I.
II.
Tujuan
1. Menghidrolisis protein dengan enzim protease
2. Membuat kurva hubungan antara volume NaOH terhadap waktu dan kurva mg
nitrogen asam amino terhadap waktu titrasi formal asam amino
Dasar Teori
Protein adalah senyawa organik kompleks yang memiliki bobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan
satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,
hydrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Suatu molekul
protein disusun oleh sejumlah asam amino tertentu dengan susunan yang sudah
tertentu pula dan bersifat turunan (Aisjah Girindra dalam Tika, 2010).
Asam amino merupakan ion dipolar yang pada umumnya mempunyai dua atau
lebih pKa. Asam amino yang menyusun suatu protein tertentu, kadar asam aminonya
tidak sama. Protein jika dihidrolisis akan menghasilkan asam amino bebas. Asam
amino tidak larut di dalam eter karena merupakan senyawa dipolar dan dalam air
menunjukkan struktur kutub ganda (Zwitter ion) yaitu:
H
R
C
NH 2
H
COOH
COO -
NH 3+
H
R
H
COOH
NH 3+
OHH+
COO -
OHH+
NH 3+
COO -
NH 2
O
COO-
C
H
NH 3 +
COOH
CH 2 OH
O
C
H
H
R
COOH
HOH2 C
CH 2 OH
dimethilol
COOH
HOH 2C
CH 2OH
+ NaOH
COO -Na+
HOH 2C
CH 2OH
+ H2O
O
N
H
H
C
O
H
N
H2
C
O
NH
CH 3
O
H
N
H
C
O
H
N
H2
C
O
H
N
H
C
CH2
CH2
CH2
CH2
NH
NH
OH
N
HC
O
O-
OH
NH
CH2
C
NH
NH2 +
O
C
III.
Nama Alat
Gelas Kimia
Buret
Statif dan Klem
Erlenmeyer
Inkubator Air
Gelas Ukur
Labu Ukur
Termometer
Ukuran
100 dan 500 mL
50 mL
100 mL
50 dan 10 mL
100 dan 500 mL
100oC
Jumlah
4 buah
1 buah
1 set
3 buah
1 buah
2 buah
2 buah
1 buah
Konsentrasi
5%
0,2 M dan 0,02 M
0,1 M
1%
40 %
1%
-
Jumlah
100 mL
200 mL
50 mL
10 mL
100 mL
15 mL
300 mL
2. Bahan- Bahan
No
1
2
3
4
5
6
7
IV.
Nama Bahan
Larutan gelatin
Larutan NaOH
Larutan HCl
Larutan fenol ftalein
Larutan Formaldehid
Larutan tripsin
Aquades
Prosedur Kerja
Disiapkan 100 mL larutan
gelatin
Hasil Pengamatan
- Gelatin berupa serbuk berwarna putih
kekuningan
- NaOH adalah larutan bening tak berwarna
10
11
12
Ditambahkan ke dalamnya 1
mL fenol ftalein dan larutan
NaOH 0,2 M tetes demi tetes
sampai larutan berubah
warnanya menjadi merah muda
Sebanyak 0,1 M HCl
Sebanyak 175 tetes larutan HCl ditambahkan
ditambahkan tetes demi tetes
ke dalam larutan sampai warna larutan kembali
sampai teoat warna merah
bening kekuningan dengan pH sebesar 8,11
muda hilang (pH= 8,0 )
Larutan gelatin yang telah
Larutan direndam dalam incubator air pada
dinetralisir direndam dalam
suhu 38oC
incubator air pada suhu 38oC
Pada Tabung lain, sebanyak 25 - Tripsin adalah serbuk berwarna putih
mL larutan tripsin ditambahkan - Larutan tripsin berwarna putih keruh
3 tetes fenolftalein dan tetes - Setelah diteteskan 53 tetes NaOH larutan
menjadi berwarna merah muda
demi tetes larutan NaOH 0,2 M
sampai warnanya berubah
menjadi merah muda
Larutan HCl 0,1 M diteteskan
Larutan ditambahkan 85 tetes HCl sehingga
sampai warna merah muda
warna merah mudanya hilang dengan pH
hilang (pH= 8,00)
sebesar 8,02
Campuran tersebut diinkubasi
Larutan direndam dalam incubator air pada
dalam incubator air pada suhu
suhu 38oC
38o C selama beberapa menit
Larutan tripsin ditambahkan ke Setelah kedua larutan tersebut dicampur ,
dalam larutan gelatin, dan
larutan menjadi berwarna kuning keruh
diaduk perlahan
Setelah tercampur merata,
Diambil campuran sebanyak 10 mL
diambil 10 mL campuran dan
dimasukkan ke dalam
Erlenmeyer 100 mL (control
/waktu 0 menit )
Dididihkan (untuk merusak
Campuran dididihkan selam 3 menit dan warna
enzim) selanjutnya didinginkan tetap kuning keruh
Sebanyak 15 mL formalin
Setelah campuran ditambahkan formalin dan
netral dan 3 tetes fenolftalein
indikator pp warna larutan tetap kuning keruh
ditambahkan ke dalam
campuran tersebut
Pada interval waktu
Setelah dititrasi dengan NaOH 0,02 M warna
15,30,45,60,90 dan 120 menit
larutan menjadi merah muda. Adapun Volume
V.
