Anda di halaman 1dari 48

MAKALAH

Konsep Dasar Anotomi


Diajukan sebagai syarat memenuhi tugas makalah dalam mata kuliah Anatomi dan Fisiologi
Manusia
Dosen Pengampu: Bd. Silvia Mona, S.ST., M. Biomed.

Disusun Oleh:
1. Selvi Novira (102723007)
2. Marchellya Syaira Steifani (102723008)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FEKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BATAM
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas izin dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Peyusunan makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas makalah mata kuliah Pengantar Praktek Kebidanan tentang “Konsep
Dasar Anatomi”

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Anatomi dan fisiologi manusia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Konsep Dasar Anatomi bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: Silvi Mona, S.ST., M. Biomed yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
ini. Penulis menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Batam, 24 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................3
BAB II.............................................................................................................................................2
2.1 Anatomi System Syaraf..................................................................................................4
2.2 Anatomi System Irgumentasi.......................................................................................20
2.3 Anatomi System Perkemihan.......................................................................................33
BAB III .........................................................................................................................................41
PENUTUP.....................................................................................................................................41
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................42
3.2 Saran....................................................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................43

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu sistem organ
terdiri dari berbagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam melaksanakan kegiatan
fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau Kerjasama antara alat-alat tubuh yang satu
dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem organ yang tersusun atas banyak alat itu
berjalan dengan harmonis (serasi), maka diperlukan adanya sistem pengendalian atau
pengatur. Sistem pengendali itu disebutsebagai sitem koordinasi. Tubuh manusia
dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan system endokrin. Pengaruh sistem saraf
yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang
merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf.
Sebagai alat pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai
kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf
ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang
tersebut. Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf.

Sistem intergumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,


dan menginformasikan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan
bagian sistem organ yang terbesar mencakup, kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar
keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari bahasa latin
“intergumentum”, yang bearti “penutup”. Secara ilmiah kulit adalah lapisan terluar yang
terdapat diluar jaringan yang terdapat pada bagian luar yang menutupi dan melindungi
permukaan tubuh, kulit merupakan organ yang paling luas permukaan yang membungkus
seluruh bagian luar tubuh sehingga kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya kimia.

Manusia, seperti makhluk


hidup lainnya, berusaha untuk
mempertahankan
2
homeostasis, yang berarti
keseimbangan. Otak dan
organ tubuh lainnya
bekerjasama untuk
mengatur suhu tubuh,
keasaman darah,
ketersediaan
oksigen danvariabel lainnya.
Mengingat bahwa organisme
hidup harus
mengambil nutrisi danair, satu
fungsi homeostatis penting
adalah eliminasi,
atau kemampuan untuk
mengeluarkan bahan kimia dan
cairan, sehingga dapat
3
menjaga keseimbanganinternal
Manusia, seperti makhluk
hidup lainnya, berusaha untuk
mempertahankan
homeostasis, yang berarti
keseimbangan. Otak dan
organ tubuh lainnya
bekerjasama untuk
mengatur suhu tubuh,
keasaman darah,
ketersediaan
oksigen danvariabel lainnya.
Mengingat bahwa organisme
hidup harus

4
mengambil nutrisi danair, satu
fungsi homeostatis penting
adalah eliminasi,
atau kemampuan untuk
mengeluarkan bahan kimia dan
cairan, sehingga dapat
menjaga keseimbanganinternal
mengingat bahwa organisme hidup harus mengambil nutrisi danair, satu fungsi
homeostatis penting adalah eliminasi, atau kemampuan untuk mengekuarkan bahan kimia
dan cairan, sehingga dapat menjaga keseimbangan internal. Sistem kemih memainkan peran
ekskretoris dan homeostatik penting. Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal
bergantung pada pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan elektroolit lain di lingkungan
cairan internal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan system syaraf?
2. Apa saja anatomi dan fungsi system syaraf?
3. Apa yang dimaksud dengan system intergument?
4. Apa saja anatomi dan fungsi system intergument?
5. Apa yang dimaksud dengan system perkemihan?
6. Apa saja anatomi dan fungsi system perkemihan?

1.3 Tujuan Masalah


1. Dapat Mengetahui tentang anatomi system syaraf.
2. Dapat Mengetahui tentang anatomi system intergument.
3. Dapat Mengetahui tentang anatomi system perkemihan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi system syaraf


1. Pengertian system syaraf
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkandan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system
tubuh lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara
berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis. Dalam system inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan,
bahasa, sensasidan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan
memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari
system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong)

6
serta Neuron syaraf. Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi
satu sama lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.

2. Fungsi system syaraf


Sebagai alat pengatur dan pengendali alat- alat tubuh, maka sistem syaraf
mempunyai 3 fungsi utama:
A. Sebagai alat komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini
dilakukan oleh alat indera, yang meliputi: mata, hidung, telinga, kulit
dan lidah. Dengan adanya alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah
mengetahui adanya perubahan yang terjadi disekitar tubuh kita.

B. Sebagai alat pengendali


Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat
bekerjaserasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf,
semua organtubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang
akurat.
C. Sebagai pusat pengendali tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap
perubahan ataureaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar.
Karena saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja seluruh alat
tubuh, maka jaringan saraf terdapat pada seluruh pada seluruh alat-alat
tubuh kita.
3. Struktur sel syaraf

7
Sel syaraf terdiri dari neuron dan selmpendukung, yaitu:

Gambar 1 struktur neuron

A. Neuron
Adalah unit fungsional sistem saraf yang terdiri dari badan sel dan
perpanjangan sitoplasma.
a) Badan sel dan perikarion
suatu neuron mengendalikan metabolisme keseluruhan
neuton. Bagian ini tersusun dari komponen berikut:
 Satu nukleus tunggal
Nukleus yang menonjol dan organel lain seperti
kompleks golgi dan mitikondria, tetapi nukleus ini
tidak memiliki sentriol dan tidak dapat bereplikasi.
 Badan nissi

8
Terdiri dari retikulum endoplasma kasar dan
ribosom-ribosom bebas serta berperan dalam sintetis
protein.
 Neurofibril
Yaitu neuro filamen dan neuro tubulus yang dapat
dilihat melalui miskroskop cahaya jika diberi
pewarnaan dengan perak.
b) Dendrit
Perpanjangan sitoplasma yang biasanya berganda dan
pendek serta berfungsi untuk menghantar impuls ke sel
tubuh.
c) Akson
Suatu prosesus tunggal, yang lebih tipis dan lebih panjang
dari dendrit. Bagian ini menghantar impuls menjauhi badan
sel ke neuron lain, ke sel lain (sel otot atau kelenjar) atau ke
badan sel neuron yang menjadi asal akson.
B. Klasifikasi neuron
Berdasarkan fungsi dan arah transmisi implusnya, neuron diklasifikasi
menjad beberapa bagian:

Gambar2 klasifikasi neuron berdasarkan fungsinya

9
a) Neuron sensorik (afaren)
Menghantarkan implus listrik dari reseptor pada organ indera
ataau organ internal ke SSP (sistem syaraf pusat).

b) Neuron motorik
Menyampaikan implus dari SSP (sistem syaraf pusat) ke
efektor/otot.
c) Neuron konektor
Ditemukan seluruhnya dalam SSP (sistem syaraf pusat) neuron
ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau
menyampaikan informasi ke inter neuron lain.

