Anda di halaman 1dari 10

Laboratorium Farmasi Klinik

Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM BIOKIMIA


ISOLASI GLIKOGEN

OLEH

ANNISA SALSABILA

N011191075

KELOMPOK 3

GOLONGAN SELASA SIANG C

NUR FAUZIYAH BAKHTIAR

MAKASSAR

2020
MODUL 5: ISOLASI GLIKOGEN
a) Urgensi Praktikum
Dalam praktikum ini, mahasiswa diajarkan keterampilan mengisolasi
glikogen dari jaringan hewan. Glikogen merupakan karbohidrat yang di
sintesis dan disimpan dalam otot. Praktikum ini selain memperdalam
pemahaman mahasiswa mengenai jenis karbohidrat, mahasiswa juga
akan mendapatkan keterampilan mengisolasi glikogen dalam jaringan
yang dapat digunakan dalam penelitian. Praktikum ini disajikan untuk
mendukung teori yang diajarkan dalam kuliah pokok bahasan
Metabolisme Karbohidrat.

b) Deskripsi singkat praktikum


Tujuan praktikum “Isolasi Glikogen” adalah untuk mengisolasi glikogen
dari hati hewan yang dipuasakan dan yang tidak dipuasakan. Dengan
demikian, mahasiswa dapat memahami mengenai metabolisme
karbohidrat dan sintesis glikogen pada mahluk hidup, yang dipengaruhi
oleh asupan karbohidrat dari luar.

c) Sasaran pembelajaran praktikum


Mahasiswa mampu mengisolasi glikogen dari jaringan hati hewan untuk
mendukung pemahaman mahasiswa mengenai metabolisme karbohidrat
menjadi glikogen.

d) Alokasi waktu praktikum


Praktikum dilaksanakan selama 170 menit

e) Tempat praktikum
Praktikum dilaksanakan secara daring di rumah masing-masing

f) Teori dan Prinsip Dasar


Glikogen atau pati hewan, disimpan pada jaringan hati
dan dapat diukur kadarnya dengan menggunakan reaksi Iodium.
Glikogen tersusun atas rantai-rantai bercabang unit unit glukosa.
Selama proses metabolism, glikogen dimetabolisme menjadi
glukosa, dimana saat energy diperlukan, glikogen diubah
menjadi asam piruvat sesuai dengan reaksi berikut :

g) O

(C6H11O5)x 2x CH3 C COH

h) Peralatan
1. Tabung reaksi dan rak tabung 8. Batang pengaduk
2. Cawan porselen 9. Corong
3. Centrifuge dan tabungnya 10. Pipet tetes
4. Gelas beaker 11. Oven
5. Gelas ukur 12. Timbangan analitik
6. Magnetic stirrer 13. Lumpang dan alu
7. Sendok tanduk stainless steel & egativ 14. Kompor listrik

i) Bahan
1. Hati mencit 6. Kalium Iodida
2. larutan KOH 60% 7. Etanol 96%
3. Air suling 8. Fenolftalein
4. Kertas saring bebas serat 9. Asam klorida pekat
5. Kertas perkamen 10. Iod 5% dalam KI 10%

j) Cara Kerja
A. Isolasi Gikogen
1. 1 gram sampel jaringan hati dihaluskan dan dicampur dengan 10 Ml
larutan KOH 60%, gojog selama 45 menit.
2. Tambahkan 2 Ml aquadest dan didihkan selama 10 menit,
kemudian saring
3. Campurkan 2 Ml egative dengan 2,5 g KI, 7 Ml etanol dan 5 tetes
indicator fenolftlein dalam tabung sentrifuge.
4. Tambahkan HCl pekat setetes demi setetes hingga warna larutan
hilang
5. Sentrifugasi selama 5 menit (7000 rpm) dan pisahkan supernatant
dan endapannya

6. Keringkan endapan yang diperoleh dan timbang berat glikogen


yang diperoleh
B. Uji Kualitatif Glikogen
1. Ambil sampel glikogen sebanyak 50 mg dan tambahkan 5% I2
dalam larutan KI 10%.
2. Amati perubahan warna

Hasil Pengamatan :
Berat glikogen dari sampel hati mencit yang diberi dekstrosa (perlakuan positif)
: 3,5 g
Berat glikogen dari sampel hati mencit yang diberi air (perlakuan negatig)
:1,2 g
Berat glikogen dari sampel hati mencit yang diberi energen (perlakuan uji)
:2g
Hasil Uji Kualitatif
No Sampel Hasil
1 Hati tikus + Dekstrosa 10% (+)
2 Hati Tikus + aquadest (+)
3 Hati tikus + energen (+)

