Anda di halaman 1dari 13

FUNGSI SISTEM SARAF DALAM PERGERAKAN

MOTORIK TUBUH

Disusun Oleh:

KELOMPOK: 3

SUCI FAZILLA 23010127


WULAN SAFITRI 23010118
ALA FADLA 23010098
NURZALITA 23010031
NATASYA AMALIA 23010035
RISWANDA 23010091
NEILA REZA 23010084

DOSEN PEMBIMBING : SYAHBUDDIN, S.Sit., M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKes MEDIKA NURUL ISLAM
SIGLI
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan selawat beserta salam kita sapaikan kepada Nabi besar
Muhammad SAW sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul:
“Fungsi sistem saraf dalam pergerakan motorik tubuh”. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun
ini memberikan manfaat dan dipergunakan dengan layak dan semestinya.

Sigli, 16 Januari 2024


Penulis

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Pembahasan ...................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................ 3


A. Definisi Sistem Saraf..................................................................... 3
B. Fungsi Sistem Saraf....................................................................... 4
C. Proses Pengaturan Pergerakan Sistem Saraf Motorik.................... 5
D. Gangguan dalam Sistem Saraf dan Pergerakan Motorik............... 6

BAB III : PENUTUP ......................................................................................... 9


A. Kesimpulan ................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................. 9

Daftar Pustaka..................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem yang dapat berubah-ubah
kinerjanya bergantung antara lain pada perubahan rangsang dari lingkungannya,
kemampuan berbagai organ di dalamnya serta pengendalian setiap organ secara
terkoordinasi dalam suatu sistem. Dalam rangka m em pelajari perubahan kapasitas
fungsi tubuh manusia sebagai suatu sistem, termasuk mempelajari berbagai sistem
organ serta pola kom unikasi antar sistem organ tersebut, perlu diketahui pula peran
sistem pengendali tubuh.
Sistem pengendali tubuh tersebut berperan dalam mengendalikan kualitas
keluaran (output) sistem tubuh secara utuh dan m enyeluruh dengan kisaran
perubahan yang cukup terbatas. Manusia dapat m em pertahankan kehidupan
(survive), meningkatkan kinerjanya, serta m em pertahankan keberadaannya dengan
cara reproduksi, antara lain karena bekerjanya sistem pengendali tersebut. Sebagai
contoh, pada keadaan volum e air dalam tubuh berkurang, yang terjadi akibat kurang
minum atau diare yang berat, akan terjadi penurunan pengeluaran air m elalui
keringat atau urin. Keadaan ini dapat berlangsung karena bekerjanya sistem
pengendali dalam tubuh. Dem ikian pula kinerja orang yang m eningkat setelah
berolahraga secara teratur disebabkan oleh bekerjanya sistem pengendali yang m em
ungkinkan penggunaan tenaga yang lebih efisien.
Sistem pengendali tubuh secara garis besar dilakukan oleh sistem saraf dan
sistem endokrin. Ke dua sistem ini dapat bekerjasam a secara berurutan (sequential),
bergantian, atau dapat juga secara serem pak (simultaneous) untuk tujuan yang sama.
Tulisan ini hanya mengungkapkan sistem saraf sebagai sistem pengendali dengan m
enguraikan pengertian berbagai istilah serta proses dan mekanisme yang terkait.
Sistem saraf merupakan sistem kompleks dalam tubuh manusia yang
mengatur berbagai fungsi, termasuk pergerakan motorik. Pergerakan motorik tubuh
mencakup semua aktivitas gerak yang dilakukan oleh manusia, seperti berjalan,
berbicara, atau menggerakkan tangan. Fungsi sistem saraf dalam pergerakan motorik

1
sangatlah penting, dan pemahaman mendalam terhadap mekanisme ini akan
memberikan wawasan lebih tentang bagaimana tubuh manusia berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya.
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu
sistem organ terdiri dari berbagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam
melaksanakan kegiatan fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama
antara alat-alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem
organ yang tersusun atas banyak alat itu berjalan dengan harmonis (serasi), maka
diperlukan adanya sistem pengendalian atau pengatur. Sistem pengendali itu disebut
sebagai sitem koordinasi.
Tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan sistem
endokrin. Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya
perubahan keadaan lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia
dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur
kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai kemampuan menerima rangsang
dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan
selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut. Impuls
saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Sistem Saraf?
2. Apa saja Fungsi Sistem Saraf?
3. Bagaimana Proses Pengaturan Pergerakan Sistem Saraf Motorik ?
4. Bagaimana Gangguan dalam Sistem Saraf dan Pergerakan Motorik?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Sistem Saraf.
2. Untuk mengetahui Fungsi Sistem Saraf.
3. Untuk mengetahui Proses Pengaturan Pergerakan Sistem Saraf Motorik.
4. Untuk mengetahui Gangguan dalam Sistem Saraf dan Pergerakan Motorik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Saraf


Sistem saraf terdiri dari dua bagian utama: sistem saraf pusat (SSP) dan
sistem saraf perifer (SSP). SSP terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang,
sedangkan SSP mencakup saraf-saraf yang menghubungkan SSP dengan bagian-
bagian tubuh lainnya.
Otak: Merupakan pusat pengaturan utama untuk pergerakan motorik. Bagian-
bagian otak seperti korteks motorik menghasilkan sinyal-sinyal yang mengontrol
gerakan tubuh.
Sumsum Tulang Belakang: Berfungsi sebagai jalur penghantar sinyal dari
otak ke bagian tubuh lainnya dan sebaliknya. Saraf Perifer: Merupakan jaringan
saraf yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang dengan organ-organ
dan otot-otot di seluruh tubuh.
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya.
Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system
tubuh lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara
berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang
harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan,
bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan
memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari
system saraf yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
Jaringan saraf terdiri Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta
Neuron (sel-sel saraf). Kedua jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan
terintegrasi satu sama lainnya sehingga bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
Sistem saraf adalah sistem koordinasi berupa penghantaran impuls saraf ke
susunan saraf pusat, pemrosesan impuls saraf dan pemberi tanggapan rangsangan.
Sistem atau susunan saraf merupakan salah satu bagian terkecil dari organ dalam

3
tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia
mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan
tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf). (Bear, M. F: 2016).
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu:
a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas
serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel
khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
c. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan
oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah
otot dan kelenjar.
Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga
tahap. Suatu stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik
akan menginduksi pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat
(SSP) (impuls afferent), terjadi proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses
pengolahan informasi) dan sebagai hasil pengolahan, SSP membentuk impuls yang
berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan mempengaruhi respons motorik
terhadap stimulus. (Bear, M. F: 2016).

B. Fungsi Sistem Saraf


Sebagai alat pengatur dan pengendali alat-alat tubuh, maka sistem saraf
mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
1. Sebagai Alat Komunikasi
Sebagai alat komunikasi antara tubuh dengan dunia luar, hal ini dilakukan oleh
alat indera, yang meliputi : mata, hidung, telinga, kulit dan lidah. Dengan adanya
alat-alat ini, maka kita akan dengan mudah mengetahui adanya perubahan yang
terjadi disekitar tubuh kita.

4
2. Sebagai Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja
serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ
tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.
3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau
reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai
pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat
pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita. (Purves, D : 2018)

C. Proses Pengaturan Pergerakan Ssitem Saraf Motorik


Proses pergerakan motorik melibatkan sejumlah langkah kompleks, dimulai
dari perencanaan gerakan hingga pelaksanaan di tingkat otot. Inilah beberapa tahap
utama dalam pengaturan pergerakan motorik:
1. Perencanaan: Otak memproses informasi dan merencanakan gerakan yang
diinginkan. Proses ini terjadi di korteks motorik.
2. Transmisi Sinyal: Sinyal-sinyal listrik dikirimkan melalui serangkaian saraf-
saraf dari otak ke otot-otot yang terlibat.
3. Kontraksi Otot: Otot-otot menerima sinyal dan berkontraksi, menyebabkan
gerakan yang diinginkan.
4. Umpan Balik: Sistem saraf menerima umpan balik dari tubuh untuk mengatur
dan menyempurnakan gerakan.
a. Penghantaran lewat sel saraf
Neuron dikatakan dalam keadaan istirahat jika tidak ada rangsangan. Muatan
listrik di luar membran neuron adalah positif, sedangkan muatan listrik di dalam
neuron adalah negative. Keadaan seperti ini disebut juga polarisasi. Jika neuron
dirangsang dengan kuat, maka permeabilitas membran akan berubah. Akibatnya,
polarisasi membran berubah, polarisai mengalami pembalikan di lokasi tertentu.
Kemudian proses pembalikan polarisasi diulang sehingga menyebabkan rantai reaksi.
Dengan demikian impuls berjalan sepanjang akson. Setelah impuls berlalu, membran
neuron memulihkan keadaannya seperti semula. Selama masa pemulihan ini, impuls
tidak bisa melewati neuron tersebut. Waktu ini disebut periode refraktori.

5
b. Penghantaran lewat sinapsis
Sinapsis adalah persambungan unik yang mengontrol komunikasi kimiawi
antara satu neuron dengan sel lain. Sinapsis ditemukan di antara dua neuron, antara
reseptor sensoris dan neuron motoris, antara neuron motoris dan sel otot yang
dikontrolnya, antara neuron dan sel kelenjar. Sel yang menghantarkan sinyal disebut
presinaptik, dan sel yang menerimanya disebut pascasinaptik.
Mekanisme kerja sinapsis. Adanya potensial aksi di neuron presinaptik
memicu aliran masuk Ca⁺, yang
- Menyebabkan vesikula sinaptik menyatu dengan membran neuron
prasinaptik.
- Neurotransmitter dibebaskan ke dalam celah sinaptik, dan menembus celah
serta berikatan dengan reseptor saluran ion yang tertanaman dalam membran
pascasinaptik.
- Pengikatan neurotransmiter dengan reseptor spesifiknya akan membuka
saluran ion.
- Pergerakan ion yang dihasilkan akan mengubah voltase membran
pascasinaptik sehingga memindahkan potensial membran menuju harga
ambang yang diperlukan untuk potensial aksi.
- Neurotansmiter akan dirombak oleh enzim atau diambil kembali oleh neuron
dan menutup saluran ion dan mengakhiri respon sinaptik. (Kandel, E. R:
2012).

D. Kelainan - Kelainan Yang Disebabkan Oleh Ganguan Sistem Saraf


Gangguan dalam sistem saraf dapat mempengaruhi pergerakan motorik
tubuh. Contoh gangguan meliputi stroke, penyakit Parkinson, dan cedera sumsum
tulang belakang. Pemahaman tentang hubungan antara gangguan tersebut dengan
sistem saraf membantu dalam diagnosis dan penanganan.
Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori
seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau
kerusakan akibat kecelakaan. Tiga contoh penyakit akibat gangguan sistem saraf
adalah:

6
1. Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai
oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Alzheimer
disebabkan oleh atrofi korteks serebral. Atrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow
viruses, sejenis virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya
terjadi waktu muda, dan akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.
2. Demensia
Demenisa merupakan suatu sydrome (kumpulan gejala) yang salah satunya
disebabkan oleh Alzheimer. Demensia dapat diartikan sebagai sekumpulan gejala
yang mengganggu fungsi kognitif otak untuk berkomunikasi serta melakukan
berbagai hal dalam kehidupan sehari- hari. Istilah demensia biasanya
menggambarkan kesulitan untuk berpikir yang dialami seseorang, artinya terdapat
lebih dari satu gangguan kognitif yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
demensia.
3. Amnesia
Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan
memori diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya
bervariasi dimulai dari kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis,
defisiensi vitamin B12, kanker otak atau suplai darah yang kurang ke daerah memori,
sampai pada alasan psikologikal.
4. Ataksia
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan
koordinasi gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat.
Penyebabnya adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di
otak atau jalur saraf yang menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat
disebabkan oleh kerusakan otak, korda spinalis atau saraf spinalis
5. Bell’s palsy
Bell’s palsy adalah kondisi lemah atau lumpuh tiba-tiba pada satu sisi wajah.
Ini disebabkan karena adanya saraf di wajah Anda sedang meradang. Biasanya
kondisi ini hanya sementara, bisa pulih dalam jangka waktu tertentu.

7
6. Multiple sclerosis
Multiple sclerosis adalah penyakit kronis yang memengaruhi sistem saraf
pusat. Ini 3 kali lebih umum menyerang wanita daripada pria. Kondisi ini ditandai
dengan adanya kerusakan pada selubung pelindung (dikenal sebagai mielin) yang
mengelilingi serabut saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Kerusakan saraf
menyebabkan bekas luka atau lesi di sistem saraf Anda. Ini berarti neuron Anda
sudah tidak dapat lagi mengirim sinyal ke seluruh tubuh Anda dengan benar.
(Guyton, A. C: 2017).

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan
lainnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas
system-system tubuh lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin
komunikasi antara berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala
fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi
kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap
suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari system saraf yang
puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
2. Sistem saraf mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
a. Sebagai Alat Komunikasi
b. Sebagai Alat Pengendali
c. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
3. Tahapan utama dalam pengaturan pergerakan sistem saraf motorik
a. Perencanaan
b. Transmisi Sinyal
c. Kontraksi Otot
d. Umpan Balik

B. Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-
materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat
mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih
mudah untuk paham dan akan selalu diingat.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bear, M. F., Connors, B. W., & Paradiso, M. A. (2016). Neuroscience: Exploring the
Brain. Lippincott Williams & Wilkins.

Purves, D., Augustine, G. J., Fitzpatrick, D., Hall, W. C., LaMantia, A. S.,
McNamara, J. O., & White, L. E. (2018). Neuroscience. Oxford University
Press.

Kandel, E. R., Schwartz, J. H., & Jessell, T. M. (2012). Principles of Neural Science.
McGraw-Hill.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2017). Textbook of Medical Physiology. Elsevier.

Marieb, E. N., & Hoehn, K. (2018). Human Anatomy & Physiology. Pearson.

10

Anda mungkin juga menyukai