Anda di halaman 1dari 2

A.

Cis dan Trans

Dalam kimia, isomerisme cis-trans atau isomerisme geometrik atau isomerisme


konfigurasi adalah sebuah bentuk stereoisomerisme yang menjelaskan orientasi
gugus-gugus fungsi dalam sebuah molekul. Secara umum, isomer seperti ini
mempunyai ikatan rangkap yang tidak dapat berputar. Selain itu, isomer ini juga
muncul dikarenakan struktur cincin molekul yang menyebabkan perputaran ikatan
sangat terbatas.
Jika kita memiliki sebuah model molekul didepan mata, kiita harus mempretelinya
dan menyusung ulang kembali untuk menghasilkan isomer darimolekul tersebut. Jika
hanya memutar-mutar ikatan tunggal, yang dihasilkan bukanlah isomer, molekul
tersebut sama sekali tidak berubah. (clarck, 2000) isomer adalah senyawa-senyawa
kimia yang mempunyai rumus molekul samatetapi rumus strukturnya berbeda,
sehingga sifat-sifatnya pun berbeda. Isomer yang terjadi akibat perbedaan struktur
disebut isomer struktur, sedangkan keisomeran karena perbedaan konfigurasi disebut
isomer ruang. Isomer struktur terdiri dari isomer rangka, isomer posisi, dan isomer
fungsi, sedangkan isomer ruang terdiri dari isomer geometris dan isomer optis
Dalam nomenklatur isomer geometris, awalan cis- dan trans- digunakan untuk
mengidentifikasi sisi ikatan rangkap mana yang atom-atom serupa ditemukan. Awalan
cis- berasal dari bahasa Latin yang berarti "di sisi ini". Sedangkan Awalan trans
berasal dari bahasa Latin yang berarti "melintasi".

Isomerisme Cis-trans menggambarkan perbedaan antara molekul yang memiliki


konektivitas atom yang sama tetapi memiliki sifat yang berbeda. Sifat-sifat yang
berbeda ini disebabkan karena perbedaan dalam pengaturan spasial dari dua molekul.
Perbedaan utama antara isomer cis dan trans adalah isomer cis pada dasarnya polar
sedangkan isomer trans relatif nonpolar.

Isomer cis dan isomer trans sering kali memiliki sifat-sifat fisika yang berbeda.


Perbedaan antara isomer pada umumnya disebabkan oleh perbedaan bentuk molekul
atau momen dipol secara keseluruhan. Perbedaan ini dapatlah sangat kecil, seperti
yang terlihat pada titik didih alkena berantai lurus 2-pentena (titik didih isomer trans
36 °C dan isomer cis 37 °C). Perbedaan isomer cis dan trans juga dapat sangat besar,
seperti pada kasus siklooktena. Isomer cis senyawa ini memiliki titik didih
145 °C, sedangkan isomer transnya 75 °C. Perbedaan yang sangat besar antara kedua
isomer siklooktena disebabkan oleh terikan cincin yang besar untuk trans-siklooktena,
yang juga menyebabkannya kurang stabil dibandingkan isomer cis. Bahkan, kedua
isomer asam 2-butenadioat memiliki sifat-sifat dan reaktivitas yang sangat berbeda
sehingga mempunyai nama yang berbeda pula.
Isomer cisnya di sebuah asam maleat, sedangkan isomer transnya di
sebuah asam fumarat. Polaritas merupakan faktor kunci yang menentukan titik didih
relatif senyawa karena ia akan meningkatkan gaya antar molekul, sedangkan simetri
merupakan faktor kunci yang menentukan titik leleh relatif karena ia mengizinkan
penataan molekul yang lebih baik pada bentuk padat. Oleh karena itu, trans-alkena
yang kurang polar dan lebih simetris cenderung memiliki titik didih yang lebih rendah
dan titik leleh yang lebih tinggi. Sebaliknya cis-alkena secara umum memiliki titik
didih yang lebih tinggi dan titik leleh yang lebih rendah.
S yarat terbentuknya isomer cis-trans adalah terdapat tingkatan rangkap
dua(C=C) yang tiap-tiap karbon (C=C) dalam ikatan rangkap tersebut mengikat
atom atau gugus atom yang berbeda.Isomer geometrik ialah isomer yang
diakibatkan oleh ketegangan dalam molekul dan hanya dijumpai dalam dua kelas
senyawa, alkena dan senyawa siklik.Persyaratan isomer geometrik dalam alkena
ialah bahwa tiap atom karbon yang terlibat dalam ikatan pi mengikat dua gugus yang
berlainan. (Fessenden dan Fessenden, 1986)
Trans:
dari bahasa latin yang berarti "seluruh"- seperti dalam transatlantik.
Cis:
dari makna latin "pada sisi ini" (clClarck, 2000)

Dapus:
James H. Clark, Duncan Macquarrie. 2000.Handbook of Green Chemistry and
Technology. Blackwell Science Ltd : New York
Fessenden & Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jilid 2. Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai