TITRASI REDOKS
+3 0 0 +4
Reduksi Oksidasi
Biloks turun Biloks naik
REAKSI REDOKS
POTENSIAL STANDAR
Contoh:
Perhatikan reaksi redoks berikut :
Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+
RT [spesi teroksidasi]
E = Eo - ------- ln -------------------------------- (1)
nF [spesi tereduksi]
Eo = potensial standard
R = tetapan gas (8,313 joule)
T = temperatur absolut
F = tetapan Faraday (96500 coulomb)
n = banyaknya elektron yang ditransfer dlm reaksi
ln = 2, 303 log
PENENTUAN TITIK AKHIR TITRASI (TAT) dan
TITIK EKIVALEN (TE)
Contoh : titrasi garam Fe2+ dengan KMnO4 dalam larutan
asam
teroksidasi
tereduksi
Reaksi yang terjadi adalah reaksi reversibel, larutan selalu
mengandung kedua ion awal dan ion yang terbentuk selama reaksi,
yaitu mengandung Fe2+/ Fe3+ dan MnO4- / Mn2+
Potensial pada penambahan 0,1 sebelum TE pada pe (+) 99,9 mL larutan KMnO4 :
Keadaan sesudah TE
maka :
“Keadaan ini benar jika koefisien bentuk redoks kedua sistem sama”
• Titik belok kurva titrasi redoks dapat diperlebar
jika salah satu ion yang terbentuk membentuk
kompleks.
Contoh : pada titrasi redoks penambahan PO43- ,
F-
bergabung dg Fe3+ kompleks stabil
[Fe(PO4)2]2- , [FeF6]2-
INDIKATOR TITRASI REDOKS
• TE titrasi redoks dapat dilakukan dengan / tanpa Indikator.
• Tanpa indikator bisa dilakukan jika semua zat pereduksi
teroksidasi oleh oksidator dan memberikan perubahan fisik
(warna/tidak berwarna ) yang bisa teramati dengan jelas.
Contoh :
- MnO4- dlm suasana H+, warna ungu lembayung ion MnO4-
hilang karena tereduksi Mn2+ ketika semua zat pereduksi
telah dititrasi, kelebihan 0,1 mL permanganat larutan
menjadi merah muda.
- Titrasi zat pereduksi dengan larutan Iod, perubahan warna
coklat gelap tak berwarna dari Iod I2 I- , karena warna
Iod kurang tajam maka untuk mempertajam digunakan
indikator amilum biru kuat (I 2 <<)
• Indikator berubah warna ketika E larutan yang dititrasi
mencapai harga tertentu.
0,0591
E = Eoind - --------------
n
E.Ind Redoks dg perub warna / kondisi larutan
-
TITRASI YANG MELIBATKAN PERMANGANAT
(PERMANGANOMETRI)
• Permanganometri adalah metoda titrimetri
menggunakan larutan standar kalium
permanganat (KMnO4 )
• KMnO4 : oksidator kuat
• Kelebihan :
- Sebagai self indikator
TE ditunjukkan oleh perubahan warnanya
sendiri
ungu jambon tidak berwarna.
TITRASI YANG MELIBATKAN PERMANGANAT
(PERMANGANOMETRI)
• Kelemahan :
- Kekuatan oksidasi tergantung medium larutan, asam, netral,
basa kuat. & reaksi yg terjadi.
- Dalam medium HCl, KMnO4 teroksidasi oleh Cl- (Medium
asam yang paling sesuai : H2SO4 ).
- Larutan KMnO tidak stabil dalam air, air akan teroksidasi.
4
4MnO4- + 2H2O 4MnO2 + 3O2 + 4OH-
-Larutan KMnO4 merupakan larutan standar sekunder
• Dalam larutan asam, MnO4- akan tereduksi menjadi Mn2+
menurut reasksi : MnO4- + 8H+ + 5 e- Mn2+ + 4 H2O
BE = 1/5 BM
APLIKASI TITRASI PERMANGANOMETRI
Dalam Farmakope Edisi IV : digunakan untuk
menetapkan kadar hidrogen peroksida.
Dipipet seksama 1 mL H2O2 dalam labu ukur
yang telah ditara dan diencerkan dengan air
hingga 100 mL. Pada 20 mL larutan ini,
ditambahkan 20 mL H2SO4 2 N, titrasi dengan
KMnO4 0,1 N sampai terbentuk warna pink
permanen pertama kali. Tiap mL larutan
KMnO4 0,1 N setara dengan 1,701 mg H2O2.
TITRASI YANG MELIBATKAN CERIUM
(CERIMETRI)
• Larutan Ce (IV) sulfat dalam asam sulfat encer
: oksidator kuat (lebih stabil dari KMnO4.
• Ce (IV) sulfat tereduksi menjadi Ce (III)
menurut reaksi :
Ce4+ (kuning) + e Ce3+ (tidak berwarna),
perlu indikator. (α Penantroline, Feroin ).
• Rentang Eind 1,0 1,2 volt /SHE
TITRASI YANG MELIBATKAN CERIUM
(CERIMETRI)
• Keuntungan penggunaan Ce(IV) :
- Sangat stabil dalam penyimpanan yang lama.
- Digunakan untuk menetapkan kadar larutan yang
mengandung klorida yang konsentrasinya tinggi.
- Reaksi Ce (IV) dengan reduktor dalam larutan asam
memberikan prubahan valensi sederhana (1)
sehingga berat molekulnya sama dengan berat
ekivalennya.
- Oksidator yang baik sehingga semua senyawa
yang dapat ditetapkan dengan KMnO4, dapat
ditetapkan dengan Ce (IV).
-Larutan Ce (IV) kurang berwarna sehingga tidak
mengkaburkan pengamatan TAT dengan indikator.
TITRASI YANG MELIBATKAN CERIUM
(CERIMETRI)
• Kelemahan :
- Larutan Ce (IV) dalam HCl pada suhu tinggi tidak
stabil. Stabil pada suhu tinggi dengan H2SO4.
- Tidak dapat menggunakan HF karena akan
membentuk kompleks dengan Ce(IV).