Anda di halaman 1dari 47

TUGAS MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

ANATOMI, FISIOLOGI, KIMIA, FISIKA DAN BIOKIMIA


SISTEM PERSARAFAN DAN INTEGUMEN

NAMA KELOMPOK 1 :

1. ARI CENDANI PRABAWATI ( 17.321.2658 )


2. GDE DIPTA DHIATMIKA ( 17.321.2663 )
3. NI KETUT YULIANA ( 17.321.2686 )
4. NI MADE AYU PRIYASTINI ( 17.321.2695 )
5. NI WAYAN YUNA PRATIWI ( 17.321.2705 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas limpah hidayah, rahmat dan lindungannya,
akhirnya makalah ini saya selesaikan dengan lancar.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kami. Selain itu kami menyusun
makalah ini untuk menambah wawasan untuk memahami tentang Anatomi, Fisiologi,
Kimia,Fisika dan Biokimia Sistem Persarafan dan Integumen. Mungkin makalah yang kami
buat ini belum sempurna karna kami juga masih dalam proses belajar, oleh karena itu kami
menerima saran atau kritikan pembaca supaya makalah selanjutnya bisa lebih baik dari
sebelumnya.
Dalam makalah ini kami membahas tentang Anatomi, Fisiologi, Kimia, Fisika dan
Biokimia Sistem Persarafan dan Integumen. Semoga makalah kami buat ini bisa bermafaat
bagi pembaca.
Demikianlah makalah yang kami susun dan jika ada tulisan atau perkataan yang kurang
berkenan (sopan) kami mohon sebesar-besarnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca.

Denpasar, 12 September 2019

Penyusun,

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................... 2


Daftar Isi .................................................................................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 5
1.4 Manfaat .............................................................................................................................. 5

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Persarafan................................................................................. 6
2.2 Kimia, Fisika, Biokimia Sistem Persarafan ..................................................................... 15
2.3 Anatomi, Fisiologi Sistem Integumen ........................................................................... ..24
2.4 Kimia, Fisika, Biokimia Sistem Integumen ..................................................................... 37

BAB III : PENUTUP


3.1 Simpulan .......................................................................................................................... 46
3.2 Saran ................................................................................................................................ 46

Daftar Pustaka…………………………………………………………………….………... 47

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu sistem organ
terdiri dari berbabagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan
fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama anatara alat-alat tubuh yang satu
dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem organ yang tersusun atas banyak alat itu
berjalan dengan harmonis (serasi), maka diperlukan adanya sistem pengendalian atau
pengatur. Sistem pengendali itu disebut sebagai sitem koordinasi.
Tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan sistem endokrin.
Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan
lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur
oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat tubuh, susunan
saraf mempunyai kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan rangsang
atau impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi
terhadap rangsang tersebut. Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf. (Kus
Irianto. 2017).
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi, dan
menginformasika hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa Latin
"integumentum", yang berarti "penutup".
Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang terdapat diluar jaringan yang terdapat
pada bagian luar yang menutupi dan melindungi permukaan tubuh, kulit merupakan organ
yang paling luas permukaan yang membungkus seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit
sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya bahan kimia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi dari sistem persarafan ?
2. Bagaimanakah kimia, fisika dan biokimia dari sistem persarafan ?
3. Bagaimanakah anatomi dan fisiologi dari sistem integument ?
4. Bagaimanakah kimia, fiska dan biokimia sistem integument ?

4
1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui bagaimana anatomi fisiologi sistem persarafan.
2. Agar dapat mengetahui bagaimana kimia, fisika dan biokimia sistem persarafan .
3. Agar dapat mengetahui bagaimana anatomi, fisiologi sistem integumen.
4. Agar dapat mengetahui bagaimana kimi, fisika dan biokimia sistem integumen.

1.4 Manfaat
Memahami konsep anatomi fisiologi sistem persarafan muskuloskeletal, integument
persepsi sensori.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Saraf

Susunan Sistem Saraf


Sistem saraf terdiri dari neuron (sel saraf) dan sel gli
2.1.1 Neuron (sel saraf)
Neuron atau sel saraf yaitu merupakan sel yang terpanjang yang dimilki oleh
tubuh manusia dan bertugas untuk menerima dan menghantarkan impuls ke tempat
yang dituju.Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan (impuls) yang berupa
rangsangan atau tanggapan.
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma
dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan
akson.
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson
berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke jaringan lain. Akson biasanya
sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua
serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak
disebut mielin yang merupakan kumpulan sel Schwann yang menempel pada
akson. Sel Schwann adalah sel glia yang membentuk selubung lemak di seluruh
serabut saraf mielin. Membran plasma sel Schwann disebut neurilemma. Fungsi
mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak
terbungkus mielin disebut nodus Ranvier , yang berfungsi mempercepat
penghantaran impuls.

6
Nodus Ranvier adalah bagian atau titik pada akson yang tidak terbungkus
selubung mielin. Nodus Ranvier memiliki diameter sekitar 1 mikrometer. Nodus
Ranvier ditemukan oleh Louis-Antoine Ranvier. Selubung mielinberfungsi sebagai
pelindung akson dan membungkusnya, namun selubung ini tidak membungkus
secara keseluruhan, dan yang tidak terbungkus merupakan Nodus Ranvier.
Selubung Mielin adalah lapisan phospholipid yang mengelilingi akson pada
banyak neuron. Sel Schwann mengsuplai mielin untuk neuron periferal, dimana
oligodendrosit mengsuplai ke sistem saraf pusat. Mielin merupakan karakteristik
dari vertebrata (gnathostome), tetapi juga diangkat oleh evolusi pararel beberapa
invertebrata.
1) Macam-macam sel neuron
a.Berdasarkan fungsinya/jenisnya
1. Saraf sensorik/aferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan
impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat (SSP).
2. Saraf motorik/eferen yaitu neuron yang berfungsi untuk menghantarkan
impuls dari SSP ke efektor.
3. Saraf asosiasi/interneuron yaitu neuron yang menghubungkan antara
neuorn sensorik satu dengan neuron motorik yang lain. Berdasarkan
tempatnya dibedakan menjadi neuron ajustor yang berfungsi untuk
menghubungkan neuron sensorik dengan neuron motorik di dalam
Sistem Saraf Pusat (SSP). Selain itu ada juga neuron konektor yang
secara umum menghubungkan antara satu sel neuron dengan sel neuron
yang lain.
b.Berdasarkan strukturnya
1. Neuron unipolar (neuron berkutub satu) yaitu neuron yang memiliki satu
buah axon yang bercabang.
2. Neuron bipolar (neuron berkutub dua) yaitu neuron yang memiliki satu
axon dan satu dendrite.
3. Neuron multipolar (neuron berkutub banyak) yaitu neuron yang memiliki
satu axon dan sejumlah dendrite.

7
2) Komunikasi antar sel
Komunikasi antar sel saraf adalah melalui penghantaran impuls.
Hubungan penyampaian impuls dari satu neuron ke neuron yg lain disebut
Sinapsis. Biasanya terjadi di ujung percabangan axon dengan ujung dendrite
neuron yang lain. Celah antara satu neuron dengan neuron yang lain disebut
dengan celah sinapsis. Di dalam celah sinapsis inilah terjadi loncatan-loncatan
listrik yang bermuatan ion, baik ion positif dan ion negatif. Di dalam celah
sinapsis ini juga terjadi pergantian antara impuls yang satu dengan yang lain,
sehingga diperlukan enzim kolinetarase untuk menetralkan asetilkolin
pembawa impuls yang ada. Dalam celah sinapsis juga terdapat penyampaian
impuls dengan bantuan zat kimia berupa asetilkolin yang berperan sebagai
pengirim (neurotransmitter/neurohumor).
Muatan listrik yang terjadi dalam satu axon akan memiliki muatan listrik
yang berbeda antara lapisan luar dan lapisan dalam axon.
a) Polarisasi yaitu keadaan istirahat pada sel neuron yang memperlihatkan
muatan listrik positif dibagian luar dan muatan listrik negative di bagian
dalam. Keadaan ini merupakan keadaan sel neuron yang tidak menerima
impuls/tidak adanya implus yang masuk.
b) Depolarisasi yaitu keadaan bekerjanya sel neuron yang memperlihatkan
muatan listrik positif di bagian dalam dan muatan listrik negative di bagian
luar. Keadaan ini merupakan keadaan sel neuron yang mendapatkan impuls
atau menerima implus.
2.1.2 Neuroglia
Neuroglia merupakan suatu matriks jaringan penunjang khusus, fungsi
neuroglia diantaranya adalah memberi nutrisi pada sel saraf. Macam-macam
neuroglia diantaranya adalah astrosit, oligodendrogli, mikroglia, dan sel schwan.
a. Mikroglia adalah tipe dari sel glial yang merupakan sel imun pada sistem saraf
pusat. Mikroglia, sel glial terkecil dapat juga beraksi sebagai fagosit,
membersihkan debris sistem saraf pusat. Kebanyakan merupakan sebagai
representatif sistem imun otak dan medula spinalis.Mikroglia adalah sepupu dekat
sel fagosit lainnya, termasuk makrofaga dan sel dendritik. Mikroglia memainkan
beberapa peran penting dalam melindungi sistem saraf.
b.Astrosit atau Astroglia berfungsi sebagai “sel pemberi makan“ bagi neuron yang
ada di dekatnya.
8
Astrosit dibedakan atas:
1. Astrosit dengan beberapa juluran panjang disebut astrosit fibrosa dan berlokasi di
substansia putih.
2. Astrosit protoplasmatis, dengan banyak cabang-cabang pendek ditemukan dalam
substansi kelabu.
Badan sel Astrosit berbentuk bintang dengan banyak tonjolan dan kebanyakan
berakhir pada pembuluh darah sebagai kaki ‘perivaskular’ atau ‘foot processes’.
c. Oligodendrosit merupakan sel glia yang berperan membentuk selaput mielin
dalam SSP.Sel ini mempunyai lapisan dengan substansi lemak yang mengelilingi
serabut-serabut akson sehingga terbentuk selubung mielin. Dibanding astrosit,
oligodendrosit mempunyai badan sel yang relatif lebih kecil.
d. Sel Schwann sebagai neuron unipolar, sebagaimana oligodendrosit, membentuk
mielin dan neurolemma pada SST. Neurolema adalah membran sitoplasma halus
yang dibentuk oleh sel–sel Schwann yang membungkus serabut akson neuron
dalam SST, baik yang bermielin maupun tidak bermielin. Neurolema merupakan
struktur penyokong dan pelindung bagi serabut akson.
Neuroglia secara struktur menyerupai neuron, tetapi neuroglia tidak dapat
menghantarkan impuls saraf, suatu fungsi yang merupakan bagian yang paling
berkembang pada neuron.
Perbedaan lain yang penting adalah neuroglia tidak pernah kehilangan kemampuan
untuk melakukan pembelahan. Kemampuan ini tidak dipunyai oleh neuron,
khususnya neuron dalam SSP. Karena alasan inilah kebanyakan tumor–tumor otak
adalah Gliomas atau tumor yang berasal dari sel–sel glia.

