MOTORIK TUBUH
Disusun Oleh:
KELOMPOK: 3
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya dan selawat beserta salam kita sapaikan kepada Nabi besar
Muhammad SAW sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul:
“Fungsi sistem saraf dalam pergerakan motorik tubuh”. Tidak lupa juga kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan
kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika
tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun
ini memberikan manfaat dan dipergunakan dengan layak dan semestinya.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii
Daftar Pustaka..................................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
sangatlah penting, dan pemahaman mendalam terhadap mekanisme ini akan
memberikan wawasan lebih tentang bagaimana tubuh manusia berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya.
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu
sistem organ terdiri dari berbagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam
melaksanakan kegiatan fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama
antara alat-alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem
organ yang tersusun atas banyak alat itu berjalan dengan harmonis (serasi), maka
diperlukan adanya sistem pengendalian atau pengatur. Sistem pengendali itu disebut
sebagai sitem koordinasi.
Tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf, sistem indera, dan sistem
endokrin. Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap terhadap adanya
perubahan keadaan lingkungan yang merangsangnya. Semua kegiatan tubuh manusia
dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat pengendali dan pengatur
kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai kemampuan menerima rangsang
dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls saraf ke pusat susunan saraf, dan
selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi terhadap rangsang tersebut. Impuls
saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Definisi Sistem Saraf?
2. Apa saja Fungsi Sistem Saraf?
3. Bagaimana Proses Pengaturan Pergerakan Sistem Saraf Motorik ?
4. Bagaimana Gangguan dalam Sistem Saraf dan Pergerakan Motorik?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi Sistem Saraf.
2. Untuk mengetahui Fungsi Sistem Saraf.
3. Untuk mengetahui Proses Pengaturan Pergerakan Sistem Saraf Motorik.
4. Untuk mengetahui Gangguan dalam Sistem Saraf dan Pergerakan Motorik.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tubuh, tetapi merupakan bagian yang paling kompleks. Susunan saraf manusia
mempunyai arus informasi yang cepat dengan kecepatan pemrosesan yang tinggi dan
tergantung pada aktivitas listrik (impuls saraf). (Bear, M. F: 2016).
Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh
sistem saraf, yaitu:
a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang
bertindak sebagai reseptor adalah organ indera.
b. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas
serabut penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel
khusus yang memanjang dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
c. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan
oleh penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah
otot dan kelenjar.
Alur informasi pada sistem saraf dapat dipecah secara skematis menjadi tiga
tahap. Suatu stimulus eksternal atau internal yang mengenai organ-organ sensorik
akan menginduksi pembentukan impuls yang berjalan ke arah susunan saraf pusat
(SSP) (impuls afferent), terjadi proses pengolahan yang komplek pada SSP (proses
pengolahan informasi) dan sebagai hasil pengolahan, SSP membentuk impuls yang
berjalan ke arah perifer (impuls efferent) dan mempengaruhi respons motorik
terhadap stimulus. (Bear, M. F: 2016).
4
2. Sebagai Alat Pengendali
Sebagai pengendali atau pengatur kerja alat-alat tubuh, sehingga dapat bekerja
serasi sesuai dengan fungsinya. Dengan pengaturan oleh saraf, semua organ
tubuh akan bekerja dengan kecepatan dan ritme kerja yang akurat.
3. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
Saraf merupakan pusat pengendali atau reaksi tubuh terhadap perubahan atau
reaksi tubuh terhadap perubahan keadaan sekitar. Karena saraf sebagai
pengendali atau pengatur kerja seluruh alat tubuh, maka jaringan saraf terdapat
pada seluruh pada seluruh alat-alat tubuh kita. (Purves, D : 2018)
5
b. Penghantaran lewat sinapsis
Sinapsis adalah persambungan unik yang mengontrol komunikasi kimiawi
antara satu neuron dengan sel lain. Sinapsis ditemukan di antara dua neuron, antara
reseptor sensoris dan neuron motoris, antara neuron motoris dan sel otot yang
dikontrolnya, antara neuron dan sel kelenjar. Sel yang menghantarkan sinyal disebut
presinaptik, dan sel yang menerimanya disebut pascasinaptik.
Mekanisme kerja sinapsis. Adanya potensial aksi di neuron presinaptik
memicu aliran masuk Ca⁺, yang
- Menyebabkan vesikula sinaptik menyatu dengan membran neuron
prasinaptik.
- Neurotransmitter dibebaskan ke dalam celah sinaptik, dan menembus celah
serta berikatan dengan reseptor saluran ion yang tertanaman dalam membran
pascasinaptik.
- Pengikatan neurotransmiter dengan reseptor spesifiknya akan membuka
saluran ion.
- Pergerakan ion yang dihasilkan akan mengubah voltase membran
pascasinaptik sehingga memindahkan potensial membran menuju harga
ambang yang diperlukan untuk potensial aksi.
- Neurotansmiter akan dirombak oleh enzim atau diambil kembali oleh neuron
dan menutup saluran ion dan mengakhiri respon sinaptik. (Kandel, E. R:
2012).
6
1. Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai
oleh kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Alzheimer
disebabkan oleh atrofi korteks serebral. Atrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow
viruses, sejenis virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya
terjadi waktu muda, dan akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.
2. Demensia
Demenisa merupakan suatu sydrome (kumpulan gejala) yang salah satunya
disebabkan oleh Alzheimer. Demensia dapat diartikan sebagai sekumpulan gejala
yang mengganggu fungsi kognitif otak untuk berkomunikasi serta melakukan
berbagai hal dalam kehidupan sehari- hari. Istilah demensia biasanya
menggambarkan kesulitan untuk berpikir yang dialami seseorang, artinya terdapat
lebih dari satu gangguan kognitif yang dapat menyebabkan seseorang mengalami
demensia.
3. Amnesia
Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan
memori diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya
bervariasi dimulai dari kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis,
defisiensi vitamin B12, kanker otak atau suplai darah yang kurang ke daerah memori,
sampai pada alasan psikologikal.
4. Ataksia
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan
koordinasi gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat.
Penyebabnya adalah setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di
otak atau jalur saraf yang menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat
disebabkan oleh kerusakan otak, korda spinalis atau saraf spinalis
5. Bell’s palsy
Bell’s palsy adalah kondisi lemah atau lumpuh tiba-tiba pada satu sisi wajah.
Ini disebabkan karena adanya saraf di wajah Anda sedang meradang. Biasanya
kondisi ini hanya sementara, bisa pulih dalam jangka waktu tertentu.
7
6. Multiple sclerosis
Multiple sclerosis adalah penyakit kronis yang memengaruhi sistem saraf
pusat. Ini 3 kali lebih umum menyerang wanita daripada pria. Kondisi ini ditandai
dengan adanya kerusakan pada selubung pelindung (dikenal sebagai mielin) yang
mengelilingi serabut saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Kerusakan saraf
menyebabkan bekas luka atau lesi di sistem saraf Anda. Ini berarti neuron Anda
sudah tidak dapat lagi mengirim sinyal ke seluruh tubuh Anda dengan benar.
(Guyton, A. C: 2017).
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi,
menafsirkan dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan
lainnya. Sistem tubuh yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas
system-system tubuh lainnya, karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin
komunikasi antara berbagai system tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal segala
fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi
kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon terhadap
suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari system saraf yang
puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.
2. Sistem saraf mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
a. Sebagai Alat Komunikasi
b. Sebagai Alat Pengendali
c. Sebagai Pusat Pengendali Tanggapan
3. Tahapan utama dalam pengaturan pergerakan sistem saraf motorik
a. Perencanaan
b. Transmisi Sinyal
c. Kontraksi Otot
d. Umpan Balik
B. Saran
Untuk dapat memahami sistem saraf, selain membaca dan memahami materi-
materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain) kita harus dapat
mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan kita sehari-hari, agar lebih
mudah untuk paham dan akan selalu diingat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Bear, M. F., Connors, B. W., & Paradiso, M. A. (2016). Neuroscience: Exploring the
Brain. Lippincott Williams & Wilkins.
Purves, D., Augustine, G. J., Fitzpatrick, D., Hall, W. C., LaMantia, A. S.,
McNamara, J. O., & White, L. E. (2018). Neuroscience. Oxford University
Press.
Kandel, E. R., Schwartz, J. H., & Jessell, T. M. (2012). Principles of Neural Science.
McGraw-Hill.
Marieb, E. N., & Hoehn, K. (2018). Human Anatomy & Physiology. Pearson.
10