Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mineral merupakan komponen utama dalam makanan. Semua makanan


mengandung mineral yang jumlahnya bermacam-macam. Bahan mineral dapat
berupa garam anorganik/bahan organik atau dapat digabung dengan bahan
organik, seperti fosfor yang digabung dengan fosfoprotein dan logam digabung
dengan enzim. Biasanya mineral dikelompokkan menjadi 2 golongan, yaitu
komponen garam utama dan unsur sepora (garam tambahan/pelengkap).
Komponen garam utama mencakup Potassium, Natrium, Kalsium,
Magnesium, Klorida, Sulfat, Fosfat, dan Bikarbonat.
Komponen unsur sepora dapat dipilih menjadi 3 golongan, yaitu :
1. Unsur gizi esensial (Fe, Cu, I, Co, Mn, dan Zn)
2. Unsur non gizi, tidak toksik (Al, B, Ni, Sn, dan Cr)
3. Unsur non gizi, toksik (Hg, Pb, As, Cd, dan Sb).
Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan alam
maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting dalam
tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar 50% mineral tubuh terdiri atas kalsium,
25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain.
Mineral merupakan kebutuhan tubuh yang mempunyai peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, seperti untuk pengaturan kerja enzim-enzim,
pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu pembentukan ikatan yang
memerlukan mineral seperti pembentukan haemoglobin.
Mineral dibagi menjadi dua bagian yaitu makroelemen antara lain kalsium
(Ca), fosfor (P), potassium (K), sulfur (S), natrium (Na), klor (Cl), dan
magnesium (Mg), dan mikroelemen antara lain besi (Fe), iodium (I), seng (Zn),
mangan (Mn), dan kobal (Co).

1|Page
Mineral sering dipengaruhi oleh adanya kandungan makanan lain.
Penyerapan mineral diturunkan oleh serat dan perilaku besi, seng, dan kalsium
menunjukkan bahwa antaraksi terjadi dengan fitat. Fitat dapat membentuk
senyawa kompleks yang tidak larut dengan besi dan seng yang dapat mengganggu
penyerapan kalsium dengan menimbulkan pengikisan pada protein pengikat
kalsium dan usus.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Metabolisme Mineral ?

2. Pembagian mineral dan bagaimana proses Metabolisme Mineral ?


3. Macam-macam Metabolisme Mineral ?

4. Apa saja komponen-komponen dalam Mineral Tubuh ?

5. Bagaiamana gangguan gizi akibat kekurangan Mineral ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Metabolisme Mineral ?

2. Untuk mengetahui bagian dari mineral dan proses Metabolisme Mineral ?

3. Untuk mengetahui macam-macam Metabolisme Mineral ?

4. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam Mineral Tubuh ?

5. Untuk mengetahui gangguan gizi akibat kekurangan mineral ?

2|Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metabolisme Mineral

Definisi dari mineral adalah suatu zat organik yang terdapat dalam
kehidupan alam maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan
unsur penting pada tanah, bebatuan, air, dan udara. Sedangkan pada tubuh
makhluk hidup sendiri mineral merupakan salah satu komponen penyusun tubuh.
Mineral memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik
pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
Kalium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin
dalam sel darah merah, dan iodium dari hormone tiroksin. Disamping itu mineral
berperan dalam bebagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam
aktifitas enzim-enzim. Keseimbangan mineral di dalam cairan tubuh diperlukan
untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa,
membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membrane sel dan pemeliharaan
kepekaan otot dan saraf terhadap terhadap rangsangan.
Sekitar 4 % dari tubuh kita terdiri atas mineral, yang ada dalam analisa
bahan makanan tertinggal sebagai kadar abu, yaitu sisa yang tertinggal bila suatu
sampel bahan makanan dibakar sempurna di dalam suatu tungku. Kadar abu
menggambarkan banyaknya mineral yang tidak terbakar menjadi zat yang dapat
menguap. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah 100 mg
sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Jumlah
mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg. Hingga saat ini dikenal sebanyak
24 mineral yang dianggap esensial. Jumlah itu setiap waktu bisa bertambah.

Menurut jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan:


1. Mineral Organik Adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh
kita, yang dapat kita peroleh melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari

3|Page
seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-sayuran serta buah-buahan, atau vitamin
tambahan.
2. Mineral Anorganik Adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna
bagi tubuh kita.Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi),
Mercuri, Arsenik, Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari
resapan tanah dan lain.

Dalam proses metabolisme energi tubuh, mineral-mineral yang diperoleh


melalui konsumsi bahan pangan dalam keseharian ini akan terlibat dalam proses
pengambilan energi dari simpanan glukosa (glycolysis), pengambilan energi dari
simpanan lemak (lipolysis), pengambilan energi dari simpanan protein
(proteolysis) serta juga terlibat dalam pengambilan energi dari phosphocreatine
(PCr). Mineral mikro (Trace Mineral) sangat penting untuk tubuh manusia.
Mineral mikro (trace Mineral) memegang peranan penting dalam metabolisme
tubuh, bertindak sebagai katalisator dalam berbagai substansi dan juga membantu
enzim untuk melaksanakan kerjanya.
Metabolisme berkaitan erat dengan pembakaran kalori. Meningkatkan
metabolisme merupakan cara efektif untuk membantu menurunkan berat badan.
Orang yang memiliki metabolisme tinggi, cenderung dapat terhindar dari
kegemukan, karena proses pembakaran kalori yang terjadi dalam tubuhnya juga
berlangsung cepat. Selain rajin berolahraga, salah satu cara untuk meningkatkan
metabolisme adalah dengan mencukupi kebutuhan mineral tubuh Anda.
Tidak seperti vitamin, mineral biasanya tidak mengandung atom karbon,
hydrogen dan oksigen. Untuk diklasifikasikan sebagai mineral, sebuah zat harus
bersifat padat dan memiliki struktur berkristal. Zat ini juga harus terbentuk secara
alami, homogeni dan memiliki komposisi kimia tertentu.

