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh.Sistem saraf sadar
tersusun atas saraf kranial dan saraf spinal :

a. Saraf kranial
Saraf kranial manusia ada 12 pasang saraf yang mencuat keluar dari
otak. Saraf ini terletak di kranium/tengkorak, sebuah letak yang, dekat
dengan sistem saraf pusat manusia. Sistem saraf kranial terhubung dengan
organ yang berada di seputar kepala dan leher seperti telinga, mata, hidung,
mulut dan lidah. Ini tidak termasuk saraf terminal yang kecil.Saraf otak ada
12 pasang yang terdiri dari:
a. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8
b. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12
c. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9,
dan 10.

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus
vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut.
Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah
jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan
sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

b. Saraf spinal
Urat saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang (8 nervi
cervicales/leher,12nervithoracici/punggung,5nervi lumbales/pinggang, 5
nervi sacrales/pinggul dan 1 nervus coccygeus/ekor) yang terdapat di dalam
tulang belakang. Saraf ini merupakan gabungan dari neuron sensorik dan
motorik. Semua saraf sensorik masuk ke dalam sumsum tulang belakang
melalui akar dorsal dan semua dendritnya berasal dari reseptor sedangkan
semua saraf motorik keluar dari sumsum tulang belakang melalui akar
ventral dan semua neuritnya menuju ke efektor.
Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yangdisebut
pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang


mempengaruhi bagian leher, bahu, dan diafragma.
b. Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.
c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

B . Saraf Otonom
Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak
maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.
Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masingmasing jalur membentuk
sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang
terdapat pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada
pada ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.
Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang
terletak di sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang
sehingga mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik
mempunyai urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada
organ yang dibantu.
Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan
(antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus"
bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf
sumsum sambung.
a. Parasimpatik
Saraf parasimpatik memiliki fungsi kebalikannya dari saraf simpati
1. Mengecilkan pupil
2. Menstimulasi aliran ludah
3. Memperlambat denyut jantung
4. Memperkecil bronkus
5. Menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan
6. Mengerutkan kantung kemih
b. Simpatik
Saraf simpatik terletak di depan ruas tulang belakang. Adapun fungsi dari
organ ini antara lain memacu dan menghambat kinerja organ tubuh.
1. Memperbesar pupil
2. Menghambat aliran ludah
3. Mempercepat denyut jantung
4. Memperbesar bronkus
5. Menghambat sekresi kelenjar pencernaan
6. Menghambat kontraksi kandung kemih
2.1.3 Cairan Serebrospinalis
Merupakan cairan jernih, tidak berwarna dan tidak berbau yang terdapat
dalam ventrikel dan mengelilingi otak serta medulla spinalis (spinal cord).
Berfungsi sebegai peredam bantingan dan bantalan otak dan spinal cord terhadap
perlukaan akibat gerakan Komponen:
Air, sejumlah kecil protein, oksigen dan CO2. Elektrolit seperti natrium,
klorida. Glukosa dan kadang-kadang limfosit. Tekanan normal 60 – 180 mmH20.
Sirkulasi cairan serebro spinalis Sering disebut sirkulasi ke 3 sistem tertutup:

1. Cairan serebra spinalis dibentuk dalam kedua ventrikel lateral.


2. Masuk ke ventrikel ke-3 melalui foramen montro.
3. Masuk ke ventrikel ke-4 melalui aquaduktus sylvii.
4. Masuk ke ruang sub arakhnoid otak danmedulla spinalis melalui sepasang
foramen Lucchca di bagian lateral dan foramen Magendi di bagian medial.

2.2 JARINGAN SARAF


a. Neuron (sel saraf)
Merupakan unit anatomis dan fungsional sistem persarafanbagian-bagian dari
neuron :
1. Badan sel (inti sel terdapat didalamnya)
2. Dendrit : menghantarkan impuls menuju badan sel
3. Akson : menghantarkan impuls keluar dari badan sel
Klasifikasi neuron berdasarkan bentuk :