Jenis Sistem Saraf :


SSP (Sistem Saraf Pusat)
1.Otak
Diselimuti oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput meninges
terdiri dari 3 lapisan :
a. Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan
bersifat tidak kenyal. Lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak.
Berfungsi untuk melindungi jaringan-jaringan yang halus dari otak dan
medula spinalis.

9
b. Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari
lapisan yang berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut
dengan ruang subaraknoid dan memiliki cairan yang disebut cairan
serebrospinal. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi otak dan medulla
spinalis dari guncangan.
c. Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan
melekat langsung pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah.
Berfungsi untuk melindungi otak secara langsung.
Otak dibagi menjadi beberapa bagian :
a) Cerebrum/Otak besar
Cerebrum merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari
otak kita yaitu 7/8 dari otak. Mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak
besar belahan kiri yang berfungsi mengatur kegaiatan organ tubuh bagian
kanan. Kemudian otak besar belahan kanan yang berfungsi mengatur
kegiatan organ tubuh bagian kiri. Cerebrum terdiri dari koreteks serebri,
basal ganglia dan rheniensefalon.
1) Korteks Serebri
Korteks serebri adalah lapisan permukaan hemisfer yang yang disusun
oleh subtansia grisea. Hemisfer otak dibagi dalam beberapa lobus atau
daerah sesuai dengan tulang kranium. Lapisan korteks mempunyai 4
macam lobus yaitu :
• Lobus frontal berfungsi sebagai pusat penciuman, indera peraba.
• Lobus temporal berungsi sebagai pusat pendengaran.
• Lobus oksipetal berfungsi sebagai pusat pengliihatan.
• Lobus parietal berfungsi sebagai pusat ingatan, kecerdasan, memori,
kemauan, nalar, sikap.
Fungsi korteks serebri :
 korteks muncul primer (area 4,6,8)
- mengontrol gerakan volunter otot dan tulang pada sisi tubuh
kontralateral.
- lesi area 4 akan mengakibatkan paralisis kontralateral dari
kumpulan otot yang disarafi.
- area 6 dan 8 pada perangsangan akan timbul gerakan mata dan
kepala.
10
 Koteks sensorik primer (3,4,5)
- Penerima sensasi umum.
- Menerima serabut saraf.
- Terdapat homunkulus sensorik.
 Korteks visual (penglihatan) area 17
- terletak dilobus oksipital pada fisura kalkarina.
- lesi iritatif menimbulkan halusinasi visual.
- lesi destruktif menimbulkan gangguan lapangan pandang.
- menerima impuls dari radio-optika.
 Korteks auditorik (pendengaran) primer area 41
- terletak pada transvers temporal girus di dasar visura lateralis
serebri.
- menerima impuls dari radiasioauditorik yang berasal dari korpus
genikulatum medialis.
 Area penghidu (area reaptif olfaktorius)
- terletak di daerah yang berdekatan dengan girus parahipotalamus
lobus temporalis.
- kerusakan jalur olfaktorius menyebabkan anosmia.
- lesi iritasi menimbulkan halusinasi olfaktorius.
 Area asosiasi
- korteks yang mempunyai hubungan dengan area sensorik maupun
motorik.
- kerusakan daerah asosiasi akan menimbulkan gangguan dengan
gejala yang sesuai dengan tempat kerusakan.
2) Basal ganglia
Basal ganglia merupakan nuklei subkortikalis yang berasal dari
telensefalon. Basal ganglia terdiri dari beberapa elemen saraf sebagai
berikut :
- nukleus kaudatus dan putamen.
- globus palidus.
- korpus amigdaloideum.

11
Secara fungsional basal ganglia merupakan satu satuan fungsi dari :
- nukleus kaudatus dan putamen.
- nuklesus subtalmikus.
- subtansia nigra.
- nukleus rubra.
3) Rinensefalon
Rinensefalon merupakan bagian otak yang terdiri atas jaringan alo-
korteks yang melingkar sekeliling hilus hemisfer serebri serta berbagai
struktur lain yang lebih dalam yaitu amigdala, hipokampus dan nuklei
septal. Fungsi rinensefalon :
- perilaku makan.
- bersama dengan talamus memerangi perilaku seksual, emosi, serta
motivasi.
- perubahan tekanan darah dan pernapasan.
- hiperfagia dan komnifagia.
b) Mesencephalon/Otak tengah
Mesencephalon merupakan bagian otak yang terletak di depan
cerebellum dan jembatan varol. Berfungsi sebagai pusat
pengaturanan refleks mata.
c) Diencephalon/Otak depan
Diencephalon merupakan bagian otak yang terletak dibagian atas
dari batang otak dan di depan mesencephalon.Diencephalon terdiri
dari :
- Talamus yang berfungsi untuk stasiun pemancar bagi impuls yang
sampai di otak dan medulla spinalis.
- Hipotalamus yang berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu
tubuh, selera makan dan keseimbangan cairan tubuh, rasa lapar,
daya sexualitas, watak, emosi.
- Epitalamus.
- Nukleus subtalamus yang berfungsi sebagai nuklei penghubung,
nuklei asosiasi, dan nuklei proyeksi subkortikal.

12
d) Cerebellum
Cerebellum merupakan bagian otak yang terletak di bagian
belakang otak besar. Berfungsi sebagai pusat pengaturan
koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan tubuh serta
posisi tubuh.Terdapat 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum
bagian kiri dan belahan cerebellum bagian kanan yang
dihubungkan dengan jembatan varoli/ponds varoli yang berfungsi
untuk menghantarkan impuls dari kedua bagian cerebellum. Jadi
ponds varoli berfungsi sebagai penghantar impuls dari otot-otot kiri
dan kanan tubuh.
2. Medula
a. Medulla oblongata
Disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang
otak.Terletak langsung setelah otak dan menghubungkana dengan medulla
spinalis, di depan cerebellum.Susunan kortexmya terdiri dari neeurit dan
dendrite dengan warna putih dan bagian medulla terdiri dari bdan sel saraf
dengan warna kelabu.Berfungsi sebagai pusat pengaturan ritme respirasi,
denyut jantung, penyempitan dan pelebaran pembuluh darah, tekanan darah,
gerak alat pencernaan, menelan, batuk, bersin,sendawa.
b. Medulla spinalis
Disebut juga dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-ruas
tulang belakang yaitu ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang yang
kedua.Berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan impuls dari
organ ke otak dan dari otak ke organ tubuh.

13
SST (Susunan Saraf Tepi/Perifer)
Merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan sistem saraf
pusat.
1. Sistem saraf sadar/somatik
Merupakan sistem saraf yang kerjanya berlangsung secara sadar/diperintah oleh
otak. Indra somatik dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu :
a. Inra somatik mekanoreseptif
Yang di rangsang oleh pemindahan mekanisme sejumlah jaringan tubuh,
meliputi indra raba, tekanan, tekanan yang menentukan posisi relatif, dan
kecepatan gerakan berbagai bagian tubuh,yang dikelompokkan sebagai berikut :
1) sensasi eksteroreseptif => sensasi dari permukaan tubuh.
2) sensasi proprioseptif => sensasi yang berhubungan dengan keadaan fisik tubuh
termasuk sensasi kinestetik, sensasi tendo dan otot, tekanan dari dasar kaki.
3) sensasi viseral => sensasi dari visera tubuh organ dalam yang berasal dari
jaringan dalam seperti tulang atau fasia terutama meliputi tekanan nyeri dan
getaran dalam.
b. Indra termoreseptor, mendeteksi panas dan dingin
c. Indra nyeri, digiatkan oleh faktor apa saja yang merusak jaringan, perasaan
kompleks karena menyertakan sensasi perasaan dan emosi
2. Sistem saraf Otonom
Sistem saraf otonom merupakan sistem saraf yang cara kerjanya secara tidak
sadar/diluar kehendak/tanpa perintah oleh otak. Fungsi saraf otonom mengatur
motilitas dan sekresi pada kulit, pembuluh darah, dan organ viseral dengan cara
merangsang otot polos dan kelenjar eksokrin. Saraf otonom dibedakan menjadi 2
bagian yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik yang keduanya bekerja secara
antagonis/berlawanan.
a. Sistem saraf simpatik
Saraf simpatik merupakan 25 pasang simpul saraf (ganglion) yang terdapat di
medulal spinalis. Disebut juga dengan sistem saraf thorakolumbar karena saraf ini
keluar dari vertebrae thorak ke-1 sampai ke-12 dan vertebrae kolumbar ke-1
sampai dengan ke-3.Beberapa fungsi sistem saraf simpatik yaitu :
- Mempercepat denyut jantung.
- Memperlebar pembuluh darah.
- Menghambat pengeluaran air mata.
14
- Memperluas/memperlebar pupil.
- Menghambat sekresi air ludah.
- Memperbesar bronkus.
- Mengurangi aktivitas kerja usus.
- Menghambat pembentukan urine.
b. Sistem saraf parasimpatik
Saraf parasimpatik merupakan sistem saraf yang keluar dari daerah otak.Terdiri
dari 4 saraf otak yaitu saraf nomor III (okulomotorik), nomor VII (Facial), nomor
IX (glosofaring), nomor X (vagus). Disebut juga dengan sistem saraf craniosakral
karena saraf ini keluar dari daerah cranial dan juga dearah sakral. Beberapa fungsi
sistem saraf parasimpatik yaitu :
- Memperlambat denyut jantung.
- Mempersempit pembuluh darah.
- Memperlancar pengeluaran air mata.
- Memperkecil pupil.
- Memperlancar sekresi air ludah.
- Menyempitkan bronkus.
- Menambah aktivitas kerja usus.
- Merangsang pembentukan urine.

2.2 Kimia, Fisika dan Biokimia Sistem Persarafan


Sawar darah otak (Blood brain barrier)
Suatu sistem dari sel endotel kapiler yang melindungi otak terhadap kerusakan akibat
bahan atau senyawa tertentu yang ikut dalam sirkulasi darah, saat darah membawa
makanan atau bahan-bahan tertentu yang dibutuhkan otak. Tidak seperti di daerah kapiler,
dimana pertukaran bahan atau substansi tertentu sangat mudah, maka di otak, pertukaran
bahan untuk keluar masuk sel sangat dibatasi.
Fungsi Sawar darah otak
• Menjaga homeostasis millieu jaringan saraf.
• Mencegah berbagai molekul kimia dari sirkulasi darah untuk memasukki jaringan otak
yang dapat menyebabkan gangguan pd jaringan ini serta membatasi bahan-bahan kimia
yang diperlukan untuk meninggalkan jaringan otak.
• Beberapa neurotransmitter tidak dapat melewati sawar darah otak yaitu serotonin,
epinefrin, norepinefrin, dopamin, GABA dan histamin.
15
Sedangkan glutamat, dapat mudah masuk secara aktif ke dalam jaringan otat.

Transpor di sawar darah otak


Ada 4 mekanisme dasar suatu molekul terlarut menyeberangi membaran
1. Difusi sederhana
2. Difusi fasilitasi (mengunakan endositosis)
3. Difusi sederhana melalui kanal
4. Difusi melalui pompa aktif
Komponen dalam darah tidak dapat masuk ke jaringan otak secara bebas. Mereka harus
melalui sel-sel endotel, “basement membrane” dan sel-sel astrosit serta menggunakan
“carrier” yang berupa transporter diferensial yang spesifik agar dapat sampai ke jaringan
otak. Untuk molekul yang sangat lipofilik, sawar otak ini dapat ditembus tanpa memerlukan
“carrier”. Oksigen dan CO2 dapat melalui sawar otak melalui difusi pasif.
Glukosa yang merupakan bahan bakar terpenting di otak, diangkut ke jaringan otak melalui
transporter fasilitasi menggunakan GLUT 1 transporter.
Pada neuron, juga ditemukan GLUT 3 transporter dan pada sel-sel astrosit GLUT yang utama
adalah GLUT 1. Untuk asam monokarboksida (laktat, asetoasetat, beta hidroksibutirat)
diangkut oleh transporter khusus dan berjalan lebih lambat daripada transporter glukosa.
Pada keadaan puasa > 48 jam, badan keton (keton bodies) merupakan bahan bakar terpenting
di otak, baik pada orang dewasa maupun pada neonatus yang dikarenakan oleh cadangan
karbohidrat yang sudah habis. Asam amino berukuran besar seperti fenilalanin, leusin,
tirosin, isoleusin, valin, triptofan, metionin dan histidin dapat dengan cepat masuk ke SSP
melalui transporter khusus untuk asam amino. Asam amino kecil seperti alanain, glisin,
prolin dan GABA, pemasukkannya sangat dibatasi karena influksnya dapat mempengaruhi
kadar neurotransmiter dari asam amino jenis ini. Jenis asam-asam amino ini dapat dibuat di
jaringan otak. Beberapa protein seperti insulin, tranferin dan IGH dapat masuk ke jaringan
otak melalui mekanisme yang disebut “receptor mediated endocytosis”. Secara absolut,
jaringan otak sangat tergantung pada suplai glukosa dan oksigen . Kira-kira 20 % kebutuhan
total oksigen oleh tubuh, digunakan oleh jaringan otak

Neuron
Neuron merupakan sel saraf yang dapat menghantarkan rangsangan. Berperan dalam
menyalurkan/transmisi informasi yaitu komunikasi antar sel. Ditemukan di otak dan jaringan
saraf serta saling berhubungan satu dengan lain. Neuron yang satu berhubungan dengan
16
neuron atau sel lainnya melalui celah sinaps. Bagian dari neuron yaitu dendrite, badan sel
dan axon.
Sinaps merupakan daerah tertentu dari neuron dalam menerima atau menyalurkan informasi
berupa sinyal dari atau ke neuro/sel berikutnya (daerah antara prasinaps dan sinaps yang
menyalurkan impuls). Badan neuron mengandung inti sel dan lisosom, sehingga dapat
melakukan sintesis protein dan komponen membran sel, emikian pula pada dendrite. Akson
dan terminal akson tidak dapat mensintesis protein dan komponen plasma membran karena
tidak mempunyai perangkat ribosom. Neuron merupakan sel yang berdiferensiasi secara
khusus dan tidak mempunyai kemampuan memperbaiki diri (khususnya neuron di SSP,
sedang di saraf tepi (serat saraf tepi) dapat beregenerasi dengan baik). Bila suatu neuron
mengalami kerusakan yang parah, maka akan terjadi proses apoptosis. Satu neuron dapat
menerima sinyal dari berbagai macam sumber dan mengintergrasikannya. Neuron
menyalurkan sinyal berupa potensial listrik sepanjang membrannya. Bila sinyal sampai ke
presinaps, maka sinaps akan melepaskan (secara eksositosis) suatu neurotransmiter yang
tersimpan dalam vesikel, dan bergerak melalui celah sinaps ke reseptor khas pada pasca
sinaps.

Akson
Protein dan komponen membran yang diperlukan untuk pembaharuan akson dan terminal
saraf, disintesis di badan sel. Protein tersebut ditranspor melalui mikrotubul akson ke terminal
saraf dan kemudian diinsersikan ke dalam membran plasma maupun organel lain di terminal
saraf. Melalui mikrotubuli, bagian membran yg rusak dibawa ke badan sel untuk didegradasi
oleh enzim lisosom. Akson merupakan penyalur impuls listrik yang disebut potensial aksi
dan bergerak menjauhi badan sel ke terminal saraf/sinaps. Di dalam terminal neuron / ujung
akson/presinaps, terdapat vesikel atau endosom yang menyimpan neurotransmiter. Peran
vesikel adalah melindungi neurotransmiter dari degradasi enzim spt MAO (monoamin
oksidase) yang dapat merusak neurotransmiter serotonin. Vesikel juga berperan dalam
membawa neurotransmiter dan dikeluarkan ke celah sinaps.Bila terdapat potensial aksi, maka
vesikel yang mengandung neurotransmiter akan bergabung dengan membran
presinaps/prasinaps dan membebaskan isinya ke dalam celah sinaps. Neurotransmiter tersebut
akan berdifusi dengan reseptor pasca sinaps sehingga interaksinya akan menimbulkan
perubahan kimia.Adanya transduksi sinyal pada pasca sinaps akan menimbulkan potensial
aksi baru, maka neuron itu akan membentuk suatu protein khusus atau mengalami
depolarisasi yang akan meneruskan sinyal listrik selanjutnya pada neuron berikutnya.
17
Dendrit
Suatu neuron, dapat mempunyai lebih dari satu dendrit (neuron unipolar atau multipolar).
Fungsinya menyalurkan impuls sinyal dari terminal akson ke neuron atau sel lainnya,
mengubah sinyal kimia yang timbul pada terminal akson menjadi sinyal listrik yang akan
ditransmisikan ke badan sel berikutnya.

Transmisi impuls saraf sel neuron


Membran permukaan sel neuron selalu dalam keadaan asimetris voltase listrik, baik di dalam
maupun di luar sel. Keadaan ini yang menyebabkan membran itu mudah mengalirkan arus
listrik. Bila ada suatu sinyal kimia yg diperantarai oleh suatu reseptor membran sinaps, maka
saluran kanal ion akan terbuka dan menyebabkan influks ion Na atau Ca ke dalam sel yang
disertai effluks dari ion K keluar sel. Perubahan ini akan menimbulkan perbedaan tegangan
antara bgn luar dan dalam membran karena depolarisasi dan perbedaan ini akan menjalar
sebagai impuls saraf sepanjang membran akson.
Selubung mielin (terbentuk dari fosfolipid, kolesterol, glikosfingolipid dan beberapa protein
hidrofobik) bertindak sebagai isolator yang impermiabel thdp ion dan air, shg penjalaran
impuls tjd lbh cepat. Bgn yg mengalami depolarisasi akan dengan cepat kembali kekondisi
gradien semula karena adanya pompa Na-K-ATPase

Ranvier Node
Celah antara segmen yang berselubung mielin sepanjang akson dan merupakan penghubung
dengan sel neuroglia. Nodus ini berperan sebagai pintu masuk atau keluar ion natrium yang
terdapat disepanjang selubung myelin. Berperan juga sebagai penghubung antara sel-sel
neuroglia dengan neuron. Pada sel Schwan (oligodendrit), bgn akson dari neuron yg ditutupi
selubung mielin, akan menyalurkan implus saraf lebih cepat. Proses keluar masuknya ion
untuk menghasilkan depolarisasi membran hanya terjadi pada bagian akson yang tidak
mengandung selaput mielin (ranvier node). Pada penyakit tertentu seperti sindroma “Guillain
Barre”, terjadi demielinisasi dan terganggunya penyaluran impuls saraf.

