Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH MAKRO DAN MIKRO

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi


persyaratan
Mata Kuliah
NAMA :Marlin Omaleng
NIM :22061093
JURUSAN :keperawatan

UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO


FAKULTAS KEPERAWATAN PRODI ILMU KEPERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR

Piji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,karena berkat tuntunannya kepada
saya, sehingga saya boleh menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul ‘’GIZI ‘’ dengan
baik. Dan saya berharap jika makalah ini dapat membantu kita semua memahami apa yang
dimaksud dengan ‘’ GIZI ’’ karena didalamnya terdapat banyak hal yang menarik untuk di
bahas. Oleh karena itu saya, berharap agar siapa saja yang membaca makalah saya ini dapat
membacanya dari awal hingga sampe dengan selesai.
Dan tidak luput dari semuanya itu saya juga menyadari bahwa didalam makalah yang saya
buat ini masih begitu banyak kekurangan, baik itu didalam cara penulisan, kata, dan kalimat
yang kurang jelas saya mohon dapat dimaafkan.

DAFTAR ISI

Bab 1. Gizi : Zat Gizi Makro Dan Mikro


Bab 2. Angka Kecukupan Gizi yang di Anjurkan
Bab 3. Kebutuhan Gizi Individu
Bab 4. Penilaian Status Gizi Individu
Bab 5. Dasar-Dasar Diet Klinik
Bab 6. Penyakit-Penyakit Akibat gangguan Asupan Gizi
Bab 7. Kesimpulan
Daftar Pustaka

BAB 1
Zat-Zat Gizi Makro Dan Mikro

A. Pengertian Mineral Makro dan Jenis-jenisnya

Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia.


Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu mineral makro
dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah 100mg perhari, sedangkan
mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100mg perhari. Mineral-mineral yang dibutuhkan oleh
tubuh akan memiliki fungsi khasnya.
Mineral bagi ternak ruminansia, selain digunakan untuk memenuhi kebutuhannya
sendiri, juga digunakan untuk mendukung dan memasok kebutuhan mikroba rumen. Apabila
terjadi defisiensi salah satu mineral maka aktifitas fermentasi mikroba tidak berlangsung
optimum sehingga berdampak pada menurunnya produktivitas ternak. Lambatnya
pertumbuhan ternak dapat disebabkan faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor
lingkungan salah satunya adalah pakan, pakan yang tidak mencukupi kebutuhan mineral
tubuh ternaka dapat mengakibatkan defisiensi mineral. Kekurangan mineral mengakibatkan
ternak mengalami penurunan nafsu makan, efisiensi makanan tidak tercapai, terjadi gangguan
pertumbuhan, dan ganguan kesuburan ternak bibit. Apabila definiasi tersebut hebat, gejala
klinis dapat terlihat, tetapi bila terjadinya ringan kemungkinan gejala klinis tidak akan terlihat
atau sulit terdiagnosa (Anonim, 2010).

Mineral Makro
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100mg
perhari. Mineral yang termasuk dalam mineral makro utama adalah Calcium (Ca).
Magnesium (Mg), Sulfur (S), Kalium (K), Fosfor (P), Clorida (Cl), dan Natrium (Na).
Unsur mineral makro berperan penting dalam aktifitas fisiologis dan metabolisme
tubuh. Mineral makro berfungsi dalam pembentuksn struktur sel dan jaringan,
keseimbangan cairan dan elektrolit dan berfungsi dalam cairan tubuh baik intraseluler
dan ekstraseluler (Darmono,1995).

 Natrium (Na)
Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler, 35-40%
terdapat dalam kerangka tubuh. Cairan saluran cerna, sama seperti cairan empedu
dan pankreas mengandung banyak natrium. Sumber utama natrium adalah garam dapur
(NaCl).
Sumber natrium yang lain berupa glutamate (MSG), kecap dan makanan yang
diawetkan dengan garam dapur. Makanan yang belum diolah mengandung sedikit
natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging, telur, ikan, mentega, dan lainnya.
Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut
menyebabkan edema dan hipertensi. Kelebihan natrium akan dikurangi melalui urin
yang diatur oleh hormon aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar
natrium darah menurun. Kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis, dan
kehilangan nafsu makan. Dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan diet
rendah natrium.

 Clorida (Cl)
Clor merupakan anion utama ekstraseluler. Konsentrasi clor tertinggi adalah
dalam cairan serebrospinal (otak dan sumusm tulang belakang), lambung, dan pankreas.
Clor terdapat bersamaan daengan natrium dalam garam dapur. Beberapa sayuran dan
buah juga mengandung clor. Clor hampir seluruhnya diabsorpsi melalui usus halus dan
dieksresi melalui urin dan keringat. Gangguan apabila kekurangan clorida dapat
menyebabkan muntah, muntah, diare kronis, dan keringat berlebihan. Sedangkan
kelebihan yang akan dialami akan menyebabkan muntah.

 Kalium (K)
Kalium merupakan ion yang bermuatan positif yang terdapat dalam sel dan cairan
intraseluler. Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah
makana segar atau mentah, terutama buah dan sayur. Kalium memegang peran penting
dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektolit seta keseimbangan asam basa.
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Kalium diekresi melalui urin, feses,
dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah dipelihara oleh ginjal melalui
kemampuannya menyaring, menadsorpsi kembali dan mengeluarkan kalium
dibawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan
ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam tubulus ginjal. Kelebihan kalium
dapat menyebabkan gagal jantung apabila ada gangguan fungsi ginjal. Kekurangan kalium
menyebabkan lesu, lemah, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan, mengigau, dan
konstipasi.

 Kalsium (Ca)
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada
dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Kalisum mengatur keja hormon dan faktor
pertumbuhan. Kalsium adalah elemen mineral yang paling banyak dibutuhkan oleh tubuh
ternak.
Jika ransum ternak pada masa pertumbuhan defisiensi Ca maka pembentukan
tulang menjadi kurang sempurna dan akan mengakibatkan osteomalacia (Sutama,2009).
Sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diadsorpsi melalui tubuh dibagian
atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada dalam
kondisi terlarut. Adsorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan menggunakan alat
angkut pengikat protein kalsium. Kalsium hanya bisa terabsorpsi apabila terdapat
bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain. Kalsium yang tidak
terabsorpsi akan keluar melalu feses. Kelebihan mengkonsumsi kalsium akan
menyebabkan timbulnya batu ginjal atau gangguan ginjal, gangguan absorpsi mineral
lain serta konstipasi. Kekurangan kalsium akan menyebabkan gangguan pertumbuhan,
tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Pada usia lanjut terjadi osteoporosis.

 Magnesium (Mg)
Magnesium sangat penting peranannya dalam metabolisme karbohidrat dan lemak.
Magnesium diadsorpsi di usus halus dengan bantuan alat bantu aktif dan secara difusi
pasif. Di dalam darah, magnesium terdapat dalm bentuk ion bebas. Keseimbangan
magensium dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian eksresi magnesium melalui urin.
Eksresi magnesium meningkat oleh adanya hormon tiroid, asidosis, aldesteron serta
kekurangan fosfor dan kalium.
Tubuh hewan dewasa mengandung 0,05% Mg. Retensi dan adsorpsi Mg pada sapi
perah erat kaitannya dengan kebutuhannya. Enam puluh persen Mg dalam tubuh hewan
terkonsentrasi di tulang sebagai bagian dari mineral yang mengkristal dan permukaan kristal
terhidrasi. Mg berperan dalam membantu aktifitas enzim, seperti thiamin phyrofosfat
sebagai kofaktor. Sekitar 30-50% Mg dari rata-rata konsumsi harian ternak akan
diserap di usus halus. Penyerapan ini dipengaruhi oleh protein, laktosa, vitamin D,
hormon pertumbuhan, dan antibiotik (Poedjiadi, 1994).

 Sulfur (S)
Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang mengandung
sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Sulfur t erdapat dalam tulang
rawan, kulit, rambut, dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.
Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung protein. Fosfor dapat diadsorpsi secara
efisien sebagai fosfor bebas dia dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan
oleh enzim alkalin fosfatase dalam mukosa usus halus dan diadsorpsi secara aktif yang
diabntu oleh bentuk aktif vitamin D dan difusi aktif.
Kelebihan sulfur akan menyebabkan ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga
dapat menimbulkan kejang saat kadar fosfat darah terlalu tinggi.
Kekurangan sulfur bisa terjadi karena menggunakan obat antacid untuk
menetralkan asam lambung yang dapat mengikat sulfur sehingga tidak dapat
diadsorpsi..

 Fosfor (P)
Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh sekitar 1% dari berat
badan. Fosfor mengandung peranan penting dalam mensterilisasi tulang. Fosfor terdapat
pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan ekstraseluler. Fosfor berperan
dalam reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk
Adenin Trifosfat (ATP). Fosfor terdapat pada semua sel makhluk hidup , terutama
makanan kaya protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu, kacang-kacangan, dan
sereal. Kandungan fosfor dalam tubuh ternak lebih rendah dari pada kandungan
Ca (Tillman, 1988). Kekurangan mineral fosfor akan mengakibatkan kerusakan tulang
dengan gejala lelah dan kurang nafsu makan. Kelebihan mineral fosfor akan
menimbulkan kejang.

B. Pengertian Mineral Mikro dan Jenis-jenisnya

Mineral Mikro
Mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh kurang dari 100mg sehari,
mempunyai peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi. Kandungan
mineral mikro dalam bahan makanan sangat bergantung pada konsentrasi mental mikro tanah
asal bahan makanan tersebut. Mineral mikro terdiri dari Besi (Fe), Seng (Zn), Yodium (I),
Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Selenium (Se), Flour (F), Cobalt (Co).

 Besi (Fe)
Besi dalam makanan yang di konsumsi berada dalam bentuk ikatan ferri (umumnya
pada pangan nabati) maupun ikatan ferro (umumnya pangan hewani). Besi yang terbetuk ferii
oleh getah lambung, direduksi menjadi bentuk ferro yang lebih mudah diserap sel mukosa
usus. Adanya vitamin C juga membantu proses reduksi tersebut. Besi berfungsi sebagai alat
angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut elektron di dalam sel
yang berperan dalam metabolisme energi sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di
dalam jaringan tubuh. Kekurangan besi akan mengakibatkan pendarahan akibat cacingan atau
luka dan akibat penyakit-penyakit yang menggangu adsorpsi, seperti penyakit gastro
instenial. Kekurangan besi umumnya menyebabkan pucat, lemah, letih, pusing, kurang nafsu
makan, menurunnya kemampuan kerja. Pada anak-anak akan mengakibatkan timbulnya
apatis, mudah tersinggung, dan menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.

 Seng (Zn)
Seng adalah mikromineral yang ada dimana-mana dalam jaringan tubuh manusia
atau hewan dan terlihat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Zn
diperlukan untuk aktifitas, lebih dari 90 enzim yang ada hubungannya dengan metabolisme
karbohidrat dan energi, degradasi atau sintesis protein, sistesis asam nukleat, biosintesis
heme, transfer CO2 dan reaksi-reaksi lain. Peranan Zn dalam metabolisme kulit dan jaringan
pengikat adalah dalam sintesis protei dan mungkin juga dalam replikasi sel, walaupun belum
jelas mekanismenya (Linder, 1992).
Secara fisiologus, seng diabsorbsi melalui dua proses yaitu uptake seng dari lumen
gastrointesitnal ke dalam entrosit (atas) dan transport dseng dari entrosit kedalam sistem
sirkuler (bawah). Seng dikeluarkan tubuh melalui tinja, urin, dan jaringan yang terlepas
termasuk kulit, rambut, dan sel-sel mukosa, pertumbuhan kuku, menstruasi, dan ejakulasi.
Kekurangan seng akan terjadinya penurunan nafsu makan sampai gangguan sistem
pertahanan tubuh (Underwood,2001).

 Yodium (I)
Yodium merupakan komponen penting dalam sintesis hormon tiroid, yaitu hormon
yang berfungsi mengatur suhu tubuh, metabolisme dasar, reproduksi, pertumbuhan dan
perkembangan, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Dalam darah,
yodium terdapat dalam bentuk yodium bebas atau teriakat dengan protein. Sumber yodium
diantaranya adalah garam beryodium, ikan laut, dan rumput laut. Kelebihan pada yodium
akan mengakibatkan gondok, seperti halnya kekurangan yodium.

 Mangan (Mn)
Sumber pangan yang mengandung mangan terdapat pada tepung gandum, kacang-
kacangan, daging, ikan, dan ayam. Mangan diangkut oleh protein transmanganin dalam
plasma. Setelah diabsorpsi, mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan
dikeluarkan melalui feses. Kelebihan mangan dapat mengakibatkan keracunan. Dalam waktu
lama hal ini dapat menyebabkan gejala kelainan otak disertai tingkah laku abnormal, yang
menyerupai penyakit parkinson.