1. Neuron unipolar
Terdapat satu tonjolan yg bercabang dua dekat dengan badan sel, satu
cabang menuju perifer & cabang lain menuju SSP (neuron sensorik saraf
spinal).
2. Neuron bipolar
Mempunyai dua tonjolan, 1 akson dan 1 dendrit.
3. Neuron multipolar
Terdapat beberapa dendrit dan 1 akson yg dapat bercabang-cabang
banyak sekali. Sebagian besar organela sel pd neuron terdpt pada sitoplasma
badan sel. Fungsi neuron : menghantarkan impuls saraf keseluruh tubuh
(somatik dan viseral). Impuls neuron bersifat listrik disepanjang neuron dan
bersifat kimia diantara neuron (celah sinap / cleft sinaptik). Zat kimia yg
disinteis neuron & disimpan didalam vesikel ujung akson disebut
neurotransmitter yang dapat menyalurkan impuls. Contoh neurotransmiter :
asetilcolin, norefineprin, dopamin, serotonin, gama-aminobutirat (GABA)
b. Sel penyokong (Neuroglia pada SSP & sel schwann pada SST). Ada 4
neuroglia:

1. Mikroglia : berperan sbg fagosit.

2. Ependima : berperan dlm produksi CSF.

3. Astrosit : berperan menyediakan nutrisi neuron dan mempertahankan

potensial biolelektrik.

4. Oligodendrosit : menghasilkan mielin pada SSP yg merupakan selubung

neuron.

c. Mielin
1. Komplek protein lemak berwarna putih yg menutupi tonjolan saraf
(neuron)
2. Menghalangi aliran ion Na & K melintasi membran neural.
3. Daerah yg tidak bermielin disebut nodus ranvier
4. Transmisi impuls pada saraf bermelin lebih cepat dari pada yg tak ermelin,
karena adanya loncatan impuls dari satu nodus kenodus lainnya (konduksi
saltatorik)

2.3. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS


Membran plasma dan selubung sel membentuk membran semipermeable
yang memungkinkan difusi ion-ion tertentu melalui membran ini, tetapi
menghambat ion lainnya. Dalam keadaan istirahat (keadaan tidak terstimulasi),
ion-ion K+ berdifusi dari sitoplasma menuju cairan jaringan melalui membrane
plasma. Permeabilitas membran terhadap ion K+ jauh lebih besar daripada
permeabilitas terhadap Na+ sehingga aliran keluar (refluks) pasif ion K+ jauh
lebih besar daripada aliran masuk (influks) Na+. Keadaan ini memngakibatkan
perbedaan potensial tetap sekitar -80mV yang dapat diukur di sepanjang membran
plasma karena bagian dalam membran lebih negatif daripada bagian luar. Potensial
ini dikenal sebagai potensial istirahat (resting potential). (Snell. 2007).
Bila sel saraf dirangsang oleh listrik, mekanik, atau zat kimia, terjadi
perubahan yang cepat pada permeabilitas membran terhadap ion Na+ dan ion Na+
berdifusi melalui membran plasma dari jaringan ke sitoplasma. Keadaan tersebut
menyebabkan membran mengalami depolarisasi. Influks cepat ion Na+ yang
diikuti oleh perubahan polaritas disebut potensial aksi, besarnya sekitar +40mV.
Potensial aksi ini sangat singkat karena hanya berlangsung selama sekitar
5msec. Peningkatan permeabilitas membran terhadap ion Na+ segera menghilang
dan diikuti oleh peningkatan permeabilitas terhadap ion K+ sehingga ion K+ mulai
mengalir dari sitoplasma sel dan mengmbalikan potensial area sel setempat ke
potensial istirahat. Potensial aksi akan menyebar dan dihantarkan sebagai impuls
saraf. Begitu impuls menyebar di daerah plasma membran tertentu potensial aksi
lain tidakdapat segera dibangkitkan. Durasi keadaan yang tidak dapat dirangsang
ini disebut periode refrakter. Stimulus inhibisi diperkirakan menimbulkan efek
dengan menyebabkan influks ion Cl- melalui membran plasma dalam neuron
sehingga menimbulkan hiperpolarisasi dan mengurangi eksitasi sel. (Snell. 2007).
2.4. KOMPONEN SARAF KRANIAL
a. Komponen sensorik somatik : N I, N II, N VIII.
b. Komponen motorik omatik : N III, N IV, N VI, N XI, N XII.
c. Komponen campuran sensorik somatik dan motorik somatik : N V, N VII, N
IX, N X.
d. Komponen motorik viseral
Eferen viseral merupakan otonom mencakup N III, N VII, N IX, N X.
Komponen eferen viseral yang 'ikut' dengan beberapa saraf kranial ini, dalam
sistem saraf otonom tergolong pada divisi parasimpatis kranial.
1. N. Olfactorius
Saraf ini berfungsi sebagai saraf sensasi penghidu, yang terletak dibagian
atas dari mukosa hidung di sebelah atas dari concha nasalis superior.
2. N. Optikus
Saraf ini penting untuk fungsi penglihatan dan merupakan saraf eferen
sensori khusus. Pada dasarnya saraf ini merupakan penonjolan dari otak ke
perifer.
3. N. Oculomotorius
Saraf ini mempunyai nucleus yang terdapat pada mesensephalon. Saraf ini
berfungsi sebagai saraf untuk mengangkat bola mata
4. N. Trochlearis
Pusat saraf ini terdapat pada mesencephlaon. Saraf ini mensarafi muskulus
oblique yang berfungsi memutar bola mata
5. N. Trigeminus
Saraf ini terdiri dari tiga buah saraf yaitu saraf optalmikus, sarafmaxilaris
dan saraf mandibularis yang merupakan gabungan sarafsensoris dan
motoris. Ketiga saraf ini mengurus sensasi umum pada wajah dan sebagian
kepala, bagian dalam hidung, mulut, gigi dan meningen.
6. N. Abducens
Berpusat di pons bagian bawah. Saraf ini menpersarafi muskulus rectus
lateralis. Kerusakan saraf ini dapat menyebabkan bola mata dapat
digerakan ke lateral dan sikap bola mata tertarik ke medial seperti pada
Strabismus konvergen.
7. N. Facialias
Saraf ini merupakan gabungan saraf aferen dan eferen. Saraf aferen
berfungsi untuk sensasi umum dan pengecapan sedangkan saraf efferent
untuk otot wajah.
8. N. Statoacusticus
Saraf ini terdiri dari komponen saraf pendengaran dan saraf keseimbangan
9. N. Glossopharyngeus
Saraf ini mempersarafi lidah dan pharing. Saraf ini mengandung serabut
sensori khusus. Komponen motoris saraf ini mengurus otot-otot pharing
untuk menghasilkan gerakan menelan. Serabut sensori khusus mengurus
pengecapan di lidah. Disamping itu juga mengandung serabut sensasi
umum di bagian belakang lidah, pharing, tuba, eustachius dan telinga
tengah.
10. N. Vagus
Saraf ini terdiri dari tiga komponen: a) komponen motoris yang
mempersarafi otot-otot pharing yang menggerakkan pita suara, b)
komponen sensori yang mempersarafi bagian bawah pharing, c) komponen
saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian alat-alat dalam tubuh.
11. N. Accesorius
Merupakan komponen saraf kranial yang berpusat pada nucleus ambigus
dan komponen spinal yang dari nucleus motoris segmen C 1- 2-3. Saraf ini
mempersarafi muskulus Trapezius dan Sternocieidomastoideus.
12. Hypoglosus
Saraf ini merupakan saraf eferen atau motoris yang mempersarafi otototot
lidah. Nukleusnya terletak pada medulla di dasar ventrikularis IV dan
menonjol sebagian pada trigonum hypoglosi.

