Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

SISTEM REGULASI DAN KOORDINASI

Oleh:

Milda Rusydiana

KEMENTRIAN AGAMA

MADRASAH ALIYAH NEGERI PASER

Jalan Negara Rt. 01 Tanah Periuk Kecamatan Tanah Grogot 76253

KABUPATEN PASER KALIMANTAN TIMUR

2021/2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan dengan tepat waktu.

Penyusunan makalah ini, penulis banyak kendala yang di alami, namun banyak sekali
pihak yang telah membantu baik berupa material atau spiritual serta motivasi, karena itu penulis
tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang sebanyak – banyaknya.

Dan semua pihak yang telah banyak membantu penulis, baik langsung maupun tidak
langsung, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa Penelitian ini belum sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penulis menerima saran dan kritik yang bersifat
membangun.

Tanah Grogot, 21 Maret 2022

Penulis,

2
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………. ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...…………………………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….. 5
C. Tujuan…………...…………………………………………………………. 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Sistem Saraf…..……………………………………………………………. 6
B. Sistem Hormon……………………………………………………………. 12
C. Alat Indra…………………………………………………………………… 14
D. Kelainan dan Penyakit pada Alat Indra……………………………………. 25

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………………. 28
B. Saran……………………………………………………………………… 28

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang berguna agar kita mengetahui tentang diri
kita dan bumi yang kita huni. Salah satu ilmu biologi tentang diri kita yang harus kita ketahui
yaitu sistem koordinasi atau sistem pengatur tubuh makhluk hidup. Sistem koordinasi terdiri
dari sistem saraf, sistem hormon dan sistem indra. Sebagai makhluk hidup, kita harus
mengetahui tentang hal itu. Dan pada kenyataannya masih banyak yang belum mengetahui
tentang sistem koordinasi. Oleh karena itulah makalah tentang sistem saraf dan sistem hormon
ini penyusun tulis.
Bayangkan dirimu berjalan di lorong gelap. Semua indramu bersiaga. Matamu terpicing
mencoba mencari secercah cahaya. Telingamu berusaha mendengar sehalus apapun suara.
Hidungmu mengendus sesamar apapun bau. Tanganmu berusaha meraba dinding disebelahmu.
Kemudian kau menabrak sesuatu. Dirimu refleks melompat sambil mungkin sedikit menjerit.
Kau merasakan aliran adrenalin dalam dirimu. Denyut jantungmu meningkat, hingga akhirnya
kau memutusan untuk lari. Hal ini adalah sedikit fungsi yang dilakukan oleh sistem
koordinsi.yang mencakup sistem saraf, sistem hormon dan sistem indra.
Tubuh manusia dilengkapi berbagai sistem untuk mengatur segala gerak-gerik setiap
harinya, Saat kita jatuh akan terasa sakit karena indra kita menangkap setiap rangsangan,
rangsangan tersebut akan disalurkan ke otak.
Tubuh manusia dilengkapi tiga perangkat pengatur kegiatan tubuh yang terdiri dari
saraf, endokrin (hormon), dan pengindraan. Sistem saraf bekerja dengan cepat untuk
menanggapi adanya perubahan lingkungan yang merangsangnya. Pengaturan sistem dilakukan
oleh benang – benang saraf. Sistem hormon mengatur pertumbuhan, keseimbangan internal,
reproduksi, serta tingkah laku. Hormon bekerja jauh lebih lambat, tetapi teratur dan berurutan
dalam jangka waktu yang lama. Pengangkutan hormon dilakukan melalui pembuluh darah. Alat
indra merupakanreseptor rangsang dari luar.
Komponen sistem regulasi pada manusia, yaitu :
1. Reseptor: bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan, yaitu indra.
2. Konduktor: bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan, yaitu sel-sel
saraf (neuron).
3. Efektor: Bagian tubuh yang berfungsi menanggapi. Yaitu otot dan kelenjar.
Di dalam kepala terdapat suatu organ menakjubkan yang mengatur semua aktivitas yang
dilakukan oleh tubuh kita. Organ itu adalah otak. Otak kita mirip sebuah kantor pusat telepon

4
yang sangat besar dengan jutaan sambungan telepon. Salah satu fungsinya untuk memastikan
bahwa pesan terkirim ke otot yang tepat sehingga tanggapan (respons) dapat diberikan. Hal itu
sebagai koordinasi. Tidak hanya itu, otak juga bertanggung jawab atas pikiran, ingatan, dan
kecerdasan. Otak juga bertanggung jawab atas emosi anda.

Untuk mengatur atau mengendalikan semua kegiatan tubuh manusia yang beraneka ragam,
diperlukan regulasi atau pengaturan yang baik. Pada manusia, pengaturan semua aktivitas tubuh
dilakukan oleh sistem regulasi. Sistem regulasi pada manusia meliputi sistem saraf dan sistem
hormon. Sistem regulasi juga ditunjang oleh alat-alat indra berupa mata, telinga, lidah, kulit, dan
hidung. Dengan adanya sistem regulasi yang ditunjang oleh alat-alat indra, manusia dapat
merasakan, mengenal, dan memahami lingkungan di sekitarnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disusun rumusan masalah yang akan menjadi fokus
pembahasan dalam makalah ini, yaitu sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan sistem koordinasi?


2. Klasifikasi dari sistem koordinasi?
3. Pengaruh Psikotropika pada sistem regulasi?
4. Gangguan dan kelainan pada sistem regulasi ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memahami tentang sistem
koordinasi, yaitu :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem koordinasi.
2. Untuk mengetahui klasifikasi dari sistem koordinasi.
3. Untuk mengetahui pengaruh psikotropika pada sistem regulasi.
4. Untuk mengetahui gangguan dan kelainan pada sistem regulasi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan sistem regulasi atau kontrol yang bertugas menerima dan
menghantarkan rangsangan ke semua bagian tubuh sekaligus memberikan tanggapan terhadap
rangsangan tersebut.

Sistem saraf tersusun atas unit-unit pelaksana, yaitu sel saraf dan neuroglia. Sel saraf
(neuron) merupakan sel yang terdiri atas badan sel, benang akson (neurit), dan sebuah atau lebih
dendrit. Pada badan sel dapat ditemukan adanya nukleus. Dendrit merupakan bagian neuron yang
bersifat menerima rangsang dari reseptor atau akson neuron lain menuju badan sel. Adapun
akson merupakan bagian neuron yang berhubungan dengan dendrit neuron yang lain atau sel
efektor dan berfungsi meneruskan rangsang dari badan sel menuju terminal akson. Neuroglia
merupakan kelompok sel yang berfungsi memberikan nutrisi dan bahan untuk kehidupan neuron.
Neuroglia terdiri atas mielin dan neurilema. Mielin merupakan selubung akson yang terbentuk
dari sel Schwann. Akson ada yang berselubung mielin dan ada yang tidak. Akson bermielin
memiliki kemampuan menghantarkan impuls lebih cepat dibandingkan akson tidak bermielin.
Alasannya, pada akson bermielin ada loncatan listrik, tepatnya saat impuls melewati nodus
ranvier. Nodus Ranvier merupakan bagian akson yang tidak bermielin dan terletak di antara sel-
sel Schwann.

Berdasarkan fungsinya, sel saraf dibagi menjadi neuron sensorik, neuron motorik, dan
neuron asosiasi. Neuron sensorik (aferen) berfungsi menghantarkan impuls dari reseptor (alat-
alat indra) ke pusat susunan saraf. Neuron motorik (eferen) berfungsi menghantarkan impuls
motorik dari susunan saraf pusat ke efektor (alat-alat tubuh). Adapun neuron asosiasi berfungsi
menghubungkan neuron motorik dan neuron sensorik. Neuron asosiasi ada dua macam, yaitu
neuron konektor dan neuron ajustor. Neuron konektor merupakan penghubung antara neuron
yang satu dan neuron lainnya. Adapun neuron ajustor merupakan penghubung antara neuron
sensorik dan neuron motorik yang terdapat di dalam otak serta sumsum tulang belakang.

6
Sistem saraf dibedakan menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

1. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat (SSP) meliputi otak (Latin: 'ensephalon') dan sumsum tulang belakang
(Latin: 'medulla spinalis'). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang
sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak
juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena infeksi maka akan terjadi
radang yang disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

1. Durameter; terdiri dari dua lapisan, yang terluar bersatu dengan tengkorak sebagai
endostium, dan lapisan lain sebagai duramater yang mudah dilepaskan dari tulang kepala.
Diantara tulang kepala dengan duramater terdapat rongga epidural.
2. Arachnoidea mater; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan yang disebut liquor cerebrospinalis; semacam cairan limfa yang
mengisi sela sela membran araknoid. Fungsi selaput arachnoidea adalah sebagai bantalan
untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan terdalam yang mempunyai bentuk disesuaikan dengan lipatan-lipatan
permukaan otak.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)


2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam sistem
saraf pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi susunannya
berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks) dan bagian putih
terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk
kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.

