Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SISTEM SARAF PUSAT

Ditujukan untuk pemenuhan tugas Anatomi Fisiologi Manusia


Dosen: Apt. Vina Neldi M, Farm

Disusun Oleh:
Puji Rahmanika (21011180)

PRODI FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.Sholawat
serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih perlu banyak perbaikan. Untuk itu kami
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan dalam makalah
yang akan datang.

Padang, Januari 2023

Penyusun

I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..1
Bab II Pembahasan
1.1 Bagian-Bagian Sistem Saraf Pusat........................................................2
1.2 Fungsi Sistem Saraf Pusat secara Umum..............................................6
1.3 Fungsi Anatomi Bagian-Bagian Otak
dan Hubungannya dengan Perilaku.......................................................8
Bab III Penutup
2.1 Kesimpulan.............................................................................................15
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tubuh manusia merupakan satu kesatuan dari berbagai sistem organ. Suatu
sistem organ terdiri dari berbagai organ tubuh atau alat-alat tubuh. Dalam
melaksanakan kegiatan fisiologisnya diperlukan adanya hubungan atau kerjasama
antara alat-alat tubuh yang satu dengan yang lainnya. Agar kegiatan sistem-sistem
organ yang tersusun atas banyak alat itu berjalan dengan harmonis (serasi), maka
diperlukan adanya sistem pengendalian atau pengatur. Sistem pengendali itu disebut
sebagai sitem koordinasi. Tubuh manusia dikendalikan oleh sistem saraf, sistem
indera, dan system endokrin. Pengaruh sistem saraf yakni dapat mengambil sikap
terhadap adanya perubahan keadaan lingkungan yang merangsangnya. Semua
kegiatan tubuh manusia dikendalikan dan diatur oleh sistem saraf. Sebagai alat
pengendali dan pengatur kegiatan alat-alat tubuh, susunan saraf mempunyai
kemampuan menerima rangsang dan mengirimkan pesan-pesan rangsang atau impuls
saraf ke pusat susunan saraf, dan selanjutnya memberikan tanggapan atau reaksi
terhadap rangsang tersebut. Impuls saraf tersebut dibawa oleh serabut-serabut saraf.
(Kus Irianto. 2004).
Sistem saraf adalah suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan
saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan
dan mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan lainnya. Sistem tubuh
yang penting ini juga mengatur kebanyakan aktivitas system-system tubuh lainnya,
karena pengaturan saraf tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai system
tubuh hingga menyebabkan tubuh berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam
system inilah berasal segala fenomena kesadaran, pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan
gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar dan memberi respon
terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari system saraf yang
puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu. Jaringan saraf terdiri
Neuroglia dan Sel schwan (sel-sel penyokong) serta Neuron (sel-sel saraf). Kedua
jenis sel tersebut demikian erat berkaitan dan terintegrasi satu sama lainnya sehingga
bersama-sama berfungsi sebagai satu unit.
Sistem saraf pusat merupakan pusat dari seluruh kendali dan regulasi pada tubuh, baik
gerakan sadar atau gerakan otonom. Dua organ utama yang menjadi penggerak sistem
saraf pusat adalah otak dan sumsum tulang belakang. Otak manusia merupakan organ
vital yang harus dilindungi oleh tulang tengkorak. Sementara itu, sumsum tulang
belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang
belakang sama-sama dilindungi oleh suatu membran yang melindungi keduanya.
Membran pelindung tersebut dinamakan meninges. Membrane meninges terdiri atas
tiga bagian, yaitu :
a) Piamater. Merupakan selaput paling dalam yang menyelimuti sistem saraf pusat.
Lapisan ini banyak sekali mengandung pembuluh darah.
b) Arakhnoid. Lapisan ini berupa selaput tipis yang berada di antara piamater dan
duramater.
c) Duramater. Lapisan paling luar yang terhubung dengan tengkorak. Daerah di antara
piamater dan arakhnoid diisi oleh cairan yang disebut Cairan Serebrospinal.
Dengan adanya lapisan ini, otak akan lebih tahan terhadap goncangan dan benturan
dengan kranium. Kadangkala seseorang mengalami infeksi pada lapisan meninges,
baik pada cairannya ataupun lapisannya yang disebut meningitis.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bagian-Bagian Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas


tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang
belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang
belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi sistem saraf halus,
membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut cairan
serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan guncangan.
Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan duramater.

1.1.1Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak
manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan yang ada adalam tubuh
manusia. Otak kiri mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan
mengendalikan tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang pada jalur-jalur
spinal. Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar, otak tengah, otak kecil,
dan sumsum lanjutan.
a. Otak besar (cerebrum)
Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar ± 1500 cm3.
Permukaan otak berlipat-lipat sehingga dapat memuat jutaan neuron. Bagian luar otak
berisi neuron sehingga berwarna kelabu (substansia grissea). Sedangkan, otak bagian
dalam berisi neurit dan dendrit sehingga berwarna putih (substansia alba). Otak besar
merupakan pusat ingatan, kesadaran, kecerdasan, dan kemauan. Selain itu, otak besar
juga merupakan sumber semua kegiatan yang manusia sadari. Otak besar terbagi
menjadi empat bagian, yaitu:
1) Bagian Depan : Pusat Gerakan Otot
2) Bagian Tengah : Pusat Perkembangan Ingatan Dankecerdasan
3) Bagian Samping : Pusat Pendengaran
4) Bagian Belakang : Pusat Penglihatan

b. Otak tengah (mesensefalon)


Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons vasoli dan
diensefalon. Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan pendengaran. Di
bagian depan dari otak tengah terdapat:
1) Talamus, yaitu bagian yang menjalankan pemisahan pertama impuls yang tiba dan
mengarahkan impuls ke bagian cerebrum yang berbeda, serta mengarahkan sebagian dari
impuls ke sumsum tulang belakang.
2) Hipotalamus, yaitu bagian yang mengatur suhu tubuh, selera makan, dan keseimbangan
cairan tubuh.

c. Otak kecil (cerebelum)


Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian belakang.
Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi tubuh, dan gerakan
otot yang disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil dihubungkan oleh suatu
penghubung yang disebut jembatan varol, seperti otak besar. Bagian luar otak kecil (korteks)
berwarna kelabu dan bagian dalam (medula) berwarna putih.

d. Otak Belakang ( Myelencephalon, Metencephalon, Rhombencephalon

Otak belakang terdiri dari jembatan varol, sumsum lanjutan dan otak kecil yang
membentuk sebuah brainstem atau batang otak. Jembatan varol adalah syaraf yang
menghubungkan lobus kiri dan kanan otak kecil serta menghubungkan otak kecil dan otak
besar. Sumsum lanjutan otak kecil memiliki fungsi yang lumyan signifikan, yaitu
mengontrol saluran pernafasan, mengatur laju denyut jantung, pusat refleks fisiologi,
tekanan udara, suhu tubuh dan lain- lain.

e. Sumsum lanjutan (medula oblongata)


Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan
merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi neuron
sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih karena berisi
neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur pernapasan, gerakan
jantung, dan gerak alat pencernaan.
1.1.2 Sumsum Tulang Belakang

Sumsum tulang belakang adalah saraf yang tipis merupakan perpanjangan dari sistem
saraf pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang. Pada
penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar berwarna putih,
sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.Padapenampang
melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas
disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari
reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls
motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada
tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan
menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motorik.
Peranan sumsum tulang belakang :
- Menyampaikan informasi dari otak menuju ke berbagai bagian-bagian tubuh atau dari
bagian-bagian tubuh ke otak untuk memberi tindakan
- Melakukan respon cepat atau koordinasi reflek terhadap rangsangan luar tidak melalui
otak
- Menyampaikan pesan dari reseptor sensorik yang ditemukan pada seluruh tubuh
menuju ke otak.
-
1.2 Fungsi Sistem Saraf Pusat Secara Umum
Fungsi utama otak :
• Otak Besar
Merupakan bagian dari sistem saraf yang mengandung cairan serebrospinal
yang berada disekelilingnya yang berguna untuk memberikan makanan otak dan dapat
melindunginya dari goncangan. Didalam otak besar juga terdapat banyak pembuluh
darah yang dapat berguna untuk memasok oksigen.
• Otak Kecil
Pada bagian ini berfungsi sebagai pusat koordinasi gerakan antar otot yang
terjadi secara sadar, seimbang dan posisi tubuh. Dengan kata lain, otak kecil ialah
pusat keseimbangan tubuh.
• Sumsum Tulang Belakang
Pada bagian ini berfungsi sebagai pusat gerak refleks, sebab di dalam sumsum
tulang belakang terdapat saraf sensorik, motorik dan saraf penghubung. Fungsi saraf
tersebut ialah sebagai penghantar impuls dari ke otak. Fungsi utama sumsum tulang
belakang
• Sumsum Lanjutan
Bagian ini berfungsi untuk mengatur suhu tubuh, pengendali mutah dan
pengatur beberapa gerakan refleks seperti batuk, bersin dan berkedip dan selain itu
juga sumsum ini berfungsi untuk pusat pernafasan. Transmisi pemasukan rangsangan
antara periferi dan otak. Fungsi lainnya ialah mengontrol gerak refleks pada mata,
hidung, dan alat indra lainnya.

