Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

SISTEM KOORDINASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Dasar II

Dosen Pengampu :

Ibu Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc


Ibu Hj. Nursasi Handayani, S.Si., M.Si

Disusun oleh kelompok 1 offering C

Oleh:

1. Aris Setiawan (200351615646)


2. Dewi Nur Laili (200351615645)
3. Nowita Ayu Sokawati (200351615604)
4. Virdiana Intan Ardhiyanti (200351615674)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FEBRUARI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat-Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sistem koordinasi tepat pada waktunya. Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Erti Hamimi, S.Pd., M.Sc.
pada mata kuliah Biologi Dasar II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang sistem koordinasi bagi para pembaca dan tentunya kami juga para penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Erti Hamimi S. Pd., M.Sc dan Ibu Hj.
Nursasi Handayani, S.Si., M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi Dasar II yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan mahasiswa sesuai mata
kuliah yang ditekuni yaitu Biologi Dasar II. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, penulis menantikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.

Februari 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover..................................................................................................................................... i
SISTEM KOORDINASI.........................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
BAB I................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN.................................................................................................................. 4
A. Pendahuluan.............................................................................................................. 4
B. Latar Belakang........................................................................................................... 4
C. Tujuan....................................................................................................................... 5
BAB II.................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN.................................................................................................................... 6
A. Sistem Koordinasi.......................................................................................................6
B. Macam-Macam Sistem Koordinasi..............................................................................6
C. Alat Indera...............................................................................................................12
D. Sistem Endokrin / Hormon..........................................................................................19
BAB III PENUTUP.............................................................................................................26
KESIMPULAN................................................................................................................ 26
SARAN........................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................27

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Di dalam tubuh manusia dilengkapi dengan berbagai sistem yang
berfungsi untuk mengatur segala gerak-gerik di setiap harinya. Misalnya saat
kepala kita terbentur sesuatu kita akan merasakan sakit, hal tersebut
disebabkan karena indera kita menangkap setiap rangsangan dan rangsangan
tersebut disalurkan ke otak.Penerimaan rangsangan oleh otak ini dapat terjadi
karena di dalam tubuh manusia terdapat suatu sistem yaitu sistem koordinasi
atau sistem pengatur tubuh makhluk hidup. sistem koordinasi ini merupakan
suatu sistem yang dapat mengatur aktivitas atau kerja semua sistem organ
agar sistem organ tersebut dapat beraktivitas atau bekerja dengan serasi.
Sistem koordinasi bertugas sebagai penerima rangsangan, mengolah
rangsangan tersebut dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi
rangsangannya.

B. Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia terdapat suatu sistem yang mengatur tubuh yaitu
sistem koordinasi. Sistem koordinasi atau sistem pengatur ini terdiri atas
sistem saraf, alat- alat indera, dan sistem endokrin (hormon),masing- masing
bagian dari sistem koordinasi ini memiliki karakteristik tersendiri dalam
melakukan fungsinya, dan kerja dari sistem koordinasi ini sangat diperlukan
oleh makhluk hidup di setiap saat.
Sistem saraf sendiri merupakan salah satu macam dari sistem koordinasi
tubuh yang bekerja secara cepat untuk menanggapi adanya perubahan
lingkungan yang merangsangnya, pengaturan sistem ini dilakukan oleh
benang- benang saraf yang akan melaporkannya ke otak.Sistem saraf ini
berhubungan erat dengan alat- alat indera manusia yang merupakan reseptor
rangsangan dari luar. Selain sistem saraf dan alat-alat indera di dalam sistem
koordinasi ini juga terdapat sistem endokrin (hormon). Sistem hormon ini
berfungsi untuk mengendalikan sistem fisiologis tubuh seperti mengatur
metabolisme, mengatur pertumbuhan dan perkembangan, mengatur
keseimbangan, mengatur reproduksi serta mengatur tingkah laku.
Dalam makalah ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai sistem
koordinasi atau sistem pengatur tubuh makhluk hidup, macam- macam dari
sistem koordinasi, struktur dan fungsi sel saraf, dan organ-organ indera serta
keterkaitannya dengan sistem koordinasi. Dengan demikian, dibuatnya

4
makalah ini diharapkan dapat menambah pemahaman dan pengetahuan
mengenai sistem koordinasi.

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi sistem koordinasi
2. Mengetahui macam- macam dari sitem koordinasi
3. Mengetahui tentang struktur dan fungsi saraf
4. mengetahui tentang alat- alat indera dan fungsinya
5. mengetahui tentang sistem endokrin
6. mengetahui organ-organ indera serta keterkaitannya dengan sistem
koordinasi

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Koordinasi

Koordinasi merupakan kemampuan untuk mempersatukan atau memisahkan


dalam suatu tugas kerja yang kompleks, dengan ketentuan bahwa gerakan koordinasi
meliputi kesempurnaan waktu antara otot dan sistem saraf (Knudson, 2007).
Sistem koordinasi merupakan sebuah system yang mengatur kerja organ
organ pada tubuh.Sistem koordinasi berperan untuk memerintahkan setiap organ
untuk bekerja sama mendukung fungsi tubuh agar bekerja dengan baik.
Pada sistem koordinasi terdapat tiga komponen penting agar fungsi
koordinasi dapat berlangsung, yaitu:
(1) reseptor, reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan. Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut adalah
indra,
(2) konduktor, konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar
rangsangan. Bagian tersebut adalah sel-sel saraf (neuron) yang membentuk sistem
saraf. Sel-sel saraf ini ada yang berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf juga
membawa pesan dari pusat saraf,
(3) efektor, efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan
kelenjar (baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin). Sistem saraf dan indra
sangat erat kaitannya dalam sistem koordinasi (Sullivan et al., 2014).