7
a. OTAK
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.

 Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktivitas mental, yaitu yang berkaitan
dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks otak besar
yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah
belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain
itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam
proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di
sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi.
Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara,
kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

8
 Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah terdapat
talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin. Bagian atas
(dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata seperti penyempitan
pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

 Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara sadar,
keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau berbahaya maka
gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.

 Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula spinalis menuju ke
otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks fisiologi seperti detak jantung,
tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan sekresi kelenjar
pencernaan.
Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti bersin, batuk, dan
berkedip.

 Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian kiri dan kanan,
juga menghubungkan otak besar dan sumsum tulang belakang.

b. SUMSUM TULANG BELAKANG (medula spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu. Pada penampang melintang
sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk
dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke
sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang

9
belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf
penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan
menghantarkannya ke saraf motor. Fungsinya menghubungkan impuls dari dan ke otak serta
sebagai pengatur gerak refleks.

2. Sistem saraf tepi

Saraf tepi terdiri dari pasangan-pasangan saraf kranial dan saraf spinal yang keluar dari otak
dan sumsum tulang belakang serta menghubungkannya dengan tiap reseptor dan efektor dalam
tubuh. Sistem saraf tepi dibagi menjadi sistem sensori somatik dan sistem autonom.

Sistem saraf tepi berdasarkan arah impulsnya terbagi menjadi dua, yaitu sistem aferen dan
sistem eferen. Sistem aferen mengandung sel saraf yang menghantarkan informasi dari reseptor
ke sistem saraf pusat. Sistem saraf eferen mengandung sel saraf yang menghantarkan informasi
dari sistem saraf pusat ke otot kelenjar.

1) Saraf sensori somatik

Sistem ini terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang tidak semuanya merupakan saraf
campuran, dan 31 pasang saraf spinal yang semuanya merupakan saraf campuran. Saraf-saraf ini
meneruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, juga meneruskan impuls dari sistem saraf
pusat ke semua otot-otot rangka tubuh.

Sistem saraf somatik mengandung saraf eferen yang menghantarkan impuls dari sistem saraf
pusat ke jaringan otot rangka. Sistem saraf somatik menghasilkan gerakan hanya di jaringan otot
rangka.

a) Saraf Kranial

Dari keduabelas nama saraf kranial, saraf nomor I, II, dan VIII terdiri atas neuron-neuron
sensori; saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII terdiri atas neuron-neuron motor; sedangkan yang
lain (nomor V, VII, IX) terdiri atas gabungan neuron motor dan sensori. Saraf nomor X (nervus
vagus) mempunyai daerah jelajah luas, sehingga disebut pula sebagai saraf pengembara.

10
b) Saraf Spinal

Urat saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang dan terdapat di dalam tulang
belakang. Urat saraf ini merupakan gabungan neuron sensori dasn motor. Semua saraf
sensori ,masuk ke sumsum tulang belakang melalui akar dorsal;semua dendritnya berasal dari
reseptor. Sedangkan semua saraf motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui akar ventral
dan semua neuritnya menuju ke efektor.

2) Saraf Autonom

Sistem saraf autonom adalah bagian dari sistem saraf tepi yang mengontrol kegiatan organ-
organ dalam, misalnya kelenjar keringat, otot perut, pembuluh darah, dan alat-alat reproduksi.
Ada dua buah sistem saraf autonom, yaitu sistem saraf simpatetik dan parasimpatetik.

Sistem saraf simpatetik berpusat antara dada sampai pinggang . Fungsinya mengaktifkan
berbagai organ secara otomatis. Sistem saraf parasimpatetik berpusat pada pangkal medula
oblongata dan sakrum. Fungsinya, menghambat kerja organ.

3. Gerak refleks

Refleks merupakan suatu mekanisme reaksi atau tanggapan dalam usaha melindungi tubuh
dari rangsangan atau hal-hal yang membahayakan. Reaksi atau tanggapan yang ditimbulkan
sangat cepat dan tidak disadari. Gerak refleks berpusat pada sumsum tulang belakang. Pada
mekanisme gerak refleks rangsangan yang diterima oleh organ reseptor dibawa oleh saraf
sensorik tidak menuju otak, tetapi menuju sumsum tulang belakang. Tanpa diolah oleh otak,
tanggapan rangsang segera dibawa oleh saraf motorik menuju efektor. Skemanya adalah reseptor
 saraf sensorik  sumsum tulang belakang  saraf motorik  efektor.