Potensial aksi
Merupakan perubahan pulsatif yang terjadi tiba-tiba dan menjalar sepanjang membran plasma
(lebih dijelaskan dalan neurofisiologi). Perpindahan potensial aksi sepanjang perjalanan,
berlangsung sangat cepat kurang lebih 100 m/dL. Potensial aksi dibangun oleh suatu protein

18
membran yang merupakan kanal ion yang dapat membuka dan menutup, sehingga terjadi
perpindahan ion K dan Na melalui kanal itu.
Potensial membran yang timbul pada sel saraf sangat tergantung pada gradien ion Na dan K
yang dibangkitkan dan dipertahankan oleh pompa Na-K-ATPase. ATP tidak secara langsung
mempengaruhi potensial aksi. Tanpa ATP, potensial aksi masih dapat berlangsung (spt
adanya hambatan sintesis ATP oleh “uncouple DNP), karena pergerakan ion setiap
dibangkitkan sinyal listrik hanya memerlukan sebagian kecil ion Na dan K.

Kanal ion
Sebagian besar neurotransmiter (Ach, GABA) berperan dalam mengatur aliran ion melalui
kanal ion pada membran, sehingga menyebabkan terjadinya depolarisasi atau hiperpolarisasi
membrane. Na, K, Ca dan Cl merupakan ion-ion yang keluar masuk sel melalui proses kanal
ion (“ligand gated ion channels” atau “voltage gated ion channels”).

Sinaps
Sinaps merupakan tempat khusus dimana neuron itu berkomunikasi dengan neuron/sel
lainnya, menyalurkan sinyal ke satu arah. Ada tipe sinaps transmisi terdiri atas sinaps kimia
dan Sinaps listrik/elektrik.
Sinaps adalah suatu daerah kontak dimana informasi neuron ditransfer ke sel lain. Struktur
dan fungsi sinaps adalah sangat sederhana, dan berperan dalam memindahkan ion-ion
(molekul bermuatan) dari satu sel ke sel lain.Sinaps elektrik terjadi di area khusus yang
dikenal dengan “ gap junction” (celah gabungan). Pori yang dibentuk oleh celah ini akan
mengalirkan ion-ion dari satu sel ke sel lain dan ukurannya lebih besar dari kanal ion. “Gap
junction”, kanal yang berlekatan dan berada di tempat atau situs berperan menghubungkan
membran dari dua sel yang letaknya sangat berdekatan (3 nm). Celah sempit ini dibentuk dari
sekelompok protein khusus yaitu “connexin” yang bergabung dalam 6 “connexin”.
Membentuk satu kanal ini dikenal dengan “connexon”.” Connexon” membran sel 1 akan
berlekatan dengan “connexon” membran sel 2 membentuk kanal “ gap junction”. Kanal ini
akan mengalirkan ion-ion dan molekul kecil dari sitoplasma sel 1 ke sitoplasma sel 2. Karena
ion-ion dapat bergerak dari satu sel ke sel lain melalui kanal-kanal ini sehingga satu sel dan
sel lain, jumlah ionnya seimbang, maka berperan dalam membantu sinkronisasi aktivitas dari
suatu kelompok neuron ( jadi depolarisasi dan hiperpolarisasi dapat tersebar dari satu neuron
ke neuron lain secara seketika).

19
Connexon” seperti kanal lainnya, dapat terbuka dan tertutup. Yang mempengaruhi peristiwa
ini adalah pH, konsentrasi Ca2+ dan voltase atau muatan yang menyeberangi celah ini. Selain
faktor di atas, adanya kerjasama atau networking dari neuron-neuron juga. mempengaruhi
buka-tutupnya celah ini, seperti neurotransmiter dopamin yang dilepaskan untuk respon
cahaya di retina, akan mempengaruhi berbagai mekanisme sehingga terjadi fosforilasi
“connexin” dan mengakibatkan “connexon” akan menutup.

Sinaps kimia
Pada sistem saraf matang manusia, sinaps transmisi yang banyak ditemukan adalah sinaps
kimia. Elemen dasar yang menjadi metoda dalam sinaps kimia dalam sistem saraf adalah
presinaps dan postsinap yang keduanya dipisahkan dan saling berseberangan satu dengan lain
oleh celah setebal 10 nm.Depolarisasi presinaps akan menyebabkan pelepasan
neurotransmiter, berdifusi menyeberangi celah sinaps dan melekat di molekul
neurotransmiter di membran postsinaps, dan memberikan respon langsung maupun tidak
langsung, berupa perubahan permeabilitas ion di membran postsinaps. Terminal akson dari
sel sinaps mengandung vesikel-vesikel yang berisi neurotransmiter (Ach atau epinefrin),
sedangkan sel pasca sinaps dapat berupa dendrit atau badan suatu neuron, sel otot atau sel
kelenjar endokrin. Bila suatu potensial mencapai terminal akson sel presinaps, maka vesikel
akan berdifusi ke membran plasma, kemudian membebaskan isinya ke celah sinaps dan
selanjutnya terikat pada reseptor membran sel pasca sinaps.

Fungsi dan struktur dasar


Transmisi pada sinaps kimia, akan melibatkan 5 faktor penting antara lain :
1. Sintesis neurotransmiter pada terminal presinaps atau dalam badan sel saraf.
2. Pemekatan dan pengepakan molekul neurotransmiter untuk dipersiapkan sebelum
dilepaskan
3. Pelepasan neurotransmiter ke celah sinaps
4. Pengikatan neurotransmiter di reseptor neurotransmiter postsinaps, dan memicu banyak
efek di bagian akhir postsinaps.
5. Penghentian ataupun penghancuran aksi dari neurotransmiter, mempersiapkan sinaps
berikutnya untuk melepaskan transmiter. Interaksi neurotransmiter-reseptor akan
menyebabkan perubahan permeabilitas ion pada membrane yang mengubah potensial listrik
membran menjadi potensial aksi, dan bila sel prasinaps merupakan sel otot pada kontraksi
otot. Sinaps kimia dapat menghasilkan amplifikasi sinyal. Sinaps kimia juga dapat

20
menyebabkan inhibisi (hambatan) (GABA/glisin) atau ekstasi (perluasan) (Ach, glutamat
(reseptor NMDA dan non NMDA serta serotonin)) dengan membangkitkan /membuka kanal
ion Na atau menghambat /membuka kanal ion K atau Cl terhadap timbulnya potensial aksi
pada membran pasca sinaps.

Mekanisme pembersihan neurotransmitter


Setelah neurotransmiter dan neuropeptida berikatan dengan reseptor, harus segera
dibersihkan. Beberapa neurotransmiter dan neuropeptida dapat berdifusi sederhana keluar
dari celah sinaps untuk digunakan lagi maupun didegradasi. Asetilkolin akan dipecah, oleh
enzim asetilkolin esterase menjadi asetat dan kolin. Kolin akan dibawa ke presinaps untuk
membentuk asetilkolin baru.
Neurotransmiter

Asetilkolin (ACh)
Asetilkolin disintesis dari penggabungan kolin dan asetil-KoA dengan dikatalis oleh enzim
kolin asetiltransferase. Neuron yang mensintesis dan melepaskan ACh merupakan neuron
yang kolinergik. Ketika potensial aksi mencapai terminal prasinaps, maka akan mengijinkan
ion Ca masuk melalui “voltage-gated calcium channel”. Masuknya ion Ca akan menyebabkan
eksositosis vesikel prasinaps yang mengandung Ach dan melepaskan Ach ke daerah celah
sinaps. Setelah dilepaskan, Ach harus segera dihidrolisis oleh enzim asetilkolinesterase.

Gaba
GABA merupakan derivat asam amino g-aminobutirat atau 4- aminobutirat, merupakan
inhibitor pada saat transmisi (penyaluran) presinaps di sistem saraf pusat dan retina. GABA
dibentuk dari dekarboksilasi glutamat oleh ensim glutamat dekarboksilase (GAD). GABA di
daur ulang pada CNS melalui reaksi yang dikenal sebagai “GABA shunt” dalam sel glial dan
diubah menjadi glutamin. Neuron yang menghasilkan GABA dikenal sebagai GABAergik
serta mempunyai 2 reseptor yaitu GABA - A yang mempengaruhi kanal Cl dan GABA - B
yang mempengaruhi kanal K.

21
Glutamat
Glutamat disintesis pada siklus intermediat asam sitrat dari -ketoglutarat. Terdapat 2 jalur
pada sintesis ini yaitu melalui bantuan enzim glutamat dehidrogenase yang mereduksi
ketoglutarat menjadi glutamat dengan penambahan gugus amonia. Amonia diperoleh dari
degradasi asam amino maupun neurotransmiter ataupun dari amonia bebas yang berdifusi
melewati “blood-brain barrier”. Glutamat disintesis dari glutamin oleh bantuan enzim
glutaminase. Glutamin banyak di sel glial. Glutamat disimpan dalam vesikel dan
pelepasannya tergantung pada Ca2+.

Katekolamin
Ada 2 jenis katekolamin yaitu norepinefrin dan dopamin, yang berperan sebagai
neuromodulator di CNS dan hormon di aliran darah. Katekolamin disintesis dari asam amino
tirosin. Sintesis norepinefrin dan epinefrin melalui dopamin akan mengalami hidroksilasi
menjadi norepinefrin. Enzim kuncinya adalah DBH. Norepinefrin akan mengalami metilasi
menjadi epinefrin. Enzim kuncinya adalah PNMT.
Neurotransmiter ini akan diinaktifkan dengan diubah menjadi produk yang mudah
dieksresikan dalam urin.
Ada 3 jenis reaksi dasar untuk inaktivasi dan eksresi katekolamin :
1. Deaminasi oksidatif dengan bantuan enzim monoamin oksidase (MAO), terjadi di sitosol
terminal presinaps, sel glia, eritrosit dan jaringan lain.
2. Oksidasi dengan enzim aldehid dehidrogenase.
3. Metilasi dengan bantuan enzim katekolamin O-metiltransferase (COMT) membentuk
produk asam 3 metoksi 4 hidroksimandelat yang dieksresikan melalui urin.

Dopamin
Dopamin merupakan neurotransmiter monoamin. Dopamin, epinefrin dan norepinefrin
merupakan golongan katekolamin sedangkan seretonin merupakan golongan indolamin.
Berasal dari asam amino tirosin yang mengalami hidroksilasi. Enzim kunci sintesis dopamin
adalah tirosin hidrosilase dan dopa dekarboksilase. Tirosin yang merupakan asam amino non
esensial dapat dibuat dari fenilalanin dengan enzim fenilalanin hidroksilase. Sintesis tirosin
terjadi di hati dan dibawa ke otak oleh tranporter asam amino. Di otak, tirosin dapat diubah
menjadi DOPA dan akhirnya menjadi DOPAMIN. Kofaktor yang diperlukan dalam
mengubah tirosin menjadi DOPA adalah oksigen, besi dan THB (tetrahidrobiopterin).

22
Kofaktor untuk dopa dekarboksilase adalah PLP (piridoksal fosfat). Ada 2 reseptor Dopamin
: D1 (stimulator) dan D2 (inhibitor).

Norepinefrin (noradrenalin)
Norepinefrin merupakan salah satu dari dua neurotransmiter yang terdapat di sistem saraf
peripheral. Norepinefrin disintesis dari dopamin dengan bantuan enzim Dopamin
hidroksilase (DBH) dan kofaktornya adalah oksigen, Cu dan vitamin C. Jika dopamin tempat
sintesisnya ada di sitoplasma, maka norepinefrin disintesis ditempat penyimpanan vesikel
neurotransmitter. Sel memerlukan norepinefrin untuk diubah menjadi epinerin (adrenalin)
dengan bantuan enzim “phentolamine N-methyltransferase (PNMT)”.

Serotonin
Serotonin disebut juga 5-hidroksitriptamin (5HT), merupakan neurotransmiter monoamine.
Serotonin dibentuk dari triptofan yang mengalami hidroksilasi dan dekarboksilasi. 5 HT
banyak ditemukan di gastrointestinal pada sel enterokromafin (90%) dan sisanya ditemukan
di platelet dan SSP. Serotonin berperan penting sebagai neurotransmiter yang memodulasi
marah, agresif, suhu tubuh, perasaan, mengantuk, seksual, rasa lapar dan metabolism. Telah
ditemukan 7 jenis reseptor serotonin : 5HT1 - 5HT7. 5HT1 memiliki 6 subtipe (5HT1A -
5HT1F). Umumnya reseptor 5HT adalah reseptor yang mempengaruhi protein G, kecuali
5HT3 yang merupakan reseptor kanal ion. Beberapa reseptor 5HT dapat ditemukan di
prasinaps maupun pasca sinaps.

Histamin
Histamin merupakan monoamin. Di otak, dihasilkan dari sel mast dan serat saraf. Histanin
disintesis dari histidin dengan bantuan enzim histidin dekarboksilase. Histamin disimpan di
vesikel terminal saraf. Depolarisasi terminal saraf akan melepaskan histamin. Proses ini juga
tergantung pada Ca2+. Histamin yang dilepaskan akan mengaktifkan reseptor di presinaps
dan postsinaps. Astrosit berperan dalam inaktivasi dan degradasi histamin. Proses dapat
terjadi otak dengan bantuan enzim histamin metiltransferase diikuti dengan oksidasi oleh
MAO dan diikuti oksidasi menjadi asam asetat metillmidazol. Sedangkan di jaringan periferal
akan mengalamin deaminasi oleh enzim diamin oksidase dan diikuti oksidasi membentuk
asam asetat imidazol.

23
2.3 Anatomi Dan Fisiologi Sistem Integumen
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut
sebagai sistem integumen. Integument berasal dari bahasa yunani yaitu integumentum
yang artinya penutup yang terdiri sebagian besar adalah kulit ,rambut ,kuku, dan
kelenjar. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling luas. Sistem ini terdiri atas
kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan
reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total
berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-
agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga
akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran
(vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga
memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit
membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan
luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

A. Anatomi Sistem integument


Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu : epidermis (kulit ari), dermis (kulit jangat atau
korium) dan lapisan subkutan/hipodermis.
1. Epidermis
Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan lapisan
teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda : 400-600 μm
untuk kulit tebal (kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit
tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain sel-sel epitel,
epidermis juga tersusun atas lapisan :
a. Melanosit, yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses melanogenesis.
Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis
dan mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap rangsangan hormon
hipofisis anterior, hormon perangsang melanosit (melanocyte stimulating
hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama
terlibat dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut.
Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya.. Melanin diyakini dapat

24
menyerap cahaya ultraviolet dengan demikian akan melindungi seseorang
terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
b. Sel Langerhans, yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum tulang,
yang merangsang sel Limfosit T, mengikat, mengolah, dan merepresentasikan
antigen kepada sel Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan
penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun yang disebut sel Langerhans terdapat
di seluruh epidermis. Sel Langerhans mengenali partikel asing atau
mikroorganisme yang masuk ke kulit dan membangkitkan suatu serangan imun.
Sel Langerhans mungkin bertanggungjawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel
kulit displastik dan neoplastik. Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan
saraf-sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf
dan kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat
memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan meningkatkan rangsang simpatis.
Radiasi ultraviolet dapat merusak sel Langerhans, mengurangi kemampuannya
mencegah kanker.
c. Sel Merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor sensoris dan
berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
d. Keratinosit, yang secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam
sebagai berikut:
1. Stratum Korneum /lapisan tanduk, terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa
inti dengan sitoplasma yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan
terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur
sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling melekat
erat.
2. Stratum Lucidum tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang
homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum lucidum terdiri
dari protein eleidin. Selnya pipih, bedanya dengan stratum granulosum adalah
sel-sel sudah banyak yang kehilangan inti dan butir-butir sel telah menjadi
jernih sekali dan tembus sinar. Lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan
dan telapak kaki.

25
3. Stratum Granulosum/ lapisan keratohialin, terdiri atas 2-4 lapis sel poligonal
gepeng yang sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel
terdapat granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang
bekerja sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta
menyediakan efek pelindung pada kulit.
4. Stratum Spinosum/ stratum malphigi / pickle cell layer, tersusun dari beberapa
lapis sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris
dengan inti bulat/lonjong. Pada sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan
sehingga tampak seperti duri yang disebut spina dan terlihat saling
berhubungan dan di dalamnya terdapat fibril sebagai intercellular bridge.Sel-
sel spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk
mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi.
Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang
berpotensi mengalami gesekan seperti telapak kaki.
5. Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis (berbatasan dengan dermis), tersusun dari selapis sel-sel pigmen
basal , berbentuk silindris dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin. Pada
lapisan basal ini terdapat sel-sel mitosis.

Ket :
A: Melanosit
B: Sel Langerhans
C: Sel Merkel
D:Nervanda
1. Stratum Korneum
2. Stratum Lucidum
3. Stratum
Granulosum
4. Stratum Spinosum
Gambar : Struktur Epidermis 5. Basal membran

26
2. Dermis
Lapisan yang mempunyai ketebalan 4kali lipat dari lapisan epidermis (kira-kira
0.25-2.55mm ketebalannya) tersusun dari jaringan penghubung dan penyokong
lapisan epidermis dan mengikatkannya pada lapisan dalam hipodermis. Lapisan ini
terbagi atas :
a. Lapisan papilari,
Merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang longgar
menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat sel mast dan
sel makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme yang
menembus lapisan dermis. Di lapisan ini juga terdapat sejumlah kecil elastin dan
kolagen. Lapisan ini berbentuk gelombang yang terjulur kelapisan epidermis untuk
memudahkan kiriman nutrisi kelapisan epidermis yang tidak mempunyai pembuluh
darah.
b. Lapisan Retikular,
Merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat dengan
susunan yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena banyak terdapat serat
elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama lain menyerupai
jaring-jaring. Dengan adanya serat elastin dan kolagen akan membuat kulit menjadi
kuat, utuh kenyal dan meregang dengan baik. Komponen dari lapisan ini berisi
banyak struktur khusus yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri dari :
1) Kelenjar sebaceous/sebasea (kelenjar lemak)
Menghasilkan sebum, zat semacam lilin, asam lemak atau trigliserida bertujuan
untuk melumasi permukaan kulit dikeluarkan melalui folikel rambut yang
mengandung banyak lipid. pada orang yang jenis kulit berminyak maka sel
kelenjar sebaseanya lebih aktif memproduksi minyak, dan bila lapisan kulitnya
tertutup oleh kotoran,debu atau kosmetik menyebabkan sumbatan kelenjar
sehingga terjadi pembengkakan. pada gambar dibawah terlihat kelenjar sebasea
yang berwarna kuning dan disebelah kanannya terdapat kelenjar keringat)

27
Gambar : Kelenjar Sebasea
2) Eccrine sweat glands atau kelenjar keringat
Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar
dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja
dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang
aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat
juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua
molekul organik hasil pemecahan protein yaitu amoniak dan urea. Terdapat dua
jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat
merokrin.
a) Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta
aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang
khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari sistem saraf dan
hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi
dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin
melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.
b) Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki.
Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah
metabolisme. Kadar pH-nya berkisar 4.0 – 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat
merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan
elektrolit serta melindungi dari agen asing dengan cara mempersulit perlekatan
agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat
antibiotik.

