Anda di halaman 1dari 10

KEBUTUHAN DAN SUMBER MINERAL BAGI TUBUH

MANUSIA UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PROSES


METABOLISME

NIRU SAPLA
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN, SUMATERA UTARA

ABSTRAK

Penulisan karya tulis ini dilatarbelakangi oleh pentingnya untuk mengetahui nutrisi manusia
dan kaitannya dengan kebutuhan gizi dan gangguan (penyakit) dari metabolisme mineral (mikro
dan makromineral) dan bersumber dari 5 buah jurnal penelitian ilmiah. Kuranganya kesadaran
pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya mineral dapat menyebabkan terjadinya banyak kasus
penyakit yang disebabkan kekurangan atau kelebihan mineral. Untuk itu dalam karya tulis ini
diangkat masalah pengenalan tentang mineral dan manfaat beberapa mineral, sumber mineral serta
akibat yang ditimbulkan dari kekurangan mineral.

Pembahasan dalam karya tulis ini lebih menegaskan atau mengarahkan pembaca untuk
mengetahui apa itu mineral, manfaat mineral, sumber dari beberapa mineral serta penyakit yang
ditimbulkan akibat kekurangan mineral. Kepada pembaca dimana seharusnya mengupayakan yang
terbaik untuk kesehatan keluarga terutama untuk dirinya secara pribadi.

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik lebih merelevansi pada tema karya tulis ini dimana
dalam mengetahui pentingnya mineral bagi tubuh dan sumber mineral yang dapat memenuni
kebutuhan metabolisme tubuh.

Kata kunci: Mineral, Kalsium dan Zat Besi, dan Makromineral.

1
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat dibutuhkan oleh makhluk
hidup disamping karbohidrat, lemak, protein, dan mineral juga dikenal sebagai zat anorganik
atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa organik akan
rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbondioksida (CO 2), hidrogen menjadi
uap air, dan nitrogen menjadi uap nitrogen (N2). Sebagian besar mineral akan teringgal dalam
bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan terjadi penggabungan
antarindividu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam anorganik.

Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau
belum semua mineral tersebut terbukti essensial, sehingga ada mineral essensial dan non
essensial. Mineral essensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup ntuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral
essensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makr diperukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral mikro
yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam
jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non essensial adalah logam yang perannya
dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil.
Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Di
samping mengakibatkan keracunan, logam juga dapat menye-babkan penyakit defisiensi
(McDonald et al. 1988; Spears 1999; Inoue et al. 2002).

2. Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan mineral?

b. Apa fungsi mineral bagi tubuh?

c. Apa akibat dari kekurangan mineral?

d. Apa saja mineral yang terkandung dalam kepiting bakau?

e. Darimana mineral dapat diperoleh untuk memenuhi kebutuhan tubuh?

3. Ruang Lingkup

Mencakup fungsi dan sumber mineral yang diperlukan untuk metabolisme tubuh.

2
4. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan

Untuk mengetahui pembagian mineral, fungsi mineral bagi tubuh dan sumber uuntuk
memperoleh mineral.

b. Manfaat

Memberikan masukan dan referensi kepada para pembaca tentang pentingnya asupan
mineral yang cukup bagi tubuh serta sesuatu yang harus dilakukan untuk mencegah
penyakit dari dampak kekurangan mineral.

3
B. PEMBAHASAN
1. Penggolongan Mineral Dalam Tubuh
Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral (logam) dibagi menjadi
dua golongan, yaitu mineral logam esen-sial dan nonesensial. Logam esensial merupakan
unsur nutrisi penting yang jika kekurang-an dapat menyebabkan kelainan proses fisiologis
atau disebut penyakit defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat dengan protein, termasuk
enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu kalsium (Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium
(Na), klorin (Cl), sulfur (S), magnesium (Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan
(Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan selenium (Se). Logam nonesensial adalah golongan logam
yang tidak berguna, atau belum diketahui kegunaannya dalam tubuh hewan, sehingga
hadirnya unsur tersebut lebih dari normal dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut
bahkan sangat berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As),
kadmium (Cd), dan aluminium (Al).
Berdasarkan banyaknya, mineral di-bagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam jumlah relatif besar, meliputi
Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro ialah mineral yang diperlukan dalam jumlah
sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil, yaitu
Fe, Mo, Cu, Zn, Mn, Co, I, dan Se.