1.3 Fungsi Anatomi Bagian-Bagian Otak dan Hubungannya dengan Perilaku

Otak berkembang seiring dengan pertumbuhannya. Perkembangan otak


merupakan perubahan progresif yang sifatnya kualitatif, seperti bertambahnya
kemampuan dalam berpikir, menganalisa, persepsi, problem solving, serta aktifitas
mental lainnya. Sementara pertumbuhan merupakan perubahan progresif yang sifatnya
kuantitatif, seperti perubahan bentuk otak (otak bertambah besar), perubahan dimensi
otak, bertambahnya jumlah sel-sel syaraf, atau perubahan volume otak.
Premisnya adalah bahwa dalam kondisi normal pertumbuhan otak akan
mempengaruhi perkembangan otak. Bertambahnya ukuran otak dan sel-sel syaraf
individu berkorelasi dengan bertambahnya kemampuan individu tersebut dalam
melakukan aktifitas mental, seperti berpikir atau menganalisa. Otak sendiri merupakan
organ tubuh manusia yang dibentuk relatif sempurna dan dilindungi dengan sangat kuat
dibanding dengan organ tubuh lainnya. Otak manusia telah dibentuk bahkan sejak
triwulan kedua kehamilan. Hal ini dapat dibuktikan bahwa saat dalam kandungan, otak
mempunyai ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan organ tubuh yang lain.
Pertumbuhan dan perkembangan sel syaraf pusat pada otak berlangsung sangat
pesat pada awal-awal pertumbuhan (Corner, dalam Notosoedirdjo dan Latipun, 2005).
Otak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat signifikan pada masa
kanak-kanak (awal masa pertumbuhan). Pada embrio terlihat bahwa otak mempunyai
ukuran yang lebih besar dibandingkan organ tubuh yang lain. Perubahan yang terjadi
pada otak juga lebih progresif dibanding organ tubuh yang lain. Dilihat dari perubahan
berat otak, sangat jelas jika pertumbuhannya sangat cepat terjadi pada lima tahun
pertama. Pada masa bayi berat otak telah mencapai 750 gram. Pada usia lima tahun
berat otak mencapai 1200-1250 gram dan pada usia 18 tahun terjadi sedikit
penambahan berat otak menjadi 1300-1500 gram. Pada usia 18 tahun ini, tidak terjadi
lagi pertumbuhan otak.
Ada beberapa periode dalam kehidupan individu yang merupakan periode
kritis (penting), yang mempunyai pengaruh sangat besar terhadap perkembangan otak
individu (cara menanggapi respon). Periode-periode kritis ini biasanya terjadi pada
awal-awal kelahiran individu. Adanya kejadian-kejadian yang salah ketika periode
kritis ini muncul, bisa menyebabkan terjadinya perkembangan otak yang abnormal,
yang kemudian menyebabkan terjadinya perilaku yang abnormal pula. Bagian
terpenting dari otak yang perlu dipahami ketika mengkajinya adalah neuron dan glia.
Neuron merupakan bagian otak yang berperan terhadap kemampuan belajar dan
berfungsinya mental individu.
Neuron merupakan tempat emosi, intelegensi, dan afeksi individu. Segala
aktifitas mental yang dilakukan oleh individu, seperti merekam, mengingat, berpikir,
persepsi, problem solving, dan aktifitas mental lainnya, sangat ditentukan oleh
berfungsi tidaknya neuron ini (terjadi tidaknya hubungan antar neuron yang
mengantarkan neurotransmitter). Diperkirakan jumlah neuron adalah sebanyak 5 juta
sel neuron. Jumlah tersebut tidak akan bertambah bahkan akan berkurang seiring
bertambahnya usia individu. Jika terjadi kerusakan sel-sel neuron, maka tidak dapat
diperbarui karena sifatnya yang degeneratif atau irreversibel.
Glia merupakan tempatnya melekatnya neuron. Neuron jumlahnya jutaan pada
otak dan terdiri dari dua bagian, yaitu : dendrit dan akson. Dendrit yang jumlahnya
200-300 di setiap neuron, berfungsi menerima neurotransmitter (zat-zat kimia dalam
otak yang berperan dalam pembentukan perilaku) dari sebuah neuron untuk diteruskan
ke neuron yang lain melalui akson. Hubungan antar beribu-beribu neuron dalam otak
kemudian disebut dengan sistem syaraf. Pada manusia, untuk memproduksi sel syaraf
dalam jumlah yang besar dan mencapai puncak perkembangan otak yang sempurna
diperlukan setidaknya 250.000 neuron baru setiap detiknya.
Neuron paling banyak ditemukan pada korteks serebri atau otak besar. Dapat
pula dikatakan bahwa korteks serebri atau otak besar dususun atas beribu-ribu neuron
yang saling terkoneksi. Korteks serebri atau otak besar memberikan pengaruh yang
cukup besar terhadap bagian otak yang lain dan juga terhadap perilaku-perilaku
individu. Korteks serebri berfungsi sebagai pemproses informasi yang berasal dari
reseptor panca indera, reseptor gerak pada tulang, sendi dan otot gerak, serta informasi
yang berasal dari thalamus, sistem limbik, basal ganglia, dan serebelum. Korteks
serebri terdiri dari korteks somatosensoris, korteks motoris, korteks berpikir, dan
korteks limbik.
Korteks serebri berkorelasi positif dengan proses kelahiran, migrasi,
pematangan, dan juga pengelompokan syaraf individu. Korteks serebri (kelahiran
syarafà neural generation) mulai bekembang pada 6 minggu awal kehamilan, dan
sempurna pada minggu ke 20. Migrasi syaraf dimulai pada usia 8 minggu kehamilan
dan sempurna pada usia 29 minggu. Kematangan syaraf (neuron), termasuk
pertumbuhan akson dan dendrit, dimulai pada usia 20 minggu kehamilan dan berlanjut
sampai kelahiran terjadi. Kematangan syaraf ini ditentukan oleh faktor lingkungan,
produksi hormon gonad, serta ada tidaknya luka pada otak. Lingkungan diyakini
memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap perkembangan otak
(kematangan syaraf).
Pengalaman individu merupakan aspek lingkungan yang paling besar
pengaruhnya terhadap perkembangan otak individu. Pengalaman akan membantu
aktifitas hubungan antar neuron. Chemoaffinity hypothesis merupakan sebuah konsep
yang menjelaskan jika sel-sel syaraf atau akson dan dendrit (neuron) akan memberikan
sinyal atau perintah bagi otak tentang arah mana yang benar dan seharusnya dituju oleh
individu, dan hal ini dibentuk oleh pengalaman. Selain itu, budaya sebagai bagian dari
lingkungan manusia, juga membantu perkembangan otak manusia. Otak juga memiliki
kelenturan atau kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada,
termasuk pada menyesuaikan diri pada zat-zat kimia, aktifitas individu, dan juga
pengalaman-pengalaman individu. Kondisi tersebut disebut dengan brain
plasticity. Meski begitu, brain plasticity tidak hanya bekerja ketika otak mendapatkan
perubahan-perubahan atau tekanan-tekanan dari dunia luar (lingkungan), tetapi juga
bekerja ketika terjadi perubahan hormon dalam diri individu, kecelakaan (luka) otak,
dan juga abormalitas gen.
Hormon dalam tubuh juga menentukan bagaimana neuron berkembang dan
bekerja. Sebagai contoh, hormon testosterone bisa mengubah struktur sel-sel syaraf di
banyak lokasi korteks, yang kemudian mempengaruhi bagaimana proses kognitif
seseorang. Luka yang terjadi pada otak dapat pula mempengaruhi perkembangan otak.
Beberapa jenis luka pada otak yang terjadi pada awal masa pertumbuhan diyakini
menjadi penyebab terjadinya gangguan perilaku yang kronis seperti retardasi mental
atau serebral palsy. Misalnya, seorang anak yang jatuh dari tempat tidur maka besar
kemampuan kognitifnya akan berkurang, perilakunya terganggu, dan keadan tersebut
akan dibawanya hingga dewasa Pengkajian atas hubungan antara otak dengan
perkembangan perilaku mencakup tiga hal besar, yaitu :
1). Mengamati perkembangan struktur dari sistem neuron dan hubungannya dengan
perilaku-perilaku yang spesifik, seperti berbicara atau memegang sesuatu. Cara ini
termanifestasikan pada tingkah laku yang teramati
2). Mempelajari dan menelaah bagian mana dari otak yang bekerja ketika suatu
aktifitas sedang berlangsung, seperti ketika seseorang berbicara, bagian otak yang
mana dari orang tersebut yang sedang aktif atau bekerja.
3). Mengenali dan mempelajari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya
dua hal tersebut di atas (poin 1 dan poin 2), termasuk dalam hal ini adalah
gangguan-gangguan yang terjadi pada otak.
Otak berperan dalam pembentukan perilaku-perilaku motorik pada manusia.
Gerakan-gerakan motorik sangat erat kaitannya dengan kerja otak. Aktifitas
neurotransmitter (cepat atau lambat, banyak atau sedikit) akan mempengaruhi gerak
motorik individu. Kendali gerak terhadap jari-jari tangan misalnya, ditentukan oleh
kerja neuron pada korteks motorik. Otak juga menentukan perkembangan bahasa
manusia. Korteks fungsi khusus (korteks wernicke dan broka) yang ada pada otak
merupakan korteks yang menentukan kemampuan berbicara seseorang. Kemampuan
berbicara juga ditentukan seberapa berfungsinya korteks motorik seseorang. Pada
usia 2 tahun, bagian dan migrasi sel-sel syaraf terjadi sangat banyak pada zona bicara
individu yang terdapat di korteks serebri. Selain itu, otak juga memegang peran yang
sangat penting terhadap kemampuan problem solving seseorang.
Kemampuan problem solving individu ditentukan oleh seberapa berfungsinya
korteks berpikir dan korteks otak depan. Dalam ilmu psikologi, tahapan
perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Piaget merupakan tahapan
perkembangan mengenai bagaimana individu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah mengenai koordinasi antar
korteks yang ada pada otak. Aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh manusia tidak
semata ditentukan oleh kerja satu korteks saja. Gerakan tangan saja misalnya,
ditentukan oleh koordinasi korteks motorik, korteks berpikir, dan juga korteks limbik.
Terciptanya hubungan yang optimal antar korteks, yang berpengaruh terhadap
perilaku individu, juga ditentukan pada pengalaman-pengalaman yang pernah
dirasakan oleh individu tersebut. Individu akan lebih mudah mengingat jalan yang
harus dilalui untuk menuju ke suatu tempat tertentu, jika sebelumnya individu tersebut
sudah pernah melalui jalan tersebut. Berikut ini beberapa gangguan psikologi yang
terjadi karena adanya gangguan pada otak. :
• Cerebral Palsy : terjadi gangguan perkembangan sistem syaraf yang menyebabkan
gangguan pada kerja motorik
• Romanian Orphans : gangguan perkembangan otak yang menyebabkan gangguan
intelektual dan sosial skill
• Schizophrenia : gangguan pada kerja neuron yang menyebabkan gangguan pada kerja
emosi, afeksi, dan psikomotorik. Ditemukan pula jika lobus frontalis penderita
schizophrenia jauh lebih kecil dibanding orang normal (kerja neuron terhambat)
• Mental Retardation : gangguan intelektual yang disebabkan oleh perkembangan otak
yang terhambat. Penderita MR lebih sedikit aktifitas konseksi neuronnya dibanding
orang normal.
BAB III
PENUTUP
2.1 Kesimpulan

Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas tubuh
dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum
tulang belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi
oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput
meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan
mensekresi sejenis cairan yang disebut cairan serebrospinal, selaput meningia dapat
memperkecil benturan dan guncangan.
DAFTAR PUSTAKA

Feriyawati, Lita. 2006. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam Regulasi Kontraksi Otot
Rangka. Medan : Fakultas Kedokteran USU
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung : Yrama
Widya
Nur, Iis. 2013. Sistem Saraf Pada Manusia. Bandung : Sekolah Tinggi Farmasi
Sari, Mega. 2004. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Medan : Fakultas
Kedokteran USU
Sinaga, Erlintan dkk. 2011. Anatomi Fisiologi Manusia. Medan : FMIPA Unimed

Anda mungkin juga menyukai