 Tembaga (Cu)
Sumber makanan yang mengandung tembaga diantaranya adalah susu dan sereal.
Terdapat juga dalam hati, tiram, daging, dan kacang-kacangan. Dalam saluran cerna, tembaga
dapat diabsorpsi kembali dari tubuh bergantung kebutuhan tubuh. Pengeluaran melalui
empedu meningkat bila terdapat kelebihan dalam tubuh. Sedikit tembaga dikeluarkan melalui
urin, keringat, dan darah haid. Tembaga yang tidak diabsorpsi dikeluarkan melalui feses.
Fungsi dari tembaga berperan dalam kegiatan enzim pernafasan sebagai kofaktor bagi enzim,
misalnya sitokrom, oksidase.
Kelebihan tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga dalam hati yang dapat
menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati. Kelebihan ini dapat terjadi karena
menggunakan alat masak dari bahan tembaga, terutama apabila digunakan untuk memesak
cairan yang bersifat asam. Konsumsi dosis tinggi menyebabkan kematian.

 Selenium (Se)
Sumber pangan yang mengandung selenium terdapat dalam ikan laut dan kerang.
Dalam pangan nabati tergantung pada kandungan selenium dalam tanah tempat tanaman
tersebut tumbuh. Fungsi selenium sebagai antioksidan. Defisiensi selenium menyebabkan
aktifitas enzim glutation perioksidase menurun dan kekebalan tubuh menurun Konsumsi
selenium diatas 850mg/hr berpengaruh pada kesehatan yaitu terjadinya mual, muntah, dan
diare. Konsumsi diatas 500omg/hr akan menyebabkan terjadinya perubahan kuku dan
terjadinya kerontokan rambut.

 Flour (F)
Sumber pangan terdapat dalam air, makanan laut, ikan dan makanan hasil ternak.
Fungsi fluor adalah untuk pertumbuhan dan pembentukan struktur gigi, serta untuk
mencegah karies gigi. Penggunaan fluor sebanyak 20-30mg/hr dapat menyebabkan
terjadinya keracunan. Gejalanya adalah fluorosis (perubahan warna gigi menjadi kekuning-
kuningan) mulas, diare, sakit didaerah dada, gatal dan muntah. Defisiensi fluor akan
menyebabakan terjadinya karies pada gigi.

 Cobalt (Co)
Cobalt merupakan komponen vitamin B12 yang diperlukan bagi perkembangan
normal se-sel darah merah. Sumber utamanya adalah sayuran berdaun hijau. Cobalt
mempunyai fungsi untuk keseimbangan tubuh ruminansia.
BAB 2
Angka Kecukupan Gizi yang di Anjurkan

Angka Kecukupan Gizi:

Ilustrasi memenuhi asupan gizi sesuai kebutuhan kalori total. Foto: iStock
ADVERTISEMENT
Kesehatan tubuh secara keseluruhan bukan hanya diperoleh melalui makan sayur, buah-buahan,
dan lainnya, melainkan juga harus memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) yang dibutuhkan oleh
tubuh.
ADVERTISEMENT
Memenuhi angka kecukupan gizi berarti mengetahui berapa banyak nutrisi yang dibutuhkan tubuh,
sehingga tubuh menjadi lebih sehat dan menurunkan risiko terkena penyakit. Dalam hal ini, asupan
nutrisi yang masuk ke dalam tubuh harus memenuhi gizi seimbang.
Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019, angka kecukupan gizi adalah
suatu nilai yang menunjukkan kebutuhan rata-rata zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari
bagi semua orang dengan karakteristik tertentu yang meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas
fisik, dan kondisi fisiologis, untuk hidup sehat.
Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai angka kecukupan gizi yang ditetapkan Departemen
Kesehatan (Depkes) RI, tabel angka kecukupan gizi yang dianjurkan, hingga cara menghitungnya.
ADVERTISEMENT
Angka Kecukupan Gizi Perbesar
Ilustrasi asupan makanan sehat dengan kandungan gizinya yang baik untuk tubuh. Foto: iStock
Secara umum, angka kecukupan gizi merupakan suatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi
semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh untuk mencapai
derajat kesehatan yang optimal.
Angka ini merupakan kecukupan pada tingkat konsumsi, sedangkan pada tingkat produksi dan
penyediaan perlu diperhitungkan kehilangan dan penggunaan lainnya dari tingkat produksi sampai
tingkat konsumsi.
Angka kecukupan gizi Depkes berbentuk tabel yang berisikan angka kecukupan energi, protein,
lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin, dan mineral yang dianjurkan dikonsumsi oleh orang per hari.
Dalam melakukan pemenuhan kebutuhan masyarakat, angka kecukupan gizi menetapkan estimasi
rata-rata angka kecukupan energi dan rata-rata angka kecukupan protein.
Berdasarkan Pasal 3 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019, rata-rata angka
kecukupan energi bagi masyarakat sebesar 2.100 kilo kalori per orang per hari pada tingkat
konsumsi. Sementara, rata-rata angka kecukupan protein bagi masyarakat adalah 57 gram per orang
per hari pada tingkat konsumsi.
ADVERTISEMENT
Tabel Angka Kecukupan Gizi
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Gizi Anak Umur 7-12 Tahun. Foto: p2ptm.kemkes.go.id
zoom-in-white
Perbesar
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Gizi Anak Umur 7-12 Tahun. Foto: p2ptm.kemkes.go.id
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), angka kecukupan gizi
yang dianjurkan bagi masyarakat (per orang per hari) untuk anak umur 7-12 tahun atau angka
kecukupan gizi bagi anak usia awal sekolah adalah sebagai berikut.
Anak usia 7-9 tahun dengan berat badan 25 kg dan tinggi 120 cm, memerlukan energi sebanyak 1800
kkal dan protein 45 gram.
Anak usia 10-12 tahun (Pria) dengan berat badan 35 kg dan tinggi 138 cm, memerlukan energi
sebanyak 2050 kkal dan protein 50 gram.
Anak usia 10-12 tahun (Wanita) dengan berat badan 38 kg dan tinggi 145 cm, memerlukan energi
sebanyak 2050 kkal dan protein 50 gram.
Adapun tabel angka kecukupan gizi yang dikeluarkan Kemenkes RI memuat anjuran berapa banyak
kalori dan zat gizi dalam yang dibutuhkan oleh masing-masing kelompok usia. Berikut rincian
tabelnya.
ADVERTISEMENT
1. Tabel Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang Dianjurkan
Berikut tabel angka kecukupan energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, dan air yang dianjurkan
bagi masyarakat sesuai kelompok umur.
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang Dianjurkan.
Foto: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019
zoom-in-white
Perbesar
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang Dianjurkan.
Foto: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang Dianjurkan.
Foto: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019
zoom-in-white
Perbesar
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang Dianjurkan.
Foto: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang Dianjurkan.
Foto: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019
zoom-in-white
Perbesar
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, dan Air yang Dianjurkan.
Foto: Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2019
2. Tabel Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan
Berikut tabel angka kecukupan vitamin yang dianjurkan bagi masyarakat sesuai kelompok umur.
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan. Foto: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2019
zoom-in-white
Perbesar
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan. Foto: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2019
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan. Foto: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2019
zoom-in-white
Perbesar
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan. Foto: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2019
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan. Foto: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2019 Perbesar
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Vitamin yang Dianjurkan. Foto: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2019
3. Tabel Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan
Berikut tabel angka kecukupan mineral yang dianjurkan bagi masyarakat sesuai kelompok umur.
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan. Foto: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2019
zoom-in-white
Perbesar
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan. Foto: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2019
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan. Foto: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2019
zoom-in-white
Perbesar
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan. Foto: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2019
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan. Foto: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2019
zoom-in-white
Perbesar
Ilustrasi Tabel Angka Kecukupan Mineral yang Dianjurkan. Foto: Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 28 Tahun 2019
Cara Menghitung Angka Kecukupan Gizi
Ilustrasi menghitung angka kecukupan gizi. Foto: iStock
zoom-in-white
Perbesar
Ilustrasi menghitung angka kecukupan gizi. Foto: iStock
Secara umum, fungsi angka kecukupan gizi adalah sebagai patokan dalam penilaian dan
perencanaan konsumsi pangan, serta basis dalam perumusan acuan gizi masyarakat.
Angka kecukupan gizi dibagi menjadi dua, yaitu kebutuhan gizi makro dan kebutuhan gizi mikro.
Kebutuhan gizi makro merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar, meliputi
kebutuhan protein, lemak, dan karbohidrat. Berikut rinciannya.
ADVERTISEMENT
Kebutuhan protein yang diperlukan tubuh adalah 10-15 persen dari kebutuhan kalori total, dengan 1
gram protein sama dengan 4 kalori.
Kebutuhan lemak yang diperlukan tubuh adalah 10-25 persen dari kebutuhan kalori total, dengan 1
gram lemak sama dengan 9 kalori.
Kebutuhan karbohidrat yang diperlukan tubuh adalah 60-75 persen dari kebutuhan kalori total,
dengan 1 gram karbohidrat sama dengan 4 kalori.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kebutuhan gizi mikro adalah zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil,
seperti fosfor, magnesium, kalsium, natrium, zat besi, kalium, yodium, dan vitamin.
Untuk menentukan jumlah kebutuhan kalori total per hari, umumnya para ahli gizi menggunakan
rumus Harris Benedict. Rumus ini memperhitungkan usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan,
dan tingkat aktivitas.
BAB 3
Kebutuhan Gizi Individu

