Seng (Zn)
Seng adalah mikromineral yang ada dimana-mana dalam jaringan tubuh manusia
atau hewan dan terlihat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Zn
diperlukan untuk aktifitas, lebih dari 90 enzim yang ada hubungannya dengan
metabolisme karbohidrat dan energi, degradasi atau sintesis protein, sistesis asam
nukleat, biosintesis heme, transfer CO2 dan reaksi-reaksi lain. Peranan Zn dalam
metabolisme kulit dan jaringan pengikat adalah dalam sintesis protei dan mungkin
juga dalam replikasi sel, walaupun belum jelas mekanismenya (Linder, 1992).
Yodium (I)
Yodium merupakan komponen penting dalam sintesis hormon tiroid, yaitu hormon
yang berfungsi mengatur suhu tubuh, metabolisme dasar, reproduksi, pertumbuhan
dan perkembangan, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Dalam
darah, yodium terdapat dalam bentuk yodium bebas atau teriakat dengan protein.
Sumber yodium diantaranya adalah garam beryodium, ikan laut, dan rumput laut.
Kelebihan pada yodium akan mengakibatkan gondok, seperti halnya kekurangan
yodium.
Mangan (Mn)
Sumber pangan yang mengandung mangan terdapat pada tepung gandum, kacang-
kacangan, daging, ikan, dan ayam. Mangan diangkut oleh protein transmanganin
dalam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam
empedu dan dikeluarkan melalui feses. Kelebihan mangan dapat mengakibatkan
keracunan. Dalam waktu lama hal ini dapat menyebabkan gejala kelainan otak disertai
tingkah laku abnormal, yang menyerupai penyakit parkinson.
Tembaga (Cu)
Sumber makanan yang mengandung tembaga diantaranya adalah susu dan sereal.
Terdapat juga dalam hati, tiram, daging, dan kacang-kacangan. Dalam saluran cerna,
tembaga dapat diabsorpsi kembali dari tubuh bergantung kebutuhan tubuh.
Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan dalam tubuh. Sedikit
tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat, dan darah haid. Tembaga yang tidak
diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Fungsi dari tembaga berperan dalam kegiatan
enzim pernafasan sebagai kofaktor bagi enzim, misalnya sitokrom, oksidase.
Selenium (Se)
Sumber pangan yang mengandung selenium terdapat dalam ikan laut dan kerang.
Dalam pangan nabati tergantung pada kandungan selenium dalam tanah tempat
tanaman tersebut tumbuh. Fungsi selenium sebagai antioksidan. Defisiensi selenium
menyebabkan aktifitas enzim glutation perioksidase menurun dan kekebalan tubuh
menurun Konsumsi selenium diatas 850mg/hr berpengaruh pada kesehatan yaitu
terjadinya mual, muntah, dan diare. Konsumsi diatas 500omg/hr akan menyebabkan
terjadinya perubahan kuku dan terjadinya kerontokan rambut.
Flour (F)
Sumber pangan terdapat dalam air, makanan laut, ikan dan makanan hasil ternak.
Fungsi fluor adalah untuk pertumbuhan dan pembentukan struktur gigi, serta untuk
mencegah karies gigi. Penggunaan fluor sebanyak 20-30mg/hr dapat menyebabkan
terjadinya keracunan. Gejalanya adalah fluorosis (perubahan warna gigi menjadi
kekuning-kuningan) mulas, diare, sakit didaerah dada, gatal dan muntah. Defisiensi
fluor akan menyebabakan terjadinya karies pada gigi.
Cobalt (Co)
Cobalt merupakan komponen vitamin B12 yang diperlukan bagi perkembangan
normal se-sel darah merah. Sumber utamanya adalah sayuran berdaun hijau. Cobalt
mempunyai fungsi untuk keseimbangan tubuh ruminansia.