28
Gambar: Kelenjar Keringat
3) Pembuluh darah
Dilapisan dermis sangat kaya dengan pembuluh darah yang memberi nutrisi
penting untuk kulit, baik vitamin, oksigen maupun zat-zat penting lainnya untuk
metabolisme sel kulit, selain itu pembuluh darah juga bertugas mengatur suhu
tubuh melalui mekanisme proses pelebaran atau dilatasi pembuluh darah.
Aliran darah untuk kulit berasal dari subkutan tepat di bawah dermis. Arteri
membentuk anyaman yang disebut retecutaneum yaitu anyaman pembuluh darah di
jaringan subkutan, tepat di bawah dermis. Cabang-cabang berjalan ke superficial
dan ke dalam. Fungsi vaskularisasi yang ke dalam ini adalah untuk memelihara
jaringan lemak dan folikel rambut.Cabang yang menembus stratum reticulare,
memberi cabang ke folikel rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebasea.
Pada perbatasan Str. Reticullare Str. Papilare membentuk anyaman ke 2 yang
disebut Rete Sub Papillare berupa pembuluh darah yang lebih kecil. Arteriole-
arteriole dari rete sub papillare berjalan ke arah epidermis dan berubah menjadi
anyaman kapiler (capilary beds). Pembuluh kapiler ini terdapat pada tepat di bawah
epidermis, sekitar matrik folikel rambut, papila folikel rambut, sekitar kelenjar
keringat dan sebasea. Selain itu di bagian superfisial di stratum retikulare terdapat
anyaman pembuluh darah yang disebut pleksus papilaris. Pada keadaan temperatur
udara lebih rendah dari tubuh maka kapiler venulae di stratum papilare dan
subpapilare menyempit sehingga temperatur tubuh tidak banyak yang hilang. Bila
udara panas kelenjar keringat aktif memproduksi keringat kapiler dan venulae
dilatasi penguapan keringat.

29
4) Serat elastin dan kolagen
Semua bagian pada kulit harus diikat menjadi satu, dan pekerjaan ini
dilakukan oleh sejenis protein yang ulet yang dinamakan kolagen. Kolagen
merupakan komponen jaringan ikat yang utama dan dapat ditemukan pada
berbagai jenis jaringan serta bagian tubuh yang harus diikat menjadi satu. Protein
ini dihasilkan oleh sel-sel dalam jaringan ikat yang dinamakan fibroblast. Kolagen
diproduksi dalam bentuk serabut yang menyusun dirinya dengan berbagai cara
untuk memenuhi berbagai fungsi yang spesifik. Pada kulit serabut kolagen tersusun
dengan pola rata yang saling menyilang.
Kolagen bekerja bersama serabut protein lainnya yang dinamakan elastin yang
memberikan elastisitas pada kulit. Kedua tipe serabut ini secara bersama-sama
menentukan derajat kelenturan dan tonus pada kulit. Perbedaan serat Elastin dan
kolagen, adalah serat elastin yang membuat kulit menjadi elastin dan lentur
sementara kolagen yang memperkuat jaring-jaring serat tersebut. Serat elastin dan
kolagen itu sendiri akan berkurang produksinya karena penuaan sehingga kulit
mengalami kehilangan kekencangan dan elastisitas kulit.
5) Syaraf nyeri dan reseptor sentuh
Kulit juga seperti organ lain terdapat cabang-cabang saraf spinal dan
permukaan yang terdiri dari saraf-saraf motorik dan saraf sensorik. Ujung saraf
motorik berguna untuk menggerakkan sel-sel otot yang terdapat pada kulit,
sedangkan saraf sensorik berguna untuk menerima rangsangan yang terdapat dari
luar atau kulit. Pada kulit ujung-ujung, saraf sensorik ini membentuk bermacam-
macam kegiatan untuk menerima rangsangan.
3. Subkutan
Jaringan Subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling dalam.
Lapisan ini terutama berupa jaringan adiposa yang memberikan bantalan antara
lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Banyak mengandung
pembuluh darah, pembuluh limfe dan syaraf juga terdapat gulungan kelenjar keringat
dan dasar dari folikel rambut. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan
kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh. Lemak atau gajih akan bertumpuk dan
tersebar menurut jenis kelamin seseorang, dan secara parsial menyebabkan perbedaan
bentuk tubuh laki-laki dengan perempuan. Makan yang berlebihan akan meningkatkan
penimbunan lemak di bawah kulit. Jaringan subkutan dan jumlah lemak yang

30
tertimbun merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh. Tidak seperti
epidermis dan dermis, batas dermis dengan lapisan ini tidak jelas.
Pada bagian yang banyak bergerak jaringan hipodermis kurang, pada bagian yan
melapisi otot atau tulang mengandung anyaman serabut yang kuat. Pada area tertentu
yng berfungsi sebagai bantalan (payudara dan tumit) terdapat lapisan sel-sel lemak
yang tipis. Distribusi lemak pada lapisan ini banyak berperan dalam pembentukan
bentuk tubuh terutama pada wanita.

Gambar : Struktur Kulit

B. Skin Appendages/adnexa /Struktur asesoris kulit


Skin Appendages/adnexa kulit merupakan struktur tambahan kulit. Derivat kulit
berasal dari epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera, kelompok sebasea, rambut dan
folikel rambut serta kuku. Nama lainnya appendages kulit / adneksa kulit / struktur
tambahan kulit.
1. Rambut dan folikel rambut
Rambut terdiri dari batang yang trletak diatas permukaan kulit dan akar rambut
yang terletak di dalam kulit. Folikel rambut merupakan jaringan yang meliputi akar
rambut. Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta
kutikula yang terdiri dari keratin keras.
a. Medula merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang mengalami
keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara sel-sel kadang-kadang
terdapat udara / cairan. Bagian ini tak terdapat pada rambut tipis / halus.

31
b. Kortex merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel berbentuk
runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak mengandung pigmen.
c. Kutikula merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng yang
mengalami keratinisasi, transparan. Secara mikroskopis tersusun seperti genting,
terdiri dari 1-3 lapis sel-sel yang sebagian mengalami keratinisasi.
Folikel rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis. Pada dasarnya folikel
rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri dari : jaringan ikat,
pembuluh darah dan sel-sel saraf. Bagian luar papila diliputi sel-sel epitel yang
disebut germinal matri, dan ujung folikel rambut tampak membesar. Sel-sel germinal
matrik (puncak papila) berproliferasi membentuk rambut yang dapat tumbuh terus.
Bagian sentral Germinal Matrik (puncak papila) membentuk bagian medula rambut
dan kortex. Bagian perifer membentuk selubung akar rambut yaitu selubung akar
dalam dan selubung akar luar.
Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah folikel, terdiri dari 3 lapisan yaitu
lapisan kutikula, merupakan lapisan dalam, dekat kutikula dari kortek rambut terdiri
dari sel-sel pipih. Lapisan Husley, merupakan lapisan tengah dan Lapisan Henle, yaitu
lapisan luar, terdiri dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami keratinisasi. Sel-sel
selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang bersifat asidofil dan disebut
granula trichohyalin, yang dengan H.E. tampak kemerahan.
Selubung akar luar terletak pada dasar folikel, lanjutan dari Germinal Matrix,
hanya terdiri dari 1 lapis sel-sel sesuai stratum basale epidermis. Lebih ke atas, sel-sel
terdiri dari beberapa lapis, sesuai lapisan epidermis. Selubung Jaringan Ikat
merupakan dermis yang langsung berhubungan / menyelubungi folikel rambut.
Dipisahkan dari selubung akar luar oleh membran basales. Musculus Erector Pili
merupakan otot polos yang melekat pada pertengahan selubung jaringan ikat, ujung
lainnya berakhir pada stratum papillare dermis, dengan arah miring ke atas. Kontraksi
otot ini menyebabkan : rambut berdiri tegak, kulit melekuk, dan sekret kelenjar
sebasea keluar. Inervasinya berasal dari serabut saraf simpatis.
Warna rambut tergantung kualitas dan kuantitas pigmen korteks. Bila sedikit /
kurang tampak putih. Campuran rambut putih dan berpigmen, tampak abu-abu (uban).
Rambut coklat atau hitam disebabkan oleh adanya melanin. Melanosit terdapat pada
matrix folikel rambut, yang dapat mengalami mitosis. Melanosit kemudian akan
terdorong ke atas.

32
Gambar : Struktur Rambut

2. Kuku
Kuku berpoliferasi membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di bawahnya
menjadi dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapit oleh lipatan
kulit yang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik epidermis yang
menyatu erat dan tidak mengelupas. Badan kuku berwarna bening sehingga
kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah di dalam dasr kuku.
Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke permukaan lempeng kuku
sebgai epikondrium atau kutikula. Kuku tumbuh dari akarnya yang terletak di bawah
lapisan tipis kulit yang dinamakan kutikula. Pertumbuhan kuku berlangsung
sepanjang hidup dengan pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari. Pembaruan total kuku
jaringan tangan memerlukan waktu sekitar 170 hari, sedangkan kaki sekitar 12 – 18
bulan. Bagian dari kuku, terdiri dari, ujung kuku atas ujung batas, badan kuku yang
merupakan bagian yang besar. dan akar kuku (radik).

33
.

Gambar : Struktur Kuku

C. Warna kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat,
kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika
dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama
ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
3. Melanin yang berwarna coklat
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan warna
kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit ditentukan oleh
faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat dari tirosin sejenis asam
amino dan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi butir-butir melanin yang berwarna
coklat, serta untuk proses ini perlu adanya enzim tirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin
menjadi melanin berlangsung lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah
sinar ultra violet. Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan
menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses
pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang dihasilkan
oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan
benih.

34
D. Fisiologi Sistem integument
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh. Fungsi-
fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi, absorpsi, ekskresi, persepsi,
pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan vitamin D.
1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:
a. Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat kimia.
Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi dan erat seperti
batu bata di permukaan kulit.
b. Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi;
selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui
kulit.
c. Sebum yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan rambut dari
kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di
permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan dengan ekskresi keringat, akan
menghasilkan mantel asam dengan kadar pH 5-6.5 yang mampu menghambat
pertumbuhan mikroba.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya. Pada stratum
basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya.
Pigmen ini bertugas melindungi materi genetik dari sinar matahari, sehingga
materi genetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada
proteksi oleh melanin, maka dapat timbul keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif. Yang
pertama adalah sel Langerhans, yang merepresentasikan antigen terhadap
mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas memfagositosis mikroba yang
masuk melewati keratin dan sel Langerhans.
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid seperti
vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon dioksida.
Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air memungkinkan kulit
ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain itu beberapa material toksik dapat
diserap seperti aseton, CCl4, dan merkuri. Beberapa obat juga dirancang untuk larut
lemak, seperti kortison, sehingga mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan
antihistamin di tempat peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal
35
tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan
dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi
lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.
3. Fungsi ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya,
yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis.
Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis, badan
taktil Meissner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula
badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan
diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih
banyak jumlahnya di daerah yang erotik.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi) melalui dua
cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di pembuluh kapiler. Pada
saat suhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat dalam jumlah banyak serta
memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi) sehingga panas akan terbawa keluar
dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih
sedikit keringat dan mempersempit pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga
mengurangi pengeluaran panas oleh tubuh.
6. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7 dihidroksi kolesterol
dengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan ginjal lalu memodifikasi
prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah
hormon yang berperan dalam mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus
gastrointestinal ke dalam pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi
vitamin D sendiri, namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan
sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit
dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar
keringat, dan otot-otot di bawah kulit.

36
2.4 Kimia, Fisika dan Biokimia Sistem Integumen
Kulit merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh setiap manusia, selain
berfungsi sangat krusial dalam perlindungan, kulit juga memiliki berbagai fungsi lain, seperti
fungsi ekskresi dan absorpsi, sensasi rangsangan sensoris, termoregulator, serta sintesis
vitamin D3. Kulit memiliki berbagai lapisan yang kompleks, terbagi atas tiga lapisan besar,
yaitu epidermis yang terbagi menjadi lapisan tanduk, lapisan granular, lapisan spinosum, dan
lapisan basalis; membrana basalis yang menjadi pemisah antara epidermis dengan dermis;
dan dermis yang mengandung banyak jaringan ikat, serat kolagen, serabut elastin, dan
fibroblas.
Zat-zat dan protein penyusun kulit menjadi penting untuk dipahami, karena dengan
memahami strukur berikut, kita akan dengan lebih mudah memahami proses pembentukan
vitamin D, proses melanogenesis dan proses penuaan pada kulit.

Protein penyusun kulit


Protein penyusun kulit yang utama adalah zat keratin, kolagen, elastin dan melanin.
Keratin
Keratin merupakan protein struktural terpenting (merupakan intermediate filament) dari
jaringan epitel yang memberi fungsi struktural. Intermediate filament ini memiliki diameter
sekitar 8-10 nm. Keratin banyak ditemukan di kulit bagian lapisan tanduk, kuku dan
rambut. Secara biokimia, keratin merupakan untaian -heliks yang panjang diselingi oleh
segmen non heliks pendek. -heliks adalah asam amino yang memutar ke arah kanan yang
disebut heliks karena susunannya yang tidak menetap. Keratin memiliki dua tipe, tipe yang
pertama disebut keratin asam (tipe I, ± 310 aa), sedangkan tipe yang kedua adalah keratin
basa (tipe II, ± 310 aa) yang memiliki ujung karboksil yang lebih panjang. Baik tipe I
maupun tipe II memiliki struktur yang sama, yaitu bagian –NH2 yang membentuk kepala, dan
bagian -COOH yang membentuk ekornya.
Keratin tipe I dan II yang masing-masing memiliki 15 varian ini akan berpilin, berikatan
membentuk coiled coil atau kumparan yang disebut struktur heterodimer. Kontak antara
kedua jenis -heliks dibentuk oleh rantai samping asam amino yang hidrofobik pada satu sisi
dari tiap heliks. Dua struktur heterodimer tadi akan tersusun secara antiparalel yang disebut
protofilamen, Dua protofilamen akan membentuk protofibril dimana empat protofibril akan
membentuk sebuah mikrofibril. Gambar 1 dapat memberi gambaran utuk komponen
pembentuk serat ini.

37
Gambar 1. Struktur -heliks
Perlu dipahami bahwa keratin yang berbeda akan diekspresikan pada sel yang berbeda.
Contohnya pada lamina basal dari epidermis kulit, K14 adalah keratin tipe I terbanyak dan
K15 adalah keratin tipe 2 terbanyak; Stratum spinosum dan granulosum, K10 dan K1 adalah
keratin tipe I dan II terbanyak; sedangkan pada single-layered epithelial cells keratin yang
diekspresikan paling banyak adalah K18, 19, 20 (tipe nI) dan K7,8 (tipe II); pada kuku dan
rambut berbagai pasangan keratin lainnya.
Keratin kemiliki kekhasan yaitu banyak mengandung sistein, sistin (sistein-sistein).
Sistein merupakan asam amino yang mengandung sulfur (sehingga jika rambut (yang zat
mengandung keratin) dibakar, akan tercium bau sulfur, bau sengit) sedangkan sistin
merupakan ikatan antara 2 sistein. 2 sistein bergabung membentuk sistin. Sistein memiliki
ikatan S-H, dan sistin memiliki ikatan S-S. Pada perubahan jenis/tipe rambut yang permanen
misalnya, yang diganggu/di intervensi adalah ikatan sistinnya, ikatan S-S nya yang akan di
dekomposisi, di reduksi/diurai menjadi ikatan sistein (S-H). Dan dibentuk lagi ikatan S-S
yang baru.

Kolagen
Salah satu hal yang membedakan kulit dari organ lainnya adalah penentu kekuatan
mekanisnya. Jika organ lain ditentukan oleh sel junction dan protein struktural pada sel, kulit
ditentukan oleh zar antar sel, terutama kolagen. Kolagen merupakan protein fibrosa yang
merupakan komponen utama jaringan ikat dan merupakan protein yang paling banyak
jumlahnya pada mamalia. Kolagen dapat dijumpai di tulang, tendon, kulit, pembuluh darah,
dan kornea mata. Sedikitnya terdapat 14 jenis kolagen, namun hanya kolagen tipe I, II, III, V,
VI dan Xi yang membentuk fibril. Kolagen tipe I dan III terdapat di kulit, pembuluh darah
dan hollow viscera; kolagen tipe I dan II banyak ditemukan di kartilago; sedangkan kolagen
tipe IV merupakan kolagen nonfibliar yang terpenting dan menyusun membrane basal.

38
Kolagen tipe I merupakan kolagen yang paling banyak di tubuh, terdiri dari 33% aa
glisin, dan 10% aa prolin, sisanya adalah asam amino 3-hydroxyproline, 4-hydroxyproline,
dan 5-hidroxilisin. Ketiga asam amino ini tidak memiliki ko don penyandi sehingga
pembentukannya dilakukan saat masa post-translasi. Kolagen tidak mengandung asam amino
essensial sehingga kolagen tidak cocok untuk menjadi sumber makanan. Kolagen juga
mengandung sedikit karbohidrat pada bagian hydroxilisin dengan konstituen glu-gal. Kolagen
tidak dapat larut dalam air, akan tetapi pemanasan akan mengubah kolagen menjadi gelatin.

Struktur dasar penyusun kolagen adalah tropokolagen yang terdiri dari 3 polipeptida,
yaitu dua set a1(I) dan 1 set a2(I) yang memutar membentuk heliks dengan putaran ke arah
kanan seperti terlihat pada Gambar 2. Masing-masing polipeptida ini memiliki struktur yang
unik, yakni membentuk heliks poliproline tipe II yang berbeda dengan -heliks. Selain itu,
polipeptida ini menempatkan glisin pada setiap posisi yang ketiga dan setiap putaran terdiri
dari 3 asam amino sehingga residu glisin akan berada pada sisi yang sama. Struktur
polipeptida distabilkan dengan adanya sisi samping hydroxiproline dan proline, bukan
dengan ikatan hidrogen.
Tropokolagen akan membentuk tali tambang dengan menyusun diri secara parallel
dengan bentuk yang sangat khas, seperti Gambar 3. Dengan struktur seperti ini, kolagen
akan terlihat membentuk lapisan saat di bawah mikroskop elektron, struktur ini disebut
serabut kolagen atau kolagen fibril. Fibril ini sangat kuat, hanya dengan diameter 1 mm,
fibril kolagen dapat menahan beban hingga 10 Kg, karena itu serat ini banyak ditemukan di
tendon. Kolagen juga tahan lama, dimana usianya dimulai dari mingguan (pada pembuluh
darah dan scar) hingga masa tahunan (pada tulanag). Kolagen bersifat sangat tahan terhadap
protease biasa (pepsin dan renin) sehingga butuh protease khusus berupa kolagenase
ekstraseluler yang memotong ikatan peptida pada tiga perempat panjang teriple heliks tadi.
Fragmen ini akan membuka secara spotan dan akhirnya dipotong oleh protease.

39
Gambar 2. Penyusunan tropokolagen dalam membrntuk serabut kolagen2

Seperti semua protein ekstraseluler, kolagen dikeluarkan melalui jalur sekretori.


Polipeptida disintesis di ribosom pada RE dinamakan pre-prokolagen yang terdiri dari kurang
lebih 1050 aa. Pada bagian terminalnya, temukan bagian perpanjangan yang disebut
propeptida, sejumlah ± 170 aa di ujung amina dan ±220 aa di ujung karboksil. Jalur dari
prekolagen menjadi kolagen yang matur tergambar pada Gambar 4.

