Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF

DISUSUN OLEH:

1. NOVITA SARI (3201021012)


2. WAKIKI (3201021003)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES IST BUTON

TAHUN AJARAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayah- Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul, “Anatomi
Dan Fisiologi Sistem Saraf” untuk memenuhi salah satu matakuliah.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca. Apabila
dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf. Dan kami sangat
menantikan saran dan kritik pembaca yang sifatnya membangun. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.

Baubau, 23 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Pengertian sistem saraf ......................................................................... 3
B. Penyusun sel saraf ................................................................................ 3
C. Fungsi sistem saraf ............................................................................... 5
D. Pengelompokan sistem saraf ................................................................ 5
E. Mekanisme penghantar implus ............................................................ 10
F. Kelainan yang disebabkan oleh gangguan sistem saraf ....................... 11
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 13
A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan


serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem saraf,
lingkungan internak dan stimulus eksternal dipantau dan diatur. Sistem saraf
mengkoordinasi, menafsirkan, dan mengontrol interaksi antara individu dan
lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan
aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf tersebut maka
terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala
fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan.

Sistem saraf juga berperan dalam iritabilitas atau kemampuan untuk


menanggapi rangsangan. Kemampuan khusus seperti iritabilitas, atau sensitivitas
terhadap stimulus, dan konduktivitas, atau kemampuan untuk mentransmisi suatu
proses terhadap stimulasi, diatur oleh sistem saraf dalam tiga cara utama. Pertama,
input sensorik yaitu sistem saraf menerima sensasi atau stimulus melalui reseptor
yang terletak di tubuh baik eksternal maupun internal. Kedua, aktivitas integratif
yaitu reseptor mengubah stimulus menjadi impuls listrik yang menjalar
disepanjang saraf sampai ke otak dan medula spinalis. Ketiga, outpur motorik
yaitu impuls dari otak dan medula spinalis memperoleh respon yang sesuai dari
otot dan kelenjar tubuh, yang disebut sebagai efektor.

Susunan saraf dibagi atas dua bagian penting yaitu susunan saraf pusat atau
sistem serebrospinal dan susunan saraf otonom yang mencakup susunan saraf
simpatik dan susunan saraf parasimpatik. Susunan saraf pusat terdiri atas otak,
sumsum tulang belakang dan urat-urat saraf atau sarf cabang yang tumbuh dari
otak dan sumsum tulang belakang yang disebut urat saraf perifer (urat saraf tepi).

1
Tubuh manusia terdiri atas berbagai organ tubuh yang memiliki fungsi-fungsi
tertentu yang berbeda. Pengaturan atau koordinasi sangat penting untuk mengatur
organ-organ tubuh tersbut agar dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dalam
makalah ini akan dibahas tentang anatomi dan fisiologi sistem saraf.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Sistem Saraf?
2. Apa Saja Penyusun Sistem Saraf?
3. Apa Saja Fungsi Sistem Saraf?
4. Apa Saja Penggolongan Sistem Saraf?
5. Bagaimana Mekanisme Penghantar Impuls?
6. Apa Saja Kelainan Pada Sistem Saraf?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Sistem Saraf.
2. Untuk Mengetahui Penyusun Sistem Saraf.
3. Untuk Mengetahui Fungsi Sistem Saraf.
4. Untuk Mengetahui Penggolongan Sistem Saraf.
5. Untuk Mengetahui Mekanisme Penghantar Implus.
6. Untuk Mengetahui Kelainan Pada Sistem Saraf.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Saraf


Sistem saraf merupakan sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa
penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan impul saraf dan
perintah untuk memberi tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja
sistem saraf ialah sel saraf atau neuron. Sistem saraf sangat berperan dalam
iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup bisa menyesuaikan
diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi,
iritabilitas yaitu kemampuan menanggapi rangsangan.
Sistem saraf terdiri dari berjuta-juta sel saraf yang bentuknya
bervariasi.Sistem ini terdiri dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem
saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang dan sistem saraf perifer
terdiri atas sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom. Sistem saraf
memiliki tiga fungsi utama, yakni menerima informasi dalam bentuk rangsangan
atau stimulus; memproses informasi yang diterima; serta memberi tanggapan
(respon) terhadap rangsangan.

B. Penyusun Sel Saraf


Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron
merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki
kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat. Neuron tidak bisa mengalami
pembelahan sehingga tidak dapat diganti jika sudah rusak. Neuron bersatu
membentuk jaringan untuk mengantarkan suatu impuls (rangsangan).
1. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-cabang. Dendrit
merupakan perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
mengantarkan rangsangan ke badan sel.
2. Badan Sel adalah bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel berfungsi
untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Badan
sel saraf mengandung inti sel dan sitoplasma.

3
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang
daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan
badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya
satu pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak
yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin
bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk
neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya
nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke
nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan
ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis.
Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson.
Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi
dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:

1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima
rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls
(rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini
bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa
impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot.
Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak
dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk

4
menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik
ke sel saraf motorik.

C. Fungsi Sistem Saraf


Sistem saraf mempunyai beberapa fungsi, diantaranya yaitu sebagai berikut.
1. Menerima berbagai sensasi dari dalam dan luar tubuh.
2. Bereaksi pada sensasi tersebut, menghadapinya secara otomatis atau
merasakan dan memikirkannya.
3. Menyimpan memori dan melepaskannya bila dibutuhkan.
4. Mengekspresikan emosi.
5. Mengirimkan pesan untuk bagiab sistem saraf lain, untuk otot, kelenjar
endokrin dan organ lain.
6. Mengontrol tubuh dengan mempertahankan kesehatan, menghindari atau
menghadapi bahaya dan mengingatkan aktivitas yang menyenangkan.

D. Penggolongan System Saraf


Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga
sistem saraf tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat
meliputi bagian otak dan juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem
saraf tepi meliputi bagian atas sistem saraf somatik dan juga bagian sistem saraf
otonom.
Sistem saraf sendiri memiliki tiga fungsi yang dianggap paling utama, yakni
meliputi menerima semua informasi yang ada di sekitarnya dalam bentuk suatu
rangsangan atau pun stimulus, kemudian digunakan untuk memproses semua
informasi yang diterima, serta digunakan untuk memberikan suatu tanggapan atau
pun respon terhadap semua rangsangan yang diberikan.

1. System saraf pusat


Sistem saraf pusat mempunyai fungsi utama dalam memegang semua
kendali dan juga pengaturan terhadap keseluruhan kerja dari bagian jaringan saraf
sampai ke bagian sel saraf. Sistem saraf pusat meliputi bagian atas otak besar,

5
bagian otak kecil, bagian sumsum lanjutan, dan juga bagian sumsum tulang
belakang.

a. Otak besar (cerebrum)

Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan
juga lebih berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama
cairan serebrospinal yang mempunyai fungsi dalam membantu memberi makanan
kepada otak dan juga memberikan perlindungan terhadap otak dari dampak yang
terjadi saat ada guncangan. Di bagian dalam otak besar ditemukan banyak
pembuluh darah yang mempunyai fungsi dalam membantu menyuplai oksigen ke
bagian otak besar.

Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:


1) bagian depan: pusat gerakan otot
2) bagian tengah: pusat perkembangan ingatan dan
kecerdasan
3) bagian samping: pusat pendengaran
4) bagian belakang: pusat penglihatan

b. Otak kecil (cerebelum)


Otak Kecil bisa ditemukan pada bagian belakang kepala dan juga dekat
dengan leher. Fungsi utama dari otak kecil ialah digunakan sebagai pusat
terjadinya suatu koordinasi terhadap gerakan otot yang biasanya terjadi secara
sadar, berpengaruh pada keseimbangan, dan juga posisi tubuh.
Apabila terjadi suatu rangsangan yang ternyata membahayakan, maka gerakan
yang bersifat sadar dan normal tidak akan mungkin bisa dilakukan. Bagian otak
kecil merupakan suatu tempat yang menjadi pusat dari keseimbangan. Jika
ditemukan terjadi suatu kerusakan pada bagian otak kecil, maka hal yang akan
terjadi ialah semua gerakan otot yang sedang berlangsung tidak bisa
dikoordinasikan dengan baik.

