Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MINERAL MIKRO

OLEH :
KELOMPOK 2
ANGGOTA KELOMPOK :
1. Adella Putrinita (J1A018001)
2. Amira Fatinah (J1A018007)
3. Ana Juliana (J1A018009)
4. Annisa Aprilia Lestari (J1A018013)
5. Arni Hidayana (J1A018015)
6. Astri Dini Astuti (J1A018017)
7. Ayunda Dilla Prasetyanti (J1A018019)
8. Baiq Nadia Sukma Wardani (J1A018023)
9. Egha Fitri Mayang Sari (J1A018039)
10. Fadhilah Rizki Amaliah (J1A018043)
11. Miftahurrohmah (J1A018075)
12. Nurul Hatika (J1A018085)
13. Riyadhotul Qibtiyah (J1A018095)
14. Suryadi (J1A018107)
15. Wiwin Marlina (J1A018115)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat,
taufik serta hidayahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Dengan adanya makalah ini, diharapkan agar dapat menjadi acuan serta pedoman bagi
mahasiswa yang lain sehingga dapat menjadi mahasiswa yang aktif, kritis, serta memiliki akhlak
yang baik.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada dosen pengampu Gizi dan
Pangan. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam
pembuatan maklah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih
tentang perdagangan internasional. Saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan
untuk menjadi lebih baik.

Mataram, September 2019

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 1
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
1.1 Mineral Mikro .................................................................................................................. 3
1.2 Klasifikasi Mineral ........................................................................................................... 3
1.3 Jenis-jenis Mineral Mikro ................................................................................................ 4
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................... 20
3.2 Saran ............................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua mahluk hidup memerlukan unsur anorganik atau mineral untuk proses
kehidupan yang normal. Semua jaringan ternak dan makanan atau pakan mengandung
mineral dalam jumlah dan proporsi yang sangat beragam.

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk
hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat
anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa
organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO
hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral
akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan
terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam
anorganik (Davis dan Mertz 1987).

Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau
belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan non
esensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral
esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.

Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh.


Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya
terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil. Mineral non esensial adalah logam
yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum diketahui dan kandungannya dalam
jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat merusak organ tubuh makhluk hidup
yang bersangkutan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja yang termasuk mineral mikro?

1
2. Apa fungsi dan sumber dari mineral mikro tersebut?
3. Bagaimana dampaknya apabila kita kelebihan dan kekurangan asupan dari mineral
mikro tersebut?
4. Bagaimana penyerapan/ metabolisme mineral mikro

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk mineral mikro.


2. Untuk mengetahui fungsi dan sumber mineral mikro.
3. Untuk mengetahui dampak kelebihan dan kekurangan asupan dari mineral mikro.
4. Untuk mengetahui bagaimana penyerapan/ metabolism mineral mikro

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Mineral Mikro

Mineral merupakan komponen inorganik yang terdapat dalam tubuh manusia.


Berdasarkan dari kebutuhannya, mineral terbagi menjadi 2 kelompok yaitu mineral makro
dan mineral mikro. Mineral makro dibutuhkan dengan jumlah >100 mg per hari sedangkan
mineral mikro dibutuhkan dengan jumlah <100 mg per hari.
Mineral mikro adalah kelompok mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah
yang relatif kecil dibandingkan kelompok mineral yang lain, akan tetapi walaupun jumlahnya
sedikit, kekurangan unsur mineral ini akan menyebabkan terganggunya proses fisiologis
yang terjadi dalam tubuh. Tubuh manusia juga mengandung sejumlah kecil unsur-unsur lain
yang ada dalam system periodic. Secara normal besi lebih banyak jika dibandingkan dengan
unsure yang lainnya yaitu cadmium, kobalt, logam mulia seperti emas dan perak hanya
ditemukan dalam jumlah sedikit.
Banyak mineral mikro yang esensial bagi tubuh, kesehatan, reproduksi, merupakan
kofaktor bagi beberapa enzim, komponen cairan tubuh, tempat untuk mengikat oksigen, dan
merupakan komponen structural makromolekul nonenzimatik. Unsur mikro cenderung
berakumulasi dalam lembaga biji – bijian yang mengandung konsentrasi vitamin B yang
tinggi. Umumnya bahan makanan yang dibersihkan dalam diet manusia mungkin yang
menjadi penyebab terjadinya defisiensi beberapa mineral dalam masyarakat.

1.2 Klasifikasi Mineral

Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh makhluk
hidup di samping karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat
anorganik atau kadar abu. Sebagai contoh, bila bahan biologis dibakar, semua senyawa
organik akan rusak; sebagian besar karbon berubah menjadi gas karbon dioksida (CO
hidrogen menjadi uap air, dan Nitrogen menjadi uap Nitrogen (N) Sebagian besar mineral
akan tertinggal dalam bentuk abu dalam bentuk senyawa anorganik sederhana, serta akan
terjadi penggabungan antar individu atau dengan oksigen sehingga terbentuk garam
anorganik.

3
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak atau
belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial dan non
esensial.
Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral
esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.
Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen organ di dalam tubuh. Mineral
mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat
dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
Mineral non esensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum
diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi dapat
merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan.
Menurut jenisnya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :
(1) Mineral Organik
Adalah mineral yang dibutuhkan serta berguna bagi tubuh kita, yang dapat kita peroleh
melalui makanan yang kita konsumsi setiap hari seperti nasi, ayam, ikan, telur, sayur-
sayuran serta buah-buahan, atau vitamin tambahan.
(2) Mineral Anorganik
Adalah mineral yang tidak dibutuhkan serta tidak berguna bagi tubuh
kita.Contohnya:Timbal Hitam (Pb), Iron Oxide (Besi Teroksidasi), Mercuri, Arsenik,
Magnesium, Aluminium atau bahan-bahan kimia hasil dari resapan tanah dan lain.
Menurut bentuknya, klasifikasi mineral dibedakan menjadi 2, yaitu :
(1) Mineral Makro : Kalsium (Ca), Fosfor (P), Magnesium (Mg), Natrium
(Na), Klorida (Cl), Kalium (K)
(2) Mineral Mikro : Besi (Fe), Seng (Zn), Iodium (I), Selenium (Se),
Tembaga (Cu), Mangan (Mn), Kromium (Cr), dan Fluor (F)
1.3 Jenis-jenis Mineral Mikro

1. Besi (Fe)

Besi adalah Mineral mikro adalah mineral yang banyak terdapat dalam tubuh Manusia
dan hewan, sebanyak 3-5 gr didalam tubuh manusia biasa. Besi mempunyai fungsi essensial

4
didalam tubuh sebagai alat angkutoksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat
angkut elektron didalam sel dan sebagai reaksi enzim didalam jaringan tubuh.

a) Absorpsi dan Metabolisme


Penyerapan zat besi terjadi dalam lambung dan usus bagian atas yang masih bersuasana
asam, banyaknya zat besi dalam makanan yang dapat dimanfaatkan oleh tubuh
tergantung pada tingkat absorbsinya. Tingkat absorbsi zat besi dapat dipengaruhi oleh
pola menu makanan atau jenis makanan yang menjadi; sumber zat besi. Misalnya zat
besi yang berasal dari; bahan makanan hewani dapat diabsorbsi sebanyak 20 -30%
sedangkan zat besi yang berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan hanya sekitar
5%.
Zat besi yang terkandung dalam makanan dipengaruhi oleh jumlah dan bentuk
kimianya, penyantapan bersama dengan faktor-faktor yang mempertinggi dan atau
menghambat penyerapannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi penghambatan
penyerapan itu adalah tannin dalam teh, phosvitin dalam kuning telur, protein kedelai,
phytat, asam folat, kalsium dam serat dalam bahan makanan, zat-zat gizi ini dengan zat
besi membentuk senyawa yang tidak larut dalam air, sehingga sulit untuk diabsorpsi.
Dalam studi penelitian pada manusia, penyerapan zat besi-hem maupun non-hem di
hambat oleh suplemen kalsium dan produk Susu. Efeknya tergantung pada komsumsi
yang secara simultan antara Ca dan Fe di dalam lumen usus kecil bagian atas dan hal
ini juga terjadi ketika Ca dan Fe diberikan dalam keadaan puasa.
b) Fungsi Besi
Komponen hemoglobin dan mioglobin berperan dalam transfer oksigen, diperlukan
untuk penggunaan energi sebagai bagian kegiatan metabolisme sel dan sistem
kekebalan.
c) Angka Kecukupan Gizi
Widya karya pangan dan gizi tahun 1998 menetapkan AKG besi untuk Indonesia sbb:
 Bayi : 3-5 mg
 Anak, balita : 8-9 mg
 Anak sekolah : 10 mg
 Remaja laki – laki : 14 – 17 mg

5
 Remaja perempuan : 14 – 25 mg
 Dewasa laki – laki : 13 mg
 Dewasa perempuan : 14 – 26 mg
 Ibu hamil : +20 mg
 Ibu menyusui : + 2 mg
 Manula perempuan : 14 mg
 Manula laki – laki : 13 mg
d) Bahan Makanan yang Mengandung Besi ( Fe)
Sumber baik besi adalah makanan hewani ,seperti daging,ayam dan ikan .Sumber
baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang kacangan, sayuran hijau dan
beberapa jenis buah. Pada umumnya besi di dalam daging, ayam dan ikan mempunyai
ketersediaan biologic tinggi ,besi didalam serealia dan kacang kacangan mempunyai
ketersediaan biologic sedang,dan besi didalam sebagian besar sayuran ,terutama yang
mengandung asam oksalat tinggi seperti bayam mempunyai ketersediaan biologic
rendah.
e) Penyakit
 Akibat kekurangan Besi (Fe)
Kekurangan besi pada imimnya menyebabkan pucat, rasa lemah, letih, pusing,
kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh dan gangguan penyembuhan
luka. Disamping itu kemampuan mengatur suhu tubuh menurun. Pada anak-anak
kekurangan besi menimbulkan apatis, mudah tersinggung, menurunnya
kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.
 Akibat kelebihan Besi (Fe)
Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan oleh
suplemen besi. Gejalanya adalah rasa nek, muntah, diare, denyut jantung
meningkat, sakit kepala, mengigau, dan pingsan.

2. Seng (Zn)

Seng essensial untuk kehidupan telah diketahui sejak lebih dari 100 tahun yang lalu.
Tubuh mengandung 2-2,5 gram seng yang tersebar dihampir semua sel. Sebagaian besar

6
yang berada didalam hati, pankreas, ginjal. Otot, dan tulang. Jaringan yang banyak
mengandung sel adalah bagian-bagian mata, kalenjar prostat, spermatozoa, kulit, rambut dan
kuku .Di dalam cairan tubuh, seng terutama merupakan ion intraseluler. Seng di dalam
plasma hanya merupakan 0,1% dari seluruh seng didalam tubuh yang mempunyai masa
pergantian yang cepat. Seng merupakan komponen penting pada struktur dan fungsi
membran sel, sebagai antioksidan, dan melindungi tubuh dari serangan lipid peroksidase.
Seng berperan dalam sintesis dan transkripsi protein, yaitu dalam regulasi gen. Pada suhu
tinggi,tubuh banyak mengeluarkan keringat dan seng dapat hilang bersama keringat
sehingga perlu penambahan (Richards 1989; Ahmed et al. 2002).

a) Absorpsi dan metabolisme Seng (Zn)


Absorpsi dan metabolisme seng menyerupai absorpsi dan metabolisme besi.
Absorpsi membutuhkan alat angkut dan terjadi di bagian atas usus halus (duodenum).
Seng diangkut oleh albumin dan transferin masuk ke aliran darah dan dibawa ke hati.
Kelebihan senh disimpan dalam hati dalam bentuk metalotionein. Lainnya dibawa ke
pankreas dan jaringan tubuh lain. Di dalam pankreaa seng digunakan untuk membuat
enzim pencernaan, yang pada waktu makan dikeluarkan ke dalam saluran cerna. Dengan
demikian saluran cerna menerima seng dari dua sumber, yaitu dari makanan dari cairan
pencernaan yang berasal dari pankreas. Sikulasi seng di dalam tubuh dari pankreas ke
saluran cerna dan kembali ke pankreas dinamakan sikulasi enteropankreatik.
Absorpsi seng diatur oleh metalotionein yang disintesis di dalam sel dinding
saluran cerna. Bila konsumsi seng tinggi, di dalam sel dinding saluran cerna sebagian
diubah menjadi metalotionein sebagai simpanan, sehingga absorpsi berkurang. Seperti
halnya dengan besi, bentuk simpanan ini akan dibuang bersama sel-sel dinding usus
halus yang umurnya adalah 2-5 hari. Metalotionein di dalam hati mengikat seng hingga
dibutuhkan oleh tubuh. Metalotionein diduga mempunyai peranan dalam mengatur
kandungan seng di dalam cairan interselular. Distribusi seng antara cairan ekstraselular,
jaringan dan organ dipengaruhi oleh keseimbangan hormon dan situasi stres. Hati
memegang oeranan penting dalam redistribusi ini.
b) Fungsi Seng
Zn Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pada kegiatan lebih dari 200
enzim. Zn berperan dalam berbagai aspek metabolisme seperti reaksi yang berkaitan

7
dengan sintesis dan degradasi karbohidrat, protein, lipida, dan asam nukleat. Zn
berperan dalam pemeliharaan keseimbangan asam basa. Zn sebagai bagian integral
enzim DNA polymerase dan RNA polymerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan
RNA. Zn berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme jaringan ikat dan
penyembuhan luka. Zn berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan
pembentukan sperma. Zn berperan dalam kekebalan yaitu, dalam sel T dan
pembentukan antibody oleh sel B.Salah satu mineral mikro yang dapat berpengaruh
terhadap reproduksi sapi jantan adalah mineral Zink (Zn) dan mineral Selenium (Se).
c) Angka Kecukupan Gizi
Angka kecukupan seng yang dianjurkan
a. Bayi : 3-5 mg
b. Anak-anak : 8-10 mg
c. Remaja dan dewasa : 15 mg (baik pria maupun wanita)
d. Ibu hamil : + 5 mg
e. Ibu menyusui : + 10 mg
d) Bahan Makanan yang Mengandung seng (Zn)
Sumber paling baik adalah sumber protein hewani, terutama daging, hati, kerang, dan
telur. Serelia tumbuk dan kacang-kacangan juga merupakan sumber yang baik, namun
mempunyai ketersedian biologik yang rendah .
e) Penyakit
 Akibat kekurangan seng
Kekurangan seng dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan, gangguan
kematangan seksual, gangguan fungsi kekebalan, gangguan metabolisme, gangguan
nafsu makan, penurunan ketajaman indera, memperlambat penyembuhan luka.
 Akibat kelebihan seng
Menurunkan absorbsi tembaga, pengaruh terhadap kolesterol, keracunan, muntah-
muntah, diare, demam, kelelahan, anemia, gangguan reproduksi.

3. Iodium (I)

Iodin merupakan komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid. Tiroksin berperan
dalam meningkatkan laju oksidasi dalam sel sehingga meningkatkan Basal Metabolic Rate
8
(BMR).Tiroksin juga berperan menghambat proses fosforilasi oksidatif sehingga
pembentukan Adenosin Trifosfat (ATP) berkurang dan lebih banyak dihasilkan panas.
Tiroksin juga mempengaruhi sintesis protein (Mills1987; Darmono 1995).

Iodium ada di dalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit, yaitu sebanyak kurang lebih
0,00004% dari berat badan atau 15-23 mg. Sekitar 75% dari iodium ini ada di dalam
kelenjar tiroid yang digunakan untuk mensitesis hormon tiroksin, tetraiodotironin (T 4), dan
Triiodotironin ( T3). Hormon-hormon ini dibutuhkan untuk pertumbuhan normal,
perkembangan fisik dan mental hewan dan manusia.

a) Absorpsi dan sekresi Iodium


Iodium diabsorbsi dalam bentuk iodida. Konsumsi normal sebanyak 100-150
µg/hari. Ekskresidilakukan melalui ginjal dan jumlahnya berkaitan dengan yang
dikonsumsi. Dalam bentuk ikatan organikdalam makanan hewani hanya separuh dari
yodium yang dikonsumsi dapat diabsorbsi. Di dalam darah, yodium terdapat dalam
bentuk bebas ddan terikat protein. Manusia dewasa sehat mengandung 15-20 mg
yodium, 70-80% diantaranya berada dalam kelenjar tiroid (Ismail SD, 1993). Di dalam
kelenjar ini yodium digunakan untuk mensintesis hormon-hormon triiodotironin (T 3)
dan tiroksin atau(T4) bila diperlukan. Kelenjar tiroid harus menangkap 60 µg yodium
sehari untuk memelihara persediaan tiroksin yang cukup. Penangkapan yodin oleh
kelenjar tiroid dilakukan melalui transfor aktif yang dinamakan pompa yodium.
Mekanisme ini diatur oleh hormon yang merangsang tiroid (Thyroid Stimulating
Hormone/TSH) dan hormon Thyrotropin Releasing Hormonel/ TRH yang dikeluarkan
oleh hipotalamus yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari untuk mengatur sekresi
tiroid. Hormon tiroksin kemudian di bawa darah ke sel-sel sasaran dan hari,
selanjutnya dipecah dan bila diperlukan iodium kembali digunakan.
b) Fungsi Iodium
Iodium bagian integral dari T3 dan T4 berfungsi untuk mengatur pertumbuhan
dan perkembangan. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan
oksigen. Hormon tyroid mengontrol kecepatan pelepasan energi dari zat gizi yang
dihasilkan energi. Tiroksin merangsang metabolisme sampai 30%. Kedua hormon
tersebut mengatur suhu tubuh, reprodusi, pembentukan sel darah merah, fungsi otot

9
dan syaraf. Yodium berperan pula dalam perubahan karotin menjadi bentuk aktif
vitamin A, sintesin kolesterol darah.
c) Angka Kecukupan Gizi
Angka kecukupan iodium yang dianjurkan

Golongan AKI* AKI*


GolonganUnsur
umur (mg) (mg)
0-6 bl 90
Wanita:
7-11 bl 120 120
10-12 th
1-3 th 120 150
13-15 th
4-6 th 120 150
16-18 th
7-9 th 120 150
19-29 th
150
30-49 th
Pria: 150
50-64 th
10-12 th 120 150
> 65 th
13-15 th 150
16-18 th 150 + 50
Hamil:
19-29 th 150
30 49 th 150
Menyusui:
50-64 th 150 + 50
0-6 bl
> 65 th 150 + 50
7-12 bl
Sumber: Widyakarya Naional Pangan dan Gizi, 2004
d) Bahan Makanan yang Mengandung Iodium
Laut merupakan sumber utama iodium. Oleh karena itu, makanan laut berupa
ikan, udang, dan kerang manis serta rumput laut silpau merupakan sumber iodium
yang baik. Didaeah pantai, air dan tanah mengandung banyak iodium sehingga
tanaman yang tumbuh di daerah pantai mengandung cukup banyak iodium .Sehingga
tanaman yang tumbuh di daerah dekat pantai mengandumg banyak iodium.
e) Penyakit
 Akibat kekurangan Iodium
Gejala kekurangan iodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar,
pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan
dalam keadaan berat bayi lahir dalamkeadaan cacat mental yang permanen serta
hambatan pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme. Kekurangan iodium
pada anak-anak menyebabkan kemampuan belajar yang rendah.

10
 Akibat kelebihan Iodium
Suplemen dalam dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan pembesaran kelenjar
tiroid, seperti halnya kekurangan iodium. Dalam keadaan berat hal ini dapat
menutup jalan pernafasan sehingga menimbulkan sesak nafas.

4. Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan unsur esensial yang bila kekurangan dapat menghambat
pertumbuhan dan pembentukan hemoglobin. Tembaga sangat dibutuhkan dalam proses
metabolisme, pembentukan hemoglobin, dan proses fisiologis dalam tubuh (Richards 1989;
Ahmed et al. 2002).Tembaga ditemukan dalam protein plasma,seperti seruloplasmin yang
berperan dalam pembebasan besi dari sel ke plasma. Tembaga juga merupakan komponen
dari protein darah, antara lain eritrokuprin, yang ditemukan dalam eritrosit (sel darah merah)
yang berperan dalam metabolisme oksigen (Darmono 1995; 2001).
Tembaga dianggap sebagai zat gizi esensial pada tahun 1928. tembaga melakukan
fungsinya didalam tubuh, banyak berinteraksi dengan seng, molibden, belerang, dan vitamin
c. Tembaga ada didalam tubuh sebanyak 50-120 mg. Sekitar 40% ada di dalam otot, 15% di
dalam hati, 10% di dalam otak, 6% di dalam darah dan selebihnya didalam tulang, ginjal,
dan jaring tubuh lainnya. Di dalam plasma, 60% dari tembaga terikan pada seruloplasmin,
30% pada transkuprein dan selebihnya pada albumin dan asam amino.
a) Absorpsi dan Ekskresi Tembaga
Absorpsi tembaga sedikit terjadi didalam lambung dan sebagian besar di bagian
atas usus halus secara pasif dan aktif. Absorpsi terjadi dengan alat angkut protein
pengikat tembaga metalotionein yang juga berfungsi dalam absorpsi seng dan
kanadium. Transpor tembaga ke hati terutama menggunakan alat angkut albumin dan
trankuprein. Simpanan dalam hati berupa metalotionein atau seruloplasmin. Tembaga
diangkut keseluruh tubuh oleh seruloplasmin dan transkuperin. Tembaga juga
dikeluarkan dari hati sebagai bagian dari empedu. Didalam saluran cerna, tembaga
dapat diabsorpsi kembali atau dikeluarkan dari tubuh bergantung kebutuhan tubuh.
Pengeluaran melalui empedu meningkat bila terdapat kelebihan tembaga dalam tubuh.
Sedikit tembaga dikeluarkan melalui urin, keringat dan darah haid. Tembaga dapat

11
diabsorpsi kembali oleh ginjal bila tubuh memebutuhkan. Tembaga yang tidak
diabsorpsi dikeluarkan melalui feses.
b) Fungsi Tembaga
Fungsi utama tembaga di dalam tubuh adalah sebagai bagian dari enzim. Tembaga
berperan dalam mencegah anemia. Tembaga berperan dalam perubahan asam amino
tirosin menjadi melanin, yaitu pigmen dan kulit.
c) Angka Kecukupan Gizi
Tembaga karena makanan jarang terjadi, oleh karenaitu AKG untuk tembaga di
Indonesia belum ditentukan. Amerika serikat menetapkan jumlah tembaga yang aman
untuk dikonsumsi adalah sebanyak 1,5-3,0 mg sehari.
d) Bahan Makanan yang Mengandung Tembaga
Tembaga terdapat luas didalam makanan. Sumber utama tembaga adalah tiram,
kerang, hati, ginjal, kacang-kacangan, unggas, biji-bijian, serilia dan coklat. Air juga
mengandung tembaga dan jumlahnya bergantung pada jenis pip yang digunakan dan
sumber air.
e) Penyakit
 Akibat kekurangan tembaga
Kekurangan tembaga jarang terjadi. Kekurangan tembaga dapat mengganggu
pertumbuhan dan metabolism, di samping itu terjadi demineralisasi tulang.
 Akibat kelebihan tembaga
Kelebihan tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga di dalam
hati yang dapat menyebabkan nekrosis hati atau serosis hati. Konsumsi sebanyak
10-15 tembaga sehari dapat menimbulkan muntah-muntah dan diare. Berbagai
pendarahan intravascular dapat terjadi, begitupun nekrosis sel-sel hati dan ginjal.
Konsumsi dosis tinggi dapat menyebabkan kematian.

5. Mangan (Mn)
Mangan merupakan bagian struktur dan fungsi miktokondria (yang berfungsi dalam
proses pelepasan energi). Mangan diperlukan untuk pembukaan tulang rangka dan jaringan
pengikat. Mangan juga terdapat sebagai bagian enzim-enzim yang tersangkut dalam sintesis

12
asam lemak dan kolestrol, pembentukkan urea, pelepasan lipida dari hati, metabolisme
karbohidrat, dan sintesis mukopolisakarida.
a) Absorpsi dan Ekresi Mangan
Absorsi mangan hingga sekarang belum diketahui dengan pasti. Seperti halnya
dengan mineral mikro lainnya, faktor makanan mempengaruhi absorsi mangan. Besi dan
kalsium menghambat absorsi mangan. Mangan diangkut oleh protein transmaganin dalam
plasma. Setelah di absorsi mangan dalam waktu singkat terlihat dalam empedu dan
dikeluarkan dengan feses. Taraf mangan dalam jarinan diatur oleh sekresi selektif melalui
empedu.
b) Fungsi Mangan
Bagian dari enzim-enzim penting, membantu dalam banyak proses metabolisme.
c) Angka Kecukupan Gizi
AKG orang dewasa: 2,5-5,0 mg.
d) Bahan Makanan yang Mengandung Mangan
Sumber Bahan makanan yang mengandung mangan terdapat pada: Pisang, kuning telur,
sayuran berdaun hijau, hati, kacang kedelai, kacang, padi-padian utuh, kopi dan the.
e) Penyakit
 Akibat kekurangan mangan
Kekurangan mangan belum terlihat pada manusia. Kekurangan mangan
menyebabkan steril pada hewan jantan dan betina. Keturunan dari induk yang
menderita kekurangan mangan, menunjukkan kelainan kerangka dan gangguan
kerangka otot.
 Akibat kelebihan mangan
Keracunan karena kelebihan mangan dapat terjadi bila lingkungan terkontaminasi
oleh mangan. Pekerja tembaga yang mengisap mangan yang ada pada debu
tambang untuk jangka waktu lama, menunjukkan gejala-gejala kelainan otak
disertai penampilan dan tingkah laku abnormal, yang menyerupai penyakit
Parkinson.

13
6. Krom (Cr)
Krom merupakan mineral essensial yang berperan dalam metabolisme karbohidrat dan
lipida. Seperti halnya besi, krom berada dalam berbagai bentuk degan jumlah muatan
berbeda. Krom paling mudah diabsorsi dan paling efektif bila berada dalm bentuk Cr +++.
Absorsi krom naik, bila konsumsi rendah dan turun bila knsumsi tinggi.
a) Absorpsi Krom
Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorpsi sebanyak 100% hingga 25%. Mekanisme
absorpsi belum diketahui dengan pasti. Absorpsi dibantu oleh asam-asam amino yang
mencegah krom mengendap dalam media alkali usus halus. Jumlah yang diabsorpsi
tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug, setelah itu eksresi melalui urine meningkat.
Ekskresi melalui urine meningkat oleh konsumsi gula sederhana yang tinggi, aktivitas
berat atau trauma fisik.
Seperti halnya besi, krom krom diangkut oleh transferin. Bila tingkat kejenuhan
transferin tinggi, krom dapat diangkut oleh albumin.
b) Fungsi Krom
Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbohidrat dan lipida. Krom bekerja sama
dengan insulin dalam memudahkan masuknya glukosa ke dalam sel-sel.
c) Angka Kecukupan Gizi
Kekurangan krom karena makanan yang jarang terjadi, oleh karena itu AKG
untuk krom beum ditentukan Amerika Serikat menetapkan jumlah yang aman untuk
dikonsumsi oleh orang dewasa adalah sebanyak 50-200 ug sehari.
d) Bahan Makanan yang Mengandung Krom
Sumber krom terbaik adalah makanan nabati . Adapun bahan makanan yang
mengndung krom yaitu, kijing, daging, keju, minak jagung, padi-padian utuh.
e) Penyakit
 Akibat Kekurangan Krom
Biasanya terjadi pada kekurangan gizi berat. Mungkin merupakan faktor diabetes
pada orang tua & penyakit kardiovasculer. Gejala seperti penyakit diabetes, ketidak
mampuan menggunakan glukosa secara normal.

14
 Akibat Kelebihan Krom
Kelebihan krom karena makanan belum ditemukan. Pekerja yang terkena limbah
industri dan cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian penyakit
hati dan kanker paru-paru.

7. Selenium (Se)
Selium merupakan bagian penting enzim glutation peroksidase, yang dapat
menghancurkan peroksida yang terbentuk dari hasil oksidasi lemak di dalam tubuh.
Selinium terbukti dapat mencegah timbulnya penyakit hati pada tikus yang menderita
kekurangan vitamin E. Pada tahun 1973 ditemukan bahwa selenium adalah mineral mikro
yang merupakan bagian essensial dari enzim glutation peroksidase.Selenium dibutuhkan
dalam jumlah sedikit, namun penting bagi tubuh. Selenium adalah mineral mikro yang
merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase.
a) Absorpsi dan sekresi selenium
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionindan selenosistein.
Absorpsi selenium terjdi pada bagian atas usus halus secara aktif, Selenium diangkut
oleh albumin dan alfa-2 globulin. Absorpsi lebih efisien, bila tubuh dalam keadaan
kekuragan selenium. Konsusi tinggi menyebabkan peningkatan sekresi melalui urine.
b) Fungsi Selenium
Selenium meningkatkan efisiensi sehingga DNA dapat memperbaiki dirinya
sendiri. Pada kadar tinggi selenium bersifat langsung sebagai racun terhadap sel-sel
kanker. Selenium menghambat pertumbuhan tumor dalam jaringan payudara manusia.
Selenium dapat mendeaktivasi toksisitas radiasi di dalam tubuh. Selenium bekerja
membersihkan darah dari efek kemoterapi dan malfungsi liver. Selenium merupakan
stimulan yang paten bagi sistem kekebalan.
c) Angka Kecukupan Gizi
Angka kecukupan selenium yang dianjurkan
AKG orang dewasa: 70 µg (Laki-laki) & 55 µg (Perempuan).
d) Bahan Makanan yang Mengandung Selenium
Sumber utama selenium adalah makanan laut, hati, dan ginjal. Dagig dan unggas
juga merupakan sumber selenium terbaik . kandungan selenium dalam serelia, biji-

15
bijian, dan kacang-kacangan bergantung pada kondisi tanah tempat tumbuhnya bahan
makanan tersebut.
e) Penyakit
 Akibat kekurangan Selenium
Bayi prematur dan orang dewasa yang menerima makanan parenteral total tanpa
tambahan selenium, memiliki resiko terjadinya kerusakan jantung dan otot yang
disebabkan oleh kekurangan selenium. Gejala-gejala yang timbul akibat kekurangan
selenium, merupakan suatu hal yang jarang terjadi, bisa dijelaskan dengan
berkurangnya antioksidan dalam jantung, hati dan otot, yang mengakibatkan
kematian jaringan dan kegagalan organ. Defisiensi Se terkait erat dengan defisiensi
vitamin E. antara lain menyebabkan diatesis eksudatif pada unggas dan penyakit
daging putih (white muscle disease) pada domba, dan kemandulan pada sapi perah
betina.
 Akibat kelebihan selenium
Dosis tinggi selenium (> 1 mg sehari) menyebabkan muntah-muntah, diare, rambut
dan kuku rontok, serta luka pada kulit dan system saraf.

8. Molibden(Mo)
Molibdenumn merupakan bagian dari dua macam enzim. Yaitu satin oksidase dan sulfat
oksidase. Didalam tubuh molibden terkonsentrasi di dalam hati, ginjal, kelenjar adrenal, dan
sel darah merah.
a.) Absorpsi dan Metabolisme Molibden
Absorpsi molibden sangat efektif (kurang lebih 80%). Molibden dalam jumlah
berlebihan menghambat absorpsi. Molibden terdapat dalam jumlah sedikit sekali dalam
tubuh, segera diabsorpsi dari saluran cerna, dan diekskresi melalui urine.
b) Fungsi molibden
Molibden bekerja sebagai kofaktor berbagai enzim, antara lain xantin oksidase,
sulfat oksidase, dan aldehid oksidase yang mengkatalis reaksi-reaksi oksidasi-reduksi
seperti oksidasi aldehid purin dan pirimidin serta xantin dan sulfit.

16
c) Angka Kecukupan Gizi
Komposisi yang dianggap aman adalah sebayak 75-250 μg sehari untuk orang
dewasa dan 15-20 μg sehari untuk anak-anak.
d) Bahan Makanan yang Mengandung molibden
Nilai molibden dalam makanan berlangsung pada lingkungan dimana makanan
tersebut ditanam. Sumber utama adalah susu, hati, serealia utuh dan kacang-kacangan.
e) Penyakit
 Akibat kekurangan Molibden
Akibat kekurangan molbden karena makanan belum pernah terlihat. Kekurangan
molibden pernah terlihat pada pasien yang mendapat makanan parenteral total.
Gejalanya adalah mudah tersinggung, pikiran kacau, peningkatan laju pernafasan
dan denyut jantung yang dapat berakhir dangan pingsan.
 Akibat kelebihan Molibden
Konsumsi berlebihan di hubungkan dengan sindroma mirip penyakit gout, disertai
peningkatan nilai molibden, asam urat dan oksidase xantin di dalam darah.

9. Fluor (F)
Fluor merupakan koponen normal dari jaringan terklarifikasi (yang mengalami proses
pengapuran). Fluor berfungsi untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi dan menjag
stabilitas tulang dari kehilangan kalsum (misalnya pada wanita yang mengalami
menopouse).
a) Absorpsi dan Metabolisme Fluor
Sebagaian flour dari makanan atau miuman diserap oleh lambung dan sebagian
lagi oleh usus kecil. Dari 90% F diserap, setengahnya dikeluarkan lagi dan setengah
bagian lainnya digunakan sebagai bagian integral tulang dan gigi. Dengan tidak
dipengaruhi oleh jumlah yang dikonsumsi, kadar flour dalam darah selalu konstan. Hal
ini berkat kemampuan ginjal untuk mengaturnya. Selain dalam darah, F juga terdapat
dalam jaringan (lunak), saliva, susu dan darah janin : yang konsentrasinya lebih rendah.
b) Fungsi Flour
Flour dianggap zat gizi esensial karena peranannya dalam mineralisasi tulang dan
pengerasan email gigi. Pada saat tulang dan gigi dibentuk, pertama terbentuk Kristal

17
hidroksipatit yang terdiri atas kalsium dan fosfor. Kemudian flour akan menggantikan
gugus hidroksil (OH) pada kristal tersebut dan membentuk fluoroapatit. Pembentukan
fluoroapatit ini menjadikan gigi dan tulang tahan terhadap kerusakan.
c) Angka Kecukupan Gizi
Konsumsi fluor yang dianggap cukup dan aman adalah 1,5 – 4,0 mg/sehari. Hendaknya
air minum mengalami fluorodisasi sehingga mengandung 1 bagian flour/ 1 juta bagin air
(1 ppm), yang berarti 1 mg/L air.
d) Bahan Makanan yang Mengandung Flour
Makanan sehari-hari mengandung flour, namun sumber utama adalah air minum.
Air yang diperoleh melalui Perusahaan Air Minum (PAM) sudah difluorodisasi.
e) Penyakit
 Akibat kekurangan Fluor
Kekurangan fluor terjadi didaerah dimana air minum kurang mengandung fluor.
Akibatnya, adalah kerusakan gigi dan keropos tulang pada orang tua.
 Akibat kelebihan Fluor
Kelebihan fluor dapat menyebabkan keracunan. Hal ini baru terjadi pada
dosis sangat tinggi atau setelah bertahun-tahun menggunakan suplemon fluor
sebanyak 20-80 mg sehari. Gejalanya adalah fluorosis (perubahan warna gigi
menjadi kekuningan) , mulas, diare, sakit di daerah dada, gatal dan muntah.

10. Kobal ( Co)


Kobalt (Co) merupakan unsur mineral esensial untuk pertumbuhan hewan, dan
merupakan bagian dari molekul vitamin B12. Konversi Co dari dalam tanah menjadi vitamin
B12 pada makanan hingga dicerna hewan nonruminansia kadang-kadang disebut sebagai
siklus kobalt. Ternak ruminansia (sapi, domba, dan kambing) memakan hijauan pakan, di
mana tanaman menyerap kobalt dari dalam tanah dan bakteri-bakteri yang ada di dalam
lambung (rumen) menggunakan kobalt dalam penyusunan vitamin B12. Hewan menyerap
vitamin B12 dan mendistribusikannya ke seluruh jaringan tubuh (Davis dan Mertz 1987;
Mills 1987; Darmono 1995).

18
a) Absorpsi dan Ekskresi Kobal
Absorsi kobal terjadi pada bagian atas usus halus mengikuti mekanisme absorsi
besi meningkat apabila konsumsi besi rendah. Sebanyak 8,5% ekskresi kobal dilakukan
melalui urine, selebihnya melalui feses dan keringat.Bahan Makanan yang
Mengandung kolbat.
b) Fungsi Kobal
Kobalt merupakan komponen vitamin B12 (kobalamin). Vitamin ini diperlukan
untuk mematangkan sel darah merah dan menormalkan fungsi semua sel. Kobal
mungkin juga berperan dalam fungsi berbagai enzim.
c) Angka Kecukupan gizi
Sebagian besar kobal dalam tubuh terikat dalam vitamin B12 plasma darah mengandung
kurang lebih 1 µg kobal/100.
d) Bahan Makanan yang Mengandung Kobal
Makanan sumber vitamni B12 (daging, hati, susu dan hasil olahan susu). Terdapat
pada makanan hewani seperti hati, ginjal, dan daging. Makanan nabati mengandung
sedikit kobal, bergantung pada kandungan tanah tempat tumbuhnya.
e) Penyakit
 Akibat Kekurangan Kobal
Terjadi bila kekuangan vitamin B12. Karena faktor intrinsik, sindroma gangguan
absorpsi dan gastrektomi.
 Akibat kelebihan kobal
Belum diketahui.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Mineral mikro mempunyai peran sangat penting dalam kelangsungan hidup


kekurangan atau kelebihan mineral mikro esensial menyebabkan penyakit. Unsur mineral
merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh mahluk hidup disamping
karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin, juga dikenal sebagai zat aorganik atau kadar abu.

Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian pengendalian


komponen cairan tubuh 65%. Untuk pemelihara fungsi tubuh, manusia memerlukan mineral
dalam jumlah tertentu. Mineral yang dibutuhkan tubuh hingga saat ini dikenal dengan nama
mineral makro dan mineral mikro. Intake (asupan) makanan sehari-hari, membantu manusia
mendapatkan zat yang diperlukan tubuh. Dinamakan mineral mikro, karena tubuh hanya
memerlukan dalam jumlah kurang dari 100 mg saja. Jumlah yang memang sangat kecil, tapi
sudah mencukupi bagi tubuh.

Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses fisiologis
makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ. Unsur-unsur mineral
esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral makro dan mineral mikro.

3.2 Saran

Agar tubuh dapat menjalankan fungsi fisiologinya, maka tubuh kita memerlukan
mineral mikro yang sesuai dengan kebutuhan sehari-hari. Jika terdapat salah satu unsur
mineral yang tidak terpenuhi, maka akan menyebabkan terganggunya proses fisiologis yang
terjadi dalam tubuh. Oleh karena itu, kita harus selalu memenuhi kebutuhan unsur mineral
dalam tubuh kita.

20
DAFTAR PUSTAKA

Yuniastuti, Ari. 2008. Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Muchtadi, D. 2009. Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Alfabeta

Dwijayanti, L dan N. Santoso. 2013. Ilmu GIzi Menjadi SAngat Mudah. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran (EGC)
Almatsier, S. 2009. Prinsip Ilmu Gizi Dasar. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Bahar, Asrul. 2001. Makanan dan gizi. Surabaya: Unesa University Press
Andriani, M dan B Wijadmadi.2012.Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group
http://pustaka.libtang.pertanian.go.id/publikasi/p327308.pdf
http://kornelizsiki.blogspot.com/2010/06/makalah-ilmu-gizimineral-mikro.html
http://www.arenaterbaru.com/2014/02/mineral-mikro-ilmu-gizi.html
http://repository.unib.ac.id/63/1/132JIPI-2006.pdf
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/agripet/article/download/1199/1097
http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Nutrire/article/download/1271/1163
http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/M/M0104/M010431.pdf

21

Anda mungkin juga menyukai