Jumlah Kebutuhan Zat Gizi yang Dibutuhkan oleh Tubuh Manusia

Jumlah Kebutuhan Zat Gizi yang Dibutuhkan oleh Tubuh Manusia


Halodoc, Jakarta – Mengonsumsi makanan bukan hanya soal memenuhi rasa lapar. Namun, kamu
juga harus memperhatikan zat gizi yang ada di dalamnya. Untuk memperoleh gizi seimbang,
diperlukan konsumsi dari berbagai kelompok makanan yang berbeda. Zat gizi yang dibutuhkan tubuh
di antaranya adalah protein, karbohidrat, dan lemak. Zat-zat gizi tersebut
diperlukan untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh, metabolisme, dan untuk
mendapatkan energi.

Bukan hanya ketiga zat gizi di atas, tubuh juga perlu mineral dan vitamin untuk pertumbuhan tulang,
mengatur cairan (elektrolit) tubuh, membantu proses metabolisme, pembentukan sel-sel darah, dan
membentuk hormon maupun enzim. Untuk lebih jelasnya, berikut penjelasan soal zat gizi yang
dibutuhkan tubuh.

Karbohidrat

Gizi yang dibutuhkan tubuh ini memiliki dua macam jenis, yakni karbohidrat simpleks dan kompleks.
Karbohidrat simpleks adalah karbohidrat yang cukup mudah diserap oleh tubuh dan bila glukosa
yang terbentuk tidak segera digunakan, akan disimpan oleh tubuh dan menjadi lemak. Sementara,
karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang diserap secara perlahan dan meningkatkan kadar
glukosa di tubuh secara perlahan. Dianjurkan untuk lebih banyak mengonsumsi karbohidrat
kompleks dibandingkan dengan karbohidrat simpleks.

Protein

Gizi yang dibutuhkan tubuh selanjutnya adalah protein. Makanan yang mengandung lebih banyak
protein di antaranya susu, telur, keju, daging, biji-bijian yang masih berkulit ari, kacang tanah, dan
kedelai. Susu dan sejenisnya menjadi sumber protein terbaik. Kedelai juga menjadi salah satu
sumber protein yang perlu dikonsumsi. Selain itu, kedelai mengandung protein yang lengkap,
kandungan proteinnya dua kali lebih banyak dibandingkan dengan protein yang dikandung oleh
daging, dan lebih banyak empat kali daripada telur. Makan putih telur setiap hari juga dianjurkan,
karena di dalam putih telur tidak mengandung kolesterol yang tinggi.

Lemak

Lemak selalu diidentikkan sebagai zat jahat dalam tubuh. Padahal, beberapa jenis lemak masuk ke
dalam kategori gizi yang dibutuhkan tubuh. Lemak berguna untuk memproduksi energi dan
pertumbuhan, baik badan maupun otak, serta memelihara pergantian jaringan. Lemak dibagi
menjadi 3 golongan, yakni asam lemak jenuh, asam lemak tak jenuh tunggal, dan asam lemak tak
jenuh ganda.

Mengurangi konsumsi lemak tak jenuh dalam porsi makanan membantu meningkatkan kesehatan
Anda. Beberapa asam lemak jenuh (lemak jahat) yang harus dihindari adalah lemak dari daging
berkaki empat seperti domba, kambing, sapi, dan babi. Selain itu, lemak trans seperti margarin,
biskuit, dan krim juga termasuk dalam lemak jahat. Sementara itu, lemak yang sebaiknya kamu
peroleh yakni minyak dari biji bunga merah, minyak dari biji bunga matahari, minyak jagung, minyak
kacang kedelai, dan minyak kacang tanah

Memenuhi Gizi Seimbang dengan Panduan Piring Makan

Pada umumnya, untuk menggambarkan pola makan gizi seimbang menggunakan piramida. Namun,
saat ini bisa menggunakan panduan piring makan untuk memenuhi gizi seimbang. Panduannya
sebagai berikut:

½ piring makan terdiri dari sayur dan buah-buahan. Makanlah sayur-sayuran dan buah-buahan
dengan mengonsumsi beragam jenis dan warna.
¼ piring diisi dengan protein seperti ikan, ayam atau kacang-kacangan. Kurangi konsumsi daging
merah ataupun daging olahan seperti sosis.
¼ piring makan diisi dengan makanan yang berasal dari beras, gandum atau pasta. Perlu diingat jika
kandungan gula dari roti atau beras berwarna putih tergolong tinggi. Jadi, perlu berhati-hati bagi
yang memiliki masalah dengan gula darah.
Tambahkan sedikit minyak, seperti minyak zaitun, minyak kedelai, minyak jagung, dan lain-lain.
Disarankan untuk membatasi konsumsi teh atau kopi. Batasi susu dan produk turunannya, dengan
mengonsumsi sekitar 1-2 kali per hari, jus satu gelas per hari, dan jangan mengonsumsi minuman
dengan kandungan gula tinggi.
Itu dia informasi terkait informasi gizi yang dibutuhkan tubuh. Semoga bisa membantu kamu untuk
bisa mengonsumsi makanan yang baik setiap harinya. Bila kamu masih memiliki pertanyaan seputar
gizi yang dibutuhkan tubuh, bisa tanyakan pada dokter ahli gizi yang ada di Halodoc. Di aplikasi
Halodoc, kamu bisa memilih dokter ahli gizi yang ingin kamu ajak bicara melalui pilihan komunikasi
chat, voice, atau video call pada layanan Contact Doctor.

Sementara, bila ingin membeli kebutuhan medis seperti obat atau vitamin, bisa menggunakan
layanan Pharmacy Delivery yang akan mengantarkan pesananmu ke tempat tujuan dalam waktu
tidak lebih dari satu jam. Halodoc juga melengkapi fiturnya dengan layanan Lab Service yang bisa
membantu kamu melakukan pemeriksaan darah dan juga menentukan jadwal, lokasi, dan petugas
lab yang akan datang ke lokasi tujuan. Hasil lab bisa dilihat langsung pada aplikasi layanan kesehatan
Halodoc. Tak perlu ragu lagi ayo download aplikasi Halodoc di App Store atau Google Play sekarang
juga.
BAB 4
Penilaian Status Gizi Individu

2.1. Pengertian Status Gizi


Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang
dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam
tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal,
dan gizi lebih (Almatsier, 2005).
Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana terdapat
keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh dan energi yang
dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan individu. Energi yang masuk ke
dalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya (Nix,
2005). Status gizi normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan oleh semua
orang (Apriadji, 1986).
Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition merupakan
keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari energi
yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena jumlah energi yang masuk lebih
sedikit dari anjuran kebutuhan individu (Wardlaw, 2007).
Status gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi seseorang dimana
jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar dari jumlah energi yang
dikeluarkan (Nix, 2005). Hal ini terjadi karena jumlah energi yang masuk melebihi
kecukupan energi yang dianjurkan untuk seseorang, akhirnya kelebihan zat gizi
disimpan dalam bentuk lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk
(Apriadji, 1986).
Faktor-faktor..., Desy Khairina, FKMUI, 2008

2.2. Penilaian Status Gizi


Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang
diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu
populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih
(Hartriyanti dan Triyanti, 2007). Penilaian status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. Penilaian Langsung
a. Antropometri
Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi yang
berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan umur dan tingkat
gizi seseorang. Pada umumnya antropometri mengukur dimensi dan
komposisi tubuh seseorang (Supariasa, 2001). Metode antropometri sangat
berguna untuk melihat ketidakseimbangan energi dan protein. Akan tetapi,
antropometri tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang
spesifik (Gibson, 2005).
b. Klinis
Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi berdasarkan
perubahan yang terjadi yang berhubungan erat dengan kekurangan maupun
kelebihan asupan zat gizi. Pemeriksaan klinis dapat dilihat pada jaringan
epitel yang terdapat di mata, kulit, rambut, mukosa mulut, dan organ yang
dekat dengan permukaan tubuh (kelenjar tiroid) (Hartriyanti dan Triyanti,
2007).
c. Biokimia
Pemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium. Pemeriksaan
biokimia pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya defisiensi
Faktor-faktor..., Desy Khairina, FKMUI, 2008
13
zat gizi pada kasus yang lebih parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan
dalam suatu bahan biopsi sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau adanya
simpanan di jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi, uji ini disebut uji
biokimia statis. Cara lain adalah dengan menggunakan uji gangguan
fungsional yang berfungsi untuk mengukur besarnya konsekuensi fungsional
daru suatu zat gizi yang spesifik Untuk pemeriksaan biokimia sebaiknya
digunakan perpaduan antara uji biokimia statis dan uji gangguan fungsional
(Baliwati, 2004).
d. Biofisik
Pemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status gizi
dengan melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat perubahan struktur
jaringan yang dapat digunakan dalam keadaan tertentu, seperti kejadian buta
senja (Supariasa, 2001).
2. Penilaian Tidak Langsung
a. Survei Konsumsi Makanan
Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status gizi
dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh individu
maupun keluarga. Data yang didapat dapat berupa data kuantitatif maupun
kualitatif. Data kuantitatif dapat mengetahui jumlah dan jenis pangan yang
dikonsumsi, sedangkan data kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan
cara seseorang maupun keluarga dalam memperoleh pangan sesuai dengan
kebutuhan gizi (Baliwati, 2004).
Faktor-faktor..., Desy Khairina, FKMUI, 2008
14
b. Statistik Vital
Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi
melalui data-data mengenai statistik kesehatan yang berhubungan dengan
gizi, seperti angka kematian menurut umur tertentu, angka penyebab
kesakitan dan kematian, statistik pelayanan kesehatan, dan angka penyakit
infeksi yang berkaitan dengan kekurangan gizi (Hartriyanti dan Triyanti,
2007).
c. Faktor Ekologi
Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena
masalah gizi dapat terjadi karena interaksi beberapa faktor ekologi, seperti
faktor biologis, faktor fisik, dan lingkungan budaya. Penilaian berdasarkan
faktor ekologi digunakan untuk mengetahui penyebab kejadian gizi salah
(malnutrition) di suatu masyarakat yang nantinya akan sangat berguna untuk
melakukan intervensi gizi (Supariasa, 2001).

