Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SISTEM KOORDINASI DAN GANGGUAN

PADA SISTEM KOORDINASI MANUSIA


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Pelajaran: Biologi
Guru Mapel: Resti Utami,S.Pd

Dibuat oleh:
Kelompok 2
1. Muhamad Ramadhika
2. Muhammad Gusti Supriatna
3. Syahira Almas
4. Thea Andreani

MADRASAH ALIYAH NEGERI 3 BOGOR


Jalan Rawa Gumbira No. 39 Desa Sukamaju
Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor
Kode Pos. 16830
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia serta hidayah-Nya kepada kami dan juga sholawat serta salam kami sampaikan kepada
junjungan besar Nabi kita yaitu Nabi Muhammad SAW sehingga kami, anggota kelompok 2
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “MAKALAH SISTEM KOORDINASI DAN
GANGGUAN PADA SISTEM KOORDINASI MANUSIA” ini.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kerjasama antar anggota kelompok kami yang
baik sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami harap makalah ini dapat berguna untuk kami serta para pembacanya dalam memberi
pengetahuan yang luas. Sebagai manusia kami juga memiliki banyak kekurangan terutama dalam
proses pembuatan makalah ini. Kami menerika kritik dan saran untuk makalah ini untuk
melengkapi kekurangan dari makalah yang telah kami buat ini. Atas perhatian, kami ucapkan
terima kasih.

Bogor, 01 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
Pendahuluan...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
Pembahasan....................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Sistem Koordinasi...........................................................................................2
a) Sistem Syaraf........................................................................................................................2
b) Sistem Hormon.....................................................................................................................3
c) Sistem Indra..........................................................................................................................6
d) Penyakit-Penyakit pada Fungsi Sistem Koordinasi..............................................................9
BAB III.........................................................................................................................................11
Kesimpulan...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

ii
BAB I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang berguna agar kita mengetahui tentang
diri kita dan bumi yang kita huni. Salah satu ilmu biologi tentang diri kita yang harus kita
ketahui yaitu sistem koordinasi. Sistem koordinasi adalah sebuah sistem yang mengatur
kerja organ-organ pada tubuh. Sistem ini berperan untuk memerintahkan setiap organ untuk
dapat bekerjasama mendukung fungsi tubuh agar bekerja dengan baik. Tanpa sistem
koordinasi, seluruh organ tubuh tidak mampu bekerjasama.

Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf , sistem hormon dan sistem indera. Masing-
masing system bekerja untuk kelancaran organ yang ada di dalam tubuh manusia. Sistem
saraf bekerja dengan cepat untuk menanggapi adanya perubahan lingkungan yang
merangsangnya. Pengaturan sistem dilakukan oleh benang-benang saraf. Sistem hormon
mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal, reproduksi, serta tingkah laku. Hormon
bekerja jauh lebih lambat, tetapi teratur dan berurutan dalam jangka waktu yang lama.
Pengangkutan hormon dilakukan melalui pembuluh darah. Alat indera merupakan reseptor
rangsang dari luar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu sitem koordinasi pada manusia?
2. Apa itu sel saraf manusia?
3. Apa saja susunan dari system saraf manusia?
4. Apa itu sistem hormon pada manusia?
5. Apa saja jenis dan fungsi sistem hormon pada manusia?
6. Apa itu sistem indra dan fungsinya pada manusia?
7. Apa saja penyakit pada system koordinasi mausia?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui sistem koordinasi pada manusia
2. Mengetahui apa itu sel saraf manusia
3. Mengetahui susunan dari sistem saraf manusia
4. Mengetahui sistem hormon pada mausia
5. Mengetahu apa saja jenis dan fungsi sistem hormon pada manusia
6. Mengetahui sistem indra dan fungisnya pada manusia
7. Mengetahui penyakit-penyakit pada sistem koordinasi manusia

1
BAB II
Pembahasan

2.1 Pengertian Sistem Koordinasi


Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua sistem organ
agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan,
mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan. sistem saraf
sangat berperan dalam iritabilitas. Iritabilitas merupakan kemampuan menanggapi
rangsangan. Sistem koordinasi terdiri dari sistem sel saraf, sistem hormon dan sistem indra.
Ketiga sistem tersebut saling berkaitan, contohnya ketika seseorang tidak sengaja
menempelkan kulit tangannya kepada teko yang panas, secara spontan ia akan menarik
tangannya jauh jauh dari teko tersebut karena terkena reaksi panas dari teko. Hal ini terjadi
karena ia memiliki sistem saraf yang berfungsi untuk merespons rangsangan dan
melaporkannya ke otak.

a) Sistem Syaraf
Sistem koordinasi saraf adalah organ yang terdiri dari sel-sel neuron dan sel-sel
pendukungnya. Sel saraf bekerja menggunakan perbedaan potensial listrik untuk
mentransmisikan sinyal dari satu tempat ke tempat yang lainnya. Sistem saraf
menyampaikan informasi secara cepat melalui sinyal-sinyal listrik yang dialirkan
ke organ tubuh lewat jaringan saraf. Sinyal elektrik inilah yang digunakan untuk
mengatur dan mengkoordinasikan seluruh organ di dalam tubuh.

Sel saraf atau yang biasa disebut neuron merupakan satuan kerja utama dari
sistem koordinasi saraf. Mekanisme kerja sistem saraf dalam menghantarkan
impuls saraf adalah hasil kerja dari neuron ini. Sel saraf juga yang memungkinkan
kamu dapat merasakan berbagai rangsang dari panca indra. Pada sel saraf terdapat
tiga komponen utama yaitu dendrit, akson dan ada sinapsis yang masing-masing
berfungsi untuk meneruskan rangsangan yang dihantarkan oleh impuls ke sel
saraf lain, efektor maupun ke organ tubuh.

Sistem sel syaraf terdiri atas:

1) Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf ini menjadi pusat segala koordinasi dan regulasi organ-organ
dalam tubuh. Sistem saraf pusat terhubung dengan otak dan saraf sumsum
tulang belakang. Otak memiliki beragam fungsi penting dalam sistem
koordinasi pada manusia.
Sistem koordinasi saraf yang terhubung ke otak dapat memberi sinyal
untuk meningkatkan laju jantung hingga kecepatan dalam berpikir. Otak
sendiri terdiri atas beberapa bagian yaitu otak besar, otak tengah, dan otak

2
kecil. Sedangkan bagian saraf pusat yang lainya adalah sumsum tulang
belakang yang berperan dalam gerak refleks dan menghubungkan
rangsangan dari dan menuju otak.
2) Sistem Saraf Tepi
Pada sistem saraf ini terdapat beberapa saraf-saraf kecil yang
menghubungkan otak dan tulang belakang dengan organ saraf tepi. Sistem
koordinasi saraf tersebut adalah saraf somatik dan saraf otonom.
3) Saraf Somatik
Saraf ini berperan menerima rangsangan dari luar tubuh dan
menyampaikannya ke otak. Sedangkan saraf otonom bekerja secara tidak
sadar saat organ tubuh istirahat atau ketika mencerna makanan.

b) Sistem Hormon
Hormon merupakan zat kimia yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar dalam
sistem endokrin. Hormon ini nantinya akan berperan sebagai penunjang hampir
keseluruhan fungsi utama tubuh. Selain kelenjar dalam sistem endokrin, sistem
hormon pada manusia juga memiliki keterkaitan dengan kelenjar eksokrin yang
berperan dalam membantu proses sekresi zat hormon, misalnya melalui keringat
dan enzim yang terdapat pada mulut.

Jenis-jenis hormon dan fungsinya:

1) Kelenjar Pituitari (Hipofisis)


Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis merupakan kelenjar utama dari
sistem endokrin yang menaungi sistem hormon pada manusia. Kelenjar
pituitari yang terletak pada bagian bawah otak ini bertugas meneruskan
pesan dari otak kepada kelenjar lainnya mengenai apa yang harus
dilakukan. Pada kelenjar hipofisis atau pituitari inilah terdapat sistem
hormon penting yang harus diproduksi, yaitu:
 Somatotropin
Somatotropin merupakan hormon yang berkaitan dengan
pertumbuhan Prolaktin, merupakan hormon yang merangsang
produksi air susu ibu (ASI).
 Luteinizing
Luteinizing merupakan hormon yang bertugas mengendalikan
siklus menstruasi pada wanita. Hormon luteinizing (LH) juga
berperan dalam produksi sperma pada pria

3
 Folikel Stimulant Hormone (FSH)
Folikel Stimulant Hormone (FSH) sebagai hormon yang berfungsi
mengendalikan sel telur (ovarium) dan—bersama-sama dengan
hormon luteinizing memproduksi sel sperma (spermatozoa)
 Thyroid-stimulating Hormone (TSH)
Thyroid-stimulating Hormone (TSH) merupakan hormon yang
berfungsi merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi hormon-
hormon steroid
 Adrenocorticotropin Hormone (ACTH)
Adrenocorticotropin Hormone (ACTH) sebagai hormon yang
berfungsi merangsang kinerja kelenjar adrenal
2) Kelenjar Tiroid
Kelenjar gondok merupakan Kelenjar yang terdapat di leher bagian depan
di sebelah bawah jakun dan terdiri dari dua buah lobus. Kelenjar tiroid
menghasilkan dua macam hormon yaitu tiroksin (T4) dan Triiodontironin
(T3). Hormon ini dibuat di folikel jaringan tiroid dari asam amino
(tiroksin) yang mengandung yodium. Yodium secara aktif di akumulasi
oleh kelenjar tiroid dari darah. Oleh sebab itu kekurangan yodium dalam
makanan dalam jangka waktu yang lama mengakibatkan pembesaran
kelenjar gondok hingga 15 kali. Hormon yang dihasilkan yaitu:
 Tiroksin: Mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan,
dan kegiatan system saraf
 Triiodontironin: Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan dan kegiatan sistem saraf
 Kalsitonin: Menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara
mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang.
3) Kelenjar Paratiroid (kelenjar anak gondok)
Kelanjar ini terletak disetiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam
leher, kelenjar ini berjumlah 4 buah yang bersusun berpasangan yang
menghasilkan hormon pada tiroksin. Masing-masing melekat pada bagian
belakang kelenjar tiroid, kelenjar ini menghasilkan hormon yang berfungsi
mengatur kadar kalsium dan fosfor di dalam tubuh. Fungsi umum kelenjar
paratiroid adalah mengatur metabilisme fosfor mengatur kadar kalsium
darah.
4) Kelenjar Pineal
Kelenjar pineal terletak di bagian tengah otak, dan berfungsi sebagai
bagian dari sistem endokrin yang fungsinya memproduksi hormon
melatonin. Hormon melatonin inilah yang berfungsi mengatur siklus tidur
manusia.

4
5) Kelenjar Paratiroid
Pada bagian depan kelenjar tiroid, terdapat sepasang kelenjar yang disebut
juga sebagai kelenjar paratiroid. Tugas dari kelenjar paratiroid adalah
memproduksi salah satu bagian dari sistem hormon pada manusia yakni
hormon paratiroid. Hormon paratiroid merupakan jenis hormon yang
berfungsi untuk mengendalikan jumlah kalsium di dalam darah. Tak hanya
itu, hormon ini juga memiliki tugas membantu pelepasan dan penyerapan
kalsium oleh tulang.
6) Kelenjar Adrenal
Kelenjar adrenal merupakan bagian dari sistem endokrin yang memiliki
bentuk segitiga dan letaknya berada di atas organ ginjal. Kelenjar adrenal
terdiri dari 2 bagian, yakni bagian luar yang disebut adrenal cortex dan
bagian dalam yang disebut adrenal medulla.
 Adrenal cortex memproduksi hormon kortikosteroid yang
fungsinya mengontrol metabolisme tubuh, keseimbangan kadar
garam dan air di dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh, serta fungsi
seksual.
 Adrenal medulla berperan dalam memproduksi hormon
katekolamin di mana hormon ini berfungsi merespons rasa stres
dengan cara meningkatkan detak jantung dan tekanan darah.
7) Kelenjar Pankreas
Kelenjar pankreas merupakan organ berbentuk panjang yang letaknya ada
di belakang abdomen perut. Fungsi kelenjar pankreas memproduksi getah
pankreas yang di dalamnya terdapat enzim. Selain itu, kelenjar ini juga
berperan dalam memproduksi insulin dan glukagon. Berkat peran dari
pankreas, kadar gula yang ada di dalam darah tetap terkendali. Kelenjar
pankreas menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin
mempermudah gerakan glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh
menembus membrane sel. Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan
disimpan dalam bentuk cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses
pembentukan glikogen (glikogenesis) dan pembentukan lemak
(lipogenesis). Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan
rangsangan untuk mensekresikan insulin. Sebaliknya glukogen bekerja
secara berlawanan terhadap insulin.
8) Kelenjar Timus
Kelenjar timus merupakan kelenjar yang letaknya berada di tulang dada
bagian atas. Sama seperti kelenjar adrenal, kelenjar timus terdiri dari 2
bagian yakni bagian luar yang disebut cortex dan bagian dalam yang
disebut medulla. Cortex pada kelenjar timus dibentuk dari sel limfosit dan
epitel, sedangkan medulla dibentuk dari sel epitel. Peran kelenjar timus

5
bagi tubuh juga sangat penting, ia akan memproduksi hormon yang
berkaitan dengan proses pembentukan sel limfosit T. Limfosit T
merupakan komponen sel darah putih yang berfungsi sebagai “benteng”
tubuh terhadap serangan penyakit, terutama pada anak-anak yang sistem
imunnya masih dalam masa pengembangan.
9) Kelenjar Reproduksi
Sistem hormon juga memiliki peran krusial terkait dengan reproduksi,
kelenjar reproduksi akan memproduksi hormon-hormon yang dibutuhkan
dalam menunjang fungsi reproduksi. Pria dan wanita memiliki kelenjar
reproduksi yang berbeda, yaitu:
 Testis (Pria): Kelenjar yang berfungsi memproduksi hormon
testosteron. Fungsi dari hormon testosteron adalah menghasilkan
sel sperma (spermatozoa). Selain itu, testosteron juga berkontribusi
terhadap pertumbuhan rambut-rambut di sekitar wajah dan kelamin
saat memasuki periode pubertas.
 Ovarium: Kelenjar yang berfungsi memproduksi hormon estrogen
dan progesterone. Kedua hormon ini berperan dalam pembentukan
payudara, mengontrol siklus menstruasi, dan menunjang kehamilan
untuk menjaga kestabilan hormon pada wanita.

c) Sistem Indra
Alat indra adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan di luar
tubuh. Alat indra manusia sering disebut panca indra, karena terdiri dari lima
indra yaitu indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra pembau /
pencium (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit). Pada setiap
alat indra terdapat saraf. Saraf ini akan menerima rangsang dari luar tubuh.
Kemudian, saraf mengirim rangsang ikut ke otak, saat rangsang diterima otak
dengan baik maka kita dapat melihat, mendengar, mencium bau, mengecap /
meraba. Alat indra harus dirawat dengan baik, jika alat indra rusak tubuh kita
tidak dapat bekerja dengan baik dan mengakibatkan kita tidak dapat menikmati
keadaan sekitar. Sistem indra pada manusia ada 5, yaitu:

1) Indra Penglihat (Mata)


Mata terdiri dari otot mata, bola mata dan saraf mata serta alat tambahan
mata yaitu alis, kelopak mata dan bulu mata. Alat tambahan mata ini
berfungsi melindungi mata dari gangguan lingkungan. Alis mata berfungsi
untuk melindungi mata dari keringat, kelopak mata melindungi mata dari
benturan dan bulu mata melindungi mata dari cahaya yang kuat, debu dan
kotoran.