2.5. MACAM-MACAM PENYAKIT DAN KELAINAN SARAF

1. Penyakit epilepsi, merupakan suatu kondisi otak yang menjadikan penderita


sensitif terhadap kejang-kejang yang berulang.
2. Meningitis, adalah peradangan pada selaput pembungkus otak dan sumsum
tulang belakang akibat infeksi bakteri.
3. Polio, merupakan penyakit yang menyebabkan penderitanya mengalami
kelumpuhan karena kehilangan refleks dan mengecilnya otot. Penyebabnya
adalah infeksi virus polio pada sumsum tulang belakang.
4. Penyakit Alzhaimer ( Demensia persinelis), adalah kondisi yang ditandai
dengan berkurangnya kemampuan untuk mengingat.
5. Neuritis, adalah iritasi pada neuron yang disebabkan oleh infeksi kekurangan
vitamin atau keracunan yang disebabkan CO, logam berat, ataupun obat-obatan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Proses perkembangan otak terdiri dari berbagai tahapan yang meliputi


induksi neuroektoderm hingga pembentukan tabung saraf, lipatan cephalic,
proliferasi neuron, migrasi, sinaptogenesis dan pertumbuhan sel-sel penyangga
otak. Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup
melalui berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Sistem perifer mencakup saraf kranial yang berasal dari otak, saraf
spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor
sensorikyangberhubungan. Banyak pula penyakit kekurangan atau dikarenakan
infeksi yang dapat menyebabkan kelainan sistem saraf.
DAFTAR PUSTAKA

C.Pearce, Evelyn. 2002 . Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama.

Fransisca B. Bateteicaca, 2008. Asuhan keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem


persarafan. Jakarta: Salemba medika.

Sylvia A. Price& Lorraine M. Wilson.2002. Patofisiologi edisi 6 vol. 2. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai