Asam basa Lewis diklasifikasikan menurut sifat keras dan lunaknya. Logam dan ligan
dikelompokkan menurut sifat keras dan lunaknya berdasarkan pada polarisabilitas unsur yang
pada akhirnya dikemukakanlah suatu prinsip yang disebut Hard and Soft Acid Base (HSAB).
Ligan-ligan dengan atom yang sangat elektronegatif dan memiliki ukuran kecil
merupakan basa keras (misalnya : OH-, F-), sebaliknya ligan-ligan dengan atom yang elektron
terluarnya mudah terpolarisasi akibat pengaruh ion dari luar merupakan basa lemah (misalnya
: S2O32-, I-). Sedangkan ion-ion logam yang berukuran kecil, bermuatan positif besar, elektron
terluar tidak mudah dipengaruhi oleh ion lain dari luar, dikelompokkan ke dalam asam keras
(contohnya : H+, Si4+), sebaliknya ion-ion logam yang berukuran besar, bermuatan kecil atau
nol, elektron terluarnya mudah dipengaruhi oleh ion lain, dikelompokkan ke dalam asam
lemah (contohnya : Ag+, Cd2+). Selain dari asam basa keras dan lunak, terdapat juga ligan dan
ion logam yang tidak termasuk pada golongan keras ataupun lunak, yaitu golongan
intermediet. Di bawah ini adalah tabel ligan dan ion logam yang tergolong asam basa keras,
lunak, dan intermediet.
Tabel 3.1.1 Tabel Klasifikasi Asam Keras, Lunak, dan Intermediet
Asam Keras
Li+, Na+, K+, Rb+
Be2+, Mg2+, Ca2+, Sr2+, Sn2+,
Mn2+, Zn2+
Al3+, Ga3+, In3+, Sc3+, Cr3+,
3+
3+
3+
Fe , Co , Y
Th4+, Pu4+, Ti4+, Zr4+
[VO]2+, [VO2]+
Asam Lunak
Tl+, Cu+, Ag+, Au+
Hg2+, Cd2+, Pd2+, Pt2+
Tl3+
Intermediet
Pb2+, Fe2+, Co2+, Ni2+, Cu2+,
Os2+
Ru3+, Rh3+, Ir3+
3.2
Basa Lunak
Intermediet
I-, H-, R-
Br-
RNH2
R3As, R3Sb
C6H5NH2
yang kecil, oksidasi tinggi, kepolaran rendah, dan keelektronegatifan tinggi. Sedangkan asam
dan basa lunak cenderung mempunyai atom yang besar, tingkat oksidasi rendah, dan
elektronegatifan rendah. Interaksi antara asam keras dan basa keras disebut dengan interaksi
ionik, sedangkan interaksi antara asam lemah dan basa lemah lebih bersifat kovalen.
Contohnya antara Cr3+ dan OH-. Cr3+ merupakan asam kuat dan OH- merupakan basa kuat,
sehinnga kedua asam basa ini akan berinteraksi secara kuat melalui pembentukan ikatan
koordinasi karena pasangan elektron bebas unsur O pada OH- akan menempati orbital kosong
yang ada di Cr3+.
Pada kenyataannya asam keras yang berikatan dengan dengan basa keras akan memiliki
kestabilan yang lebih tinggi dibandingkan asam keras yang berikatan dengan basa lunak.
Asam keras (misalnya : Fe3+) yang berikatan dengan halogen, kestabilannya akan menurun
berdasarkan urutan : F- > Cl- > Br- > I-. Sedangkan asam lunak (misalnya : Hg2+) yang
berikatan dengan golongan halogen, kestabilannya akan meningkat berdasarkan urutan : F - <
Cl- < Br- < I-. Hal ini disebabkan karena F- dan Cl- merupakan basa keras, sehingga akan lebih
stabil jika berikatan dengan asam keras, sebaliknya I- yang merupakan basa lunak, akan lebih
stabil jika berikatan dengan asam lunak.
Teori HSAB
Jumat, 03 September 2010 09.44 Diposkan oleh suhendra iskandar
HSAB yang merupakan singkatan dari hard-soft of acids and bases merupakan
teori yang menjelaskan tentang keras lunaknya suatu asam dan basa. konsep ini
menentukan kekuatan suatu ion logam tetapi sekali lagi bahwa konsep ini
berbeda dengan asam-basa kuat dan lemah seperti pembagian asam-basa
secara umumnya.
Syarat-syarat Asam-basa keras (hard):