Anda di halaman 1dari 4

Pembentukan Bibit Unggul

Dalam bidang pertanian, radiasi gamma dapat digunakan untuk memperoleh bibit unggul.
Sinar gamma menyebabkan perubahan dalam struktur dan sifat kromosom sehingga
memungkinkan menghasilkan generasi yang lebih baik, misalnya gandum dengan yang umur
lebih pendek.
Selain sinar gamma, fosfor-32 (P-32) juga berguna untuk membuat benih tumbuhan yang
bersifat lebih unggul dibandingkan induknya. Radiasi radioaktif ini ke tanaman induk akan
menyebabkan ionisasi pada berbagai sel tumbuhan. Ionisasi inilah yang menyebabkan turunan
akan mempunyai sifat yang berbeda dari induknya. Kekuatan radiasi yang digunakan diatur
sedemikian rupa hingga diperoleh sifat yang lebih unggul dari induknya.

2.5.b. Pemupukan dan Pemberantasan Hama dengan Serangga Mandul


Radioisotop fosfor dapat dipakai untuk mempelajari pemakaian pupuk oleh tanaman. Ada
jenis tanaman yang mengambil fosfor sebagian dari tanah dan sebagian dari pupuk. Berdasarkan
hal inilah digunakan fosfor radioaktif untuk mengetahui pola penyebaran pupuk dan efesiensi
pengambilan fosfor dari pupuk oleh tanaman. Radioisotop yang digunakan sebagai perunut
dalam penelitian efisiensi pemupukan tanaman
adalah fosfor-32 (32P). Teknik perunut dengan radioisotop akan memberikan cara pemupukan
yang tepat dan hemat.
Teknik radiasi juga dapat digunakan untuk memberantas hama dengan menjadikan
serangga mandul.
Dengan radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, sehingga timbul kemandulan pada
serangga jantan. Kemandulan ini dibuat di laboratorium dengan cara hama serangga diradiasi
sehingga serangga jantan menjadi mandul. Setelah disinari hama tersebut dilepas di daerah yang
terserang hama, sehingga diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan
jantan mandul yang dilepas, sehingga telur itu tidak akan menetas.
Radio isotop juga dapat digunakan dalam upaya pemberantasan hama. Radioisotop dapat
meradiasi sel – sel kelamin hama jantan sehingga menjadi mandul. Selanjutnya, hama – hama
jantan yang mandul ini di lepas kembali sehingga hama betina tidak akan dapat berkembang biak
a. Stroberi tampa radiasi, yang berjamur setelah di simpan beberapa hari
b. Stroberi yang tetap segar setelah penyimpanan dua minggu karena telah disterilisasi dengan
cara radiasi

2.6.c. Pengawetan Makanan


Pada musim panen, hasil produksi pertanian melimpah. Beberapa dari hasil pertanian itu
mudah busuk atau bahkan dapat tumbuh tunas, contohnya kentang. Oleh karena itu diperlukan
teknologi untuk mengawetkan bahan pangan tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan irradiasi sinar radioaktif. Radiasi ini juga dapat mencegah pertumbuhan bakteri
dan jamur.

2.6.d Pemuliaan tanaman


Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan
menggunakan radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang
bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang
mematikan. Biji yang sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok
menurut ukuran dosis radiasinya.

2.6.e Penyimpanan makanan


Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama
akan bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum
bahan tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas,
dengan dernikian dapat disimpan lebih lama.
2.6.f Untuk mencegah timbulnya penyakit padat Tumbuhan
Penyakit tumbuhan yang disebabkan jamur merupakan masalah pertanian yang utama.
Upaya mengatasinya adalah pengontrolan penyakit itu secara kimiawi Penelusuran dengan
radioisotop, misalnya dengan sulfur-35, dimungkinkan untuk mengukur pertumbuhan kimiawi
dalam spora-spora tunggal dan mengikuti zat kimia sekujur tanaman. Orang bisa mempelajari
siklus kehidupan mikroorganisme dan memahami bagaimana suhu dan kelembaban
mempengaruhi siklus itu.
Orang juga bias menemukan perubahan kimiawi dalam sel tanaman yang membuat
tanaman itu mudah diserang jamur. Penelusuran radioisotope dapat menentukan serangga
predator yang senang memangsa serangga hama pemakan tanaman. Hama dibuat radioaktif, dan
jejaknya ditemukan dengan detector di dalam serangga predator.
1. Pemberantasan hama dengan teknik jantan mandul

Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis, misalnya hama kubis. Di laboratorium dibiakkan
hama kubis dalam bentuk jumlah yang cukup banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga
serangga jantan menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama.
Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul dilepas. Telur
hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas. Dengan demikian reproduksi hama tersebut
terganggu dan akan mengurangi populasi (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).

2. Pemuliaan tanaman

Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul dapat dilakukan dengan menggunakan
radiasi. Misalnya pemuliaan padi, bibit padi diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari
dosis terkecil yang tidak membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang
sudah diradiasi itu kemudian disemaikan dan ditaman berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya.
Radioisotop ini digunakan untuk memicu terjadinya mutasi pada tanaman. Dari proses mutasi ini
diharapkan dapat diperoleh tanaman dengan sifat-sifat yang menguntungkan, misalnya tanaman
padi yang lebih tahan terhadap hama dan memiliki tunas lebih banyak. Selain itu, radioisotop
juga dapat digunakan untuk memperpanjang masa simpan produk-produk pertanian (Sutresna,
2007).

3. Penyimpanan makanan

Kita mengetahui bahwa bahan makanan seperti kentang dan bawang jika disimpan lama akan
bertunas. Radiasi dapat menghambat pertumbuhan bahan-bahan seperti itu. Jadi sebelum bahan
tersebut di simpan diberi radiasi dengan dosis tertentu sehingga tidak akan bertunas, dengan
dernikian dapat disimpan lebih lama (Abdul Jalil Amri Arma, 2009).

4. Pemupukan
Untuk melaksanakan pemupukan pada waktu yang tepat, dapat digunakan nitrogen-15 (N-15).
Pupuk yang mengandung N-15 dipantau dengan alat pencacah. Jika pencacah tidak mendeteksi
lagi adanya radiasi, berarti pupuk sudah sepenuhnya diserap oleh tanaman. Pada saat itulah
pemupukan berikutnya sebaiknya dilakukan. Dari upaya ini akan diketahui jangka waktu
pemupukan yang diperlukan dan sesuai dengan usia tanaman (Sutresna, 2007).

Anda mungkin juga menyukai