Gambar 3. Proses Post-teanslasi kolagen tipe I

40
Polipeptida akan disintesis di ribosom oleh RER, kemudian sinyal peptidase akan
memotong 25 aa pada bagian ujung amino, membentuk pre-prokolagen menjadi
prokolagen.
Terbentuk ikatan disulfat intrachain pada rantai 1(1) pada ujung amina dan ikatan
disulfida interchain pada ujung karboksilat.
Terjadi hidroksilasi rantai samping prolyl dan lysyl, sehingga dibutuhkan 4-
hydroxyproline, 3-hydroxyproline, 5-hydroxylysine.
Beberapa residu pro dan lys mengalami hidroksilasi. Setelah di hidroksilasi, 5-hidroksi-
lys mengalami glikosilasi dengan prekursor UDP-Galaktosa dan UDP-Glukosa.
Pembentukan tripel heliks dari terminal C ke terminal N. Perlu diperhatikan proses ini
adalah ikatan sulfida akan membantu menginisiasi proses ini. Apabila terjadi keterlambatan
pembentukan heliks, maka glikosilasi akan terjadi terus menerus.
Prokolagen kan disekresi dari sel, yaitu dalam bentuk tripel heliks. Pada saat ini,
molekul coil yang bersifat improper berdegenerasi di dalam sel.
Propeptida (170aa pada ujung N dan 220 aa pada ujung C) dilepaskan oleh protease
ekstrasel – prokolagen diubah menjadi tropokolagen atau telopeptida (molekul nonhelikal
pendek yang terletak di ujung).
Tropokolagen yang telah terpotong ujungnya akan bersatu membentuk fibril. Propeptida
berfungsi untuk menghambat terbentuknya fibril yang terjadi di dalam sel dan juga berfungsi
untuk menginisiasi triple heliks
Fibril akan menggandakan cross-linked dengan bantuan enzim lysyl oksidase. Enzim ini
membutuhkan oksigen dan coper yang bekerja pada ujung tropokolagen. Mekanisme yang
terjadi adalah mengoksidasi residu alisil lainnya dan membentuk ikatan yang sangat kuat.
Pada manusia dengan usia yang lebih tua, kolagen akan memiliki ikatan persilangan
lebih banyak dibandingkan dengan manusia dengan umur yang lebih muda. Selain itu, asam
askorbat juga berperan sangat penting untuk mengkatalis reaksi hidroksilasi prolil dan lysil.
Penyakit akibat kekurangan vitamin C adalah scurvy yang ditandai dengan kolagen yang
muidah terdenaturasi pada suhu ruangan.

41
Elastin
Elastin bersama-sama dengan mikrofibril disekitarnya memegang peranan penting untuk
mengembalikan struktur ke bentuk semula setelah mengalami deformasi mekanik.
Elastin terdiri dari asam amino glisin (31%), alanin (22%), prolin (11%), dan sedikit 4-
hidroksiproline, namun tidak mengandung OH-Lys (pembeda dengan kolagen). Elastin
disintesis sebagai monomer solubel – tropoelastin. Sebagai residu Pro mengalami
hidroksilasi menjadi OH-Pro. Alisin membentuk cross-linked antara tiap fibril sehingga
membutuhkan enzim lysil oksidase. Akan tetapi, yang unik pada cross-linked elastin adalah
adanya desmosin (tidak terdapat pada kolagen).
Elastin dapar meregang dan memendek seperti karet. Hal ini
dimungkinkan karena adanya interaksi hidrofobik pada rantai samping. Pada peregangan,
ikatan ini hilang tetapi masih ada ikatan kovalen yang menahan agar elastin kembali.
Serat Elastin dikelilingi oleh mikrofibril. Mikrofibril yang penting adalah fibrilin-1.
Defek pada fibrilin-1 akan menyebabkan Marfan Syndrome Banyak pesien meninggal karena
ruptur aorta.

Melanin
Melanin adalah produk dari melanosit dan berfungsi untuk membedakan warna kulit.
Melanin disintesis dalam dua bentuk, yakni berwarna gelap-coklat kehitaman (ditemukan
pada rambut dan retina manusia) yang dinamakan eumelanin dan pheomelanin yang
berwarna kuning cerah. Tirosinase akan mengkatalis pembentukan melanin dan tirosin yang
dikenal dengan jalur Raper Manson 32. Tirosinase mengubah tirosin menjadi
DOPAquinon, dengan produk intermediet berupa DOPA yang tetap terikat pada sisi aktif
tirosinase. Proses ini mengubah DOPA menjadi DOPAquinon. Step ini memungkinkan
transisi ke ikatan dengan oksigen dengan mereduksi tembaga pada sisi aktifnya. Dengan
bantuan oksigen, tirosinase bisa menggunakan tirosin dan DOPA sebagai substratnya. Yang

42
menarik dari tirosinase adalah DOPA dapat memicu maturasi tirosinase dangan menginduksi
transport dari RE ke Golgi.
Tirosin menjadi DOPA dan DOPA menjadi DOPAquinon dikatalis oleh enzim
tirosinase. DOPA dapat dengan spontan teroksidasi menjadi melanin. Oleh karena itu,
kecepatan sintesis melanin dari tirosin dikendalikan oleh tahapan tirosin menjadi DOPA3
DOPA dibutuhkan secara terus menerus untuk aktifitas dari tirosinase sehingga terus
menerus dapat berubah menjadi DOPAquinon. Salah satu mekanisme adalah endocyclization
spontan dari DOPAquinon menjadi cyclodopa. Jalur alternative adalah DOPAquinon
direduksi menjadi DOPA dengan mengoksidasi gugus sulfihidril pada tirosinase yang
membentuk gugus disulfide yang diperlukan untuk menstabilkan protein.

Gambar 4. Sintesis melanin dari fenilalaninm

Melanin adalah campuran pheomelanin dan eumelanin monomer yang rasionya


menentukan warna akhir dari kulit. Karakteristik melanin adalah kemampuannya
mengabsorbsi sinar UV dan memproteksi DNA dari kerusakan. Akan tetapi, intermediet dari
sintesis melanindan melanin sendiri bisa berbahaya. Quinon yang diproduksi tirosinase
adalah bersifat sitotoksik dan memediasi kematian sel apabila terdapat dalam konsentrasi
tinggi. Melanin dapat bersifat fotoreaktif dan merusak DNA sengan memproduksi oksigen
reaktif terhadap kelebihan UVA. Peningkatan jumloah pheomelanin dan intermediet melanin
– diekstrak dari kulit kerang – menginduksi kerusakan DNA yang lebih tinggi pada kulit
terang tidak disebabkan oleh proteksi natural melainkan pheomelanin yang berlebihan dan
bersifat mutagenesis.

43
Pembentukan vitamin D

Bagan 1. Pembentukan vitamin D

Melanogenesis yang dipengaruhi hormon


Melanogenesis dipengaruhi oleh hormon polipeptida dan steroid. Hormon yang berperan
untuk meningkatkan pigmentasi pada katak dan juga pada kulit mamalia adalah hormon
polipeptida yang disekresikan oleh kelenjar hipofisis anterior (MSH / Melanin Stimulating
Hormone). Peran MSH terbukti pada amfibia dan mamalia. Pada amfibi, terdapat hormon
yang mengontrol pengumpulan melanosom (melatonin yang dihasilkan oleh kelenjar pineal).
Melatonin menyebabkan pengumpulan melanosom sepanjang mikrotubula sehingga
menyebabkan pigmentasi berkyrang. Efek melatonin pada pigmentasi mamalia tidak ada. 2
Melanosit mamalia sensitif pada hormon steroid, misalnua pigmentasi berubah pada
wanita hamil yaitu penin gkatan pigmentasi pada puting susu dan areola dan peningkatan
yang lebih sedikit pada kulit muka dan kulit dinding anterior abdomen. Peningkatan
pigmentasi berkaitan dengan meningkatnya jumlah melanosit yang dipengaruhi dan
berkorelasi dengan meningkatnya estrogen.

44
Pengaruh penuaan terhadap protein kulit
Terjadi berbagai perubahan pada pertambahan usia seseorang yang disebut penuaan
(aging). Aging terjadi karena kolagen pada orang yang tua memiliki ikatan cross linking
yang lebih kovalen (kuat) sehingga membuat sel lebih rigid (tidak lentur). Jumlah kolagen
juga meningkat pada bagian parenkim permukaan tubuh.
Terjadi penurunan jumlah melanosit pada manusia yang mengalami penuaan. Sekitar
10% jumlah melanosit berkurang setiap satu dekade kehidupan. “Pada folikel rambut,
penurunan jumlah melanosit ini berakibat pada rambut menjadi putih atau uban.” Pada
integumen tubuh, respons melanosit terhadap penurunan jumlahnya yaitu dengan hipertropi
kompensatori dan perkembangan populasi mosaik, yaitu terdapat melanosit dalam ukuran
besar dan kecil. Baru-baru ini, diketahui bahwa paparan denga sinar matahari tidak
menambah penurunan jumlah melanosit. Radiasi UV berbahaya untuk kolagen tetapi tidak
bersifat lethal pada melanosit.

45
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Sistem saraf manusia merupakan jalinan jaringan saraf yang mengoordinasikan,


mengatur, dan mengendalikan interaksi antara seorang individu dengan lingkungan
sekitarnya. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas terhadap stimulus, dan
konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu respons terhadap stimulasi, diatur
oleh sistem saraf dalam tiga cara utama: input sensorik, antivitas integratif, dan output
motorik. Unit fungsional sistem saraf adalah neuron. Secara umum, setiap neuron terdiri dari:
badan sel, dendrite, dan akson. Sistem saraf dibagi menjadi: sistem saraf pusat dan sistem
saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis. Sistem saraf perifer
terdiri dari saraf cranial yang berasal dari otak dan saraf spinal yang berasal dari medulla
spinalis.
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat
tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah
terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada
di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila
terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan
mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan
seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah
barier yang memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut
berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.

3.2 Saran
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok
mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman-teman sesama
mahasiswa.

46
DAFTAR PUSTAKA

Adhi J, Mochtar H, Siti A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 5. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2007: 3-8
Feriyawati, Lita. 2016. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam Regulasi
Kontraksi Otot Rangka. Medan : Fakultas Kedokteran USU
Freedberg IM, Elisen AZ, Wolff K, et all. Fitzpatrick’s Dermatology on General Medicine;
6th ed. Mc-Graw Hill Proffesional, 2017: 687-708
Irianto, Kus. 2015. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung :
Yrama Widya
Meisenberg G, Simmons WH. The Extracellular Matrix. Principle of Medical Biochemistry;
6th ed. Philadelphia, 2016: p 220-22, 33-50
Nur, Iis. 2016. Sistem Saraf Pada Manusia. Bandung : Sekolah Tinggi Farmasi
Sari, Mega. 2015. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Medan : Fakultas
Kedokteran USU
Sinaga, Erlintan dkk. 2017. Anatomi Fisiologi Manusia. Medan : FMIPA Unimed

47

Anda mungkin juga menyukai