No
1
2
3
4
5
6
7
Waktu (menit)
Kontrol (0)
15
30
45
60
90
120
ANALISIS DATA
1. Kurva titrasi asam amino yang dinyatakan dengan hubungan volume NaOH terhadap
waktu
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh data hasil titrasi asam amino dengan menggunakan
NaOH sebagai titran yaitu sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil titrasi asam amino dengan menggunakan NaOH sebagai titran
Waktu (menit)
Volume (mL)
0
14,2
15
16,6
30
17,3
45
18,5
60
21,00
90
22,00
120
23,3
Berdasarkan data di atas, maka dapat dibuat kurva titrasi hubungan volume NaOH terhadap
waktu sebagai berikut.
20
40
60
80
100
120
140
Waktu (menit)
V NaOH
t
????
2. Penentuan Jumlah Mg Asam Amino pada Tiap Volume NaOH saat Titrasi
Dengan mengasumsikan 1 mL NaOH ekivalen dengan 1,4 mg nitrogen asam amino, maka
dapat dihitung jumlah mg asam amino pada tiap volume NaOH saat titrasi. Adapun
perhitungannya yaitu sebagai berikut.
Pada waktu t = 0
Volume NaOH 0,02 M yang digunakan = 14,2 mL
Mol NaOH = 14,2 mL x 0,02 M = 0,284 mmol
1 mL NaOH 0,1 N ekuivalen dengan 1,4 mg nitrogen asam amino, sehingga untuk 0,284 mmol
NaOH ekuivalen dengan:
0,1 mmol
1,4 mg
=
0,284 mmol x mg
x=
Pada waktu t = 15
Volume NaOH 0,02 M yang digunakan = 16.6 mL
Mol NaOH = 16,6 mL x 0,02 M = 0,332 mmol
1 mL NaOH 0,1 N ekuivalen dengan 1,4 mg nitrogen asam amino, sehingga untuk 0,332 mmol
NaOH ekuivalen dengan:
0,1mmol
1,4 mg
=
0,332mmol
x mg
x=
0,332mmol 1,4 mg
=4,648 mg nitrogenasam amino
0,1mmol
Pada waktu t = 30
Volume NaOH 0,02 M yang digunakan = 17,3 mL
Mol NaOH = 8,6 mL x 0,02 M = 0,346 mmol
1 mL NaOH 0,1 N ekuivalen dengan 1,4 mg nitrogen asam amino, sehingga untuk 0,346 mmol
NaOH ekuivalen dengan:
0,1mmol
1,4 mg
=
0,346 mmol x mg
x=
Pada waktu t = 45
Volume NaOH 0,02 M yang digunakan = 18,5 mL
Mol NaOH = 8,6 mL x 0,02 M = 0,37 mmol
1 mL NaOH 0,1 N ekuivalen dengan 1,4 mg nitrogen asam amino, sehingga untuk 0,37 mmol
NaOH ekuivalen dengan:
0,1mmol 1,4 mg
=
0,37 mmol x mg
x=
Pada waktu t = 60
Volume NaOH 0,02 M yang digunakan = 8,95 mL
Mol NaOH = 8,95 mL x 0,02 M = 0,42mmol
1 mL NaOH 0,1 N ekuivalen dengan 1,4 mg nitrogen asam amino, sehingga untuk 0,42 mmol
NaOH ekuivalen dengan:
0,1mmol 1,4 mg
=
0,42mmol
x mg
x=
0,42mmol 1,4 mg
=5,88 mg nitrogen asamamino
0,1 mmol
Pada waktu t = 90
Volume NaOH 0,02 M yang digunakan = 22 mL
Mol NaOH = 22 mL x 0,02 M = 0,44 mmol
1 mL NaOH 0,1 N ekuivalen dengan 1,4 mg nitrogen asam amino, sehingga untuk 0,44 mmol
NaOH ekuivalen dengan:
0,1 mmol 1,4 mg
=
0,44 mmol x mg
x=
0,1mmol
1,4 mg
=
0,466 mmol x mg
x=
Volume (mL)
mg
Nitrogen
asam amino
0
14,2
3,976
15
16,6
4,648
30
17,3
4,844
45
18,5
5,18
60
21,00
5,88
90
22,00
6,16
120
23,3
6,524
Berdasarkan data diatas, maka dapat dibuat kurva hubungan antara mg nitrogen asam
amino terhadap waktu yaitu sebagai berikut. (kurva blm)
Gambar 2. Kurva hubungan waktu terhadap mg Nitrogen asam amino
Sebelum dilakukan proses titrasi dalam percobaan ini terlebih dahulu dilakukan proses
pembuatan larutan gelatin dengan cara melarutkan 5 gram padatan gelatin ke dalam 100 mL
aquades. Setelah dilarutkan dan diaduk terbentuk larutan gelatin yang berwarna kuning.
Larutan gelatin ini kemudian ditambahkan indikator fenolftalein sebanyak 1 mL dan
ditambahkan larutan NaOH 0,2 M tetes demi tetes sehingga larutan gelatin berwarna merah
muda. Adapun tujuan penambahan NaOH adalah agar larutan bersifat sedikit basa.
Larutan yang berwarna merah ini kemudian ditambahkan larutan HCl 0,1 M tetes demi
tetes. Penambahan larutan HCl menyebabkan warna larutan kembali berwarna kuning.
Penambahan larutan HCl bertujuan agar pH menjadi 8 dimana pada pH ini enzim tripsin akan
mampu bekerja secara optimal. Dalam percobaan ini diperoleh pH setelah penambahan HCl
yaitu 8,02. Hal yang sama juga dilakukan terhadap enzim tripsin, dimana dilakukan penambahan
fenolftalein dan NaOH kedalam 25 mL larutan tripsin sehingga warna menjadi merah muda.
Kemudian larutan ini ditambahkan larutan HCl 0,1 M tetes demi tetes hingga warna merah muda
akibat penambahan fenolftalein dan NaOH ini hilang. Hal ini dilakukan agar kondisi enzim
tripsin sama dengan kondisi gelatin sehingga saat direaksikan akan terjadi reaksi yang sempurna.
Setelah itu, larutan gelatin dan tripsin ini diinkubasi dengan inkubator air pada suhu 38 oC,
dimana suhu ini dijaga supaya tidak melebihi suhu 38 oC karena dapat menyebabkan enzim rusak
yang ditandai dengan pembentukan gel yang sangat mempengaruhi proses degradasi
menghasilkan asam amino. Setelah diinkubasi selama beberapa menit, kedua larutan ini
kemudian dicampur. Dari pencampuran ini terbentuk larutan berwarna kuning kecoklatan.
Tujuan pencamuran ini adalah untuk mengdegradasi larutan gelatin dengan menggunakan enzim
tripsin. Tripsin merupakan enzim proteolitik yang hanya terdiri dari suatu rantai polipeptida.
Enzim ini akan mendegradasi gelatin menghasilkan asam amino penyusunnya.
