Anda di halaman 1dari 4

Mineral Makro

A. Pengertian Mineral Mikro


Mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh kurang dari 100mg sehari,
mempunyai peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi. Kandungan
mineral mikro dalam bahan makanan sangat bergantung pada konsentrasi mental mikro tanah
asal bahan makanan tersebut.

B. Klasifikasi Mineral Mikro


Mineral mikro terdiri dari Besi (Fe), Seng (Zn), Yodium (I), Mangan (Mn), Tembaga
(Cu), Selenium (Se), Flour (F), Cobalt (Co). Berikut ini adalah penjelasannya.
 Besi (Fe)
Besi dalam makanan yang di konsumsi berada dalam bentuk ikatan ferri (umumnya
pada pangan nabati) maupun ikatan ferro (umumnya pangan hewani). Besi yang
terbetuk ferii oleh getah lambung, direduksi menjadi bentuk ferro yang lebih mudah
diserap sel mukosa usus. Adanya vitamin C juga membantu proses reduksi tersebut.
Besi berfungsi sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai
alat angkut elektron di dalam sel yang berperan dalam metabolisme energi sebagai
bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Kekurangan besi akan
mengakibatkan pendarahan akibat cacingan atau luka dan akibat penyakit-penyakit
yang menggangu adsorpsi, seperti penyakit gastro instenial. Kekurangan besi
umumnya menyebabkan pucat, lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan,
menurunnya kemampuan kerja. Pada anak-anak akan mengakibatkan timbulnya
apatis, mudah tersinggung, dan menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan
belajar.

 Seng (Zn)
Seng adalah mikromineral yang ada dimana-mana dalam jaringan tubuh manusia
atau hewan dan terlihat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Zn
diperlukan untuk aktifitas, lebih dari 90 enzim yang ada hubungannya dengan
metabolisme karbohidrat dan energi, degradasi atau sintesis protein, sistesis asam
nukleat, biosintesis heme, transfer CO2 dan reaksi-reaksi lain. Peranan Zn dalam
metabolisme kulit dan jaringan pengikat adalah dalam sintesis protei dan mungkin
juga dalam replikasi sel, walaupun belum jelas mekanismenya (Linder, 1992).

 Yodium (I)
Yodium merupakan komponen penting dalam sintesis hormon tiroid, yaitu hormon
yang berfungsi mengatur suhu tubuh, metabolisme dasar, reproduksi, pertumbuhan
dan perkembangan, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Dalam
darah, yodium terdapat dalam bentuk yodium bebas atau teriakat dengan protein.
Sumber yodium diantaranya adalah garam beryodium, ikan laut, dan rumput laut.
Kelebihan pada yodium akan mengakibatkan gondok, seperti halnya kekurangan
yodium.

 Mangan (Mn)
Sumber pangan yang mengandung mangan terdapat pada tepung gandum, kacang-
kacangan, daging, ikan, dan ayam. Mangan diangkut oleh protein transmanganin
dalam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam
empedu dan dikeluarkan melalui feses. Kelebihan mangan dapat mengakibatkan
keracunan. Dalam waktu lama hal ini dapat menyebabkan gejala kelainan otak disertai
tingkah laku abnormal, yang menyerupai penyakit parkinson.

 Tembaga (Cu)
Sumber makanan yang mengandung tembaga diantaranya adalah susu dan sereal.
Terdapat juga dalam hati, tiram, daging, dan kacang-kacangan. Dalam saluran cerna,
tembaga dapat diabsorpsi kembali dari tubuh bergantung kebutuhan tubuh.
Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan dalam tubuh. Sedikit
tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat, dan darah haid. Tembaga yang tidak
diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Fungsi dari tembaga berperan dalam kegiatan
enzim pernafasan sebagai kofaktor bagi enzim, misalnya sitokrom, oksidase.

 Selenium (Se)
Sumber pangan yang mengandung selenium terdapat dalam ikan laut dan kerang.
Dalam pangan nabati tergantung pada kandungan selenium dalam tanah tempat
tanaman tersebut tumbuh. Fungsi selenium sebagai antioksidan. Defisiensi selenium
menyebabkan aktifitas enzim glutation perioksidase menurun dan kekebalan tubuh
menurun Konsumsi selenium diatas 850mg/hr berpengaruh pada kesehatan yaitu
terjadinya mual, muntah, dan diare. Konsumsi diatas 500omg/hr akan menyebabkan
terjadinya perubahan kuku dan terjadinya kerontokan rambut.

 Flour (F)
Sumber pangan terdapat dalam air, makanan laut, ikan dan makanan hasil ternak.
Fungsi fluor adalah untuk pertumbuhan dan pembentukan struktur gigi, serta untuk
mencegah karies gigi. Penggunaan fluor sebanyak 20-30mg/hr dapat menyebabkan
terjadinya keracunan. Gejalanya adalah fluorosis (perubahan warna gigi menjadi
kekuning-kuningan) mulas, diare, sakit didaerah dada, gatal dan muntah. Defisiensi
fluor akan menyebabakan terjadinya karies pada gigi.

 Cobalt (Co)
Cobalt merupakan komponen vitamin B12 yang diperlukan bagi perkembangan
normal se-sel darah merah. Sumber utamanya adalah sayuran berdaun hijau. Cobalt
mempunyai fungsi untuk keseimbangan tubuh ruminansia.

C. Gejala Defesiensi Mineral Mikro


Ada beberapa gejala yang akan kita rasakan jika kekurangan mineral mikro,
contohnya sebagai berikut :
1. Fe. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia. Sedangkan kelebihan zat
besi umumnya hanya terjadi jika mengkonsumsi suplemen secara berlebihan.
Gejala kelebihan zat besi antara lain, konstipasi, mual, muntah, dan nyeri
lambung.
2. Yodium. Kurangnya asupan yodium mengakibatkan terjadinya penurunan
produksi hormon tiroid di dalam tubuh, sehingga menyebabkan penyakit
hipotiroid dan penyakit gondok.
3. Selenium. Kekurangan selenium dalam tubuh akan memperparah kondisi
infeksi seseorang. beberapa gejala kekurangan selenium yang paling umum
terjadi yaitu Infertilitas pada pria dan wanita, kelemahan otot kelelahan,
mental fog (gangguan pada otak yang bisa menghambat kemampuan berpikir
atau mengingat sesuatu), rambut rontok dan Sistem kekebalan yang melemah
4. Seng (zinc). Kekurangan seng dapat menyebabkan gagal tumbuh pada anak,
gangguan imunitas tubuh, dan menghambat penyembuhan luka. Terdapat
beberapa Gejala kekurangan zinc yang biasanya dirasakan seseorang adalah
tidak nafsu makan, berat badan turun , gampang sakit dan rentan terkena
infeksi seperti masuk angin, pilek, batuk, dll.
5. Mangan. Defisiensi berat mangan dapat menyebabkan kemandulan pada
wanita, kerusakan pankreas, masalah jantung dan osteoporosis. Meski
disebutkan bahwa defisiensi mangan cukup jarang, namun disebutkan pula
bahwa 35% dari populasi dunia mengalami defisiensi mangan. Pola makan
yang buruk menjadi penyebab utama defisiensi mangan..
6. Tembaga. Kekurangan tembaga atau defisiensi tembaga dapat menyebabkan
berbagai masalah kesehatan. Kadar tembaga yang rendah dapat memengaruhi
sistem kekebalan dan tingkat energi seseorang. Beberapa gejalanya seperti
selalu merasa kedinginan, tulang mudah patah, mudah memar, pertumbuhan
tubuh yang buruk dan lain sebagainya
7. (Flour) dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Gejala/ Defisiensi
Kekurangan fluor dapat menyebabkan gigi menjadi rapuh, mudah terserang
karies gigi (caries dentis), perubahan warna pada gigi anak, dapat terjadi
penipisan tulang

D. Fungsi Mineral Mikro


Fungsi mineral mikro antara lain sebagai berikut :
1. Fungsi ( Fe ) :
 Proses pembentukan energi.
 Pembentukan enzim ( oksidase untuk pemindah energi ).
 Pembentukan sel baru , asam amino, hormon & neurotransmitter ( dopamin,
epinephrine, norephineprine, serotonin ) & kolagen.
 Membawa o2 sebagai bagian protein Hb & protein myogoblin di otot.
 Sistem kekebalan & Detoksifikasi obat.
 Kemampuan belajar.
 Pelarut obat – obatan.
2. Fungsi ( Zn ) :
 Cofaktor dari < 200 enzim, pada reaksi metabolisme sintesis, degradasi KH,
lemak , protein, as nukleat misalnya karbonik anhidrase dalam SDM,
keseimbangan asam basa, pengeluaran anomia & prod Hcl, sebagai bagian
enzim peptidase karboksil dalam cairan pankreas , Dihubungkan dengan
insulin.
 Bagian integral enzim DNA polimerase, RNA polimerase damam sintesis
DNA, RNA bagian enzim kolagenase pada sintesis & degradasi kolagen, pada
pembuluh kulit, jaringan ikat, penyembuhan luka.
3. Fungsi ( Mn ) :
 Kofaktor berbagai enzim : glutamin sintesa, superoksidase dismutase di
mitokondria.
 Privat karboksilase dalam metabolisme KH & lipid.
 Enzim dalam sintesa ureum, pemb jaringan ikat & tulang, cegah peroksidasi
lipid oleh radikal bebas. Mn mengganggu metabolisme lemak, pertumbuhan,
merusam sistem kerangka tubuh, reproduksi & saraf.
4. Fungsi ( Cu ) :
 Bagian enzim dalam reaksi yang memakai o2 , dalam oksidasi di mitokondria ,
sintesa protein-protein kompleks kolagen, sintesa neurotransmitter.
 Dalam SDM sebagai metaloenzim superoksida dimutase dalam pemunahan
radikal bebas ( sebagai antioksidan ).
 Dalam mencegah anemia dengan bantu absorbsi Fe, sintesis Hb, melepas
feritin dari hati.
 Sebagai seruloplasmin dalam oksidasi Fero -> Feri , sebagai tirosinase dalam
perubahan tirosin -> melanin.

Anda mungkin juga menyukai