Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ayu.

Rizkiany
Nim : 1804015148
Kelas : E1

Laporan Praktikum biokim

DASAR TEORI
Protein adalah bahan makanan yang sangat penting dalam menyusun komponen-komponen sel, terutama dalam
proses pertumbuhan dan perkembangan mahluk hidup karena proteinmenyediakan amino yang penting untuk tubuh dan
digunakan sebagai pondasi untukpembentukan otot. Protein merupakan salah satu komponen utama yang ada dalam susu.
Selainsusu, komponen utama lainnya yaitu air, lemak. Kadar protein yang terdapat dalam susu berkisarantara 2,8 persen
sampai 4,0 persen.
Protein yang terdapat dalam susu terdiri dari dua jenis,yakni kasein dan whey. Kedua protein susu ini sama-sama
sumber amino esensial yang sempurna, tetapi mereka berbeda dalam satu aspek yang penting. Kasein adalah protein yang
paling banyak tersedia di susu. Protein ini relatif tidak bisa larut,lambat dicerna dan cenderung membentuk struktur yang
disebut misel yang meningkatkan kelarutannya di air.
Kasein termasuk jenis phospoprotein, terdiri dari beberapa unit asam amino yang terikatdengan ikatan peptida.
Kasein di dalam susu merupakan partikel yang besar. Di dalamnya tidakhanya terdiri dari zat-zat organik, melainkan
mengandung zat-zat anorganik seperti kalsium,phosphor, dan magnesium. Kasein adalah protein yang khusus terdapat
dalam susu. Dalamkeadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa yangkhas.
Kasein dapat diendapkan oleh asam, enzim rennet dan alkohol. Oleh karena itu kaseindalam susu dapat dikoagulasikan
atau digumpalkan oleh asam yang terbentuk di dalam sususebagai aktivitas dari mikrobia.
Kasein merupakan protein penyusun susu terbesar. Di dalamnya tidak hanya terdiri dari zat-zat organik,
melainkan mengandung juga zat-zat anorganik seperti kalsium, phosphor, dan magnesium.
Kasein yang merupakan partikel yang besar dan senyawa yang kompleks tersebut dinamakan juga kasein misel.
Kasein adalah protein yang khusus terdapat dalam susu. Dalam keadaan murni, kasein berwarna putih seperti salju, tidak
berbau dan tidak mempunyai rasa yang khas

Manfaat-manfaat casein diantaranya adalah sebagai berikut.

• Glutamin berfungsi membantu menjaga massa otot, membantu pemulihan otot setelah berolahraga maupun bekerja,
serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
• Pelindung gigi, Kasein memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya erosi pada enamel gigi,
• Membantu pemulihan otot setelah berolahraga maupun bekerj,serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Karena
kasein merupakan jenis protein yang lambat di cerna, tubuh mampu menggunakannya secara efisien.
• Mengilangkan lemak tubuh. Kasein akan mebuat metabolisme dalam tubuh menjadi cepat, hal ini juga berlaku untuk
pembakaran lemak, kasein akan menyeimbangkan lemak dalam tubuh kita serta orang yang rajin mengkonsumsi kasein
akan merasa lebih kenyang 33% dibandingkan orang yang tidak mengkonsumsi kasein.
• Mengandung berbagai jenis bioaktif peptide.
Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa kasein memiliki berbagai jenis biaktif peptida diantaranya yaitu AlphaS-1
Peptida dan c12 PeptidaMasing-masing jenis nioaktif peptide ini memberikan manfaat yang berbeda-beda bagi tubuh.
AlphaS-1 Peptida : Menghasilkan efek anxiolytic yaitu mengurangi efek terhadap stress
yang dirasakan, meningkatkan kualitas tidur dan dapat menurunkan tekanan darah.
• C12 Peptida : Menurunkan tekanan darah
• Mengurangi radikal bebas pada tubuh
Prinsip Percobaan
Isolasi kasein dan laktosa dari susu dilakukan dengan mereaksikan susu yang telah dilarutkan dalam air panas
dengan asam asetat. Gumpalan yang terbentuk disaring dan padatan yang didapat dicampurkan dengan dietil eter :
etanol. Eter dalam campuran didekantasi, kemudian disaring dengan corong Buchner. Sementara itu, isolasi laktosa
dilakukan dengan cara mereaksikan cairan hasil dekantasi campuran pada proses isolasi kasein dengan kalsium
karbonat dan kemudian dengan etanol 95% untuk dipekatkan. Pengujian terhadap hasil isolasi kasein dan larutan
laktosa dilakukan melalui berbagai macam uji spesifik untuk menganalisis keberadaan protein maupun karbohidrat.

Alat : Bahan :
- Beaker glass - Susu
- Kertas saring - Asam asetat glasial
- Penyangga kaki tiga - Etanol 96%
- Corong - Campuran etanol : eter = 1:1
- Pipet tetes - Eter atau Ammonium Sulfat
- Batang pengaduk

Prosedur kerja
1. Masukkan 100 ml air susu ke dalam beaker glass 250 ml kemudian panaskan sampai 40 C pada penangas air
2. Tambahkan setetes demi setetes 1 ml asam asetat glacial sambil diaduk sehingga semua kasein dengan kain
muslin dan kemudian airnya di peras.
3. Suspensikan endapan kasein ke dalam 50 ml larutan 95%. Supernatanny di dekantasi. Ulangi lagi dengan
menggunakan 50 ml larutan etanol : eter = 1:1
4. Pindahkan kasein dengan menggunakan 50 ml eter alcohol lainnya ke dalam corong Buchner. Kemudian cuci lagi
dengn 50 ml eter.
5. Isaplah corong Buchner dan endapannya di keringkan di atas gelas arloji sehinnga diperoleh kasein untuk
percobaan selanjutnya

Perhatian : bekerja dengan eter harus jauh dengan api untuk menghindari kebakaran.

Fungsi bahan:
• Ammonia sulfat: Kegunaan dari ammonium sulfat untuk perpisahan protein adalah untuk mempercepat dalam
menghubungkan klasifikasi dari albumin dan globulin. Sodium sulfat lebih sesuai untuk memisahkan analitik dari
plasma protein
• Asam asetat glasial: Penambahan asam asetat glacial pada susu untuk mengkoagu lasi susu.
Penetesan asam asetat glacial ini mengakibatkan terbentukn ya endapan yang terlihat berpisah dengan larutan.
Penambahan asam setat glacial bertujuan untuk untuk proses pengasaman susu agar partikel-partikel dalam susu
tersebut mengendap akibat aktivitas enzim serta mempercepat proses pengendapan. Warna endapann ya adalah
putih kekuningan.
• Etanol 96%: melarutkan endapan dalam alcohol 96%, kemudian mendekantasinya, lalu mengulangi langkah ini dengan
menggunakan etanol:eter = 1:1. Lalu ditambah lagi eter;alcohol dan disaring, lalu dicuci dengan eter. Rangkaian
proses ini bertujuan untuk memurnikan kasein yang diperoleh dari komponen-komponen susu yang lain.
Hasil Praktikum :
Pembuatan kasein yang dilakukan dalam percobaan ini dengan menggunakan susu sapi yang telah dikemas atau
susu sapi siap saji yang siap untuk diminum secara langsung hal ini dikarenakan sulitnya untuk mendapat susu sapi murni.
Perlakuan pertama pembuatan kasein dilakukan dengan memanaskan susu sapi dalam air panas sampai 40oC.
Pemanasan ini bertujuan untuk menurunkan kelarutan protein sehingga dapat mengendapkan protein susu pada kondisi
yang sesuai atau pemanasan ini dapat menyebabkan denaturasi rusaknya struktur protein sehingga mempercepat
pengendapan protein. Tapi pemanasan pada suhu ini, kasein tidak mengalami pengendapan. Pada dasarnya kasein
merupakan protein yang stabil terhadap pemanasan dan tidak mengalami denaturasi apabila air susu dipanaskan. Tapi
pemanasan ini akan mengubah stabilitas kasein dan menyebabkan kasein nantinya mudah dilakukan pengendapan.
Disamping itu kita melakukan pemanasan larutan buffer. Dimana larutan buffer yang digunakan adalah
campuran asam asetat (25 ml) dengan natrium asetat (25 ml), dengan perbandingan 1 :1. Lalu menambahan larutan buffer
tersebut pada susu setelah pemanasan setetes demi setetes sampai kasein mengendap. Penambahan asam
mengakibatkan penambahan ion H+ sehingga akan menetralkan protein dan menuju tercapainya pH isoelektrik. Pada titik
isoelektris ini kasein bersifat hidrofobik, kasein akan berikatan antar muatannya sendiri membentuk lipatan ke dalam
sehingga terjadi pengendapan yang relatif cepat.
Penambahan larutan buffer pada susu yang telah dipanaskan berarti menambahkan konsentrasi dari ion H+ yang
kemudian akan mengadakan reaksi dengan muatan negatif protein yang berasal dari gugus hiroksil bebasnya. Semakin
banyak konsentrasi H+ yang ditambahkan maka semakin banyak pula penurunan pH dari susu sehingga titik isoelektriknya
semakin dekat. Apabila pH isoelektrik sudah tercapai maka muatan yang saling berlawanan akan saling menetralkan
sehingga akan terbentuk gumpalan. Titik isoelektris kasein pH 4,6 – 5,0 dan pada titik ini kasein mudah sekali mengendap.
Dalam kondisi asam atau pH yang rendah, kasein akan mengendap karena memiliki kelarutan yang rendah pada kondisi
asam.
Larutan dan endapan yang terbentuk ini disaring dengan menggunakan kertas saring untuk memisahkan
endapannya. Didapatkan endapan kasein yang berwarna putih. Endapan yang terbentuk disuspensi dengan menggunakan
etanol 90%. Hal ini bertujuan karena kasein tidak larut dalam etanol, maka dapat untuk memisahkan kasein dengan protein
lain sehingga diperoleh hanya kasein saja. Protein selain kasein akan melarut sedangkan kasein tetap berbentuk endapan
yang tidak dapat melarut. Seperti yang telah diketahui pada susu sapi mengandung protein mencapai 3,25% di mana 82%
protein susu adalah kasein dan 18% adalah serum atau protein whey. Jadi sangat mungkin saat pengendapan dengan
asam, protein lain selain kasein ikut mengendap.
Selanjutnya mendekantasi larutan, hal ini bertujuan untuk memisahkan endapan dengan larutannya. Endapan
yang diperoleh disuspensi kembali dengan campuran etanol dan eter dengan perbandingan 1:1. Hal ini bertujuan untuk
memisahkan lemak dari endapan kasein di mana lemak akan ikut melarut bersama dengan eter, hal ini karena eter dan
lemak memiliki sifat kepolaran yang tidak berbeda jauh. Sedangkan etanol akan melarutkan protein atau senyawa lain
selain kasein sedangkan kasein masih berada dalam bentuk endapannya karena kasein tidak larut dalam etanol sehingga
akan diperoleh kasein yang lebih murni.
Kemudian memindahkannya ke dalam corong buchner untuk menghisap cairan yang masih ada dalam endapan.
Selanjutnya mencuci endapan dengan eter dimaksudkan agar memurnikan endapan kasein yang diperoleh.
Pada praktikum kali ini Titik isoelektrik, protein juga memiliki pH isoelektrik tertentu. pH isoelektrik merupakan
suati nilai pH dimana jumlah muatan listrik positif sama dengan muatan negatifnya. Pada pH tersebut, protein tidak
bermuatan positif maupun negatif, sehingga dapat membentuk agregat (gumpalan-gumpalan yang keruh) dan mengendap,
karena sebagian protein menunjukkan kelarutan yang minimal pada pH isolektriknya. Sifat inilah yang akan digunakan
untuk memisahkan atau mengisolasi kasein dari susu. Protein susu memiliki protein-protein spesifik. Salah satunya adalah
kasein.
Selain bahan asam yang dignakan pada praktikum ini adapun bahan lain yang dapat di gunakan, menambahan
larutan buffer (campuran asam asetat (25 ml) dengan natrium asetat (25 ml), dengan perbandingan 1 :1) tersebut pada
susu setelah pemanasan setetes demi setetes sampai kasein mengendap. Penambahan asam mengakibatkan penambahan
ion H+ sehingga akan menetralkan protein dan menuju tercapainya pH isoelektrik.
Kesalahan yang dapat terjadi saat praktikm bisa terjadi pada produk itu sendiri susu yang digunakan tidak murni
dan di dapati zat pengotor mengakibatkan hasil yang didapat bisa tak sesuai dengan yang di inginkan. Pemakaian bahan
yang kurang teliti, contoh dalam meneteskan zat-zat asam tak sesuai dengan prosedur, sehingga kasein yang didapat tak
sesuai degan yang di inginkan. Pencamburan bahan yang kurang teliti.

KESIMPULAN
1. Kasein merupakan golongan protein yang komposisinya mencapai 80% dari komposisi
keseluruhan protein susu.
2. Protein kasein terbagi menjadi beberapa komponen, komponen yang umum dijumpai adalah
αs1-kasein, αs2-kasein, β-kasein, dan κ-kasein.
3. Percobaan isolasi kasein ini menggunakan pengasaman oleh asam asetat untuk mengendapkan
kasein.
4. Pemisahan kasein dengan protein lain dapat menggunakan etanol, di mana kasein tidak larut
dalam etanol sehingga tetap berada sebagai endapan sedangkan protein lain akan melarut.
5. Kasein adalah protein yang paling banyak tersedia di susu. Protein ini relatif tidak bisa larut dan
cenderung membentuk struktur yang disebut misel yang meningkatkan kelarutannya di air. 
6. Protein juga memiliki pH isolistrik tertentu. pH isolistrik merupakan suatu nilai pH dimana jumlah
muatan listrik positif sama dengan muatan negatifnya.
7. Kasein terdispersi dalam air panas, basa, dan garam basa seperti natrium asetat, dan natrium
oksalat.
8. Kasein dapat diisolasi dengan cara hidrolisis kimiawi, baik dengan pengasaman, penambahan
basa maupun enzim secara sempurna
9. Hidrolisis kasein dengan asam tidak dilakukan pada suhu tinggi, hanya dilakukan hingga suhu
40°C saja agar komponen air susu yang lain tidak rusak

Anda mungkin juga menyukai