Anda di halaman 1dari 121

A. Fisiologi Sistem Perkemihan.

1.

Pengertian
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan
oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang
tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air
kemih).
Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan
urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c)
satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin
dikeluarkan dari vesika urinaria.

2.

Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti
biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus
hepatis dexter yang besar.

3.

Fungsi ginjal
Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat
toksis

atau

racun,

b)

mempertahankan

suasana

keseimbangan

cairan,

c)

mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d)
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
4.

Fascia Renalis terdiri dari:

Fascia renalis terdiri dari ; a). fascia (fascia renalis), b). Jaringan lemak peri renal,
dan c). kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat
pada permukaan luar ginjal.
5.

Struktur Ginjal.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat
cortex renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di
bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla
berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap
kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya
pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong
yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis
majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis
minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal.
Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus,
tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.

6.

Proses pembentukan urin


Tahap pembentukan urin.

a.

Proses Filtrasi ,di glomerulus.

Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali

protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air,
sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring
disebut filtrate gromerulu
b.

Proses Reabsorbsi.

Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium, klorida,
fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator
reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali
penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi
secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
c.

Proses sekresi.

Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis
selanjutnya diteruskan ke luar.
7.

Pendarahan.
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan
arteria renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi
arteria interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang berada
di tepi ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulus yang masuk ke
gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferen
gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.

8.

Persarafan Ginjal.
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan
bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

9.

Ureter.
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika
urinaria. Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak
pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:

Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

Lapisan tengah lapisan otot polos.

Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa


Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin
masuk ke dalam kandung kemih.
10. Vesika Urinaria (Kandung Kemih).
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah
pir (kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria
dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
a.

Lapisan sebelah luar (peritoneum).

b.

Tunika muskularis (lapisan berotot).

c.

Tunika submukosa.

d.

Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

11. Uretra,
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi
menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
a.

Urethra pars Prostatica

b.

Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)

c.

Urethra pars spongiosa.


Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra
disini hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:

a.

Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria
mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra
tetap tertutup.

b.

Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.

c.

Lapisan mukosa.

12. Urin (Air Kemih).


Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
a.

Jumlah ekskresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan
dan faktor lainnya.

b.

Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.

c.

Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan

sebagainya.
e.

Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau

amoniak.
f.

Berat jenis 1,015-1,020.

g.

Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi asam).
Komposisi air kemih, terdiri dari:

a.

Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.

b.

Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea

amoniak dan kreatinin.


c.

Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.

d.

Pagmen (bilirubin dan urobilin).

e.

Toksin.

f.

Hormon.

13. Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi
melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
a.

Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada


dindingnya meningkat melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi
bila telah tertimbun 170-230 ml urin), keadaan ini akan mencetuskan
tahap ke 2.

b.

adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan

mengosongkan kandung kemih.


Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang) Sebagian
besar pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari latih. Sistem
saraf simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna,
sehingga otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis:
impuls menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi
MIKTURISI (normal: tidak nyeri).

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA SISTEM PERKEMIHAN

A.

Urinalisis
Urialisis dapat meberikan informasi klinik yang penting. Urinalisis merupakan
pemeriksaan rutin pad sebagian besar kondisi klinis, pemeriksaan urin menangkup
evluasi hal-hal berikut:
1. Observasi warna dan kejernihan urin.
2. Pengkajian bau urin
3. Pengukuran keasaman dan berat jenis urin.
4. Tes untuk memeriksa keberadaan protein, glukosa, dan badan keton dalam urin
(masing-masing untuk proteinuria, glukosuria, da ketonoria)
5. Pemeriksaan mikroskopik sedimen urin sesudah melakukan pemusingan
(centrifuging) untuk mendeteksi sel darah erah (hematuria), sel darah putih, slinder
(silindruria), Kristal (kristaluria), pus (piuria) dan bakteri (bakteriuria).
Cara Pengumpulan Sampel Urin
Pengumpulan sampel urin dilakukan sewaktu bangun tidur pagi, karena specimen ini
lebih pekat dan lebih besar kemungkinannya untuk mengungkapkan abnormalitas.
Spesimen tersebut dikumpulkan dalam wadah yang bersih dan dilindungi terhadap

kontaminasi bakteri serta perubahan kimiawai. Semua specimen harus diseimpan


dalam lemari pendingin. Karena jika dibiarkan dalam suhu kamar urin akan menjadi
alkalis akibat kontaminasi bakteri pemecah ureum dari lingkungan sekitarnya.
B. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Tes fungsi ginjal dilakukan untuk mengevaluasi beratnya penyakit ginjal dan mengikuti
perjlanan klinik. Pemeriksaan ini juga memberikan informasi tentang efektifitas ginjal
dalam melaksanakan fungsi ekskresinya. Fungsi ginjal dapat dikaji secara lebih akurat
jika dilakukan dibeberapa pemeriksaan dan kemudian asilnya dianalisis bersama.
Pemeriksaan fungsi ginjal yang umum dilakukan adalah kemampuan pemekatan ginjal
klirens kreatinin, kadar kreatinin serum dan nitrogen urea darah (BUN).
C. Ultrasound
Ultrasound atau pemeriksaaan USG menggunakan gelombang suara yang
dipancarakan ke dalam tubuh untuk mendeteksi abnormalitas. Organ-organ dalam
system urinarius akan menghasilkan gambar-gambar ultrasound yang khas.
Abnormalitas seperti akumulasi cairan, massa, malformasi, perubahan ukuran organ
ataupun obstruksi dapat diidentifikasi. Pemeriksaan USG merupakan teknik noninvasif
dan tidak memerlukan persiapan khusus kecuali menjelaskan prosedur serta tujuannya
kapada pasien. Karena sensitivitasnya, pemeriksaan USG telah menggantikan banyak
prosedur diagnosis lainnya sebagai tindakan diagnostic pendahuluan.
D. Pemeriksaan Sinar-X dan Pencitraan lainnya
Dalam pemeriksaan ini dibagi ke dalam beberapa macam, yaitu :
1. Kidney, Ureter and Bladder (KUB)
Pemeriksaan radiologi abdomen yang dikenal dengan istilah KUB dapat dilaksanakan
untuk melihat ukuran, bentuk serta posisi ginjal dan mengidentifikasi semua kelainan
seperti batu dalam ginjal atau traktus urinarius, hidronefrosis (distensi pelvis ginjal),
kista, tumor atau pergeseran ginjal akibat abnormalitas pada jaringan disekitarnya.
2. Pemindai CT dan Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Pemeriksaan pemindai CT dan MRI merupakan teknik noninvasive yang akan


memberikan gambar penampang ginjal serta saluran kemih yang sangat jelas. Kedua
pemeriksaan ini akan memberikan informasi tentang luasnya lesi invasive pada ginjal.
3. Urografi Intravena (Ekskretori Urogram atau intravenous pyelogram)
Pemeriksaan urografi intravena yang juga dikenal dengan nama intravenous
pyelogaram(IVP) memungkinkan visualisasi ginjal ureter dan kandung kemih. Media
kontras radiopaque disuntikan secara intravena dan kemudian dibersihkan dari dalam
darah serta dipekatkan oleh ginjal. Tebal nefrotomogram dapat dilaksanakan sebagai
bagian dari pemeriksaan untuk melihat berbagai lapisan ginjal serta struktur difus dalam
setiap lapisan dan untuk membedakan massa atau lesi yang padat dari kista didalam
ginjal atau trakrus urinarius. Pemeriksaaan IVP dilaksanakan sebagai bagian dari
penkajian pendahuluan terhadap semua masalah urologi yang dicurigai, khususnya
dalam menegakan diagnose lesi pada ginjal dan ureter. Pemeriksaan ini juga
memberikan perkiraan kasar terhadap fungsi ginjal. Sesudah media kontras (sodium
diatrisoat atau meglumin diatrisoat) disuntikan secara intravena, pembuatan foto
rontgen yang multiple dan seril yang dilakukan untuk melihat struktur drainase.
4. Pielografi retrograd. Dalam pielografi retrograd, kateter uretra dimasukan lewat ureter
ke dalam pelvis ginjal dengan bantuan sistoskopi. Kemudian media kontras dimasukkan
dengan gravitasi atau penyuntikan melalui kateter. Pielografi retrograd biasanya
dilakukan jika pemeriksaan IVP kurang memperlihatkan dengan jelas system
pengumpul. Pemeriksaan pielografi retrograd jarang dilakukan dengan semakin
majunya teknik-teknik yang digunakan dalam urografi ekskretorik.
5. Infusion drip pyelography merupakan pemberian lewat infuse larutan encer media
kontras dengan volume yang besar untuk menghasilkan opasitas parenkim ginjal dan
mengisi seluruh traktus urinarius. Metode ini berguna bila teknik urografi yang biasa
dikerrjakan tidak berhasil memperlihatkan struktur drainase.
6. Sistogram, sebuah kateter dimasukkan kedalam kandung kemih, dan kemudian

media kontras disemprotkan untuk mellihat garis besar dinding kandung kemih serta
membantu dalam mengevaluasi refluks vesikouretral. Sistogram juga dilakukan
bersama dengan perekaman tekanan yang dikerjakan secara bersamaan di dalam
kandunng kemih.
7. Sistouretrogram menghasilkan visualilsasi uretra dan kandung kemih yang bisa
dilakukan melalui penyuntikan retrograde media kontras ke dalam uretra serta
kandunng kemih atau dengan pemeriksaan sinar X sementara pasien mengekskresikan
media kontras.

8. Angiografi renal. Prosedur ini memungkinkan visualisasi arteri renalis. Arteri femoralis
atau aksilaris ditusuk dengan jarum khusus dan kemudian sebuah kateter disisipkan
melalui arteri femoralis serta iliaka ke dalam aorta atau arteri renalis. Media kontras
disuntikkan untuk menghasilkan opasitas suplai arteri renalis. Angiografi memungkinkan
evaluasi dinammika aliran darah, memperlihatkan vaskulatur yang abnormal dan
membantu membedakan kista renal dengan tumor renal.
E. Endourologi (prosedur endoskopi urologi)
1. Pemeriksaan sistoskopi
merupakan metode untuk melihat lanngsung uretra dan kandung kemih. Alat sistokop,
yang dimasukan melalui uretra ke dalam kandung kemih, memiliki system lensa optis
yang sudah ada pada alat itu sendiri sehingga akan meemberikan gambar kandung
kemih yang diperbesar dan terang. Sistoskop tersebut dapat dimanipulasi untuk
memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih secara lengkap selain visualisasi
orifisium uretra dan uretra pars prostatika. Kateter uretra yang halus dapat dimasukan
melalui sistoskop sehingga ureterdan pelvis ginjal dapat dikaji. Sistoskop juga
memungkinkanahli urologi untuk mendapatkan spesimen urin dari setiap ginjal guna
mengevaluasi fungsi ginjal tersebut. Alat forceps dapat dimasukkan melalui sistoskop
untuk keperluan biopsi. Batu dapat dikeluarkan dari uretra, kandung kemih dan ureter
melalui sistoskop. Alat endoskop dimasukkan dengan melihatnya secara langsung.

Uretra dan kandunng kemih diinspeksi. Larutan irigasi steril disemprotkan untuk
menimbulkan distensi kandung kemih dan membilas keluar semua bekuan darah
sehinngga visualisasi menjadi lebih baik. Penggunaan cahaya denngan intensitas tinggi
dan lensa yang bisa ditukar-tukar memungkinkan visualisasi yang sangat baik serta
memudahkan pembuatan gambar-gambar yang diam dan yang bergerak dari struktur
ini. Sebelum melaksanakan prosedur pemeriksaan dapat diberikan preparat sedativ.
Anestesi topical local disemprotkan kedalam uretra sebelum ahli urologi memasukkan
alat sistoskop. Pemberian diazepam (valium) intravena bersama dengan preparat
anestesi topical uretra dapat diberikan. Sebagai alternative lain dapat dilakukan
anestesi spinal atau umum.
Setelah menjalani pemeriksaan sistoskopik, kadang-kadang penderita kelainan
patologik obstruktif mengalami retensi urin sebagai akibat dari edema yang disebabkan
oleh instrumentasi. Penderita hyperplasia prostat harus dipantau dengan cermat akan
adanya kemungkinan retensi urin. Pasien yang menjalani instrumentasi traktus urinarus
(yaitu, sistoskopi) perlu dipantau untuk mendeteksi tanda-tanda dan gejala infeksi
urinarius. Edema uretra yang terjadi sekunder akibat trauma local dapat menyumbat
aliran urin, oleh karena itu pemantauan akan adanya tanda-tanda dan gejala obstruksi
pada pasien juga perlu dilakukan.
2. Brush biopsy ginjal dan uretra
Teknik brush biopsy akan menghasilkan informasi yang spesifik apabila hasil
pemeriksaan radiologi ureter atau pelvis ginjal yang abnormal tidak dapat menunjukan
apakah kelainan tersebut merupakan tumor, batu, bekuan darah atau hanya artefak.
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan sistoskopik. Kemudian dipasang kateter uretra
yang di ikuti oleh tindakan memasukkan alat sikat khusus (biopsy brush) melalui kateter
tersebut. Kelainan yang dicurigai disikat maju mundur secara teratur untuk
mendapatkan sel-sel dan fragmen jaringan permukaan untuk pemeriksaan analisis
histology. Setelah prosedur pemeriksaan selesai dilakukan, pemberian cairan infus
dapat dilakukan untuk membersihkan ginjal dan mencegah pembentukan bekuan
darah. Urin dapat mengandung darah (yang biasanya menjadi jernih dalam waktu 24-48
jam) akibat perembesan pada tempat penyikatan.

3. Endoskopi renal (nefroskopi)


Merupakan pemeriksaan dengan cara memasukkan fiberskop kedalam pelvis ginjal
melalui luka insisi (pielotomi) atau secara perkkutan untuk melihat bagian dalam pelvis
ginjal, mengelluarkan batu, melakukan biopsi lesi yang kecil dan membantu menegakan
diagnose hematuria serta tumor renal tertentu.
4. Biopsi ginjal
Bopsi ginjal dilakukan dengan menusukan jarum biopsi melalui kulit kedalam jaringan
renal atau dengan melakukan biopsi terbuka melalui luka insisi yang kecil didaerah
pinggang. Pemeriksaan ini berguna untuk mengevaluasi perjalanan penyakit ginjal dan
mendapatkan specimen bagi pemeriksaan mikroskopik electron serta imunofluoresen,
khususnya bagi penyakit glomerulus.Sebelum biopsi dilakukan, pemeriksan koagulasi
perlu dilakukan lebih dahulu untuk mengidentifikasi setiap resiko terjadinya perdarahan
pascabiopsi.
Prosedur, pasien dipuasakan selama 6 hingga 8 jam sebelum pemeriksaan. Set infuse
dipasang. Spesimen urin dikumpulkan dan disimpan untuk dibandingkan dengan
specimen pascabiopsi. Jika akan dilakukan biopsi jarum pasien diberitahukan agar
menahan nafas ketika jarum biopsi ditusukan. Pasien yang sudah dalam keadaan
sedasi di tempatkan dalam posisi berbaring telungkup dengan bantal pasir diletakan
dibawah perut. Kulit pada lokasi biopsy diinfiltrasi denngan preparat anestesi local.
Lokasi jarum dapat dipastikan melalui fluuoroskopi atau ultrasound dengan
menggunakan teknik khusus. Pada biopsi terbuka dilakukan insisi yang kecil didaerah
ginjal dapat dilihat secara langsung.

5. Pemeriksaan radio isotop


Merupakan tindakan noninvasive yang tidak mengganggu prosesfisiologik normal dan
tidak memerlukan persiapan pasien yang khusus. Preparat radiofarmaseutikal
disuntikan intravena. Pemeriksaan dilakukan dengan kamera skintilasi yang

ditempatkan disebelah posterior ginjal sementara pasien berada dalam posisi


telentang,telungkup atau duduk. Gambar yang dihasilkan (yang disebut pemindai)
menunjukan distribusi preparat radiofarmaseutikal didalam ginjal.
Pemeriksaan pemindai Tc menghasilkan informasi tentang perfusi ginjal dan sangat
berguna untuk menunjukan fungsi ginjal yang buruk. Pemeriksaan pemindai hippurate
memberikan informasi tentang fungsi ginjal.
6. Pengukuran urodinamik
Pengukuran urodinamik menghasilkan berbagai pemeriksaan fisiologik dan structural
untuk mengevaluasi fungsi kandung kemih serta uretra dengan mengukur :
a. Kecepatan aliran urin
b. Tekanan kandung kemih pada saat buang air kecil dan saat istirahat
c. Resitensi uretra internal
d. Kontras serta relaksasi kandung kemih
Tekanan abdominal , kandung kemih serta detrusor, aktivitas sfingter, inervasi kandung
kemih, tonus otot dan reflex sacrum dikaji. Berikut ini merupakan pengukuran
urodinamik yang paling sering dilakukan :
e. Uroflometri (kecepatan aliran) merupakan rekaman volume urin yang mengalir
melalui ureter per satuan waktu (ml/s)
f. Sistometrogram merupakan rekaman grafik tekanan dalam kadung kemih (intra
vesikal) pada berbagai fase pengisian dan pengosongan kandung kemih untukmengkaji
fungsinya. Selama prosedur pemeriksaan dilakukan, jumlah cairan yang dimasukan dan
dikeluarkandari kandung kemih disamping rasa penuh pada kandung kemih dan
keinginan untuk buang air kecil harus dicatat. Kemudian semua hasil ini
dibandingkandengan tekanan yang diukur dalam kandung kemih selama pengisian
kandung kemih dan berkemih. Pertama-tama pasien diminta untuk berkemih, dan
dokter mengamati lamanya waktu yang diperlukan untuk memulai, ukuran, kekuatan
serta kontinuitas aliran urin, dan derajat mengajan serta adanya hesitancy.
Kateterretensi dimasukan melalui uretra kedalam kandung kemih. Volume sisa diukur
dan kateter tersebut dibiarkan pada tempatnya. Kateter uretral dihubungkan dengan
manometer air, dan larutan steril dibiarkan mengalir kedalam kandung kemih dengan

kecepatan biasanya 1 ml/s. pasien memberitahukan dokter pada saat terasa ingin
buang air kecil, dan pada saat kandung kemih terasa penuh. Derajat pengisian kandung
kemih pada kedua situasi ini dicatat. Tekanan diatas tingkat nol pada simfisis pubis
diukur, dan tekanan serta volume dalam kandung kemih diukur serta dicatat.
g. Profil tekanan uretra mengukur resitensi uretra disepanjang uretra. Gas dan cairan
dimasukkan melalui sebuah kateter yang ditarik keluar sambil mengukur tekanan
disepanjang dinding uretra.
h. Sistouretrogram memungkinkan visualisasi uretra dan kandung kemih yang dapat
dilakukandengn penyntikan retrograd atau dengan mengeliminasi media kontras.
i. Pada voiding cystourethogram, kandung kemih diisi dengan media kontras dan pasien
berkemih sementara foto-foto spot dibuang dpengn cepat. Ada tidaknnya refluks
vesikouretral atau kelainan congenital pada traktus urinarius inferior dapat diperlihatkan.
Voidingcystourethrogram juga digunakan untuk menyelidiki kesulitan dalam
pengosongan kandung empedu dan inkontinensia.
j. Elektromiografi meliputi penempatan elektroda dalam otot dasar panggul dan fingter
ani untuk mengevaluasi fungsi neuromuskuler traktus urinarius inferior.

DAFTAR PUSTAKA
____Scanlon,Valerie C dan Sanders Tina.,2006.,BUKU AJAR ANATOMI &
FISIOLOGI.,Jakarta :EGC.
Sistem Perkemihan (Urinaria)
Pengertian
Sistem urinaria adalah suatu sistem tempat terjadinya proses penyaringan darah
sehingga dara bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap
zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang dipergunakan oleh tubuh
larutan dalam air dan dikeluarkan berupa urine (air kemih).

Sistem urinaria terdiri atas:

Ginjal, yang mengeluarkan sekret urine.

Ureter, yang menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kencing.

Kandung kencing, yang bekerja sebagai penampung.

Uretra, yang menyalurkan urine dari kandung kencing.

Ginjal
Ginjal adalah suatu kelenjar yang terletak di bagian belakang kavum abdominalis di
belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III, melekat langsung pada
dinding belakang abdomen. Bentuk ginjal seperti biji kacang, jumlahnya ada dua buah
kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki
lebih panjang dari ginjal wanita.

Fungsi ginjal:
1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun.
2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh.

4. Mempertimbangkan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh.


5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari ureum protein.
Uji fungsi ginjal terdiri dari:
1. Uji protein (albumin). Bila ada kerusakan pada glomerulus atau tubulus, maka
protein dapat bocor dan masuk ke urine.
2. Uji konsentrasi ureum darah. Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan ureum maka
ureum darah naik di atas kadar normal 20-40 mg%.
3. Uji konsentrasi. Pada uji ini dilarang makan dan minum selama 12 jam untuk
melihat sampai berapa tinggi berat jenis naiknya.
Struktur ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis yang terdiri dari
jaringan fibrus berwarna ungu tua. Lapisan luar terdiri dari lapisan korteks (subtansia
kortekalis), dan lapisan sebelah dalam bagian medulla (subtansia medularis) berbentuk
kerucut yang disebut renal piramid. Puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri
dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Masing-masing piramid dilapisi oleh
kolumna renalis, jumlah renalis 15-16 buah.

Garis-garis yang terlihat di piramid disebut tubulus nefron yang merupakan bagian
terkecil dari ginjal yang terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal (tubulus kontorti satu),
ansa henle, tubulus distal (tubulus kontorti dua) dan tubulus urinarius (papilla vateri).
Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama 24 jam dapat
menyaring darah 170 liter. Arteri renalis membawa darah murni dari aorta ke ginjal,
lubang-lubang yang terdapat pada piramid renal masing-masing membentuk simpul dari
kapiler satu badan malfigi yang disebut glomerulus. Pembuluh aferen yang bercabang
membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena kava
inferior.
Fisiologi ginjal
Ginjal berfungsi:

1. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh akan
diekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar,
kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang diekskresi
berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan
tubuh dapat dipertahankan relatif normal.
2. Mengatur keseimbangan osmitik dan mempertahankan keseimbangan ion yang
optimal
dalam
plasma
(keseimbangan
elektrolit).
Bila
terjadi
pemasukan/pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang
berlebihan/penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan
ekskresi ion-ion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan posfat).
3. Mengatur keseimbangan asam-basa cairan tubuh bergantung pada apa yang
dimakan, campuran makanan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH
kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak
makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,88,2. Ginjal menyekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah.
4. Ekskresi sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obatobatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
5. Fungsi hormonal dan metabolisme. Ginjal menyekresi hormon renin yang
mempunyai peranan penting mengatur tekanan darah (sistem renin angiotensin
aldesteron) membentuk eritripoiesis mempunyai peranan penting untuk
memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis).
Di samping itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif)
yang diperlukan untuk absorsi ion kalsium di usus.
Filtrasi glomerulus
Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeabel terhadap protein plasma yang
lebih besar dan permeabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil sepeti elektrolit,
asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Glomerulus mengalami kenaikan tekanan
darah 90 mmHg. Kenaikan ini terjadi karena anteriole aferen yang mengarah ke
glomerulus mempunyai diameter yang lebih besar dan memberikan sedikit tahanan dari
kapiler yang lain. Darah didorong ke dalam ruangan yang lebih kecil, sehingga darah
mending air dan partikel yang terlarutdalam plasma masuk ke dalam kapsula bowman.
Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini disebut tekanan hidrostatik (TH).
Gerakan masuknya ke dalam kapsula bowman disebut sebagai filtrasi glomerulus.

Tiga faktor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan integrasi ketiga
faktor tersebut yaitu:
1. Tekanan osmitik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut)
pada membrane semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membrane
semipermeabel ke dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang
dapat melewati membrane semipermeabel. Pori-pori dalam kapiler glomerulus
membuat membrane semipermeabel memungkinkan untuk melewati yang lebih
kecil dari air tetapi mencegah molekul yang lebih besar misalnya protein dan
plasma.
2. Tekanan hidroststik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi
dalam kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga
mengeluarkan tekanan osmitik 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmitik
darah.
3. Perbedaan tekanan osmitik plasma dengan cairan dalam kapsula bowman
mencerminkan perbedaan kosentrasi protein, perbedaan ini menimbulkan poripori kapiler mencegah protein plasma untuk difiltrasi.
Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmitik filtrat kapsula bowman bekerja sama
untuk meningkatkan gerakan air dan molekul permeabel, molekul permeabel kecil dari
plasma masuk ke dalam kapsula bowman.
Proses pembentukan urine
Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk
menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan
kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke
piala ginjal terus berlanjut ke ureter.
Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal,
darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah.
Ada tiga tahap pembentukan urine:
1)
Proses filtrasi

Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari
permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian yang tersaring
adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh
simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dan
lain-lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
2)
Proses reabsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat,
dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal oblogator reabsorpsi
terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali
penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam
tublus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi
fakultatif dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3)
Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala
ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
Peredaran darah ginjal
ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabanganarteri arteri
renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria
interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata. Arteri interloburalis yang berada di tepi
ginjal bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut
glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi oleh alat yang disebut simpai bowman. Di sini
terjadi penyaringan pertama dan kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman
kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.
Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan
dengan pembu;uh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal terdapat kelenjar
suprarenalis, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan dua macam
hormon yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Adrenal dihasilkan oleh medulla.
Reabsorpsi dan sekresi tubulus
Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir melalui bagianbagian tubulus. Sebelum diekskresikan sebagai urine beberapa zat diabsorpsi kembali
secara selektif dari tbulus dan kembali ke dalam darah, sedangkan yang lain de
sekresikandari darah ke dalam lumen tubulus. Pada akhirnya urine terbentuk dan
semua zat dalam urine akan menggambarkan penjumlahan dari tiga proses dasar ginjal
(filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus dan sekresi tubulus).
Ekskresi urine Filtrasi glomerulus Reabsorpsi tubulus + Sekresi tubulus
a. Reabsorpsi tubulus
Ginjal menangani beberapa zat yang yang difiltrasi secara bebas dalam ginjaldan
diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda. Kecepatan masing-masing zat dapat
dihitung sebagi berikut.
Filtrasi Kecepatan filtrasi glomerulus x Kecepatan plasma
Penghitungan ini menganggap bahwa zat-zat difiltrasi secara bebas dan tidak terikat
pada protein plasma.
Kebanyakan zat proses filtrasi golmerulus dan reabsorpsi tubulus secara
kuntitatif relatif sangat besar terhadap sekresi urine. Sedikit saja perubahan pada filtrasi

glomerulus atau reabsorpsi secara potensial dapat menyebabkan perubahan yang


relatif besar. Beberapa produk buangan seperti ureum dan kreatinin sulit diabsorpsi dari
tubulus dan diekskresi dalam jumlah yang relatif besar.
Mekanisme pasif. Zat yang akan diabsorpsi harus ditranspor melintasi membran epitel
tubulus ke dalam cairan interstisial ginjal, melalui kapiler peri tubulus kembali ke dalam
darah. Reabsorpsi melalui epitel tubulus ke dalam darah, misalnya air dan zat terlarut
dapat ditranpor melalui membran selnya sendiri (jalur transeluler) atau melalui ruang
sambungan antar-sel (jalur para seluler). Setelah diabsorpsi melalui sel epitel tubulus
ke dalam cairan interstisial air dan zat terlarut ditranpor melalui dinding kapiler ke dalam
darah dengan cara ultrafiltrasi yang diperantarai oleh tekanan hidrostatik dan tekanan
osmotik koloid.
Traspor aktif mendorong suatu zat terlarut melawan gradien elektrokimia dan
membutuhkan energi yang berasal dari metabolisme. Transpor yang berhubungan
langsung dengan suatu sumber energi seperti hidrolisis adenosin trifosfat (ATF) disebut
transfor aktif primer. Transpor yang tidak berhubungan secara langsung dengan suatu
sumber energi seperti yang diakibatkan oleh gradien ion, disebut transpor aktif
sekunder.
b. Reabsorpsi tubulus proksimal
Secara normal sekitar 65% dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai
persentase terendah dari klorida akan diabsorpsi oleh tubulus proksimal sebelum filtrat
mencapai ansa henle. Persentase ini dapat meningkat atau menurun dalam berbagai
kondisi fisiologis.
Sel tubuh proksimal mempunyai banyak sekali brush boerder. Permukaan
membran brush boerder dimuati molekul protein yang mentranspor ion natrium
melewati membran lumen yang bertalian dengan mekanisme transpor nutrien organik
(asam amino dan glukosa). Tubulus proksimal merupakan tempat penting untuk sekresi
asam dan basa, organik seperti garam garam empedu, oksalat, urat, dan katekolamin.
Regulasi reabsorpsi tubulus penting untuk mempertahankan suatu
keseimbangan yang tepat antara reabsorpsi tubulus dan filtrasi glomerulus. Adanya
mekanisme saraf, faktor hormonal, dan kontrol setempat yang meregulasi reabsorpsi
tubulus untuk mengatur filtrasi glomerulus maka reabsorpsi beberapa zat terlarut dapat
diatur secara bebas terpisah dari yang lain terutama melalui mekanisme pengontrolan
hormonal.
Abnormalitas kongenital
Kelainan kongenital ginjal dapat terjadi, termasuk:
1. Tidak terdaptnya ginjal.
2. Ginjal berbentuk seperti sepatu kuda.
3. Kista ginjal, dimana ginjal mempunyai kista dalam jumlah yang besar sebagai
akibat dari kesalahan perkembangan dalam perkembangan tubulus.
Penyakit ginjal
Penyakit pada ginjal dapat mengganggu fungsi nefron, dan apabila sejumlah besar
nefron mengalami kerusakan maka akan terjadi kerusakan fungsi ginjal: sekresi urina

hilang, albumin atau darah dapat terlihat pada urine, produk metabolisme (misalnya
urea) yang seharusnya di ekskresi tidak diekskresi dan terjadi penumpukan dalam
darah, serta keseimbangan asam basa tubuh menjadi terganggu.
Pada glomerulus nefritis akut ginjal mengalami perbesaran, glomerulus
merupakan bagian khusus yang terkena. Pada sindroma nefrotik terdapatnya protein
dalam urine menyebabkan terjadinya retensi cairan dalam jaringan. Pada glikosuria
renalis glukosa bocor ke dalam urine sebagai akibat kelainan kongenital pada anatomi
dan fungsi nefron.
Gagal ginjal akut dapat timbul sebagai akibat:
1. Gangguan sirkulasi renalis (misalnya pada syok, penurunan curah jantung
ditujukan pada otak dan jantung menyebabkan kerusakan pada ginjal).
2. Glomerulo nefritis berat
3. Penyumbatan traktus urinarius oleh batu ginjal.
Bila gagal ginjal terjadi pada beberapa jam, tubulus ginjal akan mengalami kerusakan
permanen. Pada urine yang disekresi terhenti sama sekali (terjadi urinarius) atau
berkurang dalam jumlah yang sangat kecil (oligura), terdapat perubahan keseimbangan
asam basa yang berat dan produk akhir metabolisme tubuh tidak diekskresi. Gagal
ginjal kronik merupakan akibat dari kerusakan nefron yang permanen ole penyakit ginjal
apa saja yang berat, adanya bukti terjadi gagal ginjal terlihat apa bila sekitar 75% dari
nefron sudah tidak berfungsi.
Pada diabetik insipidus antidiuretik hormon tidak dibentuk oleh kompleks
hipotalamuspituitari dan sebagai konsekuensinya air tidak direabsorpsi dalam duktus
kolektikus, dan pasien mengeluarkan jumlah urine banyak yang pekat.
Abnormalitas kandungan urine:
1. Glukose
2. Benda-benda keton
3. Garam empedu
4. Pigmen empedu
5. Protein
6. Darah
7. Beberapa obat-obatan
Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa, masingmasing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria), panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding abdomen terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam
kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan
pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal dari pembuluh
sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Pars abdominalis ureter dalam kavum abdomen ureter terletak di belakang
peritoneum sebelah media anterior m. psoas mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa.
Vasa spermatika/ovarika interna menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter
akan mencapai kavum pelvis dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter kanan terletak pada parscdesendens duodenum. Sewaktu turun ke
bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh kolon dekstra dan vosa iliaka
iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati oleh bagian bawah mesenterium dan
bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis
superior dan berjalan di belakang kolon sigmoid dan mesenterium.
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding lateral pada kavum pelvis
sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor dan tertutup olehperitoneum. Ureter
dapt ditemukan di depan arteri
hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris
arteri vasialia anterior dan arteri hemoroidalis media. Pada bagian bawah insura
iskhiadika mayor, ureter agak miring ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari
vesika urinaria.
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis atas dan disilang oleh
duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis. Selanjutnya ureter berjalan
oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika urinaria pada sudut lateral dari
trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika urinaria, dinding atas dan dinding bawah
ureter akan tertutup dan pada waktu vesika urinaria penuh akan membentuk katup
(valvula) dan mencegah pengambilan urine dari vesika urinaria.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika urinaria dan berjalan ke
bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks uteri bagian atas, vagina untuk
mencapai fundus vesika urinaria. Dalam perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri
uterina sepanjang 2,5 cm dan selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke
atas di antara lapisan ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada

tiga tempat yang penting dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada
sambungan ureter pelvis diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan
pada saat masuk ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.
Pembuluh darah ureter
1. Arteri renalis
2. Arteri spermatika interna
3. Arteri hipogastrika
4. Arteri vesika inferior
Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus
spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan nervus
vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus lumbalis ke-1, dan
nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter.
Vesika urinaria
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti balon
karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Bentuk kandung
kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis medius.

Bagian vesika urinaria terdiri dari:


1. Fundus yaitu, bagian yang menghadap ke arah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectovesikale yang terisi oleh jaringan ikat
duktus deferen, vesika seminalis dan prostat.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang mancung ke arah muka dan berhubungan dengan
ligamentum vesika umbilikalis.

Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan sebelah luar (peritonium), tunika muskularis
(lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).
Pembuluh limfe vesika urinaria mengalirkan cairan limfe ke dalam nadi limfatik iliaka
interna dan eksterna.
Lapisan otot vesika urinaria
Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos yang tersusun dan saling berkaitan
dan disebut m. detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri
vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna.
Venanya membentuk pleksus venosus vesikalis yang berhubungan dengan pleksus
prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
Persarafan vesika urinaria
Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion
simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke-1 dan ke-2 yang berjalan turun ke vesika
urinaria melalui pleksus hipogastrikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar
dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis 2, 3 dan 4 berjalan
melalui hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria/
Sebagian besar serabut aferen sensoris yan g keluar dari vesika urinaria
menuju sistem susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama
saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke-1 dan
ke-2 medula spinalis.
Uretra
Uretara merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih keluar.

Uretra pria
Pad laki-laki uretra berjalan berkelok kelok melalaui tengah-tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang fubis ke bagian penis panjangnya
20 cm. uretra pada laki-laki terdiri dari:
1. Uretra prostatia

2. Uretra membranosa
3. Uretra kevernosa
Lapisan uretra laki-lakin terdiri lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.
Uretra mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria sampai orifisium
eksterna. Pada penis panjangnya 17,5-20 cm yang terdiri dari bagian-bagian berikut:
Uretra prostatika merupakan saluran terlebar panjangnya 3 cm, berjalan hampir
vertikulum melalui glandula prostat , mulai dari basis sampai ke apaks dan lebih dekat
ke permukaan anterior.
Uretra pars membranasea ini merupakan saluran yang paling pendek dan paling
dangkal, berjalan mengarah ke bawah dan ke depan di antara apaks glandula prostata
dan bulbus uretra. Pars membranesea menembus diagfragma urogenitalis, panjangnya
kira-kira 2,5 cm, di belakang simfisis pubis diliputi oleh jaringan sfingter uretra
membranasea. Di depan saluran ini terdapat vena dorsalis penis yang mencapai pelvis
di antara ligamentum transversal pelvis dan ligamentum arquarta pubis.
Uretra pars kavernosus merupakan saluran terpanjang dari uretra dan terdapat di
dalam korpus kavernosus uretra, panjangnya kira-kira 15 cm, mulai dari pars
membranasea sampai ke orifisium dari diafragma urogenitalis. Pars kavernosus uretra
berjalan ke depan dan ke atas menuju bagian depan simfisis pubis. Pada keadaan
penis berkontraksi, pars kavernosus akan membelok ke bawah dan ke depan. Pars
kavernosus ini dangkal sesuai dengan korpus penis 6 mm dan berdilatasi ke belakang.
Bagian depan berdilatasi di dalam glans penis yang akan membentuk fossa navikularis
uretra.
Oriifisium uretra eksterna merupakan bagian erektor yang paling berkontraksi berupa
sebuah celah vertikal ditutupi oleh kedua sisi bibir kecil dan panjangnya 6 mm. glandula
uretralis yang akan bermuara ke dalam uretra dibagi dalam dua bagian, yaitu glandula
dan lakuna. Glandula terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus kavernosus
uretra (glandula pars uretralis). Lakuna bagian dalam epitelium. Lakuna yang lebih
besar dipermukaan atas di sebut lakuna magma orifisium dan lakuna ini menyebar ke
depan sehingga dengan mudah menghalangi ujung kateter yang dilalui sepanjang
saluran.
Uretra wanita
Uretra pada wanita terletak di belakang simfisis pubis berjalan miring sedikit ke arah
atas, panjangnya 3-4 cm. lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis (sebelah
luar), lapiosan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena, dan lapisan mukosa
(lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina
(antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai salura ekskresi. Apabila
tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini menembus fasia diagfragma urogenitalis
dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm di belakang glans
klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantaranya adalah glandula
pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisium uretra yang hanya berfungsi
sebagai saluran ekskresi.
Diagfragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan
vagian dan 2,5 cm di belakang glans klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada

pria dan terdiri lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada
muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longggar yang ditandai
dengan banyak sinus venosus merip jaringan kavernosus.
Mikturisi
Mikturisis adalah peristiwa pembentukan urine. Karena dibuat di dalam, urine mengalir
melalaui ureter ke kandung kencing. Keinginan membuang air kecil disebabkan
penambahan tekanan di dalam kandung kencing, dan tekanan ini di sebabkan isi urone
di dalamnya. Hal ini terjadi bila tertimbun 170 sampai 230 ml. mikturisi adalah gerak
reflek yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat-pusat persarafan yang lebih
tinggi pada manusia. Gerakannya ditimbulkan kontraksi otot abdominal yang
menambah tekanan di dalam rongga abdomen, dan berbagai organ yang menekan
kandung kencing membantu mengkosongkannya. Kandung kencing dikendalikan saraf
pelvis dan serabut saraf simpatis dari pleksus hipogastrik.
Ciri-ciri urine yang normal
Jumlahnya rata-rata 1-2 liter sehari, tetapi beda-beda sesaui jumlah cairan yang
dimasukan. Banyaknya bertambah pula bila terlampau banyak protain dimakan,
sehingga tersedia cukup cairan yang diperlukan untuk melarutkan ureanya.

Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, tetapi adakalanya jenjot lendir
tipis tanpak terapung di dalamnya.

Baunya tajam.

Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

Berat jenis berkisat dari 1010 sampai 1025.

Komposisi urine normal


Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Pada seseorang yang
menggunakan diet yang rata-rata berisi 80 sampai 100 gram protein dalam 24 jam,
jumlah persen air dan benda padat dalam urine adalah seperti berikut:

Air

Benda padat

96%
4% (terdiri atas urei 2% dan produk metabolik lain 2%)

Ureum adalah hasil akhir metabolisme protein. Berasal dari asam amino yang telah
dipindah amonianya di dalam hati dan mencapai ginjal, dan diekskresikan rata-rata 30
gram sehari. Kadar ureum darah yang normal adalah 30 mg setiap 100 ccm darah,
tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan fungsi hati dalam
pembentukan ureum.
Asam urat. Kadar normal asam urat di dalam darah adalah 2 sampai 3 mg setiap 100
cm, sedangkan 1,5 sampai 2 mg setiap hari diekskresikan ke dalam urine.
Kretin adalah hasil buangan kreatin dalam otot. Produk metabolisme lain mencangkup
benda-benda purin, oksalat, fosfat, sulfat, dan urat.

Elektrolit atau garam, seperti natrium kalsium dan kalium klorida, diekskresikan untuk
mengimbangijumlah yang masuk melalui mulut.

ist. Urinaria
Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh
Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan
urin.
Ciri penting sistem urinaria adalah kemampuannya untuk beradaptasi terhadap beban
muatan cairan yang sangat bervariasi
Sistem ini harus mampu mengsekresi segala bentuk jenis limba yang tidak bisa
disekresi oleh organ lain.
Tinjauan fisiologis
Ginjal, ureter, vesica urinaria dan uretra membentuk sistem urinaria
Ginjal ->Uretra -> Vessica Urinaria -> Ureter ->dibuang
BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN
GINJAL/ RENAL
URETER
VESICA URINARIA/ KANDUNG KEMIH
URETRA
ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masingmasing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal.
Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini
disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan.
Kutub atas ginjal kiri adalah T12, sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi bawah
iga 11 atau iga 12.
Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus vertebra L2, sedangkan
kutub bawah ginjal kanan adalah pertengahan vertebra L3.
Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal kanan posisinya lebih rendah
dibandingkan ginjal kiri.
Pada orang dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11 cm dan ketebalan
5 cm dengan berat sekitar 150 gram. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus
yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter

Struktur Ginjal
Makroskopis
Saluran ekskretoris pada bagian medial dan bagian dalam
Parenkim ginjal yang mengelilingi saluran ekskretoris yaitu medulla dan korteks ginjal
Bagian-bagian ginjal
Kapsula -> pembungkus ginjal
Korteks -> lapisan terluar ginjal, setelah kapsula
Medula -> berbentuk kerucut yang disebut piramid renal
Pelvis Renalis -> ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar
Mikroskopis
Nefron => unit fungsional dari ginjal
1 1,5 juta nefron pada manusia
Setiap nefron terdiri dari glomerulus, kapsula bowman dan tubulus
Tubulus terdiri dari 3 bagian: tubulus proksimal, loop of Henle dan tubulus distal
segmen tempat bersatunya tubulus distal Tubulus kolektivus
a. Glomerulus
Suatu jaringan kapiler yang saling beranastomisis yang berasal dari arteriol efferent dan
kemudian kapiler2 tersebut bersatu menuju ke arteriol efferent.
b. Tubulus
Tubulus Proksimal
Reabsorbsi 2/3 air dan Na
Reabsorbsi hampir seluruh glukosa dan asam amino
Sekresi asam dan basa organis
Loop of Henle
Reabsorbsi 25% air dan natrium dari tubulus
Sekresi urea ke dalam tubulus
Nefron distalis / tubulus distal
Menambahkan zat sisa (amonia, urea, dan zat2 sisa hasil metabolisme ke dalam urin)
Pengaturan ekskresi natrium oleh ginjal
180 liter filtrat -> 1100 g Natrium
jumlah natrium yang disekresikan > yg dikonsumsi -> dehidrasi
Sekresi Na tergantung aldosteron
Aldosteron reabsorbsi
aldosteron dlm darah -> sekresi Na
Pengaturan ekskresi air

Jumlah air yang direabsorbsi di bawah kendali ADH


ADH -> diproduksi di bagian posterior kelenjar hipofisis
asupan air -> osmolalitas darah -> pelepasan ADH -> reabsorbsi air di ginjal ->
mengembalikan osmolalitas darah
asupan air -> sekresi ADH -> reabsorbsi air -> diuresis
Otoregulasi tekanan darah
1. Hipotensi -> Renin -> angiotensin I -> angiotensin II
tek. Darah Angiotensin II = vasokonstriktor paling kuat
sekresi 2. Stimulasi oleh kelenjar hipofisis dan pelepasan ACTH aldosteron oleh
korteks adrenal -> retensi natrium dan air ->tek. Darah
Tes Fungsi Ginjal
Tes untuk protein albumin -> Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka
protein dapat bocor masuk ke dalam urine.
Mengukur konsentrasi urenum darah -> Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum
maka urenum darah naik di atas kadar normal (20 40) mg%.
Aliran darah ginjal
Aliran darah ginjal (renal blood flow) besarnya adalah 1 liter/menit, atau setara dengan
20 % dari curah jantung yang 5 liter/menit.
Dari seluruh aliran darah ginjal ini 75 % terdapat pada korteks ginjal.
Nefron sendiri diperdarahi oleh glomelurus kapiler dan kapiler peritubular yang
mengelilingi tubulus-tubulus ginjal.
Kapiler efferen di glomerulus menghasilakan tekanan yang tinggi di glomerulus yang
berguna untuk proses filtrasi.
Laju filtrasi glomerolus sendiri normalnya adalah 125 ml/menit dengan fraksi filtrasi 20
%, artinya 20% dari aliran darah ginjal yang melalui glomerolus akan menjadi filtrat hasil
filtrasi.
Hasil filtrasi ini susunannya relatif sama dengan susunan plasma darah namun tidak
mengandung protein.
Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
Lapisan tengah otot polos
Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )
Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di
belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferent, vesika seminalis dan prostate.
Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis.
Proses pengeluaran urine dari VU
DISTENSI KANDUNG KEMIH ( 250 CC) -> REFLEK KONTRAKSI DINDING
KANDUNG KEMIH -> RELAKSASI SPINKTER INTERNUS -> RELAKSASI SPINKTER
EKSTERNUS -> PENGOSONGAN KANDUNG KEMIH
KONTRAKSI KANDUNG KEMIH DAN RELAKSASI SPINKTER DIHANTARAKAN
MELALUI SERABUT SARAF SIMPATIS
PERSARAFAN VESIKA URINARIA DIATUR TORAKOLUMBAL & KRANIAL DARI
SISTEM SARAF OTONOM
Uretra
MERUPAKAN SALURAN SEMPIT YANG BERPANGKAL PADA KANDUNG KEMIH
BERFUNGSI MENYALURKAN AIR KEMIH KELUAR
Uretra Wanita
Panjang uretra sekitar 2,5 sampai 4 cm
Terletak di antara klitoris dan pembukaan vagina.
wanita lebih berisiko terkena infeksi kantung kemih atau sistitis dan infeksi saluran
kemih.
Uretra Pria
Panjang uretra sekitar 20 cm
Berakhir pada akhir penis.
Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai dengan letaknya:
pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.
pars prostatica, terletak di prostat
pars membranosa, sekitar 1,5.

pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas di corpus spongiosum penis.


Proses pembentukan urine (ringkas)
Sel darah, air, garam, nutrisi, dan urea yang terdapat pada arteri akan masuk ke ginjal
pada glomerulus dan terjadi penyaringan: sel darah akan tetap berada pada kepiler
darah, sedangkan urea, air, garam, dan nutrisi masuk ke dalam kapsula bowman. hasil
penyaringan ini akan disebut urin primer.
Kapsula bowman akan mengalirkan hasil penyaringan ke Tubulus proksimal untuk
menyerap kembali bahan-bahan yang masih dibutuhkan tubuh.
Pada tubulus proksimal air, garam dan nutrisi akan diserap kembali ke dalam tubuh dan
diangkut melalui vena.
Setelah melewati tubulus proksimal, proses berlanjut ke tubulus distal untuk
penambahan zat-zat sisa yang tidak dibutuhkan tubuh seperti sisa hasil metabolisme.
Setelah itu akan disalurkan ke Duktus pengumpul kemudian ke ureter dan dibuang
keluar dari tubuh
Referensi
Guyton and Hall. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. EGC
dr.Haris Siregar dkk. Fisiologi Ginjal. Bagian Ilmu Faal FK UNHAS
Brunner & Suddarth. Keperawatan Medical-Bedah. EGC
Team Clinical Pathology Departement. Urinalysis. FK UNHAS
Internet (Journal, Wordpress n Blog)

Pengertian Sistem Urinaria


Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

B. Susunan Sistem Perkemihan atau Sistem Urinaria :


1. GINJAL

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang


peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding
abdomen.
Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnaya ada 2 buah kiri dan
kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.
Pada orang dewasa berat ginjal 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki laki lebih
panjang dari pada ginjal wanita.
Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron. Tiap tiap nefron
terdiri atas komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh
pembuluh darah yaitu glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam
komponen tubuler terdapat kapsul Bowman, serta tubulus tubulus, yaitu tubulus
kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus pengumpul dan lengkung Henle
yang terdapat pada medula.
Kapsula Bowman terdiri atas lapisan parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral
(langsung membungkus kapiler golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak
juluran mirip jari disebut podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara
teratur sehingga celah celah antara pedikel itu sangat teratur.
Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus yang
keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal karena jalannya
yang berbelok belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang semula tebal
kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle, karena membuat
lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal, kemudian berlanjut sebagai
tubulus kontortus distal.

a. Bagian Bagian Ginjal


Bila sebuh ginjal kita iris memanjang, maka aka tampak bahwa ginjal terdiri dari tiga
bagian, yaitu bagian kulit (korteks), sumsum ginjal (medula), dan bagian rongga ginjal
(pelvis renalis).
1. Kulit Ginjal (Korteks)
Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan penyaringan darah yang
disebut nefron. Pada tempat penyarinagn darah ini banyak mengandung kapiler
kapiler darah yang tersusun bergumpal gumpal disebut glomerolus. Tiap glomerolus

dikelilingi oleh simpai bownman, dan gabungan antara glomerolus dengan simpai
bownman disebut badan malphigi
Penyaringan darah terjadi pada badan malphigi, yaitu diantara glomerolus dan simpai
bownman. Zat zat yang terlarut dalam darah akan masuk kedalam simpai bownman.
Dari sini maka zat zat tersebut akan menuju ke pembuluh yang merupakan lanjutan
dari simpai bownman yang terdapat di dalam sumsum ginjal.

2. Sumsum Ginjal (Medula)


Sumsum ginjal terdiri beberapa badan berbentuk kerucut yang disebut piramid renal.
Dengan dasarnya menghadap korteks dan puncaknya disebut apeks atau papila renis,
mengarah ke bagian dalam ginjal. Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya
disebut lobus ginjal. Piramid antara 8 hingga 18 buah tampak bergaris garis karena
terdiri atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes). Diantara pyramid
terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal. Pada bagian ini
berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan dari simpai bownman. Di
dalam pembuluh halus ini terangkut urine yang merupakan hasil penyaringan darah
dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

3. Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)


Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar.
Sabelum berbatasan dengan jaringan ginjal, pelvis renalis bercabang dua atau tiga
disebut kaliks mayor, yang masing masing bercabang membentuk beberapa kaliks
minor yang langsung menutupi papila renis dari piramid. Kliks minor ini menampung
urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor, urine masuk ke kaliks mayor, ke
pelvis renis ke ureter, hingga di tampung dalam kandung kemih (vesikula urinaria).

b. Fungsi Ginjal:
1. Mengekskresikan zat zat sisa metabolisme yang mengandung nitrogennitrogen,
misalnya amonia.
2. Mengekskresikan zat zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin)
dan berbahaya (misalnya obat obatan, bakteri dan zat warna).

3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.


4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau
basa.

c. Tes Fungsi Ginjal Terdiri Dari :


1. Tes untuk protein albumin
Bila kerusakan pada glomerolus atau tubulus, maka protein dapat bocor masuk ke
dalam urine.
2. Mengukur konsentrasi urenum darah
Bila ginjal tidak cukup mengeluarkan urenum maka urenum darah naik di atas kadar
normal (20 40) mg%.
3. Tes konsentrasi
Dilarang makan atau minum selama 12 jam untuk melihat sampai seberapa tinggi berat
jenisnya naik.

d. Peredaran Darah dan Persyarafan Ginjal


Peredaran Darah
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris
kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal
bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan
dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi
penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian
menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

Persyarafan Ginjal
Ginjal mendapat persyarafan dari fleksus renalis (vasomotor) saraf ini berfungsi untuk
mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf inibarjalan bersamaan

dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal. Anak ginjal (kelenjar suprarenal)
terdapat di atas ginjal yang merupakan senuah kelenjar buntu yang menghasilkan
2(dua) macam hormon yaitu hormone adrenalin dan hormn kortison.

2. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam
kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat
ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya
mempunyai saraf sensorik.

3. VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )


Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di
belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesika umbikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :

1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferent, vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah
luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam).

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).


Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat
pada dinding kandung kemih dengan jumlah 250 cc sudah cukup untuk merangsang
berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih,
dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter
eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus
dihantarkan melalui serabut serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara
volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya
dapat terjadi bila saraf saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis
dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin
(kencing keluar terus menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).
Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial
dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot
dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira kira perbatasan ureter masuk
kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus
apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior
berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung
kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

4. URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok kelok melalui tengah tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya 20 cm.
Uretra pada laki laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas,
panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis
(sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena vena, dan lapisan
mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas
vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

C. Urine (Air Kemih)


1. Sifat sifat air kemih
- Jumlah eksresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari masuknya (intake) cairan
serta faktor lainnya.
- Warna bening muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
- Warna kuning terantung dari kepekatan, diet obat obatan dan sebagainya.
- Bau khas air kemih bila dibiarkan terlalu lama maka akan berbau amoniak.

- Baerat jenis 1.015 1.020.


- Reaksi asam bila terlalu lama akan menjadi alkalis, tergantung pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

2. Komposisi air kemih


- Air kemih terdiri dari kira kira 95 % air
- Zat zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein asam urea, amoniak dan
kreatinin
- Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat
- Pigmen (bilirubin, urobilin)
- Toksin
- Hormon

3. Mekanisme Pembentukan Urine


Dari sekitar 1200ml darah yang melalui glomerolus setiap menit terbentuk 120 125ml
filtrat (cairan yang telah melewati celah filtrasi). Setiap harinyadapat terbentuk 150
180L filtart. Namun dari jumlah ini hanya sekitar 1% (1,5 L) yang akhirnya keluar
sebagai kemih, dan sebagian diserap kembali.

4. Tahap tahap Pembentukan Urine


a. Proses filtrasi
Terjadi di glomerolus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari
permukaan aferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring
adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh
simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll,
diteruskan ke seluruh ginja.

b. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan
beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator
reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah
terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion karbonat, bila diperlukan akan diserap
kembali kedalam tubulus bagian bawah, penyerapannya terjadi secara aktif dikienal
dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya dialirkan pada pupila renalis.

c. Augmentasi (Pengumpulan)
Proses ini terjadi dari sebagian tubulus kontortus distal sampai tubulus pengumpul.
Pada tubulus pengumpul masih terjadi penyerapan ion Na+, Cl-, dan urea sehingga
terbentuklah urine sesungguhnya.
Dari tubulus pengumpul, urine yang dibawa ke pelvis renalis lalu di bawa ke ureter. Dari
ureter, urine dialirkan menuju vesika urinaria (kandung kemih) yang merupakan tempat
penyimpanan urine sementara. Ketika kandung kemih sudah penuh, urine dikeluarkan
dari tubuh melalui uretra.

4. Mikturisi
Peristiwa penggabungan urine yang mengalir melui ureter ke dalam kandung kemih.,
keinginan untuk buang air kecil disebabkan penanbahan tekanan di dalam kandung
kemih dimana saebelumnmya telah ada 170 23 ml urine.
Miktruisi merupakan gerak reflek yang dapat dikendalikan dan dapat ditahan oleh pusat
pusat persyarafan yang lebih tinggi dari manusia, gerakannya oleh kontraksi otot
abdominal yang menekan kandung kemih membantu mengosongkannya.

5. Ciri ciri Urine Normal


Rata rata dalam satu hari 1 2 liter, tapi berbeda beda sesuai dengan jumlah cairan
yang masuk. Warnanya bening oranye pucat tanpa endapan, baunya tajam, reaksinya

sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata rata 6.


FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN
1.
gGinjal
Fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemih dan pengeluarannya dari tubuh
manusia. Di samping itu, ginjal juga merupakan salah satu dari mekanisme terpenting
homeostasis. Ginjal berperan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin/racun,
memperlakukan suasana keseimbangan air. mempertahankan keseimbangan asambasa cairan tubuh, dan mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain
dalam darah.
Urin terbentuk di nefron. Proses pembentukan urin dimulai ketika darah mengalir
lewat glomerulus. Ketika darah berjalan melewati sruktur ini, filtrasi terjadi. Air, elektrolit
dan molekul kecil akan dibiarkan lewat, sementara molekul besar (protein, sel darah
merah dan putih, trombosit) akan tetap tertahan dalam aliran darah. Cairan disaring
lewat dinding jonjot-jonjot kapiler glomerulus dan memasuki tubulus, cairan ini disebut
filtrat. Di dalam tubulus ini sebagian substansi secara selektif diabsorpsi ulang ke
dalam darah,sebagian lagi disekresikan dari darah ke dalam filtrate yang mengalir
disepanjang tubulus. Filtrat ini akan dipekatkan dalam tubulus distal serta duktus
pengumpul, dan kemudian menjadi urin yang akan mencapai pelvis ginjal. Kemudian
urin yang terbentuk sebagai hasil dari proses ini diangkut dari ginjal melalui ureter ke
dalam kandung kemih (tempat sementara urin disimpan). Pada saat urinasi, kandung
kemih berkontraksi dan urin akan diekskresikan dari tubuh lewat uretra.
Fungsi utama ginjal adalah :
A. Fungsi Ekskresi
1. Mempertahankna osmolalitas plasma (285 m Osmol) dengan mengubah-ubah
ekskresi air.
2. Mempertahankan kadar elektrolit plasma.
3. Mempertahankan pH plasma (7,4) dengan mengeluarkan kelebihan H+ dan
membentuk kembali HCO3.
4. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein (urea, asam urat
dan kreatinin)
B. Fungsi Non Ekskresi
1. Menghasilkan renin untuk pengaturan tekanan darah.

2. Menghasilkan eritropoietin untuk stimulasi produksi sel darah merah oleh sumsum
tulang.
3. Metabolisme vitamin D.
4. Degradasi insulin.
5. Menghasilkan prostaglandin.
FUNGSI STRUKTUR MIKROSKOPIK GINJAL NEFRON
Nefron adalah unit fungsional ginjal setiap ginjal terdpt 1 juta nefronSetiap nefron
terdiri dari kapsula bowman yg mengitari rumbai glomerolus, tubulus kontortus
proksimal, lengkung henle, tubulus kontortus distal, duktus pengumpulSeorang masih
bisa bertahan hidup walau dengan susah payah dengan jumlah nefron kurang dari 20
000 atau 1% dari nefron total
a.
Korpuskulus Ginjal
Korpuskulus ginjal terdiri dari dari kapsula bowman dan rumbai kapiler glomerolus
Kapsula bowman dilapisi oleh sel-sel yaitu:Sel epitel parietal (bagian terluar dari
kapsular) ,sel epitel visceral (bagian dalam kapsula dan juga melapisi bagian luar dari
rumbai kapiler)Membrana basalis ( lapisan tengah dinding kapiler) Sel-sel endotel
(bagian terdalam dari rumbai kapiler). Sel-sel endotel, membran basalis dan sel-sel
epitel visceral merupakan tiga lapisan yg membentuk membrana filtrasi glomerolus.
b.
Aparatus jukstaglomerolus
Sel jukstaglomerolus dinding arteriol aferen mengeluarkan renin, aparatus
jukstaglomerolus pengatur pengeluaran renin. Renin adalah enzim yg penting pd
pengaturan tekanan darah.
c.
Sistem Renin Angiotensin
Skema sistem renin angiotensin
Renin + Angiotensinogen Angiotensinogen I Angiotensinogen II Vasokonstriksi. Sekresi
Aldosteron A. aferen Retensi Na dan H2O Peningkatan Volume Plasma
Peningkatan tekanan darah
2.

Ureter
dengan gerak peristaltik ureter mendorong urine menuju vesika urinaria, banyaknya
urine yang masuk ke dalam vesika urinaria adalah 1-5 tetes/menit. dalam ureter bisa
terjadi penyumbatan bila tertekuk, tertekan dari luar, dan adanya batu. penyumbatan
tersebut menimbulkan akumulasi urine dalam pyelum sehingga menimbulkan infeksi.
Panjang ureter 25-30 cm dengan diameter 0,5 cm, terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan
mukosa, otot polos, dan jaringan fibrosa.

3.

Vesika Urinaria
rangsangan berkemih muncul bila volume urine telah mencapai 300 cc. pada saat itu
muskulus detrusor contraksi akan menciut dan muskulus sphincter relaksasi atau
mengendor, rangsangan ini di kontrol oleh pusat refleks dari syaraf autonom sacralis.

pikiran mendapat stres. stres pikiran musculus detrusor relaksasi dan musculus
sphincter kontraksi, rangsangan ini di kontrol oleh corteks motorik cerebri
4.

Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar dan juga untuk menyalurkan semen. Pada lakilaki, uretra berjalan berkelok-kelok, menembus prostat, kemudian melewati tulang
pubis, selanjutnya menuju ke penis. Oleh karera itu, pada laki-laki, uretra terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu pars proetalika, pars membranosa, dan pars kavernosa. Muara
uretra ke arah dunia luar disebut meatus. Pada perempuan, uretra terletak di belakang
simfisis pubis, berjalan miring, sedikit ke atas, panjangnya kurang lebih 3-4 cm. Muara
uretra pada perempuan terletak di sebelah atas vagina, antara klitoris dan vagina.
Uretra perempuan berfungsi sebagai saluran ekskretori.
PROSES BERKEMIH
Suatu proses refleks yang diatur oleh pusat-pusat refleks di otak.Rangsang (impuls)
yang terjadi akibat teregangnya dinding VU dihantarkan oleh neuron-neuron sensoris
viseral aferen melalui n. splanchnicus memasuki medulla spinalis segmen sacral
2,3,dan 4.Rangsang saraf menyebabkan otot-otot polos VU berkontraksi, m. sphincter
vesicae melemas. Neuron-neuron eferen para simpatis mengambil jalan melalui
pudendus menuju ke sphincter urethra.Pengontrolan berkemih anak-anak mulai umur
3-4 tahun.

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN


Anatomi Fisiologi Perkemihan

Sistem perkemihan atau sistem urinaria

Merupakan suatu sistem penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh
tubuh.

Membuang zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dgn jalan larut dalam air dan
dikeluarkan dalam bentuk urin

Anfis Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan terdiri dari organ organ yang memproduksi urine &
mengeluarkannya dari tubuh
Sistem utama untuk mempertahankan homeostasis (kekonstanan lingkungan internal)
ANATOMI DAN FISIOLOGI SALURAN KEMIH
SALURAN KEMIH TERDIRI :

Ginjal
Ureter
Vesica urinaria / kandung kemih
Uretra
Anatomi Ginjal

Kedudukan ginjal terletak dibagian belakang dari kavum abdominalis di belakang


peritonium pada kedua sisi vertebra lumbalis III, dan melekat langsung pada dinding
abdomen.

Bentuknya seperti biji buah kacang merah (kara/ercis), jumlahnya ada 2 buah kiri dan
kanan, ginjal kiri lebih besar dari pada ginjal kanan.

Pada orang dewasa berat ginjal 200 gram. Dan pada umumnya ginjal laki laki
lebih panjang dari pada ginjal wanita.

FUNGSI GINJAL
Fungsi Utama Utama:
1. Mempertahankan air dan osmolalitas normal
cairan yang terdapat dalam tubuh.

2. Mempertahankan elektrolit utama dari cairan


tubuh terutama ion Natrium, Kalium,
Bikarbonat, Chlorida dan Hidrogen.
3. Mengeluarkan kelebihan air dan elektrolit
(terutama hydrogen)
4. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh
( Produk racun )
FUNGSI GINJAL.
1. Mengekskresikan zat zat sisa metabolisme yang mengandung
nitrogen-nitrogen, misalnya amonia.
2. Mengekskresikan zat zat yang jumlahnya berlebihan (misalnya gula dan vitamin)
dan zat berbahaya (misalnya obat obatan, bakteri dan zat warna).
3. Mengatur keseimbangan air dan garam dengan cara osmoregulasi.
4. Mengatur tekanan darah dalam arteri dengan mengeluarkan kelebihan asam atau
basa

Bagian-Bagian Ginjal
Bila ginjal dibelah dua secara memanjang terlihat :

CORTEX = bagian luar /bagian kulit yang berbercak-bercak

MEDULLA = bagian dalam/ sumsum yang bergaris-garis

PELVIS RENALIS =bagian rongga ginjal

NEFRON = Sebagai unit fungsional ginjal

Korteks /Kulit ginjal

Pada kulit ginjal terdapat bagian yang bertugas melaksanakan filtrasi darah yang
disebut nefron.

Pada tempat filtrasi darah ini banyak mengandung kapiler kapiler darah yang
tersusun bergumpal gumpal disebut glomerolus.

Tiap glomerolus dikelilingi oleh simpai bownman atau capsula bawnman , dan
gabungan antara glomerolus dengan simpai bownman disebut badan malphigi
Sumsum Ginjal/Medulla renalis

Terdiri dari beberapa piramid renalis, yang dasarnya menghadap korteks dan
puncaknya disebut apeks/papila renis, mengarah ke bag.dalam ginjal.
Satu piramid dengan jaringan korteks di dalamnya disebut lobus ginjal.
Terdapat antara 8 hingga 18 buah piramid yang tampak bergaris garis karena terdiri
atas berkas saluran paralel (tubuli dan duktus koligentes).
Diantara pyramid terdapat jaringan korteks yang disebut dengan kolumna renal.

Pada bagian kolumna berkumpul ribuan pembuluh halus yang merupakan lanjutan
dari kapsula bownman.

Di dalam pembuluh halus/kapsula bawnman ini terangkut urine yang merupakan hasil
penyaringan darah dalam badan malphigi, setelah mengalami berbagai proses.

Rongga Ginjal (Pelvis Renalis)

Pelvis Renalis adalah ujung ureter yang berpangkal di ginjal, berbentuk corong lebar.

Pelvis renalis bercabang dua atau tiga disebut kaliks mayor, yang masing masing
bercabang membentuk beberapa kaliks minor yang langsung menutupi papila renis dari
piramid.

Kaliks minor ini menampung urine yang terus kleuar dari papila. Dari Kaliks minor,
urine masuk ke kaliks mayor, ke pelvis renalis ke ureter, hingga di tampung dalam
kandung kemih (vesikula urinaria).
Nefron :
Struktur Mikorskopik Ginjal (Nefron )

Setiap Ginjal terdiri dari 1 Juta Nefron

Nefron unit fungsional ginjal terdiri dari :

1. Kapsula Bowman
2. Glomerulus
3. Tubulus kontortus
proksimal
4. Lengkung Henle
5. Tubulus kontortus
distal
Peredaran darah Ginjal

Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi arteria interlobaris

kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal
bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan
dikelilingi leh alat yang disebut dengan simpai bowman, didalamnya terjadi
penyadangan pertama dan kapilerdarah yang meninggalkan simpai bowman kemudian
menjadi vena renalis masuk ke vena kava inferior.

Korpuskulus ginjal
terdiri dari Kapsula Bowman dan rumbai kapiler Glomerulus:
Kapsula Bowman
merupakan suatu invaginasi dari tubulus proksimal, terdapt ruang yang
mengandung kemih = ruang Bowman/ ruang kapsular (kemih primer = produk
urine pertama)
Aparatus jukstaglomerulus
berfungsi mensekresi rennin adalah suatu enzim yg penting dl pengaturan
tekanan darah. Dengan cara mengatur sekresi natrium dalam cairan tubuh

Aliran Darah Ginjal

Dialiri sekitar 1.200 ml darah/mt , suatu volume yg sama dgn 20 25 % curah


jantung ( 5.000 ml/mt)
Lebih 90 % darah yg masuk ke ginjal berada dlm kortek.

Sifat khusus alira darah ginjal adalah otomatisasi terhadap perubahan aliran dan
tekanan darah. (efektif pada tekanan arteri 80 180 mmHg)
Gangguan otoregulasi dan distribusi aliran darah internal akan menyebabkan
payah ginjal akut atau oliguria

URETER

Ureter : adalah saluran yang menghubungkan ginjal kanan dan kiri dengan
vesika urinaria /kandung kemih

Berada pada daerah kanan dan kiri yang menghubungkan pelvis renalis dengan
kandung kemih

Panjang ureter 25 30 cm dengan diameternya 0,5 cm

Dindingnya terdiri dari 3 lapisan:

Lapisan mukosa
Lapisan otot polos
Lapisan jaringan fibrosa.
Ureter

Memiliki membran mukosa yang dilapisi epetel kuboid dan dinding muscular yang
tebal
Urine terdorong karena pengaruh peristaltik ureter
VESICA URINARIA /KANDUNG KEMIH

Terletak dibelakang symphisis pubis di dalam rongga panggul

Bagian-bagian VU

Vertex bagian yang meruncing kearah muka dan berhubungan dengan


ligamentum vesica umbilicale medius
Fundus Merupakan bagian yg menghadap kearah belakang dan bawah
Corpus Berada diantara vertex dan fundus

Kapasitas : 100 150 cc, normalnya : 200 400 cc

URETRA
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih
Berfungsi menyalurkan air kemih keluar dan juga menyalurkan semen
Pada pria dibaga menjadi 3 bagian :
- Pars prostatica
- Pars Membranosa
- Pars Cavernosa
Pada Wanita :
Terletak di belakang sympesis pubis berjalan miring, sedikit kearah atas
Panjang 3 4 cm
Berfungsi sebagai saluran ekskretori
Urethra Pria
Merupakanan tabung dengan panjang 20cm membentang dari kandung kemih sampai
ujung penis.
Mempunyai tiga bagian :
- urethra pars prostatica 3 cm

- urethra pars membranosa 12 cm


- urethra pars spongiosa 5 cm
Urethra Wanita

FISIOLOGI SISTEM URINARIA


A.
a.
b.

Ginjal
Penyaringan keluar ampas ampas
Mengatur keseimbangan air, bahan bahan terlarut, dan pH cairan tubuh
Dalam ginjal terdapat aktivitas pembentukan urin yang dilaksanakan oleh nefron.
Proses pembentukan urine antara lain adalah sebagai berikut :

1.

Ultrafiltrasi (penyaringan)
Proses ini terjadi di glomelurus, dimana semua zat zat yang dapat menembus
dinding glomelurus yang bersifat semipermeabel untuk memasuki kapsula bowman.
Zat zat tersebut terdiri dari : air, garam garam, glukosa, urea, asam urat dan
kreatinin. Sedangkan zat yang tak dapat masuk adalah sel darah, plasma dan protein.
Proses ultrafiltrasi dipengaruhi oleh volume darah, tekanan hidrostatis darah,
tekanan osmotis darah, dan tekanan di kapsula bowman.

2.

Reabsorpsi (penyerapan kembali)


Proses ini dilakukan oleh tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan
tubulus kontortus distal.

a)

Reabsorpsi air (H2O)


Diatur oleh hormon dari hipofise posterior dan hipotalamus, reabsorpsi air 80 %
terjadi di tubulus kontortus proksimal, 15 % di tubulus kontortus distal, dan 5% lagi
dikeluarkan sebagai urine. Reabsorpsi air ini diatur oleh hormon yang dihasilkan di
hipofise posterior dan hipotalamus pusat pengatur air. Aktivitas hormon di ginjal adalah
merangsang sel sel ditubuli dengan bantuan dari tekanan osmotik air dengan garam
terlarut

b)

Reabsorpsi Zat Zat Terlarut


Terjadi di tubulus kontorti proksimal dengan cara selektif antara
lain :
Non elektrolit :

Glukosa dihisap seluruhnya dan Asam amino semuanya dihisap kembali . Metabolit
protein : urea, asam urat, kreatinin hanya diserap sedikit
Elektrolit
Natrium (Na+), kalium (K+), Calsium (Ca+ +). Magnesium (Mg+ +), Chlorida (CL-), Carbonat
(HCO3-), Phospat (HPO4) dihiap sebagian tergantung jumlah dalam plasma
c)

Sekersi
Selain proses reabsorsi, ada beberapa zat yang di sekresi dari kapiler peritubular ke
dalam tubulus, yaitu :

d)

PAH (para amino hipurat)


Creatinin
Hidrogen (H+)
Penisilin
Amoniak (NH3)
Kalium (K3)
Waktu yang diperlukan dari masuknya caira samapai keluar air kemih :
Sesudah masuk cairan eksresi dimulai dalam waktu 20-30 menit, selambat
lambatnya : 1-1,5 jam dan keluarkan dalam waktu 4-5 jam

e)
a.

Jumlah air kemih :


Tergantung dari pemasukan cairan, banyaknya cairan yang hilang dalam tubuh
melalui saluran pencernaan dan penguapan dan keringat

b.
f)

Pengeluaran cairan : 500cc - 1500cc


Kandungan air kemih normal :

a.
b.
B.

Air
: 1500 cc
Garam garam : 40 gram/hari
Ureter

1.
2.

Gerak peristaltik menuju vesika urinaria


Banyak air kemih yang masuk ke dalam kandung kemih : 1-5 tetes/menit

3.

Penyumbatan bisa terjadi karena : ureter tertekuk, adanya batu, tekanan dari luar,
dapat menyebabkan berkumpulnya air kemih di pylum dan menimbulkan infeksi

C.
1.

Vesika Urinaria
Di kontrol oleh refleks
Rangsangan berkemih terjadi bila volume air kemih mencapai 3oo cc dengan
respon muskulus detrusor berkontraksi (mengerut) dan muskulus spungter relaksasi
(melebar), pusat refleks terdapat di regio sakralis dari sum sum tulang belakang.

2.

Dikontrol oleh pikiran

Bila pikiran mendapat sters muskulus detrusor relaksasi, spingter berkontraksi,


pusat kontrol terdapat di daerah motorik dari korteks cerebri. Pusat kontrol tak bekerja
dibawah kemauan kita bila :
a.
b.
c.

Anestesi umum
Paralise : hemiplegi, paraplegi
Terputusnya sumsum belakang di regio sakralis

Anatomi dan Fisiologi Sistem Perkemihan


Januari 28, 2009 totonrofiunsri
Pengertian
Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses penyaringan
darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak
dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Susunan Sistem Perkemihan
Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter
yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika
urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu urethra, urin dikeluarkan dari vesika
urinaria.
Ginjal (Ren)
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi
vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji
kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis
dexter yang besar.
Fungsi ginjal
Fungsi ginjal adalah a) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis
atau racun, b) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, c) mempertahankan
keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan d) mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.
Fascia Renalis terdiri dari:

Fascia renalis terdiri dari a) fascia (fascia renalis), b) Jaringan lemak peri renal, dan c)
kapsula yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada
permukaan luar ginjal
Struktur Ginjal
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex
renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian
dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla
berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap
kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh
darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang
menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis
majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis
minores.
Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal.
Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus,
tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius.
Proses pembentukan urin
Tahap pembentukan urin
1. Proses Filtrasi ,di glomerulus
terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein.
Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air,
sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. cairan yang di saring
disebut filtrate gromerulus.
2. Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glikosa, sodium,
klorida, fospat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator
reabsorbsi) di tubulus proximal. sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali
penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi
secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3. Proses sekresi.
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis
selanjutnya diteruskan ke luar.

Pendarahan
Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteria
renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteria
interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi
ginjal bercabang menjadi arteriolae aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus.
Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut arteriolae eferen gromerulus yang
kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior.
Persarafan Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi
untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan
dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria.
Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada
rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltic yang mendorong urin
masuk ke dalam kandung kemih.
Vesika Urinaria (Kandung Kemih)
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir
(kendi). letaknya d belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria
dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.
Dinding kandung kemih terdiri dari:
1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
2. Tunika muskularis (lapisan berotot).
3. Tunika submukosa.

4. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).


Uretra
Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi
menyalurkan air kemih ke luar.
Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari:
1. Urethra pars Prostatica
2. Urethra pars membranosa ( terdapat spinchter urethra externa)
3. Urethra pars spongiosa.
Urethra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis). Sphincter
urethra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan urethra disini
hanya sebagai saluran ekskresi.
Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:
1. Lapisan otot polos, merupakan kelanjutan otot polos dari Vesika urinaria.
Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar urethra
tetap tertutup.
2. Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf.
3. Lapisan mukosa.
Urin (Air Kemih)
Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
1. Jumlah ekskresi dalam 24 jam 1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan
dan faktor lainnya.
2. Warna, bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh.
3. Warna, kuning tergantung dari kepekatan, diet obat-obatan dan sebagainya.
4. Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.
5. Berat jenis 1,015-1,020.
6. Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung dari pada diet (sayur
menyebabkan reaksi alkalis dan protein memberi reaksi asam).

Komposisi air kemih, terdiri dari:


1. Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.
2. Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan
kreatinin.
3. Elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat.
4. Pagmen (bilirubin dan urobilin).
5. Toksin.
6. Hormon.
Mikturisi
Mikturisi ialah proses pengosongan kandung kemih setelah terisi dengan urin. Mikturisi
melibatkan 2 tahap utama, yaitu:
1. Kandung kemih terisi secara progresif hingga tegangan pada dindingnya meningkat
melampaui nilai ambang batas (Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170-230 ml urin),
keadaan ini akan mencetuskan tahap ke 2.
2. adanya refleks saraf (disebut refleks mikturisi) yang akan mengosongkan kandung
kemih.
Pusat saraf miksi berada pada otak dan spinal cord (tulang belakang) Sebagian besar
pengosongan di luar kendali tetapi pengontrolan dapat di pelajari latih. Sistem saraf
simpatis : impuls menghambat Vesika Urinaria dan gerak spinchter interna, sehingga
otot detrusor relax dan spinchter interna konstriksi. Sistem saraf parasimpatis: impuls
menyebabkan otot detrusor berkontriksi, sebaliknya spinchter relaksasi terjadi
MIKTURISI (normal: tidak nyeri).
.
Ciri-Ciri Urin Normal
1. Rata-rata dalam satu hari 1-2 liter, tapi berbeda-beda sesuai dengan jumlah cairan
yang masuk.
2. Warnanya bening oranye tanpa ada endapan.
3. Baunya tajam.
4. Reaksinya sedikit asam terhadap lakmus dengan pH rata-rata 6.

Bahan Bacaan
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar FISIOLOGI KEDOKTERAN Edisi II. Jakarta: EGC
Pearce, Efelin C. 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Jakarta: EGC

Fungsi nefron dalam pembentukan urine, autoregulasi, hormone yang mengatur


dalam perkemihan, gangguan fungsi ginjal.
Nefron merupakan struktur halus ginjal yang terdiri atas banyak nefron yang merupakan
satuan satuan fungsional ginjal, diperkirakan ada 1.000.000 nefron dalam setiap
ginjal. Beberapa fungsi ginjal antara lain adalah :
1. Mengekskresikan sebagian besar produk akhir metabolisme tubuh (sisa metabolisme
dan obat obatan).
2. Mengontrol sekresi hormon hormon aldosteron da ADH dalam mengatur jumlah

cairan tubuh.
3. Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D.
4. Menghasilkan beberapa hormon antara lain : eritropoetin dan renin.
5. Mempertahankan keseimbangan garam garam dan zat zat lain dalam tubuh.
6. Mempertahankan keseimbangan kadar asam da basa dari cairan tubuh.
Proses pembentukan urine (air kemih). Glomerolus berfungsi sebagai ultra filtrasi, pada
simpai bowman berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerolus. Pada tubulus
ginjal akan terjadi penyerapan kembali dari zat zat yang sudah disaring pada
glomerolus, sisa cairan akan diteruskan ke ginjal terus berlanjut ke ureter. Urine berasal
dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian
yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah. Ada
3 tahap pembentukan urine :
1.

Filtrasi. Pada proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan
eferen maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah
bagian cairan darah, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman, diteruskan
ketubulus ginjal.
2.
Reabsorpsi. Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari
glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara
pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan
pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion
bikarbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah,
penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya
dialirkan pada papila renalis.
3.
Sekresi. Sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan
diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan keluar.
Autoregulasi Ginjal.
- Perubahan arteri menyebabkan perubahan jelas dalam pengeluaran urin, tekanan ini
dapat berubah dari sekecil 75 mmHg sampai setinggi 160 mmHg.
- Hal ini menyebabkan perubahan yang sangat kecil atas laju filtrasi glomerolus. Karena
nefron memerlukan laju filtrasi glomerolusyang optimum jika ia melakukan fungsinya.
Laju filtrasi glomerolus lebih besar / kecil 5 % dapat menyebabkan pengaruh yang
besar yaitu kehilangan cairan yang berlebihan kedalam urin. Ekskresi produk produk
sisa yang diperlukan terlalu kecil.
- Mekanisme umpan balik vasodilator arteriol aferen.
- Mekanisme umpan balik vasokontriktor arteriol aferen.
- Mekanisme autoregulasi laju filtrasi glomerolus umpan balik tubuloglomerolus
mungkin timbul seluruhnya atau hampir seluruhnya pada kompleks justaglomerolus

yang mempunyai sifat laju filtrasi glomerolus yang rendah memungkinkan reabsorpsi
klorida yang berlebihan didalam tubulus sehingga menurunkan konsentrasi ion klorida,
pada makula densa.
Sistem Renin Angiotensin.
Renin adalah enzim proteolitik yang dihasilkan dan dilepaskan oleh ginjal dalam
berespon terhadap penurunan perfusi ginjal atau peningkatan rangsang sistem saraf
simpatis. Renin bekerja pada angiotensinogen untuk menghasilkan angiotensin I, yang
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor poten. Angiotensin II selanjutnya,
menstimulasi pelepasan aldosteron. Obat obatan antihipertensi tertentu sebagian
bertindak dengan mencegah perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II.
Kerja sistem renin angiotensin aldosteron :
Hemoragi

Penurunan Tekanan Arteri


(Penurunan Perfusi Ginjal)
Pelepasan Renin oleh Ginjal
Substrat Renin Angiotensin I
Enzim Pengubah
(Paru Paru)
Angiotensin II
Vasokonstriksi Pelepasan Aldosteron
Retensi Natrium dan Air
Peningkatan Volume Vaskular
Peningkatan Tekanan Arteri
Pengaruh ADH.
ADH adalah hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus dan disekresi kedalam sirkulasi
umum oleh kelenjar hifofisis posterior. Hormon bekerja pada duktus koligentes ginjal
untuk meningkatkan reabsorpsi air dan memungkinkan ekskresi urine yang pekat.
Faktor faktor yang meningkatkan pelepasan ADH :
Peningkatan osmolalitas plasma yang dideteksi oleh osmoreseptor yang terletak
didalam hipotalamus.
Penurunan volume sirkulasi efektif yang dideteksi oleh reseptor volume yang terletak
didalam sistem pembuluh darah pulmoner dan atrium kiri.
Penurunan tekanan darah yang dideteksi oleh baroreseptor.
Stres dan nyeri.

Obat obatan, termasuk morfin dan barbiturat.


Pembedahan dan anastetik tertentu.
Ventilator tekanan positif.
Faktor faktor yang menurunkan pelepasan ADH :
Penurunan osmolalitas plasma.
Peningkatan volume sirkulasi efektif.
Peningkatan tekanan darah.
Obat obatan, termasuk fenitoin dan etil alkohol.
ADH juga adalah vasokonstriktor arteri yang bekerja untuk meningkatkan tekanan
darah dengan meningkatkan tahanan vaskular. ADH diatur secara utama oleh
perubahan pada osmolalitas plasma dan volume sirkulasi efektif. Faktor faktor
tambahan yang mempengaruhi pelepasan ADH adalah emosi dan obat abatan.
Peran Aldosteron.
Aldosteron adalah hormon mineralkortikoid yang dilepaskan oleh korteks adrenal, yang
bekerja pada bagian distal dari tubulus ginjal untukmeningkatkan reabsorpsi natrium
dan sekresi serta ekskresi kalium dan hidrogen. Karena retensi natrium menimbulkan
retensi air, aldosteron bekerja sebagai pengatur volume. Faktor faktor yang
meningkatkan pelepasan aldosteron termasuk hal berikut :
Peningkatan kadar renin.
Peningkatan kadar kalium plasma.
Penurunan kadar natrium plasma.
Peningkatan kadar ACTH.
Gangguan Fungsi Glomerolus, Tubulus dan Batu Ginjal.
- Sindroma nefrotik.
Sebuah keadaan dimana ginjal, meskipun tidak ada kegagalan fungsi exkretori,
kehilangan sejumlah besar protein, proteinuria besar terjadi kadar protein plasma turun
dan berakibat edema.
- Pielonefritis.
Peradangan jaringan ginjal dan pelvis ginjal, bila akut terasa sangat sakit dengan
kenaikan suhu, menggigil dan muntah muntah.
- Sistitis.
Peradangan kandung kencing, dimana urin keluar sedikit sedikit tetapi sering dan
disertai rasa sangat sakit.
- Batu Kandung Kencing.
Dapat terbentuk ditempat atau berasal dari ginjal masuk kedalam kandung kencing,
karena kandung kencing berkontraksi untuk mengeluarkan air kencing maka batu

tertekan pada trigonum yang peka yang menyebabkan rasa sakit dan infeksi sering
menyertai.

Fungsi nefron dalam pembentukan urine, autoregulasi, hormone yang mengatur


dalam perkemihan, gangguan fungsi ginjal.

Fungsi nefron dalam pembentukan urine, autoregulasi, hormone yang mengatur


dalam perkemihan, gangguan fungsi ginjal.

Nefron merupakan struktur halus ginjal yang terdiri atas banyak nefron yang merupakan
satuan satuan fungsional ginjal, diperkirakan ada 1.000.000 nefron dalam setiap
ginjal. Beberapa fungsi ginjal antara lain adalah :
1. Mengekskresikan sebagian besar produk akhir metabolisme tubuh (sisa metabolisme
dan obat obatan).
2. Mengontrol sekresi hormon hormon aldosteron da ADH dalam mengatur jumlah
cairan tubuh.
3. Mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin D.
4. Menghasilkan beberapa hormon antara lain : eritropoetin dan renin.
5. Mempertahankan keseimbangan garam garam dan zat zat lain dalam tubuh.
6. Mempertahankan keseimbangan kadar asam da basa dari cairan tubuh.
Proses pembentukan urine (air kemih). Glomerolus berfungsi sebagai ultra filtrasi, pada
simpai bowman berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerolus. Pada tubulus
ginjal akan terjadi penyerapan kembali dari zat zat yang sudah disaring pada
glomerolus, sisa cairan akan diteruskan ke ginjal terus berlanjut ke ureter. Urine berasal
dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian
yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma darah. Ada
3 tahap pembentukan urine :
1.

Filtrasi. Pada proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan
eferen maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah
bagian cairan darah, cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowman, diteruskan
ketubulus ginjal.

2.

Reabsorpsi. Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari
glukosa, sodium, klorida, fosfat dan beberapa ion karbonat. Prosesnya terjadi secara
pasif yang dikenal dengan obligator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan
pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan dan sodium dan ion
bikarbonat, bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah,
penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan sisanya
dialirkan pada papila renalis.
3.
Sekresi. Sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan
diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan keluar.
Sistem Renin Angiotensin.
Renin adalah enzim proteolitik yang dihasilkan dan dilepaskan oleh ginjal dalam
berespon terhadap penurunan perfusi ginjal atau peningkatan rangsang sistem saraf
simpatis. Renin bekerja pada angiotensinogen untuk menghasilkan angiotensin I, yang
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor poten. Angiotensin II selanjutnya,
menstimulasi pelepasan aldosteron. Obat obatan antihipertensi tertentu sebagian
bertindak dengan mencegah perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II.
Kerja sistem renin angiotensin aldosteron :
Hemoragi

Penurunan Tekanan Arteri


(Penurunan Perfusi Ginjal)
Pelepasan Renin oleh Ginjal
Substrat Renin Angiotensin I
Enzim Pengubah
(Paru Paru)
Angiotensin II
Vasokonstriksi Pelepasan Aldosteron
Retensi Natrium dan Air
Peningkatan Volume Vaskular
Peningkatan Tekanan Arteri
Peran Aldosteron.
Aldosteron adalah hormon mineralkortikoid yang dilepaskan oleh korteks adrenal, yang
bekerja pada bagian distal dari tubulus ginjal untukmeningkatkan reabsorpsi natrium
dan sekresi serta ekskresi kalium dan hidrogen. Karena retensi natrium menimbulkan

retensi air, aldosteron bekerja sebagai pengatur volume. Faktor faktor yang
meningkatkan pelepasan aldosteron termasuk hal berikut :
Peningkatan kadar renin.
Peningkatan kadar kalium plasma.
Penurunan kadar natrium plasma.
Peningkatan kadar ACTH.
Gangguan Fungsi Glomerolus, Tubulus dan Batu Ginjal.
- Sindroma nefrotik.
Sebuah keadaan dimana ginjal, meskipun tidak ada kegagalan fungsi exkretori,
kehilangan sejumlah besar protein, proteinuria besar terjadi kadar protein plasma turun
dan berakibat edema.
- Pielonefritis.
Peradangan jaringan ginjal dan pelvis ginjal, bila akut terasa sangat sakit dengan
kenaikan suhu, menggigil dan muntah muntah.
- Sistitis.
Peradangan kandung kencing, dimana urin keluar sedikit sedikit tetapi sering dan
disertai rasa sangat sakit.
- Batu Kandung Kencing.
Dapat terbentuk ditempat atau berasal dari ginjal masuk kedalam kandung kencing,
karena kandung kencing berkontraksi untuk mengeluarkan air kencing maka batu
tertekan pada trigonum yang peka yang menyebabkan rasa sakit dan infeksi sering
menyertai.

FISIOLOGI GINJAL
12 Januari 2009 oleh Ramadhan
Ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis. Lapisan luar terdapat
korteks renalis dan lapisan sebelah dalam disebut medula renalis. Didalam ginjal
terdapat nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal. Nefron terbentuk dari 2
komponen utama yaitu (1). Glomerulus dan kapsula Bowmans sebagai tempat air dan
larutan difiltrasi dari darah. (2). Tubulus yaitu tubulus proksimal, ansa henle, tubulus
distalis dan tubulus kolagentes yang mereabsorpsi material penting dari filtrat yang
memungkinkan bahan-bahan sampah dan material yang tidak dibutuhkan untuk tetap
dalam filtrat dan mengalir ke pelvis renalis sebagai urin. Ginjal diperkirakan mempunyai
1.000.000 nefron.

Fungsi ginjal terdiri dari :


1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin atau racun

2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan


3. Mempertahankan keseimbangan asam dan basa dari cairan tubuh
4. Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat didalam tubuh
5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
Fisiologi ginjal normal
Filtrasi glomerular
Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeable terhadap protein plasma yang
lebih besar dan cukup permeable terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti
elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Kapiler glomerulus mengalami
kenaikan tekanan darah (90 mmHg vs 10-30 mmHg). Kenaikan ini terjadi karena
arteriole aferen yang mengarah ke kapiler glomerulus mempunyai diameter yang lebih
besar dan memberikan sedikit tahanan daripada kapiler yang lain. Secara proporsional
arteriole aferen lebih besar diameternya dari arteriole eferen. Berliter-liter darah
didorong keruang yang lebih kecil , mendorong air dan partikel kecil terlarut dari plasma
masuk kedalam kapsula Bowmans. Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini
disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan masuk kedalam kapsula Bowmans disebut
filtrasi glomerulus dan materi yang masuk kedalam kapsula Bowmans disebut filtrat .
Tiga faktor lain yang ikut serta dalam filtrasi : TH dan tekanan osmotik (TO) dari filtrat
dalam kapsula Bowmans dan TO plasma. Tekanan osmotik adalah tekanan yang
dikeluarkan oleh air (pelarut lain) pada membran semipermeable sebagai usaha untuk
menembus membran kedalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang tidak
dapat melewati membran semipermeable.
Proses pembentukan urin
Glomerulus berfungsi sebagai ultra filtrasi, pada kapsula bowmens berfungsi untuk
menampung hasil filtrasi dari glomerulus.
Pada tubulus ginjal akan erjadi penyerapan kembali dari zat-zat yang sudah disaring
pada glomelurus, sisa cairan akan diteruskan ke ginjal kemudian ke ureter.
Terdapat 3 tahap pembentukan urin :
1. Proses filtrasi

Terjadi diglomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari
permukaan aferent lebih besar dari permukaan eferent maka terjadi penyerapan
darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein, cairan yang tersaring ditampung oleh kapsula bowmens yang terdiri dari
glukosa, air, sodium,klorida, sulfat, bikarbonat dll kemudian diteruskan ke tubulus
ginjal.
2. Proses reabsorpsi
Terjadi penyerpan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida, fosfat dan
beberapa ion bikarbonat, prosesnya terjadi di tubulus proximal. Penyerapan terjadi
secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif
3. Proses sekresi
Sisa penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke ginjal
kemudian dialirkan keluar.
ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL
Anatomi Ginjal
Ginjal terletak di dalam ruang retroperitoneum sedikit di atas ketinggian umbilikus
dan kisaran panjang serta beratnya berturut-turut dari kira-kira 6 cm dan 24 g pada bayi
cukup bulan sampai 12 cm atau lebih dari 150 g pada orang dewasa. Ginjal mempunyai
lapisan

luar,

korteks

yang

berisi

glomeruli,

tubulus kontortus proksimalis dan distalis dan duktus kolektivus, serta di lapisan dalam,
medula yang mengandung bagian-bagian tubulus yang lurus, lengkung (ansa) Henle,
vasa rekta dan duktus koligens terminal.
Puncak piramid medulla menonjol ke dalam disebut papil ginjal yang merupakan
ujung kaliks minor. Beberapa duktus koligens bermuara pada duktus papilaris Bellini
yang ujungnya bermuara di papil ginjal dan mengalirkan urin ke dalam kaliks minor.
Karena ada 18-24 lubang muara duktus Belini pada ujung papil maka daerah tersebut
terlihat sebagai lapisan beras dan disebut juga dengan area kribosa

Antara dua piramid tersebut, terdapat jaringan korteks tempat masuknya cabangcabang arteri renalis disebut kolumna Bertini. Beberapa kaliks minor membentuk kaliks

mayor yang bersatu menjadi piala (pelvis) ginjal dan kemudian bermuara ke dalam
ureter. Ureter kanan dan kiri bermuara di kandung kemih yang juga disebut buli-buli
atau vesika urinaria. Urin dikeluarkan dari kandung kemih melalui urethra.

Sirkulasi Ginjal
Setiap ginjal menerima kira-kira 25% isi sekuncup janung. Bila diperbandingkan
dengan berat organ ginjal hal ini merupakan suplai darah terbesar didalam tubuh
manusia. Suplai darah pada setiap ginjal biasanya berasal dari arteri renalis utama
yang keluar dari aorta ; arteri renalis multipel bukannya tidak lazim dijumpai. Arteri
renalis utama membagi menjadi medula ke batas antara korteks dan medula. Pada
daerah ini, arteri interlobaris bercabang membentuk arteri arkuata, dan membentuk
arteriole aferen glomerulus. Sel-sel otot yagn terspesialisasi dalam dinding arteriole
aferen, bersama dengan sel lacis dan bagian distal tubulus (mukula densa) yang
berdekatan

dengan

glomerulus,

membentuk

aparatus

jukstaglomeruler

yang

mengendalikan sekresi renin. Arteriole aferen membagi menjadi anyaman kapiler


glomerulus, yang kemudian bergabung menjadi arteriole eferen. Arteriole eferen
glomerulus dekat medula (glomerulus jukstamedullaris) lebih besar dari pada arteriole
di korteks sebelah luar dan memberikan pasokan darah (vasa rakta) ke tubulus dan
medula.

Struktur Nefron
Tiap ginjal mengandung kurang lebih 1 juta nefron ( glomerolus dan tubulus yang
berhubungan dengannya). Pada manusia, pembentukkan nefron selesai pada janin 35
minggu. Nefron baru tidak dibentuk lagi setelah lahir. Perkembangan selanjutnya adalah
hyperplasia dan hipertrofi struktur yang sudah ada disertai maturasi fungsional.
Perkembangan paling cepat terjadi pada 5 tahun pertama setelah lahir. Oleh karena itu

bila pada masa ini terjadi gangguan misalnya infeksi saluran kemih atau refluks, maka
hal ini dapat mengganggu pertumbuhan ginjal.
Tiap nefron terdiri atas glomerolus dan kapsula bowman, tubulus proksimal, ansa
henle dan tubulus distal. Glomerolus bersama kapsula Bowman juga disebut badan
Malpigi. Meskipun ultrafiltrasi plasma terjadi di glomerolus tetapi peranan tubulus dalam
pembentukkan urin tidak kalah pentingnya dalam pengaturan meliau internal. Fungsi
ginjal normal terdiri atas 3 komponen yang saling berhubungan yaitu :
1.
2.
3.

Ultrafiltrasi glomerolus
Reabsorbsi tubulus terhadap solute dan air
Sekresi tubulus terhadap zat-zat organic dan non-organik
Populasi glomerolus ada 2 macam :

1.

Glomerolus korteks yang mempunyai ansa henle yang pendek berada dibagian luar

2.

korteks
Glomerolus jukstamedular yang mempunyai ansa henle yang panjang sampai ke
bagian dalam medulla. Glomerolus semacam ini berada diperbatasan korteks dan
medulla dan merupakan 20% populasi nefron tetapi sangat penting untuk reabsorpsi air
dan solute.
Fisiologi Ginjal
Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volumer dan komposisi cairan ekstrasel
dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh
filtrasi glomerulus, reabsorpasi dan sekresi tubulus.

Fungsi Utama Ginjal


Fungsi Ekskresi
1. Mempertahankan osmolalitis plasma sekitar 258 m osmol dengan mengubahubah ekresi air.

2. Mempertahankan pH plasma skitar 7,4 dengna mengeluarkan kelebihan H+ dan


membentuk kembali HCO3.
3. Mengekskresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein, terutama urea,
asam urat dan kreatinin.
Fungsi Non-ekskresi (Endokrin)
1. 1.
2. 2.

Menghasilkan renin-penting untuk pengaturan tekanan darah.


Menghasilkan eritropoietin-faktor penting dalam stimulasi produk sel darah

merah oleh sumsum tulang.


3. 3.
Metabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
4. 4.
Degenerasi insulin
5. 5.
Menghasilkan prostaglandin

Anatomi Fisiologi Ginjal


Anatomi Ginjal
1. Makroskopis
Ginjalterletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium
(retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus
abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa. Di bagian
atas (superior) ginjal terdapat kelenjaradrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Kedua
ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal pada orang dewasa berukuran
panjang 11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan
manusia dewasa. Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang
lebih beratnya antara 120-150 gram.

Ginjal
Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Jumlahnya
ada 2 buah yaitu kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada
umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita. Ginjal kanan biasanya
terletak sedikit ke bawah dibandingkan ginjal kiri untuk memberi tempat lobus hepatis
dexter yang besar. Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak
yang tebal. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak
pararenal) yang membantu meredam guncangan.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex
renalis di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam
yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk
kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang
terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh
darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong yang
menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis
majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis
minores.
Medulla terbagi menjadi bagian segitiga yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut
dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus
pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris
bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul
(Price,1995 : 773).
2. Mikroskopis

Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada
tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap nefron terdiri dari kapsula
bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan
tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)
Unit nephron dimulai dari pembuluh darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan
disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga
terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari,
kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus. Urin ini dialirkan keluar
ke saluran Ureter, kandung kencing, kemudian ke luar melalui Uretra.
Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh
dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih
diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan
pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan
kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.
3. Vaskularisasi ginjal
Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II.
Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah
kanan garis tengah. Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang
menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri
arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam
korteks. Arteri interlobularis ini kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus
(Price, 1995).
Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang kemudian bercabang membentuk
sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular. Darah
yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya
menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk
akhirnya mencapai vena cava inferior. Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit
suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90%
darah yang masuk keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke
medulla. Sifat khusus aliran darah ginjal adalah otoregulasi aliran darah melalui ginjal
arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya
sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian
mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price, 1995).
4. Persarafan Pada Ginjal
Menurut Price (1995) Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor),
saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
Fisiologi Ginjal

Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat
vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah menyaring/membersihkan darah.
Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring
menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus. Cairan filtrat ini
diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin
sebanyak 1-2 liter/hari.
Fungsi Ginjal
Fungsi ginjal adalah
a)

memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,

b)

mempertahankan keseimbangan cairan tubuh,

c)

mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan

d) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan


amoniak.
e)

Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.

f)

Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.

g)

Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah.

Tahap Pembentukan Urine :


1. Filtrasi Glomerular
Pembentukan kemih dimulai dengan filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler
tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein
plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil
seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen. Aliran darah ginjal (RBF =
Renal Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit.
Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke
kapsula bowman. Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration
Rate). Gerakan masuk ke kapsula bowmans disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari
perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowmans,
tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan
ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowmans serta tekanan
osmotik koloid darah. Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan

koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.

2. Reabsorpsi
Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : non elektrolit, elektrolit dan air.
Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi
zat-zat yang sudah difiltrasi.
3. Sekresi
Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui
tubulus kedalam filtrat. Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah
dalam tubuh (misalnya penisilin). Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh
termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen.
Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi
hidrogen dan ion-ion kalium tubular. Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa
natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam
cairan tubular perjalanannya kembali jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi,
hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.
Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada konsentrasi cairan ekstratubular
(CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium).
Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita
memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya. Sebagai contoh,
kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau
mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat
dikoreksi secara theurapeutik.

Yang dimaksud dengan Tractus Urinarius atau Sistem Urinaria adalah suatu sistem
sistem kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan keseimbangan
internal atau Homeostatis, selain itu dalam sistem ini terjadi proses penyaringan darah
sehingga darah bebas dan bersih dari zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh.Hasil keluaran sistem urinari
berupa urin atau air seni. Sistem ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.

Ginjal
Ginjal biasa juga disebut dengan renal, kidney, terletak di belakang rongga peritoneum
dan berhubungan dengan dinding belakang dari rongga abdomen, dibungkus lapisan
lemak yang tebal. Ginjal terdiri dari dua buah yaitu bagian kanan dan bagian kiri. Ginjal
kanan lebih rendah dan lebih tebal dari ginjal kiri, hal ini karena adanya tekanan dari
hati. Letak ginjal kanan setinggi lumbal I sedangkan letak dari ginjal kiri setinggi thorakal
XI dan XII. Bentuknya seperti biji kacang tanah dan margo lateralnya berbentuk
konveks dan margo medialnya berbentuk konkav. Panjangnya sekitar 4,5 inchi (11,25
cm), lebarnya 3 inchi (7,5cm), dan tebalnya 1,25 inchi (3,75cm). Bagian luar dari ginjal
disebut dengan substansia kortikal sedang bagian dalamnya disebut substansia
medularis dan dibungkus oleh lapisan yang tipis dari jaringan fibrosa.

Nefron merupakan bagian terkecil dari ginjal yang


terdiri dari glomerulus, tubulus proksimal, lengkung hendle, tubulus distal, dan tubulus
urinarius (papilla vateri). Pada setiap ginjal diperkirakan ada 1.000.000 nefron, selama
24 jam dapat menyaring darah 170 liter, arteri renalis membawa darah murni dari aorta
ke ginjal. Lubang-lubang yang terdapat pada pyramid renal masing-masing membentuk
simpul dan kapiler suatu badan malphigi yang disebut glomerulus. Pembuluh afferent
bercabang membentuk kapiler menjadi vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke
vena kava inferior.
Fungsi ginjal antara lain :
1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksik atau racun
2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan
3. Mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh
4. Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat lain dalam tubuh
5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin,
dan amoniak.
Ureter
Ureter adalah lanjutan dari renal pelvis yang panjangnya antara 10 sampai 12 inchi (2530 cm), dan diameternya sekitar 1 mm sampai 1 cm. Ureter terdiri atas dinding luar
yang fibrus, lapisan tengah yang berotot, dan lapisan mukosa sebelah dalam. Ureter
mulai sebagai pelebaran hilum ginjal, dan letaknya menurun dari ginjal sepanjang
bagian belakang dari rongga peritoneum dan di depan dari muskulus psoas dan
prosesus transversus dari vertebra lumbal dan berjalan menuju ke dalam pelvis dan
dengan arah oblik bermuara ke kandung kemih melalui bagian posterior lateral. Pada
ureter terdapat 3 daerah penyempitan anatomis, yaitu :

1. Uretropelvico junction, yaitu ureter bagian proksimal mulai dari renal pelvis
sampai bagian ureter yang mengecil
2. Pelvic brim, yaitu persilangan antara ureter dengan pembuluh darah arteri iliaka
3. Vesikouretro junction, yaitu ujung ureter yang masuk ke dalam vesika urinaria
(kandung kemih).
Ureter berfungsi untuk menyalurkan urine dari ginjal ke kandung kemih. Gerakan
peristaltik mendorong urine melalui ureter yang diekskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam
kandung kemih.
Kandung Kemih

Kandung kemih
merupakan muskulus membrane yang berbentuk kantong yang merupakan tempat
penampungan urine yang dihasilkan oleh ginjal, organ ini berbentuk seperti buah pir
(kendi). Letaknya di dalam panggul besar, sekitar bagian postero superior dari simfisis
pubis. Bagian kandung kemih terdiri dari fundus (berhubungan dengan rectal ampula
pada laki-laki, serta uterus bagian atas dari kanalis vagina pada wanita), korpus, dan
korteks. Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan peritoneum (lapisan sebelah luar),
tunika muskularis (lapisan otot), tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam). Kandung kemih bervariasi dalam bentuk, ukuran, dan posisinya, tergantung
dari volume urine yang ada di dalamnya. Secara umum volume dari vesika urinaria
adalah 350-500 ml.
Kandung kemih berfungsi sebagai tempat penampungan sementara (reservoa) urine,
mempunyai selaput mukosa berbentuk lipatan disebut rugae (kerutan) dan dinding otot
elastis sehingga kandung kencing dapat membesar dan menampung jumlah urine yang
banyak.

Uretra
Uretra adalah saluran sempit yang terdiri dari mukosa membrane dengan muskulus
yang berbentuk spinkter pada bagian bawah dari kandung kemih. Letaknya agak ke
atas orivisium internal dari uretra pada kandung kemih, dan terbentang sepanjang 1,5
inchi (3,75 cm) pada wanita dan 7-8 inchi (18,75 cm) pada pria. Uretra pria dibagi atas
pars prostatika, pars membrane, dan pars kavernosa.
Fungsi uretra yaitu untuk transport urine dari kandung kencing ke meatus eksterna,
uretra merupakan sebuah saluran yang berjalan dari leher kandung kencing ke lubang
air.
Pembentukan Urin
Urin merupakan larutan kompleks yang terdiri dari sebagian besar air (96%) air dan
sebagian kecil zat terlarut (4%) yang dihasilkan oleh ginjal, disimpan sementara dalam
kandung kemih dan dibuang melalui proses mikturisi.

Urin dihasilkan dari penyaringan darah yang dialirkan melalui cabang aorta abdominalis
yaitu arteri renalis oleh nefron-nefron yang ada di ginjal. Nefron-nefron itu melakukan
fungsi-fungsi seperti Filtrasi, Reabsorbsi, dan Sekresi.
Proses pembentukan urin, yaitu :
a. Filtrasi (penyaringan) : capsula bowman dari badan malpighi menyaring darah dalam
glomerulus yang mengandung air, garam, gula, urea dan zat bermolekul besar (protein
dan sel darah) sehingga dihasilkan filtrat glomerulus (urin primer). Di dalam filtrat ini
terlarut zat seperti glukosa, asam amino dan garam-garam.

b. Reabsorbsi (penyerapan kembali) : dalam tubulus kontortus proksimal zat dalam urin
primer yang masih berguna akan direabsorbsi yang dihasilkan filtrat tubulus (urin
sekunder) dengan kadar urea yang tinggi.
c. Sekresi (pengeluaran) : dalam tubulus kontortus distal, pembuluh darah
menambahkan zat lain yang tidak digunakan dan terjadi reabsorbsi aktif ion Na+ dan
Cl- dan sekresi H+ dan K+. Selanjutnya akan disalurkan ke tubulus kolektifus ke pelvis
renalis.

diposting oleh aryaulilalbab-fkm12 pada 05 October 2012


di Kesehatan - 1 komentar

Gambar Ginjal (Anonymous, 2012)

Ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula renalis. Lapisan luar terdapat
korteks renalis dan lapisan sebelah dalam disebut medula renalis. Didalam ginjal
terdapat nefron yang merupakan bagian terkecil dari ginjal. Nefron terbentuk dari 2
komponen utama yaitu (1). Glomerulus dan kapsula Bowmans sebagai tempat air dan
larutan difiltrasi dari darah. (2). Tubulus yaitu tubulus proksimal, ansa henle, tubulus
distalis dan tubulus kolagentes yang mereabsorpsi material penting dari filtrat yang
memungkinkan bahan-bahan sampah dan material yang tidak dibutuhkan untuk tetap
dalam filtrat dan mengalir ke pelvis renalis sebagai urin. Ginjal diperkirakan mempunyai
1.000.000 nefron.
Fungsi ginjal terdiri dari :
1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksin atau racun
2. Mempertahankan suasana keseimbangan cairan

3. Mempertahankan keseimbangan asam dan basa dari cairan tubuh


4. Mempertahankan keseimbangan garam-garam dan zat-zat di dalam tubuh
5. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum, kreatinin dan
amoniak.
Fisiologi ginjal normal
Filtrasi glomerular
Kapiler glomerulus secara relatif bersifat impermeable terhadap protein plasma yang
lebih besar dan cukup permeable terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti
elektrolit, asam amino, glukosa dan sisa nitrogen. Kapiler glomerulus mengalami
kenaikan tekanan darah (90 mmHg vs 10-30 mmHg). Kenaikan ini terjadi karena
arteriole aferen yang mengarah ke kapiler glomerulus mempunyai diameter yang lebih
besar dan memberikan sedikit tahanan daripada kapiler yang lain. Secara proporsional
arteriole aferen lebih besar diameternya dari arteriole eferen. Berliter-liter darah
didorong keruang yang lebih kecil , mendorong air dan partikel kecil terlarut dari plasma
masuk kedalam kapsula Bowmans. Tekanan darah terhadap dinding pembuluh ini
disebut tekanan hidrostatik (TH). Gerakan masuk kedalam kapsula Bowmans disebut
filtrasi glomerulus dan materi yang masuk kedalam kapsula Bowmans disebut filtrat .
Tiga faktor lain yang ikut serta dalam filtrasi : TH dan tekanan osmotik (TO) dari filtrat
dalam kapsula Bowmans dan TO plasma. Tekanan osmotik adalah tekanan yang
dikeluarkan oleh air (pelarut lain) pada membran semipermeable sebagai usaha untuk
menembus membran kedalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang tidak
dapat melewati membran semipermeable.
Proses pembentukan urin
Glomerulus berfungsi sebagai ultra filtrasi, pada kapsula bowmens berfungsi untuk
menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadi penyerapan
kembali dari zat-zat yang sudah disaring pada glomelurus, sisa cairan akan diteruskan
ke ginjal kemudian ke ureter.
Terdapat 3 tahap pembentukan urin :
1. Proses filtrasi : terjadi diglomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferent lebih
besar dari permukaan aferent lebih besar dari permukaan eferent maka terjadi
penyerapan darah, sedangkan sebagian yang tersaring adalah bagian cairan darah
kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh kapsula bowmens yang terdiri
dari glukosa, air, sodium,klorida, sulfat, bikarbonat dll kemudian diteruskan ke tubulus
ginjal.

2. Proses reabsorpsi : terjadi penyerpan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fosfat dan beberapa ion bikarbonat, prosesnya terjadi di tubulus proximal.
Penyerapan terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif
3. Proses sekresi : sisa penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus diteruskan ke
ginjal kemudian dialirkan keluar

PERLU DIKETAHUI JUGA >>>


Aliran darah ke ginjal -+ 1200ml/ menit, berat kedua ginjal 300 gr, tempat pencucian
darah ada di dalam glomerulus (ada di korteks ginjal), urin dari ginjal dikeluarkan
melalui ureter, 1 ginjal mengandung 1.000.000 nefron dan apabila nefron mengalami
kerusakan maka tidak bisa regenerasi (maka dari itu, mulai dari sekarang kita
sebaiknya menjaga pola makan dan melakukan gaya hidup sehat), apabila usia
menginjak 49 tahun jumlah nefron berkurang 10% dan pengurangan ini berlaku
kelipatan setiap 10 tahun selanjutnya, pada keadaan normal gula dire-absorpsi/ tidak
dikeluarkan terikut urin, hormon yang berperan dalam regulasi air di ginjal yaitu
aldosteron dan ADH (Anti Diuretic Hormon), volume keseluruhan air dalam tubuh -+ 5
liter, konsumsi air normal antara 1-2 liter dan jumlah ini juga tergantung aktifitas
keseharian, istilah sekresi dan ekskresi dalam metabolisme berbeda dimana sekresi
merupakan proses pengeluaran yg masih ada dalam ginjal sedangkan ekskresi ada di
luar ginjal.
Kenapa diabetes biasa juga disebut kencing manis? Karena dalam urin penderita
diabetes (diabetesi) terkandung gula sederhana dimana hal ini tidak terjadi dalam
keadaan normal (dalam keadaan normal gula direabsorpsi, sehingga tidak sampai
diekskresikan). Biasanya air kencing diabetesi dikerumini semut. Dalam keadaan
normal, gula darah dirombak menjadi energi oleh bantuan hormon insulin. Sedangkan
pada penderita diabetes, gula darah banyak yang tidak bisa dirombak menjadi energi
dikarenakan hormon insulin kurang peka/ jumlah hormon insulin kurang/
ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin. Sehingga hal ini
menyebabkan banyak gula darah yang ikut aliran darah dan sampai ke ginjal,
selanjutnya akan diekskresikan melalui saluran urinase karena ginjal tidak mampu
mereabsorpsi gula darah dalam jumlah besar.
Batu ginjal (nephrolithiasis) bisa disebabkan karena seseorang terlalu banyak
mengkonsumsi kalsium/ fosfat, senyawa ini bisa menggumpal membentuk kristal dan
mengendap dalam ginjal (tepatnya dalam pelvis) dan bisa sampai ureter.
#Bagian bawah (PERLU DIKETAHUI JUGA >>>) disarikan dari materi kuliah Fisiologi
Manusia di Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Brawijaya Malang

FISIOLOGI GINJAL
GINJAL

Pendahuluan
Terdapat dua sistem yang mengatur keseimbangan volume dan komposisi cairan tubuh.
Sistem itu adalah :
Sistem Gastro Intestinal
Sistem Regulasi Ginjal Cairan Tubuh
Fungsi Ginjal
Fungsi Utama dari ginjal : Mempertahankan komposisi dan volume cairan tubuh agar
tetap konstan (homeostasis).
Secara spesifik, fungsi ginjal antara lain :
Mempertahankan air dan osmolalitas yang normal terdapat dalam tubuh.
Mempertahankan elektrolit utama dari cairan tubuh terutama ion Na+, K+,
Bikarbonat, Cl-, dan H+.
Mengeluarkan kelebihan air dan elektrolit (terutama H+)
Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh
STRUKTUR & ANATOMI FUNGSIONAL GINJAL
STRUKTUR GINJAL
Secara makroskopis pada potongan logitudinal pada ginjal terlihat :
Saluran Eksretorius pada bagian medial dan dalam. membentuk saluran
(calyces minor, calyces mayor, pelvis dan ureter) menuju kandung kencing
(vesica urinaria)
Parenkim ginjal yang mengelilingi saluran ekskretorius yaitu medulla dan korteks
ginjal. Medulla terdiri dari beberapa struktur piramid (6-10 buah) yang apeksnya
(puncak) mengarah ke lumen calyces minor

Mikroskopis
Unit fungsional ginjal adalah nefron.
Pada manusia setiap ginjal terdiri atas 1-1,5 juta nefron.
Nefron terdiri atas Glomerulus (kapsula Bowman) dan Tubulus.
Tubulus terdiri atas tiga bagian utama yaitu Tubulus Proksimalis, Loop of Henle
(lengkungan Henle) dan nefron Distalis.
Beberapa nefron Distalis akan bergabung membentuk tubulus kolektivus
Nefron dibedakan atas 2 jenis yaitu :
Nefron Kortikalis nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks
dengan lengkungan henle yang pendek tetapi tetap berada pada korteks atau
mengadakan penetrasi hanya sampai pada zona luar medulla
Nefron Juxta medullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam
dari korteks dekat hubungan korteks-medulla dengan lengkungan henle yanng
panjang dan turun jauh kedalam sampai zona dalam medulla sebelum berbalik
dan kembali ke korteks.
Pada manusia kira-kira 85 % merupakan nefron kortikalis dan 15 % merupakan nefron
Juxta medullaris
Glomerulus
Glomerulus merupakan suatu jaringan kapiler yang saling beranastomosis yang berasal
dari arteriole afferent dan bersatu menuju ke arteiole efferent.
Arteriole efferent kemudian memecah diri menjadi beberapa kapiler peri tubuler yang
mengelilingi tubulus
Berdasarkan ultra struktur dari endotel, dapat dibedakan 3 jenis kapiler : Kontinu,
Fenestrata, Diskontinu
Cairan yang difiltrasi melalui Glomerularis Filtrat Glomeruli
Membrana yang dilalui Membrana Glomerularis

Tubulus
Tubulus Proximalis
Lengkungan Henle (loop of Henle)
Nefron Distalis
Tubulus Proximalis Terdiri dari :
Pars konvulata (pada korteks dekat glomerulus)
Pars recta ( bagian yang lurus melalui korteks menuju medulla)
Berfungsi mengadakan reabsorpsi bahan-bahan dari cairan tubuli dan mensekresi
bahan-bahan ke dalam tubuli
Glukosa dan asam amino direabsorpsi
Asam dan Basa organis (obat-obatan) disekresi
Lengungan Henle (Loop of Henle)
Terdiri atas :
Pars Desendens (bagian yang menurun menuju medulla)
Pars Asendens (Bagian yang naik kembali menuju korteks)
Pars Asending mengadakan kontak yang sangat dekat dengan glomerulus pada kutub
vaskuler JGA (Juxta Glomerular Apparatus)
Berfungsi mengadakan reabsorpsi bahan-bahan dari cairan tubuli dan mensekresi
bahan-bahan ke dalam tubuli
25% air dan Na+ direabsorpsi
Urea disekresi
Nefron Distalis
Tubulus Distalis

Tubulus Konektivus
Tubulus Kolektivus
Traktus Urinarius
Calyces Mayor
Calyces Minor
Pelvis Renalis
Ureter
Vesica Urinaria
Urethra
Diposkan oleh Yessy Rumengan
Fisiologi ureter, vesika urinaria, dan uretra Presentation Transcript

1. FISIOLOGI URETER, VESIKA URINARIA, DAN URETRA Present by : Andi


Fatima Asriyanti Ayu Reski Amalia Ayu Widiastuti Eka Satriani Faiza
Husen

2. 1. URETER Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari


ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan
penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan
sebagian terletak dalam rongga pelvis.