6
c. Sumsum lanjutan

Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan
merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi
neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih
karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur
pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.
Selain itu, bagian sumsum lanjutan mempunyai peran khusus dalam
mengantarkan semua impuls yang datang kemudian dibawa menuju bagian otak.
Sumsum lanjutan pun sangat berpengaruh terhadap gerak refleks fisiologi,
meliputi tekanan darah, jantung, respirasi, volume, sekresi kelenjar pencernaan
dan juga pencernaan.

d. Sumsum tulang belakang (Medulla Spinalis)

Sumsum tulang belakang (medulla spinalis) merupakan perpanjangan dari


sistem saraf pusat. Seperti halnya dengan sistem saraf pusat yang dilindungi oleh
tengkorak kepala yang keras, sumsum tulang belakang juga dilindungi oleh ruas-
ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang memanjang dari pangkal leher,
hingga ke selangkangan. Bila sumsum tulang belakang ini mengalami cidera
ditempat tertentu, maka akan mempengaruhi sistem saraf disekitarnya, bahkan
bisa menyebabkan kelumpuhan di area bagian bawah tubuh, seperti anggota gerak
bawah (kaki).
Sumsum tulang belakang adalah kumpulan saraf berbentuk silinder yang
dimulai dari otak bagian bawah kemudian memanjang menyusuri kanal tulang
belakang. Sumsum tulang belakang terbagi menjadi beberapa segmen, masing-
masing segmen memiliki sepasang akar saraf di kanan dan kiri. Akar saraf depan
(ventral) atau saraf eferen bertindak sebagai motorik, sedangkan akar saraf
belakang (dorsal) atau saraf aferen bertindak sebagai sensorik. Secara anatomis,
sumsum tulang belakang merupakan kumpulan sistem saraf yang dilindungi oleh
ruas-ruas tulang belakang. Sumsum tulang belakang atau biasa disebut medulla
spinalis ini, merupakan kumpulan sistem saraf dari dan ke otak. Secara rinci,

7
ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang ini adalah
sebagai berikut:

1. Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 7 buah dan


membentuk daerah tengkuk.
2. Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan
membentuk bagian belakang torax atau dada.
3. Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk daerah lumbal atau pinggang.
4. Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan
membentuk os sakrum (tulang kelangkang).
5. Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan
membentuk tulang koksigeus (tulang tungging)

2. System saraf tepi


Saraf otak dan saraf sumsum tulang belakang. Saraf otak adalah saraf yang
keluar dari otak menuju alat-alat indra, misalnya mata, telinga, hidung, atau
menuju otot-otot dan kelenjar tertentu. Saraf otak terdiri atas 12 pasang. Saraf
sumsum tulang belakang adalah saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang
menuju alat-alat gerak tubuh, seperti lengan dan kaki, serta otot tubuh lain seperti
otot dada dan leher. Saraf ini terdiri atas 31 pasang.
Selain kedua saraf tersebut, pada sistem saraf tepi juga terdapat saraf tak
sadar (saraf otonom) yang berfungsi mengatur kegitan organ tubuh yang bekerja
diluar kesadaran. Saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Sistem kerja keduanya saling berlawanan.
1) Sistem Saraf Sadar
Sistem saraf sadar bekerja atas dasar kesadaran dan kemauan kita. Ketika
Anda makan, menulis, berbicara, maka saraf inilah yang mengkoordinirnya. Saraf
ini mene-ruskan impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, dan meneruskan
impuls dari sistem saraf pusat ke semua otot kerangka tubuh. Sistem saraf sadar
terdiri atas 12 pasang saraf kranial, yang keluar dari otak dan 31 pasang saraf

8
spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat
pada. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik.
Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini
merupakansaraf sensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf
tersebut merupakan saraf motorik.
c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih
memahami tentang jenis-jenis saraf kranial.

2) Sistem Saraf Tak Sadar (Otonom)


Sistem saraf ini bekerja tanpa disadari, secara otomatis, dan tidak di bawah
kehendak saraf pusat. Contoh gerakan tersebut misalnya denyut jantung,
perubahan pupil mata, gerak alat pencernaan, pengeluaran keringat, dan lain-lain.
Kerja saraf otonom ternyata sedikit banyak dipengaruhi oleh hipotalamus di otak.
Coba Anda ingat kembali fungsi hipotalamus yang sudah dijelaskan di depan.
Apabila hipotalamus dirangsang, maka akan berpengaruh terhadap gerak otonom
seperti contoh yang telah diambil, antara lain mempercepat denyut jantung,
melebarkan pupil mata, dan menghambat kerja saluran pencernaan. Sistem saraf
otonom ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Saraf Simpatik
Saraf ini terletak di depan ruas tulang belakang. Fungsi saraf ini terutama untuk
memacu kerja organ tubuh, walaupun ada beberapa yang malah menghambat
kerja organ tubuh. Fungsi memacu, antara lain mempercepat detak jantung,
memperbesar pupil mata, memperbesar bronkus. Adapun fungsi yang
menghambat, antara lain memperlambat kerja alat pencernaan, menghambat
ereksi, dan menghambat kontraksi kantung seni.
b) Sistem Saraf Parasimpatik
Saraf ini memiliki fungsi kerja yang berlawanan jika dibandingkan dengan saraf
simpatik. Saraf parasimpatik memiliki fungsi, antara lain menghambat detak

9
jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat
pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena
cara kerja kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.

E. Mekanisme Penghantar Implus


Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf
dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.
a. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf
Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan
melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial
listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat,
kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel
saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan
terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini
(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan
gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengan 120 m per
detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung
myelin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat
dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula
(potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500
sampai 1/1000 detik.
Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan
oleh mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah
ambang (threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah
potensial listrik. Tetapi bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan
dihantarkan sampai ke ujung akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan
jumlah impuls yang lebih besar pada periode waktu tertentu daripada impuls yang
lemah.
b. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis
Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain
dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan

10
sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan
membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron
yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung
dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila
impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan
membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter
berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di
seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta
serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah
sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis.
Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf
berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan
oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

F. Kelainan yang disebabkan oleh Gangguan Sistem Saraf


Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori
seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau
kerusakan akibat kecelakaan. Tiga contoh penyakit akibat gangguan sistem saraf
adalah:
a) Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai
oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental.
Alzheimer disebabkan oleh artrofi korteks serebral. Artrofi tersebut diduga
disebabkan oleh slow viruses, sejenis virus yang memerlukan waktu lama untuk
merusak. Infeksinya terjadi waktu muda, dan akibatnya baru muncul setelah lanjut
usia.
b) Amnesia
Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan
memori diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya

11
bervariasi dimulai dari kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis,
defisiensi vitamin B12, kanker otak atau suplai darah yang kurang ke daerah
memori, sampai pada alasan psikologikal.
c) Ataksia
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan
koordinasi gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat.
Penyebabnya adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di
otak atau jalur saraf yang menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat
disebabkan oleh kerusakan otak, korda spinalis atau saraf spinalis.
d) Tumor sistem saraf pusat
Faktor yang dianggap menyebabkan hal tersebut, diantaranya faktor
genetik, radiasi, supresi imun bahkan faktor kimia dan virus. Letak tumor SSP
juga berhubungan dengan umut penderita, pada orang dewasa sebagian besar
neoplasma (80-85%) timbul di dalam hemisfer serebrum diatas tentorium dan
sebesar 70 % pada anak timbul di fossa posterior.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan
serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf
yang disebut neuron. Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem
saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat.

Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga
sistem saraf tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat
meliputi bagian otak dan juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem
saraf tepi meliputi bagian atas sistem saraf somatik dan juga bagian sistem saraf
otonom.

B. Saran
Supaya dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami
materi-materi dari berbagai sumber keilmuan, kita harus dapat mengkaitkannya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita lebih mengerti dan memahaminya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Gibson, John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.
Hegner, Barbara R dan Esther Caldwell. 2003. Asisten Keperawatan Suatu
Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC.
Kalanjati, Al muqsith. 2012. Gambaran Mikroskopik dan Makroskopik
Neoplasma Sistem Saraf Pusat. Jurnal Majalah Biomorfologi. Fakultas
Kedokteran, Universitas Airlangga. Vol.24 , No.1.
Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Jakarta : EGC.

14

Anda mungkin juga menyukai