4|Page
2.2 Pemabagian Mineral dan Proses Metabolisme Mineral
A. Mineral dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah yang
diperlukan oleh tubuh, antara lain:
a. Makromineral (Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Kalium, Klorida
dan Sulfur).
b. Mikromineral (Zat besi, Seng, Tembaga dan Florida).
c. Ultrace mineral diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil (Yodium,
Selenium, Mangan, Kronium, Molibdenim, Baron dan Kobalt).
Mineral terdapat dalam makanan maupun dalam tubuh terutama dalam
bentuk ion yang dapat bermuatan positif/negative. Selain itu juga dapat
merupakan bagian dari senyawa organik yang berperan dalam metabolisme tubuh.
Selain dari makanan alami, mineral juga dapat diperoleh dalam suplemen
atau pil. Suplementasi mineral dapat dikonsumsi bila kebutuhan dari makanan
tidak dapat terpenuhi. Di daerah pegunungan dengan kandungan yodium yang
rendah pada tanah dan airnya, sementara bahan makanan sumber seperti ikan laut
sulit didapat, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium untuk
menghindari efek yang tidak diinginkan dari kekurangan yodium jangka panjang.
Sedangkan pada wanita hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi bahan makanan
sumber kalsium di atas kebutuhan normal, selain untuk pertumbuhan bayi yang
dikandungnya, juga untuk menghindari berkurangnya kepadatan massa tulang dan
gigi. Pada tubuh yang mengalami infeksi sering dibutuhkan mineral seng yang
lebih tinggi dari normal untuk mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh serta
mineral selenium untuk membantu menetralkan radikal bebas yang terbentuk
lebih banyak pada infeksi.
1. Fungsi Mineral Dalam Proses Biokimia Pada Bahan Makanan
a. Komponen penting senyawa dalam tubuh seperti Kalsium dan Fosfor
sebagai penyusun struktur tulang dan gigi.
b. Kofaktor/metaloenzim dalam reaksi biologis. Mineral akan berkaitan
dengan enzim tertentu dan mengaktifkan enzim yang bersangkutan,
sehingga berbagai reaksi biologis dalam tubuh dapat terus berlangsung.
Selain itu, mineral berkaitan dengan komponen protein dan mempengaruhi

5|Page
aktivitas protein yang bersangkutan, yakni peran besi sebagai bagian dari
hemoglobin pada sel darah merah.
c. Fasilitator penyerapan dan transport zat gizi. Penyerapan dan transport
beberapa zat gizi sangat bergantung pada beberapa mineral, seperti sodium
yang berperan penting dalam penyerapan karbohidrat dan kalsium yang
memfasilitasi penyerapan vitamin B12.
d. Menjaga keseimbangan asam-basa tubuh. Sebagian besar reaksi kimia di
tubuh dapat berlangsung bila keasaman cairan tubuh sedikit di atas netral.
Keasaman cairan tubuh sangat ditentukan oleh konsentrasi relative dari ion
H+ dan OH- . Beberapa mineral memiliki tendensi untuk berikatan dengan
ion lainnya.
e. Menjaga keseimbangan cairan tubuh. Mineral dalam bentuk ion
mempunyai pengaruh besar terhadap perpindahan cairan tubuh baik dari
luar sel maupun inter sel ke pembuluh darah. Mekanisme ini secara
keseluruhan turut serta mengontrol keseimbangan cairan di seluruh tubuh
sehingga proses metabolisme dapat terus berlangsung.
f. Penghantar impuls saraf. Prinsip mekanisme ini adalah perpindahan ion
mineral antar sel saraf di sepanjang serabut saraf. Mineral yang berperan
terutama adalah Natrium dan Kalium yang bekerja menghantarkan impuls
antar membran sel serta kalsium yang akan merangsang keseluruh saraf
untuk mengeluarkan molekul Neuro transmitter, mengikatnya dan
menghantarkan ke sel saraf lain.
g. Regulasi kontraksi otot, yakni mineral yang terdapat di antara sel yang
berperan dalam aktifitas otot. Kontraksi otot memerlukan ion kalsium
dalam jumlah cukup. Sedangkan relaksasi otot dapat berlangsung normal
berkat aktivitas ion Natrium, Kalium dan Magnesium.
2. Garam Mineral Yang Dibutuhkan Tubuh Manusia
Untuk menjaga hal yang tidak diinginkan dari konsumsi mineral, maka
terdapat kadar minimal dan maksimal konsumsi setiap jenis mineral. Adapun
beberapa fungsi dan kegunaan dari garam mineral, yaitu:
a. Yodium / iodium / I

6|Page
Zat mineral yodium biasanya terdapat pada garam dapur yang tersedia
bebas di pasaran, namun tidak semua jenis dan merk garam dapur
mengandung yodium. Yodium berperan penting untuk membantu
perkembangan kecerdasan atau kepandaian pada anak. Yodium juga dapat
membantu mencegah penyakit gondok, gondong atau gondongan. Yodium
juga berfungsi untuk membentuk zat tirasin yang terbentuk pada kelenjar
tiroid.
b. Phosphor / fosfor / P
Fosfor berfungsi untuk pembentukan tulang dan membentuk gigi.
c. Cobalt / kobal / Co
Cobalt memiliki fungsi untuk membentuk pembuluh darah serta
pembangun.
d. Chlor / Klor / Cl
Digunakan tubuh kita untuk membentuk HCl atau asam klorida pada
lambung. HCl memiliki kegunaan membunuh kuman bibit penyakit dalam
lambung dan juga mengakifkan pepsinogen menjadi pepsin.
e. Magnesium / Mg
Digunakan sebagai zat yang membentuk sel darah merah berupa zat
pengikat oksigen dan hemoglobin.
f. Mangaan / mangan / Mn
Berfungsi untuk mengatur pertumbuhan tubuh kita dan sistem reproduksi.
g. Tembaga / Cuprum / Cu
Digunakan sebagai pembentuk hemoglobin pada sel darah merah.
h. Kalsium / calcium / Ca
Kalsium disebut juga zat kapur, yaitu zat mineral yang berfungsi dalam
membentuk tulang dan gigi serta memiliki peran dalam vitalitas otot pada
tubuh.
i. Kalium / K
berfungsi sebagai pembentuk aktivitas otot jantung.
j. Zincum / Zinc / seng / Zn

7|Page
Seng oleh tubuh manusia dibutuhkan untuk membentuk enzim dan hormon
penting. Selain itu, zinc juga berfungsi sebagai pemelihara beberapa jenis
enzim, hormon dan aktifitas indra pengecap atau lidah kita.
k. Sulfur atau belerang
Zat ini memiliki andil dalam membentuk protenin di dalam tubuh
l. Natrium / Na
m. Flour / F
Berperan untuk pembentukan lapisan email gigi yang melindungi dari
segala macam gangguan pada gigi.

3. Kebutuhan Gizi Dan Mineral Dalam Tubuh


Tujuan dari makanan yang tepat adalah untuk mencapai dan mempertahankan
komposisi tubuh dan kekuatan fisik dan mental yang baik. Yang dimaksud zat gizi
adalah pati (gula), protein, lemak, vitamin dan mineral. Interaksi zat gizi / non gizi
dapat terjadi pada 3 tempat.
a. Dalam bahan makanan (produk pangan).
b. Dalam saluran pencernaan.
c. Dalam jaringan sistem transfor dan jalur ekresi tubuh.

8|Page
Masing-masing interaksi dapat bersifat positif (sinergis), negative
(antagonis) dan kombinasi diantara keduanya. Interaksi disebut positif jika
membawa keuntungan. Sebaliknya disebut negatif jika merugikan.
Zat-zat pengikat mineral itu umumnya banyak ditemukan dalam bahan
makanan nabati. Meskipun zat-zat non gizi itu dapat mengganggu beberapa
penyerapan mineral, bukan berarti tidak berguna sama sekali.
Dalam bahan makanan, suatu zat gizi, misalnya mineral dapat berinteraksi
negatif dengan zat non gizi. Asam fitat dalam sayuran, serealia/umbi-umbian
dapat mengikat mineral besi (Fe), seng (Zn), atau magnesium (Mg). Akibatnya,
mineral-mineral itu tidak dapat diserap oleh tubuh. Begitu juga dengan serat, tanin
dan oksalat yang juga dapat mengganggu penyerapan kalsium (Ca).
Kebutuhan zat gizi esensial sehari-hari tergantung pada umur, jenis kelamin,
berat badan, tinggi badan serta aktivitas fisik dan metabolisme. Yang termasuk
dalam zat gizi (mineral) esensial adalah besi, seng, mangan, molibdenum,
tembaga, selenium dan flourida. Kecuali flourida, semua jenis mineral tersebut
berfungsi mengaktifasi enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme.
Untuk flourida dan kalsium membentuk suatu perenyawaan yang membantu
menstabilkan mineral dalam tulang dan gigi serta mencegah kerusakan pada gigi.
Mineral lainnya, seperti arsen, krom, kobalt, nikel, silicon dan vanadium, yang
mungkin sangat diperlukan oleh hewan, dan tidak dibutuhkan oleh manusia.
Seluruh mineral ini beracun apabila dikonsumsi dalam jumlah banyak dan
beberapa mineral (arsen, nikel dan krom) telah diidentifikasi sebagai penyebab
kanker.
Ada 4 makanan pokok yang dibutuhkan manusia, yaitu:
1. Susu dan produk olahannya
2. Daging dan sayuran kaya protein.
3. Gandum dan roti.
4. Buah-buahan dan sayur-sayuran sebagai panduan makanan seimbang.

4. Absorpsi Mineral

9|Page
Mineral, (kecuali K dan Na), membentuk garam dan senyawa lain yang
relatif sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi. Absorpsi mineral sering memerlukan
protein pengemban spesifik (spesific carrier proteins), sintesis protein ini berperan
sebagai mekanisme penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh.
Ekskresi sebagian besar mineral melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam
getah pencernaan, empedu dan hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan
mineral. Kekurangan intake semua mineral esensial dapat menyebabkan sindroma
klinik.Bila terjadi difisiensi biasanya sekunder, akibat malabsorpsi, perdarahan,
berlebihan (besi), penyakit ginjal(kalsium), atau problem klinis lain. Kelaianan
akibat kelebihan mineral. Kelebihan intake dari hampir semua mineral
menyebabkan gejala toksik.
Sumber dan kebutuhan mineral sehari-hari. Mineral esensial dan unsur
runutan ditemukan dalam sebagian besar makanan, terutama biji-bijian utuh,
buah, sayuran, susu, daging dan ikan. Biasanya dalam makanan hanya dalam
jumlah yang sedikit.

10 | P a g e
Di bumi kita ini banyak sekali mineral-mineral yang telah dimanfaatkan oleh
manusia, tahu kah anda jenis mineral dan apa-apa saja unsur yang terkandung di
dalamnya, Mineral yang terdapat dialam ada yang merupakan unsur bebas, ada
pula yang merupakan gabungan dari beberapa unsur yaitu berupa senyawa :
Mineral sebagai unsur kimia bebas (native element), misalnya yaitu :
a. Cu = Cuprum = Copper = tembaga
b. Au = Aurum = Gold = emas
c. Pt = Platinum = Platina
d. S = Sulphur = Sulfur = belerang
e. C = Carbon = Diamont = intan
f. C = Carbon = Graphite = grafit
Mineral sebagai senyawa dapat digolongkan menjadi beberapa macam, yaitu
1. Sulfida
a. Cu2S = Chalcocite = Kalkosite
b. Fe S2 = Pyrite = Pirit
c. Cu FeS2 = Chalcophyrite = kalkopirit
d. Cu Co2S4 = Carrolite = karolit
e. Ag2 S = Argentite
f. Pb S = Galena
g. Zn S = Sphalerite = sfalerite = Zincblende
h. Hg S = Sinabar

2. Halida :
1. Na Cl = Halite = Halit
2. KCl = Silvite = Silfit
3. KCl Mg Cl2 6H2O = Carnalite = Karnalite
4. Na3AlF6 = Kryollite = Kriolit
5. Ag CL = Serargirit
6. Ca F2 = Flourite = Flourit
3. Oksida
a) Si O2 = Quartz = Kuarts

11 | P a g e
b) Si O2 = Chalcedony = Kalsedon
c) Si O2 ( H2O) x = Opal
d) Al2 O3 = Corundum = korundum
e) Al2 O3 2 H2O = Bauxite = Bauksite
f) Sn O2 = Cssiterite = Kasiterit
g) Fe2 O3 = Hematite = Hematit
4. Hidroksida
a) Mg ( OH)2 = Bruchite = brukit
b) MnO (OH) = Manganite = mangan
c) AlO (OH) = Diaspore
d) FeO ( OH) = Geothite = Geotit
e) FeO (OH) nH2O = Limonite
5. Karbonat
a) CaCO3 = Calsite = kalsit
b) Ca CO3 = Aragonite = aragonit
c) Ca CO3 Mg CO3 = Ca Mg (CO3)2 = dolomite
6. Nitrat
a) Na NO3 = Soda Nitrat = Natrium Nitrat
b) KNO3 = Kalium Nitrat = Potasium Nitrat
7. Pospat
a) Ca5 (P.Cl.OH) (PO4)3 = Apatite = Apatit
b) Ca3 (PO4)3 = Phosphorite = Fosforite
c) Fe3 (PO4)3 5 H2O = Vivianite = vivianit
d) Li Al F PO4 = Ambligonite = Ambligonit
8. Sulfat
a) Ba5 SO4 = Barite = Barit
b) Ca SO4 = Anhidrite = Anhidrit
c) Ca5 SO42H2O = Gypsum = Gipsum
d) K Al3 (OH)3 (SO4)2 = Alunite = Alunit

12 | P a g e
Mineral memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik
pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
Kalium, fosfor, dan magnesium adalah bagian dari tulang, besi dari hemoglobin
dalam sel darah merah, dan iodium dari hormone tiroksin. Disamping itu mineral
berperan dalam bebagai tahap metabolisme, terutama sebagai kofaktor dalam
aktifitas enzim-enzim. Keseimbangan mineral di dalam cairan tubuh diperlukan
untuk pengaturan pekerjaan enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam basa,
membantu transfer ikatan-ikatan penting melalui membrane sel dan pemeliharaan
kepekaan otot dan saraf terhadap terhadap rangsangan.
Sekitar 4 % dari tubuh kita terdiri atas mineral, yang ada dalam analisa
bahan makanan tertinggal sebagai kadar abu, yaitu sisa yang tertinggal bila suatu
sampel bahan makanan dibakar sempurna di dalam suatu tungku. Kadar abu
menggambarkan banyaknya mineral yang tidak terbakar menjadi zat yang dapat
menguap. Mineral digolongkan ke dalam mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah 100 mg
sehari, sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Jumlah
mineral mikro dalam tubuh kurang dari 15 mg. Hingga saat ini dikenal sebanyak
24 mineral yang dianggap esensial. Jumlah itu setiap waktu bisa bertambah.

Mineral dapat dikelompokkan menjadi dua macam kelompok besar


mineral (elemen/unsur) yang terdapat dalam tubuh kita, berdasarkan kuantumnya,
ialah :
1. Makro elemen, yaitu terdapat dalam kwantum yang relative besar, seperti
K, Na, Ca, Mg, dan P, S, serta CI.
2. Mikro elemen, yang terdapat dalam kwantum yang relative sedikit. Mikro
elemen dapat dikelompokkan lagi menurut kegunaannya di dalam tubuh :
a. Mikro elemen esensial, yaitu yang betul-betul diperlukan oleh
tubuh jadi harus ada seperti Fe, Cu, Co, Se,Zn, dan J, serta F.
b. Mikro elemen yang mungkin esensial, belum pasti betul
diperlukan atau tidak dalam struktur atau fisiologi tubuh,
seperti Cr, Mo.

13 | P a g e
c. Mikro elemen yang tidak diperlukan, atau non-esensial. Jenis
ini terdapat di dalam tubuh karena terbawa tidak sengaja
bersama bahan makanan. Jadi sebagai kontaminan (pencemar)
termasuk ke dalam kelompok ini adalah Al, As, Ba, Bo, Pb,
Cd, dsb.
d. Ada lagi kelompok yang disebut trace elements, yang
sebenarnya sudah termasuk kelompok mikro elemen, tetapi
diperlukan dalam kwantum yang lebih kecil lagi,dalam kelas
ini termasuk Co, Cu dan Zn.
Sifat keasaman dan kebasaan suatu bahan makanan tergantung jumlah dan
jenis mineral yang dikandungnya. Bahan makanan seperti sayuran dan buah-
buahan mengandung banyak mineral Na, K, Ca, Fe, dan Mg yang di dalam tubuh
akan membentuk komponen bersifat basa. Oleh karena itu, bahan tersebut disebut
base forming foods. Bahan serelia mengandung Cl, P, dan S. Dalam tubuh unsur
tersebut membentuk komponen yang bersifat asam sehingga bahan makanan
tersebut membentuk komponen yang bersifat asam sehingga bahan makanan
tersebut dikenal sebagai acid forming foods. Sulfur yang ada dalam bahan
makanan biasanya dalam bentuk netral dan merupakan komponen asam amino
yang mengandung sulfur.
Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil didalam tubuh, namun
mempunyai peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan da reproduksi.
Kandungan mineral mikro dalam bahan makanan sangat tergantung pada
konsentrasi mineral mikro.
Mineral dalam bahan makanan tidak semuanya dapat dimanfaatkan.
Keadaan tersebut tergantung ketersediaan biologisnya (tingkatan zat gizi yang
dimakan yang dapat diabsorpsi oleh tubuh). Faktor yang mempengaruhi
ketersediaan biologis mineral antara lain interaksi dengan senyawa lain.
Setiap unsur esensial dibutuhkan satu atau lebih fungsinya di dalam tubuh
dan fungsinya terjadi secara optimal ketika nutrisi konsentrasi tubuh jatuh didalam
daerah yang spesifik. Kapanpun konsentrasinya terlalu rendah atau terlalu tinggi,
fungsi melemah atau mati yang dihasilkan. Ini terutama paling penting ketika

14 | P a g e
keseimbangan mineral sisa karena angka konsentrasi optimal dapat menjadi
hampir terbatas. Selain itu, karena interaksi diantara mineral essensial sisa,
melampaui batas pemasukan satu, khususnya ion divalent ( misalnya, zinc,
magnesium, kalsium, besi), dapat mencegah absorpsi dengan yang lain.

B. Proses Metabolisme Mineral


1. Dalam proses metabolisme energi tubuh, mineral-mineral yang diperoleh
melalui konsumsi bahan pangan dalam keseharian akan terlibat dalam
pengambilan energi dari simpanan glukosa (glycolysis), pengambilan
energi dari simpanan lemak (lipolysis), pengambilan energy dari simpanan
protein (proteolysis), serta pengambilan energi dari ph osphocreatine (Pcr).
2. Mineral makro memegang peranan penting dalam metabolism tubuh,
bertindak sebagai katalisatordalam berbagai sustansi dan juga membantu
enzim untuk melaksanakan kerjanya.

2.3 Macam-macam metabolisme mineral :

1. Kalsium (Calcium = Ca)

Sumber:
Sumber Kalsium yang baik adalah susu, keju dan sejenisnya, sayuran hijau
(seperti brokoli, kol, tetapi tidak untuk bayam), kedelai, roti, ikan dan sebagainya.

Fungsi:
1. Membantu membangun tulang dan gigi
2. Mengatur kontraksi otot, termasuk denyut jantung
3. Berperan dalam proses pembekuan darah

15 | P a g e
Selain itu diduga Kalsium membantu menurunkan tekanan darah tinggi serta
mencegah terjadinya kanker kolon dan payudara.
Akibat konsumsi terlalu banyak:
Mengkonsumsi Kalsium berdosis tinggi dapat menyebabkan nyeri lambung dan
diare.

2. Magnesium = Mg

Sumber:

Magnesium adalah mineral yang terdapat di dalam banyak ragam makanan.


Sumber Magnesium terkaya adalah sayuran hijau (seperti bayam) dan kacang-
kacangan. Sumber Magnesium yang baik adalah roti, ikan, daging dan lain-lain.

Fungsi:

Magnesium memiliki sejumlah fungsi penting, contohnya:

1. Membantu proses pembentukan energi dari makanan


2. Mendukung fungsi kelenjar paratiroid. Kelenjar paratiroid menghasilkan
hormon yang penting bagi kesehatan tulang

Akibat konsumsi terlau banyak

Konsumsi Magnesium dosis tinggi dalam waktu singkat dapat dapat menyebabkan
diare.

3. Natrium Klorida (Sodium chloride = Natrium Chloride = NaCl)

16 | P a g e
Sumber:

Natrium Klorida umumnya disebut sebagai garam. Garam ditemukan secara


alamiah dalam jumlah kecil pada semua makanan, tetapi dalam jumlah besar
ditambahkan pada makanan olahan seperti daging, sereal sarapan, keju, roti serta
berbagai macam snack.

Fungsi:

1. Natrium dan Klorida membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh.


2. Klorida membantu proses pencernaan makanan karena unsur ini
merupakan komponen esensial dari getah lambung dan usus.

Akibat konsumsi terlalu banyak


Konsumsi garam terlalu banyak dapat meningkatkan tekanan darah (hipertension)
dan hal ini beresiko terhadap stroke dan serangan jantung.

4. Fosfor (Phosphorus = P)

Sumber:

Fosfor adalah mineral yang dapat dijumpai di dalam daging merah, makanan-
makanan bersusu, ikan, unggas, roti, beras dan gandum.

Fungsi:

17 | P a g e
Fosfor memiliki beberapa peran penting dalam tubuh. Sebagai contoh di
antaranya:

1. Membantu membangun tulang dan gigi


2. Membantu menghasilkan energi dari makanan yang kita makan

Akibat konsumsi terlalu banyak

Mengkonsumsi suplemen Fosfor dosis tinggi dalam waktu singkat, dapat


mengakibatkan diare atau nyeri lambung. Sedangkan konsumsi dosis tinggi dalam
waktu lama dapat menurunkan jumlah Kalsium dalam tubuh, sehingga tulang
lebih beresiko terhadap fraktur.

5. Kalium = K (Potassium)

Sumber:

Kalium adalah mineral yang dapat ditemukan pada mayoritas makanan. Sumber
Kalium yang baik antara lain buah-buahan (seperti pisang), sayur mayur, kacang-
kacangan dan biji-bijian, susu, ikan, kerang-kerangan, daging sapi, ayam, beef,
chicken, kalkun dan roti.

Fungsi:

Kalium memiliki beberapa peran penting, di antaranya:

1. Mengendalikan keseimbangan cairan tubuh


2. Mungkin juga menurunkan tekanan darah

Akibat konsumsi terlalu banyak:

Konsumsi terlalu banyak Kalium dapat menyebabkan nyeri lambung, mual dan
diare.

6. Belerang (Sulfur = Sulphur = S)

18 | P a g e
Sumber:

Belerang adalah mineral yang ditemukan secara alamiah dalam berbagai bentuk di
dalam makanan. Belerang juga digunakan dalam bentuk sulfat dan sulfit sebagai
zat aditif dalam makanan-makan olahan.

Fungsi:

Belerang berperan dalam beberapa proses tubuh yang berbeda, di antaranya


membantu penyusunan jaringan.

7. Besi (Ferrum = Fe)

Sumber:

Besi merupakan mineral esensial. Sumber besi yang baik antara lain: hati, daging,
kacang-kacangan, padi-padian, sereal yang telah difortifikasi, tepung kedelai, dan
sayuran hijau gelap. Banyak orang memikirkan bahwa bayam adalah sumber besi
yang baik, tetapi bayam mengandung bahan yang menyebabkan besi lebih sulit
diserap.

Fungsi:

Besi memiliki sejumlah peran penting bagi tubuh. Sebagai contoh adalah berperan
dalam pembentukan eritrosit, yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh.

Akibat konsumsi terlalu banyak:

19 | P a g e
Efek samping kelebihan besi antara lain konstipasi, nausea, vomiting and nyeri
lambung.
Besi dengan dosis sangat tinggi dapat berakibat fatal, khususnya jika diberikan
pada anak, sehingga jagalah selalu suplemen besi agar bebas dari jangkauan anak-
anak.

8. Tembaga (Copper, Cuprum = Cu)

Sumber:

Sumber tembaga yang baik antara lain kacang-kacangan, kerang-kerangan dan


organ dalam (jeroan dalam Bahasa Jawa).

Fungsi:

Tembaga memiliki sejumlah fungsi penting, contohnya:

1. Membantu memproduksi eritrosit dan lekosit dan merangsang pelepasan


besi untuk membentuk hemoglobin, suatu bahan pembawa oksigen ke
seluruh tubuh.
2. Berperan penting bagi pertumbuhan bayi, perkembangan otak, sistem
imun dan kekuatan tulang.

Akibat konsumsi terlalu banyak:

Konsumsi tembaga dosis tinggi dapat menyebabkan nyeri lambung, penyakit dan
diare. Kelebihan dosis dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan hati dan
ginjal.

20 | P a g e
2.4 Komponen-Komponen dalam Mineral Tubuh
1. Kalsium (Ca)
Fungsi
Kalsium merupakan mineral terbanyak di tubuh manusia, yaitu 1200 gram
pada orang dewasa berat 70 kg. 99 persen Ca terdapat pada tulang dan gigi. Ca
dan fosfat membentuk endapan hidroksiapatit. di bawah jaringan kolagen.
Hubungan hi-droksiapatit dengan kolagen bertanggung jawab terhadap kekerasan
dan daya tahan tu-lang.Tulang mengandung cukup banyak Ca fosfat nonkristal,
Ca karbonat dan garam-garam lain dalam jumlah lebih kecil. Mineral menyusun
sekitar 50 persen total masa rangka, sisa massa terdiri dari matrik organik protein,
glikoprotein, dan proteoglikan, dimana garam Ca diendapkan.Tulang terus
menerus dibentuk kembali (remodel), kadar mineral mencerminkan keseimbangan
antara endapan dan pengambilan dari tulang sehari-hari. Sebanyak 700 mg
Ca,memasuki dan meninggalkan tulang setiap hari.

Kalsium berguna untuk mengatur aktivitas sel , fungsi saraf dan otot, kerja
hormon, pem-bekuan darah, mobilitas seluler, dll. Karena mengatur banyak proses
maka kalsium dise-but messenger kedua, sebagai perantara respon seluler untuk
berbagai stimulus dengan cara yang analog terdapat pada pengaturan kerja
nukleotida siklik. Kerja kalsium melalui reseptor protein intrasel yang disebut
kalmodulin.

Untuk mempertahankan kadar kalsium dala keadaan normal, diperlkan interaksi


beberapa proses antara lain :
1. Pemasukan yang berasal dari makanan dan absorpsi saluran cerna
2. Pengeluaran melalui ekskresi urin dan faeses
3. Keseimabnan formasi dan resorpsi tulang yang disebut sebagai dinamika
tulang(bone turnover)
Defisiensi
Gejala difisiensi Ca antara lain adalah tetani, gangguan otot dan syaraf
yang berhu-bungan. Sering terjadi akibat defisiensi vitamin D, hipoparatiroidisme,
atau insufisiensi ginjal, dan kekurangan kalsium.

21 | P a g e
Bila kadar kalsium dibawah normal, kalsium tulang dimobilisasi,
meningkatkan Ca yang bersirkulasi, sehingga pembentukan tulang baru dihambat.
Keseimbangan negatif Ca menyebabkan rakitis pada anak-anak dan osteomalasia
pada orang dewasa.
Toksisitas
Hiperkalemia tampaknya tidak terjadi, karena kelebihan kalsium tidak
diabsorpsi Intake berlebihan, menyebabkan kadar Ca serum tinggi, dapat
menyertai adanya gangguan klinis seperti hiperparatiroidisme, intoksikasi vitamin
D, sarkoidosis dan kanker.
2. Fosfor (P)
Forfor sebagai fosfat, penting dalam struktur dan fungsi semua sel hidup.
Fosfat da-lam sel sebagai ion bebas, merupakan bagian penting asam-asam
nukleat, nukleotida dan beberapa protein.Dalam ruang ekstraseluler, fosfat
bersirkulasi sebagai ion bebas dan terdapat sebagai hidroksiapatit, komponen
utama dari tulang, Semua sel mempunyai enzim-enzim yang dapat mengikatkan
fosfat dalam ikatan ester atau anhidrida asam ke molekul lain.
Metabolisme
Fosfat bebas diabsorpsi dalam jejunum bagian tengah dan masuk aliran
darah melalui sirkulasi portal. Pengaturan absorpsi fosfat diatur oleh 1 , 25–
dihidroksikolekalsiferol (1,25-dihidroksivitamin D ). Fosfat ikut dalam pengaturan
derivat aktif vitamin D . Bila kadar fosfat serum rendah, pembentukan 1,25-
dihidroksivitamin D dalam tubulus renalis dirangsang, sehingga terjadi
penambahan absorpsi fosfat dari usus.
Deposisi fosfat sebagai hidroksiapatit dalam tulang diatur oleh kadar
hormon para-tiroid.1,25-dihidroksivitamin D ,memegang peranan yang
memungkinkan hormon para- tiroid melakukan mobilisasi kalsium dan fosfat dari
tulang.
Ekskresi fosfat terjadi terutama dalam ginjal. 80 persen-90persen fosfat
plasma difiltrasi pada glomerulus ginjal. Jumlah fosfat yang diekskresi dalam urin
menunjukkan perbedaan antara jumlah yang difiltrasi dan yang direabsorpsi oleh
tubulus proximal dan tubulus distal ginjal.

22 | P a g e
Defisiensi
Kekurangan fosfat terjadi akibat berkurangnya absorpsi dari usus,
pembuangan ber-lebihan melalui ginjal. Hipofosfatemia mempengaruhi sebagian
besar tipe sel. Rakitis pada anak dan osteomalasia pada orang dewasa adalah
akibat metabolisme abnormal kalsium dan fosfat. Selain itu terdapat kelainan pada
eritrosit, leukosit, trombosit dan pada hati.
Toksisitas
Jarang terjadi, kecuali bila kegagalan ginjal akut atau kronis menghambat
ekskresi fosfat normal.

3. Magnesium (Mg)
Magnesium adalah logam yang paling ringan yang dapat digunakan untuk
konstruksi. Rapat massanya hanyalah dua per tiga rapat massa aluminium.
Magnesium murni tidak didapatkan di alam, namun terkandung sebagai senyawa
dalam mineral. Sebagai contoh magnesium dalam bentuk senyawa karbonat
terdapat dalam mineral magnesit dan dolomit (MgCO3.CaCO3). Air laut
mengandung 0,13% magnesium, dan merupakan sumber magnesium yang tidak
terbatas.
Magnesium memegang peranan amat penting dalam proses kehidupan
hewan dan tumbuhan. Magnesium terdapat di dalam klorifil, yaitu yang
digunakan oleh tumbuhan hijau untuk fotosintesis. Magnesium juga mengambil
peranan dalam replikasi DNA dan RNA yang mempunyai peranan amat penting
dalam proses keturunan semua organisme. Di samping itu magnesium
mengaktifkan berbagai enzim yang mempercepat reaksi kimia dalam tubuh
manusia. Magnesium dapat digunakan untuk melindungi struktur besi seperti
pipa-pipa dan tangki air yang terpendam di dalam tanah terhadap korosi, yaitu
dengan mengubur keping-keping magnesium di dekat struktur yang dilindungi.
Tanpa keping-keping magnesium ini air dan oksigen akan menyebabkan korosi
pada baja. Hal ini disebabkan karena dalam sistem magnesium/baja, magnesium
sebagai logam aktif, berperan sebagai anode yang mudah melarut, dan baja
sebagai katode. Teknik ini disebut proteksi katodik.

23 | P a g e
Dalam teknik ini pengurangan bahan magnesium pada suatu saat akan
sebanding dengan jumlah bahan magnesium yang tersisa dan juga sebanding
dengan selang waktu. Rapat massa magnesium adalah 1,738 gram/cm. Massa
atom relatimya adalah 24, dan nomor atomnya 12. Magnesium meleleh pada suhu
111°C. Satu bahan yang disebut magnesia, yaitu magnesium oksida dapat
digunakan sebagai obat anti asam dalam lambung-. Susu magnesia adalah
campuran air dengan magnesia yang dapat digunakan untuk obat anti asam dan
laksatif.
Peran Magnesium Pada Metabolisme Magnesium merupakan trace mineral
yang diketahui diperlukan untuk beratus-ratus fungsi tubuh yang berbeda.
Magnesium ditemukan di dalam sel, di mana zat ini mengaktifkan enzim yang
diperlukan untuk metabolisme karbohidrat dan asam amino.
Magnesium juga membantu mengatur keseimbangan asam-alkalin di
dalam tubuh. Magnesium membantu meningkatkan penyerapan dan metabolisme
mineral-mineral yang lain seperti kalsium, fosfor, natrium serta kalium.
4. Mangan (Ma)
Kebutuhan Mangan adalah salah satu komponen dari beberapa enzim dan
penting untuk struktur tulang yang normal. Sumber makanan yang kaya akan
mangan adalah gandum yang tidak dihaluskan dan sayuran berdaun hijau.
Kekurangan Mangan
Hidralazin, suatu obat antihipertensi dapat menyebabkan kekurangan
mangan dan efek samping lainnya, yaitu neuralgia, nyeri persendian, demam,
ruam kulit, pembesaran kelenjar limfa dan pembesaran hati. Satu-satunya gejala
kekurangan mangan adalah kemerahan kulit yang bersifat sementara. Garam
mangan digunakan untuk mengobati kekurangan mangan.
5. Air (H2O)
Jumlah air tubuh 50-90 persen berat badan dan berbanding langsung
dengan permukaan badan. Perbandingan berat air menurun sesuai dengan usia dan
meninggi sesuai dengan kandungan lemak tubuh.
Fungsi :

24 | P a g e
a. Berperan dalam reaksi biokimia, menjadi media transpor proses intra sel,
sebagai pelicin (lubricant).
b. Mengatur suhu tubuh dengan cara penguapan melalui paru dan kulit.
Air tubuh terbagi dalam 2 ruangan yaitu :
a. Intrasel 50 persen-60 persen
b. Ekstrasel 50 persen-40 persen, termasuk air yang terdapat dalam plasma,
cairan interstisial, jaringan penyambung, tulang rawan, kulit, tulang, cairan
sekresi.
Air diperlukan untuk menggantikan cairan yang hilang melalui kulit, paru-
paru, salu-ran pencernaan dan untuk ekskresi urea, garam-garam, solutosmotik
aktif oleh ginjal. Jumlah kehilangan air obligatorik secara bermakna bervariasi
dengan iklim, tingkat akti-vitas, tingkat kesehatan, dan makanan. Suhu tinggi,
iklim kering, kerja fisik yang berat, demam semuanya menambah kehilangan
keringat sebanyak 2,5 liter/jam.
Untuk mempertahankan keseimbangan cairan semua air yang hilang harus
diganti. Keseimbangan ini diatur oleh system dalam hipotalamus

6. Zat Besi (Fe)


Salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah
adalah zat besi. Secara alamiah zat besi diperoleh dari makanan. Kekurangan zat
besi dalam menu makanan sehari-hari dapat menimbulkan penyakit anemia gizi
atau yang dikenal masyarakat sebagai penyakit kurang darah.
Fe terdapat dalam bahan makanan hewani, kacang-kacangan, dan sayuran
berwarna hijau tua. Pemenuhan Fe oleh tubuh memang sering dialami sebab
rendahnya tingkat penyerapan Fe di dalam tubuh, terutama dari sumber Fe nabati
yang hanya diserap 1-2%. Penyerapan Fe asal bahan makanan hewani dapat
mencapai 10-20%. Fe bahan makanan hewani (heme) lebih mudah diserap
daripada Fe nabati (non heme).
Keanekaragaman konsumsi makanan sangat penting dalam membantu
meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitamin
C, vitamin A, zink (Zn), asam folat, zat gizi mikro lain dapat meningkatkan

25 | P a g e
penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain mengkonsumsi makanan sumber
zat besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A. Makanan sumber zat besi
umumnya merupakan sumber vitamin A.
Anemia gizi besi banyak diderita oleh ibu hamil, menyusui, dan
perempuan usia subur. Perempuan usia subur mempunyai siklus tubuh yang
berbeda dengan lelaki, anak, dan balita sebab mereka harus mengalami haid,
hamil, melahirkan, dan menyusui. Oleh karena itu kebutuhan zat besi (Fe) relatif
lebih tinggi. Anak balita, anak usia sekolah, dan buruh serta tenaga kerja
berpenghasilan rendah ditengarai sering menderita anemia gizi besi.
Tanda-tanda anemia gizi besi antara lain pucat, lemah, lesu, pusing, dan
penglihatan sering berkunang-kunang. Jika dilakukan pemeriksaan kadar Hb
dalam darah maka angka Hb kurang dari normal.
Anemia gizi besi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan dari tingkat
ringan sampai berat. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan
bayi yang berat badannya rendah, risiko perdarahan sebelum dan pada saat
persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayi jika ibu hamil
menderita anemia berat.
Anemia sedang dan ringan dapat menimbulkan gejala lesu, lelah, pusing,
pucat, dan penglihatan sering berkunang-kunang. Bila terjadi pada anak sekolah,
anemia gizi akan mengurangi kemampuan belajar. Sedangkan pada orang dewasa
akan menurunkan produktivitas kerja. Selain itu, penderita anemia lebih mudah
terserang infeksi.
Anemia gizi besi dapat diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet
Tambah Darah (TTD). Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet
setiap hari berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD
mengandung 200 mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan
0.25 mg asam folat. Penanggulangan anemia pada balita diberikan preparat besi
dalam bentuk sirup.
Pada beberapa orang, pemberian preparat besi ini mempunyai efek
samping seperti mual, nyeri lambung, muntah, kadang diare, dan sulit buang air

26 | P a g e
besar. Agar tidak terjadi efek samping dianjurkan minum tablet atau sirup besi
setelah makan pada malam hari.
Penyerapan besi dapat maksimal apabila saat minum tablet atau sirup zat
besi dengan memakai air minum yang sudah dimasak. Setelah minum tablet atau
sirup zat besi, biasanya kotoran (feses) akan berwarna hitam. Dengan meminum
tablet Fe maka tanda-tanda kurang darah akan menghilang. Namun, jika tidak
menghilang berarti menderita anemia gizi besi jenis lain.
7. Yodium (I)
Yodium (bahasa Yunani: Iodes - ungu), adalah unsur kimia pada tabel
periodik yang memiliki simbol I dan nomor atom 53. Unsur ini diperlukan oleh
hampir semua mahkluk hidup. Yodium adalah halogen yang reaktivitasnya paling
rendah dan paling bersifat elektropositif. Sebagai catatan, seharusnya astatin lebih
rendah reaktivitasnya dan lebih elektropositif dari pada yodium, tapi kelangkaan
astatin membuat sulit untuk mengkonfirmasikan hal ini.
Yodium terutama digunakan dalam medis, fotografi, dan sebagai pewarna.
Seperti halnya semua unsur halogen lain, yodium ditemukan dalam bentuk
molekul diatomik.

8. Chlor (Cholorium, Cl)


Zat chlor sendiri berbentuk gas berwarna biru kehijauan danbersifat racun
keras. Chlor selalu di konsumsi dalam bentuk garamdapur (NaCl). Zat mineral ini
belum pernah dilaporkan memberikangejala-gejala defisiensi. Zat chlor tersedia di
dalam bahan makanansecara mencukupi dan kebutuhannya bagi tubuh manusia
tidak diketahui.
Ion Cl dapat menembus membran sel dengan leluasa dankeluar masuk
membran secara positif mendampingi ion K+ maupunNa+. dalam bentuk HCl zat
chlor diekskresikan di dalam lambung danberfungsi membentuk dalam
pencemaran protein oleh pepsine. Bilaorang banyak menderita muntah-muntah
akan terbuang banyak airyang mengandung HCl. Mungkin terjadi dehydrasi
dengan alkalosiskarena badan banyak kehilangan asam HCl.

27 | P a g e
9. Zat Tembaga (Cuprum, Cu)
Tubuh manusia mengandung sekitar 100 – 150 mg Cu, tersebar diberbagai
jaringan. Hati, otot dan susunan syaraf pusat (SSP)mengandung Cu kadar tinggi.
Darah lengkap mengandung 100 mg/dlCu yang terbagi rata di dalam plasma dan
di dalam erythrocit. Didalam plasma terdapat dua bentuk Cu : sekitar 5% terikat
pada proteinplasma merupakan bentuk Cu aktif, sedangkan 95% terikat
dalamceruloplasmin, suatu á2 globulin yang mengandung Cu sebanyak0,32%.
Setiap molekul ceruloplasmin mengandung 8 buah atom Cu.Berat molekul
ceruloplasmin adalah 151000.
Kadar ceruloplasmin didalam plasma darah sebesar 15-30 mg/dl.
Ceruloplasmin merupakanprotein pentranspor Cu. Cu yang terdapat di dalam hati
jugaterkonjugasi dengan protein membentuk hepatocuprein, yangmengandung Cu
sebanyak 0,34%. Zat tembaga Cu terutamadiekskresikan ke dalam rongga usus
dan dibuang di dalam tinja.Sebagian kecil Cu diekskresikan dalam urine dan
cairan keringat.Pada wanita zat tembaga Cu juga terbuang ketika menstruasi.

10. Natrium (Na)


Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang
lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak
terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya
berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga
harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah
ditemukan dalam bentuk unsur murni.
Seperti logam alkali lainnya, natrium adalah unsur reaktif yang lunak,
ringan, dan putih keperakan, yang tak pernah berwujud sebagai unsur murni di
alam. Natrium mengapung di air, menguraikannya menjadi gas hidrogen dan ion
hidroksida. Jika digerus menjadi bubuk, natrium akan meledak dalam air secara
spontan. Namun, biasanya ia tidak meledak di udarabersuhu di bawah 388 K.
Natrium juga bila dalam keadaan berikatan dengan ion OH- maka akan
membentuk basa kuat yaitu NaOH.

28 | P a g e
Mineral merupakan suatu zat organik yang terdapat dalam kehidupan alam
maupun dalam makhluk hidup. Di alam, mineral merupakan unsur penting dalam
tanah, bebatuan, air dan udara. Sekitar 50% mineral tubuh terdiri atas kalsium,
25% fosfor, dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain.

2.5 Gangguan Gizi Akibat Kekurangan Mineral


Adapun gangguan gizi akibat kekurangan mineral, antara lain yaitu :
1. Kekurangan natrium : gangguan jantung dan ginjal, lelah, kejang otot
2. Kekurangan kalium : lemah otot, gangguan pernapasan &denyut jantung
3. Kekurangan kalsium : pembekuan darah lambat, tulang dan gigi
rapuh,pertumbuhan lambat, kejang otot.
4. Kekurangan fosfor : tulang dan gigi rapuh, hilang napsu makan,
rakhitis,lesu, sakit tulang.
5. Kekurangan magnesium : gangguan mental, emosi dan otot, hilang
kontrolotot, kerusakan jantung dan ginjalf.
6. Kekurangan klor : rambut dan gigi hilang, gangguan pencernaan, lesug.
7. Kekurangan sulfur : belum diketahuih.
8. Kekurangan zat besi : anemia, lesu, pusing, pucat pada kuliti.
9. Kekurangan yodium : penyakit gondok, pada anak terjadi kemunduran
fisik dan mental.
10. Kekurangan seng : pertumbuhan terhambat, penyembuhan luka
lambat,kurang tajam terhadap bau dan rasa, kerdil, anemiak.
11. Kekurangan fluor : kerusakan gigi yang berlebihan.
12. Kekurangan tembaga : anemia, gangguan saraf dan tulang, luka-luka pada
kulit.

29 | P a g e
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Mineral adalah salah satu zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Mineral
merupakan bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam
pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi
tubuh secara keseluruhan. Beberapa`mineral diantaranya mikromineral,
makromineral, dan ultrace mineral. Mineral berasal dari makanan yang
dikonsumsi makanan dan juga tersedian dalam tubuh terutama dalam bentuk ion
yang dapat bermuatan positif/negative. Selain itu juga dapat merupakan bagian
dari senyawa organik yang berperan dalam metabolisme tubuh. Mineral di
ekskresi melalui ginjal, ada juga disekresi kedalam getah pencernaan, empedu dan
hilang dalam feses. Kelainan akibat kekurangan mineral dapat menyebabkan
gangguan pada fungsi tubuh.
Mineral dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan jumlah yang diperlukan
oleh tubuh, antara lain:
1. Makromineral (Kalsium, Fosfor, Magnesium, Natrium, Kalium, Klorida
dan Sulfur).
2. Mikromineral (Zat besi, Seng, Tembaga dan Florida). Ultrace mineral
diperlukan dalam jumlah yang sangat kecil (Yodium, Selenium, Mangan,
Kronium, Molibdenim, Baron dan Kobalt).

B. Saran
Demikian yang dapat penulis susun, semoga dengan adanya makalah ini
baik penulis maupun pembaca dapat memahami akan metabolisme mineral.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca
untuk perbaikan makalah ini.. Atas kritik dan saran pembaca, penulis
mengucapkan terima kasih.

30 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Achadi L. Endang, (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Indonesia Edisi I. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hal 94.
Sediaoetama Achmad Djaeni, 2000, Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid
I, Jakarta: Dian Rakyat
Vogel (1979) Textbook of Macro and Semimicro Qualitative Inorganic Analysis
Longman Droup Limited. London. Diterjemahkan oleh Setiono L. 1990.
Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi v. PT. Jakarta
: Kalman Media Pustaka. Hal.147-148, 309,311

Vogel. (1989).Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Penerjemah: Pudjaatmaka


dan setiono. Edisi Keempat. Jakarta: EGC Kedokteran.

Winarno, F.G., 2002, Kimia Bahan Pangan Dan Gizi, PT . Gramedia Pustaka
Utama. Hal 1.

World Health Organization., (1992). The Validation of Analytical Procedures


Used In the Examination of Pharmaceutical Materials. Page 1-25.

31 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai