Anda di halaman 1dari 17

MATA KULIAH : BIOKIMIA

BOBOT : 4 SKS (2P,2T)

HARI/TANGGAL : Rabu, 18 Oktober 2019

PUKUL : 09.10-13.40 WITA

PERTEMUAN KE : XI (sebelas)

DOSEN PENGAJAR : dr. I Wayan Gede Sutadarma MGizi. SpGK

JUMLAH MAHASISWA : 33 ORANG

METODE : PENUGASAN

MATERI : MINERAL

A. PERANAN MINERAL DALAM TUBUH

Mineral merupakan sebuah substansi anorganik yang diperlukan tubuh dalam


jumlah yang kecil guna berbagai fungsi tubuh. Mineral merupakan unsur kimia
individu. Mineral tidak dapat rusak. Kandungan mineral dari berbagai jenis makanan
biasanya disebut “abu”, hal ini karena mineral ialah produk yang tersisa dari makanan
setelah seluruh makanan tersebut dihancurkan pada suhu yang tinggi atau didegradasi
oleh bahan kimia. Pada tubuh manusia, mineral membentuk sekitar 4 persen dari berat
badan orang dewasa.

1. Fungsi mineral secara umum :


a. Membantu serta menjaga kesehatan otot, jantung, dan juga saraf.
b. Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh.
c. Menghasilkan berbagai jenis enzim.
d. Memelihara, mengeraskan, dan mengendalikan tulang serta proses faal dalam
tubuh.
e. Sebagai katalis terhadap berbagai proses biokimia yang terjadi dalam tubuh.
f. Kontraksi pada otot serta respon saraf.
g. Pembentukan struktur jaringan lunak dan keras, dalam kerja sistem enzim.
h. Membantu dalam pembuatan antibodi.
i. Menjaga keseimbangan air dan asam basa dalam darah.
j. Menyusun kerangka tubuh, otot, serta gigi.
k. Sebagai aktivator yang berperan dalam enzim dan hormon.
l. Menjaga kesehatan tulang.
m. Menjaga fungsi otak.
n. Mencegah nyeri otot.
o. Berperan dalam proses pembangunan sel.
p. Mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.
2. Jenis mineral :
Berdasarkan takaran mineral jumlah kebutuhan dalam per hari, mineral dapat
dibagi menjadi 3 jenis, antara lain :
a. Major Mineral
Major Mineral atau mineral utama ialah mineral yang dibutuhkannya dalam
jumlah yang cukup banyak yaitu sekitar lebih dari 100 mg termasuk diantaranya
magnesium, kalsium, kalium, fosfor, sulfur, natrium, dan klorida.
b. Trace Mineral
Trace Mineral dibutuhkan pada tingkat sekitar kurang dari 100 mg per hari.
Terdapat 9 jenis mineral yang termasuk dalam kategori ini, antara lain : zat besi,
fluoride, mangan, seng, yodium, selenium, tembaga, molibdenum, dan kromium.
c. Ultratrace Mineral
Ultratrace Mineral ialah mineral yang ditemukan pada tubuh manusia,
namun jumlah kebutuhan mineral jenis ini tidak diketahui. Ini termasuk arsenik,
nikel, silikon, boron, serta vanadium.
3. Macam-Macam Mineral Yang Dibutuhkan Tubuh, Sumber Utama Mineral Dan
Kebutuhan Sehari-Hari.
a. Kalsium
Kalsium merupakan salah satu mineral yang sangat penting serta yang paling
banyak dibutuhkan oleh tubuh manusia. Kalsium berfungsi untuk membantu dalam
pembentukan tulang dan gigi serta juga diperlukan dalam proses pembekuan darah,
transmisi sinyal sel saraf, serta kontraksi otot. Kalsium dapat membantu mencegah
osteoporosis dan kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteoporosis. Dari semua
kalsium yang terdapat pada tubuh manusia, 99 persen terletak di tulang dan gigi.
Kalsium juga berperan guna menurunkan tekanan darah serta juga terbukti dalam
mengurangi resiko penyakit kardiovaskuler yang terjadi pada wanita. Sumber : Susu
dan hasil olahannya, telur ,ikan ,udang, kerang, kepiting, kacang kacangan,dan
buah-buahan.
b. Fosfor
Fosfor merupakan mineral yang sering ditemukan dalam berbagai jenis
makanan termasuk produk dari olahan susu dan daging serta kacang. Fosfor sangat
penting guna membuat tulang dan gigi menjadi kuat dan menjaga kesehatan fungsi
saraf. Fosfor adalah bagian dari kerangka struktural molekul biologis contohnya
DNA dan RNA. Sel-sel hidup juga memakai fosfor dalam transportasi seluler.
Sumber : Daging, ikan dan telur,semua jaringan hewan,serealis,kacang kacangan.
c. Potasium
Potasium merupakan mineral yang membantu dalam mengatur fungsi kerja
jantung, tekanan darah, serta saraf, dan aktivitas kerja otot. Sumber : biji-bijian,
buah-buahan, kacang-kacangan dan daging.
d. Sodium
Sodium merupakan elemen dan juga komponen elektrolit serta garam yang
membantu dalam mengatur keseimbangan cairan sel. Sumber : seafood dan garam
dapur.
e. Zat besi
Zat besi ialah sebuah trace element yang penting dan dibutuhkan dalam
produksi hemoglobin, komponen sel darah merah yang kemudian membawa
oksigen kepada seluruh tubuh. Orang yang kekurangan zat besi akan mudah merasa
lelah, hal ini karena tubuh mereka kelaparan oksigen. Besi merupakan bagian dari
mioglobin, yang berfungsi untuk membantu menyimpan oksigen di otot. Sumber :
Susu, hati, kuning telur dan sayur-sayuran yang berwarna hijau.
f. Magnesium
Magnesium merupakan logam putih yang lentur yang cukup permanen di
udara kering namun berkarat apabila di udara lembab. Ion magnesium penting bagi
semua sel makhluk hidup. Sekitar lebih dari 300 enzim memerlukan ion magnesium.
Magnesium diperlukan karena digunakan dalam pembentukan protein, tulang, sel-
sel baru, mengaktifkan vitamin B, asam lemak, merelaksasi otot, membekukan
darah, serta membentuk adenosin trifosfat atau ATP. Produksi dan juga penggunaan
insulin membutuhkan magnesium. Sumber : kacang kacangan, sayuran hijau, susu,
coklat,teri.
g. Natrium
Natrium merupakan mineral yang ditemukan pada tubuh manusia dan dalam
berbagai jenis makanan. Natrium adalah nutrisi yang sangat penting dalam
mempertahankan volume darah, mengatur keseimbangan air dalam tiap sel, serta
menjaga fungsi saraf. Sumber : Ikan, pisang, kentang dan sayuran hijau,garam
dapur,makanan yang diproses dengan garam dapur, makanan hasil laut, susu,
makanan hewani.
h. Yodium / Iodium / I
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia bebas
di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur mengandung yodium.
Yodium berperan penting untuk membantu perkembangan kecerdasan atau
kepandaian pada anak. Yodium juga dapat membatu mencegah penyakit gondok,
gondong atau gondongan. Yodium berfungsi untuk membentuk zat tirosin yang
terbentuk pada kelenjar tiroid. Sumber: garam dapur difortifikasi,makanan laut,air
dan sayur didaerah non gondok dan hewan yang makan makanan tersebut.
i. Iodin (I)
Sumber : Garam dapur. Fungsi : Membentuk hormone tiroksin.
meningkatkan warna dan penyusunan rambut, meningkatkan metabolisme lemak,
merangsang reaksi metal
4. Aborsi, Distribusi, Transportasi, Dan Ekskresi

Penyerapan Mineral Makro

a. Natrium (Na)
Hampir seluruh natrium yang dikonsumsi (3 hingga 7 gram sehari)
diabsorpsi, terutama di dalam usus halus. Natrium diabsorpsi secara aktif
(membutuhkan energi). Natrium yang diabsorpsi dibawa oleh aliran darah ke ginjal.
Disini natrium disaring dan dikembalikan ke aliran darah dalam jumlah yang cukup
untuk mempertahankan taraf natrium dalam darah. Kelebihan natrium yang
jumlahnya mencapai 90-99% dari yang dikonsumsi, dikeluarkan melalui urine.
Pengeluaran natrium ini diatur oleh hormon aldosteron, yang dikeluarkan kelenjar
adrenal bila kadar natrium darah menurun. Aldosteron merangsang ginjal untuk
mengabsorpsi kembali natrium. Dalam keadaan normal, natrium yang dikeluarkan
melalui urine sejajar dengan jumlah natrium yang dikonsumsi. Jumlah natrium
dalam urin tinggi bila konsumsi tinggi dan rendah bila konsumsi rendah.
b. Klorida (Cl)
Klor hampir seluruhnya diabsorpsi di dalam usus halus dan diekskresi
melalui urin dan keringat. Kehilangan klor mengikuti kehilangan natrium.
Kebanyakan keringat dihalangi oleh aldosteron yang secara langsung berpengaruh
terhadap kelenjar keringat.
c. Kalium (K)
Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus. Sebanyak 80-90 %
kalium yang dimakan diekskresi melalui urin, selebihnya dikeluarkan melalui feses
dan sedikit melalui keringat dan cairan lambung. Taraf kalium normal darah
dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengabsorpsi kembali
dan mengeluarkan kalium dibawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam
bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran
didalam tubula ginjal.
d. Kalsium (Ca)
Dalam keadaan normal sebanyak 30-50 % kalsium yang dikonsumsi
diabsorpsi tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan dan
menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih tinggi
daripada perempuan pada semua golongan usia. Absorpsi kalsium terutama terjadi
di bagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat
berada dalam keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif
dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat kalsium. Absorpsi pasif terjadi
pada permukaan saluran cerna. Banyak faktor mempengaruhi absorpsi kalsium,
kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak
mengendap karena unsur makanan lain, seperti oksalat. Kalsium yang tidak
diabsorpsi dikeluarkan melalui feses. Jumlah kalsium yang di ekskresi memalui urin
mencerminkan jumlah kalsium yang diabsorpsi. Kehilangan kalsium melalui urin
meningkat pada asidosis dan pada konsumsi fosfor tinggi. Kehilangan kalsium juga
terjadi melalui sekresi cairan yang masuk kedalam saluran cerna, dan melalui
keringat.
e. Fosfor (P)
Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus
setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan. Bayi dapat menyerap 85 – 90 % fosfor
berasal dari ASI. Sebanyak 65 – 70 % fosfor berasal dari susu sapi dan 50 – 70 %
berasal dari makanan dapat diabsorpsi oleh anak-anak dan orang dewasa. Bila
konsumsi fosfor rendah, taraf absorpsi dapat mencapai 90% dari konsumsi fosfor.
Fosfor dibebaskan dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase di dalam
mukosa usus halus dan di absorpsi secara aktif dan difusi pasif. Absorpsi aktif
dibantu oleh bentuk aktif vitamin D. Sebagian besar fosfor didalam darah terutama
terdapat sebagai fosfat anorganik atau sebagai fosfolida. Kadar fosfor didalam darah
diatur oleh hormon paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan
oleh hormon kalsitonin. Kedua hormon tersebut berinteraksi dengan Vitamin D
untuk mengontrol jumlah fosfor yang diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, serta
jumlah yang dibebaskan dan disimpan didalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi
fosfor oleh ginjal. Kalsitonin meningkatkan ekskresi fosfat oleh ginjal. Konsumsi
fosfor yang relatif tinggi terhadap kalsium sehingga diperoleh perbandingan P : Ca
yang tinggi dalam serum akan merangsang pembentukan PTH yang mendorong
pengeluaran fosfor dari tubuh.
Fosfor sebagai bagian dari asam folat yang terutama terdapat didalam
serealia tidak dapat dihidrolisis, oleh karena itu tidak dapat diabsorpsi. Faktor-faktor
makanan lain yang menghalangi absorpsi fosfor adalah Fe++, Mg++, asam lemak
tidak jenuh dan antasid yang mengandung aluminium, karena membentuk garam
yang tidak larut air.
f. Magnesium (Mg)
Magnesium terutama diabsorpsi di dalam usus halus, kemungkinan dengan
bantuan alat angkut aktif dan secara difusi pasif. Pada konsumsi magnesium yang
tinggi hanya sebanyak 30% magnesium diabsorpsi, sedangkan pada konsumsi
rendah sebanyak 60%. Absorpsi magnesium dipengaruhi oleh faktor-faktor yang
sama yang mempengaruhi absorpsi kalsium kecuali vitamin D tidak berpengaruh.
Bila kalsium dalam makanan turun, absorpsi magnesium meningkat.
Didalam darah sebagian besar magnesium terdapat dalam bentuk ion bebas,
atau dalam bentuk molekul kompleks hingga molekul kecil. Keseimbangan
magnesium didalam tubuh terjadi melalui penyesuaian ekskresi magnesium melalui
urin. Seperti halnya fosfor, ekskresi magnesium meningkat oleh hormon tiroid,
asidosis, aldosteron serta kekurangan fosfor dan kalsium. Ekskresi magnesium
menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH terhadap resorpsi tubula
ginjal. Demikian pula halnya pada hiperkalsemia dan hipermagnesemia. Karena
cairan lambung banyak mengandung magnesium, muntah berlebihan menyebabkan
kekurangan magnesium dalam jumlah besar.
g. Sulfur (S)
Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat
anorganik. Selain sebagai bagian dari asam amino metionin dan sistein, sulfur juga
merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai koenzim dan vitamin,
termasuk koenzim A. Dalam bentuk teroksidasi sulfur dihubungkan dengan
mukopolisakarida yang berperan dalam melarutkan sisa metabolisme sehingga bisa
dikeluarkan melalui urin (terutama sisa metabolisme hormon steroid dan obat-obat
tertentu).
Penyerapan Mineral Mikro
a. Besi (Fe)
Sebelum diabsorpsi, didalam lambung besi dibebaskan dari ikatan organik,
seperti protein. Sebagian besar besi dalam bentuk feri direduksi menjadi bentuk
fero. Hal ini terjadi dalam suasana asam didalam lambung dengan adanya HCl dan
vitamin C yang terdapat didalam makanan. Absorpsi terutama terjadi di bagian atas
usus halus (duodenum) dengan bantuan alat angkut-protein khusus. Ada dua jenis
alat angkut-protein di dalam sel mukosa usus halus yang membantu penyerapan
besi, yaitu transferin dan feritin
Transferin, protein yang disintesis didalam hati, terdapat dua bentuk.
Transferin mukosa mengangkat besi dari saluran cerna ke dalam sel mukosa dan
memindahkannya ke transferin reseptor yang ada didalam sel mukosa. Transferin
mukosa kemudian kembali ke rongga saluran cerna untuk mengikat besi lain,
sedangkan transferin reseptor mengangkut besi melalui darah ke semua jaringan
tubuh.
Besi dalam makanan terdapat dalam bentuk besi-hem seperti terdapat dalam
hemoglobin dan mioglobin makanan hewani, dan besi non-heme dalam makanan
nabati. Absorpsi besi – hem tidak banyak dipengaruhi oleh komposisi makanan dan
sekresi saluran cerna serta oleh status besi seseorang. Besi-hem dapat diabsorpsi
mencapai 25% sedangkan non-hem hanya 5%. Agar dapat diabsorpsi, besi-nonhem
didalam usus halus harus berada dalam bentuk terlarut. Besi-nonhem diionisasi
oleh asam lambung, direduksi menjadi bentuk fero dan dilarutkan dalam cairan
pelarut seperti asam askorbat, gula dan asam amino yang mengandung sulfur.
b. Seng (Zn)
Absorpsi dan metabolisme seng menyerupai absorpsi dan metabolisme
besi. Absorpsi membutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas usus halus
(duodenum). Seng diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan
dibawa ke hati. Kelebihan seng disimpan didalam hati dalam bentuk metalotionein.
Lainnya dibawa kepankreas dan jaringan tubuh lain. Didalam pankreas seng
digunakan untuk membuat enzim pencernaan, yang pada waktu makan dikeluarkan
kedalam saluran cerna. Absorpsi seng diatur oleh metalotionein yang disintesis
didalam sel dinding saluran cerna.
c. Iodium (I)
Iodium dengan mudah diabsorpsi dalam bentuk iodida. Konsumsi normal
sehari adalah sebanyak 100-150 ug. Dalam bentuk ikatan organik didalam makanan
hewani hanya separuh dari iodium yang dikonsumsi dapat diabsorpsi.
d. Tembaga (Cu)
Makanan sehari-hari mengandung kurang lebih 1 mg tembaga. Sebanyak
35-70% diabsorpsi. Abbsorpsi sedikit terjadi didalam lambung dan sebagian besar
di bagian atas usus halus secara aktif dan pasif. Absorpsi terjadi dengan alat angkut
protein pengikat-tembaga metalotionein yang juga berfungsi dalam absorpsi seng.
Jumlah tembaga yang diabsorpsi diduga dipengaruhi oleh banyaknya metalotionein
didalam sel mukosa usu halus.
Transport tembaga ke hati terutama menggunakan alat angkut albumin dan
transkuprein. Penyimpanan sementara tembaga adalah dalam bentuk kompleks