Berdasarkan bentuknya, neuron dapat diklasifikasikan menjadi:

a) Neuron unipolar
hanya mempunyai satu serabut yang dibagi menjadi satu
cabang sentral yang berfungsi sebagai satu akson dan satu
cabang perifer yang berguna sebagai satu dendrit. Jenis
neuron ini merupakan neuron-neuron sensorik saraf perifer
(misalnya sel-sel ganglion cerebrospinalis).
b) Neuron bipolar
Mempunyai dua serabut, satu dendrit dan satu akson. Jenis ini
banyak dijumpai pada epithel olfaktorius dalam dalam retina
mata dan dalam telinga dalam.
c) Neuron multipolar
Mempunyai banyak dendrit dan satu akson. Jenis neuron ini
merupakan yang paling sering dijumpai pada sistem syaraf
sentral (sel syaraf motorik pada cornu anterior dan lateralis
spinalis, sel-sel ganglion atonom).
C. Sel pendukung (sel neurogila dan sel schwann)
Neuroglia (berasal dari nerve glue) mengandung berbagai macm sel
yang secara keseluruhan menyokong, melindungi, dan sumber nutrisi sel
saraf pusat pada otak dan medulla spinalis. Sedangkan Sel schwann
merupakan pelindung dan penyokong neuron-neuron diluar sistem syaraf

10
pusat. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel neuron
dengan perbandingan sekitar sepuluh banding satu. Ada empat sel
neuroglia yang berhasil di indentifikasi yaitu :
a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah
prosesus panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar
darah melalui pedikel atau “kaki vascular”. Berfungsi sebagai “sel
pemberi makan” bagi neuron yang halus. Bagian ini juga
membentuk dinding perintang antara aliran kapiler darah dengan
neuron, sekaligus mengadakan pertukaran zat diantara keduanya.
Dengan kata lain, membantu neuron mempertahankan potensial
bioelektris yang sesuai untuk konduksi impuls dan transmisi
sinaptik.
b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan
jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. Merupakan sel
glia yang bertanggung jawab menghasilkan myelin dalam susunan
saraf pusat. Sel ini mempunyai lapisan dengan subtansi lemak
mengelilingi penonjolan atau sepanjang sel saraf sehingga
terbentuk selubung myelin.
c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan
dipercaya memiliki peran fagositik. Sel jenis ini ditemukan di
seluruh sistem saraf pusat dan dianggap berperan penting dalam
proses melawan infeksi.
d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga
serebral dan ronggal medulla spinalis. Merupakan neuroglia yang
membatasi system ventrikel sistem saraf pusat. Sel-sel inilah yang
merupakan epithel dari Plexus Coroideus ventrikel otak.

11
D. Selaput myelin
Merupakan suatu kompleks protein lemak berwarna putih yang
menyelimuti akson. Selubung myelin tidak kontinu di sepanjang
tonjolan saraf dan terdapat celah-selah yang tidak memiliki myelin,
dinamakan nodus ranvier. Myelin ini berfungsi dalam mempercepat
penjalaran impuls dari transmisi di sepanjang serabut yang tak
bermyelin karena impuls berjalan dengan cara “meloncat” dari nodus
ke nodus lain di sepanjang selubung myelin. Cara transmisi seperti ini
dinamakan konduksi saltatorik. Tanpa selubung mielin, impuls akan
bergerak seperti gelombang. Namun, impuls akan bergerak melompat
ketika melewati selubung mielin dengan kecepatan 120 meter/detik.
Selubung mielin meningkatkan hambatan listrik. Dengan demikian,
mielinasi membantu mencegah impuls yang merupakan gelombang
elektromagnetik keluar meninggalkan akson.
Hal terpenting dalam peran myelin pada proses transmisi di
serabut saraf dapat terlihat dengan mengamati hal yang terjadi jika
tidak lagi terdapat myelin disana. Pada orang-orang dengan Multiple
Sclerosis, lapisan myelin yang mengelilingi serabut saraf menjadi

12
hilang. Sejalan dengan hal itu orang tersebut mulai kehilangan
kemampuan untuk mengontrol otot-otonya dan akhirnya menjadi
tidak mampu sama sekali.

4. Jenis sel syaraf

A. Unipolar neuron
B. Biopolar neuron
C. Interneuron
D. Pyramidal cell
E. Motor neuron

13
5. Neurotransmitter

Merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam
gelembung sinaptik pada ujung akson, Zat kimia ini dilepaskan dari ujung akson
terminal dan juga direabsorpsi untuk daur ulang.
Neurotransmitter merupakan cara komunikasi antar neuron, setiap neuron
melepaskan satu transmitter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan
permeabilitas sel neuron, sehingga neuron menjadi lebih kurang dapat
menyalurkan impuls. Diketahui terdapat 30 macam neurotransmitter, diantaranya
adalah Norephinephrin, Acetylcholin, Dopamin, Serotonin, Asam Gama-
Aminobutirat (GABA) dan Glisin.
6. Synaps
Synaps merupakan tempat dimana neuron mengadakan kontak dengan neuron
lain atau dengan organ-organ efektor, dan merupakan satu-satunya tempat dimana
suatu impuls dapat lewat dari suatu neuron ke neuron lainnya atau efektor. Ruang
antara satu neuron dan neuron berikutnya dikenal dengan celah sinaptik (Synaptic
cleft). Neuron yang menghantarkan impuls saraf menuju sinaps disebut neuron
prasinaptik dan neuron yang membawa impuls dari sinaps disebut neuron
postsinaptik. Sinaps sangat rentan terhadap perubahan kondisi fisiologis :

14
A. Alkalosis
Diatas PH normal 7,4 meningkatkan eksitabilitas neuronal. Pada PH
7,8 konvulsi dapat terjadi karena neuron sangat mudah tereksitasi
sehingga memicu output secara spontan.
B. Asidosis
Dibawah PH normal 7,4 mengakibatkan penurunan yang sangat besar
pada output neuronal. Penurunan 7,0 akan mengakibatkan koma.
C. Anoksia
Atau biasa yang disebut deprivasi oksigen, mengakibatkan penurunan
eksitabilitas neuronal hanya dalam beberapa detik.
D. Obaat-obatan
Dapat meningkatkan atau menurunkan eksitabilitas neuronal.
a) Kafein menurunkan ambang untuk mentransmisi dan
mempermudah aliran impuls.
b) Anestetik local (missal novokalin dan prokain) yang
membekukan suatu area dapat meningkatkan ambang
membrane untuk eksitasi ujung saraf.
c) Anastetik umum menurunkan aktivasi neuronal di seluruh
tubuh.
7. Impuls syaraf
Impuls yang diterima oleh reseptor dan disampaikan ke efektor akan
menyebabkan terjadinya gerakan atau perubahan pada efektor. Gerakan tersebut
adalah sebagai berikut.
A. Gerak sadar
Gerak sadar atau gerak biasa adalah gerak yang terjadi karena
disengaja atau disadari. Impuls yang menyebabkan gerakan ini
disampaikan melalui jalan yang panjang. Bagannya adalah sebagai berikut.
B. Gerak refleks
Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls
yang menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat
singkat dan tidak melewati otak, Contoh gerak refleks adalah sebagai
berikut:
a) Terangkatnya kaki jika terinjak sesuatu.

15
b) Gerakan menutup kelopak mata dengan cepat jika ada
benda asing yang masuk ke mata.
c) Menutup hidung pada waktu mencium bau yang sangat
busuk.
d) Gerakan tangan menangkap benda yang tiba-tiba terjatuh.
e) Gerakan tangan melepaskan benda yang bersuhu tinggi.
C. Perambatan impuls syaraf
a) Setelah inisiasi, potensial aksi menjalar di sepanjang serabut saraf
dengan kecepatan dan amplitude yang tetap.
b) Arus listrik local menyebar ke area membran yang berdekatan. Hal ini
menyebabkan gerbang natrium membuka dan mengakibatkan
gelombang depolarisasi menjalar di sepanjang saraf.
c) Dengan cara ini, sinyal atau impuls saraf, ditransmisi dari satu sisi ke
delam sistem saraf sisi yang lain.
8. Pembagian sistem syaraf

Sistem syaraf dibagi dua yakni:


A. Saraf Pusat berupa Otak dan Medulla Spinalis.
B. Saraf tepi
9. Syaraf pusat manusia
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada
tubuh, baik gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi
penggerak sistem saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang.

16
Otak manusia merupakan organ vital yang harus dilindungi oleh tulang
tengkorak. Sementara itu, sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas
tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang sama-sama dilindungi oleh
suatu membran yang melindungi keduanya. Membran pelindung tersebut
dinamakan meninges. Membrane menninges terdiri atas tiga bagian, yaitu:
A. Piamater
Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat.
Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
B. Arakhnoid
Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan
duramate.
C. Durameter
Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara
piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut Cairan
Serebrospinal. Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap
goncangan dan benturan dengan kranium. Kadangkala seseorang
mengalami infeksi pada lapisan meninges, baik pada cairannya ataupun
lapisannya yang disebut meningitis.

10. Otak
Otak merupakan organ yang telah terspesialisasi sangat kompleks. Berat total
otak dewasa adalah sekitar 2% dari total berat badannya atau sekitar 1,4 kilogram
dan mempunyai sekitar 12 miliar neuron. Pengolahan informasi di otak dilakukan
pada bagian-bagian khusus sesuai dengan area penerjemahan neuron sensorik.

17
Permukaan otak tidak rata, tetapi berlekuk-lekuk sebagai pengembangan neuron
yang berada di dalamnya. Semakin berkembang otak seseorang, semakin banyak
lekukannya. Lekukan yang berarah ke dalam (lembah) disebut sulkus dan lekukan
yang berarah ke atas (gunungan) dinamakan girus.
Otak mendapatkan impuls dari sumsum tulang belakang dan 12 pasang saraf
kranial. Setiap saraf tersebut akan bermuara di bagian otak yang khusus. Otak
manusia dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, dan otak
belakang. Para ahli mempercayai bahwa dalam perkembangannya, otak vertebrata
terbagi menjadi tiga bagian yang mempunyai fungsi khas. Otak belakang
berfungsi dalam menjaga tingkah laku, otak tengah berfungsi dalam penglihatan,
dan otak depan berfungsi dalam penciuman (Campbell, et al, 2006: 578).

A. Otak depan
Otak depan terdiri atas otak besar (cerebrum), talamus, dan
hipotalamus.

a) Otak besar
Merupakan bagian terbesar dari otak, yaitu mencakup
85% dari volume seluruh bagian otak. Bagian tertentu
merupakan bagian paling penting dalam penerjemahan
informasi yang Anda terima dari mata, hidung, telinga,
dan bagian tubuh lainnya. Bagian otak besar terdiri atas

18
dua belahan (hemisfer), yaitu belahan otak kiri dan otak
kanan. Setiap belahan tersebut akan mengatur kerja
organ tubuh yang berbeda.besar terdiri atas dua belahan,
yaitu hemisfer otak kiri dan hemisfer otak kanan. Otak
kanan sangat berpengaruh terhadap kerja organ tubuh
bagian kiri, serta bekerja lebih aktif untuk pengerjaan
masalah yang berkaitan dengan seni atau kreativitas.
Bagian otak kiri mempengaruhi kerja organ tubuh
bagian kanan serta bekerja aktif pada saat Anda berpikir
logika dan penguasaan Bahasa au komunikasi. Di antara
bagian kiri dan kanan hemisfer otak, terdapat jembatan
jaringan saraf penghubung yang disebut dengan corpus
callosum.

b) Talamus
Mengandung badan sel neuron yang melanjutkan
informasi menuju otak besar. Talamus memilih data
menjadi beberapa kategori, misalnya semua sinyal
sentuhan dari tangan. Talamus juga dapat menekan
suatu sinyal dan memperbesar sinyal lainnya. Setelah
itu talamus menghantarkan informasi menuju bagian
otak yang sesuai untuk diterjemahkan dan ditanggapi.

19
c) Hipotalaamus
Mengontrol kelenjar hipofisis dan mengekspresikan
berbagai macam hormon. Hipotalamus juga dapat
mengontrol suhu tubuh, tekanan darah, rasa lapar, rasa
haus, dan hasrat seksual. Hipotalamus juga dapat
disebut sebagai pusat kecanduan karena dapat
dipengaruhi oleh obatobatan yang menimbulkan
kecanduan, seperti amphetamin dan kokain. Pada
bagian lain hipotalamus, terdapat kumpulan sel neuron
yang berfungsi sebagai jam biologis. Jam biologis ini
menjaga ritme tubuh harian, seperti siklus tidur dan
bangun tidur. Di bagian permukaan otak besar terdapat
bagian yang disebut telensefalon serta diensefalon. Pada
bagian diensefalon, terdapat banyak sumber kelenjar
yang menyekresikan hormon, seperti hipotalamus dan
kelenjar pituitari (hipofisis). Bagian telensefalon
merupakan bagian luar yang mudah kita amati dari
model torso.

Beberapa bagian dari hemisfer mempunyai tugas yang


berbeda terhadap informasi yang masuk. Bagian-bagian
tersebut adalah sebagai berikut.
 Temporal, berperan dalam mengolah informasi
suara.
 Oksipital, berhubungan dengan pengolahan impuls
cahaya dari penglihatan.