BAB 5
Dasar-Dasr Diet Klinik

A.    Pengertian Diet Klinik


Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang atau organisme tertentu. Jenis diet
sangat dipengaruhi oleh latar belakang asal individu atau keyakinan yang dianut masyarakat tertentu
(Wariyono, 2010). Diet adalah makanan dan minuman yang dikonsumsi orang secara teratur setiap
hari. Jumlah dan jenis makanan yang dibutuhkan dalam situasi tertentu, seperti menurunkan atau
menaikkan berat badan. Diet yang dilakukan sangat tergantung pada usia, berat badan, kondisi
kesehatan dan banyaknya kegiatan yang dilakukan dalam sehari.

B.     Pengertian Ilmu Diet
Cabang ilmu gizi yang mengatur pemberian makan pada kelompok/perorangan dalam keadaan
sehat/ sakit dengan memperhatikan syarat gizi dan sosial ekonomi.

C.     Terapi Diet
Bagian dari dietetika yang khusus memperhatikan penggunaan makan untuk tujuan penyembuhan.
Tujuan terapi diet, yaitu:
1.      Memperoleh status gizi yang baik.
2.      Memperbaiki defisiensi gizi.
3.      Mengistirahatkan organ tubuh.
4.      Menyesuaikan asupan/intake dengan kemampuan tubuh.
5.      Mengubah berat badan bila diperlukan.

D.    Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan Dalam Pengaturan Makanan Orang Sakit


1.      Psikologis
a.       Memisahkan dari kebiasaan kehidupan sehari-hari.
b.      Memasuki lingkungan yang masih asing (dokter dll).
c.       Perubahan makanan (macam, cara hidangkan, tempat makan, waktu makan, dengan siapa
makan dll).
d.      Rasa tidak senang, rasa takut karena sakit, ketidakbebasan bergerak – putus asa.
e.       Putus asa à mual, hilang nafsu makan.
f.       Bentuk diit (cair, lunak à sesuai keadaan penyakit) à bahagia/cemas.
g.      Perawat à menjelaskan, mengurangi tekanan psikologis.
2.      Sosial Budaya
a.       Orang sakit à kelompok berbeda, adat istiadat, kepercayaan, kebiasaan, pandangan hidup.
b.      Macam hidangan à netral.
c.       Kebiasaan makan bersama à perlu ditemani anggota keluarga.

3.      Keadaan Jasmani
a.       Jasmani pasien à menentukan konsistensi diet.
b.      Lemah, kesadaran menurun à diit khusus.
c.       Gangguan pernafasan à makan lebih lama.
d.      Tidak baik nafsu makan à porsi kecil, sering.
e.       Usia lanjut à porsi kecil, lunak.
f.       Penyakit kronis à perawatan lebih lama membawa masalah makan.
g.      Orang sakit à hapal makanan perlu adanya modifikasi menu dari rumah.
4.      Keadaan Gizi Penderita
a.       Jarang dilakukan.
b.      Perawat memperoleh informasi pola makan dirumahnya, kebiasaan makan, sikap terhadap
makanan.

E.     Dasar Penentuan Diet Bagi Orang Sakit


1.      Memenuhi kebutuhan gizi.
2.      Diet khusus berpola à makanan biasa.
3.      Diet khusus fleksibel (kebiasaan, kesukaan, kepercayaan dll).
4.      Mempertimbangkan pekerjaan sehari-hari.
5.      Bahan makanan yang dapat diterima.
6.      Bahan makanan alami, mudah didapat, mudah diolah, lazim dimakan.
7.      Pasien à tujuan diet.
8.      Diet khusus segera makanan biasa.
9.      Diet khusus à indikasi kuat dan memang diperlukan.
10.  Bisa makan mulut à berikan mulut.

F.      Pelayanan Gizi Di Rumah Sakit


Pelayanan kesehatan yang diberikan pada pasien mencakup:
1.      Pelayanan medis: obat, tindakan bedah.
2.      Pelayanan/asuhan keperawatan.
3.      Pelayanan gizi/asuhan nutrisi.

G.    Proses pelayanan gizi rawat inap dan rawat jalan terdiri atas 4 tahap:
1.      Assement atau pengkajian gizi.
2.      Penatalaksanaan pelayanan gizi.
3.      Implementasi pelayanan gizi.
4.      Monitoring dan evaluasi pelayanan  gizi.

H.    Penatalaksanaan Pelayanan Gizi


Dalam merencanakan pelayanan gizi untuk pasien diperlukan data-data yang harus
dikumpulkan dan sebagai berikut:
1.      Data awal.
2.      Identitas
3.      Subyektif.
4.      Obyektif.
5.      Assesment.
6.      Planning/Penatalaksanaan.

I.       Diet Gizi Seimbang


Diet gizi seimbang adalah konsumsi makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil
yang terdiri dari menu yang beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proprosi yang sesuai
(Wariyono, 2010).
Cara memilih bahan makanan sesuai dengan jumlah yang dianjurkan:
1.      Bahan makanan pokok
Dalam menyusun komposisi makanan diperlukan pengetahuan bahan makanan, karena nilai gizi
bahan makanan dalam tiap golongan tidak sama. Di antara makanan pokok, jenis padi-padian seperti
beras, jagung, dan gandum mempunyai kadar protein lebih tinggi (7-11%) dari pada umbi-umbian
sebagai makanan pokok, harus disertai makanan lauk dalam jumlah lebih besar daripada bila
menggunakan padi-padian sebagai sumber karbohidrat.

2.      Golongan lauk
Lauk sebaiknya terdiri atas campuran lauk hewani dan nabati. Lauk hewani, seperti daging, ayam,
ikan, udang dan telur mengandung protein dengan nilai biologi lebih tinggi dari pada lauk nabati.
Daging merah, hati limpa, kuning telur, dan ginjal merupakan sumber zat besi yang mudah di
absorpsi. Ikan terutama bila dimakan dengan tulangnya (ikan teri), disamping itu merupakan sumber
kalsium. Ikan dan telur lebih murah daripada daging dan ayam.

Secara keseluruhan lauk hewani merupakan sumber protein, fosfor, tiamin, niasin, vitamin B6, B12,
zat besi, seng, magnesium dan selenium. Kacang-kacangan dalam bentuk kering atau hasil
olahannya, Walaupun mengandung protein dengan nilai biologi sedikit lebih rendah daripada lauk
hewani karena mengandung lebih sedikit asam amino esensial metionim, merupakan sumber
protein yang baik. Kekurangan metionin dapat diisi oleh bahan makanan lain yang kaya akan
metionin seperti beras dan sereal lain.

