Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

PERCOBAAN III
PENETAPAN KADAR RIBOPLAVIN DENGAN METODE SPEKTROFLUOROMETRI

Disusun oleh:
Nama : Maria Violita Sekar Ayu Kencana
NIM : 218114057
Golongan : B1
Kelompok :5

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYARAKTA
2022
Percobaan III
Penetapan Kadar Riboflavin dengan Metode Spektrofluorometri
I. Tujuan
Mahasiswa mampu menetapkan kadar riboflavin dalam sampel serbuk dengan metode
spektrofluorometri.

II. Dasar Teori


Riboflavin adalah vitamin larut air. Vitamin dibutuhkan oleh
manusia dalam jumlah yang relative kecil untuk membantu
berbagai proses kehidupan dan kesehatan manusia. Tubuh
manusia tidak dapat memproduksi vitamin oleh karena itu harus
diperoleh dari luar baik dari makanan maupun minuman (Pagama,
Rifai, Aswad, 2018). Riboflavin merupakan serbuk hablur; kuning
hingga kuning jingga; bau lemah. Melebur pada suhu lebih kurang 280. Larutan jernihnya netral
terhadap lakmus. Jika kering tidak begitu dipengaruhi oleh cahaya terdifusi, tetapi dalam larutan
cahaya sangat cepat menyebabkan peruraian, terutama jika ada alkali (Kemenkes, 2020).
Riboflavin penting untuk aktifasi vitamin B6 dan konversi triptofan ke niasin. Selain itu riboflavin
juga bertidak sebagai koenzim dehidrogenasene dan esensial bagi metabolisme glukosa serta
asam lemak (Pagama, Rifai, Aswad, 2018).
Teknik analisis spektroskopi didasarkan pada antar aksi radiasi elektromagnetik dengan
komponen atom atau molekul yang menghasilkan fenomena sebagai paramaternya. Salah satu
Teknik yang termasuk dalam spektroskopi, yaitu spektrofluorometri (Cahyani, 2020).
Spektrofluorometri merupakan bagian dari metode fisiko-kimia fotoluminesensi yaitu suatu
metode kolektif dari tiga macam metode analisis meliputi fluoresensi (pendar fluor), fosforesensi
(pendar fosfor), dan luminesensi kimia. Fluorosensi adalah cahaya yang dipancarkan oleh
senyawa pada tingkat eksitasi yang telah dicapai setelah adanya absorpsi energi radiasi. Suatu
senyawa dikatakan fluoresen jika senyawa tersebut dapat menghasilkan fluoresensi. Intensitas
fluoresensi sebanding dengan banyaknya molekul yang mengemisikan radiasi, dapat digunakan
untuk analisis kuantitatif senyawa fluoresen (Cahyani, 2020). Instrumen spektrofluorometer pada
umumnya terdiri atas sumber radiasi, monokromator untuk menyeleksi radiasi eksitasi dan emisi,
wadah sampel berupa kuvet, dan detektor yang berfungsi mengubah sinyal radiasi yang diterima
menjadi sinyal elektronik (Skoog, 1998).
Metode spektrofluorometri memiliki beberapa keunggulan, diantaranya: lebih cepat karena
lebih sederhana dan mudah digunakan, lebih selektif karena hanya dapat menganalisis senyawa
yang berfluoresensi, dan lebih sensitif karena memiliki nilai batas deteksi yang rendah
(Wulandari, 2018).

III. Alat dan Bahan


1. Alat
• Labu takar 10 mL • Spektrofluorometer + kuvet
• Labu takar 25 mL • Corong gelas dan kertas saring
• Gelas beker 100 mL • Pipet volume 1, 2, 3, 4, 5, 10 mL
• Timbangan analitik

2. Bahan
• Baku riboflavin
• Sampel riboflavin

IV. Prosedur Kerja


1. Pembuatan Kurva Baku

Larutan stok riboflavin dibuat sebanyak 1 mg/ mL. dengan cara baku riboflavin
ditimbang seksama lebih kurang 50,0 mg. Baku riboflavin dimasukkan ke dalam labu
takar 50 mL kemudian ditambahkan aquadest hingga larut sampai tanda batas.

Larutan intermediet riboflavin dibuat sebanyak 0,1 mg/ mL. larutan stok riboflavin
diambil sebanyak 5,0 mL. Larutan dimasukkan ke dalam labu takar 50 mL dan
diencerkan dengan aquadest hingga tanda batas.
Seri larutan baktu dibuat. Larutan intermediet riboflavin diambil sebanyak 1,0; 2,0; 3,0;
4,0; 5,0 mL. masing-masing dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL kemudian
diencerkan dengan aquadest hingga tanda batas.

Intensitas emisi masing-masing seri larutan baku diukur pada panjang gelombang eksitasi
450 dan emisi 525 nm.

Kurva hubungan antara konsentrasi (sumbu x) dan intensitas emisi (sumbu y) dibuat.

2. Penetapan Kadar Riboflavin

Sampel riboflavin ditimbang seksama sebanyak 50,0 mg dan dimasukkan ke dalam gelas
beker 100 mL. kemudian ditambahkan aquadest hingga larut dan dimasukkan ke dalam
labu takar 50 mL.

Sisa sampel dalam gelas beker dibilas dengan 2 x 5mL akuadest dan dimasukkan
kedalam labu takar yang sama, diencerkan hingga batas tanda (disebut larutan sampel A).

Larutan sampel A diambil sebanyak 1,0 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL.
kemudian diencerkan dengan aquadest hingga tanda batas (disebut larutan sampel B).
Larutan sampel B diambil sebanyak 5,0 mL dan dimasukkan ke dalam labu takar 10 mL.
kemudian diencerkan dengan aquadest hingga tanda batas (disebut larutan sampel C).

Larutan sampel C diukur intensitas emisinya pada panjang gelombang eksitasi 450 nm
dan emisi 550 nm.

Kadar riboflavin dalam sampel ditetapkan dengan memplotkan intensitas emisi terukur
dengan persamaan kurva baku yang telah diperoleh sebelumnya.

Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.


DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, Erlien Dwi, 2020. Validasi Metode Analisis Spektrofluorometri untuk Penetapan Kadar
Spirofloksasin Generik dalam Sampel Urin Manusia, Widya Warta, 1 (1), 111-121.
Kemenkes, 2020. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Direktorat Jendral Ilmu Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Jakarta, hal. 1478.
Pagma, N., Rifai, Y., Aswad, M., 2018. Penetapan Kadar Riboflavin, Piridoksin HCL, dan Asam
Folat dalam Susu Formula Bayi dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), Majalah
Farmasi dan Farmakologi, 22 (2), 40-43.
Skoog, 1998. Principles of Instrumental Analysis, Ed. 5th. Florida: Harcourt Brace & Company. pp.
355-370.
Wulandari, Linar, 2018. Validari Metode Analisis Asam Mefenamat dan Penetapan Kadar dalam
Tablet dengan Metode Spektrofluorometri. Universias Muhammadiyah, Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai