Oleh:
Kelompok 10
Kadek Sinta Dewi 208114151
Mirella Valencia 208114152
Bernadeta Nina P. 208114153
Skolastika Arwan 208114155
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
berkat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah Anatomi dan Fisiologi
Manusia yang berjudul “Sistem Saraf Perifer dan Otonom” sesuai dengan waktu yang telah
diberikan. Atas dukungan dari berbagai pihak akhirnya penyusun bisa menyelesaikan
makalah ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada
1. dr. Fenty, M.Kes., Sp.PK selaku dosen yang mengajar mata kuliah Anatomi dan
Fisiologi Manusia yang telah memberikan pengajaran dan arahan dalam penyusunan
makalah ini,
2. Kepada teman-teman kelas FSMC yang telah ikut berpartisipasi membantu penyusun
dalam upaya penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini, dan mudah-mudahan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 5
1.3 Tujuan................................................................................................................... 5
1.4 Manfaat................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................. 6
2.1 Sistem Saraf Tepi................................................................................................. 6
2.2 Arah Impuls Saraf Tepi........................................................................................ 7
2.3 Bagian-bagian Saraf Tepi Beserta Fungsinya...................................................... 7
2.3.1 Sistem Saraf Somatik................................................................................. 7
2.3.1.1 Saraf Kranial................................................................................. 8
2.3.1.2 Saraf Spinal.................................................................................. 11
2.3.2 Sistem Saraf Otonom................................................................................ 12
2.3.2.1 Saraf Simpatik.............................................................................. 13
2.3.2.2 Saraf Parasimpatik........................................................................ 15
2.3.3 Refleks Otonom......................................................................................... 18
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan............................................................................................................ 20
3.2 Saran...................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil judul “Sistem Saraf Perifer dan
Otonom”. Berbagai sumber yang dijadikan acuan oleh penulis untuk mendapatkan
informasi yang lebih akurat dan juga dapat dipastikan kebenarannya mengenai judul
yang telah diambil.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui apa itu sistem saraf tepi.
1.3.2 Mengetahui bagaimana arah impuls saraf.
1.3.3 Mengetahui apa saja bagian-bagian saraf tepi beserta fungsinya.
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Tim Penulis dan pembaca dalam
mengenali sistem saraf tepi dan otonom secara lengkap dan tepat.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
struktur yang bercabang. Penjalaran dendrit mungkin berhubungan dengan banyak
akson yang berbeda dan neuron yang jauh atau diinervasi dengan akson tunggal yang
membuat kontak sinaps. Dasar dari dendrit berlanjut dengan sitoplasma dari badan sel
(Dewi dkk., 2014).
7
pasang saraf spinal. Saraf pada sistem somatik ini dipengaruhi oleh kesadaran,
sehingga disebut sebagai saraf sadar.
8
a. Saraf Olfaktorius (CN I)
Merupakan syaraf sensorik. Syaraf ini berasal dari epithelium olfaktori
mukosa nasal. Berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori
dan menjalar melalui traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal
(girus olfaktori), tempat persepsi indera penciuman berada dengan cara
menerima rangsang dari hidung dan menghantarkan-nya ke otak untuk
diproses sebagai sensasi bau.
b. Saraf Optik (CN II)
Merupakan syaraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di
bawa ke badan sel akson yang membentuk syaraf optik. Setiap syaraf
optik keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga
cranial melaui foramen optic. Seluruh serabut memanjang saat traktus
optic, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus dan
menonjol ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi
indera penglihatan.
c. Saraf Okulomotorius (CN III)
Merupakan syaraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari syaraf
motorik. Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa
impuls ke seluruh otot bola mata (kecuali otot oblik superior dan rektus
lateral), ke otot yang membuka kelopak mata dan ke otot polos tertentu
pada mata. Serabut sensorik membawa informasi indera otot
(kesadaran perioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.
d. Saraf Troklear (CN IV)
Merupakan syaraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari syaraf
motorik dan merupakan syaraf terkecil dalam syaraf cranial. Neuron
motorik berasal dari langit-langit otak tengah dan membawa impuls ke
otot oblik superior bola mata. Serabut sensorik dari spindle otot
menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik superior ke otak.
e. Saraf Trigeminal (CN V)
Merupakan syaraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari syaraf
sensorik. Bagian ini membentuk syaraf sensorik utama pada wajah dan
rongga nasal serta rongga oral. Neuron motorik berasal dari pons dan
menginervasi otot mastikasi kecuali otot buksinator. Badan sel neuron
9
sensorik terletak dalam ganglia trigeminal. Serabut ini bercabang ke
arah distal menjadi 3 divisi, yaitu:
- Cabang optalmik, membawa informasi dari kelopak mata, bola
mata, kelenjar air mata, sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi
serta kepala.
- Cabang maksilar, membawa informasi dari kulit wajah, rongga
oral (gigi atas, gusi dan bibir).
- Cabang mandibular, membawa informasi dari gigi bawah, gusi,
bibir, kulit rahang dan area temporal kulit kepala.
f. Saraf Abdusen (CN VI)
Merupakan syaraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari syaraf
motorik. Neuron motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang
menginervasi otot rektus lateral mata. Serabut sensorik membawa
pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons.
g. Saraf Fasial (CN VII)
Merupakan syaraf gabungan. Neuron motorik terletak dalam nuclei
pons. Neuron ini menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar
air mata dan kelenjar saliva. Neuron sensorik membawa informasi dari
reseptor pengecap pada dua pertiga bagian anterior lidah.
h. Saraf Vestibulokoklearis (CN VIII)
Hanya terdiri dari syaraf sensorik dan memiliki dua divisi:
- Cabang koklear atau auditori, menyampaikan informasi dari
reseptor untuk indera pendengaran dalam organ korti telinga dalam
ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli inferior, ke bagian
medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area
auditori pada lobus temporal.
- Cabang vestibular, membawa informasi yang berkaitan dengan
ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang diterima dari
reseptor sensorik pada telinga dalam.
i. Saraf Glosofaringeal (CN IX)
Merupakan syaraf gabungan, neuron motorik berawal dari medulla dan
menginervasi otot untuk bicara dan menelan serta kelenjar saliva
parotid. Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan
10
rasa dari sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring
dan laring, neuron ini juga membawa informasi mengenai tekanan
darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah tertentu.
j. Saraf Vagus (CN X)
Merupakan syaraf gabungan, neuron motorik berasal dari dalam
medulla dan menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen.
Neuron sensorik akan membawa informasi dari faring, laring, trakea,
esofagus, jantung, dan visera abdomen ke medulla dan pons.
k. Saraf Aksesori Spinal (CN XI)
Merupakan syaraf motorik, dimana neuron motorik akan berfungsi
dalam mengendalikan pergerakan kepala.
l. Saraf Hipoglosal (CN XII)
Merupakan syaraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari syaraf
motorik. Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot
lidah. Neuron sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah.
(Wahyuningsih dkk, 2017)
11
aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen. Syaraf spinal
diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat
munculnya syaraf tersebut.
a. Syaraf serviks: 8 pasang, C1 – C8.
b. Syaraf toraks: 12 pasang, T1 – T12.
c. Syaraf lumbal: 5 pasang, L1 – L5.
d. Syaraf sacral: 5 pasang, S1 – S5.
e. Syaraf koksigis: 1 pasang.
(Wahyuningsih dkk., 2017)
12
hipotalamus, pusat-pusat ini sebaliknya akan menjalarkan respons refleks yang
sesuai kembali ke organ visceral dan mengatur organ-organ tersebut. Sistem
saraf otonom bergantung pada sistem saraf pusat dan antara keduanya
dihubungkan oleh urat-urat saraf eferen dan saraf eferen ini seolah berfungsi
sebagai sistem saraf pusat saraf otonom, terutama berkenaan dengan organ-
organ dalam (Desliana dkk., 2016).
Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibagi menjadi dua,
yaitu saraf simpatik dan saraf parasimpatik.
13
Sistem saraf simpatik ini dimulai dari medula spinalis segmen
torakolumbal (torak 1 sampai lumbal 2). Serabut saraf melalui
rangkaian paravertebral simpatetik yang berada di sisi lateral orda
spinalis yang selanjutnya akan menuju jaringan dan organ yang
dipersarfi. Tiap saraf terdiri dari dua neuron, yaitu neuron preganglion
dan saraf postganglion. Badan sel neuron preganglion berlokasi di
intermediolateral dari korda spinalis. Serabut saraf simpatis vertebra
ini kemudian meninggalkan korda spinalis melalui rami putih menjadi
salah satu dari 22 pasang ganglia dari rangkaian paravertebral
simpatik.
Berdasarkan letaknya, ganglia simpatetik digolongkan menjadi:
a. Ganglia servikalis, terdiri dari 3 ganglia yaitu:
- Ganglia servikalis superior
- Ganglia servikalis media
- Ganglia servikalis inferior
b. Ganglia thorakalis
c. Ganglia lumbalis
14
Fungsi saraf simpatik:
a. Mempercepat denyut jantung
b. Mempersempit diameter pembuluh darah
c. Memperlambat proses pencernaan
d. Memperkecil bronkus
e. Menurunkan tekanan darah
f. Memperlambat gerak peristaltik
g. Memperlebar pupil
h. Menghambat sekresi empedu
i. Menurunkan sekresi ludah
j. Meningkatkan sekresi adrenalin.
(Desliana dkk, 2016)
15
simpatik. Saraf sensoris parasimpatik memiliki ganglion di suatu
tempat yang terletak antara organ visceral dengan saraf pusat,
sedangkan saraf motorisnya tidak membentuk rantai saraf seperti saraf
motoris simpatis dan ganglion yang terbentuk antara saraf satu dengan
yang kedua terletak berdekatan dengan organ visceral yang
disarafinya.
Badan sel neuron terletak dalam nuclei batang otak dan keluar
melalui CN III, VII, IX, X, dan syaraf XI, serta sakral spinal kedua dan
ketiga. Serabut saraf parasimpatis nervus III menuju mata, sedangkan
kelenjar air mata, hidung, dan glandula submaksilla menerima
innervasi dari saraf kranial VII, dan glandula parotis menerima
innervasi dari saraf kranial IX.
Fungsi saraf parasimpatik :
a. Menurunkan sekresi adrenalin
b. Memperlebar diameter pembuluh darah
c. Menghambat denyut jantung
d. Menaikkan tekanan darah
e. Memperlebar bronkus
f. Mempercepat sekresi empedu
g. Mempercepat proses pencernaan
h. Mempersempit pupil
i. Mempercepat gerakan peristaltis
j. Menaikkan sekresi ludah
(Desliana dkk, 2016)
16
pembuluh darah
Lokasi Praganglion Lateral horn dari Batang otak dan
Badan Sel gray mater sumsum bagian lateral dari
tulang belakang (T1- substansi abu-abu
L2) sumsum tulang
belakang (S2-S4)
Aliran Keluar dari SSP Saraf spinal Saraf kranial
Saraf simpatis Saraf splanknik
Saraf splanknik pelvis
Ganglia Ganglia rantai Ganglia terminal
simpatis sepanjang dekat atau pada
sumsum tulang organ efektor
belakang untuk saraf
spinal dan simpatis,
ganglia kolateral
untuk saraf
splanknik
Jumlah Neuron Banyak Sedikit
Pascaganglion untuk
Setiap Neuron
Praganglion
Panjang Relatif Neuron Praganglion pendek Pragangkion panjang
Pascaganglion Pascaganglion
panjang pendek
Neurotransmitter Neuro praganglion Neuron praganglion
melepaskan melepaskan Ach,
asetilkolin (ACh), yang bersifat
yang bersifat eksitatori dan
eksitatori dan merangsang neuron
merangsang neuron pascaganglion.
pascaganglion. Neuron
Sebagian besar pascaganglion
neuron melepaskan Ach
17
pascaganglion
melepaskan
morepinefrin (Ne).
Neuron
pascaganglion yang
mempersarafi
sebagian besar
kelenjar keringat dan
beebrapa pembuluh
darah di otot rangka
melepaskan ACh
Efek Fisiologi Respon “fight or Aktivitas ‘rest and
fight” digest”
(Chalik, 2016)
18
menjalarkan sinyal melalui saraf parasimpatis ke kelenjar sekretorik di
mulut dan lambung, menyebabkan sekresi getah pencernaan, kadang
bahkan sebelum makanan masuk ke dalam mulut. Bila bahan fekal
mengisi rektum di ujung lain saluran pencernaan, impuls sensorik yang
timbul akibat peregangan rektum akan dikirimkan ke medula spinalis
bagian sakral, dan suatu sinyal refleks dijalarkan kembali melalui
parasimpatis sakral ke kolon bagian distal: sinyal ini menimbulkan
kontraksi peristaltik kuat yang mengakibatkan defekasi.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian
tubuh dengan sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi berperan dalam pergerakan organ-
organ tubuh. Berdasarkan divisinya, saraf tepi dibagi menjadi dua yaitu, devisi sensori
(afferent) dan devisi motorik (efferent). Saraf tepi atau saraf perifer dibagi menjadi
dua yaitu saraf somatik (sadar) dan saraf otonom (tak sadar). Saraf somatik terdiri dari
dua bagian yaitu, saraf kranial dan saraf spinal.Sistem saraf somatik terdiri dari 12
pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf spinal. Syaraf spinal terdiri atas 31 pasang
syaraf yang berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan ventral
(anterior).
Sistem saraf otonom merupakan bagian dari sistem saraf tepi (SST) yang
terletak khusus pada sumsum tulang belakang yang bekerja mengatur dan
mengendalikan otot jantung, otot-otot polos, dan sejumlah kecil kelenjar secara
permanen. Artinya, sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh
yang tidak disadari atau yang tidak dipengaruhi kehendak kita. Saraf otonom terdiri
dari dua bagian yaitu, saraf simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik saraf yang
berpangkal disum-sum tulang belakang atau medula spinalis sedangkan saraf
parasimpatik saraf yang berpangkal kepada sum-sum lanjutan medula olongata.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, kami sebagai penulis menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Tentunya, kami sebagai
penulis akan terus memperbaiki dalam penyusunan makalah, oleh karena itu kami
sebagai penulis meminta maaf dan juga mengharapkan kritik dan saran tentang
pembahasan makalah diatas. Kami sangat berharap agar makalah ini dapat diterima
dan berguna bagi para pembaca.
20
DAFTAR PUSTAKA
Bahrudin, M., 2013. Neurologi Klinis Edisi Pertama. Universitas Muhammadiyah, Malang.
Cahyono, I. D., Sasongko, H., Pramatika, A. D., 2009. Neutransmitter Dalam Fisiologi Saraf
Otonom. Jurnal Anestesiologi Indonesia, 1(1), 43-46.
Chalik, R., 2016. Anatomi Fisioogi Manusia. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, pp. 81-85.
Desliana, M., Kamalia, S., Erlina, E., 2016. Sistem Saraf Otonom. Universitas Maritim Raja
Ali Haji, 3-8.
Dewi, A. C., Shahdevi, N. K., Machlusil, H., Masruroh, R., 2014. Regenerasi Saraf Perifer.
Jurnal Neurona, 32 (1), 2-3.
Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Elsevier,
Singapore.
Oktariani, A., Indria, D. A., Pingkan, S., 2015. Makalah Sistem Saraf,
https://id.scribd.com/document/391425193/Makalah-Sistem-Saraf-Perifer, diakses
tanggal 14 Mei 2021
Wahyuningsih, H. P., Kusmiyati, Y., 2017. Anatomi Fisiologi. Pusat Pendidikan Sumber
Daya Manusia Kesehatan, Jakarta.
Yoga, 2019. Jenis-Jenis Sistem Saraf Tepi (Berdasarkan Arah Impuls dan Tiga Macam
Pleksus). https://www.masyog.com/2019/07/jenis-jenis-sistem-saraf-tepi.html, diakses
pada 15 Mei 2021.
21