3.      Golongan sayuran
Sayuran merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat, magnesium, kalium dan serat, serta
tidak mengandung lemak dan kolesterol. Sayuran daun berwarna hijau, dan sayuran berwarna jingga
seperti wortel dan tomat mengandung lebih banyak provitamin A berupa beta karoten daripada
sayuran tidak berwarna. Sayuran berwarna disamping itu kaya akan kalsium, zat besi, asam folat dan
vitamin C.
Sayuran tidak berwarna seperti labu asam, ketimun, nangka dan rebung tidak banyak mengandung
zat besi. Memakannya hanya untuk kenikmatan, dianjurkan sayuran yang dimakan tiap hari terdiri
dari campuran sayuran daun, kacang-kacangan, dan sayuran berwarna jingga.

4.      Golongan buah
Buah berwarna kuning seperti mangga, papaya, dan pisang kaya akan provitamin A, sedangkan buah
kecut seperti jeruk, gandaria, jambu biji, dan rambutan kaya akan vitamin C, karena umumnya buah
dimakan dalam bentuk mentah, buah-buahan merupakan sumber vitamin C. secara keseluruhan
buah merupakan sumber vitamin A, vitamin C, kalium dan serat. Buah tidak mengandung natrium,
lemak (kecuali apokat), dan kolesterol.

5.      Susu dan hasil olahan susu


Susu merupakan makanan alami yang hampir sempurna, sebagian besar zat gizi esensial ada dalam
kandungan susu yaitu protein bernilai biologi tinggi, kalsium, fosfor, vitamin A, dan tiamin (vitamin
B1). Susu merupakan sumber kalsium paling baik, karena disamping kadar kalsium yang tinggi,
laktosa di dalam susu membantu absorpsi susu di dalam saluran cerna.

J.       Rencana penyuluhan dan konsultasi gizi, misal: Penjelasan diet dan cara membuat variasi menu:
Standar Makanan Rumah Sakit
1.      Makanan Biasa
Makanan biasa diberikan kepada penderita yang tidak makanan khusus sehubungan dengan
penyakitnya. Susunan makanan sama dengan makanan orang sehat, hanya tidak diperbolehkan
makanan yang merangsang atau yang dapat menimbulkan gangguan pencernaan. Makanan ini
cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.

2.      Makanan Lunak
Makanan lunak diberikan kepada penderita sesudah operasi tertentu dan pada penyakit infeksi
dengan kenaikan suhu yang tidak terlalu tinggi: 37,5 C–38 C.
Menurut keadaan penyakit, makanan lunak dapat diberikan langsung kepada penderita atau
merupakan perpindahan dari makanan saring ke makanan biasa.
Makanan ini mudah cerna, rendah serat dan tidak mengandung bumbu yang merangsang. Makanan
ini cukup energi, protein dan zat-zat gizi lain.

3.      Makanan Saring
Diberikan kepada penderita sesudah mengalami operasi tertentu, pada infeksi akut, termasuk infeksi
saluran pencernaan seperti gastro enteritis dengan kenaikan suhu badan > 39 C serta pada
kesukaran menelan. Menurut keadaan penyakit makanan saring dapat diberikan langsung kepada
penderita atau merupakan perpindahan dari makanan cair ke makanan lunak. Makanan ini diberikan
dalam jangka pendek karena tidak memenuhi kebutuhan gizi terutama energi. Bahan makanan yang
tidak boleh diberikan sama dengan makanan lunak.

4.      Makanan Cair
Diberikan kepada penderita sebelum dan sesudah operasi tertentu, dalam keadaan mual dan
muntah, dengan kesadaran menurun, dengan suhu badan sangat tinggi atau infeksi akut. Makanan
ini diberikan berupa cairan jernih yang tidak merangsang dan tidak meninggalkan sisa. Nilai gizi
sangat rendah, hingga pemberian hanya dibatasi selama 1–2 hari saja. Contoh:  teh, kaldu jernih, air
bubur kacang hijau, sari buah, sirop.

5.      Makanan Lewat Pipa


Diberikan kepada penderita yang tidak bisa makan lewat mulut karena:
a.       Gangguan jiwa, prekoma, anoreksia nervosa, kelumpuhan otot-otot menelan, atau sesudah
operasi mulut, tenggorokan dan gangguan saluran pencernaan.
b.      Makanan diberikan berupa sari buah atau cairan kental yang dibuat dari susu, telur, gula dan
margarin.
c.       Cairan hendaknya dapat dimasukkan melalui pipa karet di hidung, lambung atau rektum.

K.    Makanan Yang Diberikan Dengan Cara Khusus


1.      Tidak dapat makan melalui mulut (penyakit berat, demam terus menerus, luka bakar hebat,
kelaparan parah, kanker mulut, faring, oesopagus, koma dll).

2.      Pemberian makanan lewat pipa melalui mulut (nasogastric feeding) > hidung > lambung.

3.      Pemberian makanan melalui gastrostomi dan jejunostomi > makan langsung


kelambung/jejunum melalui pembedahan.

4.      Pemberian makanan melalui pembuluh darah (Intravenous Feeding)/parenteral nutrition operasi


saluran pencernaan, luka parah.

BAB 6
Penyakit-Penyakit Akibat Gangguan Asupan Gizi

Kekurangan nutrisi atau malnutrisi merupakan kondisi yang tidak boleh disepelekan. Pasalnya, jika
didiamkan berlarut-larut, malnutrisi bisa menimbulkan berbagai komplikasi atau penyakit yang
berbahaya bagi kesehatan.
Sebagian besar penyebab malnutrisi di beberapa negara adalah ketiadaan asupan pangan yang
memadai, misalnya karena bencana alam, konflik atau peperangan, kemiskinan, hingga krisis sosial
dan ekonomi.
Selain karena faktor tersebut, seseorang juga masih bisa mengalami kekurangan gizi meski sudah
mengonsumsi banyak makanan. Hal ini dapat terjadi jika makanan yang dikonsumsinya tidak
mengandung gizi yang memadai, seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Malnutrisi juga bisa disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu, seperti intoleransi atau gangguan
penyerapan nutrisi, gangguan mental, kecanduan narkotika atau alkohol, hingga gangguan makan,
seperti anoreksia dan bulimia.
Gangguan Kesehatan yang Disebabkan Malnutrisi
Tanpa perbaikan asupan nutrisi, kondisi malnutrisi dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius,
di antaranya:
1. Kwashiorkor
Kwarshiorkor merupakan kondisi malnutrisi akibat kekurangan asupan protein. Padahal, protein
sangat dibutuhkan untuk memperbaiki dan memperbarui sel serta jaringan tubuh, mendukung
proses pemulihan tubuh ketika terjadi luka atau penyakit, dan mendukung tumbuh kembang janin,
bayi, dan anak-anak.
Kwashiorkor umumnya lebih banyak menimpa anak-anak dan kasusnya masih banyak terjadi di
negara-negara berkembang.
Gejala dari penyakit ini antara lain kelelahan, kulit kering dan bersisik, rambut kering  atau kusam,
perut buncit, hilangnya massa otot, pembengkakan di bawah kulit (edema), perubahan mood, serta
susah menambah berat dan tinggi badan.
Kwashiorkor dapat dicegah dan ditangani dengan mengonsumsi makanan berprotein tinggi, seperti
daging, susu, keju, ikan, telur, kedelai, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
2. Marasmus
Marasmus disebabkan oleh kekurangan asupan kalori berkepanjangan, baik dari protein maupun
karbohidrat. Marasmus dapat menimpa anak-anak dan orang dewasa, serta berisiko tinggi
menyebabkan kematian, jika tidak ditangani.
Ciri-ciri orang terkena marasmus adalah tubuh kurus kering dan tulang yang menonjol, terutama
tulang iga dan bahu. Selain itu, kulit lengan, paha, dan bokong penderita akan tampak kendur, serta
wajahnya terlihat seperti orang tua.
Marasmus umumnya dapat ditangani dan dicegah dengan menjalani pola makan sehat bergizi
seimbang.
3. Beri-beri
Beri-beri terjadi karena tubuh kekurangan vitamin B1 (thiamine). Vitamin ini berperan penting dalam
mengatur kinerja serta fungsi sistem saraf dan otot, menjaga fungsi saluran pencernaan, dan proses
metabolisme karbohidrat menjadi energi. Penyakit beri-beri terdiri dari 2 jenis, yaitu beri-beri basah
dan beri-beri kering.
Gejala beri-beri basah antara lain sering terbangun di malam hari dengan sesak napas, denyut
jantung meningkat, sesak napas saat beraktivitas, dan kaki bagian bawah bengkak. Beri-beri basah
umumnya dapat mengganggu kinerja jantung dan pembuluh darah.
Sementara itu, beri-beri kering dapat memengaruhi sistem saraf. Gejala beri beri kering antara lain
susah berjalan, kaki dan tangan mati rasa atau kesemutan, fungsi otot kaki bagian bawah menurun,
nyeri, kesulitan bicara, muntah, dan nistagmus.
Untuk mencegah beri-beri, Anda perlu mengonsumsi makanan kaya vitamin B1, seperti susu, biji-
bijian, gandum, jeruk, daging sapi, ragi, kacang-kacangan, beras, dan sereal dari biji-bijian utuh.
4. Skorbut (scurvy)
Skorbut adalah penyakit malnutrisi akibat tubuh kekurangan vitamin C. Vitamin C penting bagi
tubuh karena berperan dalam produksi kolagen, penyerapan zat besi, dan pembentukan imunitas
tubuh.
Gejala penyakit scurvy antara lain nyeri otot dan sendi, kelelahan, munculnya titik-titik merah di
kulit, perdarahan dan pembengkakan pada gusi maupun gusi bengkak dan sakit, hilangnya nafsu
makan, berat badan turun, diare, mual, dan demam.
Guna mencegah terjadinya penyakit ini, pastikan makanan yang dikonsumsi mengandung vitamin C.
Beberapa pilihan makanan yang kaya akan vitamin C antara lain cabai, tomat, brokoli, kiwi, stroberi,
lemon, jeruk, limau, kubis, paprika, nanas, pepaya, mangga, blewah, kembang kol, dan bayam.
5. Anemia
Anemia adalah kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin. Penyakit ini bisa
terjadi akibat kekurangan zat besi.
Zat besi diperlukan tubuh untuk memproduksi sel darah merah yang berfungsi untuk membawa
oksigen dalam darah ke jaringan tubuh. Jika sel darah merah sedikit, organ dan jaringan tubuh tidak
akan mendapatkan oksigen yang cukup.
Anemia defisiensi besi ditandai dengan berbagai gejala, yaitu tubuh lemah dan lesu, merasa sangat
letih, kesemutan di kaki, kurangnya nafsu makan, detak jantung cepat, kuku rapuh, nyeri dan radang
lidah, tangan dan kaki dingin, pusing atau sakit kepala, infeksi, sakit dada, sesak napas, insomnia dan
kulit pucat. Namun, terkadang penyakit ini bisa saja tidak menimbulkan gejala apa pun.
Anemia dapat diatasi dan dicegah dengan cara mengonsumsi suplemen zat besi atau makanan yang
kaya akan zat besi, seperti daging, ikan, hati ayam atau sapi, tahu, tempe, telur, kacang-kacangan,
biji-bijian, beras merah, seafood, dan sayuran berdaun hijau tua.
Kebanyakan masalah yang disebabkan oleh malnutrisi akan berhenti setelah kekurangan nutrisi
diatasi. Namun, ada pula yang menimbulkan efek samping berkepanjangan. Ini biasanya terjadi
ketika malnutrisi sudah parah dan berlangsung lama.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat malnutrisi meliputi kelainan fungsi
ginjal, imunodefisiensi, kelainan otot, dan demensia. Pada bayi dan anak-anak, malnutrisi juga bisa
menimbulkan terjadinya gangguan tumbuh kembang dan stunting.
BAB 7
Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah :


1. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100mg
sehari. Terdiri dari Calcium (Ca). Magnesium (Mg), Sulfur (S), Kalium (K), Fosfor
(P), Clorida (Cl), dan Natrium (Na).
2. Mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari
100mg sehari. Terdiri dari Besi (Fe), Seng (Zn), Yodium (I), Mangan (Mn), Tembaga
(Cu), Selenium (Se), Flour (F), Cobalt (Co).
3. Upaya yang dilakukan untuk terhindar dari defisiensi mineral pada ternak yaitu ternak
dapat dilepas di padang penggembalaan. Pada pagi hari ternak dilepas ke padang
rumput dan pada sore hari dimasukkan kedalam kandang.

Daftar Pustaka

Anonim.2010.Makalah Tentang Mineral.http://ketutardika.blogspot.co.id. Diakses


pada tanggal 06 Juni 2016 pukul 10.00 WIB.

Darmono.1995. Potensi mineral deficiency diseases of Indonesian ruminant livestock.


Erlangga. Jakarta.

Linder.1992. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme.UI Press. Jakarta

Poedjiadi.1994.Dasar-dasar Biokimia. UI Press. Jakarta.


Sutama.2009.Panduan Lengkap Kambing dan Domba. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutrisno.1983. Status Mineral Sapi Potong di Jawa Tengah. Gramedia. Jakarta.

Tillman.1988.Ilmu Makanan Ternak Dasar. UGM Press. Yogyakarta.

Underwood.2001. Prinsip-prinsip Kimia Modern. Erlangga. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai