Anda di halaman 1dari 2

Hukum Graham Tentang Efusi

Hukum Graham (bahasa Inggris: Graham's law, atau Graham's law of effusion; "Hukum
efusi Graham") adalah suatu rumus yang diformulasi oleh fisikawan kimiawan Skotlandia,
Thomas Graham pada tahun 1848. Thomas Graham (1805-1869) mempelajari kecepatan
efusi beberapa gas. Dari percobaan-percobaannya, Graham menemukan bahwa laju efusi
suatu gas berbanding terbalik dengan akar massa partikelnya. Dengan kata lain, pada suhu
dan tekanan yang sama, maka kecepatan efusi gas berbanding terbalik dengan akar
kerapatannya. Pernyataan ini dikenal dengan hukum Graham

Hukum efusi Graham menyatakan bahwa laju efusi gas melalui lubah kecil ke dalam vakum
berbanding terbalik dengan akar kuadrat massa molarnya (Gambar 1). Efusi gas adalah
perpindahan gas dari daerah dengan tekanan yang lebih besar ke daerah dengan
tekanan yang lebih kecil.

Gambar 1. Sebuah lubang kecil dalam kotak yang menyebabkan molekul berefusi ke vakum
(Sumber: Oxtoby, 2008).

Hukum efusi Graham akan berlaku jika lubang wadah cukup kecil dan tekanan cukup
rendah, sehingga sebagian besar molekul mengikuti garis lurus lubang tanpa mengalami
tumbukan sesamanya. Gejala yang sama dengan efusi adalah difusi gas yang melewati
penghalang berpori. Ini berbeda dengan efusi, karena molekul mengalami banyak tumbukan
dengan sesamanya sewaktu melewati pori-pori. Menariknya laju difusi ini juga berbanding
terbalik dengan akar kuadrat massa molar gas, meskipun alasannya tidak sejelas pada efusi
gas. Jika suatu campuran molekul gas dimasukkan ke dalam wadah yang memiliki
penghalang berpori (membran semipermeabel), molekul yang lewat akan kaya dengan

komponen yang lebih ringan dengan faktor √ μAμB , dan molekul-molekul yang tertinggal
kaya akan komponen yang lebih berat.

Aplikasi dari hukum Graham ini dapat digunakan untuk menghitung massa molekul
yang hilang dari wadah jika terjadi kebocoran. Jika luas lubang bocoran adalah Ao, maka
jumlah molekul yang lolos dalam satuan waktu adalah Zw.Ao. (Atkin, 2006):
PA o
Z w . A o=
√2 π mkT .......(1)

Persamaan ini merupakan dasar dari metode Knudsen untuk menentukan massa
molekul relatih (Mr), dengan menghitung massa molekul yang lolos. Misalnya uap padatan
belerang (S) dimasukkan ke dalam rongga yang dilengkapi dengan lubang kecil, maka
kecepatan hilangnya massa molekul S dari wadah berbanding langsung dengan teklanan P.
Bila besarnya tekanan dapat dihitung, maka hilangnya massa molekul ( m) dapat dihitung dan
Mr dapat dicari. Bila persamaan (1) dimodifikasi dalam bentuk lain, dimana molekul yang
lolos selama t adalah Zw.Ao.m. t, maka hilangnya massa molekul dari wadah dihitung dengan
persamaan:
Δm=Zw . A o . m. Δt
Mr
m=
Dimana: NA
Hubungan antara tekanan gas yang berefusi terhadap waktu:
−t /τ
P=Po .e
2 πm 1/2 Ao
Dimana:
τ=( ) kT
.
V
2
A o =π .r

Anda mungkin juga menyukai