2. Kebutuhan Mineral Bagi Tubuh


Mineral adalah zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk
membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara keteraturan metabolisme.
Kurang lebih 4% berat tubuh manusia terdiri atas mineral.
Mineral dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Mayor mineral (makro mineral atau makro nutrition element)
Jumlah mineral jenis ini yang diperlukan oleh tubuh adalah lebih dari 100 mg/hari.
Mineral jenis ini adalah : kalsium (Ca), Fosfor (P), Kalium (K), Magnesium (Mg), Sulfur
(S), Sodium/Natrium (Na), Chlorida (Cl). Kalsium merupakan mineral yang paling
banyak dalam tubuh, lebih dari 99% kalsium terdapat pada tulang, sedangkan fosfor yang
kedua, sekitar 85% terdapat dalam tulang. Mineral jenis ini biasanya dikumsumsi dalam
bentuk garam mineral, seperti NaCl (garam meja), yang bila dilarutkan dalam air akan
terurai menjadi beberapa komponen yaitu Na+ dan Sl- yang disebut elektrolit.
b. Trace mineral (mikromineral atau mikronutrition element)
Jumlah yang dibuuhkan tubuh kurang dari 100mg/hari. Mineral jenis ini adalah : zat
besi (Fe), Tembaga (Zu), Seng (Zn), Mangan (Mn), Jodium (J), dan Fluoride (F). Zat -zat
4
tersebut merupakan komponen penting dari struktur tulang, jaringan ikat, hemoglobin,
hormone dan enzim. Secara umum fungsi mineral bagi tubuh adalah :
- Menyediakan bahan sebagai komponen penyusun tulang dan gigi
- Membentu fungdi organ, memelihara irama jantung, kontraksi otot, konduksi syaraf
dan keseimbangan asam basa.
- Memelihara keteraturan metabolism seluler.
Khusus bagi olahragawan perhatian utama harus diberikan pada status zat besi dan
kalsium. Selain manfaat tersebut di atas, selenium berperan sebagai zat anti oksidan.

Tabel 1. Bahan makanan sumber mineral

ZAT MINERAL BAHAN MAKANAN FUNGSI


SUMBER MINERAL
Na: Natrium Garam meja, keju, Transmisi neuromuscular, kondisi
daging, ikan syaraf, keseimbangan asam basa
K: Potasium (kalium) Daging, susu, sayuran, Transmisi neuromuscular, kondisi
sereal, kacang, buah syaraf, keseimbangan asam basa
segar.
Ca: Kalsium Kacang, susu,keju, Struktur tulang/ gigi, kon-duksi,
sayuran hijau, ikan pembekuan darah
kecil yang dimakan
dengan tulangnya.
Mg: Magnesium Daging, ikan, sayuran Transmisi neuromuscular,
hijau, produk susu, pembentukan tulang, reaksi enzim,
sereal. metabolisme energi.
P: Fosfor Kacang, biji-bijian, Pembentukan tulang/gigi,
daging merah. metabolisme energi
Zn: Seng Daging, seafood, Pembentukan enzim
sayuran
Cu: Tembaga Kerang, kepiting, Pembentukan enzim
daging, kacang, coklat
J: Jodium (Iodine) Seadfood, telur, produk Fungsi kelenjar tiroid
susu
Fe: Besi Kacang, biji-bijian, Pembentukan hemoglobin
organ, daging merah
F: Fluoride Seafood, air teh Struktur gigi
Mn: Manganese Kacang, buah, Pembentukan enzim
sereal/beras, teh
Cr: Chromium Daging, telur, produk Metabolisme insuliin dan glukosa
susu
Se: Selenium Seafood, daging, beras Anti oksidant (membrane) transfer

5
elektron.