Sebanyak 10 mL dari larutan ini diambil dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer dan
dilakukan pendidihan terhadap larutan ini dengan tujuan untuk merusak enzim. Kemudian
dilakukan pendinginan terhadap larutan. Setelah dingin, larutan ditambahkan 15 mL larutan
formaldehid dan 3 tetes fenolftalein. Warna larutan setelah ditambahkan formaldehid dan
fenolftalein yaitu tetap berwarna kuning keruh. Larutan ini kemudian dititrasi dengan larutan
NaOH 0,02 M. Titrasi dihentikan ketika larutan ini berubah warna menjadi merah muda.
Adapun penambahan formaldehid sebelum titrasi berfungsi agar gugus karbonilnya
bereaksi dengan asam amino yang tidak bermuatan sehingga memungkinkan gugus amonium
bereaksi dengan NaOH dan membuffer pada pH yang lebih rendah serta dapat dititrasi pada titik
akhir secara kuantitatif menggunakan suatu indikator. Reaksi yang terjadi pada titrasi dengan
menggunakan formalin merupakan reaksi pembentukan dimetilol. Larutan protein yang telah
dinetralkan dengan basa (NaOH), ditambahkan formalin sehingga membentuk dimetilol. Dengan
terbentuknya dimetilol ini, berarti gugus aminonya sudah terikat dan tidak akan mempengaruhi
reaksi yang terjadi antara gugus asam (karboksil) dengan basa (NaOH) sehingga titik akhir titrasi
dapat diakhiri dengan tepat. Indikator yang digunakan adalah fenolftalein. Bila titik akhir titrasi
diperoleh tepat, maka akan terjadi perubahan warna larutan dari bening menjadi merah muda.
Reaksi yang terjadi dalam proses ini adalah sebagai berikut :
H
R
C
NH2
H
COOH
NaOH
C
NH3+
COO -
H
R
O
COO- +
C
NH3+
C
H
COOH
CH2OH
H
O
C
H
H
R
COOH
HOH2C
CH2OH
dimethilol
COOH + NaOH
HOH2C
CH2OH
COO-Na+ + H 2O
HOH2C
CH2OH
Berdasarkan Kurva hubungan volume NaOH terhadap waktu di atas, dapat diketahui
bahwa semakin lama larutan didiamkan, maka semakin banyak volume NaOH yang digunakan
untuk proses titrasi. Hal ini terjadi karena selama proses hidrolisis gelatin oleh tripsin
menghasilkan sejumlah asam amino yang konsentrasinya bertambah seiring dengan
bertambahnya interaksi antara larutan gelatin dengan larutan tripsin. Enzim tripsin yang semakin
lama menghidrolisis gelatin menyebabkan gugus karboksil dan gugus amino yang dihasilkan
semakin banyak. Dengan bertambahnya gugus ini, maka jumlah NaOH yang digunakan pada
saat titrasi juga bertambah.
Secara kuantitatif dari kurva yang diperoleh, maka dapat dihitung derajat
hidrolisis dari enzim tripsin terhadap larutan gelatin. Berdasarkan hasil analisis data besar derajat
hidrolisis dari enzim tripsin terhadap larutan gelatin adalah 0,0122 .
Selanjutnya dari kurva hubungan waktu terhadap mg Nitrogen asam amino di atas,
terlihat bahwa semakin lama waktu yang digunakan larutan gelatin untuk bereaksi dengan enzim
pankreatin maka semakin banyak pula mg nitrogen asam amino yang dihasilkan. Terdapat
hubungan yang searah antara waktu kontak dengan mg nitrogen asam amino. Hal ini terjadi
karena selama proses hidrolisis gelatin (protein) oleh enzim pankreatin menghasilkan sejumlah
gugus karboksil dan gugus amino yang bertambah sehingga nitrogen yang terdapat pada
dimethilol juga ikut bertambah.
SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka diperoleh beberapa kesimpulan antara lain :
1
2
Protein dapat dihidrolisis dengan enzim protease dan melalui titrasi formal asam amino.
Kurva hubungan antara volume NaOH terhadap waktu dan kurva mg nitrogen asam amino
terhadap waktu pada titrasi formal asam amino berbanding lurus dimana semakin lama
larutan didiamkan, maka semakin banyak volume NaOH yang diperlukan untuk mentitrasi
larutan asam amino tersebut maka semakin banyak pula mg nitrogen dari asam amino yang
dihasilkan.