albumin-tembaga. Simpanan dalam hati berupa metalitonein atau seruloplasmin.
Tembaga diangkut ke seluruh tubuh oleh seruloplasmin dan transkuprein. Tembaga
juga dikeluarkan dari hati sebagai bagian dari empedu. Didalam saluran cerna,
tembaga dapat diabsorpsi kembali atau dikeluarkan dari tubuh tergantung
kebutuhan tubuh.
e. Mangan (Mn)
Mekanisme absorpsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan
pasti. Seperti halnya dengan mineral mikro lainnya, faktor makanan mempengaruhi
absorpsi mangan. Besi dan kalsium meghambat absorpsi mangan. Mangan
diangkut oleh protein transmanganin dalam plasma. Setelah diabsorpsi, mangan
dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan dikeluarkan dengan feses. Taraf
mangan dalam jaringan diatur oleh sekresi selektif melalui empedu. Pada penyakit
hati, mangan menumpuk dalam hati.
f. Krom (Cr)
Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorpsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk
lain krom hanya diabsorpsi sebanyak 1%. Absorpsi dibantu oleh asam-asam amino
yang mencegah krom mengendap dalam media alkali usus halus. Seperti halnya
besi, krom diangkut oleh transferin.
g. Selenium (Se)
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan
selenosistein. Absorpsi selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif.
Selenium diangkut oleh albumin dan alfa-2 globulin. Absorpsi lebih efisien, bila
tubuh dalam keadaan kekurangan selenium. Konsumsi tinggi menyebabkan
peningkatan ekskresi melaui urin.
h. Molibden (Mo)
Molibden bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain xantin
oksidase, sulfat oksidase, dan aldehid oksidase yang mengkatalisis reaksi-reaksi
oksidari-redusi seperti oksidasi aldehid purin dan pirimidin serta xantin dan sulfit.
Absorpsi molibden sangat efektif (kurang lebih 80%). Molibden dalam jumlah
berlebihan menghambat absorpsi tembaga.
i. Fluor (F)
Fluor terdapat didalam tanah, air, tumbuh-tumbuhan dan hewan. Hanya
sedikit ada didalam tubuh manusia, namun peranannya penting. Fluor dianggap zat
gizi essensial karena peranannya dalam mineralisasi tulang dan pengerasan email
gigi. Pada saat gigi dan tulang dibentuk, pertama terbentuk kristal hidroksiapatit
yang terdiri atas kalsium dan fosfor. Kemudian flour akan menggantikan gugus
hidroksil (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoroapatit. Pembentukan
fluoroapatit ini menjadikan gigi dan tulang tahan terhadap kerusakan.
j. Kobal (Co)
Absorpsi kobal terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme
absorpsi besi. Absorpsi meningkat bila konsumsi besi rendah. Sebanyak 85%
ekskresi kobal dilakukan melalui urin, selebihnya melalui feses dan keringat.
B. FUNGSI MINERAL
1. Mineral Yang Mempunyai Fungsi Penting Sebagai Aktifator Enzim
Magnesium (Mg) berperan untuk kelancaran kerja berbagai enzim.
Magnesium diperlukan tubuh untuk memproduksi 300 jenis enzim, pengiriman
pesan melalui sistem syaraf, membuat otot-otot tetap lentur dan rileks serta
memelihara kekuatan tulang dan gigi. Belerang (S) dibutuhkan tanaman dalam
pembentukan asam amino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga
merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin. Diperkirakan
90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi
utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida
antara rantai-rantai peptida. Belerang (S) merupakan bagian (constituent) dari hasil
metabolisme senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai
aktivator, kofaktor atau regulator enzim dan berperan dalam proses fisiologi
tanaman.
2. Peranan kalsitonim, paratiroid, dan hormone korteks adrenal terhadap
keseimbangan mineral.
Kelenjar paratiroid mengatur level kalsium dan tidak mempunyai efek pada
metabolisme. Fungsi PTH adalah mempertahankan kadar Ca2+ cairan ekstrasel,
melalui absorpsi Ca2+ melalui saluran cern;, penyimpanan dalam serta
mengaktivasi kerja tulang ; serta ekskresi Ca2+ melalui urin, feses, keringat dan
ASI. Sekresi PTH terutama dipengaruhi oleh kadar Ca2+ darah atau sel kelenjar
paratiroid. Bila kadar Ca2+ rendah, sekresi PTH meningkat, dan bila terjadi
hipokalsemia dalam waktu lama, akan terjadi hipertrofi dan hiperplasi kelenjar
paratiroid. Sebaliknya pada keadaan hiperkalsemia selain dipengaruhi oleh PTH,
keseimbangan Ca2+ tubuh juga dipengaruhi kadar vitamin D, dan kalsitonin;
dipengaruhi berbagai hormon (hormon pertumbuhan, hormon reproduksi, tiroksin,
glukokortikoid dan hormon pankreas) dan asupan mineral (fosfat anorganik dan
sitrat).

Gambar. Kontrol Sekresi Hormon Paratiroid

Kalsitonin adalah hormone peptide yang diketahui berperan dalam


metabolisme kalsium dan fosfor. Kalsitonin mempunyai kemampuan menurunkan
kadar kalsium dan fosfat darah. Efek fisiologis kalsitonin yaitu pada tulang,
kalsitonin menekan resorpsi tulang dengan menghambat aktivitas octeoclasts
(suatu jenis sel “mencerna” matriks tulang, melepaskan kalsium dan fosfor ke
darah). Pada ginjal, kalsium dan fosfor dicegah terbuang berama urin dengan cara
reapsorsi pada tubuli ginjal. Kalsitonin menghambat reabsorpsi tubular kedua ion
ini, mengakibatkan peningkatan laju pengeluaran ion-ion ini bersama urine.
Peranan kalsitonin dalam pengaturan konsentrasi kalsium darah sangat kecil.
Korteks adrenal adalah pabrik bagi steroid-steroid adrenal. Korteks adrenal
ini terdiri dari 2-3 lusin steroid-steroid berbeda yang disintesa dan disekresikan dari
tenunan ini.

Gambar. Korteks Adrenal

C. PENYAKIT AKIBAT KEKURANGAN DAN KELEBIHAN MINERAL


1. Natrium : Akibat kekurangan natrium yaitu menyebabkan kejang, apatis dan
kehilangan nafsu makan. Akibat kelebihan natrium dapat menimbulkan
keracunan yang dalam keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi.
2. Klor : Akibat kekurangan dan kelebihan klor terjadi pada muntah-muntah, diare
kronis, dan keringat berlebihan. Jika kelebihan juga bisa membuat muntah.
3. Kalsium : Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan menyebabkan
gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Akibat
kelebihan kalsium menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal, gangguan
absorpsi mineral lain serta konstipasi.
4. Fosfor : Kekurangan fosfor mengakibatkan kerusakan tulang dengan gejala
lelah, kurang nafsu makan dan kerusakan tulang. Bila kadar fosfor darah terlalu
tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium dapat menimbulkan kejang.
5. Magnesium : Dampak kelebihan dan kekurangan magnesium menyebabkan
muntah-muntah, diare, penggunaan diuretika (perangsang pengeluaran urin.
Kekurangan magnesium berat akan menyebabkan kurang nafsu makan,
gangguan pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang atau tetanus,
gangguan sistem saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung.
6. Sulfur : Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi jika kekurangan protein.
Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih yang akan
menghambat pertumbuhan.

Penyakit Kekurangan Dan Kelebihan Mineral Secara Umum


1. Rakhitis
Rakhitis adalah pelunakan dan melemahnya tulang pada anak-anak,
biasanya karena kekurangan vitamin D yang ekstrim dan berkepanjangan. Vitamin
D sangat penting dalam penyerapan kalsium dan fosfor dari saluran pencernaan,
yang dibutuhkan anak untuk membangun tulang yang kuat. Kekurangan vitamin D
membuat sulit untuk mempertahankan dengan tepat tingkat kalsium dan fosfor
pada tulang. Jika vitamin D atau kekurangan kalsium menyebabkan rakhitis,
menambahkan vitamin D atau kalsium untuk diet yang dihasilkan umumnya
memperbaiki masalah tulang bagi anak. Vitamin D berfungsi sebagai hormon untuk
mengatur kadar kalsium dan fosfor dalam tulang. Jika seseorangkekurangan
vitamin D, tubuh tidak akan menyerap kalsium dan fosfor dengan benar. Ketika
tubuh merasakan ketidakseimbangan kalsium dan fosfor dalam aliran darah,
bereaksi dengan mengambil kalsium dan fosfor dari tulang untuk meningkatkan
kadar darah yang diperlukan tubuh. Hal ini lantas melemahkan struktur tulang,
yang dapat menyebabkan cacat kerangka, seperti bowlegs atau salah kelengkungan
tulang belakang.
2. Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: ἀναιμία anaimia, artinya kekurangan
darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Sel
darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut
oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia adalah penyakit darah yang sering ditemukan. Beberapa anemia
memiliki penyakit dasarnya. Anemia bisa diklasifikasikan berdasarkan bentuk atau
morfologi sel darah merah, etiologi yang mendasari, dan penampakan klinis.
Penyebab anemia yang paling sering adalah perdarahan yang berlebihan, rusaknya
sel darah merah secara berlebihan hemolisis atau kekurangan pembentukan sel
darah merah ( hematopoiesis yang tidak efektif). Seorang pasien dikatakan anemia
bila konsentrasi hemoglobin (Hb) nya kurang dari 13,5 g/dL atau hematokrit (Hct)
kurang dari 41% pada laki-laki, dan konsentrasi Hb kurang dari 11,5 g/dL atau Hct
kurang dari 36% pada perempuan.
3. Sindrom Cushing
Sindrom Cushing adalah sindrom yang disebabkan berbagai hal seperti
obesitas, impaired glucose tolerance, hipertensi, diabetes mellitus dan disfungsi
gonadal yang berakibat pada berlebihnya rasio serum hormon kortisol. Nama
penyakit ini diambil dari Harvey Cushing, seorang ahli bedah yang pertama kali
mengidentifikasikan penyakit ini pada tahun 1912.
Penyakit ini timbul ketika kelenjar adrenal pada tubuh terlalu banyak
memproduksi hormon kortisol, yang dikenal sebagai simtoma hiperkortisolisme.
Hal ini dapat disebabkan oleh konsumsi obat yang mengandung kortikosteroid
seperti medroksiprogesteron asset atyang biasa digunakan untuk berbagai
pengobatan penyakit akut, atau konsumsi bahan kontrasepsi yang mengandung
estrogen seperti mestranol atau menjalani adrenalektomi yang biasanya
mengakibatkan terjadinya adenoma pada kelenjar hipofisis. Simtoma ini juga dapat
dipicu oleh ketidakseimbangan metabolisme yang dikenal sebagai simtoma
hiperadrenokortisisme, yaitu berlebihnya sekresi hormon ACTH akibat stimulasi
berlebih hormon CRH dan VP yang disekresi. Gejala sindrom cushing antara lain:
a. Berat badan naik, terutama di sekitar perut dan punggung bagian atas.
b. Kelelahan yang berlebihan.
c. Otot terasa lemah, terutama pada daerah di sekitar bahu dan pinggul, gejala
ini disebut miopati proksimal.
d. Muka membundar (moon face).
e. Edema (pembengkakan) kaki.
f. Tanda merah/pink pada kulit bagian paha, pantat, dan perut.
g. Depresi.
h. Periode menstruasi pada wanita yang tidak teratur.
d. Karies denties adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi.
4. Osteomalasia
Osteomalasia adalah kelainan pada tulang yang menyebabkan tulang
menjadi lunak dan rapuh sehingga tulang mudah mengalami patah tulang.
Kerapuhan tulang merupakan akibat dari penurunan asupan vitamin D atau efek
samping gagal ginjal. Osteomalasia memiliki kemiripan dengan osteoporosis dalam
hal menyebabkan tulang rapuh, namun keduanya dapat dibedakan berdasarkan
penyebab dan ciri-ciri penderitanya. Penyebab utama terjadinya osteomalasia
adalah kurangnya asupan vitamin D, fosfat, dan kalsium. Ketiga mineral merupakan
zat utama yang mendukung kepadatan tulang.
Kekurangan vitamin D sendiri memiliki beberapa faktor yang
mempengaruhi, di antaranya kurangnya konsumsi makanan yang mengandung
vitamin D, kurangnya paparan sinar matahari yang berfungsi membantu
pengolahan vitamin D di dalam tubuh, dan malabsorpsi atau ketidakmampuan
tubuh untuk menyerap vitamin D.
5. Tetani
Tetani yang juga dikenal dengan lockjaw, merupakan penyakit yang
disebakan oleh tetanospasmin, yaitu sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh
Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan
otot menjadi kaku (rigid). Kitasato merupakan orang pertama yang berhasil
mengisolasi organisme dari korban manusia yang terkena tetanus dan juga
melaporkan bahwa toksinnya dapat dinetralisasi dengan antibodi yang spesifik.
Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti
menegang.Penyakit ini adalah penyakit infeksi di saat spasme otot tonik dan
hiperrefleksia menyebabkan trismus (lockjaw), spasme otot umum, melengkungnya
punggung (opistotonus), spasme glotal, kejang, dan paralisis pernapasan.
Tetanus disebabkan neurotoksin (tetanospasmin) dari bakteri Gram positif
anaerob, Clostridium tetani, dengan mula-mula 1 hingga 2 minggu setelah inokulasi
bentuk spora ke dalam darah tubuh yang mengalami cedera (periode inkubasi).
Penyakit ini merupakan 1 dari 4 penyakit penting yang manifestasi klinis utamanya
adalah hasil dari pengaruh kekuatan eksotoksin (tetanus, gas ganggren, dipteri,
botulisme). Tempat masuknya kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam
yang berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal, tertanamnya benda asing atau
sepsis dengan kontaminasi tanah, lecet yang dangkal dan kecil atau luka geser yang
terkontaminasi tanah, trauma pada jari tangan atau jari kaki yang berhubungan
dengan patah tulang jari dan luka pada pembedahan.
Pada keadaan anaerobik, spora bakteri ini akan bergerminasi menjadi sel
vegetatif. Selanjutnya, toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian
tubuh melalui peredaran darah dan sistem limpa. Toksin tersebut akan beraktivitas
pada tempat-tempat tertentu seperti pusat sistem saraf termasuk otak. Gejala kronis
yang ditimbulkan dari toksin tersebut adalah dengan memblok pelepasan dari
neurotransmiter sehingga terjadi kontraksi otot yang tidak terkontrol. Akibat dari
tetanus adalah rigid paralysis (kehilangan kemampuan untuk bergerak) pada
voluntary muscles (otot yang geraknya dapat dikontrol), sering disebut lockjaw
karena biasanya pertama kali muncul pada otot rahang dan wajah. Kematian
biasanya disebabkan oleh kegagalan pernapasan dan rasio kematian sangatlah
tinggi.

Anda mungkin juga menyukai