B. Macam-Macam Sistem Koordinasi

A. Sistem Saraf
Sistem Saraf adalah rangkaian mekanisme kerja yang berbentuk kompleks
dan berkesinambungan, sistem saraf bertugas untuk menghantarkan impuls listrik
yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang). Sistem saraf bersama sama

6
dengan sistem hormon, berfungsi untuk memelihara fungsi tubuh misalnya
kontraksi pada otot, perubahan alat - alat tubuh bagian dalam yang berlangsung
cepat dan kecepatan sekresi kelenjar endokrin. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-
juta sel saraf yang mempunyai bentuk yang bervariasi. Sisternnya meliputi sistem
saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam proses kerjanya saraf mempunyai hubungan
kerja yang berurutan antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah satu atau
sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi untuk mengenali rangsangan
tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Efektor adalah sel atau organ
yang menghasilkan respon terhadap rangsangan. Contohnya yaitu pada otot dan
kelenjar.

Fungsi sistem saraf sendiri yaitu :

1. Sistem saraf berfungsi sebagai penghubung antara tubuh dengan dunia luar.
Struktur Sel Saraf melalui indra yang saling berhubungan dalam system koordinasi
2. Mengatur respon terhadap sebuah rangsangan
3. Mengatur dan mengendalikan kerja organ-organ tubuh sehingga dapat bekerja
sesuai dengan fungsinya masing - masing.

Sel Saraf (neuron)

B. Struktur dan Fungsi Sel Saraf

sistem saraf sangat kompleks,akan tetapi jaringan saraf hanya terdiri dari dua tipe
dasar sel saraf yaitu neuron dan sel glial. Neuron merupakan unit struktural dan fungsional
dari sistem saraf. Neuron mengirimkan sinyal listrik, yang disebut impuls saraf. Sel glial
memberikan dukungan untuk neuron. Misalnya, mereka memberi neuron nutrisi dan bahan
lainnya.

7
Struktur Neuron, Sel saraf (neuron) terdiri dari tiga bagian dasar yaitu badan sel, dendrit,
dan akson :

Ø Badan sel

Badan sel disebut juga dengan soma, badan sel merupakan inti neuron. Tubuh sel membawa
informasi genetik, memelihara struktur neuron, dan menyediakan energi untuk mendorong
aktivitas. Seperti badan sel lainnya, soma neuron mengandung nukleus dan organel khusus.
Soma tertutup oleh membran yang melindungi dan memungkinkannya berinteraksi dengan
lingkungan terdekatnya mengandung inti dan organel sel lainnya.

Ø Dendrit

Dendrit merupakan akar berserat yang bercabang dari tubuh sel. Seperti antena, dendrit
menerima dan memproses sinyal dari akson neuron lain. Neuron dapat memiliki lebih dari
satu set dendrit, yang dikenal sebagai pohon dendritik.Jumlah dendrit yang dimiliki sel saraf
tergantung pada peran mereka. Contohnya sel Purkinje adalah jenis neuron khusus yang
ditemukan di otak kecil. Sel-sel ini memiliki pohon dendritik yang sangat berkembang yang
memungkinkan mereka menerima ribuan sinyal memanjang dari tubuh sel dan menerima
impuls saraf dari neuron lain.

Ø Akson

Akson adalah perpanjangan panjang tubuh sel yang mentransmisikan impuls saraf ke sel
lain.Cabang akson di ujungnya, membentuk terminal akson. Ini adalah titik di mana neuron
berkomunikasi dengan sel lain.Struktur neuron memungkinkannya dengan cepat
mengirimkan impuls saraf ke sel lainnya.

Akson pada neuron memiliki lapisan luar yang disebut selubung mielin .Mielin adalah lipid
yang diproduksi oleh sejenis sel glial yang dikenal sebagai sel Schwann. Selubung mielin
bertindak seperti lapisan isolasi, mirip dengan plastik yang membungkus kabel listrik. Node
atau celah yang berjarak teratur pada selubung mielin memungkinkan impuls saraf melewati
akson dengan sangat cepat.

Fungsi Sel saraf

8
1. Fungsi reseptif neuron

Neuron bersentuhan dengan sel lain di tempat yang dikenal sebagai sinapsis. Hal ini
merupakan tempat di mana ujung saraf sel bersentuhan sehingga memungkinkan
komunikasi yang berhasil. Neuron memiliki fungsi reseptif dengan menerima informasi
yang berasal dari rangsangan. Fungsi reseptif neuron memastikan transmisi informasi yang
efektif dan akibatnya respons yang tepat terhadap rangsangan. Sel postsynaptic terlibat
dalam fungsi reseptif

2. Fungsi integratif neuron

Fungsi integratif terjadi di dendrit (komponen reseptif) serta badan sel neuron. Fungsi
neuron ini melibatkan penjumlahan dari respon rangsang dan penghambatan untuk
menentukan apakah informasi tertentu harus dikirim.