Berdasarkan jumlah efektor yang terlibat, gerak refleks dibedakan menjadi refleks tunggal
dan refleks kompleks. Adapun berdasarkan letak saraf penghubungnya, gerak refleks dibedakan
menjadi refleks otak dan refleks sumsum tulang belakang.

Berbeda dengan gerak refleks, rangsangan pada gerak biasa diolah di otak sehingga gerak
tersebut dapat kita sadari. Mekanisme terjadinya gerak biasa, yaitu rangsang yang diterima oleh

11
reseptor dibawa oleh saraf sensorik menuju otak untuk ditanggapi. Tanggapan tersebut
selanjutnya dibawa oleh saraf motorik menuju efektor. Skema gerak biasa adalah reseptor 
saraf sensorik  otak  saraf motorik  efektor.

B. Sistem Hormon

Hormon merupakan salah satu sistem koordinasi di dalam tubuh dengan menggunakan cairan
yang diedarkan oleh pembuluh darah. Dengan menggunakan hormon rangsang lebih lambat
diberi tanggapan. Satu kelebihan koordinasi menggunakan hormon yaitu dengan sedikit saja
hormon mampu mempengaruhi organ-organ yang menjadi sasarnnya.

- Hipofisa (Pituitary)

Kelenjar ini merupakan kelenjar yang paling banyak menghasilkan jenis-jenis hormon.
Letaknya di otak.

Macam hormon yang dihasilkan :

1) Somatotropin: berfungsi mempercepat pertumbuhan

2) Prolaktin : berfungsi mengantar kegiatan kelenjar susu

3) Tireotropin: mempengaruhi aktivitas kelenjar tiroid

4) Adnecorticotropin : mempengaruhi aktivitas kelenjar anak ginjal bagian kortek

5) Gonadotropin: mempengaruhi aktivitas ovarium atau testis

6) Vasopresin: mengatur penyempitan pembuluh darah

7) Oksitosin : mengatur kontraksi otot uterus pada saat melahirkan.

- Kelenjar gondok (kelenjar tiroid)

Hormon yang dihasilkan yaitu tiroksin dan berfungsi mengatur pertumbuhan dan
metabolisme. Letak kelenjar di sekitar jakun.

12
- Kelenjar anak gondok (kelenjar paratiroid)
Terletak di dekat kelenjar gondok. Hormon yang dihasilkan yaitu parathormon dengan fungsi
mempertahankan kadar kalsium dan fosfor dalam darah.
- Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal)
Terletak menempel pada bagian atas ginjal. Bagian kulit menghasilkan kortison yang berfungsi
mengatur metabolisme dan mengatur keseimbangan air dan garam.

Sedang bagian sumsum (medulla) menghasilan adrenalin (epinefrin) yang berfungsi


mempengaruhi denyut jantung, mengatur otot-otot kandung kencing juga mengatur kadar gula
darah dengan cara mengubah glikogen menjadi glukosa.

- Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas bagian pulau-pulau Langerhans menghasilkan hormon insulin. Fungsi


hormon ini mengatur kadar gula darah dengan cara mengubah glukosa menjadi glikogen.

- Kelenjar kelamin

Pada laki-laki Terletak dibagian testis. Hormon yang dihasilkan yang terpenting yaitu
testosteron yang berfungsi mempertahankan proses pembentukan sperma dan menumbuhkan
cirri-ciri kelainan

sekunder

Pada wanita Terletak pada ovarium. Hormon yang dihasilkan :

1) Estrogen, untuk mempertahankan pembentukan ovum dan cirri-ciri kelainan sekunder

2) Progesteron, mengatur pembentukan plasenta dan produksi air susu.

13
C. Alat Indra

Di dalam tubuh manusia terdapat bermacam-macam reseptor untuk mengetahui rangsangan-


rangsangan dari luar atau disebut juga eksteroseptor. Eksteroseptor sering disebut juga alat indra.
Indra berperan sebagai reseptor, yaitu bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima
rangsangan. Ada lima macam indra yaitu :

1) Mata, sebagai penerima rangsang cahaya (fotoreseptor)


2) Telinga, sebagai penerima rangsang getaran bunyi (fonoreseptor) dan tempat beradanya
indra keseimbangan 9statoreseptor)
3) Hidung, sebagai penerima rangsang bau berupa gas (kemoreseptor)
4) Lidah, sebagai penerima rangsang zat yang terlarut (kemoreseptor)
5) Kulit, sebagai penerima rangsang sentuhan (tangoreseptor)

Tiap indra akan berfungsi dengan sempurna apabila :

1. Indra tersebut secara anatomi tidak ada kelainan


2. Bagian untuk penerima rangsang bekerja dengan baik
3. Saraf-saraf yang membawa rangsang dari dan ke otak bekerja dengan baik
4. Pusat pengolahan rangsang di otak bekerja dengan baik.

1. Indra penglihat (mata)

14
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot penggerak
bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.

Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis
dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

 Sklera

Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus
cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan
transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata
dari gangguan.

 Koroid

Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam; merupakan lapisan yang berisi banyak
pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada
koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid
membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian
depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi
sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan
siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi
dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

 Retina

Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-
sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian
yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.
Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu
bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian

15
belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi
menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar.

Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput
transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini
peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang
konjungtiva disebut konjungtivitis.

Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar
air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis.

Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi
sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

Otot Mata

Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus
(rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi
menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq
atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).

Fungsi Mata

Sinar yang masuk ke mata sebelum sampai di retina mengalami pembiasan lima kali yaitu
waktu melalui konjungtiva, kornea, aqueus humor, lensa, dan vitreous humor. Pembiasan
terbesar terjadi di kornea. Bagi mata normal, bayang-bayang benda akan jatuh pada bintik
kuning, yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar.

Ada dua macam sel reseptor pada retina, yaitu sel kerucut (sel konus) dan sel batang (sel
basilus). Sel konus berisi pigmen lembayung dan sel batang berisi pigmen ungu. Kedua macam
pigmen akan terurai bila terkena sinar, terutama pigmen ungu yang terdapat pada sel batang.
Oleh karena itu, pigmen pada sel basilus berfungsi untuk situasi kurang terang, sedangkan
pigmen dari sel konus berfungsi lebih pada suasana terang yaitu untuk membedakan warna,

16
makin ke tengah maka jumlah sel batang makin berkurang sehingga di daerah bintik kuning
hanya ada sel konus saja.

Pigmen ungu yang terdapat pada sel basilus disebut rodopsin, yaitu suatu senyawa protein
dan vitamin A. Apabila terkena sinar, misalnya sinar matahari, maka rodopsin akan terurai
menjadi protein dan vitamin A. Pembentukan kembali pigmen terjadi dalam keadaan gelap.
Untuk pembentukan kembali memerlukan waktu yang disebut adaptasi gelap (disebut juga
adaptasi rodopsin). Pada waktu adaptasi, mata sulit untuk melihat.

Pigmen lembayung dari sel konus merupakan senyawa iodopsin yang merupakan gabungan
antara retinin dan opsin. Ada tiga macam sel konus, yaitu sel yang peka terhadap warna merah,
hijau, dan biru. Dengan ketiga macam sel konus tersebut mata dapat menangkap spektrum
warna. Kerusakan salah satu sel konus akan menyebabkan buta warna.

Jarak terdekat yang dapat dilihat dengan jelas disebut titik dekat (punctum proximum). Jarak
terjauh saat benda tampak jelas tanpa kontraksi disebut titik jauh (punctum remotum). Jika kita
sangat dekat dengan obyek maka cahaya yang masuk ke mata tampak seperti kerucut, sedangkan
jika kita sangat jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil sehingga
sinar tampak paralel. Baik sinar dari obyek yang jauh maupun yang dekat harus direfraksikan
(dibiaskan) untuk menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas. Pembiasan
cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas disebut pemfokusan.

Cahaya dibiaskan jika melewati konjungtiva kornea. Cahaya dari obyek yang dekat
membutuhkan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata
mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah bentuk lensa. Cahaya dari
obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat
difokuskan dengan lensa yang tebal dan pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat kerja otot
siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga memendekkan apertura yang
mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari
relaksasi sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan ligamen suspensor
bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor mendorong lensa sehingga lensa memanjang
dan pipih.Proses pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-berda disebut daya akomodasi.

17
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara mengubah
fokus lensa.

Kelainan Pada Mata

Pada anak-anak, titik dekat mata bisa sangat pendek, kira-kira 9 cm untuk anak umur 11
tahun. Makin tua, jarak titik dekat makin panjang. Sekitar umur 40 tahun - 50 tahun terjadi
perubahan yang menyolok, yaitu titik dekat mata sampai 50 cm, oleh karena itu memerlukan
pertolongan kaca mata untuk membaca berupa kaca mata cembung (positif). Cacat mata seperti
ini disebut presbiopi atau mata tua karena proses penuaan. Hal ini disebabkan karena elastisitas
lensa berkurang. Penderita presbiopi dapat dibantu dengan lensa rangkap. Mata jauh dapat terjadi
pada anak-anak; disebabkan bola mata terlalu pendek sehingga bayang-bayang jatuh di belakang
retina. Cacat mata pada anak-anak seperti ini disebut hipermetropi.