3. Lapisan dinding ureter terdiri dari : a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan
fibrosa) b. Lapisan tengah otot polos c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan gerakan peristaltik tiap 5 menit
sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika
urinaria).

4. Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh


ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk
ke dalam kandung kemih. Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang
fasia muskulus psoas dan dilapisi oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi
pada tempat ureter terjadi pada tempat ureter meninggalkan pelvis renalis,
pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.

5. 2. VESIKA URINARIA Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis


seperti balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan ligamentum vesika umbikalis medius.

6. Bagian vesika urinaria terdiri dari : 1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap
kearah belakang dan bawah, bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium
rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan
prostate. 2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus. 3. Verteks, bagian
yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum vesika
umbilikalis. Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium
(lapisan sebelah luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa
(lapisan bagian dalam).

7. Proses Miksi (Rangsangan Berkemih). Distensi kandung kemih, oleh air kemih
akan merangsang stres reseptor yang terdapat pada dinding kandung kemih
dengan jumlah 250 cc sudah cukup untuk merangsang berkemih (proses miksi).
Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih, dan pada saat
yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter

8. Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi


spinter interus dihantarkan melalui serabut serabut para simpatis. Kontraksi
sfinger eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan
miksi. kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf saraf yang menangani
kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh

9. Bila terjadi kerusakan pada saraf saraf tersebut maka akan terjadi
inkontinensia urin (kencing keluar terus menerus tanpa disadari) dan retensi
urine (kencing tertahan).

10. 3. URETRA Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada


kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar. Pada laki- laki
uretra berjalan berkelok kelok melalui tengah tengah prostat kemudian
menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya 20 cm.

11. Uretra pada laki laki terdiri dari : 1. Uretra Prostaria 2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan
paling dalam), dan lapisan submukosa.

12. Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit
kearah atas, panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari
Tunika muskularis (sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari
vena vena, dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada

wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di
sini hanya sebagai saluran ekskresi.

13. Mau bertanya???????????????

FISIOLOGI
URETER, VESIKA URINARIA
DAN URETRA

1. Ureter
Ureter, yaitu saluran dengan panjang sekitar 25-30 cm dan garis tengah 3 mm,
mengangkut urine dari ginjal ke kandung kemih. Dari setiap ginjal duktus koligentes
menyalurkan isinya ke pelvis ginjal, yang kemudian disalurkan ke ureter. Dinding pelvis
ginjal mengandung otot polos, yang memiliki aktivitas intrinsik (yi. Tidak dikontrol oleh
saraf), dan menghasilkan gelombang kontraksi peristalsis setiap 10 detik. Gelombang
kontraksi ini mendorong urine sepanjang ureter ke kandung kemih. Setiap ureter juga
dilapisi oleh otot polos.

Ureter terletak di posterior dinding abdomen, di luar rongga peritonium, yang memasuki
kandung kemih dalam sudut miring, maisng-masing di sisi dasar area berotot yang
disebut trigon yang bagian apeksnya adalah lubang uretra. Ketika urine terkumpul di
kandung kemih, ureter tertekan yang secara efektif membentuk suatu katup (katup
vesikoureteral), yang mencegah refluks urine.
2. Vesika Urinaria
Vesika urinaria (kandung kemih): terletak tepat di belakang os pubis, merupakan tempat
penyimpanan urine yang berdinding otot kuat, bentuknya bervariasi sesuai dengan
jumlah urine yang dikandung. Kandung kemih pada waktu kosong terletak dalam
rongga pelvis, sedangkan dalam keadaan penuh dinding atas terangkat masuk ke
dalam region hipogastrika. Apeks kandung kemih terletak di belakang pinggir atas
simfisis pubis dan permukaan posteriornya berbentuk segitiga. Bagian sudut
superateral merupakan muara ureter dan sudut inferior membentuk uretra.
Bagian atas kandung kemih ditutupi oleh peritoneum yang membentuk eksavasio
retrovesikalis sedangkan bagian bawah permukaan posterior dipisahkan dari rektum
oleh duktus deferens, vesika seminalis, dan vesika retrovesikalis. Permukaan superior
seluruhnya ditutupi oleh peritoneum dan berbatasan dengan gulungan ileum dan kolon
sigmoid sepanjan lateral permukaan teritoneum melipat ke dinding lateral pelvis.
a.

Lapisan Otot

Lapisan otot kandung kemih terdiri atas otot polos yang tersusun dan saling berkaitan
disebut muskulus detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri
vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna.
Venanya membentuk pelvikus venosus vesikalis berhubungan dengan fleksus
prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
b.

Pembuluh Limfe

Pembuluh limfe kandung kemih mengalirkan cairan limfe ke dalam nodilimpatik iliaka
interna dan eksterna.
c.

Persarafan

Persarafan vesika urinaria berasal dari fleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion
simpatikus berasal dari ganglion lumbalis I dan II, yang berjalan turun ke kandung
kemih melalui fleksus hipograstikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar dari
nervus splenikus yang berasal dari nevus sakralis II, III, dan IV berjalan melalui
hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.

Sebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar dari kandung kemih menuju
system susunan saraf pusat melalui nervus splanknikus pelvikus berjalan bersama
saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk ke dalam segmen lumbal 1 dan 2
medula spinalis.
3. Uretra
Urine dikeluarkan melalui uretra. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada uretra pria:
hanya 4 cm panjangnya dibandingkan dengan panjang sekitar 20 cm pada pria.
Perbedaan anatomis ini menyebabkan insiden infeksi saluran kemih asendens lebih
tinggi pada wanita. Dengan demikian, hitung koloni yang lebih daripada 100.000 sel
bakteri per milimeter urine dianggap bermakna patologis. Sfingter eksternal adalah otot
rangka dan berada di bawah pengendalian volunter. Uretra pada pria memiliki fungsi
ganda sebagai saluran untuk urine dan spermatozoa, melalui koitus.
Beranda
Blogger templates

Click Here to Get More Images @ MyNiceProfile.com

Translate
Select Language
hello . . .

ien ^^. Diberdayakan oleh Blogger.


FISIOLOGI URETER, VESIKA URINARIA DAN URETRA
Posted in

FISIOLOGI URETER, VESIKA URINARIA DAN URETRA

1. Ureter
Ureter, yaitu saluran dengan panjang sekitar 25-30 cm dan garis tengah 3 mm,
mengangkut urine dari ginjal ke kandung kemih. Dari setiap ginjal duktus koligentes
menyalurkan isinya ke pelvis ginjal, yang kemudian disalurkan ke ureter. Dinding pelvis
ginjal mengandung otot polos, yang memiliki aktivitas intrinsik (yi. Tidak dikontrol oleh
saraf), dan menghasilkan gelombang kontraksi peristalsis setiap 10 detik. Gelombang
kontraksi ini mendorong urine sepanjang ureter ke kandung kemih. Setiap ureter juga
dilapisi oleh otot polos.
Ureter terletak di posterior dinding abdomen, di luar rongga peritonium, yang memasuki
kandung kemih dalam sudut miring, maisng-masing di sisi dasar area berotot yang
disebut trigon yang bagian apeksnya adalah lubang uretra. Ketika urine terkumpul di
kandung kemih, ureter tertekan yang secara efektif membentuk suatu katup (katup
vesikoureteral), yang mencegah refluks urine.
2. Vesika Urinaria
Vesika urinaria (kandung kemih): terletak tepat di belakang os pubis, merupakan tempat
penyimpanan urine yang berdinding otot kuat, bentuknya bervariasi sesuai dengan
jumlah urine yang dikandung. Kandung kemih pada waktu kosong terletak dalam
rongga pelvis, sedangkan dalam keadaan penuh dinding atas terangkat masuk ke
dalam region hipogastrika. Apeks kandung kemih terletak di belakang pinggir atas
simfisis pubis dan permukaan posteriornya berbentuk segitiga. Bagian sudut
superateral merupakan muara ureter dan sudut inferior membentuk uretra.
Bagian atas kandung kemih ditutupi oleh peritoneum yang membentuk eksavasio
retrovesikalis sedangkan bagian bawah permukaan posterior dipisahkan dari rektum
oleh duktus deferens, vesika seminalis, dan vesika retrovesikalis. Permukaan superior
seluruhnya ditutupi oleh peritoneum dan berbatasan dengan gulungan ileum dan kolon
sigmoid sepanjan lateral permukaan teritoneum melipat ke dinding lateral pelvis.
a.

Lapisan Otot
Lapisan otot kandung kemih terdiri atas otot polos yang tersusun dan saling berkaitan
disebut muskulus detrusor vesikae. Peredaran darah vesika urinaria berasal dari arteri
vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaka interna.

Venanya membentuk pelvikus venosus vesikalis berhubungan dengan fleksus


prostatikus yang mengalirkan darah ke vena iliaka interna.
b.

Pembuluh Limfe
Pembuluh limfe kandung kemih mengalirkan cairan limfe ke dalam nodilimpatik iliaka
interna dan eksterna.

c.

Persarafan
Persarafan vesika urinaria berasal dari fleksus hipogastrika inferior. Serabut ganglion
simpatikus berasal dari ganglion lumbalis I dan II, yang berjalan turun ke kandung
kemih melalui fleksus hipograstikus. Serabut preganglion parasimpatis yang keluar dari
nervus splenikus yang berasal dari nevus sakralis II, III, dan IV berjalan melalui
hipogastrikus inferior mencapai dinding vesika urinaria.
Sebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar dari kandung kemih menuju
system susunan saraf pusat melalui nervus splanknikus pelvikus berjalan bersama
saraf simpatis melalui pleksus hipogastrikus masuk ke dalam segmen lumbal 1 dan 2
medula spinalis.
3. Uretra
Urine dikeluarkan melalui uretra. Uretra wanita jauh lebih pendek daripada uretra pria:
hanya 4 cm panjangnya dibandingkan dengan panjang sekitar 20 cm pada pria.
Perbedaan anatomis ini menyebabkan insiden infeksi saluran kemih asendens lebih
tinggi pada wanita. Dengan demikian, hitung koloni yang lebih daripada 100.000 sel
bakteri per milimeter urine dianggap bermakna patologis. Sfingter eksternal adalah otot
rangka dan berada di bawah pengendalian volunter. Uretra pada pria memiliki fungsi
ganda sebagai saluran untuk urine dan spermatozoa, melalui koitus.

Anatomi ginjal dan saluran kemih


Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk
homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur
kesetimbangan cairan dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada
manusia, masing-masing di sisi kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak

retroperitoneal (di belakang peritoneum). Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi
juga dengan sepasang ureter, sebuah vesika urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan
uretra yang membawa urine ke lingkungan luar tubuh.
Ginjal
Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terdapat sepasang (masingmasing satu di sebelah kanan dan kiri vertebra) dan posisinya retroperitoneal. Ginjal
kanan terletak sedikit lebih rendah (kurang lebih 1 cm) dibanding ginjal kiri, hal ini
disebabkan adanya hati yang mendesak ginjal sebelah kanan. Kutub atas ginjal kiri
adalah tepi atas iga 11 (vertebra T12), sedangkan kutub atas ginjal kanan adalah tepi
bawah iga 11 atau iga 12. Adapun kutub bawah ginjal kiri adalah processus transversus
vertebra L2 (kira-kira 5 cm dari krista iliaka) sedangkan kutub bawah ginjal kanan
adalah pertengahan vertebra L3. Dari batas-batas tersebut dapat terlihat bahwa ginjal
kanan posisinya lebih rendah dibandingkan ginjal kiri.

Syntopi ginjal
Ginjal kiri

Ginjal kanan

Dinding dorsal
gaster
Pankreas
Limpa

Lobus kanan hati

Vasa lienalis

Duodenum pars
descendens

Usus halus

Fleksura hepatica

Anterior

Fleksura lienalis

Usus halus

Posterior

Diafragma, m.psoas major, m. quadratus


lumborum, m. transversus
abdominis(aponeurosis), n.subcostalis,
n.iliohypogastricus, a.subcostalis,
aa.lumbales 1-2(3), iga 12 (ginjal kanan)
dan iga 11-12 (ginjal kiri).

Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:


Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus
renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal
dan tubulus kontortus distalis.
Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus,
lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).
Columna renalis, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal
Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks
Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf
atau duktus memasuki/meninggalkan ginjal.
Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan
calix minor.
Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.
Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.
Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan
antara calix major dan ureter.
Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.

Unit fungsional ginjal disebut nefron. Nefron terdiri dari korpus renalis/Malpighi (yaitu
glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus
kontortus distal yang bermuara pada tubulus pengumpul. Di sekeliling tubulus ginjal
tersebut terdapat pembuluh kapiler,yaitu arteriol (yang membawa darah dari dan
menuju glomerulus) serta kapiler peritubulus (yang memperdarahi jaringan ginjal)
Berdasarkan letakya nefron dapat dibagi menjadi: (1) nefron kortikal, yaitu nefron di
mana korpus renalisnya terletak di korteks yang relatif jauh dari medula serta hanya
sedikit saja bagian lengkung Henle yang terbenam pada medula, dan (2) nefron juxta
medula, yaitu nefron di mana korpus renalisnya terletak di tepi medula, memiliki

lengkung Henle yang terbenam jauh ke dalam medula dan pembuluh-pembuluh darah
panjang dan lurus yang disebut sebagai vasa rekta.
Ginjal diperdarahi oleh a/v renalis. A. renalis merupakan percabangan dari aorta
abdominal, sedangkan v.renalis akan bermuara pada vena cava inferior. Setelah
memasuki ginjal melalui hilus, a.renalis akan bercabang menjadi arteri sublobaris yang
akan memperdarahi segmen-segmen tertentu pada ginjal, yaitu segmen superior,
anterior-superior, anterior-inferior, inferior serta posterior.
Ginjal memiliki persarafan simpatis dan parasimpatis. Untuk persarafan simpatis ginjal
melalui segmen T10-L1 atau L2, melalui n.splanchnicus major, n.splanchnicus imus dan
n.lumbalis. Saraf ini berperan untuk vasomotorik dan aferen viseral. Sedangkan
persarafan simpatis melalui n.vagus.
Ureter

Ureter merupakan saluran sepanjang 25-30 cm yang membawa hasil penyaringan


ginjal (filtrasi, reabsorpsi, sekresi) dari pelvis renalis menuju vesica urinaria. Terdapat
sepasang ureter yang terletak retroperitoneal, masing-masing satu untuk setiap ginjal.
Syntopi ureter
Ureter kiri

Ureter kanan
Duodenum pars
descendens
Ileum terminal

Kolon sigmoid

a/v. colica dextra

a/v. colica sinistra

a/v.ileocolica

Anterior

a/v. testicularis/ovarica mesostenium

Posterior

M.psoas major, percabangan a.iliaca


communis
Laki-laki: melintas di bawah lig. umbilikal
lateral dan ductus deferens
Perempuan: melintas di sepanjang sisi cervix
uteri dan bagian atas vagina

Ureter setelah keluar dari ginjal (melalui pelvis) akan turun di depan m.psoas major, lalu
menyilangi pintu atas panggul dengan a.iliaca communis. Ureter berjalan secara
postero-inferior di dinding lateral pelvis, lalu melengkung secara ventro-medial untuk
mencapai vesica urinaria. Adanya katup uretero-vesical mencegah aliran balik urine
setelah memasuki kandung kemih. Terdapat beberapa tempat di mana ureter
mengalami penyempitan yaitu peralihan pelvis renalis-ureter, fleksura marginalis serta
muara ureter ke dalam vesica urinaria. Tempat-tempat seperti ini sering terbentuk
batu/kalkulus.
Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis,
a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui
segmen T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus
hipogastricus superior dan inferior.
Vesica urinaria

Vesica urinaria, sering juga disebut kandung kemih atau buli-buli, merupakan tempat
untuk menampung urine yang berasal dari ginjal melalui ureter, untuk selanjutnya
diteruskan ke uretra dan lingkungan eksternal tubuh melalui mekanisme relaksasi
sphincter. Vesica urinaria terletak di lantai pelvis (pelvic floor), bersama-sama dengan
organ lain seperti rektum, organ reproduksi, bagian usus halus, serta pembuluhpembuluh darah, limfatik dan saraf.
Syntopi vesica urinaria
Vertex

Lig. umbilical medial

Infero-lateral Os. Pubis, M.obturator internus, M.levator ani


Superior

Inferoposterior

Kolon sigmoid, ileum (laki-laki), fundus-korpus


uteri, excav. vesicouterina (perempuan)
Laki-laki: gl.vesiculosa, ampula vas
deferens,rektum
Perempuan: korpus-cervis uteri, vagina

Dalam keadaan kosong vesica urinaria berbentuk tetrahedral yang terdiri atas tiga
bagian yaitu apex, fundus/basis dan collum. Serta mempunyai tiga permukaan (superior
dan inferolateral dextra dan sinistra) serta empat tepi (anterior, posterior, dan lateral
dextra dan sinistra). Dinding vesica urinaria terdiri dari otot m.detrusor (otot spiral,
longitudinal, sirkular). Terdapat trigonum vesicae pada bagian posteroinferior dan
collum vesicae. Trigonum vesicae merupakan suatu bagian berbentuk mirip-segitiga

yang terdiri dari orifisium kedua ureter dan collum vesicae, bagian ini berwarna lebih
pucat dan tidak memiliki rugae walaupun dalam keadaan kosong.
Vesicae urinaria diperdarahi oleh a.vesicalis superior dan inferior. Namun pada
perempuan, a.vesicalis inferior digantikan oleh a.vaginalis.
Sedangkan persarafan pada vesica urinaria terdiri atas persarafan simpatis dan
parasimpatis. Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor, n.splanchnicus imus,
dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun persarafan parasimpatis melalui
n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang berperan sebagai sensorik dan motorik.
Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica urinaria menuju
lingkungan luar. Terdapat beberapa perbedaan uretra pada pria dan wanita. Uretra
pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi sebagai organ seksual
(berhubungan dengan kelenjar prostat), sedangkan uretra pada wanita panjangnya
sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot
polos terusan dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra
pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya memiliki
m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih dan bersifat volunter).
Pada pria, uretra dapat dibagi atas pars pre-prostatika, pars prostatika, pars
membranosa dan pars spongiosa.
Pars pre-prostatika (1-1.5 cm), merupakan bagian dari collum vesicae dan aspek
superior kelenjar prostat. Pars pre-prostatika dikelilingi otot m. sphincter urethrae
internal yang berlanjut dengan kapsul kelenjar prostat. Bagian ini disuplai oleh
persarafan simpatis.
Pars prostatika (3-4 cm), merupakan bagian yang melewati/menembus kelenjar
prostat. Bagian ini dapat lebih dapat berdilatasi/melebar dibanding bagian
lainnya.
Pars membranosa (12-19 mm), merupakan bagian yang terpendek dan
tersempit. Bagian ini menghubungkan dari prostat menuju bulbus penis melintasi
diafragma urogenital. Diliputi otot polos dan di luarnya oleh m.sphincter urethrae
eksternal yang berada di bawah kendali volunter (somatis).
Pars spongiosa (15 cm), merupakan bagian uretra paling panjang, membentang
dari pars membranosa sampai orifisium di ujung kelenjar penis. Bagian ini
dilapisi oleh korpus spongiosum di bagian luarnya.

Sedangkan uretra pada wanita berukuran lebih pendek (3.5 cm) dibanding uretra pada
pria. Setelah melewati diafragma urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya di
antara klitoris dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethrae yang

bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tidak seperti uretra pria, uretra pada
wanita tidak memiliki fungsi reproduktif.

Referensi:
Netter FH. Atlas of Human Anatomy. 4th ed. US: Saunders; 2006.
Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5 thed. US: FA Davis
Company; 2007.
Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001.
Fisiologi Ureter, vesika urinaria dan uretra
1. URETER
Terdiri dari 2 saluran pipa masing masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih
(vesika urinaria) panjangnya 25 30 cm dengan penampang 0,5 cm. Ureter
sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding ureter terdiri dari :
a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
b. Lapisan tengah otot polos
c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan gerakan peristaltik tiap 5 menit sekali
yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).
Gerakan peristaltik mendorong urin melalui ureter yang dieskresikan oleh ginjal dan
disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui osteum uretralis masuk ke dalam
kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan dilapisi
oleh pedtodinium. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter terjadi pada tempat
ureter meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh sekitarnya
mempunyai saraf sensorik.

2. VESIKULA URINARIA ( Kandung Kemih )


Kandung kemih dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet, terletak di
belakang simfisis pubis di dalam ronga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan
ligamentum vesika umbikalis medius.
Bagian vesika urinaria terdiri dari :
1. Fundus, yaitu bagian yang mengahadap kearah belakang dan bawah, bagian ini
terpisah dari rektum oleh spatium rectosivikale yang terisi oleh jaringan ikat duktus
deferent, vesika seminalis dan prostate.
2. Korpus, yaitu bagian antara verteks dan fundus.
3. Verteks, bagian yang maju kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum
vesika umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yaitu, peritonium (lapisan sebelah
luar), tunika muskularis, tunika submukosa, dan lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam).

Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).


Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat
pada dinding kandung kemih dengan jumlah 250 cc sudah cukup untuk merangsang
berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksi dinding kandung kemih,
dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser internus, diikuti oleh relaksasi spinter
eksternus, dan akhirnya terjadi pengosongan kandung kemih.
Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter interus
dihantarkan melalui serabut serabut para simpatis. Kontraksi sfinger eksternus secara
volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi. kontrol volunter ini hanya
dapat terjadi bila saraf saraf yang menangani kandung kemih uretra medula spinalis
dan otak masih utuh.
Bila terjadi kerusakan pada saraf saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia urin
(kencing keluar terus menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing tertahan).

Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan kranial
dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi lapisan otot
dan kontraksi spinter interna.
Peritonium melapis kandung kemih sampai kira kira perbatasan ureter masuk
kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi lurus
apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis superior
berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman dibawah kandung
kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis sepanjang arteri umbilikalis.

3. URETRA
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi
menyalurkan air kemih keluar.
Pada laki- laki uretra bewrjalan berkelok kelok melalui tengah tengah prostat
kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis kebagia penis
panjangnya 20 cm.
Uretra pada laki laki terdiri dari :
1. Uretra Prostaria
2. Uretra membranosa
3. Uretra kavernosa
Lapisan uretra laki laki terdiri dari lapisan mukosa (lapisan paling dalam), dan lapisan
submukosa.
Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubisberjalan miring sedikit kearah atas,
panjangnya 3 4 cm. Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis
(sebelah luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena vena, dan lapisan
mukosa (lapisan sebelah dalam).Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas
vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

Anatomifisiologi kandungkemih
Kandung kemih bagian dari saluran kemih yang berbentuk seperti buah pir. Sebuah
organyang dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet yang terletak di
belakang simfisis pubis. Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot
polos yang disebut
muskulusdestrusor
. Di dinding kandung kemih terdapat
scratch reseptor
yang akan bekerja memberikanstimulus sensasiberkemih apabila volume kandung kemih telah
mencapai 150 cc. Kandung kemihmengumpulkan dan menyimpan urin sampai urin siap untuk
dikeluarkan dari tubuh.Urin diproduksi oleh ginjal dan dialirkan ke kandung kemih melalui dua saluran
yangdisebut
ureter
. Ketika kandung kemih terisi penuh oleh urin akan memaksa dinding
kandungk e m i h u n t u k b e r k o n t r a k s i s e h i n g g a t i m b u l l a h k e i n g i n a n u n t u k
b e r k e m i h . K e m u d i a n u r i n dikeluarkan dari kandung kemih melalui uretra (sebuah
saluran kecil yang membawa urin darikandung kemih keluar dari tubuh). Dinding
kandung kemih terdiri dari beberapa lapisan yang berperan penting dalam
perkembangan, peningkatan, dan pengobatan kanker kandung kemihKetika dilihat di
bawah mikroskop dengan penampang yang melintang dari dinding kandung
kemih maka akan terlihat lapisan dari sel, yaitu:

Epithelium: Epithelium adalah lapisan dari sel yang berada pada bagian
dalam dind
Epithelium: Epithelium adalah lapisan dari sel yang berada pada bagian
dalam dindingkandung kemih yang dikenal sebagai
urothelium
atau
transitional epithelium
. Kebanyakan

kanker kandung kemih berada pada lapisan ini. Sel-sel ini dapat meregangkan ketika
kandungkemih sudah penuh dan menyusut saat dikosongkan.

Lamina propria: Lapisan ini adalah lapisan dari jaringan ikat dan pembuluh
darah yanglokasinya berada di bawah lapisan transitional epithelium.

Lapisan submukosa: Lapisan antara lamina propria dan muskularis propria.

Muskularis propria (destrusor muscle): Ini adalah lapisan yang terdiri dari sel-sel otot
yangmembentuk dinding kandung kemih.

Jaringan lunak perivesikel: Lapisan ini adalah lapisan terjauh dari dinding kandung kemih yangterdiri
dari lemak, jaringan fibrosa, dan pembuluh darah.Kandung kemih terdiri dari 2 bagian
utama:1.Bagian korpus: bagian utama, tempat pengumpulan urin
2.
Bagian leher: berbentuk corong, merupakan perluasan bagian korpus, berjalan ke bawah dan k e
depan menuju segitiga urogenital dan berhubungan dengan uretra.Otot polos kandung kemih
disebut juga otot detrusor. Serabut ototnya meluas ke segalaarah dan ketika
berkontraksi meningkatkan tekanan hingga 40-60 mmHg. Jadi kontraksi
ototdetrusor merupakan tahap utama pada pengososngan kandung kemih.
Potensial aksi dapatmenyebar ke seluruh otot detrusor menyebabkan kontraksi
seluruh kandung kemih pada saat yang bersamaan.
Persarafan Kandung Kemih
Persarafan utama berasal dari saraf-saraf pelvis,yang berhubungan dengan medulla spinalis
melalui pleksus sakralis (S3-S4) dari medulla spinalis.

Saraf sensorik Mendeteksi derajat regangan dalam dinding kandung kemih. Sinyal regangan
merupakansinyal yang kuat terutama berperan untuk memicu reflek pengosongan kandung kemih.


Saraf motorik Merupakan saraf parasimpatik. Saraf ini berakhir d sel ganglion yang terletak di
dalamdinding kandung kemih. Mempersarafi otot detrusor ( kontraksi kandung kemih).
Selain saraf pelvis, terdapat 2 persarafan lain, yaitu serabut motorik skeletal yang
dibawamelalui saraf pudendus ke spincter eksterna kandung kemih. Saraf ini
mengatur otot rangkavolunter pada spincter tersebut. Selain itu juga
mendapatkan persarafan simpatis dari saraf hipogastrik terutama berhbungan
dengan L2 dari medulla spinalis. Serabut simpatis merangsang pembuluh darah dan
memberi sedikit efek terhadap proses kontraksi kandung kemih.
USUS BESAR (Da Chang) Usus besar teletak di dalam rongga perut, ujung atasnya
dihubungkan dengan usus kecil oleh ileococum dan ujung bawahnya berhubungan dengan paru
sebagai hubungan luar dalam. Fungsi Fisiologis Usus Besar Mengadakan transportasi ampas
makanan dan pembuangan amapas itu. Jadi fungsi utamanya adalah menerim sisa materi yang
dikirim dari usus kecil dan diproses untuk kemudian dikeluarkan melalui anus berbentuk tinja
sebagai pembuangan yang dikeluarkan oleh tubuh Fenomena Patologis Usus Besar Adanya
faktor panas dalam usus besar , sehingga terjadi pembatuan dari BAB kering,
konstipasiampas makanan stasis makanan dan Diet yang tidak seimbang (terlalu banayak
makan) feses lembek lembab tertimbun di dalam tubuh gangguan pencernaan sampai
diare menyebabkan diare yang lama, tidak Yang Xu limpa dan gangguan ginjal bisa
menahan BAB, prolaps rectum Akibat hubungan dengan paru sebagai luar-dalam, maka ia pun
mempunyai gejala batuk dan sesak napas. Batuk dan sesak yang disebabkan karena Si dari usus
besar diikuti dengan gejala tenggorokan bagaikan tersumbat sesuatu dan gejala Si lainnya. Pada
Se diikuti pula dengan perut kembung, muka merah, panas yang merupakan gejala dari penyakit
Se panas. Dalam ke dua hal ini, batuk dan sesak. Sekalipun gejala penyakit paru tetapi
penyebab di dalam usus besar. Kelainan Qi meridian : 1. Sakit gigi, mulut kering, hidung
tersumbat akibat rhinitis, epitaksis, penyakit tenggorokan (tonsilitis, angina dan lain-lain). 2.
Pundak, bahu, lengan, tangan pada daerah dimana berjalan meridian usus besar merasa kaku,
tidak bisa bergerak. KANDUNG KEMIH (Pang Guang) Kandung kemih terletak di bagian
bawah rongga perut. Meridiannya berhubungan dengan ginjal, disebut juga sebagai hubungan
luar dalam. Fungsi Fisiologis Kandung Kemih Fungsi utamanya adalah pengaturan Jin Ye,
cairan. Ia menyimpan air seni hasil pengolahan lambung dan usus kecil yang membentuk cairan
untuk sementara dan membuangnya apabila sudah cukup banyak tertimbun. Fungsi kandung
kemih ini akan berjalan dengan baik berkat bantuan dari Qi ginjal. Fenomena Patologis Kandung
Kemih Fungsi utama kandung kemih adalah menyimpan dan mengekskresi urine. Kandung
kemih menerima urine dari paru, usus besar dan usus kecil. Kemampuan kandung kemih untuk
menyimpan dan mengeksresi urin tergantung dari Qi ginjal dan Yang ginjal khususnya. Bila
terjadi defisiensi Qi dan Yang bisa terjadi enuresis, inkontinensia, retensi urin. Bila terjadi
lembab panas akan timbul gejala frekuensi dan nyeri saat BAK. Bila lembab panas terjadi dalam
waktu yang lama, akan mengkonsumsi cairan tubuh secara berlebihan. Hal ini akan
mengakibatkan stranguria karena adanya batu dan hematuria. Kelainan Qi meridian : Timbul
gejala sakit kepala, mata bagaikan terlepas, leher bagaikan tercabut, punggung bagaikan patah
badan tak dapat berputar ke sisi, lipatan paha bagaikan terikat, otot betis bagaikan pecah.

Fisiologi Berkemih
Pembentukan urin
Ada dua ginjal yang berbentuk kacang dan sekitar 10cm panjang, lebar 5.5cm dan
tebal 3cm. Setiap ginjal beratnya sekitar 150g dan memiliki lekukan ditandai medial
- hilus - dimana arteri ginjal dan saraf ginjal masuk dan vena renalis dan
meninggalkan ureter. Antara mereka, ginjal membuat sekitar 30ml atau lebih air
seni setiap jam (Marieb, 2003).
Sekitar 25 persen dari output jantung pergi ke ginjal (McLaren, 1996) dimana
produk sampah organik dibuang di juta atau sehingga nefron (Gambar 2) di setiap
ginjal. Produksi urin normal, oleh karena itu, tergantung pada aliran darah ke ginjal
yang normal. Nefron adalah unit fungsional dari ginjal. Nefron mengizinkan bagian
dari beberapa zat keluar dari tubuh tetapi membatasi perjalanan orang lain,
misalnya, sel-sel darah dan protein yang besar.
Penyaringan
Saat darah mengalir melalui glomerulus (jaringan kapiler yang merupakan bagian
dari nefron), banyak cairan dan produk limbah dalam darah dipaksa keluar melalui
dinding kapiler, disaring, dan kemudian mengalir ke dalam kapsul Bowman (Gambar
2 ).
Kapsul Bowman adalah secangkir berdinding ganda endotel yang mengelilingi
glomerulus. Filtrat glomerular ini (sekitar 125ml per menit) terdiri dari air, glukosa,
limbah garam seperti natrium dan kalium, dan urea. Urea adalah produk limbah
yang paling berlimpah diekskresikan oleh ginjal dan dibentuk dari amoniak, zat
yang sangat beracun. Amonia terbentuk dalam hati dari pemecahan asam amino.
Penyerapan
Banyak dari filtrat glomerulus, termasuk sebagian besar air, diserap ke dalam
kapiler yang mengelilingi tubulus proksimal dan distal berbelit-belit, lengkung Henle

dan tubulus pengumpul. Semua glukosa akan diserap kecuali kadar glukosa darah
yang tinggi - lebih dari 8,9 milimol per liter (mmol / l) atau 160 miligram per
desiliter (mg / dl) - dalam hal ini glukosa beberapa akan diekskresikan dalam urin.
Natrium juga diserap tetapi jumlah bervariasi, tergantung pada seberapa banyak
tubuh membutuhkan untuk mempertahankan konsentrasi konstan dari ion natrium
dalam darah.
Pengeluaran
Ini adalah tahap akhir pembentukan urin, dan terjadi pada tubulus distal dan
pengumpul. Zat baik menyebar atau secara aktif diangkut keluar dari kapiler dan ke
dalam tubulus pengumpul untuk dibuang dalam urin.
Ion hidrogen, ion kalium, amonia dan beberapa obat semua disekresikan pada
tahap ini dan ginjal memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan asambasa dalam tubuh.
Akhir komposisi urin
Komposisi terakhir dari urin adalah hasil dari penyaringan, penyerapan dan sekresi
oleh nefron. Ginjal menghasilkan, rata-rata satu setengah liter air seni setiap hari ini sebagian besar terdiri dari air, berwarna jerami dan memiliki gravitasi spesifik
1,005-1,030.
Urea, asam urat, kreatinin, natrium klorida dan ion kalium semua konstituen normal
urin. Darah, keton dan glukosa tidak, dan kehadiran mereka dapat mengindikasikan
penyakit.
Ureter
Urin melewati dari ginjal ke kandung kemih melalui ureter mana disimpan sampai
dihilangkan melalui uretra. Urine dipindahkan sepanjang ureter ke kandung kemih
oleh kontraksi peristaltik dan gravitasi.
Ureter adalah tabung berotot tentang jangka 30cm. Mereka melekat erat pada
dinding posterior abdomen dan bersifat retroperitoneal, mereka tidak memasuki
rongga peritoneal. Bukaan saluran kemih ke kandung kemih diratakan (celah
berbentuk) bukan bulat. Hal ini disebabkan oleh sudut miring di mana ureter masuk
ke kandung kemih, yang membantu untuk mencegah aliran balik air kemih ke
dalam ureter ketika kontrak kandung kemih.
Penyimpanan urin
Kandung kemih adalah kantung, otot berongga yang terletak di panggul. Pada lakilaki, dasar kandung kemih terletak di antara rektum dan simfisis pubis sementara
pada wanita dasar berada di bawah rahim dan anterior vagina.
Kandung kemih menyimpan urin dan dapat memuat kira-kira satu liter saat penuh.
Hal ini diadakan dalam posisi oleh peritoneum sekitarnya (meskipun hanya
permukaan atas terletak di peritoneum) dan oleh ligamen yang kuat umbilikalis.
Kandung kemih dilapisi oleh mukosa. Hal ini terutama tebal di daerah sekitar
bukaan ureter dan uretra persimpangan dengan, dimana mukosa bertindak sebagai
saluran untuk menyalurkan urin ke uretra ketika kontrak kandung kemih. Selama
berkemih, otot-otot yang kuat pada dinding kandung kemih (otot detrusor) kompres
kandung kemih, mendorong isinya ke urethra.
Pengendalian mengosongkan kandung kemih

Pembukaan, digambarkan sebagai leher kandung kemih, antara kandung kemih dan
uretra, ditutup oleh dua cincin otot - sphincters internal dan eksternal. Sphincter
internal yang mengandung serat otot polos dan otot normal serat ini terus itu
dikontrak, karena itu tidak berada di bawah kontrol sukarela. Sphincter eksternal
dibentuk dari sebuah band melingkar otot rangka yang disediakan oleh saraf
pudenda dan berada di bawah kontrol sukarela. Serat ini tetap dikontrak, sebagai
hasil dari stimulasi sistem saraf pusat, kecuali selama berkemih ketika mereka
bersantai.
Uretra
Uretra daun kandung kemih pada titik yang paling rendah dan memanjang dari sana
ke luar tubuh. Pada wanita, ini keluar dekat dinding anterior vagina dan 3-5cm
panjang. Karena uretra pendek dan keluar begitu dekat dengan anus, perempuan
sangat rentan terhadap infeksi saluran kemih.
Pada pria, uretra meluas ke ujung penis, total jarak hingga 20cm (Martini, 2002). Ini
memiliki empat bagian:
- Uretra prostat, yang melewati pusat kelenjar prostat;
- Uretra berselaput, bagian tengah pendek, berjalan melalui lantai panggul otot;
- Uretra bulbar, yang dikelilingi oleh korpus spongiosum. Kontraksi serat-serat otot
yang membantu mengosongkan uretra pada akhir berkemih;
- Uretra penis, yang mencapai ujung penis.
Pengencingan
Pada tingkat yang paling dasar, berkemih adalah refleks sederhana (Silverthorn,
2003) yang ditampilkan oleh bayi yang tidak terlatih toilet (Gambar 3).
Ketika volume urin di kandung kemih mencapai sekitar 250ml, reseptor regangan
pada dinding kandung kemih dirangsang dan membangkitkan serabut parasimpatis
yang menyampaikan informasi sensorik ke daerah sacral tulang belakang. Informasi
ini terintegrasi dalam tulang belakang dan diteruskan ke dua set berbeda neuron.
Motor neuron parasimpatis bersemangat dan bertindak untuk kontrak otot-otot
detrusor di kandung kemih sehingga meningkatkan tekanan kandung kemih dan
sfingter internal yang terbuka. Pada saat yang sama, neuron motorik somatik
memasok sphincter eksternal melalui saraf pudenda terhambat, memungkinkan
sphincter eksternal untuk membuka dan urin mengalir keluar, dibantu oleh
gravitasi.
Pengendalian berkemih
Anak-anak dan orang dewasa memiliki kendali besar atas kapan dan di mana
mereka lulus urin. Mereka juga dapat meningkatkan atau menurunkan laju aliran
dan bahkan berhenti dan mulai lagi, sehingga berkemih jelas lebih dari sekedar
refleks sederhana. Kontrol ini dipelajari pada masa bayi dan melibatkan serabut
sensoris lainnya dalam dinding kandung kemih. Serat ini menyampaikan informasi
pada tingkat kepenuhan kandung kemih melalui tulang belakang ke pusat-pusat
yang lebih tinggi dari otak, thalamus dan korteks serebral. Hal ini menyebabkan kita
menjadi sadar bahwa kita perlu untuk buang air kecil dan urgensi situasi.
Link ini antara tulang belakang dan korteks serebral tidak didirikan sampai sekitar
dua tahun dan disarankan bahwa toilet-pelatihan fisiologis karenanya tidak mungkin

sampai saat itu (Martini, 2002).


Otak mampu untuk mengesampingkan refleks berkemih oleh serabut saraf
parasimpatis menghambat motor ke kandung kemih dan memperkuat kontraksi
sfingter eksternal (Martini, 2002). Sphincter internal tidak akan membuka sampai
sfingter eksternal tidak.
Peningkatan volume kandung kemih meningkatkan aktivitas reseptor peregangan
dan saraf, membuat sensasi tekanan yang lebih akut. Ketika nyaman, pusat otak
menghapus hambatan dan berkemih izin di bawah kendali sadar kita. Ketika
kandung kemih berisi sekitar 500ml, tekanan mungkin memaksa membuka
sphincter internal ini pada gilirannya memaksa membuka sfingter eksternal dan
buang air kecil terjadi apakah itu nyaman atau tidak.
Kita dapat meningkatkan laju aliran urin oleh kontraksi dari otot-otot perut dan oleh
kinerja manuver Valsava itu (ekspirasi paksa melawan glotis tertutup) (McLaren,
1996). Kontraksi otot dasar panggul yang kuat dapat menghentikan urin pada
pertengahan-aliran. Suara air mengalir juga mendorong berkemih (Silverthorn,
2003) tetapi beberapa orang tidak bisa buang air kecil di hadapan orang lain, tidak
peduli seberapa besar kebutuhan mereka.
Setelah berkemih, kurang dari 10 ml urin tetap di dalam kandung kemih (Martini,
2002) dan siklus dimulai lagi.
Potensi masalah yang berhubungan dengan berkemih
Untuk berkemih normal terjadi kita perlu:
- Utuh jalur saraf pada saluran kemih;
- Tonus otot normal dalam detrusors, sfingter dan otot dasar panggul;
- Tidak adanya halangan terhadap aliran urin dalam setiap bagian dari saluran
kemih;
- Kapasitas kandung kemih normal;
- Tidak adanya faktor lingkungan atau psikologis yang dapat menghambat berkemih
(McLaren, 1996).
Kehilangan salah satu fungsi yang normal dapat menyebabkan inkontinensia
urgensi untuk berkemih atau.
Gangguan neurologis dapat termasuk stroke, penyakit Alzheimer atau kondisi di
mana saraf jalur ke dan dari tulang belakang dan otak tersumbat atau terluka.
Neurotransmitter asetilkolin (Ach) yang terlibat dalam menyampaikan sinyal saraf di
berkemih. AcH dapat diblokir dengan atropin obat, sehingga otot detrusor tidak
berkontraksi dan retensi urin akan terjadi.
Inkontinensia stres dapat terjadi pada semua usia. Hal ini terjadi bila tekanan perut
meningkat, misalnya saat bersin atau batuk. Sudut biasanya akut antara kandung
kemih dan uretra hilang bila tekanan perut naik sedikit, menyebabkan tekanan di
dalam kandung kemih meningkat.
Kelemahan dan kelemahan otot pada leher kandung kemih, sekitar uretra dan di
lantai panggul akan berarti inkontinensia yang terjadi dengan perubahan tekanan
yang relatif kecil. Inkontinensia stres dapat terjadi pada pria berikut prostatektomi,
dan pada wanita setelah melahirkan dan selama menopause sekresi estrogen
akibat penurunan (McLaren, 1996).

Batu ginjal, peradangan dan kelenjar prostat membesar semua dapat menghambat
aliran urin dan dapat berakibat pada frekuensi berkemih dan retensi urin. Kandung
kemih tumor dan kehamilan juga mengurangi kapasitas kandung kemih yang
normal. Faktor lingkungan dan psikologis juga dapat mempengaruhi kemampuan
pasien untuk buang air kecil.
Kesimpulan
Berkemih membutuhkan aktivitas terkoordinasi saraf simpatik, parasimpatis dan
somatik. Ini juga membutuhkan otot normal dan kebebasan dari rintangan fisik dan
penghambatan psikologis. Kontrol dari pusat yang lebih tinggi otak kita
memungkinkan kita untuk menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk
memungkinkan hal ini fungsi fisiologis yang penting terjadi.

PENDAHULUAN

Ginjal mempunyai fungsi untuk menyaring darah kita dari kotoran, menghasilkan hormone untuk
pengaturan tekanan darah, hormone untuk membentuk sel darah merah. Selain itu ginjal juga
berfungsi untuk mengeluarkan racun-racun sisa metabolisme dalam tubuh kita. Dua ginjal yang
Anda miliki merupakan organ yang memiliki fungsi sangat vital, seperti menyaring darah dan
menjaga keseimbangan kimiawi dalam tubuh. Kerja organ yang berbentuk seperti kacang merah
dan berukuran kira-kira sebesar kepalan tangan ini dapat terganggu oleh berbagai hal, mulai dari
infeksi saluran kemih hingga penyakit ginjal kronik. Jika ginjal sudah tidak bisa bekerja atau
berfungsi seperti semula, terapi hemodialisis dan transplantasi ginjal dapat menjadi harapan baru
bagi Anda yang mengalami gangguan fungsi ginjal kronik.
Mengenal struktur ginjal
Ginjal memiliki struktur yang cukup unik, yaitu pembuluh darah dan unit penyaring.
Proses penyaringan terjadi pada bagian kecil dalam ginjal, yang disebut dengan nefron. Setiap
ginjal memiliki sekitar satu miliar nefron. Pada nefron ini terdapat pembuluh darah kecil-kecil
kapiler yang saling jalin menjalin dengan saluran-saluran yang kecil, yaitu tubulus.
Tubulus-tubulus ini pertama kali menerima gabungan antara zat-zat buangan dan berbagai kimia
hasil metabolisme yang masih bisa digunakan tubuh. Ginjal akan memilih zat-zat kimia yang
masih berguna bagi tubuh (natrium, fosfor, dan kalium) dan mengembalikannya ke peredaran

darah dan mengeluarkan lagi kembali ke dalam tubuh. Dengan cara demikian, ginjal turut
mengatur kadar zat-zat kimia tersebut dalam tubuh.

Selain membuang sampah-sampah yang sudah tidak terpakai lagi, ginjal juga berfungsi menjadi
pabrik penghasil tiga hormon penting, yaitu:
Eritropoietin (EPO), yang merangsang sumsum tulang membuat sel-sel darah merah (eritrosit)
Renin, membantu mengatur tekanan darah.
Bentuk aktif vitamin D (kalsitriol), yang membantu penyerapan kalsium
Seputar fungsi ginjal
Ginjal adalah organ yang memiliki kemampuan yang luar biasa, diantaranya sebagai penyaring
zat-zat yang telah tidak terpakai (zat buangan atau sampah) yang merupakan sisa metabolisme
tubuh. Setiap harinya ginjal akan memproses sekitar 200 liter darah untuk menyaring atau
menghasilkan sekitar 2 liter sampah dan ekstra (kelebihan) air. Sampah dan esktra air ini akan
menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. Urin
akan disimpan di dalam kandung kemih ini sebelum dikeluarkan pada saat Anda berkemih.

Zat-zat yang sudah tidak terpakai lagi atau sampah tersebut diperoleh dari proses normal
pemecahan otot dan dari makanan yang dikonsumsi. Tubuh akan memakai makanan tersebut
sebagai energi dan untuk perbaikan jaringan. Setelah tubuh mengambil secukupnya dari
makanan, sisanya akan dikirim ke dalam darah untuk kemudian disaring di ginjal. Jika fungsi
ginjal terganggu maka kemampuan menyaring zat sisa ini dapat terganggu pula dan terjadi
penumpukan dalam darah sehingga dapat menimbulkan berbagai manifestasi gangguan terhadap
tubuh.
Protein sangat dibutuhkan untuk membangun semua bagian tubuh, seperti otot, tulang, rambut
dan kuku. Protein-protein yang ada dalam darah dapat keluar ke urin (bocor) bila unit penyaring
ginjal glomerulus sudah mengalami kerusakan. Protein yang terkandung di dalam urin,
disebut dengan albumin.

isiologi ginjal dan saluran kemih

pada kesempatan ini saya candra mencoba untuk menulis mengenai fisiologi ginjal dan
saluran kemih agar supaya para pembaca lebih mengetahui tentang fisiologi ginjal adn
saluran kemih....
semoga bermanfaat...
amien....

Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. Setiap ginjal memiliki sebuah ureter,
yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan pusat
pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih.
Dari kandung kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui
penis (pria) dan vulva (wanita).
Fungsi ginjal adalah untuk:

- Menyaring limbah metabolik


- Menyaring kelebihan natrium dan air dari darah
- Membantu membuang limbah metabolik serta natrium dan air yang berlebihan dari
tubuh
- Membantu mengatur tekanan darah
- Membantu mengatur pembentukan sel darah.
Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit penyaring (nefron).
Sebuah nefron merupakan suatu struktur yang menyerupai mangkuk dengan dinding
yang berlubang (kapsula Bowman), yang mengandung seberkas pembuluh darah
(glomerulus). Kapsula Bowman dan glomerulus membentuk korpuskulum renalis.
Darah yang masuk ke dalam glomerulus memiliki tekanan yang tinggi. Sebagian besar
bagian darah yang berupa cairan disaring melalui lubang-lubang kecil pada dinding
pembuluh darah di dalam glomerulus dan pada lapisan dalam kapsula Bowman;
sehingga yang tersisa hanya sel-sel darah dan molekul-molekul yang besar (misalnya
protein).
Cairan yang telah disaring (filtrat) masuk ke dalam rongga Bowman (daerah yang
erletak diantara lapisan dalam dan lapisan luar kapsula Bowman) dan mengalir ke
dalam tubulus kontortus proksimal (tabung/saluran di bagian hulu yang berasal dari
kapsula Bowman); natrium, air, glukosa dan bahan lainnya yang ikut tersaring diserap
kembali dan dikembalikan ke darah.
Ginjal juga menggunakan energi yang secara selektif menggerakkan molekul-molekul
yang besar (termasuk obat-obatan, misalnya penicillin) ke dalam tubulus. Molekul
tersebut dibuang ke dalam air kemih meskipun ukurannya cukup besar untuk dapat
melewati lubang-lubang pada penyaring glomerulus.
Bagian berikutnya dari nefron adalah ansa Henle.
Ketika cairan melewati ansa Henle, natrium dan beberapa elektrolit lainnya dipompa
keluar sehingga cairan yang tersisa menjadi semakin pekat.
Cairan yang pekat ini akan mengalir ke dalam tubulus kontortus distal. Di dalam tubulus
distal, semakin banyak jumlah natrium yang dipompa keluar.

Cairan dari beberapa nefron mengalir ke dalam suatu saluran pengumpul (duktus
kolektivus). Di dalam duktus kolektivus, cairan terus melewati ginjal sebagai cairan yang
pekat, atau jika masih encer, maka air akan diserap dari air kemih dan dikembalikan ke
dalam darah, sehingga air kemih menjadi lebih pekat.
Tubuh mengendalikan konsentrasi air kemih berdasarkan kebutuhannya terhadap air
melalui hormon-hormon yang kerjanya mempengaruhi fungsi ginjal.
Air kemih yang terbentuk di ginjal mengalir ke bawah melalui ureter menuju ke kandung
kemih; aliran tersebut bukan merupakan aliran yang pasif. Ureter adalah pipa/tabung
berotot yang mendorong sejumlah air kemih dalam gerakan bergelombang (kontraksi).
Setiap ureter akan masuk ke dalam kandung kemih melalui suatu sfingter. Sfingter
adalah suatu struktur muskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa
lewat) dan menutup.
Air kemih yang secara teratur mengalir dari ureter akan terkumpul di dalam kandung
kemih.
Kandung kemih ini bisa mengembang, dimana ukurannya secara bertahap membesar
untuk menampung jumlah air kemih yang semakin bertambah.
Jika kandung kemih telah penuh, maka akan dikirim sinyal saraf ke otak, yang
menyampaikan pesan untuk berkemih.
Selama berkemih, sfingter lainnya yang terletak diantara kandung kemih dan uretra
akan membuka sehingga air kemih mengalir keluar. Secara bersamaan, dinding
kandung kemih berkontraksi sehingga terjadi tekanan yang mendorong air kemih
menuju ke uretra. Tekanan ini dapat diperbesar dengan cara mengencangkan otot-otot
perut.
Sfinger pada pintu masuk kandung kemih tetap menutup rapat untuk mencegah aliran
balik air kemih ke ureter.

GEJALA-GEJALA KELAINAN GINJAL & SALURAN KEMIH


Gejala yang disebabkan oleh kelainan ginjal dan saluran kemih sangat bervariasi,
tergantung kepada bagian ginjal atau saluran kemih yang terkena.

Demam dan malaise (perasaan tidak enak badan) merupakan gejala yang umum, tetapi
infeksi kandung kemih (sistitis) biasanya tidak menyebabkan demam.
Suatu infeksi bakteri pada ginjal (pielonefritis) biasanya menyebabkan demam tinggi.
Kanker ginjal kadang menyebabkan demam.
Sebagian besar orang melakukan buang air kecil sebanyak 4-6 kali/hari, terutama pada
siang hari.
Frekuensi (sering berkemih) tanpa disertai peningkatan dalam jumlah total air kemih
dalam sehari, merupakan suatu gejala dari infeksi kandung kemih atau iritasi kandung
kemih (misalnya karena benda asing, batu atau tumor).
Tumor atau massa lainnya yang menekan kandung kemih juga bisa menyebabkan
peningkatan frekuensi berkemih.
Iritasi kandung kemih juga bisa menyebabkan disuria (nyeri ketika berkemih) dan
urgensi (desakan untuk berkemih), yang bisa dirasakan sebagai tenesmus (nyeri ketika
mengedan yang hampir dirasakan terus menerus).
Jumlah air kemih biasanya sedikit, tetapi jika penderita tidak segera berkemih, air kemih
bisa keluar dengan sendirinya (kontrol terhadap berkemih hilang).
Nokturia adalah sering berkemih pada malam hari.
Nokturia bisa tejadi pada stadium awal penyakit ginjal, tetapi bisa juga karena sebelum
tidur seseorang terlalu banyak minum, terutama alkohol, kopi atau teh.
Nokturia terjadi karena ginjal tidak dapat memekatkan air kemih dengan baik.
Nokturia juga terjadi pada penderita gagal jantung, gagal hati atau diabetes, meskipun
tidak terdapat kelainan pada saluran kemihnya.
Nokturia dengan jumlah air kemih yang sangat sedikit bisa terjadi jika air kemih
mengalir balik ke kandung kemih karena adanya penyumbatan; salah satu
penyebabnya yang paling sering ditemukan pada pria lanjut usia adalah pembesaran
kelenjar prostat.
Enuresis (ngompol) pada usia 2-3 tahun merupakan hal yang normal. Enuresis yang
terjadi setelah usia 3 tahun, menunjukkan adanya suatu masalah, misalnya:

- tertundanya kematangan otot dan saraf pada saluran kemih bagian bawah
- infeksi atau penyempitan uretra
- neurogenic bladder (tidak adekuatnya pengontrolan saraf kandung kemih).
Gejala-gejala yang sering ditemukan pada penyumbatan uretra adalah:
- keraguan untuk memulai berkemih
- kebutuhan untuk mengedan
- aliran yang lemah atau menetes
- setelah selesai berkemih, air kemih masih menetes.
Pada pria, gejala tersebut paling sering disebabkan oleh pembesaraan prostat dan
penyempitan uretra (striktur uretra).
Gejala yang sama pada anak laki-laki, bisa menunjukkan adanya kelainan bawaan
berupa penyempitan uretra atau lubang uretra yang sangat kecil. Lubang uretra yang
kecil juga bisa ditemukan pada wanita.
Inkontinensia uri (ketidakmampuan menahan buang air kecil) bisa terjadi pada berbagai
keadaan.
Sistokel (herniasi/burut kandung kemih ke dalam vagina), air kemih bisa keluar ketika
penderita tertawa, batuk, lari atau mengangkat beban berat. Sistokel biasanya terjadi
akibat peregangan dan lemahnya otot panggul (karena melahirkan) atau akibat adanya
perubahan kadar hormon estrogen pada saat menopause.
Penyumbatan pada aliran dari kandung kemih bisa menyebabkan inkontinensia jika
tekanan di dalam kandung kemih melebihi tahanan dari penyumbatan, meskipun
kandung kemih tidak sepenuhnya menjadi kosong.
Adanya gas di dalam air kemih merupakan gejala yang jarang terjadi, yang biasanya
menunjukkan adanya fistula (hubungan yang abnormal) antara saluran kemih dan usus.
Suatu fistula bisa merupakan komplikasi dari divertikulits, abses maupun kanker.
Fistula diantara kandung kemih dan vagina bisa juga menyebabkan terdapatnya gas di
dalam air kemih. Kadang bakteri di dalam air kemih juga membentuk gas.

Dalam keadaan normal, seorang dewasa membuang sekitar 1 cangkir sampai 0,9L air
kemih/hari. Berbagai penyakit ginjal menyebabkan terganggunya kemampuan ginjal
untuk memekatkan air kemih, sehingga jumlah air kemih yang dibuang melebihi 2,25L.
Jumlah air kemih yang sangat banyak biasanya merupakan akibat dari:
- tingginya kadar gula darah
- rendahnya kadar hormon antidiuretik yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa (penyakit
diabetes insipidus)
- berkurangnya respon terhadap hormon antidiuretik (diabetes insipidus nefrogenik).
Penyakit ginjal atau penyumbatan pada ureter, kandung kemih atau uretra bisa secara
mendadak menyebabkan berkurangnya produksi air kemih sampai kurang dari 2
cangkir/hari.
Jika produksi air kemih dengan jumlah kurang dari 1 cangkir/hari terus berlanjut, bisa
terjadi penimbunan limbah metabolik di dalam darah (azotemia). Penurunan jumlah air
kemih ini bisa menunjukkan adalah gagal ginjal akut atau memburuknya suatu kelainan
ginjal kronis.
Air kemih (urin) yang encer hampir tidak berwarna, sedangkan urin yang pekat
berwarna kuning tua.
Zat warna pada makanan bisa menyebabkan urin berwarna merah; sedangkan obatobatan bisa menyebabkan urin berwarna coklat, hitam, biru, hijau atau merah. Selain
karena makanan atau obat-obatan, urin yang tidak berwarna kuning adalah abnormal.
Urin coklat mungkin mengandung hasil pemecahan hemoglobin (protein pengangkut
oksigen di dalam sel darah merah) atau protein otot.
Urin yang mengandung zat warna akibat porfiria menjadi merah, sedangkan zat warna
akibat melanoma menyebabkan urin menjadi hitam.
Urin yang keruh menunjukkan adanya nanah akibat infeksi saluran kemih atau kristal
garam dari asam urat maupun asam fosfat.
Penyebab dari warna urin yang abnormal bisa diketahui dengan melakukan pemeriksan
mikroskopik terhadap sedimen urin dan analisa kimia urin.

Hematuria (darah di dalam urin) dapat menyebabkan urin berwarna merah atau coklat,
tergantung kepada jumlah darah, lamanya darah berada di dalam urin dan keasaman
urin.
Hematuria tanpa disertai nyeri bisa terjadi akibat kanker kandung kemih atau kanker
ginjal. Hematuria ini biasanya hilang timbul, dan perdarahan berhenti secara spontan
meskipun kankernya masih ada.
Penyebab lain dari hematuria adalah:
- glomerulonefritis
- batu ginjal
- kista ginjal
- penyakit sel sabit
- hidronefrosis.
Nyeri akibat penyakit ginjal biasanya dirasakan di punggung, yaitu di daerah flank
(diantara tulang rusuk dan pinggul bagian belakang). Kadang nyerinya menjalar ke
tengah-tengah perut.
Penyebabnya adalah peregangan kapsula renalis (bagian luar ginjal, yang peka
terhadap nyeri); hal ini bisa terjadi pada berbagai keadaan yang menyebabkan
pembengkakan jaringan ginjal. Jika ginjal ditekan, seringkali timbul rasa nyeri.
Jika sebuah batu ginjal melewati ureter, akan timbul nyeri yang hebat. Sebagai respon
terhadap batu, ureter berkontraksi sehingga terjadi nyeri kram yang hebat di punggung
bagian bawah, yang sering menjalar ke selangkangan. Jika batu telah sampai ke
kandung kemih, maka nyeri akan menghilang.
Nyeri pada kandung kemih paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri. Nyeri ini
biasanya dirasakan di atas tulang kemaluan dan pada ujung uretra ketika berkemih.
Penyumbatan aliran urin juga menyebabkan nyeri di atas tulang kemaluan, tetapi jika
penyumbatannya terjadi secara lambat, biasanya pelebaran kandung kemih tidak
disertai dengan nyeri.

Kanker dan pembesaran prostat biasanya tidak menimbulkan nyeri, tetapi peradangan
prostat (orostatitis) bisa menyebabkan nyeri yang samar-samar atau rasa penuh di
daerah antara anus dan kelamin.
Pada saat ejakulasi, kadang keluar semen yang berdarah. Hal ini bisa terjadi pada pria
yang menderita kelainan pembekuan.

PROSEDUR DIAGNOSTIK
Pada pemeriksaan fisik, ginjal yang normal tidak teraba dari luar, tetapi ginjal yang
membengkak atau tumor ginjal bisa teraba dari luar. Kandung kemih yang membengkak
juga bisa teraba dari luar.
Pemeriksaan colok dubur dilakukan untuk merasakan kelenjar prostat. Pemeriksaan
dalam vagina bisa membantu memberi keterangan mengenai kandung kemih dan
uretra.
Prosedur tambahan yang dilakukan untuk mendiagnosis kelainan ginjal dan saluran
kemih adalah:
- Analisa urin
- Pemeriksaan darah untuk menilai fungsi ginjal
- Prosedur imaging
- Contoh sel dan jaringan.
Analisa urin
Analisa urin rutin (urinalisis) terdiri dari analisa kimia (untuk mendeteksi protein, gula
dan keton) dan pemeriksaan mikroskopik (untuk mendeteksi sel darah merah dan sel
darah putih).
Dengan pemeriksaan ini dapat diketahui dan diukur kadar berbagai zat di dalam urin.
Biasanya digunakan sehelai plastik tipis (dipstick) yang mengandung bahan kimia yang
akan bereaksi dengan zat di dalam urin dan merubah warna urin.
Proteinuria (protein di dalam urin) bisa terjadi terus menerus atau hilang timbul,
tergantung kepada penyebabnya.

Proteinuria biasanya merupakan pertanda dari suatu penyakit ginjal, tetapi bisa juga
terjadi secara normal setelah olah raga berat (misalnya maraton).
Proteinuria juga bisa terjadi pada proteinuria ortostatik, dimana protein baru muncul di
dalam urin setelah penderitanya berdiri cukup lama, dan tidak akan ditemukan di dalam
urin setelah penderitanya berbaring.
Glukosuria (gula di dalam urin) biasanya disebabkan oleh diabetes.
Jika gula tetap ditemukan di dalam urin setelah kadar gula darah normal, maka
penyebabnya adalah kelainan di ginjal.
Ketonuria (keton di dalam urin) bisa disebabkan oleh kelaparan, diabetes yang tidak
terkontrol dan keracunan alkohol.
Keton merupakan hasil pemecahan lemak oleh tubuh.
Hematuria (darah di dalam urin) bisa diketahui melalui pemeriksaan mikroskopik
maupun dengan mata telanjang (jika darah sangat banyak, urin menjadi merah atau
coklat).
Nitrituria (nitrat di dalam urin) biasanya menunjukkan adanya infeksi, karena kadar nitrat
meningkat jika terdapat bakteri.
Leukosit esterase (enzim yang ditemukan pada sel darah putih tertentu) di dalam urin
merupakan pertanda adanya peradangan, yang paling sering disebabkan oleh infeksi
bakteri.
Pemeriksaan ini mungkin merupakan negatif palsu jika urin sangat pekat atau
mengandung gula, garam empedu, obat-obatan (misalnya rifampcin, vitamin C).
Keasaman urin bisa meningkat karena makanan tertentu.
Osmolaritas (kepekatan urin) penting dalam mendiagnosis kelainan fungsi ginjal. Bisa
dilakukan analisa terhadap contoh urin acak atau dilakukan pemeriksaan untuk menilai
kemampuan ginjal dalam memekatkan urin.
Pada salah satu tes, seseorang tidak diperbolehkan minum air atau cairan lainnya
selama 12-14 jam; sedangkan pada tes lainnya diberikan suntikan hormon vasopresin.
Kemudian kepekatan urin diukur.

Dalam keadaan normal, kedua tes seharusnya menunjukkan urin yang sangat pekat;
tetapi pada penyakit ginjal tertentu, urin menjadi sangat encer.
Dalam keadaan normal, urin mengandung sejumlah kecil sel dan pecahan lainnya yang
terlepas dari saluran kemih bagian dalam.
Pada penderita kelainan saluran kemih, pecahan dan sel tersebut terdapat dalam
jumlah yang berlebihan, sehingga jika urin disentrifugasi (diputar dalam alat khusus)
akan terbentuk sedimen (endapan). Sedimen ini dapat diperiksa dengan mikroskop
untuk mengetahui penyakit yang diderita.
Pembiakan urin adalah suatu proses untuk menumbuhkan bakteri pada urin, yang
dilakukan untuk mendiagnosis suatu infeksi saluran kemih.
Contoh urin yang belum terkontaminasi bisa diperoleh melalui:
- metoda clean-catch
- kateter yang dimasukkan melalui uretra ke kandung kemih
- jarum yang ditusukkan melalui dinding perut ke kandung kemih (aspirasi jarum
suprapubik).
Tes Fungsi Ginjal
Fungsi ginjal bisa dinilai melalui analisa darah dan urin.
Laju penyaringan ginjal bisa diperkirakan dengan cara mengukur kreatinin serum.
Kadar urea nitrogen darah juga bisa menunjukkan fungsi ginjal.
Creatinine clearance adalah tes yang lebih akurat, yang menggunakan suatu rumus
yang menghubungkan kadar serum kreatinin dengan usia, berat badan dan jenis
kelamin.
Prosedur Imaging
Foto polos abdomen dapat memperlihatkan ukuran dan letak ginjal, tetapi kedua hal
tersebut biasanya akan terlihat lebih baik pada pemeriksaan USG.
Urografi intravena adalah suatu teknik rontgen yang digunakan untuk menampilkan
ginjal dan saluran kemih bagian bawah.

Suatu zat radioopak disuntikkan melalui pembuluh vena. Zat tersebut akan terdapat
dalam ginjal biasanya dalam waktu kurang dari 5 menit. Kemudian dilakukan
pemotretan, yang hasilnya akan menunjukkan gambaran ginjal serta perjalanan zat
radioopak ke dalam kandung kemih.
Jika ginjal tidak berfungsi dengan baik, maka urografi intravena tidak akan memberikan
hasil yang baik, karena ginjal tidak dapat mengkonsentrasikan zat radioopak di dalam
ginjal.
Sebagai efek samping dari penyuntikan zat radioopak, terjadi gagal ginjal akut pada 1
dari 200 kasus. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi resikonya lebih tinggi pada:
- usia lanjut atau memiliki riwayat gangguan ginjal
- diabetes melitus
- dehidrasi
- mieloma multipel.
Kepada orang-orang tersebut, sebelum zat radioopak disuntikkan, diberikan cairan infus
dan dosis yang rendah. Atau sebagai pilihan, kadang digunakan pemeriksaan CT scan.
Sistogram adalah suatu gambaran rontgen dari kandung kemih, yang diperoleh melalui
urografi intravena.
Sistogram retrograd diperoleh dengan cara memasukkan zat radioopak melalui uretra,
sehingga didapat gambaran yang lebih jelas mengenai kandung kemih dan uretra.
Foto rontgen diambil sebelum, selama dan sesudah berkemih.
Pada urografi retrograd, zat radioopak dimasukkan melalui kateter ke dalam ureter.
Dengan teknik ini akan diperoleh gambaran yang jelas dari kandung kemih, ureter dan
ginjal bagian bawah, jika urografi intravena gagal.
Urografi retrograd juga bisa digunakan untuk menemukan adanya penyumbatan ureter
atau untuk menilai seseorang yang alergi terhadap zat radioopak intravena.
Kerugian dari teknik ini adalah resiko terjadinya infeksi dan perlu dilakukan pembiusan.
USG menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran struktur anatomi
ginjal. Teknik ini sederhana, tidak menimbulkan nyeri dan aman.

USG bisa digunakan untuk:


- Mempelajari ginjal, ureter dan kandung kemih; dengan gambaran yang baik meskipun
ginjal tidak berfungsi baik.
- Mengukur laju pembentukan urin pada janin yang berumur lebih dari 20 minggu
dengan cara mengukur perubahan volume kandung kemih. Dengan demikian bisa
diketahui fungsi ginjal janin.
- Pada bayi baru lahir, USG merupakan cara terbaik untuk mengetahui adanya massa
di dalam perut, infeksi saluran kemih dan kelainan bawaan pada sistem kemih.
- Memperkirakan ukuran ginjal dan mendiagnosis sejumlah kelainan ginjal, termasuk
perdarahan ginjal.
- Menentukan lokasi yang terbaik guna mengambil contoh jaringan untuk keperluan
biopsi.
USG merupakan metode diagnostik terbaik untuk penderita gagal ginjal stadium lanjut,
yang ginjalnya tidak dapat mengambil atau mentolerir zat radioopak.
Kandung kemih yang terisi dengan urin bisa terlihat dengan jelas pada USG. USG juga
dapat digunakan untuk mendeteksi tumor kandung kemih, tetapi hasilnya lebih baik jika
digunakan CT scan.
CT Scan merupakan pemeriksaan yang lebih mahal dibandingkan dengan USG dan
urografi intravena, tetapi mempunyai beberapa keuntungan:
- C T scan dapat membedakan struktur padat dengan cairan, sehingga sangat berguna
dalam menilai jenis dan luasnya tumor ginjal atau massa lainnya yang menyebabkan
perubahan pada saluran kemih. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, bisa
disuntikkan zat radioopak melalui pembuluh vena.
- CT scan dapat membantu menentukan penyebaran tumor ke luar ginjal.
- Campuran air dan zat radioopak yang dimasukkan ke dalam kandung kemih selama
pemeriksaan CT scan dapat dengan jelas menggambarkan tumor kandung kemih.
Pada angiografi disuntikkan zat radioopak ke dalam arteri. Angiografi merupakan
pemeriksaan yang paling invasif dan hanya dilakukan pada keadaan tertentu, misalnya
untuk menilai aliran darah ke ginjal.

Komplikasi dari angiografi adalah cedera pada arteri dan organ di sekitarnya, reaksi
terhadap zat radioopak serta perdarahan.
Venografi adalah suatu rontgen vena yang menggunakan zat radioopak.
Jarang terjadi komplikasi dan biasanya hanya terbatas pada perembesan darah serta
zat radioopak di sekitar tempat penyuntikan. Bisa terjadi reaksi alergi terhadap zat
radioopak.
MRI scan dapat memberikan informasi mengenai massa ginjal yang tidak dapat
ditampilkan oleh teknik lainnya. Bentuk suatu tumor dapat digambarkan secara 3
dimensi. Massa padat dapat dibedakan dari massa berrongga (kista), cairan di dalam
kista bisa dibedakan antara perdarahan dengan infeksi.
MRI juga memberikan gambaran yang sempurna dari pembuluh darah dan struktur di
sekitar ginjal. Tetapi endapan kalsium dan batu ginjal akan lebih jelas terlihat pada CT
scan.
Contoh Sel & Jaringan
Pada biopsi ginjal, diambil contoh jaringan ginjal dan diperiksa dengan mikroskop.
Biopsi dilakukan untuk memperkuat diagnosis dan untuk menilai hasil pengobatan.
Biopsi jarum (memasukkan sebuah jarum melalui kulit) seringkali merupakan bagian
dari penilaian pada gagal ginjal dan biopsi ginjal yang dicangkokkan seringkali
dilakukan untuk mencari tanda-tanda penolakan.
Sitologi urin merupakan pemeriksaan mikroskopik terhadap sel-sel di dalam urin.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendiagnosis kanker saluran kemih.
Sitologi urin juga dilakukan sebagai skrining (penyaringan) kanker pada orang-orang
berresiko tinggi (misalnya perokok, pekerja petrokimia dan penderita perdarahan tanpa
rasa nyeri).
Untuk penderita yang telah menjalani pengangkatan tumor kandung kemih ataupun
tumor ginjal, sitologi dilakukan untuk evaluasi follow-up.

Anda mungkin juga menyukai