3. Inisiasi impuls

Sebagian besar neuron, impuls saraf dimulai ketika potensi membran neuron cukup
terdepolarisasi dan mencapai ambang tertentu. Ini memungkinkan beberapa neuron untuk
memulai impuls dan dengan demikian informasi ke target tertentu

4. Transmisi

Transmisi dari satu neuron ke neuron lainnya bersifat listrik atau kimiawi.Dalam transmisi
listrik, neuron dipengaruhi oleh neuron lain melalui sarana listrik pasif. Dalam transmisi
kimiawi, perubahan potensial di salah satu neuron yang menghasilkan pelepasan
neurotransmitter kimiawi yang pada gilirannya mendifusi neuron lain

Macam – macam sistem saraf :

1. Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat meliputi organ otak (ensefalon) dan sumsum tulang
belakang (Medula spinalis). Keduanya adalah organ yang bersifat lunak, dan
memiliki fungsi yang sangat penting sehingga perlu adanya perlindungan. Kedua
organ tersebut dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak juga
dilindungi tiga lapisan selaput meninges. Bila membran terkena infeksi maka akan

9
menyebabkan radang yang disebut dengan meningitis. Ketiga lapisan membran
meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut :
a. Durameter : selaput yang bersifat kuat dan bersatu dengan tengkorak.
b. Araknoid : disebut araknoid karena bentuknya seperti sarang laba-laba.
Di dalamnya terdapat sebuah cairan serebrospinalis yaitus semacam
cairan limfa yang mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput
araknoid sendiri yaitu sebagai bantalan untuk melindungi otak dari
bahaya kerusakan mekanik.
c. Piameter : Lapisan piameter penuh dengan pembuluh darah dan sangat
dengan permukaan otak. Lapisa piameter berfungsi untuk memberi
oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa dari metabolisme. Otak
dan sumsum tulang belakang memiliki 3 materi esensial yaitu:
1. Badan sel yang membentuk sebuah bagian materi kelabu (substansi
grissea).
2. Serabut saraf yang membentuk bagian pada materi putih (substansi
alba)
3. Sel-sel neuroglia, yaitu sebuah jaringan ikat yang terletak di antara sel-
sel saraf yang berada di dalam sistem saraf pusat. Walaupun bagian otak
dan sumsum tulang belakang memiliki materi yang sama tetapi
susunannya berbeda. Pada bagian otak, materi kelabu terletak di bagian
luar atau pada kulit (korteks) dan bagian putih terletak dibagian tengah.
Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu yang
berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi berwarna
putih.

Bagian bagian saraf Pusat :


a. Otak
Otak terdiri dari lima bagian utama, yaitu: bagian otak besar (serebrum), otak
tengah (mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla
oblongata), dan jembatan varol.
b. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak pada bagian depan otak kecil dan jembatan varol. Di
depan otak tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja
kelenjar - kelenjar endokrin. Sedangkan bagian atas (dorsal) otak tengah yaitu lobus

10
optikus yang mengatur jalan refleks mata seperti saat penyempitan pupil mata, dan
merupakan pusat pendengaran.
c. Otak kecil (serebelum)
Serebelum memiliki fungsi yang utama dalam koordinasi gerakan otot yaitu
terjadi secara sadar, seimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan atau
respon yang merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak
mungkin dilakukan.
d. Jembatan varol (pons varoli)
Jembatan varol yaitu bagian yang berisi serabut saraf yang menghubungkan
otak kecil bagian kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum
tulang belakang.
e. Sumsum sambung (medulla oblongata)
Sumsum sambung berfungsi untuk menghantar impuls yang datang dari
medula spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga dapat mempengaruhi
jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan
kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pada pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain contohnya
bersin, batuk, dan berkedip.
f. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Pada bagian penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian
luar berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna
kelabu.

2. Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi terdiri dari dua system yaitu saraf sadar dan sistem saraf tak sadar
(sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol sebuah aktivitas yang kerjanya
diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur
otak yaitu denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat. System saraf
tepi terdiri dari :
a. Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar terdiri dari saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf
yang keluar dari dalam otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf
yang keluar dari bagian sumsum tulang belakang. Saraf otak dikhususkan pada

11
daerah kepala dan leher, kecuali bagian nervus vagus yang melewati leher ke
bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus membentuk bagian
saraf otonom. Karena pada daerah jangkauannya sangat luas maka nervus vagus
disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang sangat
penting. Saraf sumsum tulang belakang yaitu berjumlah 31 pasang saraf
gabungan. Berdasarkan bagian asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan
dari 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5
pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.
b. Saraf Otonom
Sistem saraf otonom yang disusun oleh serabut saraf berasal dari otak
maupun dari bagian sumsum tulang belakang dan menuju organ yang
bersangkutan. Dalam system tersebut terdapat beberapa jalur dan masing-masing
jalurnya membentuk sebuah sinapsis yang kompleks dan juga membentuk
ganglion. Urat 30 saraf yang terletak pada pangkal ganglion disebut dengan urat
saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat saraf post
ganglion. Sistem saraf otonom dapat dibagi dari sistem saraf simpatik dan sistem
saraf parasimpatik. Perbedaan dari struktur saraf simpatik dan parasimpatik
terletak pada posisi ganglionnya. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak
di sepanjang tulang belakang menempel pada bagian sumsum tulang belakang
sehingga mempunyai urat pra ganglion yang pendek, sedangkan saraf
parasimpatik memiliki urat pra ganglion yang bentuknya panjang karena
ganglion menempel pada organ yang dibantu. Fungsi sistem saraf simpatik dan
parasimpatik selalu berlawanan. Sistem saraf parasimpatik sendiri terdiri dari
keseluruhan "nervus vagus" dan cabang-cabangnya ditambah dengan adanya
beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

C. Alat Indera

Alat indera merupakan alat-alat tubuh yang sangat penting yang memiliki
fungsi utama yaitu mendeteksi keadaan diluar tubuh. Alat indera pada manusia kerap
kali disebut dengan panca indera. Disebut panca indera karena terdiri atas lima
indera yang terdiri dari indera penglihat (mata), indera pendengar (telinga), indera
pembau/pencium (hidung), indera pengecap (lidah), dan indera peraba (kulit).

12
Setiap alat indera memiliki saraf dan fungsi yang berbeda-beda. Saraf-saraf
ini akan menerima rangsang dari luar tubuh. Yang kemudian saraf-saraf yang
bekerja akan mengirim rangsang ke otak, sehingga pada saat rangsang diterima oleh
otak maka kita akan bisa melihat, mendengar, mencium bau, mengecap/,meraba.
Alat-alat indera memiliki fungsi yang sangat penting, oleh karena itu alat indera
harus dirawat dengan baik dan benar. Alat Indra Terdiri dari :

a) Indra Penglihat (Mata)

Mata memiliki komponen-komponen penting seperti otot mata, bola mata,


saraf mata, serta alat tambahan mata yang lain seperti bulu mata, alis, dan kelopak
mata. Bulu mata berfungsi sebagai pelindung mata dari paparan sinar matahari
langsung, debu, dan kotoran. Alis berfungsi untuk melindungi mata dari keringat,
dan kelopak mata berfungsi untuk melindungi mata dari benturan.

Gambar 1.1 An0atomi mata

sumber : fisikaABC.com

Ø Bagian Indra Penglihat dan fungsinya.

Indra penglihat memiliki bagian-bagian dan fungsi sebagai berikut :

a) Kornea mata berfungsi untuk menerima rangsang cahaya dan meneruskannya


ke dalam bagian mata yang lebih dalam.

13
b) Lensa mata berfungsi untuk meneruskan dan memfokuskan cahaya agar
bayangan benda jatuh tepat ke dalam lensa mata
c) Iris berfungsi untuk mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam mata
d) Pupil berfungsi sebagai saluran masuknya cahaya.
e) Retina berfungsi untuk membentuk bayangan benda yang kemudian akan
dikirim oleh saraf mata ke otak
f) Otot mata berfungsi untuk mengatur Gerakan bola mata
g) Saraf mata berfungsi untuk meneruskan rangsang cahaya dari retina ke otak.
h) Aqueous humor berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk ke dalam
mata
i) Vitreous humor berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa le retina dan
berfungsi untuk memberi bentuk pada mata

Ø Cara kerja mata

Mata akan bekerja saat mampu melihat objek. Untuk menjalankan fungsinya
mata membutuhkan cahaya. Cahaya yang masuk melalui pupil, kemudian lensa mata
akan mengarahkan cahaya benda jatuh pada retina. Kemudian, ujung-ujung saraf
penerima yang ada di dalam retina akan meneruskan atas menyampaikan bayangan ke
otak. Setelah diproses di otak, maka kita akan mampu melihat benda.

Maka cara kerja mata adalah sebagai berikut :

Cahaya > aqueous humor > pupil > lensa > ventreous humor > retina > saraf optic > otak.

b) Indra Pendengar (Telinga)

14
Gambar 1.2 Anatomi Telinga

Sumber : Aris Setiawan

Ø Bagian-bagian dan fungsi indra pendengar adalah sebagai berikut :

a) Telinga bagian luar atau daun telinga, dan liang pendengaran berfungsi untuk
menangkap dan mengumpulan gelobang bunyi.
b) Gendang telinga berfungsi untuk menerima rangsang bunyi dan
meneruskannya kebagian yang lebih dalam.
c) Tiga tulang pendengaran yang terdiri dari tulang martil, landasan, dan
sanggurdi. Yang memiliki fungsi untuk memperkuat getaran dan
meneruskannya ke koklea atau rumah siput.
d) Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea
(rumah siput) berfungsi untuk mengubah implus dan diteruskan ke otak. Tiga
saluran setengah lingkaran juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan
tubuh.

Ø Cara kerja telinga

Getaran bunyi akan masuk kedalam lubang telinga, yang kemudian apabila getaran
bunyi mencapai gendang telinga, maka gendang telinga akan ikut bergetar.getaran gendang
telinga akan menggetarkan tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya rumah siput juga akan
bergetar, dan cairan limfa di dalam rumah siput akan menjadi bergetar. Getaran cairan limfa
akan merangsang ujung-ujung saraf. Ujung-ujung saraf akan menyampaikan rangsang bunyi
tersebut ke otak yang kemudian kita dapat mendengar bunyi.

Ø Kepekaan telinga terhadap rangsang

Suatu indra pendengar akan dikatakan bekerja dengan baik apabila indra pendengar
dapat mengetahui asal bunyi. Indra pendengar yang baik juga akan menyebabkan kita dapat
membedakan tinggi rendahnya bunyi.

c) Indra Pengecap (Lidah)

15
Lidah merupakan indra pengecap yang letaknya ada di dalam mulut. Pada
lidah terdapat indera pengecap yang memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pada
permukaan lidah terdapat bintil-bintil dan pada bintil-bintil ini terdapat ujung-ujung
saraf pengecap. Lidah sendiri memiliki fungsi utama yaitu sebagai alat pengecap.
Selain untuk mengecap, lidah juga digunakan untuk mengatur makanan di dalam
mulut yang tercampur dengan air liur yang terkunyah dengan baik yang kemudian
akan dilanjutkan ke dalam pencernaan selanjutnya. Fungsi lain lidah juga digunakan
untuk mengucap kata-kata.

Gambar 1.4 Anatomi Lidah

Sumber : Ahmad Yuk Sinau

Ø Bagian-bagian dan fungsi pengecap rasa pada lidah :

a) Ujung lidah berfungsi untuk mengecap rasa manis


b) Pangkal lidah (tengah belakang lidah) berfungsi untuk mengecap rasa pahit
c) Lidah belakang berfungsi untuk mengcap rasa asam
d) Tepi lidah berfungsi untuk mengecap rasa asin

d) Indra Pembau (Hidung)

Hidung merupakan alat indra yang memiliki fungsi utama yaitu sebagai pembau dan
jalan pertukaran pernafasan. Di dalam rongga hidung (bagian depan) terdapat rambut halus
dan selaput lendir. Rongga hidung inilah yang sangat sensitif terhadap bau.

16
Gambar 1.4 Anatomi Hidung

Sumber : Ahmad Yuk Sinau

Ø Bagian-bagian dan fungsi hidung :

a) Lubang hidung berfungsi sebagai tempat keluar masuknya udara


b) Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk ketika
bernapas
c) Selaput lendir berfungsi sebagai tempat menempelnya kotoran dan sebagai
indra pembau
d) Serabut saraf berfungsi untuk mendeteksi zat kimia yang ada di dalam udara
pernapasan
e) Saraf pembau yang berfungsi untuk mengirimkan rangsangan bau-bau ke
otak.

Ø Cara kerja hidung

Bagian bau yang dapat menimbulkan rangsangan yang kemudian diterima oleh
ujung-ujung saraf pembau yang ada di hidung. Rangsangan bau tersebut akan diteruskan
ke otak sehingga kita dapat mencium bau.

Mekanisme cara kerja hidung adalah sebagai berikut :

17
Rangsang(bau)>lubang hidung>epitelium alfaktori>mukosa alfaktori>saraf
alfaktori>thalamus>hipotalamus>otak

e). Indra Peraba (Kulit)

Kulit berfungsi sebagai alat indra peraba sekaligus sebagai alat ekskresi Seluruh
tubuh manusia dilapisi oleh kulit. Kulit memiliki berbagai pigmen warna tergantung
pada adaptasi tempat manusia tinggal dengan lingkungannya. Dengan adanya kulit akan
membantu kita untuk membedakan permukaan kasar, halus, dan dapat membedakan
suhu panas dan dingin yang dimiliki oleh benda maupun lingkungan. Kulit juga
berfungsi sebagai pelindung tubuh dengan cara melapisi tubuh.

Kulit memiliki dua lapisan yaitu lapisan luar atau epidermis dan lapisan dalam
atau dermis. Lapisan luar tersusun atas dua lapisan yang terdiri dari kulit ari dan kulit
malpighi. Kulit ari sendiri tersusun atas sel-sel mati di bawahnya. Sedangkan kulit
malpighi tersusun atas sel-sel yang aktif membelah diri. Sel terluar lapisan malpighi
akan mati yang kemudian menggantikan sel kulit ari yang mengelupas. Lapisan-lapisan
dalam tersusun atas jaringan lemak, kelenjar keringat, saluran keringat, kelenjar minyak,
pembuluh darah, dan saraf penerima rangsang yang disebut reseptor.

Ø Bagian dan fungsi kulit

a) Kulit ari yang berfungsi untuk mencegah masuknya bibit penyakit dan
mencegah penguapan air dari dalam tubuh.
b) Kelenjar keringat berfungsi sebagai menghasilkan keringat
c) Lapisan lemak yang berfungsi untuk menghangatkan tubuh
d) Otot penggerak rambut yang berfungsi untuk mengatur Gerakan rambut

18
e) Pembuluh darah berfungsi untuk mengatur Gerakan rambut

Ø Cara kerja kulit

Terjadinya rangsangan karena adanya sentuhan yang dilakukan pada benda.


Rangsangan akan diterima oleh reseptor kulit yang kemudian rangsangan tersebut
diteruskan oleh reseptor ke otak. Dan kemudian kita dapat meraba suatu benda. Otak
akan memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang yang dilakukan secara cepat.
Karena informasi yang cepat, tubuh akan dapat terhindar dari bahaya luar.

D. Sistem Endokrin / Hormon


Sistem endokrin merupakan sistem pembawa pesan kimiawi yang terdiri dari putaran
umpan balik dari hormon yang dilepaskan oleh kelenjar internal suatu organisme
langsung ke sistem peredaran darah yang dapat mengatur organ target yang jauh. Pada
hewan vertebrata, hipotalamus adalah pusat kendali saraf untuk semua sistem endokrin.
Pada manusia, kelenjar endokrin utama berupa kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal.

Endokrinologi adalah salah satu cabang dari penyakit dalam. Kelenjar yang memberi
sinyal satu sama lain secara berurutan disebut sebagai sumbu, seperti sumbu
hipotalamus-hipofisis-adrenal. Selain organ endokrin khusus diatas, banyak organ lain
bagian dari sistem tubuh memiliki fungsi endokrin sekunder, termasuk tulang, ginjal,
hati, jantung, dan gonad. Misalnya, ginjal mengeluarkan hormon endokrin eritropoietin.
Hormonnya berupa kompleks asam amino, steroid, eikosanoid, leukotrien, atau
prostaglandin.

Sistem endokrin dapat dikontraskan dengan kedua kelenjar eksokrin, yang


mengeluarkan hormon ke luar tubuh, dan sinyal parakrin antar sel dalam jarak yang
relatif pendek. Kelenjar endokrin tidak memiliki saluran, bersifat vaskular, dan
umumnya memiliki vakuola atau butiran intraseluler yang menyimpan hormonnya.
Sebaliknya, kelenjar eksokrin, seperti kelenjar ludah, kelenjar keringat, dan kelenjar di
dalam saluran cerna, cenderung memiliki pembuluh darah yang jauh lebih sedikit dan
memiliki saluran atau lumen berongga.

19
Sistem endokrin manusia terdiri dari beberapa sistem yang beroperasi melalui
putaran umpan balik. Beberapa sistem umpan balik yang dimediasi melalui hipotalamus
dan hipofisis:

· TRH - TSH - T3 /T4

· GnRH - LH / FSH - hormon seks

· CRH - ACTH - kortisol

· Renin - angiotensin - aldosteron

· leptin vs. insulin

Kelenjar endokrin adalah kelenjar dari sistem endokrin yang mengeluarkan hormon
langsung ke ruang interstisial dan kemudian diserap ke dalam darah.Kelenjar utama dari
sistem endokrin terdiri atas kelenjar pineal, kelenjar pituitari, pankreas, ovarium, testis,
kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, hipotalamus, dan kelenjar adrenal. Hipotalamus dan
kelenjar pituitari adalah organ neuroendokrin. Keduanya merupakan bagian dari sumbu
HPA yang berperan dalam pensinyalan sel di sistem saraf. Sistem endokrin memiliki
tiga rangkaian keluaran sebagai berikut:

● Magnoseluler: terlibat dalam ekspresi oksitosin atau vasopresin.


● Parvocellular: terlibat dalam mengendalikan sekresi hormon dari hipofisis anterior.
● Hipofisis Anterior: memiliki peran utama dalam memproduksi dan mengeluarkan
hormon tropik.

Ø Fungsi Sistem Endokrin.

Fungsi system endokrin pada manusia diantaranya:

1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang;
2. Menstimulus urutan perkembangan;
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif;
4. Memelihara lingkungan internal yang optimal;
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat;
6. Mengontrol dan merangsang aktivitas kelenjar tubuh;

20
7. Merangsang pertumbuhan jaringan;
8. Mengatur metabolisme.

Ø Sel Pembentuk Sistem Endokrin

Terdapat banyak jenis sel yang membentuk sistem endokrin dan sel-sel ini
membentuk jaringan dan organ yang lebih besar yang berfungsi di dalam dan di luar sistem
endokrin. Salah satu contohnya yaitu Kelenjar hipofisis posterior sebagai bagian dari
kelenjar hipofisis. Organ tersebut mengeluarkan hormon seperti antidiuretic hormone
(ADH) dan oksitosin. ADH berfungsi membantu tubuh menahan air yang berperan penting
dalam menjaga keseimbangan homeostatis antara larutan darah dan air. Oksitosin berfungsi
untuk menginduksi kontraksi uterus, merangsang laktasi, dan memungkinkan terjadinya
ejakulasi.

Kelenjar tiroid sel folikel dari kelenjar tiroid memproduksi dan mengeluarkan T3
dan T4 sebagai respons terhadap peningkatan kadar TRH, diproduksi oleh hipotalamus, dan
peningkatan kadar TSH - diproduksi oleh kelenjar hipofisis anterior - mengatur aktivitas dan
kecepatan metabolisme semua sel.

Kelenjar paratiroid bagian dari Sel epitel kelenjar paratiroid kaya akan darah dari
arteri tiroid inferior dan superior serta dapat menghasilkan hormon paratiroid (PTH). PTH
bekerja pada tulang, ginjal, dan saluran GI untuk meningkatkan reabsorpsi kalsium dan
ekskresi fosfat.

D. Organ-Organ Indera Serta Keterkaitan Sebagai Sistem Koordinasi

 Koordinasi mata dan tangan

Koordinasi antara mata dan tangan dikenal juga sebagai hand–eye


coordination kontrol. Koordinasi antara mata dan tangan ini merupakan koordinasi
gerakan mata dengan gerakan tangan dan juga pengolahan informasi visual untuk
mencapai suatu kemampuan seseorang dalam mengkoordinasikan mata dan tangan,
kedalam suatu rangkaian gerakan yang utuh, menyeluruh, dan terus menerus secara
tepat dalam irama gerak yang terkontrol yang memunculkan reaksi umpan balik .
Dalam istilah sederhana, koordinasi antara mata dan tangan melibatkan visi
terkoordinasi dan gerakan tangan untuk menjalankan tugas, ini telah dipelajari dalam

21
kegiatan yang beragam seperti membuat teh, pergerakan benda padat seperti balok
kayu, kinerja olahraga, membaca musik, online game komputer, dan mengetik.

Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga komponen agar fungsi koordinasi dapat
berlangsung, yaitu :

(1) reseptor, reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan. Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut adalah
indra.

(2) konduktor, konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar
rangsangan. Bagian tersebut adalah sel-sel saraf (neuron) yang membentuk sistem
saraf. Sel-sel saraf ini ada yang berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf ada
juga yang membawa pesan dari pusat saraf

(3) efektor, efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan
kelenjar (baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin). Sistem saraf dan indra
sangat erat kaitannya dalam sistem koordinasi (Sullivan et al., 2014).

 Anatomi Sistem Reseptor Mata


Sistem kerja reseptor visual cahaya masuk kedalam melalui pupil
(merupakan lubang pada iris), besar-kecilnya ukuran pupil saat menangkap
perubahan suatu cahaya ditentukan oleh dua level yaitu dari sensitivitas (kemampuan
untuk mendeteksi keberadaan suatu objek dalam keadaan cahaya yang
minim/remang-remang) dan ketajaman (kemampuan untuk melihat suatu objek
secara detail). Ketika pupil mengerut atau mengecil, maka bayangan benda yang
jatuh pada retina akan lebih tajam namun ketika pada saat pencahayaan berkurang
maka pupil akan membuka lebih lebar untuk membiarkan cahaya lebih banyak
masuk tetapi akan mengurangi ketajaman dan kedalam fokus benda tersebut. Proses
kerja pupil yang berhubungan dengan konsentrasi seseorang, pupil biasanya melebar
dan detak jantung akan menurun pada saat seseorang sedang berkonsentrasi atau
memiliki atensi yang tinggi pada suatu pekerjaan atau objek (Applegate, 2011).
Di belakang pupil terdapat lensa mata yang berfungsi untuk memfokuskan
cahaya yang akan ditangkap oleh retina, dan bagian yang mengontrol lensa mata ini
disebut dengan otot-otot siliari (ciliary muscles). Otot-otot siliari ini berfungsi untuk
mengontrol lensa mata. Ketika kita melihat sebuah objek yang dekat maka otot-otot

22
siliari akan berkontraksi dan lensa mata akan berbentuk silindris. Namun ketika kita
melihat suatu objek yang jauh maka otot-otot siliari akan rileks dan lensa mata akan
berbentuk agak mendatar. Untuk proses konfigurasi dari lensa mata untuk membawa
sebuah objek menjadi fokus di retina mata disebut dengan akomodasi
(accomodation) (John dan Pinel, 2009).
Reseptor pada mata terletak di retina mempunyai lapisan-lapisan sebagai
berikut yaitu dua reseptor rod dan cone, horizontal cells, bipolar cells, amacrine cells
dan retinal ganglion cells. Reseptor rod dan cone merupakan sel-sel yang yang
dispesialisasikan untuk menerima sinyal-sinyal mekanik, kimiawi atau radian
(pemancar panas) yang ada disekeliling kita. Sel-sel amacrine dan sel-sel horizontal
dispesialisasikan untuk komunikasi lateral (yang dimaksudkan komunikasi lateral
adalah komunikasi yang melewati channel-channel utama sensori input). Bipolar
cells adalah sel-sel yang berada di bagian tengah retina, retinal ganglion cells
merupakan lapisan neuron di dalam retina yang memiliki serabut-serabut saraf yang
bertolak pada bola mata. Sistem kerja struktur ini pada saat cahaya datang maka
cahaya diterima reseptor cone dan reseptor rod setelah melewati 4 lapisan terdahulu
yaitu retinal ganglion cells, amacrine cells, bipolar cells dan horizontal cells (Kolb,
2011). Kemudian saat reseptor telah teraktivasi, pesan neural ditranslasikan balik
melewati lapisan-lapisan retinal kepada sel-sel ganglion retinal, yang aksonaksonnya
berproyeksi diseluruh bagian dalam retina sebelum berkumpul dalam bentuk bundel
dan keluar meninggalkan bola mata. Susunan terbalik ini menciptakan dua masalah
visual yaitu, yang pertama cahaya datang terdistorsi oleh jaringan retinal yang harus
dilaluinya sebelum mencapai reseptor. Masalah yang kedua adalah agar bundel
akson-akson sel ganglion retinal meninggalkan mata harus ada sebuah celah di
lapisan reseptor, celah itu dinamakan blind spot (John dan Pinel, 2009).
Rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra) berupa visual akan diterima
oleh neuron sensoris yang melalu jalur sistem ekstrapiramidal yang dimulai menuju
nukleus vestibularis yang ada di batang otak, kemudian menuju area serebelum
berfungsi untuk mengawali dan mengatur gerakan, khususnya gerakan yang
terampil. Untuk menghasilkan gerakan yang terampil dan terkoordinasi yang
dihasilkan oleh korteks motorik maka setelah dari area serebelum, neuron sensoris
sebelum ke korteks motorik menuju pada area perencanaan motorik yaitu basal
ganglia (Kolb, 2011).

23
 Anatomi Sistem Efektor Tangan
Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan
kelenjar, baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin terutama dalam pembahasan
disini yang dimaksud adalah reaksi dari efektor tangan (Noback et al., 2005). Kerja
otot dapat bergerak karena dipengaruhi oleh otot sadar berupa tendon otot . Tendon
otot merupakan jaringan ikat yang menghubungkan otot ke tulang. Otot
menggerakkan tubuh dengan kontraksi terhadap kerangka. Ketika otot mengkerut,
mereka bisa lebih pendek, dengan kontraksi, otot menarik pada tulang dan
memungkinkan tubuh untuk bergerak. Otot hanya bisa berkontraksi. Mereka tidak
bisa secara aktif memperpanjang, meskipun mereka dapat bergerak atau bersantai
kembali ke posisi netral non-kontraksi. Oleh karena itu, untuk memindahkan tulang
dalam arah yang berlawanan, pasangan otot harus bekerja dalam arah berlawanan.
Setiap otot pada pasangan bekerja terhadap yang lain untuk memindahkan tulang
pada sendi tubuh. Otot yang mengerut menyebabkan sendi menekuk disebut dengan
fleksor. Otot yang berkontraksi menyebabkan sendi untuk meluruskan disebut
dengan ekstensor. Ketika salah satu otot berkontraksi atau disebut juga agonis, otot
lain dari pasangan ini selalu memanjang atau disebut juga antagonis (Fitria, 2014).

 Mekanisme Neurofisiologi Koordinasi Antara Mata dan Tangan


Sistem organ yang terlibat dalam suatu gerakan koordinasi yaitu : (1)
serebrum (otak besar) untuk penyusunan konsep gerakan (2) sistem visual untuk
memberi informasi tentang usaha yang harus dibuat dan pengarahan urutan gerakan
(3) sistem motorik sebagai pelaksana (4) sistem sensorik sebagai monitor (5)
serebellum (otak kecil) sebagai pengatur dan pengarah informasi atau fungsi
koordinasi (Sherwood, 2012).
Gerakan tubuh yang terkoordinasi antara mata dan tangan diatur oleh
rangsangan yang diterima oleh reseptor (indra) berupa visual kemudian rangsangan
diterima oleh neuron sensoris yang melalu jalur sistem ekstrapiramidal yang dimulai
menuju nukleus vestibularis yang ada di batang otak, kemudian menuju area
serebelum berfungsi untuk mengawali dan mengatur gerakan, khususnya gerakan
yang terampil. Untuk menghasilkan gerakan yang terampil dan terkoordinasi yang
dihasilkan oleh korteks motorik maka setelah dari area serebelum, neuron sensoris
sebelum ke korteks motorik menuju pada area perencanaan motorik yaitu basal
ganglia (Clikeman dan Ellison, 2009).

24
Dengan peran dari basal ganglia maka gerakan yang dihasilkan akan lebih
terkontrol. Setelah diproses maka akan kembali lagi menuju batang otak yang
menghasilkan neuron motorik melalui proses sistem pyramidal diawali pada korteks
motorik, impuls gerakan yang diinginkan berupa koordinasi antara mata dan tangan
diteruskan menuju bagian posterior kapsula interna, kapsula interna meneruskan
impuls kepada medula oblongata, setelah mencapai medulla oblongata impuls
diteruskan menuju medula spinalis substansia grissea, yaitu bagian integral dari
neuron motorik, respon kembali diteruskan menuju ujungujung akson yaitu efektor
hingga akhirnya menjadi suatu gerakan yang diinginkan (Sherwood, 2012).

25
BAB III PENUTUP

KESIMPULAN
Sistem koordinasi merupakan sebuah system yang mengatur kerja organ organ pada
tubuh.Sistem koordinasi berperan untuk memerintahkan setiap organ untuk bekerja sama
mendukung fungsi tubuh agar bekerja dengan baik. Terdapat tiga komponen penting agar
fungsi koordinasi dapat berlangsung, yaitu reseptor, konduktor dan Efektor. Macam- macam
dari sistem koordinasi yaitu sistem saraf, sistem/ alat indera dan sistem endokrin ( hormon).

SARAN
Makalah ini membahas mengenai sistem koordinasi. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan dan kekeliruan dalam apa yang penulis tulis, baca, dan pahami. Oleh
karena itu, untuk menjadikan makalah yang penulis sajikan ini lebih baik, penulis
memerlukan kritik dan saran dari para pembaca sebagai salah satu tanggung jawab ilmiah
penulis. Semoga apa yang penulis tulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., Reece, Jane B., Urry, Lisa.2017.Biologi Edisi 11.
‌Comprehensive Biomedical Science: Sistem Saraf. Google Books. Published 2013.Accessed
February 14, 2021.
H,Lodish,Berk A,Zipursky SL.2000.Molecular Cell Biology.New York: W.H. Freeman and
Company.
Sturmhofel,Susanne Hiller,Andrzej Baitke.1998.Alcohol Health and Research World “The
endocrine System”.US nation Library of MNIH.Vol.22(3) hal 153 -
164.www.ncbi.nhm.nih.gov.diakses tanggal 13 Februari 2021.
Otak Dan Sistem Saraf. Google Books. Published 2013. Accessed February 14, 2021.

27

Anda mungkin juga menyukai