6
Cara kerja mata:
Mata bekerja saat melihat objek. Mata tidak dapat menjalankan fungsinya
tanpa cahaya. Cahaya masuk melalui pupil. Lensa mata mengarahkan
cahaya benda jatuh pada retina. Kemudian, ujung-ujung saraf penerima
yang ada di retina menyampaikan bayangan itu ke otak. Setelah diproses
di otak, kita dapat melihat benda itu. Simpelnya seperti ini:
Cahaya > aqueous humor > pupil > lensa > vetreous humor > retina >
saraf optic > otak.
2) Indra Pendengar (Telinga)
Bagian-bagian indra pendengar terdiri dari :
 Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang
pendengaran.
 Telinga bagian tengah terdiri gendang telinga, tiga tulang
pendengar (martil, landasan dan sanggurdi) dan saluran uestachius.
 Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga
saluran setengah lingkaran, tingkap jorong, tingkap bundar dan
rumah siput (koklea).

Fungsi bagian-bagian indra pendengar:

 Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi


menangkap dan mengumpulkan gelombang bunyi.
 Gendang telinga berfungsi menerima rangsang bunyi dan
meneruskannya ke bagian yang lebih dalam.
 Tiga tulang pendengaran (tulang martil, landasan, dan sanggurdi)
berfungsi memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau
rumah siput.
 Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran
dan koklea (rumah siput) berfungsi mengubah impuls dan
diteruskan ke otak. Tiga saluran setengah lingkaran juga berfungsi
menjaga keseimbangan tubuh.
 Saluran eustachius menghubungkan rongga mulut dengan telinga
bagian luar.

Cara Kerja Telinga:

Mula-mula getaran bunyi masuk ke dalam lubang telinga. Bila getaran


bunyi mencapai gendang telinga, maka gendang telinga ikut bergetar.
Getaran gendang telinga menggetarkan tulang-tulang pendengaran.
Selanjutnya, rumah siput ikut bergetar. Cairan limfa di dalam rumah siput
menjadi bergetar. Getaran cairan limfa merangsang ujung-ujung saraf.

7
Ujung-ujung saraf menyampaikan rangsang bunyi tersebut ke otak
sehingga kita dapat mendengar bunyi.

3) Indra Pengecap (Lidah)


Lidah merupakan suatu alat yang terdapat dalam mulut. Pada lidah
terdapat indra pengecap. Pada permukaan lidah terdapat bintil-bintil. Pada
bintil-bintil tersebut terdapat ujung-ujung saraf pengecap. Makanan dan
minuman di dalam mulut kita akan merangsang ujung-ujung saraf
pengecap dari rangsang itu diteruskan ke otak. Oleh karena itu, kita
mengecap makanan dan minuman.Selain untuk mengecap, lidah berguna
untuk mengatur agar makanan di dalam mulut tercampur dengan air liur
terkunyah dengan sebaik-baiknya. Lidah juga berguna untuk mengucap
kata-kata. Bagian-bagian pengecap rasa terletak pada:
a) Ujung lidah, untuk mengecap rasa manis.
b) Tengah belakang lidah (pangkal lidah), untuk mengecap rasa pahit.
c) Lidah belakang, untuk mengecap rasa asam.
d) Tepi lidah, untuk mengecap rasa ASI
4) Indra Pembau (Hidung)
Hidung merupakan alat indra yang berfungsi sebagai pembau dan sebagai
jalan pernapasan. Bagian hidung yang sangat sensitif terhadap bau
terdapat pada bagian atas (di dalam) rongga hidung. Hidung juga
merupakan pintu masuk udara pernapasan ke dalam tubuh, di dalam pintu
rongga hidung (bagian depan) terdapat rambut halus dan selaput lendir
yang berguna untuk menyaring udara yang dihirup. Bagian-bagian hidung
adalah:
 Lubang hidung berfungsi untuk keluar masuknya udara.
 Rambut hidung berfungsi untuk menyaring udara yang masuk
ketika bernapas.
 Selaput lendir berfungsi tempat menempelnya kotoran dan sebagai
indra pembau.
 Serabut saraf berfungsi mendeteksi zat kimia yang ada dalam
udara pernapasan.
 Saraf pembau berfungsi mengirimkan bau-bauan ke otak.

Cara kerja hidung:


Bau dapat tercium jika bau tersebut sampai di rongga hidung. Bagian bau
menimbulkan rangsangan yang kemudian diterima oleh ujung-ujung saraf
pembau yang ada di hidung. Rangsangan bau tersebut diteruskan ke otak
sehingga kita dapat mencium bau. Simpelnya seperti ini:
Rangsang (bau) > lubang hidung > epitelium olfaktori > mukosa olfaktori
> saraf olfaktori > talamus > hipotalamus > otak.

8
5) Indra Peraba (Kulit)
Kulit berfungsi sebagai indra peraba. Seluruh tubuh kita dilapisi oleh kulit,
dengan kulit kita dapat membedakan permukaan kasar, halus dan dapat
membedakan benda panas dan benda dingin. Kulit juga dapat berfungsi
sebagai pelindung tubuh dengan cara melapisi tubuh.
Bagian-bagian kulit:
Kulit terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan
luar disebut juga epidermis. Lapisan dalam disebut juga dermis. Lapisan
luar tersusun atas dua lapisan, yaitu kulit ari dan lapisan malpighi. Kulit
ari tersusun atas sel-sel mati dibawahnya. Kulit ari berfungsi mencegah
masuknya bakteri dan menguapnya air dari tubuh. Lapisan malpighi
tersusun atas sel-sel yang aktif membelah diri. Sel terluar lapisan malpighi
mati dan kemudian menggantikan sel kulit ari yang mengelupas. Lapisan
dalam tersusun dari jaringan lemak, kelenjar keringat, saluran keringat,
kelenjar minyak, pembuluh darah, dan saraf penerima rangsang yang
disebut reseptor.
Fungsi bagian-bagian kulit:
 Kulit ari berfungsi mencegah masuknya bibit penyakit dan
mencegah penguapan air dari dalam tubuh.
 Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat.
 Lapisan lemak berfungsi menghangatkan tubuh.
 Otot penggerah rambut berfungsi mengatur gerakan rambut.
 Pembuluh darah berfungsi mengalirkan darah keseluruh tubuh.
Cara kerja kulit:
Sentuhan yang dilakukan pada semua benda menghasilkan rangsang.
Rangsang itu diterima oleh reseptor kulit. Kemudian, rangsang itu
diteruskan oleh reseptor ke otak dan kita dapat meraba suatu benda. Otak
juga memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang itu karena
informasi yang cepat, tubuh kita dapat terhindar dari bahaya luar, misalnya
saat kita menyentuh benda yang panas. Jika tubuh tidak tahan panas, maka
secara refleks tubuh akan menghindari panas tersebut dan tubuh terhindar
dari kerusakan yang lebih fatal.

d) Penyakit-Penyakit pada Fungsi Sistem Koordinasi


Fungsi sistem koordinasi bisa mengalami gangguan. Hal ini dapat membuat
gerakan tubuh mengalami kelainan sehingga sangat bisa mengganggu aktivitas
sehari-hari. Beberapa penyakit pada fungsi sistem koordinasi yang kerap terjadi
adalah:

9
1) Ataksia
Ataksia adalah penyakit degeneratif yang memengaruhi fungsi sistem
koordinasi otak, batang otak, atau saraf tulang belakang. Ataksia
menyebabkan gerakan penderitanya menjadi tersentak dan terombang-
ambing. Bahkan, penderita ataksia jadi sering terjatuh ketika berjalan
karena gaya berjalannya yang tidak stabil. Gejala ataksia yang paling
umum terjadi adalah hilangnya keseimbangan dan koordinasi, adanya
masalah pada kemampuan berbicara, sulit menelan, dan tremor.
2) Penyakit Parkinson
Penyakit ini juga merupakan sejenis penyakit degeneratif yang umum
terjadi pada lansia. Penderita penyakit Parkinson mengalami gangguan
fungsi sistem koordinasi di otak. Hal ini menyebabkan gangguan
pergerakan yang khas seperti tremor, gerakan tubuh melambat dan kaku,
serta kesulitan mempertahankan keseimbangan tubuh.
3) Dispraksia
Dispraksia adalah gangguan ketika pesan yang dikirim dari otak ke otot
terganggu. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah dengan gerakan dan
fungsi sistem koordinasi. Biasanya, penyakit atau gangguan ini terjadi
sejak usia anak-anak. Akan tetapi, orang dewasa juga bisa terkena
penyakit ini jika mengalami penyakit atau cedera.
4) Developmental Coordination Disorder
Gangguan koordinasi perkembangan ini diperkirakan memengaruhi sekitar
5–6 persen anak. Gangguan atau penyakit ini ditandai dengan kesulitan
dalam mempelajari keterampilan motorik halus dan kasar, dibandingkan
dengan anak-anak seusianya. Gangguan ini tidak hanya mengakibatkan
masalah perkembangan fisik saja, namun juga akan memengaruhi
kemampuan sosial. Gejalanya meliputi kesulitan saat melakukan
keterampilan motorik, seperti menggunakan gunting, menangkap bola,
atau mengendarai sepeda.
5) Cushing
Cushing adalah penyakit yang juga berkaitan dengan gangguan sistem
hormon. Penyakit Cushing merupaakan kondisi di mana kelenjar adrenal
justru memproduksi hormon kortisol dalam jumlah yang terlalu banyak.
Akibat penyakit ini, seseorang akan mengalami sejumlah gejala yaitu:
 Peningkatan berat badan
 Pelemahan otot tubuh
 Pelemahan tulang
 Timbul stretch marks
 Kulit mudah memar
 Muncul semacam punuk pada punggung bagian atas

10
BAB III
Kesimpulan

Sistem koordinasi merupakan sistem yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat
bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan
kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan. Sistem saraf sangat berperan dalam
iritabilitas. Sistem koordinasi terdiri dari sistem sel saraf, sistem hormon dan sistem indra. Ketiga
sistem tersebut saling berkaitan.

Sistem koordinasi saraf adalah organ yang terdiri dari sel-sel neuron dan sel-sel
pendukungnya. Pada sel saraf terdapat tiga komponen utama yaitu dendrit, akson dan ada
sinapsis yang masing-masing berfungsi untuk meneruskan rangsangan yang dihantarkan oleh
impuls ke sel saraf lain, efektor maupun ke organ tubuh. Hormon merupakan zat kimia yang
diproduksi oleh kelenjar-kelenjar dalam sistem endokrin. Hormon ini nantinya akan berperan
sebagai penunjang hampir keseluruhan fungsi utama tubuh.

Alat indra adalah alat-alat tubuh yang berfungsi mengetahui keadaan di luar tubuh yang
terdiri dari lima indra yaitu indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra pembau /
pencium (hidung), indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit). Fungsi sistem koordinasi bisa
mengalami gangguan. Contohnya adalah dispraksia, ataksia, dan lainnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.zenius.net/blog/kupas-materi-sistem-koordinasi-manusia

https://www.coursehero.com/file/16033257/Sistem-Koordinasi-pada-Manusia/

https://pahamify.com/blog/materi-sistem-koordinasi-pada-manusia/#:~:text=Sistem
%20koordinasi%20adalah%20sebuah%20sistem,tubuh%20agar%20bekerja%20dengan%20baik

https://repository.penerbitwidina.com/media/328974-biologi-umum-3ce61119.pdf#page=19

12

Anda mungkin juga menyukai