Reaksi

1. Uji Iod

Glikogen Iod Kompleks glikogen-iod


(Hariani, 2019).
Pembahasan
Glikogen merupakan salah satu jenis karbohidrat yang disimpan di
dalam tubuh, terutama di otot dan hati, yang dapat digunakan sebagai
cadangan energi. Glikogen dibentuk dengan tujuan agar kandungan
glukosa di dalam tubuh tidak terlalu banyak. Namun, glikogen dapat diubah
kembali menjadi glukosa jika tubuh sedang kekurangan energi (Mustakin,
2019). Umumnya kadar glikogen di hati lebih banyak daripada glikogen
yang terdapat di otot. Kadar glikogen di hati sekitar 3-5%, sedangkan kadar
glikogen di otot sekitar 0,5-1% (Suarsana, 2017). Jika glukosa di dalam
tubuh terlalu banyak, disebut keadaan hiperglikemik, sedangkan saat
glukosa di dalam tubuh terlalu sedikit disebut keadan hipoglikemik. Kadar
glukosa darah pada manusia normal yaitu, 80-100 mg/100 ml. Saat setelah
makan, glukosa darah dalam tubuh akan meningkat menjadi 120-130
mg/100 ml. Sedangkan saat kondisi berpuasa, glukosa darah akan
menurun hingga 60-70 mg/100 ml (Poedjiadi, 2015).
Adapun metabolisme glukosa yang dapat terjadi di hati dan otot, yaitu
glikolisis, glukoneogenesis, glikogenesis, dan glikogenolisis. Glikolisis
adalah proses oksidasi glukosa menjadi asam piruvat, selain asam piruvat,
hasil yang didapatkan yaitu 2 molekul ATP. Sedangkan glukoneogenesis
adalah pembentukan glukosa dari sumber yang non-karbohidrat seperti
asam laktat dan dliserol. Glukoneogenesis tejadi apabila kebutuhan glukosa
dari sumber karbohidrat tidak dapat dipenuhi. Adapula glikogenesis, yaitu
pembentukan glikogen dari molekul glukosa. Pada proses ini glukosa akan
mengalami fosforilasi menjadi glukosa-6-fosfat dengan bantuan enzim
glukokinase, selanjutnya glukosa-6-fosfat diubah menjadi glukosa-1-fosfat
dengan bantuan enzim fosfoglukomutase. Dan glukosa-1-fosfat akan
diubah menjadi glikogen. Sedangkan glikogenolisis merupakan kebalikan
dari glikogenesis, yaitu proses pemecahan glikogen menjadi glukosa
(Nurhayati, 2017).
Pada praktikum isolasi glikogen ini, sampel yang digunakan adalah hati
tikus yang telah diberikan masing-masing perlakuan yang berbeda, yaitu
kontrol negatif (aquadest), uji (energen), dan kontrol positif (fruktosa 10%).
Pemberian dilakukan selama 6 hari dan tikus dibedah pada hari ke-7
setelah dipuasakan selama 12-18 jam sebelumnya. Dari ketiga perlakuan,
didapatkan berat hati kontrol negatif 1,2 gram, kontrol positif 3,5 gram dan
perlakuan uji 2 gram. Saat mengisolasi glikogen, sampel dihaluskan
kemudian ditambahkan dengan KOH dengan tujuan untuk melisiskan sel
hati, sehingga glikogen dapat keluar (Retno, 2009). Selanjutnya sampel
ditambahkan aquadest dan dididihkan lalu disaring. Setelah itu filtratnya
ditambahkan KI, etanol, dan indikator pp. Indikator phenolptalein
ditambahkan dengan tujuan untuk mempercepat perubahan warna pada
sampel jika ditetesi dengan reagen. glikogen sehingga mudah dipisahkan
dengan zat yang lain (Nurhayati, 2017). Setelah itu ditambahkan HCl
dengan maksud menjadi katalis yang membuat glikogen pecah menjadi
glukosa. Kemudian sampel disentrifus, dengan tujuan agar glikogen
mengendap dan dapat dipisahkan dengan supernatannya nanti (Fatmawati,
2016). Setelah itu, endapannya dikeringkan dengan menggunakan oven
dan ditimbang. Berdasarkan pustaka, kadar glikogen pada hati tikus yaitu 3-
5% (Suarsana, 2017). Karena sampel yang digunakan adalah 1 gram hati,
maka berat glikogen di hati tikus yang seharusnya adalah 0,03-0,05 g.
Sedangkan hasil praktikum didapatkan berat glikogen pada hati yaitu,
kontrol positif 3,5 gram, kontrol negatif 1,2 gram, dan perlakuan uji 2 gram.
Berat glikogen dengan control positif adalah yang paling berat. Hal ini
terjadi karena tikus diberikan perlakuan fruktosa 10%, dengan penambahan
gula maka dapat menyebabkan meningkatnya kadar glikogen yang
tersimpan di dalam hati (Suarsana, 2017). Perbandingan antara hasil
praktikum dan pustaka yang didapatkan berbeda. Kelebihan berat pada
hasil praktikum ini kemungkinan disebabkan oleh kurangnya waktu
pengeringan endapan glikogen, sehingga hasil yang didapatkan masih
terlalu cair untuk ditimbang.
Pada uji kualitatif glikogen sampel ditetesi dengan larutan iod 5% dalam
KI 10%. Hasil yang didapatkan yaitu ketiga sampel mengalami perubahan
warna menjadi merah kecoklatan. Hal ini telah sesuai dengan pustaka,
yaitu iod akan bereaksi dengan glikogen akan menghasilkan larutan warna
merah-cokelat, karena iod akan diserap oleh cincin glikogen dan saling
berikatan sehingga membentuk kompleks warna merah-coklat (Mustakin,
2019).

