Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PROSES METABOLISME MAKRO MINERAL

DAN MIKRO MINERAL

MATA KULIAH : BIOKIMIA GIZI

DOSEN PENGAMPU

TIAR LINCE MASRIANI BAKARA SP, M.SI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 11 :

o ADE YOLA GAUDENSIA BR PURBA (P01031122098)


o DIRA ELFIRA BR SEMBIRING (P01031122108)
o DWI RAHAYU (P01031122109)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN JURUSAN GIZI

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat, rahmat serta
karunia-Nya sehingga makalah ini dengan judul “Proses Metabolisme Makro Mineral
dan Mikro Mineral” dapat selesai.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah bio kimia gizi. Selain
itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah wawasan kita tentang Makro Mineral
dan Mikro Mineral. Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Bu
Tiar Lince Masriani Bakara SP, M. Si selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu
Pangan , yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua guna menambah ilmu. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak
kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan
yang di temukan dalam makalah ini. Masukan, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan agar sebagai pembelajaran kedepannya.

Lubuk Pakam, 31 Juli 2023

Kelompok 11

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG................................................................................................ 1
RUMUSAN MASALAH .......................................................................................... 2
TUJUAN.................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MINERAL MAKRO DAN JENIS-JENISNYA......................... 4
2.2 PENGERTIAN MINERAL MIKRO DAN JENIS –JENISNYA......................... 8
2.3 BAGAIMANA PROSES METABOLISME MAKRO DAN MIKRO MINERAL10
2.4 INTERPRESTASI HASIL PEMERIKSAAN KALSIUM PADA TULANG...... 11
2.5 PENENTUAN KADAR HEMOGLOBIN DAN FE DARAH............................ 13
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................... 14
3.2 SARAN................................................................................................................ 51
DAFTAT PUSAKA.................................................................................................... 17

ii
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk
hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat
anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, hila bahan biologis dibakar, semua senyawa
organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO)
hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar
mineral akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana,
serta akan terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk
garam anorganik.

Mineral merupakan unsur penting dalam tanah, bebatuan, air, dan udara. Sedangkan
pada tubuh makhluk hidup sendiri mineral merupakan suatu komponen penyusun tubuh,
4-5% berat badan kita sendiri terdiri atas mineral, sekitar 50% mineral terdiri atas
kalsium dan 25% lainnya terdiri atas mineral lain. Mineral merupakan kebutuhan tubuh
manusia maupun hean yang merupakan peranan penting dalam pemeliharaan
keseimbangan asam-basa, membantu pembentukan ikatan yang memerlukan mineral
seperti pembentukan haemoglobin. Mineral digolongkan atas mineral makro dan
mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah
lebih dari 100mg sehari, sedangkan mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan
tubuh kurang dari 100mg sehari. Mineral tidak dapat dibuat dalam tubuh, sehingga
harus dipeoleh dari makanan. Pada ternak diperoleh dalam ransum, baik dalam hijauan,
konsentrat, maupun pakan suplemen

Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau
belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan non
esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur
mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan

1
mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam
tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan
umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non
esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan
kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak
organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan.

Salah satu contoh mineral makro adalah kalium (K).Peranan kalium mirip dengan
natrium, yaitu kalium bersama -sama dengan klorida membantu menjaga tekanan
osmotik dan keseimbangan asam basa. Bedanya kalium menjaga tekanan o smotik
dalam cairan instraseluler, dan sebagian terikat dengan protein. Kalium juga membantu
mengaktivasi reaksi enzim, seperti piruvat kinase yang dapat menghasilkan asam
piruvat dalam proses metabolisme karbohidrat (Winarno, 1992). Kalium merupakan
katio n penting dalam cairan intraselular yang berperan dalam keseimbangan pH dan
osmotik. Kekurangan kalium umumnya disebabkan karena ekskresi yang berlebihan
melalui ginjal dan karena muntah -muntah yang berlebihan atau diare yang hebat
(Maharani, 2012). Kekura ngan kalium dapat berpengaruh buruk dalam tubuh karena
mengakibatkan hipokalemia yang menyebabkan frekuensi denyut jantung melambat.
Kelebihan kalium mengakibatkan hiperkalemia yang menyebabkan aritmia jantung,
konsentrasi yang lebih tinggi lagi yang dapat menimbulkan henti jantung a tau fibrilasi
jantung (Yaswir dan Ferawati, 2012).

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan mineral makro dan mineral mikro


2. Apa saja jenis mineral makro dan mineral mikro
3. Bagaimana proses metabolisme mineral makro dan mineral mikro
4. Bagaimana hubungan mineral dengan kalsium pada tulang dan penentuan kadar
hemoglobin dan Fe darah

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari mineral makro dan mineral mikro


2. Untuk mengetahui jenis mineral makro dan mineral mikro
3. Untuk mengetahui proses metabolisme mineral makro dan mineral mikro
4. Untuk mengetahui hubungan mineral dengan kebutuhan atau kesehatan tubuh
seperti kalsium pada tulang dan penentuan hemoglobin dan Fe darah

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN MINERAL MAKRO DAN JENIS-JENISNYA

Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia.


Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah 100mg perhari,
sedangkan mineral mikro dibutuhkan kurang dari 100mg perhari. Mineral-mineral yang
dibutuhkan oleh tubuh akan memiliki fungsi khasnya.

Mineral bagi ternak ruminansia, selain digunakan untuk memenuhi kebutuhannya


sendiri, juga digunakan untuk mendukung dan memasok kebutuhan mikroba rumen.
Apabila terjadi defisiensi salah satu mineral maka aktifitas fermentasi mikroba tidak
berlangsung optimum sehingga berdampak pada menurunnya produktivitas ternak.
Lambatnya pertumbuhan ternak dapat disebabkan faktor genetik dan faktor lingkungan.
Faktor lingkungan salah satunya adalah pakan, pakan yang tidak mencukupi kebutuhan
mineral tubuh ternaka dapat mengakibatkan defisiensi mineral. Kekurangan mineral
mengakibatkan ternak mengalami penurunan nafsu makan, efisiensi makanan tidak
tercapai. terjadi gangguan pertumbuhan, dan ganguan kesuburan ternak bibit. Apabila
definiasi tersebut hebat, gejala klinis dapat terlihat, tetapi bila terjadinya ringan
kemungkinan gejala klinis tidak akan terlihat atau sulit terdiagnosa (Anonim. 2010).

A. Mineral Makro

Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah lebih dari 100mg
perhari, Mineral yang termasuk dalam mineral makro utama adalah Calcium (Ca).
Magnesium (Mg), Sulfur (S), Kalium (K), Fosfor (P), Clorida (Cl), dan Natrium (Na).
Unsur mineral makro berperan penting dalam aktifitas fisiologis dan metabolisme
tubuh. Mineral makro berfungsi dalam pembentukan struktur sel dan jaringan,

4
keseimbangan cairan dan elektrolit dan berfungsi dalam cairan tubuh baik intraseluler
dan ekstraseluler (Darmono, 1995),

- Natrium (Na)

Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler, 35- 40% terdapat dalam
kerangka tubuh. Cuiran saluran cerna, suma seperti cairan empedu dan pankreas
mengandung banyak natrium. Sumber utama natrium adalah garam dapur (NaCl),
Sumber natrium yang lain berupa glutamate (MSG), kecap dan makanan yang
diawetkan dengan garam dapur. Makanan yang belum diolah mengandung sedikit
natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging, telur, ikan, mentega, dan lainnya.
Kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam keadaan akut
menyebabkan edema dan hipertensi. Kelebihan natrium akan dikurangi melalui urin
yang diatur oleh hormon aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar
natrium darah menurun. Kekurangan natrium dapat menyebabkan kejang, apatis, dan
kehilangan nafsu makan. Dapat terjadi setelah muntah, diare, keringat berlebihan, dan
diet rendah natrium.

- Clorida (CI)

Clor merupakan anion utama ekstraseluler. Konsentrasi clor tertinggi adalah dalam
cairan serebrospinal (otak dan sumusm tulang belakang), lambung, dan pankreas. Clor
terdapat bersamaan daengan natrium dalam garam dapur. Beberapa sayuran dan buah
juga mengandung clor.

Clor hampir seluruhnya diabsorpsi melalui usus halus dan dieksresi melalui urin dan
keringat. Gangguan apabila kekurangan clorida dapat menyebabkan muntah, muntah,
diare kronis, dan keringat berlebihan. Sedangkan kelebihan yang akan dialami akan
menyebabkan muntah.Kalium (K) Kalium merupakan ion yang bermuatan positif yang
terdapat dalam sel dan cairan intraseluler. Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Sumber utama adalah makana segar atau mentah, terutama buah dan sayur.
Kalium memegang peran penting dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan
elektolit seta keseimbangan asam basa. Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus
halus. Kalium diekresi melalui urin, feses, dan cairan lambung, Taraf kalium normal

5
darah dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, menadsorpsi kembali
dan mengeluarkan kalium dibawah pengaruh aldosteron. Kalium dikeluarkan dalam
bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui mekanisme pertukaran di dalam
tubulus ginjal. Kelebihan kalium dapat menyebabkan gagal jantung apabila ada
gangguan fungsi ginjal. Kekurangan kalium menyebabkan lemah, kehilangan nafsu
makan, kelumpuhan, mengigau, dan konstipasi,lesu.

- Kalsium (Ca)

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada dalam
jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Kalisum mengatur kerja hormon dan faktor
pertumbuhan. Kalsium adalah elemen mineral yang paling banyak dibutuhkan oleh
tubuh ternak. Jika ransum ternak pada masa pertumbuhan defisiensi Ca maka
pembentukan tulang menjadi kurang sempurna dan akan mengakibatkan osteomalacia
(Sutama,2009). Sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi diadsorpsi melalui tubuh
dibagian atas usus halus yaitu duodenum. Kalsium membutuhkan pll 6 agar dapat
berada dalam kondisi terlarut. Adsorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan
menggunakan alat angkut pengikat protein kalsium. Kalsium hanya bisa terabsorpsi
apabila terdapat bentuk larut air dan tidak mengendap karena unsur makanan lain.
Kalsium yang tidak terabsorpsi akan keluar melalu feses. Kelebihan mengkonsumsi
kalsium akan menyebabkan timbulnya batu ginjal atau gangguan ginjal, gangguan
absorpsi mineral lain serta konstipasi. Kekurangan kalsium akan menyebabkan
gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Pada usia lanjut
terjadi osteoporosis

- Magnesium (Mg)

Magnesium sangat penting peranannya dalam metabolisme karbohidrat dan lemak.


Magnesium diadsorpsi di usus halus dengan bantuan alat bantu aktif dan secara difusi
pasif. Di dalam darah, magnesium terdapat dalm bentuk ion bebas Keseimbangan
magensium dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian eksresi magnesium melalui urin.
Eksresi magnesium meningkat oleh adanya hormon tiroid, asidosis, aldesteron serta
kekurangan fosfor dan kalium. Tubuh hewan dewasa mengandung 0,05% Mg. Retensi

6
dan adsorpsi Mg pada sapi perah erat kaitannya dengan kebutuhannya, Enam puluh
persen Mg dalam tubuh hewan terkonsentrasi di tulang sebagai bagian dari mineral yang
mengkristal dan permukaan kristal terhidrasi. Mg berperan dalam membantu aktifitas
enzim, seperti thiamin phyrofosfat sebagai kofaktor. Sekitar 30-50% Mg dari rata-rata
konsumsi harian ternak akan diserap di usus halus. Penyerapan ini dipengaruhi oleh
protein, laktosa, vitamin D, hormon pertumbuhan, dan antibiotik (Poedjiadi, 1994).

- Sulfur (S)

Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang mengandung sulfur
yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Sulfur t erdapat dalam tulang rawan,
kulit, rambut, dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.
Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung protein. Fosfor dapat diadsorpsi
secara efisien sebagai fosfor bebas dia dalam usus setelah dihidrolisis dan dilepas dari
makanan oleh enzim alkalin fosfatase dalam mukosa usus halus dan diadsorpsi secara
aktif yang dibantu oleh bentuk aktif vitamin D dan difusi aktif.Kelebihan sulfur akan
menyebabkan ion fosfat akan mengikat kalsium sehingga dapat menimbulkan kejang
saat kadar fosfat darah terlalu tinggi. Kekurangan sulfur bisa terjadi karena
menggunakan obat antacid untuk menetralkan asam lambung yang dapat mengikat
sulfur sehingga tidak dapat diadsorpsi...

- Fosfor (P)

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh sekitar 1% dari berat badan.
Fosfor mengandung peranan penting dalam mensterilisasi tulang. Fosfor terdapat pada
tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot dan cairan ekstraseluler. Fosfor berperan dalam
reaksi yang berkaitan dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin
Trifosfat (ATP). Fosfor terdapat pada semua sel makhluk hidup, terutama makanan kaya
protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu, kacang-kacangan, dan sereal.
Kandungan fosfor dalam tubuh ternak lebih rendah dari pada kandungan Ca (Tillman,
1988), Kekurangan mineral fosfor akan mengakibatkan kerusakan tulang dengan gejala
lelah dan kurang nafsu makan. Kelebihan mineral fosfor akan menimbulkan kejang.

7
2.2 PENGERTIAN MINERAL MIKRO DAN JENIS-JENISNYA

A. Mineral Mikro

Mineral mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh kurang dari 100mg sehari,
mempunyai peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi. Kandungan
mineral mikro dalam bahan makanan sangat bergantung pada konsentrasi mental mikro
tanah asal bahan makanan tersebut. Mineral mikro terdiri dari Besi (Fe), Seng (Zn),
Yodium (1), Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Selenium (Se), Flour (F), Cobalt (Co).

- Besi (Fe)

Besi dalam makanan yang di konsumsi berada dalam bentuk ikatan ferri (umumnya
pada pangan nabati) maupun ikatan ferro (umumnya pangan hewani). Besi yang
terbetuk ferii oleh getah lambung, direduksi menjadi bentuk ferro yang lebih mudah
diserap sel mukosa usus. Adanya vitamin C juga membantu proses reduksi tersebut.
Besi berfungsi sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai
alat angkut elektron di dalam sel yang berperan dalam metabolisme energi sebagai
bagian terpadu berbagai reaksi enzim di dalam jaringan tubuh. Kekurangan besi akan
mengakibatkan pendarahan akibat cacingan atau luka dan akibat penyakit-penyakit yang
menggangu adsorpsi, seperti penyakit gastro instenial. Kekurangan besi umumnya
menyebabkan pucat, lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya
kemampuan kerja. Pada anak-anak akan mengakibatkan timbulnya apatis, mudah
tersinggung, dan menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.

- Seng(Zn)

Seng adalah mikromineral yang ada dimana-mana dalam jaringan tubuh manusia atau
hewan dan terlihat dalam fungsi berbagai enzim dalam proses metabolisme. Zn
diperlukan untuk aktifitas, lebih dari 90 enzim yang ada hubungannya dengan
metabolisme karbohidrat dan energi, degradasi atau sintesis protein, sistesis asam
nukleat, biosintesis heme, transfer CO₂ dan reaksi-reaksi lain. Peranan Zn dalam
metabolisme kulit dan jaringan pengikat adalah dalam sintesis protei dan mungkin juga
dalam replikasi sel, walaupun belum jelas mekanismenya (Linder, 1992).

8
- Tembaga (Cu)

Sumber makanan yang mengandung tembaga diantaranya adalah susu dan sereal.
Terdapat juga dalam hati, tiram, daging, dan kacang-kacangan. Dalam saluran cerna,
tembaga dapat diabsorpsi kembali dari tubuh bergantung kebutuhan tubuh. Pengeluaran
melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan dalam tubuh. Sedikit tembaga
dikeluarkan melalui urin, keringat, dan darah haid. Tembaga yang tidak diabsorpsi
dikeluarkan melalui feses. Fungsi dari tembaga berperan dalam kegiatan enzim
pernafasan sebagai kofaktor bagi enzim, misalnya sitokrom, oksidase. Kelebihan
tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga dalam hati yang dapat
menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati. Kelebihan ini dapat terjadi karena
menggunakan alat masak dari bahan tembaga, terutama apabila digunakan untuk
memesak cairan yang bersifat asam. Konsumsi dosis tinggi menyebabkan kematian.

- Selenium (Se)

Sumber pangan yang mengandung selenium terdapat dalam ikan laut dan kerang. Dalam
pangan nabati tergantung pada kandungan selenium dalam tanah tempat tanaman
tersebut tumbuh. Fungsi selenium sebagai antioksidan. Defisiensi selenium
menyebabkan aktifitas enzim glutation perioksidase menurun dan kekebalan tubuh
menurun Konsumsi selenium diatas 850mg/hr berpengaruh pada kesehatan yaitu
terjadinya mual, muntah, dan diare, Konsumsi diatas 5000mg/hr akan menyebabkan
terjadinya perubahan kuku dan terjadinya kerontokan rambut.

- Tepung (F)

Sumber pangan terdapat dalam air, makanan laut, ikan dan makanan hasil ternak. Fungsi
fluor adalah untuk pertumbuhan dan pembentukan struktur gigi, serta untuk mencegah
karies gigi. Penggunaan fluor sebanyak 20-30mg/hr dapat menyebabkan terjadinya
keracunan. Gejalanya adalah fluorosis (perubahan warna gigi menjadi kekuning-
kuningan) mulas, diare, sakit didaerah dada, gatal dan muntah. Defisiensi fluor akan
menyebabakan terjadinya karies pada gigi.

9
- Kobalt (Co)

Cobalt merupakan komponen vitamin B12 yang diperlukan bagi perkembangan normal
se-sel darah merah. Sumber utamanya adalah sayuran berdaun hijau. Cobalt mempunyai
fungsi untuk keseimbangan tubuh ruminansia.

2.3 PROSES METABOLISME MAKRO DAN MIKRO MINERAL

Mineral, (kecuali K dan Nai, membentuk garam dan senyawa lain yang relatif
sukar larut, sehingga sukar diabsorpsi Absorpsi mineral sering memerlukan protein
pengemban spesifik (spositie carrier proteins), sintesis protein ini berperan sebagai
mekanisme penting untuk mengatur kadar mineral dalam tubuh. Ekskresi sebutan besar
mineral melalui ginjal, ada juga disekresi keilalam gelah pencernaan, empedu dan
hilang dalam leses. Kelainan akibat kekurangan mineral. Kekurangan intake semua
mineral esensial dapat menyebabkan sindroma Klinik Bila terjadi difisiensi biasanya
sekunder, akibat malabsorpsi, perdarahan. berlebihan (best), penyakit ginjal(loilsium),
atau problem klinis lain. Kelainan akibal kelebihan mineral. Kelebihan intake dari
hampir semua mineral menyebabkan gejala Toksik Sumber dan kebutuhan mineral
sehari-hari. Mineral esensial dan unsur runutan ditemukan dalam sebagian besar
makanan, terutama biji-bijian umh, buah, sayuran, susu, daging dan ikan. Biasanya
dalam makanan hanya dalam jumlah yang sedikit

Traspor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan energy untuk
mengeluarkan dan memasukan ion-ion dan molekul melalui membran sel | yang bersifat
patracabel dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel.

Mineral di dalam tubuh akun mengalami reakya despsiasi menjadi ion-ion dan molekul
kecil untuk melalui memberan sel. Pada transport aktif mineral akan melalui memberi
sel seperti halnya ion Natrium (Na), o kalium (K), dan ion Clarium. (CI) melalui pompa
Natrium kalium pada membrane sel. Transpor akil dipengaruhi oleh muatan listrik di
dalam dan di luar sel, dimana mustan listrik ini ditentukan oleh ion natrium (Na) jon
kalium (K), dan ion klorin (C), Keluar masuknya ion Na' dan K' diatur oleh pompa

10
natrium - kalium Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami
keragunan, atau kehabisan energi

Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran,
dimana di dalam molekul ini, tentapat situs pengikatan Proses transport aktit dimulai
dengan pengambilan tig on Na dari dalam sel dan (menempati situs pengikatan pada
protein integral. Energi diperlukan untuk mengabab bentuk protein integral pada
membran yang sebelumnya membuka kearah dalam sel menjadi membuka kebagian
luar sel. Selanjutnya, ion Na terlepas dari situs dan kehtar dan protein integral menuju
keluar sel. Kemudian dari luar sel dua ion k menempati situs pengikatan di protein
integral. Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka kerah luar menjadi
membuka kearah dalam sel dan ion kalium dilepaskan ke dalam sel

2.4 INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN KALSIUM PADA TULANG

Kadar kalsium darah dalam serum keadaan normal 8-11 mg/dl. Kalsium
merupakan mineral makro yang penting untuk proses metabolisme tubuh. Kebutuhan
kalsium setiap orang berkisar antara 400-1000 mg/hari. Jumlah kalsium di dalam tubuh
manusia sebesar 1,5-2% dari berat badan orang dewasa. Kalsium banyak dibutuhkan
pada masa pertumbuhan bayi dan anak. Semakin tua usia manusia, maka semakin
banyak kalsium yang dibutuhkan (Kosnayani, 2007). Kebutuhan kalsium pada manusia,
bergantung pada laju perkembangan tulang daripada kebutuhan metabolik. Kebutuhan
maksimal terjadi selama puncak 10 masa pertumbuhan cepat pada remaja, yang
mencapai 1200 mg/hari. Keseimbangan kalsium dapat dicapai pada berbagai tingkat
asupan kalsium. Hal ini menunjukkan bahwa absorbsi kalsium dapat dikendalikan
dengan baik untuk memenuhi kebutuhan tubuh, bahkan pada tingkat asupan kalsium
yang rendah keseimbangan kalsium tetap netral. Pada remaja, kebutuhan kalsium
meningkat dan terdapat keseimbangan positif yang disebabkan oleh peningkatan
efisiensi absorbsi dan penurunan jumlah kalsium yang hilang melalui urin.
Keseimbangan kalsium diregulasi oleh aktivitas pada saluran pencernaan (absorbsi),
ginjal (ekskresi), tulang (mobilisasi dan deposisi) (Septyandari, 2016).

11
Fungsi kalsium

Menurut (Rachmiaty, 2009) fungsi kalsium antara lain adalah untuk


pembentukan tulang dan gigi, berperan dalam pertumbuhan dan sebagai faktor
pembantu dan pengatur reaksi biokimia dalam tubuh. Pada tulang, kalsium dalam
bentuk garam (hydroxypatite) membentuk matriks pada kolagen protein pada struktur
tulang membentuk rangka yang mampu menyangga tubuh serta tempat bersandarnya
otot yang menyebabkan memungkinkan terjadinya gerakan. Fungsi kalsium (Yulia dan
Darningsih, 2010) diantaranya adalah: a. Membentuk struktur tulang dan gigi sebagai
cadangan kalsium tubuh. Kalsium berfungsi sebagai pencegah osteoporosis yang
berisiko terjadinya patah tulang terutama tulang panggul, vertebrae, dan deformitas
(perubahan bentuk tulang) tulang belakang, terlihat tinggi badan kurang. b. Kalsium
berperan dalam proses pembentukkan hormon, enzim yang mengatur pencernaan dan
metabolisme. c. Berfungsi dalam transmisi antar sel-sel saraf otak, pembekuan darah,
penyembuhan luka dan kontraksi otot. d. Kalsium dapat membantu melenturkan otot
pembuluh darah sehingga memudahkan lepasnya plak atau endapan yang menempel
pada dinding pembuluh darah. 9 e. Kalsium dapat mengurangi risiko kanker usus besar
dengan cara menekan efek iritasi pada usus yang disebabkan oleh asam empedu. f.

12
Kalsium sebagai nutrisi penting pada wanita menopause dengan kalsium rendah,
absorpsinya tidak baik sehingga keseimbangan kalsium negatif.

2.5 PENENTUAN KADAR HEMOGLOBIN DAN FE DARAH

Hemoglobin merupakan parameter yang digunakan secara luas untuk


menentukan status anemia. Batas terendah dari nilai normal kadar hemoglobin darah
tergantung pada umur dan jenis kelamin. Batas normal kadar hemoglobin menurut
kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut:

Pemeriksaan kadar hemoglobin termasuk salah satu pemeriksaan darah rutin


yang dibutuhkan untuk mendiagnosis suatu penyakit, yaitu untuk mengetahui ada

13
tidaknya gangguan kesehatan pasien, misalnya kekurangan hemoglobin yang biasa
disebut anemia (Guyton, 2006) atau perkembangan penyakit yang yang berhubungan
dengan anemia dan polisitemia. (Hoffbrand, 2013) Hemoglobin termasuk kedalam salah
satu dari parameter penentu anemia. Kadar Hb normal untuk wanita dewasa 12-14 gr/dl,
sedangkan laki- laki dewasa 14-16 gr/dL..

Pengukuran kadar Hb bisa dilakukan dengan berbagai metode pengukuran. Banyak


metode yang bisa digunakan untuk pemeriksaan kadar hemoglobin ini. diantaranya
metode tallquist, sahli, kupersulfat, cyanmethemoglobine. electrical impedance dan
fotometri dengan hematologi analizer (sulfoksihemoglobin). Dalam melakukan
pemeriksaan hemoglobin perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi
stabilitas sampel darah sehingga tidak terjadi penyimpangan hasil pemeriksaan. Faktor
tersebut adalah suhu, lama penyimpanan, kontaminasi, pengaruh sinar dan penguapan.
Apabila dari kedua pemeriksaan hemoglobin ini menunjukkan hasil yang sama, maka
metode langsung dapat digunakan sebagai alteratif untuk dalam pemeriksaan
hemoglobin bila tempat pengambilan sampel jauh dari laboratorium. Di antara metode
yang paling sering digunakan di laboratorium dan paling sederhana adalah metode Sahli
dan yang lebih canggih adalah metode cyanmethemoglobin (Supariasa et al., 2016).
Baru-baru ini terdapat alat pemeriksaan kadar hemoglobin yang lebih praktis dengan
metode HbMeter.

Mineral memiliki hubungan penting dengan penentuan kadar hemoglobin (Hb)


dan zat besi (Fe) dalam darah. Hemoglobin adalah protein yang terdapat dalam sel darah
merah dan berfungsi untuk mengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Zat
besi, di sisi lain, merupakan komponen penting dalam struktur molekul hemoglobin.
Kekurangan zat besi dalam tubuh dapat menyebabkan anemia, kondisi di mana kadar
hemoglobin dalam darah menurun. Kondisi ini dapat mengakibatkan gejala seperti
kelelahan, pusing, dan sesak napas karena tubuh tidak memiliki cukup oksigen yang
dibutuhkan. Mineral yang berperan dalam penyerapan dan transportasi zat besi adalah
besi (Fe) itu sendiri, serta beberapa mineral lainnya seperti vitamin C, asam folat, dan
vitamin B12. Keberadaan mineral ini dalam jumlah yang cukup dalam diet sangat
penting untuk memastikan penyerapan zat besi yang optimal dari makanan yang

14
dikonsumsi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mineral, terutama zat besi,
berperan penting dalam penentuan kadar hemoglobin dan zat besi dalam darah, yang
mempengaruhi fungsi pembawaan oksigen dan kesehatan secara keseluruhan. Penting
untuk memastikan asupan nutrisi yang seimbang untuk menjaga kadar hemoglobin dan
zat besi dalam rentang normal agar tubuh dapat berfungsi dengan baik.

BAB III

PENUTUP

15
3.1 KESIMPULAN

Mineral merupakan kebutuhan tubuh manusia maupun hean yang merupakan peranan
penting dalam pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu pembentukan ikatan
yang memerlukan mineral seperti pembentukan haemoglobin. Mineral digolongkan atas
mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang dibutuhkan
tubuh dalam jumlah lebih dari 100mg sehari. Terdiri dari Calcium (Ca). Magnesium
(Mg), Sulfur (S), Kalium (K), Fosfor (P), Clorida (CI), dan Natrium (Na). Mineral
mikro adalah mineral yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100mg sehari.
Terdiri dari Besi (Fe), Seng (Zn), Yodium (I).Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Selenium
(Se), Flour (F), Cobalt (Co). Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan
dalam proses fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan
organ.Mineral memiliki hubungan penting dengan penentuan kadar hemoglobin (Hb)
dan zat besi (Fe) dalam darah. Mineral yang berperan dalam penyerapan dan
transportasi zat besi adalah besi (Fe) itu sendiri, serta beberapa mineral lainnya seperti
vitamin C, asam folat, dan vitamin B12. Keberadaan mineral ini dalam jumlah yang
cukup dalam diet sangat penting untuk memastikan penyerapan zat besi yang optimal
dari makanan yang dikonsumsi. Kalsium merupakan mineral makro yang penting untuk
proses metabolisme tubuh. Kebutuhan kalsium setiap orang berkisar antara 400-1000
mg/hari. Jumlah kalsium di dalam tubuh manusia sebesar 1,5-2% dari berat badan orang
dewasa.

3.2 SARAN

Sebagai manusia, kita perlu menjaga keseimbangan asupan nutrisi dan selalu menjaga
Kesehatan. Mineral Mikro walaupun sedikit asupannya bagi tubuh,tetapi perlu terus di
jaga agar tubuh tiidak mengalami defisiensi mineral. Semoga dengan adanya Makalah
ini baik penyusun maupun penibaca dapat memahami akan pentingnya mineral makro
dan mikro dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

16
https://www.academia.edu/26333094/
MAKALAH_MINERAL_MAKRO_DAN_MIKRO

https://www.academia.edu/20426029/Metabolisme_Mineral

http://repository.upi.edu/34537/4/S_KIM_1300431_Chapter1.pdf

https://www.studocu.com/id/document/institut-manajemen-koperasi-indonesia/
pendidikan-agama-islam/makalah-mineral-mikro-balqisdocx/20644494

https://www.scribd.com/document/364871903/Makalah-Tentang-Mineral

https://sg.docworkspace.com/l/sIBjFspiLAazUnaYG?sa=00&st=0t

17

Anda mungkin juga menyukai