DISUSUN OLEH:
TAHUN AJARAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan hidayah- Nya
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul, “Anatomi
Dan Fisiologi Sistem Saraf” untuk memenuhi salah satu matakuliah.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada segenap pembaca. Apabila
dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan, kami mohon maaf. Dan kami sangat
menantikan saran dan kritik pembaca yang sifatnya membangun. Atas perhatiannya kami
ucapkan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Susunan saraf dibagi atas dua bagian penting yaitu susunan saraf pusat atau
sistem serebrospinal dan susunan saraf otonom yang mencakup susunan saraf
simpatik dan susunan saraf parasimpatik. Susunan saraf pusat terdiri atas otak,
sumsum tulang belakang dan urat-urat saraf atau sarf cabang yang tumbuh dari
otak dan sumsum tulang belakang yang disebut urat saraf perifer (urat saraf tepi).
1
Tubuh manusia terdiri atas berbagai organ tubuh yang memiliki fungsi-fungsi
tertentu yang berbeda. Pengaturan atau koordinasi sangat penting untuk mengatur
organ-organ tubuh tersbut agar dapat bekerja sama dengan baik, sehingga dalam
makalah ini akan dibahas tentang anatomi dan fisiologi sistem saraf.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang Dimaksud Dengan Sistem Saraf?
2. Apa Saja Penyusun Sistem Saraf?
3. Apa Saja Fungsi Sistem Saraf?
4. Apa Saja Penggolongan Sistem Saraf?
5. Bagaimana Mekanisme Penghantar Impuls?
6. Apa Saja Kelainan Pada Sistem Saraf?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Sistem Saraf.
2. Untuk Mengetahui Penyusun Sistem Saraf.
3. Untuk Mengetahui Fungsi Sistem Saraf.
4. Untuk Mengetahui Penggolongan Sistem Saraf.
5. Untuk Mengetahui Mekanisme Penghantar Implus.
6. Untuk Mengetahui Kelainan Pada Sistem Saraf.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Nukleus adalah inti sel saraf yang berfungsi sebagai pengatur kegiatan sel
saraf (neuron).
4. Neurit (Akson) adalah tonjolan sitoplasma yang panjang (lebih panjang
daripada dendrit), berfungsi untuk menjalarkan impuls saraf meninggalkan
badan sel saraf ke neuron atau jaringan lainnya. Jumlah akson biasanya hanya
satu pada setiap neuron.
5. Selubung Mielin adalah sebuah selaput yang banyak mengandung lemak
yang berfungsi untuk melindungi akson dari kerusakan. Selubung mielin
bersegmen-segmen. Lekukan di antara dua segmen disebut nodus ranvier.
6. Sel Schwann adalah jaringan yang membantu menyediakan makanan untuk
neurit (akson) dan membantu regenerasi neurit (akson).
7. Nodus ranvier berfungsi untuk mempercepat transmisi impuls saraf. Adanya
nodus ranvier tersebut memungkinkan saraf meloncat dari satu nodus ke
nodus yang lain, sehingga impuls lebih cepat sampai pada tujuan.
8. Sinapsis adalah pertemuan antara ujung neurit (akson) di sel saraf satu dan
ujung dendrit di sel saraf lainnya. Pada setiap sinapsis terdapat celah sinapsis.
Pada bagian ujung akson terdapat kantong yang disebut bulbus akson.
Kantong tersebut berisi zat kimia yang disebut neurotransmiter.
Neurotransmiter dapat berupa asetilkolin dan kolinesterase yang berfungsi
dalam penyampaian impuls saraf pada sinapsis.
Menurut fungsinya, ada tiga jenis sel saraf yaitu:
1. Sel saraf sensorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi menerima
rangsang yang datang kepada tubuh atau panca indra, dirubah menjadi impuls
(rangsangan) saraf, dan meneruskannya ke otak. Badan sel saraf ini
bergerombol membentuk ganglia, akson pendek, dan dendritnya panjang.
2. Sel saraf motorik adalah sel saraf yang mempunyai fungsi untuk membawa
impuls saraf dari pusat saraf (otak) dan sumsum tulang belakang menuju otot.
Sel saraf ini mempunyai dendrit yang pendek dan akson yang panjang.
3. Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang banyak terdapat di dalam otak
dan sumsum tulang belakang. Neuron (sel saraf) tersebut berfungsi untuk
4
menghubungkan atau meneruskan impuls (rangsangan) dari sel saraf sensorik
ke sel saraf motorik.
5
bagian otak kecil, bagian sumsum lanjutan, dan juga bagian sumsum tulang
belakang.
Otak besar mempunyai bentuk lunak, kenyal, terdapat banyak lipatan, dan
juga lebih berminyak. Bagian ini di kelilingi oleh suatu cairan yang bernama
cairan serebrospinal yang mempunyai fungsi dalam membantu memberi makanan
kepada otak dan juga memberikan perlindungan terhadap otak dari dampak yang
terjadi saat ada guncangan. Di bagian dalam otak besar ditemukan banyak
pembuluh darah yang mempunyai fungsi dalam membantu menyuplai oksigen ke
bagian otak besar.
6
c. Sumsum lanjutan
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan
merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi
neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih
karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur
pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.
Selain itu, bagian sumsum lanjutan mempunyai peran khusus dalam
mengantarkan semua impuls yang datang kemudian dibawa menuju bagian otak.
Sumsum lanjutan pun sangat berpengaruh terhadap gerak refleks fisiologi,
meliputi tekanan darah, jantung, respirasi, volume, sekresi kelenjar pencernaan
dan juga pencernaan.
7
ruas-ruas tulang belakang yang melindungi sumsum tulang belakang ini adalah
sebagai berikut:
8
spinal yang keluar dari sumsum tulang belakang 31 pasang saraf spinal terlihat
pada. Saraf-saraf spinal tersebut terdiri atas gabungan saraf sensorik dan motorik.
Dua belas pasang saraf kranial tersebut, antara lain sebagai berikut.
a) Saraf olfaktori, saraf optik, dan saraf auditori. Saraf-saraf ini
merupakansaraf sensori.
b) Saraf okulomotori, troklear, abdusen, spinal, hipoglosal. Kelima saraf
tersebut merupakan saraf motorik.
c) Saraf trigeminal, fasial, glossofaringeal, dan vagus. Keempat saraf tersebut
merupakan saraf gabungan dari saraf sensorik dan motorik. Agar lebih
memahami tentang jenis-jenis saraf kranial.
9
jantung, memperkecil pupil mata, memperkecil bronkus, mempercepat kerja alat
pencernaan, merangsang ereksi, dan mepercepat kontraksi kantung seni. Karena
cara kerja kedua saraf itu berlawanan, makamengakibatkan keadaan yang normal.
10
sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan
membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron
yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung
dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila
impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur dengan
membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan neurotransmitter
berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia yang dapat
menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di
seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta
serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah
sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis.
Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf
berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan
oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-sinapsis.
11
bervariasi dimulai dari kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis,
defisiensi vitamin B12, kanker otak atau suplai darah yang kurang ke daerah
memori, sampai pada alasan psikologikal.
c) Ataksia
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan
koordinasi gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat.
Penyebabnya adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di
otak atau jalur saraf yang menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat
disebabkan oleh kerusakan otak, korda spinalis atau saraf spinalis.
d) Tumor sistem saraf pusat
Faktor yang dianggap menyebabkan hal tersebut, diantaranya faktor
genetik, radiasi, supresi imun bahkan faktor kimia dan virus. Letak tumor SSP
juga berhubungan dengan umut penderita, pada orang dewasa sebagian besar
neoplasma (80-85%) timbul di dalam hemisfer serebrum diatas tentorium dan
sebesar 70 % pada anak timbul di fossa posterior.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem saraf merupakan serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan
serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Sistem saraf tersusun atas sel-sel saraf
yang disebut neuron. Neuron merupakan unit struktural dan fungsional dari sistem
saraf. Neuron memiliki kemampuan mersepon rangsangan yang cukup kuat.
Sistem saraf terdiri dari 2 bagian utama yakni sistem saraf pusat dan juga
sistem saraf tepi (sering disebut sebagai sistem saraf perifer). Sistem saraf pusat
meliputi bagian otak dan juga bagian sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem
saraf tepi meliputi bagian atas sistem saraf somatik dan juga bagian sistem saraf
otonom.
B. Saran
Supaya dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami
materi-materi dari berbagai sumber keilmuan, kita harus dapat mengkaitkannya
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kita lebih mengerti dan memahaminya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, John.2003. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Jakarta : EGC.
Hegner, Barbara R dan Esther Caldwell. 2003. Asisten Keperawatan Suatu
Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : EGC.
Kalanjati, Al muqsith. 2012. Gambaran Mikroskopik dan Makroskopik
Neoplasma Sistem Saraf Pusat. Jurnal Majalah Biomorfologi. Fakultas
Kedokteran, Universitas Airlangga. Vol.24 , No.1.
Sherwood, Lauralee.2012.Fisiologi Manusia.Jakarta : EGC.
14