Anda di halaman 1dari 34

MAKRO MINERAL

DAN Nani Kurnaeni

MIKRO MINERAL
PENDAHULUAN
Tubuh tidak hanya membutuhkan molekul protein, karbohidrat, dan
lemak untuk bisa berfungsi secara optimal. Asupan macam-macam
mineral yang memadai juga penting untuk mendukung fungsi tubuh 
Banyak unsur mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dan berbeda
jenisnya agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang optimal
Mineral yang digunakan oleh tubuh ialah Fe (Ferum, zat besi), Ca
(Calsium, zat kapur), Na (Natrium), K (Kalium), Cl (Chlor), Mg
(Magnesium), P (Phosphor, Fosfor), S (Sulfur, belerang), Zn (Zink,
seng), I (Iodium, yodium), F (Flor), Co,(Cobalt), Sr (Strontium) dll
DEFINISI

Mineral esensial adalah mineral yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk
proses fisiologis.
Secara garis besar, mineral yang dibutuhkan tubuh terbagi menjadi dua
jenis, yaitu makro mineral dan mikro mineral. 
Makro mineral merupakan jenis mineral yang diperlukan tubuh dalam
jumlah besar, meliputi: Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg
mikro mineral merupakan jenis mineral yang diperlukan tubuh dalam
jumlah sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrsi
yang sangat kecil, meliputi: Fe, Co, Mn, Cu, Zn, I, dan Se
Kekurangan atau defisiensi mineral dapat menyebabkan penyakit,
sebaliknya pemberian yang berlebihan dapat menimbulkan gejala
keracunan
KLASIFIKASI LAIN BRDASARKAN KEGUNAAN
DALAM AKTIVITAS KEHIDUPAN
Mineral dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Mineral esensial, yaitu logam yang diperlukan dalam proses fisiologis
yang merupakan unsur nutrisi penting dimana jika kekurangan dapat
menyebabkan kelainan proses fisiologis atau disebut penyakit
defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat dengan protein,
termasuk enzim untuk proses metabolisme
2. Mineral non esensial adalah golongan logam yang belum diketahui
kegunannya dalam tubuh (tidak berguna), sehingga keberadaannya
dalam tubuh dengan jumlah yang lebih dari normal dapat
menyebabkan keracunan, bahkan sangat berbahaya, seperti: Pb
(timbal), Hg (merkuri), As (arsenik), Cd (kadmium), dan Al
(aluminium)
FUNGSI MINERAL

Ada tiga fungsi utama mineral yaitu:


1. Sebagai komponen utama tubuh (structural element) atau penyusun
dan pertumbuhan kerangka tulang dan gigi seperti; Ca, P, Mg, Fl, dan
Si, dan untuk otot-otot seperti P untuk penyusunan protein jaringan
2. Merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan sebagai elektrolit
yang mengatur tekanan osmosis, mengatur keseimbangan asam basa,
dan permeabilitas membran, seperti: Na, K, Cl, Ca, dan Mg
3. Sebagai aktifator terkait dengan peranan enzim dan hormon
MAKRO MINERAL
Fungsi makro mineral secara umum:
1. Diperlukan untuk membangun tulang
2. Menjaga keseimbangan cairan tubuh
3. Menjaga pH yang tepat dalam jaringan tubuh
4. Mentransmisikan impuls saraf
5. Mempertahankan struktur membran sel
6. Mempasilitasi kerja katalitik enzim
MAKRO MINERAL
Fungsi secara khusus terhadap enzim:
1. Sebagai kofaktor: biasanya ion logam sering diklasifikasikan sebagai zat
anorganik yang diperlukan untuk meningkatkan laju katalisis
2. Kofaktor adalah senyawa kimia non protein yang terikat pada protein yang
diperlukan untuk aktivitas biologis protein
3. Protein ini umumnya enzim, dan kofaktor dianggap sebagai molekul pembantu
yang membantu dalam reaksi biokimia
4. Kofaktor nampak super-switch untuk produksi energi dan keseimbangan,
pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, kelangsungan dan perpanjangan hidup
5. Fungsi kofaktor adalah mineral yang biasanya bekerja berpasangan, misalnya:
kalsium, magnesium, dan besi, tembaga, kobal
MAKRO MINERAL
Beberapa jenis mineral yang termasuk kelompok makro mineral adalah:

1. Fosfor
1. Fosfor merupakan salah satu jenis makro mineral, dan mineral kedua
terbanyak, memiliki fungsi penting sebagai komponen pembentuk
enzim dan sel, juga berperan penting dalam menjaga kesehatan tulang
dan mengoptimalkan metabolisme tubuh.
2. Fosfor adalah mineral penting yang terlibat dalam ratusan kegiatan
seluler setiap hari, seperti struktur rangka dan organ-organ vital, contoh
untuk fungsi otak, jantung, ginjal, dan hati, untuk menjaga tubuh
berfungsi dengan baik
3. Idealnya, tubuh membutuhkan asupan fosfor tidak kurang dari 700 mg
per hari.
• SUMBER FOSFOR (P)
1. Biji-bijian dan kacang-kacangan
2. Keju
3. Ikan dan kerang-kerangan
4. Daging sapi, daging ayam dll
5. Produk susu rendah lemak
6. Produk olahan kedelai
7. Sereal/gandum
Fosfor Berfungsi pada reaksi biokimia dalam tubuh:
1. Sebagai penyusun asam nukleat
2. Sebagai fosfolipid membran sel
3. Sebagai penyusun koenzim
4. Sebagai pembentukan ADP, ATP, NADP
5. Sebagai kofaktor reaksi oksidasi gliseroldehida-3fosfat
Kelebihan atau peningkatan fosfor
1. Disebut hiperfosfatemia (kadarnya meningkat dalam darah), bisa
diakibatkan karena dehidrasi
2. Kelebihan fosfor dapat mengikat kalsium sehingga terjadi hipokalsemia
dan kejang otot/kram
3. Penyakit ginjal
4. Hiperparatiroidisme
5. Penyakit tulang

Kekurangan fosfor atau penurunan fosfor/jarang terjadi


1. Masalah kerusakan tulang dan kelainan otot
2. Osteomalasia dengan gejala mual, rasa lelah dan kurang napsu makan
3. Hiperparatiroidisme primer
4. Kekurangan vit D
2. KALSIUM
Kalsium merupakan mineral yang memiliki banyak peranan
penting dalam kesehatan tubuh. Pembentukan tulang dan gigi,
menjaga kepadatan tulang, kalsium juga berperan dalam
pembekuan darah saat luka, mengaktifkan berbagai enzim penting
dalam tubuh, dan bahkan dapat mencegah preeklampsia.
Beberapa contoh makanan yang kaya akan kalsium adalah
susu, yoghurt, keju, mentega, kuning telur dan makanan laut.
Umumnya, tubuh membutuhkan asupan kalsium sebanyak 1200
mg per hari. Kebutuhan ini bisa berbeda-beda sesuai usia atau
kondisi kesehatan seseorang.
Akibat kelebihan kalsium:
1. Hiperkalsemia (kadar kalsium yang tinggi dalam darah)
2. Konsumsi kalsium yang berlsbihan dapat menyebabkan susah buang
air besar (konstipasi)
3. Gangguan penyerapan mineral lain seperti; Fe, Zn, Cu

Akibat kekurangan kalsium:


1. Hipokalsemia (kadar kalsium rendah dalam darah)
2. Osteoporosis (kerapuhan tulang)
3. Rakhitis (pembengkokan tulang)
4. Kejang otot
3. MAGNESIUM
Magnesium diperlukan dalam pengaturan tekanan darah, gula darah, dan kontraksi otot.
Mineral ini juga berperan dalam menghantarkan sinyal pada saraf, mengaktifkan
beberapa enzim dalam tubuh, serta menjaga keseimbangan elektrolit.
Magnesium banyak terkandung dalam beberapa jenis makanan, seperti sayuran hijau,
alpukat, kacang-kacangan, dan cokelat hitam.
Dalam sehari, tubuh memerlukan 320-420 mg asupan magnesium.
Hipermagnesemia bisa terjadi pada penyakit ginjal
Hipomagnesemia bisa terjadi pada keadaan
1.Pemasukan magnesium yang kurang
2.Malabsorpsi dan malnutrisi
3.Alkoholisme
4.Sirosis atau penyakit hati
4. NATRIUM

Mineral yang satu ini sangat populer karena banyak terkandung dalam
garam dapur dan bahan penguat rasa/MSG.
Sering dikaitkan dengan penyakit hipertensi dan dijadikan “musuh” bagi
penderitanya, tubuh sebenarnya tetap membutuhkan asupan natrium
untuk membantu menjaga keseimbangan kadar air dalam tubuh.
Asupan natrium yang ideal dalam sehari adalah tidak lebih dari 1500
mg atau sekitar setengah sendok teh garam dapur. Jika merasa kesulitan
mengurangi garam dalam masakan, bisa mencoba mengurangi konsumsi
makanan instan seperti makanan kaleng atau saus-saus yang tinggi akan
sodium.
FUNGSI NATRIUM
1. Menjaga keseimbangan asam basa
2. Berperan dalam pengaturan kepekaan otot dan saraf
3. Berperan dalam transmisi saraf yang menghasilkan terjadinya kontraksi otot
4. Berperan dalam absorbsi glukosa
5. Berperan sebagai alat angkut zat-at gizi lain melalui membran, terutama
melalui dinding usus
ABSORBSI DAN EKSKRESI NATRIUM
Na diabsorbsi secara aktif (membutuhkan energi)
Na yang diabsorbsi dalam usus halus dibawa oleh darah ke ginjal dalam jumlah
yang cukup, disaring dan dikembalikan ke aliran darah untuk mempertahankan
taraf/konsentrai Na dalam darah
Kelebihan Na yang jumlahnya mencapai 90-99 % dari yang dikonsumsi dikeluarkan
melalui urin
Pengeluaran Na melalui urin diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan
kelenjar adrenal bila kadar Na dalam darah menurun. Aldosteron merangsang untuk
mengabsorbsi kembali Na.
Dalam keadaan normal, Na yang dikeluarkan melalui urin sejajar dengan jumlah Na
yang dikonsumsi
Jumlah Na dalam urin tinggi bila konsumsi tinggi dan sebaliknya
FUNGSI NATRIUM MERANGSANG FOSFORILASI OLEH ATP
Akibat kekurangan Na:
1. Menyebabkan kejang, apatis, dan kehilangan napsu makan
2. Kekurangan Na dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat
berlebihan dan bila diet yang sangat terbatas Na

Akibat kelebihan Na:


1. Kelebihan Na dapat menimbulkan keracunan yang dalam
keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi
2. Kelebihan makan garam dapur yang terus menerus dapat
menimbulkan hipertensi
MIKRO MINERAL
Walaupun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, bukan berarti
jenis mineral ini tidak penting. Mikro mineral juga memiliki macam-
macam peranan dalam fungsi tubuh.
1. Fe (besi)
Besi adalah mikro mineral yang paling banyak dalam tubuh
Orang dewasa mengandung antara 2,5-4 g, dimana 2-2,5 g ada dlm
eritrosit, dalam jumlah sedikit sekitar 300 mg erat hubungannya
dengan beberapa enzim
Banyak terdapat dalam serat daging, dan lebih baik dibandingkan
dengan Fe anorganik yang didapat dari sayuran, contohnya bayam
yang mengandung zat besi kenyataannya daya guna besi kurang
karena tingginya oksalat dalam bayam
• Defisiensi Fe
1. Tidak adanya atau kurang dalam asupan makanan
2. Banyaknya Fe yang hilang dalam keadaan perdarahan
3. Dalam keadaan ibu hamil
4. Jalan pengeluaran lain seperti keadan haid atau penyakit perdarahan
menahun
5. Gejala defisiensi yang paling jelas pada penyakit anemi hipokromik,
normositik
6. Anemi karena kurang gizi seperti pada kasus stanting
7. Defisiensi Fe sering terjadi pada bayi, terutama bila ibunya anemi, atau
pada bayi prematur
Kelebihan Fe:
1. Tidak seumum defisiensi, tapi bisa menyebebkan kondisi melemah, berbahaya,
karena bisa menyebabkan kerusakan hati, jantung, pankreas dan mungkin organ
lain
2. Terdapat dua fenomena kelebihan Fe, genetik hemokromatosis (disebabkan sangat
tingginya penyerapan Fe diet), dan perolehan hemokromatosis, suatu fenomena
sekunder akibat: (a). Anemia hipoplastik. Karena transfusi banyak mengandung Fe,
(b). Kondisi sedang terapi eritropoisis, tapi tidak efektif sehingga terjadi akumulasi
Fe, (c). Konsentrasi berlebih dalam jangka waktu panjang seperti pada alkoholik
atau makan vit C yang tinggi bersama Fe, atau (d). Karena suatu penyakit misalnya
sirosis
3. Kelebihan Fe dideteksi dengan pengukuran feritin serum, sedangkan
pengobatannya dengan flebotomi/venasection, tapi tidak bisa untuk yang
memerlukan tranfusi seperti pada thalassemia
4. Peningkatan feritin serum erat kaitannya dengan beberapa penyakit seperti
panyakit hati atau kanker, akibat adanya kebocoran feritin seluler dari sel-sel rusak
2. YODIUM
Yodium merupakan bagian penting dari hormon tiroid yang
berperan dalam mengatur seluruh proses metabolisme dalam
tubuh. Kekurangan yodium dapat menyebabkan gejala hipotiroid,
seperti kenaikan berat badan dan munculnya gondok.
Umumnya, tubuh memerlukan sekitar 150 mcg asupan yodium per
hari. Yodium banyak ditemukan dalam makanan laut, seperti ikan,
udang, dan rumput laut. Namun, menggunakan garam dapur
beryodium pada masakan rumah sebenarnya sudah mencukupi
kebutuhan mineral ini.
3. MANGAN

Mangan memainkan peranan penting dalam tubuh, yaitu


regenerasi sel darah merah, pembentukan tulang, dan melancarkan
siklus reproduksi.
Mineral ini banyak ditemukan dalam udang, gandum, serta
beberapa jenis biji-bijian. Idealnya, tubuh orang dewasa
memerlukan sekitar 2 mg asupan mangan per hari.
4. SELENIUM

Selenium diperlukan tubuh untuk metabolisme hormon tiroid,


pembentukan DNA, serta mencegah kerusakan sel-sel dalam
tubuh.
Selenium banyak terdapat dalam daging ayam, ikan, kacang-
kacangan, dan biji-bijian.
Sesuai dengan jenisnya yang merupakan mikro mineral, tubuh
hanya membutuhkan asupan selenium sekitar 55 mcg per hari.
5. KROMIUM

Kromium juga termasuk ke dalam jenis mikro mineral. Tubuh


membutuhkan asupan mineral ini untuk membantu menjaga dan
mengatur kadar glukosa dalam darah, serta untuk mengaktifkan
hormon insulin. Selain itu, kromium juga berperan dalam
mengoptimalkan metabolisme tubuh.
Mikro mineral yang satu ini banyak didapatkan dalam daging,
sayuran, dan produk olahan susu.
Idealnya, tubuh membutuhkan asupan kromium sekitar 25-35 mcg
per hari. Meski tergolong sangat sedikit, kekurangan asupan
kromium dapat berpengaruh dalam metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak.
SIMPULAN
Mineral memiliki banyak peranan dalam fungsi tubuh. Namun,
perlu diingat, terlalu banyak mineral juga tidak baik untuk tubuh.
Kelebihan mineral dalam tubuh bisa menyebabkan beragam
masalah kesehatan, terutama bila memang sudah ada gangguan
kesehatan sebelumnya.
Pada umumnya, kebutuhan mineral dapat terpenuhi dengan
mengonsumi makanan-makanan yang sehat dan bergizi seimbang.
Jika merasa asupan mineral kurang dan ingin mengonsumsi
suplemen mineral, sebaiknya harus berkonsultasi dulu dengan 
dokter, dr spesialis gizi atau ahli gizi.
I. PEMERIKSAAN KADAR KALSIUM
1. Metode: CPC (Cresolpthalein Complekson)
2.Prinsip: Kalsium yang terdapat dalam sempel/serum akan bereaksi dengan
CPC (Cresolpthalein Complekson) akan membentuk warna ungu, Intensitas
warna yang terbentuk sebanding dengan kadar kalsium dalam sampel, yang
diukur pada fotometer dengan panjang gelombang 578 nm
3. Alat dan bahan:
a) Mikropipet 20 dan 1000 uL
b) Tip kuning dan biru
c) Tabung reaksi kecil/Khan
d) Fotometer
e) Serum
f) Kontrol serum
g) Reagen kalsium/CPC
4. Cara kerja:
Blanko Standar Kontrol Sampel
Standar - 20 uL - -
Kontrol - - 20 uL -
serum
Serum - - - 20 uL
Reagen 1000 uL 1000 uL 1000 uL 1000 uL
kerja CPC
Campur, kemudian inkubasi pada suhu ruangan
Baca hasil pada fotometer dengan panjang gelombang 578 nm

5. Nilai normal: 8,5 - 10,6 mg/dL


II. PEMERIKSAAN KADAR MAGNESIUM
1. Metode: Calmagette
2.Prinsip: Magnesium yang terdapat dalam sempel bereaksi dengan
Calmagitte, akan membentuk senyawa yang berwarna biru pada pH 12.
Intensitas warna yang terbentuk sebanding dengan kadar magnesium dalam
sampel, yang diukur pada fotometer dengan panjang gelombang 546 nm
3. Alat dan bahan:
a) Mikropipet 10 dan 1000 uL
b) Tip kuning dan biru
c) Tabung reaksi kecil/Khan
d) Fotometer
e) Serum
f) Kontrol serum
g) Reagen Magnesium/Calmagette
4. CARA kerja:
5. Nilai normal: 1,8-2,5 mg/dL
Blanko Standar Kontrol Sampel
Standar - 10 uL - -
Kontrol - 10 uL -
serum -
Serum - - - 10 uL

Reagen kerja 1000 uL 1000 uL 1000 uL 1000 uL


Mg
Campur, inkubasi 5 menit pada suhu kamar
Baca hasil pada fotometer dengan panjang gelombang 546 nm
III. PEMERIKSAAN KADAR FOSFOR
1. Metode: UV
2.Prinsip: Dalam suasana asam ion fosfat akan membentuk kompleks
fosfomolibdat dengan penambahan Amonium Molibdat, sebanding dengan
kadar fosfat dalam serum sampel, yang diukur pada fotometer dengan
panjang gelombang 340 nm
3. Alat dan bahan:
a) Mikropipet 20 uL dan 1000 uL
b) Tip kuning dan biru
c) Tabung reaksi kecil/Khan
d) Fotometer
e) Serum
f) Kontrol serum
g) Reagen fosfor/amonium molibdat
4. Cara Kerja:
Blanko Standar Kontrol Sampel
Standar - 20 uL - -
Kontrol - 20 uL -
serum -
Serum - - - 20 uL

Reagen kerja 1000 uL 1000 uL 1000 uL 1000 uL


fosfor
Campur, inkubasi 2 menit pada suhu kamar
Baca hasil pada fotometer dengan panjang gelombang 340 nm
5. Nilai Normal:
Nilai rujukan kadar fosfor serum (mg/dL)
Janin 3,7-8,1
Prematur 5,4-10,9
Bayi 0-10 hari 4,5-9,0
Anak 10 hari-24 bulan 4,5-6,7
2-12 tahun 4,5-5,5
12-60 tahun 2,7-4,5
˃ 60 tahun laki-laki 2,3-3,7
˃ 60 tahun perempuan 2,8-4,1
PEMERIKSAAN BILIRUBIN
1. Metode: DMSO
2. Cara Kerja:
3. perhitungan: Abs X F = Abs X 11,4
Bilirubin Total Bilirubin Direk
Blanko Sampel Blanko Sampel
Aquades 50 uL - 50 uL -
Reagen 3 - 50 uL - 50 uL
Reagen 1 1000 uL 1000 uL - -
Reagen 2 1000 uL 1000 uL
Campur sampai homogen
Serum 100 uL 100 uL 100 uL 100 uL
Campur sampai homogen, inkubasi Campur sampai homogen, inkubasi
5 menit pada suhu kamar, baca pada tepat 5 menit pada suhu kamar, baca
fm dg 546 nm pada fm dg 546 nm

Anda mungkin juga menyukai