20
 Parietal, merupakan pusat pengaturan impuls dari
kulit serta berhubungan dengan pengenalan posisi
tubuh.
 Frontal, merupakan bagian yang penting dalam
proses ingatan dan perencanaan kegiatan manusia.
B. Otak tengah
Otak tengah merupakan bagian terkecil otak yang berfungsi
dalam sinkronisasi pergerakan kecil, pusat relaksasi dan motorik, serta
pusat pengaturan refleks pupil pada mata. Otak tengah terletak di
permukaan bawah otak besar (cerebrum). Pada otak tengah terdapat
lobus opticus yang berfungsi sebagai pengatur gerak bola mata. Pada
bagian otak tengah, banyak diproduksi neurotransmitter yang
mengontrol pergerakan lembut. Jika terjadi kerusakan pada bagian ini,
orang akan mengalami penyakit parkinson. Sebagai pusat relaksasi,
bagian otak tengah banyak menghasilkan neurotransmitter dopamin.
C. Otak belakang

21
Otak belakang tersusun atas otak kecil (cerebellum), medula
oblongata, dan pons varoli. Otak kecil berperan dalam keseimbangan
tubuh dan koordinasi gerakan otot. Otak kecil akan mengintegrasikan
impuls saraf yang diterima dari sistem gerak sehingga berperan penting
dalam menjaga keseimbangan tubuh pada saat beraktivitas. Kerja otak
kecil berhubungan dengan sistem keseimbangan lainnya, seperti

proprioreseptor dan saluran keseimbangan di telinga yang menjaga


keseimbangan posisi tubuh. Informasi dari otot bagian kiri dan bagian
kanan tubuh yang diolah di bagian otak besar akan diterima oleh otak
kecil melalui jaringan saraf yang disebut pons varoli. Di bagian otak
kecil terdapat saluran yang menghubungkan antara otak dengan
sumsum tulang belakang yang dinamakan medula oblongata. Medula
oblongata berperan pula dalam mengatur pernapasan, denyut jantung,
pelebaran dan penyempitan pembuluh darah, gerak menelan, dan
batuk. Batas antara medula oblongata dan sumsum tulang belakang
tidak jelas. Oleh karena itu, medula oblongata sering disebut sebagai
sumsum lanjutan.

Pons varoli dan medula oblongata, selain berperan sebagai


pengatur sistem sirkulasi, kecepatan detak jantung, dan pencernaan,
juga berperan dalam pengaturan pernapasan. Bahkan, jika otak besar

22
dan otak kecil seseorang rusak, ia masih dapat hidup karena detak
jantung dan pernapasannya yang masih normal. Hal tersebut
dikarenakan fungsi medula oblongata yang masih baik. Peristiwa ini
umum terjadi pada seseorang yang mengalami koma yang
berkepanjangan. Bersama otak tengah, pons varoli dan medula
oblongata membentuk unit fungsional yang disebut batang otak
(brainstem).

2.2 Anatomi System Intergument

1. Struktur dan fungsi kulit


Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang
disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang paling
luas.Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku, rambut, kelenjar
(keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk stimuli perubahan internal
atau lingkungan eksternal). Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin
“integumentum“, yang berarti “penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada
sistem integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam manusia dari kontak
luar.
Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar
keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen
mampumemperbaikisendiri (self-repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama
(pembatas antara lingkungan luar tubuhdengan dalam tubuh).
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap
total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam
mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya
agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit
juga akan menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction),
getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar,
sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli yang tidak
nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan organ-organ internal

23
dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu:

A. Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis
(multilayer). Epidermis sering kita sebut sebagai kuit
luar.Epidermis merupakan lapisan teratas pada kulit manusia dan
memiliki tebal yang berbeda-beda: 400-600 μm untuk kulit tebal
(kulit pada telapak tangan dan kaki) dan 75-150 μm untuk kulit
tipis (kulit selain telapak tangan dan kaki, memiliki rambut). Selain
sel-sel epitel, epidermis juga tersusun atas lapisan:
a) Melanosit
yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis.Melanosit (sel pigmen) terdapat di
bagian dasar epidermis. Melanosit menyintesis dan
mengeluarkan melanin sebagai respons terhadap
rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon
perangsang melanosit (melanocyte stimulating
hormone, MSH). Melanosit merupakan sel-sel khusus
epidermis yang terutama terlibat dalam produksi

24
pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut.
Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya.
Sebagian besar orang yang berkulit gelap dan bagian-
bagian kulit yang berwarna gelap pada orang yang
berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen
ini dalam jumlah yang lebih banyak. Warna kulit yang
normal bergantung pada ras dan bervariasi dari merah
muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga
akan memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit
akan tampak kebiruan bila terjadi inflamasi atau
demam. Melanin diyakini dapat menyerap cahaya
ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang
terhadap efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar
matahari yang berbahaya.
b) Sel langerhans
yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
tulang, yang merangsang sel Limfosit T, mengikat,
mengolah, dan merepresentasikan antigen kepada sel
Limfosit T. Dengan demikian, sel Langerhans berperan
penting dalam imunologi kulit.Sel-sel imun yang
disebut sel Langerhans terdapat di seluruh epidermis.
Sel Langerhans mengenali partikel asing atau
mikroorganisme yang masuk ke kulit dan
membangkitkan suatu serangan imun. Sel Langerhans
mungkin bertanggungjawab mengenal dan
menyingkirkan sel-sel kulit displastik dan neoplastik.
Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-
sarah simpatis , yang mengisyaratkan adanya hubungan
antara sistem saraf dan kemampuan kulit melawan
infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres dapat
memengaruhi fungsi sel Langerhans dengan
meningkatkan rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet
dapat merusak sel Langerhans, mengurangi
kemampuannya mencegah kanker.

25
c) Sel markel
yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor
sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem
neuroendokrin difus.
d) Keratinosit
lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat
tanduk) dan lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu
sekali. Keratinosit yang secara bersusun dari lapisan
paling luar hingga paling dalam sebagai berikut:
 Stratum Korneum, terdiri atas 15-20 lapis sel
gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma yang
dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan
terluar dimana eleidin berubah menjadi keratin
yang tersusun tidak teratur sedangkan serabut
elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel
saling melekat erat.Lebih tebal pada area-area
yang banyak terjadi gesekan (friction) dengan
permukaan luar, terutama pada tangan & kaki.
Juga merupakan lapisan keratinosit terluar yang
tersusun atas beberapa lapis sel-sel gepeng yang
mati dan tidak berinti.
 Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila
terlihat berupa lapisan tipis yang homogen,
terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat.
Stratum lucidum terdiri dari protein
eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang tidak
berinti dan lapisan ini banyak terdapat pada
telapak tangan & kaki.
 Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel
poligonal gepeng yang sitoplasmanya berisikan
granul keratohialin. Pada membran sel terdapat
granula lamela yang mengeluarkan materi

26
perekat antar sel, yang bekerja sebagai
penyaring selektif terhadap masuknya materi
asing, serta menyediakan efek pelindung pada
kulit.2/3 lapisan ini merupakan lapisan gepeng,
dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa
tidak punya lapisan inti.
 Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis
sel di atas stratum basale. Sel pada lapisan ini
berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong.
Pada sajian mikroskop tampak mempunyai
tonjolan sehingga tampak seperti duri yang
disebut spinadan terlihat saling berhubungan dan
di dalamnya terdapat fibril
sebagaiintercellularbridge.Sel-sel spinosum
saling terikat dengan filamen; filamen ini
memiliki fungsi untuk mempertahankan
kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan
efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum
ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi
mengalami gesekan seperti telapak kaki.
 Stratum Basal/Germinativum, merupakan
lapisan paling bawah pada epidermis, tersusun
dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk
silindris dan dalam sitoplasmanya
terdapat melanin.Pada lapisan basile ini terdapat
sel-sel mitosis.

Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu.


Epidermis akan bertambah tebal jika bagian tersebut sering
digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut
rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi
yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers
prints. Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar keringat.

27
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar)
dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada
permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian
tubuh dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak
terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan
di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan
membantu membuang sisa-sisa pencernaan dari tubuh.
Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani,
emosi dan obat-obat tertentu.

2. Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap
sebagai “True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri
atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan menghubungkannya dengan
jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling tebal pada telapak kaki
sekitar 3 mm.Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa,
tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit
atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot
penegak rambut (muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis & tahan lama,
berisi jaringan kompleks ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar.
Sebasea, folikel jaringan rambut & pembuluh darah yang juga merupakan
penyedia nutrisi bagi lapisan dalam epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis.
Penyusun utama dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit
dengan memberikan kekuatan dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan
yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan mencapai maksimum 4 mm
di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas yang tidak
nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
A. Stratum papilare
yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas
jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast,
makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
Lapisan papila dermis berada langsung di bawah epidermis

28
tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan
salah satu bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat.
Dermis juga tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut
saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar rambut. Suatu
bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan
ikat. Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit
menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan). Pada seluruh
dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan simpatis,
pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan palit.
Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.
B. Stratum retikulare
yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan
ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang
(kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam hialuronat
dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri dari sel fibroblast
yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak
pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar
sebaseus.
C. Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang
membantu mengatur suhu, melawan infeksi, air menyimpan dan
suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari dermis juga
membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan
dan fleksibilitas untuk kulit. Komponen dermis meliputi:
 Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan
nutrisi ke kulit dan mengeluarkan produk sampah. Kapal ini
juga mengangkut vitamin D dari kulit tubuh.
 Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang
mengandung sel-sel darah putih dari sistem kekebalan
tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan mikroba.
 Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan
mengangkut air ke permukaan kulit di mana ia dapat
menguap untuk mendinginkan kulit.

29
 Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit
tahan air dan melindungi terhadap mikroba. Mereka
melekat pada folikel rambut.
 Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang
melampirkan akar rambut dan memberikan nutrisi pada
rambut.
 Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti
sentuhan, nyeri, dan intensitas panas ke otak.
 Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot
dan organ di tempat dan memberikan kekuatan dan bentuk
ke jaringan tubuh.
 Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan
membuat kulit merenggang. Hal ini juga ditemukan di
ligamen, organ, otot dan dinding arteri.
3. Subkutan atam hipodermis
ada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel
lemak di dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh
darah dan getah bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak
dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan terdalam yang banyak
mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut juga
panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Berfungsi juga
sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang.
Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.
Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat penumpukan energi.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan
limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-
cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat.
Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau penyangga benturan
bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai
cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi
sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat
di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat
bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak

30
lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin
kehilangan kontur.Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut :
A. Pelindung atau proteksi
Epidermis terutama lapisan tanduk berguna untuk menutupi
jaringanjaringan tubuh di sebelah dalam dan melindungi tubuh dari
pengaruhpengaruh luar seperti luka dan serangan kuman. Lapisan
paling luar dari kulit ari diselubungi dengan lapisan tipis lemak,
yang menjadikan kulit tahan air. Kulit dapat menahan suhu tubuh,
menahan luka-luka kecil, mencegah zat kimia dan bakteri masuk ke
dalam tubuh serta menghalau rangsang-rangsang fisik seperti sinar
ultraviolet dari matahari.
B. Penerima rangsang
Kulit sangat peka terhadap berbagai rangsang sensorik yang
berhubungan dengan sakit, suhu panas atau dingin, tekanan,
rabaan, dan getaran. Kulit sebagai alat perasa dirasakan melalui
ujung-ujung saraf sensasi.
C. Pengatur panas atau thermoregulasi
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi
pembuluh kapiler serta melalui respirasi yang keduanya
dipengaruhi saraf otonom. Tubuh yang sehat memiliki suhu tetap
kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,50C. Ketika terjadi
perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit
mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-
masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ
antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan
keringat.
D. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjar-
kelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat
dengan membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang
dikeluarkan melalui kulit tidak saja disalurkan melalui keringat
tetapi juga melalui penguapan airtransepidermis sebagai
pembentukan keringat yang tidak disadari.
E. Penyimpanan.

31
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
F. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang
larut dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang
terdapat pada krim muka dapat masuk melalui kulit dan
mempengaruhi lapisan kulit pada tingkatan yang sangat tipis.
Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut dan masuk ke
dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding pembuluh
darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh
lainnya.
G. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang
tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan
Fungsi lain dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi
seseorang seperti kulit memerah, pucat maupun konstraksi otot
penegak rambut.
4. Kelenjar Pada Kulit
A. kelenjar keringat
Kelenjar keringat terdiri dari fundus (bagian yang melingkar)
dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada permukaan
kulit, membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh
dilengkapi dengan kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat di
permukaan telapak tangan, telapak kaki, kening dan di bawah ketiak.
Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-
sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh
panas, latihan jasmani, emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis
kelenjar keringat yaitu :
 Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih,
yaitu keringat yang mengandung 95 – 97 % air Dan mengandung
beberapa mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak,
glusida dan sampingan dari metabolisma seluler. Kelenjar keringat ini
terdapat di seluruh kulit, mulai dari telapak tangan dan telapak kaki
sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh badan sekitar dua juta
dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam pada orang

32
dewasa. Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung
dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak
ada rambutnya.
 Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak,
puting susu, pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur
(anogenital) menghasilkan cairan yang agak kental, berwarna keputih-
putihan serta berbau khas pada setiap orang. Sel kelenjar ini mudah
rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat menimbulkan bau. Muaranya
berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada saluran folikel
rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak dan
hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar
apokrin mulai aktif setelah usia akil baligh dan aktivitasnya
dipengaruhi oleh hormon.
B. Kelenjar palit
Kelenjar palit terletak pada bagian atas kulit jangat berdekatan dengan
kandung rambut terdiri dari gelembung-gelembung kecil yang bermuara
ke dalam kandung rambut (folikel). Folikel rambut mengeluarkan lemak
yang meminyaki kulit dan menjaga kelunakan rambut. Kelenjar palit
membentuk sebum atau urap kulit. Terkecuali pada telapak tangan dan
telapak kaki, kelenjar palit terdapat di semua bagian tubuh terutama pada
bagian muka.
Pada umumnya, satu batang rambut hanya mempunyai satu kelenjar
palit atau kelenjar sebasea yang bermuara pada saluran folikel rambut.
Pada kulit kepala, kelenjar palit menghasilkan minyak untuk melumasi
rambut dan kulit kepala. Pada kebotakan orang dewasa, ditemukan bahwa
kelenjar palit atau kelenjar sebasea membesar sedangkan folikel rambut
mengecil. Pada kulit badan termasuk pada bagian wajah, jika produksi
minyak dari kelenjar palit atau kelenjar sebasea berlebihan, maka kulit
akan lebih berminyak sehingga memudahkan timbulnya jerawat.
5. Fungsi kulit
 Menutupi dan melindungi organ – organ dibawahnya
 Melindungi tubuh dari masuknya mikroorganisme dan benda asing
 Pengaturan suhu

33
 Ekskresi : melalui perspirasi atau berkeringat, membuang sejumlah
kecil urea.
 Sintesis : konversi 7-dehydrocholesterol menjadi vit D3
(Cholecalciferol) dengan bantuan sinar UV.
 Tempat penimbun lemak.
6. Sensori persepsi
mengandung reseptor terhadap panas, dingin, nyeri, sentuhan atau
raba, tekanan Fisika dasar hilangnya panas dari kulit
 Radiasi (60%) : kehilangan panas dalam bentuk infra merah
(gelombang elektromagnetik)
 Konduksi (3%) : melalui konduksi langsung dari permukaan tubuh ke
benda-benda lain. Sedangkan konduksi ke udara (15%) terjadi jika
suhu diudara lebih rendah dari suhu tubuh.
 Konveksi : terjadi jika udara yang telah panas bersentuhan dengan
tubuh dari proses konduksi menyebarkan panas ke udara lainnya yang
masih dingin. Kecepatan ini makin meningkat apabila ada angin.
 Evaporasi : sebagai mekanisme pendinginan yang penting pada suhu
tubuh sangat tinggi.
7. Proses berkeringat
Panas merangsang hipotalamus anaterior (area preoptik), impuls
dipindahkan melalui jaras otonom ke medula spinalis dan kemudian melalui
saraf simpatis ke kulit ke seluruh tubuh. Saraf simpatis merangsang kelenjar
keringat untuk memproduksi keringat.
8. Proses dan fase penyembuhan luka
 Fase Inflamasi : terjadi sejak terjadi luka sampai kira-kira hari ke-5.
Fase ini menyebabkan pendarahan, dan menghentikannya dengan cara
vasokonstriksi, retraksi atau pengerutan pembuluh darah yang putus
dan reaksi hemostatis terjadi karena trombosit dan jala fibrin keluar
sehingga menyebabkan pembekuan. reaksi inflamasi yaitu sel mast
menghasilkan serotenin dan histamin yang menyebabkan eksudasi
cairan dan peradangan itu menyebabkan membengkak, terjadi
kemerahan, rasa nyeri dan panas.

34
 Fase Poliperasi : berasal dari sel mensenkrim yang belum deferensiasi
menghasilkan mukopolisakarida, asam amino glisin dan prolin yang
merupakan bahan dasar kolagen, serat yang akan mempertautkan tepi
luka. Proses ini baru berhenti setelah epitel saling menyentuh dan
menutup seluruh permukaan luka.
 Fase Peyudahan : odim dan sel radang di serap sel muda menjadi
matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen yang
berlebih diserap sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang ada,
selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat, tipis dan lemas
serta mudah di gerakkan dari dasar.
9. Kelenjar- kelenjar pada kulit dan fungsinya
Kelenjar Sudoriferus atau Kelenjar Keringat
 Eccrine atau Mesocrin : fungsinya mengatur suhu tubuh, mengeluarkan
keringat dengan proses fisiologis.
 Apokrin atau Odiferus : fungsinya menghasilkan keringat yang
mengandung lemak, mengeluarkan keringat dengan bau husus terdapat
di ketiak, areola mamae, labium mayora, anal dan genital.
Kelenjar Sebaseous atau Kelenjar Minyak
 sekret dari kelenjar ini disebut sebum fungsinya melembabkan kulit,
mencegah terjadinya absorpsi dan penguapan dari kulit.\

35
2.3 Anatomi System Perkemihan

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian dari sistem urine, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea)
dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari
kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi. Ginjal
berjumlah 2 buah, berat + 150 gr (125 – 170 gr pada Laki-laki, 115 – 155 gr pada
perempuan); panjang 5 – 7,5 cm; tebal 2,5 – 3 cm.Letakretroperitoneal sebelah dorsal
cavum abdominale, ginjal kiri bagian atas V.Lumbal I, bagian bawah V.Lumbal
IV pada posisi berdiri letak ginjal kanan lebih rendah.
Ginjal mempunyai beberapa fungsi yaitu :
 Mengatur volume cairan dalam tubuh
Kelebihan cairan dalam tubuh dikeluarkan sebagai urine encer dalam
jumlah besar.Kekurangan air atau kelebihan keringat menyebabkan
urine diekskresikan lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan
tubuh dapat dipertahankan relative normal
 Mengatur Keseimbangan osmotic dan keseimbangan ion

36
Ini terjadi jika plasma terdapat pemasukan atau pengeluaran abnormal
dari ion ion.Akibat pemasukan garam atau penyakit ginjal akan
meningkatkan eksresi ion ion penting urine : Na, K, Cl, Ca dan Fosfat.
 Mengatur keseimbangan Asam basa dalm tubuh
Hal ini terjadi karena makanan yang dimakan.Apabila banyak makan
sayur urine akan basa.Jika asam terjadi karena campuran makanan.
 Ekskresi sisa sisa hasil metabolisme
Bahan bahan yang diekskresikan oleh ginjal antara lain zat toksik,
obat, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia.
 Fungsi hormonal dan metabolism
Ginjal akan mengeksresikan hormone rennin yang berfungsi dalam
mengatur tekanan darah.Serta hormone dihidroksi kolekalsifenol atau
vitamin D aktif untuk absorbs ion kalsium dalam usus.
 Pengatur tekanan darah
Memproduksi enzim rennin,angiotensin dan aldosteron untuk
mengatur tekanan darah.
 Pengeluaran zat beracun
Ginjal mengeluarkan polutan dan bahan kimia asing dari tubuh

37
I. Sistem urinaria

a. Korteks renalis
Merupakan bagian luar Ginjal yang berwarna merah coklat terletak
langsung dibawah kapsula fibrosa dan berbintik bintik.Bintik bintik
pada korteks renalis karena adanya korpuskulus renalis dari
Malphigi yang terdiri atas Kapsula Bowmann dan Glomerulus.
b. Kapsul bowmann
Merupakan permulaan dari saluran ginjal yang meliputi glomerulus
c. Glomerulus
anyaman pembuluh pembuluh darah pada ginjal.Secara fisiologis
pada bagian Glomerulus terjadi filtrasi darah untuk mengeluarkan
zat zat yang tidak digunakan oleh tubuh.
d. Tubulus rentalis
Tubulus renalis merupakan bagian korteks yang masuk kedalam
medula di antara priramida renalis,sering disebut kolumna renalis.
e. Medula rentalis
Medula renalis terletak dekat hilus,sering terlihat garis aris putih
karena adanya saluran yang terletak di piramida renalis.Tiap
piramida renalis mempunyai basis yang menjurus ke arah korteks
dan apeksnya bermuara kedalam kaliks miror sehingga
menimbulkan tonjolan yang dinamakan papila renalis yang

38
merupakan dasar sinus renalis.Jaringan medula dari piramida
renalis ada yang menonjol masuk ke dalam jaringan korteks
disebut fascilus radiatus ferreini.
1) Lengkung henle
2) Dukstus koligentes
3) Duktus Bellini/Duktus papilaris
II. Ureter
Ureter adalah saluran untuk urine yang berasal dadi ginjal (melalui
pelvis renalis) ke vesika urinaria (buli-buli). Saluran ureter dibagi atas dua
bagian, yaitu : pars abdominalis (pada dinding dorsal abdomen ) dan pars
pelvina (pada dinding pelvis).
1) Pars abdominalis
Secara anatomi , pars abdominalis panjangnya kurang lebih 25-35 cm.
Terletak turun ke bawah ventral dari tepi medial muskulus spoas mayor
yang memisahkan dari ujung prosesus transvesus vertebra lumbalis 2-5
dan merupakan lanjutan dari pelvis renalis yang terletak dorsal dari vasa
renalis. Ureter dextra berjalan dorsal dari pars desenden duodeni, arteri
spermatika interna, arteri kolika dextra, dan arteri iliokolika serta berada di
sebelah kanan vena kava inferior. Ureter sinistra berjalan dorsal dari arteri
spermatika interna, arteri kolika sinistera, dan kolon sigmoid.
2) Pars pelvica
Setelah masuk ke dalam kavum pelvis, ureter berjalan ke kaudal pada
dinding lateral pelvis yang tertutup oleh peritoneum. Mula-mula terletak
ventro – kaudal dari arteri venous iliaka interna kemudian menyilang
medial dari (korda) arteri umbinikalis dan arterivananervus obturatoria.
Pada tempt yang setinggi spina iskiadika ia membelok ke arah ventro
medial, kemudian mencapai bagian dorsal vesika urinaria kurang lebih
setinggi 4 cm kranial dari tuberkulum pubikum.
3) Vesica urinaria
 Mukosa
Mukosa merupakan jaringan ikat kedur sehingga dalam keadaan
kosong mukosa vesika urinaria membentuk lipatan-lipatan yang

39
disebut sebagai Rugae vesikae. Rugae ini menghilang bila vesika
urinaria terisi penuh sehingga mukosanya tampak licin.
 Submukosa
Submukosa terdiri atas jaringan ikat kendur dengan serabut-serabut
elastis kecuali pada trigonum lieutodidi mana mukosanya melekat erat
pada jaringan otot di bawahnya.
 Muskularis
Lapisan muskularis terdiri atas jaringan otot polos dengan jaringan ikat
fibrous di antaranya. Tebalnya tergantung dari vesika urinaria. Otot-
otot ini semua dinamakan muskuli detrussor. Pada trigonum lieutodi
jaringan ototnya adalah lanjutan dari stratum longitudinalis ureter,
sedangkan tonus interureterikus dibentuk di stratum sirkularis yang
mengelilingi ureter. Muskularis vesika urinaria tersusundari tiga
lapisan. Lapisan paling luar berjalan longitudinal menebal pada daerah
kollum melanjutkan diri ke prostat (pada pria) dan ke uretra plika
rektovesikalis, plika pubovesikalis (pada wanita). Lapisan tengah
berjalan sirkular dan paling tipis di antara dua lapisan sebelumnya.
4) Uretra
 Uretra pria
Uretra pada pria merupakan saluran fibromuskular untuk jalan urine
dari vesika urinaria keluar dan juga untuk jalan keluar sekret dari
vesikula seminalis, glandula prostata, dan glandula bulbo uretralis serta
spermatozoa. Uretra pria lebih panjang dari pada uretra wanita.
Panjangnya kurang lebih 20 cm di mulai dari kallum vesikae
menembus kelenjar prostat difragma urogenital, kemudian melalui
korpus spongiosum penis berakhir di glans penis.
 Pars prostatika uretrae
adalah bagian dari uretra yang melalui prostat dimn lumennya paling
lebar dan palig elastis. Panjangnya kurang lebih 3cm, bentuknya
fusiformis, dan alam keadaan kosong dinding anterior dan posterior
saling berdekatan. Pad dinding posterior (bagian dalam) terdapat
beberapa sruktur, diantaranya sebagai berikut:

40
 Krista uretralis : merupakan tonjolan memanjang dari mukosa
dinding dorsal di bagian medial ke arah kranial
berhubungan dengan uvula vesikae ke kaudal berhubungan
dengan pars membranasea uretrae.
 Kolikus seminalis (verumontanum) : merupakan pelebaran
krista uretralis kira-kira pada pertengahannya.
 Urtikulus protatikus (vagina maskulina) : lubang pada puncak
kollikulus seminalis yang sebetulnya merupakan muara dari
suatu suatu saluran yang berhubungan dengan lobus medius
prostat. Bagian ini homolog pada bagian vagina pada wanita.
 Hiatus ejakulatorius : muara dektus ejakulatoris terdapat
sebelah kanan dan kiri urtikulus prostatikus (sedikit lebih
distal).
 Sinus prostatikus : celah di sebelah kanan dan kiri krista
uretralis. Disini terdapat lubang-lubang orifisium dari granula
prostata.
 Pars membransea uretra
Pars membranasea uretrae dimuali dari apeks prostat sampai setinggi
bulbus penis. Bagian ini adalah bagian uretra waktu menembus
diafragma U.G., dan merupakan bagian yang pendek (panjang 2cm).
Letak pars membranacea uretrae 2 cm dorsal dari simfisis pubis. Pada
bagisn ini terdapat muskulu sfingter uretra eksternum. Kaudal dari
difragma urogenitalis dinding posterior uretra berhubungan dengan
bulbus penis.
 Pars kavernosa uretrae
Letaknya didalam korpus spongiosum penis berjalan melalui bulbus
korpus dan glans penis (pars navikularis) lumen uretra melebar pada
bulbus (fossa intrabulbar) dan pada glandula (fossa navikularis). Pada
dinding ventralnya bermuara duktuli dari glandula bulbouretralis
kaudal dari difragma urogenitalis.
Vaskularisasi. Vaskularisasi arteri uretra pria dintaranya arteri
haemorrhoidalis media, arteri vesikalis kaudalis , arteri bulbi penis, dan
arteri uretralis. Vaskularisasi vena uretra pria berjalan melalui pleksus

41
vesikopudendalis dialirkan ke vena pudendalis inerna.nodus limfa
iliaka interna dan eksterna. Dari pars spongiosa ke nodus limfa
inguinalis dan limfa iliaka eksterna.
 Uretra wanita
Uretra wanita lebih pendk dari pada uretra pria, memiliki panjang 4 cm
berjalan ke ventrokaudal mulai dari ofisium uretrae internum (pada
kolum vesicae) sampai pada vesicae uretrae eksternum pada
vestibulum vaginae (antara intoitus vaginae dan klitoris).
Bagian dalam adalah mukosa dimana terdapat lubang-lubang glandula
uretralis (lakuna uretralis)dan di bagian kaudalnya terdapat duktus
parauretralis (homolog dengan prostat) yang bermuara pada sisi kanan
dan kiri ofisium uretra eksrernum. Lapisan luar adalah muskularis
bagian kranial/proksimal sirkular (pada kollum vesikae). Stratum
longitudinalis dari vesika urinaria ikut memperrkuat bagian ini. Bagian
tengah erdiri atas jaringan otot plos yang bergaris yang berasal dari
muskulus pubovaginalis. Bagian distal tidak ada jaringan ototnya.
Vaskularisasi. Vaskularisasi arteri uretra wanita pada bagian
kranial/proksimal dari arteri vesikalis inferior, bagian tengah dari arteri
vesikalis inferior dan arteri uterina, serta bagian distal masuk dari
arteri pudendalis interna. Vaskularisasi vena uretra wanita masuk ke
dalam pleksus venous vesikalis pudendalis interna. Aliran limfa.
Aliran limfa uretra pada wanita mengikuti arteri pudendalis interna ke
nodus limfa iliaka interna dan eksternal.
III. Sirkulasi pada ginjal(tahap pembentukan urine)
 Filtrasi
Proses ini terjadi di glomerulus. Cairan yang tersaring ditampung oleh
simpai Bowman. Cairan tersebut tersusun oleh urea, glukosa, air, ion-
ion anorganik seperti natrium kalium, kalsium, dan klor. Darah dan
protein tetap tinggal di dalam kapiler darah karena tidak dapat
menembus pori–pori glomerulus.Cairan yang tertampung di
simpai Bowman disebut urine primer. Selama 24 jam darah yang
tersaring dapat mencapai 170 liter.Penyaringan di glomerulus disebut

42
filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa,
natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.
 Reabsorsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar
glukosa,natrium,klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi
secara pasif yang dikenal denga obligator reabsorbsi terjadi pada
tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi
kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan
diserap kembali ke dalam tubulus bagian bawah. Penyerapanya terjadi
secara aktif dikenal dengan reabsorbsi fakultatif dan sisanya dialirkan
pada papila renalis.
 Sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang pada tubulus dan diteruskan ke
piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
 Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai
terjadi di tubulus kontortus distal. Urine yg telah terbentuk (urine
sekunder), dari tubulus kontortus distal akan turun menuju saluran
pengumpul (duktus kolektivus), selanjutnya urine dibawa ke pelvis
renalis. Dari pelvis renalis, urine mengalir melalui ureter menuju
vesika urinaria (kantong kemih) yang merupakan tempat penyimpanan
sementara bagi urine. Jika kantong kemih telah penuh terisi urin,
dinding kantong kemih akan tertekan sehingga timbul rasa ingin buang
air kecil. Urin akan keluar melalui uretra. Komposisi urine yang
dikeluarkan meliputi air, garam, urea, dan sisa substansi lainnya seperti
pigmen empedu yang berfungsi memberi warna dan bau pada
urine. Warna urine setiap orang berbeda dan biasanya dipengaruhi oleh
jenis makanan yang dikonsumsi, aktivitas yang dilakukan, ataupun
penyakit. Warna normal urine adalah bening hingga kuning pucat.

43
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol
interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sel saraf terdiri atas milyaran sel neuron
dan sel pendukung (neuroglia). Berdasarkan fungsinya, neuron dapat dibagi menjadi neuron
sensorik, motorik dan konektor. Berdasarkan bentuknya, neuron dapat dibagi menjadi neuron
unipolar, bipolar dan multipolar. Sistem saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan saraf tepi.
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik gerakan
sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak sistem saraf pusat adalah
otak dan sumsum tulang belakang. Saraf tepi terdiri atas serabut saraf otak dan serabut saraf
sumsum tulang belakang (spinal). Serabut saraf sumsum dari otak, keluar dari otak sedangkan
serabut saraf sumsum tulang belakang keluar dari sela-sela ruas tulang belakang. Tiap pasang
serabut saraf otak akan menuju ke alat tubuh atau otot, misalnya ke hidung, mata, telinga, dan
sebagainya.
Bahwa didalam tubuh manusia terdapat berbagai macam sistem yang beragam yang
masing-masing mempunyai fungsi, struktur dan tata letak yang berbeda-beda. Termasuk
didalamnya sistem integumen, yang sangat berperan dalam melindungi sistem-sistem yang
berada didalam tubuh. Karena sistem integumen terletak pada luar tubuh. Selain itu juga masih
banyak fungsi dari sistem integumen sendiri, diantaranya yaitu menjaga suhu normal tubuh.
Mencegah patogen-patogen masuk kedalam tubuh. Maka bisa disimpulkan bahwa sistem
integumen merupakan ketahanan pertama atau awal dari pengaruh buruk keadaan diluar tubuh.
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai
bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan
membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari
ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi. Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang
terletak di rongga retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi

1
cekungnya menghadap ke medial. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal
kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh. Fungsi ginjal memegang peranan yang sangat penting. Zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.

3.2 Saran
Sistem saraf merupakan hal yang sangat rentan dalam tubuh manusia, dari pembelajaran
ini sebaiknya ditanggapi oleh serius, sehingga dapat menjaga kesehatan dan terhindar dari
penyaki. Selain itu, Kulit merupakan bagian yang sangat penting untuk melindungi bagian organ
dalamnya sehingga diperlukan perhatian yang cukup untuk menjaga kulit dengan melakukan
perawatan serta mempertahankan kesehatannya. Dalam pembelajaran ini dapat kita ketahui
pembelajaran mengenai anatomi merupakan hal yang penting dalam ruang lingkup kesehatan.

2
DAFTAR PUSTAKA

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN - BEING AS NURSE


(nurseviliansyah.blogspot.com)
BAB_2.pdf (poltekkes-malang.ac.id)
PENGEMBANGAN MEDIA E-LEARNING BERBASIS LMS MOODLE PADA
MATAKULIAH ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA | Azis | Jurnal Pendidikan Biologi
(um.ac.id)

Ethel Sloane.2003. Anatomi dan fisiologi untuk pemula.Jakarta

Penerbit: Buku Kedokteran EGC

Guyton & Hall.2012.Buku ajar fisiologi kedokteran.Jakarta

Penerbit: Buku Kedokteran EGC

Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta

Penerbit: Salemba Medika.

http://www.scribd.com/doc/52471266/8/Kelenjar-pada-kulit

http://www.docstoc.com/docs/58180799/Anatomi-dan-fisiologi-sistem-integumen-(kulit)

(Di akses tanggal 11 Mei 2014).

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_integumen

Anda mungkin juga menyukai