Kesimpulan :
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa organ hati mengandung glikogen yang ditandai dengan
terbentuknya kompleks merah-coklat pada uji kualitatif glikogen.
Sedangkan kadar glikogen pada hati yang didapatkan menunjukkan
perbedaan yang signifikan dengan pustaka, hal ini disebabkan karena
adanya faktor kesalahan yaitu kurangnya waktu pengeringan
endapan.
Daftar Pustaka:
Fatmawati, DA. Wirajana, IN. Yowani, SC. 2015. Perbandingan Kualitas
DNA Dengan Metode Boom Original dan Boom Modifikasi pada
Isolat. Jurnal Kimia Vol 9. No 1.
Hariani, N. et. al. 2019. Analisa Pangan. Jivatama Jawaraja: Sukoharjo.
Mustakin, F. Tahir, MM. 2019. Analisis Kandungan Glikogen Pada Hati,
Otot, dan Otak Hewan. Canrea Journal. Vol 2. Issue 2.
Nurhayati, E. Suwono. Fiki, EF. 2017. Penggunaan Antikoagulan NaF Pada
Pengukuran Kadar Glukosa Darah Selama 2 Jam. Jurnal
Laboratorium Khatulistiwa. Vol 1. No 1.
Poedjiadi, A. Supriyanti, T. 2015. Dasar-Dasar Biokimia. Universitas
Indonesia press: Jakarta.
Suarsana, IN. et. al. 2017. The Differential expression of GLUT 4 and
glycogen levels on cells of liver and muscle tissues in hyperglycemic
and normoglycemic conditions. Bali Medical Journal. Vol 3. No 3.

Nilai Laporan :
Mengetahui,
90 Asisten Kelompok

(NUR FAUZIYAH BAKHTIAR)


Laboratorium Farmasi Klinik
Fakultas Farmasi
Universitas Hasanuddin
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

ASPEK I. KEAKTIFAN
Format penilaian praktikum daring untuk keaktifan/ diskusi interaktif :
No. Kriteria Pembobotan Nilai
Kemampuan untuk menjelaskan kembali dan
1. 25 23
menanggapi video demo praktikum
2. Kemampuan menginterpretasikan data praktikum 20 15
3. Kemampuan mengemukakan pendapat 15 13
4. Memfokuskan perhatian pada kegiatan praktikum 15 13
Mampu menyebutkan atau mengutip literatur yang
5 25 25
menunjang materi praktikum
Total Nilai Pelaksanaan/Keaktifan 89
*Untuk praktikum luring file penilaian keaktifan menggunakan Lembar Keaktifan Biokimia
2020 (file terpisah)

ASPEK II. LAPORAN


No. Kriteria Pembobotan Nilai
Menyajikan data hasil pengamatan yang lengkap dan
1. 30 25
sistematis
Mampu memahami dan menuliskan reaksi-reaksi yang
2. 20 20
tejadi pada pengujian sampel
Mampu menjelaskan fungsi dari penambahan tiap
3. 15 15
reagen dalam pengujian sampel
Membahas data hasil pengamatan dan
4. 25 20
membandingkannya dengan literature
5. Mampu membuat kesimpulan 10 10
Total Nilai Laporan 90
ASPEK III. DISKUSI
No. Kriteria Pembobotan Nilai
Mampu meriview secara singkat isi laporan yang
1. 30 25
dikerjakan
2. Mampu menjawab pertanyaan yang diberikan 25 20
3. Menyiapkan bahan rederensi untuk diskusi 25 25
Mampu mengambil kesimpulan sesuai hasil praktikum
4. 20 18
saat itu serta kritik saran
Total Nilai Diskusi 88

Anda mungkin juga menyukai