Miopi atau mata dekat adalah cacat mata yang disebabkan oleh bola mata terlalu panjang
sehingga bayang-bayang dari benda yang jaraknya jauh akan jatuh di depan retina. Pada mata
dekat ini orang tidak dapat melihat benda yang jauh, mereka hanya dapat melihat benda yang
jaraknya dekat. Untuk cacat seperti ini orang dapat ditolong dengan lensa cekung (negatif).
Miopi biasa terjadi pada anak-anak.

Astigmatisma merupakan kelainan yang disebabkan bola mata atau permukaan lensa mata
mempunyai kelengkungan yang tidak sama, sehingga fokusnya tidak sama, akibatnya bayang-
bayang jatuh tidak pada tempat yang sama. Untuk menolong orang yang cacat seperti ini dibuat
lensa silindris, yaitu yang mempunyai beberapa fokus.

Katarak adalah cacat mata, yaitu buramnya dan berkurang elastisitasnya lensa mata. Hal ini
terjadi karena adanya pengapuran pada lensa. Pada orang yang terkena katarak pandangan
menjadi kabur dan daya akomodasi berkurang.

Kelainan-kelainan mata yang lain adalah:

1. Imeralopi (rabun senja): pada senja hari penderita menjadi rabun


2. Xeroftalxni: kornea menjadi keying dan bersisik

18
3. Keratomealasi: kornea menjadi putih dan rusak.

2. Indra Pendengar (telinga)

Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga
tengah, dan telinga dalam.

Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran
dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima
rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.

Susunan Telinga

Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

 Telinga luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga).
Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung
fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga yang sangat
sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk
saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi
dengan rambut-rambut halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang
menjaga agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.
19
 Telinga tengah

Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang.
Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring.
Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan
telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela bundar yang
keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.

Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang
menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut adalah tulang
martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan (inkus). Kedua tulang ini
terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga
adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan
dan tulang sanggurdi terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.

Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk mengirimkan getaran suara dari gendang
telinga (membran timpani) menyeberangi rongga telinga tengah ke jendela oval.

 Telinga dalam

Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin membran.
Ada 5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.

1. Tiga saluran setengah lingkaran


2. Ampula
3. Utrikulus
4. Sakulus
5. Koklea atau rumah siput

Sakulus berhubungan dengan utrikulus melalui saluran sempit. Tiga saluran setengah
lingkaran, ampula, utrikulus dan sakulus merupakan organ keseimbangan, dan keempatnya
terdapat di dalam rongga vestibulum dari labirin tulang. Koklea mengandung organ Korti untuk
pendengaran. Koklea terdiri dari tiga saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang

20
berhubungan dengan jendela oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan
jendela bundar, dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran. Di
antara saluran vestibulum dengan saluran tengah terdapat membran Reissner, sedangkan di
antara saluran tengah dengan saluran timpani terdapat membran basiler. Dalam saluran tengah
terdapat suatu tonjolan yang dikenal sebagai membran tektorial yang paralel dengan membran
basiler dan ada di sepanjang koklea. Sel sensori untuk mendengar tersebar di permukaan
membran basiler dan ujungnya berhadapan dengan membran tektorial. Dasar dari sel pendengar
terletak pada membran basiler dan berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung
membentuk saraf pendengar. Bagian yang peka terhadap rangsang bunyi ini disebut organ Korti.

Cara Kerja Indra Pendengaran

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran
ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada
jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan
tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan
limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah
menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam
saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar.
Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput
basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel
menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan
membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls
yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

Susunan Dan Cara Kerja Alat Keseimbangan

Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran
yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam
utrikulus clan sakulus.

Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi
reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus.

21
Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam
ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin
yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran)
peka terhadap gerakan kepala.

Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang
ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi
kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim
ke otak.

3. Indra Peraba (Kulit)

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas,
dingin, sakit, dan tekanan.

Susunan Kulit

Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis.
Pada epidermis tidak terdapat pembuluh darah dan sel saraf. Epidermis tersusun atas empat lapis
sel. Dari bagian dalam ke bagian luar, pertama adalah stratum germinativum berfungsi
membentuk lapisan di sebelah atasnya. Kedua, yaitu di sebelah luar lapisan germinativum
terdapat stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi keras

22
dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya menghasilkan pigmen hitam
(melanin). Kandungan melanin menentukan derajat warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan.
Lapisan ketiga merupakan lapisan yang transparan disebut stratum lusidum dan lapisan keempat
(lapisan terluar) adalah lapisan tanduk disebut stratum korneum.

Penyusun utama dari bagian dermis adalah jaringan penyokong yang terdiri dari serat yang
berwarna putih dan serat yang berwarna kuning. Serat kuning bersifat elastis/lentur, sehingga
kulit dapat mengembang.

Stratum germinativum mengadakan pertumbuhan ke daerah dermis membentuk kelenjar


keringat dan akar rambut. Akar rambut berhubungan dengan pembuluh darah yang membawakan
makanan dan oksigen, selain itu juga berhubungan dengan serabut saraf. Pada setiap pangkal
akar rambut melekat otot penggerak rambut. Pada waktu dingin atau merasa takut, otot rambut
mengerut dan rambut menjadi tegak. Di sebelah dalam dermis terdapat timbunan lemak yang
berfungsi sebagai bantalan untuk melindungi bagian dalam tubuh dari kerusakan mekanik.

Fungsi Kulit

Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat
peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai
alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh.

Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptorreseptor
khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor
untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang
sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.

4. Indra Pengecap (Lidah)

23
Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah
merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium
yang banyak mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas
pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut.

Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan
menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang, bentuk dataran yang dikelilingi parit-parit, dan
bentuk jamur. Tunas pengecap terdapat pada paritparit papila bentuk dataran, di bagian samping
dari papila berbentuk jamur, dan di permukaan papila berbentuk benang.

5. Indra Pembau

Indra pembau berupa kemoreseptor yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada
lapisan lendir bagian atas. Reseptor pencium tidak bergerombol seperti tunas pengecap.

Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan aksonakson yang
tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan
epitelium mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia
bau-bauan di udara.

24
D. Kelainan Dan Penyakit Pada Alat Indra

Kelainan dan penyakit pada alat indra dapat mengganggu manusia ketika berinteraksi
terhadap lingkungannya. Berkat kemajuan ilmu pengetahuan, sebagian kelainan dan gangguan
tersebut dapat diatasi. Beberapa kelainan dan penyakit yang menyerang alat-alat indra antara lain
sebagai berikut.

1. Astigmatis

Astigmatis (mata silindris) adalah kelainan pada mafa yang menyebabkan penglihatan
menjadi kabur. Hal ini terjadi karena penderita tidak mampu melihat garis-garis horizontal dan
vertikal secara bersama-sama. Mata tidak mampu memfokuskan pandangan karena kornea mata
tidak berbentuk bola. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kacamata silindris.
2. Miopia

Miopi (rabun jauh) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak dapat melihat
jauh. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu panjang dan bayangan benda jatuh di depan bintik
kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata berlensa cekung (negatif).
3. Hipermetropi

Hipermetropia (rabun dekat) adalah kelainan pada mata yang ditandai dengan mata tidak
dapat melihat dekat. Hal itu terjadi karena bola mata terlalu pendek dan bayangan jatuh di
belakang bintik kuning. Kelainan ini dapat diatasi dengan memakai kaca mata berlensa cembung
positif.
4. Presbiopia

Presbiopia (rabun dekat danjauh) adalah kelainan yang ditandai dengan mata tidak dapat
melihat dekat dan jauh. Hal itu terjadi ka.rena daya akomodasi mata mulai berkurans. Kelainan
ini dialami oleh orang tua sehingga disebut juga mata tua. Kelainan ini dapat diatasi dengan
memakai kacamata berlensa rangkap, yaitu bagian atas berlensa cekung (negatif) dan bagian
bawah berlensa cembung (positif). Kelainan miopia, hipermetropia, dan presbiopia serta cara
menolongnya telah kamu pelajari di kelas VIII.

25
5. Rabun Senja

Penderita rabun senja (rabun ayam) tidak dapat melihat dengan baik pada senja dan malam
hari ketika cahaya mulai rentang-remang. Gangguan penglihatan ini disebabkan oleh kekurangan
vitamin A. Cara mencegah dan mengatasi gangguan ini ialah dengan mengonsumsi rnakanan
yang banyak mensandung vitamin A. Misalnya wortel. pepaya, dan tomat.

6. Keratomalasi

Keratomalasi ditandai dengan kornea mata yang keruh. Penyebabnya adalah kekurangan
vitamin A yang sangat parah. Jadi, penyakit ini merupakan tingkat lanjut rabun senja.
Kekurangan vitamin A menimbulkan penebalan selaput lendir mata. Akibatnya, permukaan mata
yang biasanya basah menjadi kering dan kasar (xeroftalmia/xerosis). Ji ka tidak segera cliatasi.
akan menimbulkan kebutaan.

7. Katarak

Katarak (bular mata) merupakan kelainan pada lensa mata. Lensa mata menjadi kabur dan
keruh sehingga cahaya yang masuk tidak dapat mencapai retina. Biasanya, katarak diderjta oleh
orang yang berusia lanjut. Katarak dapat diatasi dengan tindakan operasi.

8. Juling

Kelainan mata ini disebabkan adanya ketidak serasian kerja otot penggerak bola mata kanan
dan kiri. Kelainan ini dapat diatasi dengan tindakan operasi pada otot mata.

9. Glaukoma

Kelainan ini ditandai dengan peningkatan tekanan di dalam bola mata. Tekanan terjadi
karena adanya sumbatan pada saluran di dalam bola mata dan pembentukan cairan di bola mata
yang berlebihan. Kelainan yang tidak segera diatasi dapat menyebabkan kebutaan. Kelainan ini
dapat diatasi dengan obat-obatan yang harus diminum seumur hidup atau dengan tindakan
pembedahan.
10. Buta Warna

26
Penderita buta warna tidak dapat membedakan warna tertentu. misalnya merah, hijau. dan
biru. Buta warna merupakan penyakit keturunan yang tidak dapat disembuhkan. Buta warna
lebih banyak diderita laki-laki dari pada perempuan.

11. Radang Telinga

Radang telinga dapat terjadi di bagian luar maupun tengah. Radang telinga bagian luar
terjadi karena bakteri. jamur. atau virus yang masuk melalui berbagai cara. misalnya masuk
bersama air ketika berenang. Radang telinga tengah (otitis media) dapat terjadi karena bakteri
atau virus. misalnya virus influenze. yang masuk dari rongga mulut melirlui saluran Eustachius.

12. Otosklerosis

Penyakit ini merupakan tuli konduksr yang menahun karena tulang sanggurdi kaku dan tidak
dapat bergerak secara leluasa. Penyakit ini harus ditangani oleh dokter THT.

13. Anosmia

Anosmia adalah gangguan pada hidung berupa kehilangan kemampuan untuk membau.
Penyakit ini dapat terjadi karena beberapa hal, misalnya cidera atau infeksi di dasar kepala,
keracunan timbel, kebanyakan merokok, atau tumor otak bagian depan. Untuk mengatasi
gangguan ini harus diketahui dulu penyebabnya.

27
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem regulasi pada manusia terdiri dari sistem saraf, sistem hormon, dan alat indra. Sistem
saraf dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak
dan sumsum tulang belakang. otak terbagi menjadi beberapa bagian. Setiap bagian otak
mempunyai fungsi yang berbeda-beda dalam mengatur kerja tubuh.

Sistem hormon pada manusia tersusun dari kelenjar-kelenjar endokrin (hormon). Alat indra
pada manusia ada 5 macam, yaitu indra penglihat (mata), indra pencium (hidung), indra
pendengar (telinga), indra pengecap (lidah), serta indra peraba dan perasa (kulit).

B. Saran

Banyak yang dapat kita lakukan untuk hidup secara sehat supaya dapat terhindar dari
berbagai macam penyakit pada sistem regulasi. Salah satunya yaitu Gaya hidup sehat yang dapat
kita lakukan. Demikianlah makalah ini kami susun, kami sadar bahwa masih banyak kesalahan
dan kekurangan baik dalam penyusunan maupun penyampain dalam makalah ini, maka dari itu
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan guna memperbaiki penyusunan makalah
selanjutnya.

Penulis menyarankan untuk lebih meningkatkan intensitas untuk melakukan penelitian-


penelitian lebih lanjut mengenai sistem regulasi pada makhluk hidup.

Penulis menyarankan agar makalah ini dapat digunakan dengan sebaik-baiknya oleh semua
pihak yang membutuhkan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Riandari, Henny. 2009. Theory and Application of Biology. Solo: Tiga Serangkai.

Pratiwi, D.A, Maryati, Srikini, Suharno & Bambang. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.

Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi untuk SMA kelas XI. Malang: Erlangga.

https://www.amongguru.com/gangguan-dan-penyakit-alat-indra-manusia-disertai-penjelasannya/

https://www.alodokter.com/kenali-8-kelainan-pada-mata-yang-paling-umum-terjadi

29

Anda mungkin juga menyukai