3. Kandungan Mineral pada Kepiting Bakau

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai pulau besar dan
kecil dan di dalamnya banyak terdapat hutan mangrove. Luas perairan dan hutan mangrove
masih ditam-bah dengan perairan umum yang terdiri dari sungai, rawa, danau dan danau
buatan. Semua ini adalah indikasi bahwa indonesia memiliki sumber daya perikanan yang
cukup potensial dan pros-pektif yang terdiri dari perikanan laut, tawar, dan payau.
Makanan adalah kebutuhan mendasar ba-gi hidup manusia. Makanan yang
dikonsumsi be-ragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya. Kecukupan zat gizi ini
berpengaruh pada kesehat-an dan kecerdasan. Manusia mendapatkan zat makanannya dalam
bentuk bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau hewan. Satu macam saja
bahan makanan tidak dapat meme-nuhi semua keperluan tubuh akan berbagai zat makanan,
karena masing-masing bahan makanan mengandung zat makanan yang berlainan.
Mineral adalah zat yang berperan dalam menjaga keseimbangan dalam tubuh
terutama un-tuk membantu proses metabolisme dan pertukaran zat. Unsur mineral di bagi
menjadi dua golongan, yaitu unsur makroelemen dan unsur mikroelemen yang dibutuhkan
oleh tubuh dalam jumlah sangat sedikit. Tubuh tidak mampu mensintesis mineral sehingga
unsur-unsur ini harus disediakan lewat makanan.
Kalsium merupakan unsur terbanyak ke-lima di dalam tubuh manusia, terdapat
dalam jumlah 1,5 – 2 % dari keseluruhan berat tubuh. Lebih dari 99 persen kalsium terdapat
dalam tulang. Kalsium fosfat tulang disimpan dalam mat-riks organik yang berserat lunak
dan terdiri atas serat-serat kolagen serta sedikit gel mukopolisaka-rida. Kandungan kalsium
dalam kepiting dapat di-analisis dengan menggunakan metode spektro-fotometri serapan
atom.
Ferrum/zat besi terdapat dalam hampir se-mua sel tubuh dan memegang peranan
penting. Ferrum dibutuhkan untuk produksi hemoglobin (Hb) sehingga kekurangan zat besi
dapat menye-babkan anemia. Untuk menghindari kekurangan besi diperlukan asupan besi
yang cukup untuk menjamin kebutuhan. Zat besi dibutuhkan oleh tubuh 150 – 30 mg per
hari.
Kepiting cangkang lunak sangat disukai karena daging kepitingnya mengandung nutrisi
penting bagi kehidupan dan kesehatan. Meski-pun mengandung kholesterol, makanan ini
rendah kandungan lemak jenuh, merupakan sumber nia-cin, folat, dan kalium yang baik, dan
merupakan sumber protein, vitamin B12, fosfor, seng, tem-baga, dan selenium yang sangat

6
baik. Selenium diyakini berperan dalam mencegah kanker dan pengrusakan kromosom, juga
meningkatkan daya tahan terhadap infeksi virus dan bakteri.
Selain itu, Fisheries Research and Development Corporation di Australia
melaporkan bahwa dalam 100 gram daging kepiting bakau mengandung 22 mg Omega-3
(EPA), 58 mg Omega-3 (DHA), dan 15 mg Omega-6 (AA) yang begitu penting untuk per-
tumbuhan dan kecerdasan anak. Bahkan kan-dungan asam lemak pada rajungan lebih tinggi
lagi. Dalam 100 gram daging rajungan terkandung 137 mg Omega-3 (EPA), 90 mg Omega-3
(DHA), dan 86 mg Omega-6 (AA). Untuk kepiting lunak/soka, selain tidak repot
memakannya karena kulitnya tidak perlu disisihkan, nilai nutrisinya juga lebih tinggi,
terutama kandungan chitosan dan carotenoid yang biasanya banyak terdapat pada kulit
semuanya dapat dimakan. Bukan hanya dagingnya yang mempunyai nilai komersil, kulit-
nyapun dapat ditukar dengan dollar. Kulit kepi-ting diekspor dalam bentuk kering sebagai
sumber kitin, kitosan dan karotenoid yang dimanfaatkan oleh berbagai industri sebagai bahan
baku obat, kosmetik, pangan, dan lain-lain.
Berdasarkan penelitian dan pembahasan dari jurnal ANALISIS KANDUNGAN
KALSIUM (Ca) DAN BESI (Fe) PADA KEPITING BAKAU (Scylla olivacea)
CANGKANG KERAS DAN CANGKANG LUNAK DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM oleh Asnah Marzuki, dkk hlm. 31 – 34 (ISSN :
1410-7031, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kandungan kalsium pada kepiting bakau cang-kang keras adalah 10,75 g/100 g
sedangkan kandungan kalsium pada cangkang lunak yaitu 29,14 g/100 g.
2. Kandungan besi pada kepiting cangkang keras adalah 1,875 g/100 g, sedangkan pada
cang-kang lunak 2,15 g/100 g.

Karies Gigi: Salah satu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya asupan kalsium
dalam tubuh.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
memerlukan penangana secara komprehensif dikarenakan latar belakangnya yang
berdimensi luas sehingga perlu penanganan segera sebelum terlambat.
Kekurangan kalsium akan menghambat proses kalsifikasi gigi dan memperlambat
kematangan gigi. Kualitas gigi sangat dipengaruhi oleh kekerasan enamel daan kekuatan
dentin. Bagian terbesar dari enamel dan dentin adalah bahan anorganik, pada enamel
sebanyak 96Yo, dentin 70%. Sekitar 37% dari bahan anorganik tersebut adalah kalsium
(Nizel, 1981). Kualitas gigi mempengaruhi kekuatan gigi sehingga dapat memudahkan
terjadinya karies gigi bila kualitas jelek. Dalam keadaan normal gigi geligi selalu dibasah
7
oleh saliva. Peran saliva sangat besar, karena kerentanan gigi terhadap karies banyak
bergantung pada lingkungan. Saliva mampu meremineralisasikan karies yang masih didi
karena mengandung ionion kalsium dan fosfat. Kalsium merupakan mineralterbanyak dalam
tubuh.6) Unsur kalsium hanya dapat diperoleh dari makanan dan kekurangan unsur kalsium
dalam cadangan tubuh dapat menimbulkan karies gigi&erusakan gigi.
Dari banyak penelitian tentang karies gigi, belum banyak data yang mengunkapkan
karies gigi yang dihubungkan dengan unsur kimia tertentu kecuali fluor. Selain itu belum
banyak diteliti makanan yang mengandung kalsium yang dikonsumsi anak-anak terutama
yang dihubungkan dengan anak usia 12 tahun dimana prevalensi sangat tinggi.

4. Hubungan antara frekuensi konsumsi buah dan sayur dengan asupan mineral
Dari penelitian yang dilakukan oleh Sri Wahyuni, dkk dalam jurnal yang berjudul POLA
KONSUMSI BUAH DAN SAYUR SERTA ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN SERAT
PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN GOWA 2013 di Bontonompo dan Bontonompo Selatan
dapat dilihat bahwa terdapat 36 (54,5%) responden yang jarang mengkonsumsi buah dan sayur
memiliki asupan Fe yang kurang, dan tidak ada responden yang sering mengkonsumsi buah dan
sayur, memiliki asupan Fe yang cukup pula. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang
menyatakan bahwa pada umumnya zat besi dalam daging, ayam, dan ikan, mempunyai
ketersediaan biologis yang tinggi, zat besi dalam serealia dan kacang-kacangan mempunyai
ketersediaan biologis yang sedang, dan zat besi di dalam sebagian besar sayuran mempunyai
ketersediaan biologik rendah (Almatsier, 2001). Begitupun dengan Zink dan Kalsium dimana
terdapat 36 (54,5%) responden yang jarang mengkonsumsi buah dan sayur, memiliki asupan
Zink dan asupan Kalsium yang kurang pula, dan tidak ada responden yang sering mengkonsumsi
buah dan sayur memiliki asupan Zink dan asupan Kalsium yang cukup. Hasil penelitian ini
diperkuat oleh teori yang menyatakan bahwa setengah liter susu per hari dapat memenuhi 75%
kebutuhan kalsium orang dewasa (Mahendradatta, 2007).
Adapun sumber zat besi antara lain daging, ikan, unggas, hati, kedele, kacang-kacangan,
sayuran berwarna hijau (National University Hospital, 2006).

C. KESIMPULAN
1. Mineral merupakan zat organik yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah kecil untuk
membantu reaksi fungsional tubuh, misalnya untuk memelihara keteraturan metabolisme dan
kurang lebih 4% berat tubuh manusia terdiri atas mineral.
2. Mineral berperan penting dalam pembentukkan struktural dari jaringan keras dan lunak, kerja
sistem enzim, kontraksi otot dan respon saraf serta dalam pembekuan darah.
8
3. Mineral memiliki fungsinya masing-masing. Kekurangan mineral dapat menyebabkan
penyakit yang bertolak belakang dengan fungsi mineral tersebut.
4. Mineral utama yang terkandung dalam kepiting bakau adalah kalsium dan zat besi yang
berfungsi untuk nutrisi tulang dan pembentukan hemoglobin.
5. Untuk memenuhi kebutuhan mineral bagi metabolisme tubuh dapat diperoleh dari asupan
makanan yang pada umumnya berasal dari daging, elur, kacang-kacangan, ikan serta sayuran
hijau.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal, (2008), Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro Dalam Sistem Biologi Dan Metode
Analisisnya, Penelitian, 27(3), Hal: 99-101

Marzuki, Asnah, (2013), Analisis Kandungan Kalsium (Ca) Dan Besi (Fe) Pada Kepiting Bakau
(Scylla Olivacea) Cangkang Keras Dan Cangkang Lunak Dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom, Penelitian, 17(2), Hal: 31 – 34 (ISSN : 1410-7031)

9
Meikawati, Wulandari, (-),Hubungan Konsumsi Kalsium Dalam Makann dan Minuman Dengan
Keparahan Karies Gigi Pada Murid Kelas Iv Dan V SDN Melati Kidul 1 Dan 2 Kudus,
Penelitian, Hal:-

Sriwahyuni, dkk, (2013), Pola Konsumsi Buah Dan Sayur Serta Asupan Zat Gizi Mikro Dan Serat
Pada Ibu Hamil Di Kabupaten Gowa 2013, Penelitian, Hal:-

Surbakti, Sabar, (2010), Asupan Bahan Makanan Dan Gizi Bagi Atlet Renang, Jurnal Ilmu
Keolahragaan, 8(2), Hal: 116-117.

10

Anda mungkin juga menyukai