Anda di halaman 1dari 10

ISOLASI DAN PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI KITINOLITIK

(Isolation and Observation of Morphology of Chitinolytic Bacteria Colony)


2
1
Lenni Fitri , Yekki Yasmin
1,2

Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah, Darussalam Banda Aceh


E-mail: l.fitri_bio@yahoo.com.id

Abstract

The research is aimed to isolate and observe the morphology of chitinolitic bakteria. The
research was conducted since November 2010 until Apryl 2011 at Microbiology Laboratory of
Mathematics and Sciences Faculty, University of Syiah Kuala. The method used is experimental
method. Locations of water sample taken are at sea, river, and embankment which taken in some
areas around Banda Aceh and Aceh Besar. The results showed that there are 18 pure cultuated
chitinolitic bacteria isolates. And the results of morphologycal bakteria colony showed that all
isolates were circle shape colony. It was found that the flat shape of colony is 14 isolates and 4
serrated. The sizes of colony were found from 1,0 mm until 3,5 mm. The white isolate are 13 and 5
yellowish. The most of isolates are negative gram which bacil and coccus cell shape.

Key words: chitinolitic bakteria, isolation, morphology bakteria.


melakukan identifikasi jenis bakteri
PENDAHULUAN

Bakteri kitinolitik merupakan kitinolitik. Mengingat besarnya potensi


kelompok bakteri yang mampu menghasilkan perairan di kawasan Aceh, tidak menutup
enzim kitinase untuk menguraikan zat kitin kemungkinan untuk mengisolasi bakteri
(Budiani et al., 2004). Beberapa bakteri yang kitinolitik yang berasal dari perairan Aceh,
telah diketahui mampu menghasilkan enzim khususnya perairan Banda Aceh dan Aceh
kitinase adalah Bacillus papandayan Besar, seperti laut, sungai dan tambak. Oleh
(Rochima, 2006), Bacillus thuringiensis karena itu perlu dilakukan penelitian untuk
(Blondine, 2005), Vibrio harveyi (Nasran et mengisolasi dan melakukan pengamatan
al., 2003), dan Aeromonas sp. (Suryanto et morfologi koloni bakteri kitinolitik yang
al., 2005). Upaya untuk mengisolasi bakteri berasal dari perairan Aceh.
kitinolitik dari berbagai sumber telah banyak Penelitian ini bertujuan untuk
dilakukan di Indonesia. Isolat bakteri mengisolasi dan melakukan pengamatan
kitinolitik dapat diperoleh dari sumber air morfologi koloni bakteri kitinolitik.
panas (Dewi, 2008), tanah dan lumpur
(Suryanto et al., 2005) serta dari sumber METODE
perairan lain seperti sungai dan laut Alat dan Bahan
(Pujiyanto et al., 2008). Rostinawati (2008) Peralatan yang dipakai dalam
mengatakan bahwa enzim kitinase yang penelitian ini adalah botol sampel, cawan
hasilkan oleh bakteri kitinolitik berasal dari petri, gelas ukur, erlenmeyer, autoclave,
perairan berperan dalam proses daur ulang magnetic stirer, inkubator, oven, penggaris,
kitin, dengan adanya enzim kitinase ini maka mikroskop, kaca benda dan kaca penutup,
proses penguraian kitin berlangsung timbangan digital, tabung reaksi dan rak
berkesinambungan sehingga tidak terjadi tabung, pipet tetes, batang pengaduk,
akumulasi dari sisa-sisa cangkang udang, alumunium foil, Laminar Air Flow (LAF),
kepiting, cumi-cumi dan organisme perairan lemari pendingin, bunsen, ose, alat tulis dan
lainnya. Bakteri kitinolitik dapat diperoleh kamera digital.
dengan cara mengisolasi atau memindahkan Bahan yang dipakai adalah sampel
bakteri tersebut dari lingkungannya di alam air (air laut, air tambak, dan air sungai),
bebas ke dalam medium buatan. akuades, media agar kitin, alkohol 96%,
Karakteristik dari bakteri kitinolitik lugol, safranin, kristal violet, minyak emersi,
dapat diketahui dengan melakukan spiritus, dan tissue.
pengamatan morfologi koloni bakteri, dimana
dengan mengetahui ciri-ciri morfologi
tersebut maka dapat mempermudah dalam
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 3, Nomor 2, Desember 2018, hlm 20-25

20 sampel. Sampel air lautdiperoleh dari


Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam Laut Ujoeng Batee, Ulee Lheue, Syiah Kuala
penelitian ini adalah metode eksperimental. dan Alue Naga. Sampel air tambak diperoleh
Lokasi pengambilan sampel air yaitu laut, dari tambak di daerah Baet, Tibang, Dayah
tambak dan sungai yang diambil di beberapa Raya dan Lam Pasee. Sampel air sungai
kawasan di Banda Aceh dan Aceh Besar. diperoleh dari Krueng Lamnyong, Kr. Aceh,
Kr. Raba dan Kr. Daroi. Masing-masing
Prosedur Penelitian lokasi pengambilan sampel samp diambil sampel
sebanyak 5 titik. Sampel air diambil dengan
Tahap pembuatan kitin menggunakanbotol el yang sudah
Sampel yang digunakan untuk disterilkan dan dibawa ke laboratorium.
pembuatan kitin adalah limbah cangkang Sampel yang diperoleh diambil sebanyak 1
udang. Cangkang udang yang diperoleh ml sampel lalu dicawankan pada media agar
dicuci hingga bersih dan dikeringkan di kitin dan diinkubasi selama 48-72 jam pada
bawah sinar matahari selama satu hari. suhu 30ºC (Pujiyanto et al., 2008). Bakteri
Cangkang kering kemudian digiling hingga yang tumbuh kemudian diambil dan
menjadi serbuk halus. Proses pembuatan kitin dibiakkan kembali pada media agar kitin
selanjutnya meliputi tahap deproteinase dan hingga diperoleh biakan murni.
tahap demineralisasi.
1) Tahap deproteinasi: Teknik pewarnaan Gram
Sebanyak 100 gr serbuk kulit udang Diambil akuades diteteskan pada
dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan kaca objek ditambahkan 1 ose biakan sampel,
ditambahkan NaOH sebanyak 500 ml. lalu difiksasi di atas api. Tetesi pewarnaan
Campuran kemudian diaduk di atas magnetic kristal violet dan biarkan selama 1 menit,
stirer selama 2 jam pada suhu 60ºC. Endapan cuci dengan air mengalir, kemudian tetesi
yang terbentuk dipisahkan dari filtrat. lugol biarkan selama satu menit dan kembali
Endapan dicuci dengan akuades hingga pH dicuci dengan air mengalir. Selanjutnya tetesi
netral dan selanjutnya dikeringkan dalam alkohol 96% biarkan selama 10-20 detik, cuci
oven selama 4 jam pada suhu 60ºC dengan air mengalir dan tambahkan safranin
(Ramadhan et al., 2010). biarkan selama 20-30 detik kemudian cuci
2) Tahap demineralisasi: lagi dengan air mengalir. Tahap selanjutnya
Sebanyak 64 gr kulit udang kering hasil keringkan dengan menggunakan kertas serap
deproteinasi dilarutkan dalam HCl pekat dan tambahkan minyak emersi dan amati di
sebanyak 640 ml. Campuran kemudian bawah mikroskop. Bila hasil pewarnaan
didiamkan selama dua hari pada suhu kamar. diperoleh bakteri berwarna merah maka
Endapan yang diperoleh dicuci dengan bakteri tersebut adalah bakteri gram negatif,
akuades hingga pH netral dan dikeringkan sedangkan bila diperoleh bakteri berwarna
kembali dalam oven selama 4 jam pada suhu ungu maka bakteri tersebut adalah gram
60ºC, diperoleh kitin (Ramadhan et al., positif.
2010).
Parameter Penelitian
Pembuatan media agar kitin Parameter yang diamati dalam
Bahan media agar kitin dan koloid penelitian ini adalah jumlah isolat yang
kitin disterilisasikan dengan menggunakan ditemukan, ukuran
ditampilkan d koloni bakteri, bentuk
autoclave dalam wadah yang berbeda selama koloni bakteri, bentuk bagian tepian koloni,
15 menit pada suhu 121ºC, setelah dingin dan warna koloni bakteri. Mengamati bakteri
kemudian koloid kitin dicampur dengan gram negatif dan gram positif serta
bahan media agar kitin lain dalam keadaan pengamatan bentuk sel bakteri kitinolitik.
steril. Selanjutnya media agar kitin steril
dituang ke dalam cawan petri (Pujiyanto et Analisis Data
al., 2008). Data morfologi koloni bakteri yang
diperoleh dianalisis secara deskriptif dan
Isolasi bakteri kitinolitik alam bentuk tabel dan gambar.
Bakteri kitinolitik diisolasi dari
sampel air yaitu air laut, air tambak dan air
HASIL DAN PEMBAHASAN
sungai yang diambil di beberapa tempat di Isolasi Bakteri Kitinolitik
kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. Isolasi bakteri kitinolitik yang
Masing-masing kawasan diambil sebanyak diperoleh dari penelitian ini berasal dari
Fitri dan Yasmin, Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri Kitonolitik

menumbuhkannya
sebagaibiakan murni
sampel air yang diambil dari air laut,
air

sungai dan air tambak di kawasan dalammediumbuatan.Salahsatu isolat


nda
Aceh dan Aceh Besar. Sampel air yantersebut dapat dilihat pada Gambar 1 beri
g kut
diambil dari ketiga sumber air tersebut ini.
sebanyak 60 sampel yaitu 20 sampel air Pemurnian
isolatbertujuanuntuk
laut,
20 sampel air sungai dan 20 sampel mendapatkan biakan murni, pada penelit
ir ian
tambak. Seluruh sampel kemudian ini pemurnian isolat dilakukan sebanyak
dua
ditumbuhkan pada media agar kitin, sehinkali sehingga diperoleh isolat yang ben
gga ar-
didapat sebanyak 18 isolat bakteri kitinolibenar murni. Lay (1994) menyatakan bah
tik wa
yang mampu tumbuh pada media tersebiakan murni merupakan biakan yang han
but. ya
Menurut Dewi (2008), isolasi bakteri mengandung satu jenis bakteri. Di bawah
ini
merupakan pengambilan atau memindahkaadalah Tabel 1 kode isolat dan asal isola
n t.
mikroba dari lingkungannya di alam dan

Gambar 1. Hasil isolasi bakteri kitinolitik

Tabel 1. Kode dan asal isolat


Kawasan Kode isolat Asal isolat
No.

1. Laut AN1 Alue Naga


AN3 Alue Naga
2.

3. AN4 Alue Naga


4. SK1 Syiah Kuala
5. SK3 Syiah Kuala
6. SK4 Syiah Kuala
7. SK5 Syiah Kuala
8. Tambak DR4 Deah Raya
B2 Baet
9.

10. B3 Baet
11. B5 Baet
12. Sungai L1 Lamnyong
13.
L2 Lamnyong
14. L3 Lamnyong
15. L4 Lamnyong
16. KA1 Krueng Aceh
17. KD1 Krueng Daroi
18. KR4 Krueng Raba
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 3, Nomor 2, Desember 2018, hlm 20-25

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa hasil dari 18 isolat bakteri


koloni kitinolitik adalah tujuh
yang rata berjumlah isolatisolat
empat berasal
dan
dari kawasan laut, empat isolat dari kawasan tambak dantiga
tujuh
yangisolat dari kawasan
bergerigi. Ukuransungai.
koloni diperoleh
dari ukuran yang paling kecil hingga yang
Karakteristik Morfologi Koloni Bakteri paling besar yaitu berkisar antara 1,0 mm
Kitinolitik hingga 3,5 mm. Seluruh isolat berwarna putih
Pengamatan morfologi yang susu dan semuanya bersifat gram negatif
dilakukan terhadap 18 isolat bakteri serta bentuk sel basil.
kitinolitik meliputi, bentuk koloni, bentuk Tabel 3 memperlihatkan bahwa
tepian koloni, ukuran koloni, dan warna semua isolat yang berasal dari kawasan
koloni, pengamatan gram positif dan negatif tambak memiliki bentuk koloni bulat. Semua
serta bentuk mikroskopis dari bakteri isolat berbentuk tepian koloni rata. Ukuran
kitinolitik. Berikut ini adalah tabel hasil koloni yang diperoleh berkisar antara 2,0 mm
pengamatan morfologi koloni bakteri hingga 3,0 mm. Satu isolat berwarna putih
kitinolitik. kekuningan, tiga lainnya berwarna putih susu,
Tabel 2 memperlihatkan bahwa dan hampir seluruh isolat bersifat gram
semua isolat yang berasal dari kawasan laut negatif dengan bentuk sel basil dan kokus.
memiliki bentuk koloni bulat. Bentuk tepian

Tabel 2. Hasil pengamatan morfologi bakteri kitinolitik pada kawasan laut


Isolat Bentuk Bentuk Ukuran Warna Gram Bentuk
No.

Koloni tepian Koloni koloni sel


Koloni
1. AN1 Bulat Rata 2,0 mm Putih susu - Basil
2. AN3 Bulat Bergerigi 3,5 mm Putih susu - Basil
3. AN4 Bulat Bergerigi 2,0 mm Putih susu - Basil
4. SK1 Bulat Rata 3,0 mm Putih susu - Basil
5. SK3 Bulat Bergerigi 1,0 mm Putih susu - Basil
6. SK4 Bulat Rata 1,0 mm Putih susu - Basil
7. SK5 Bulat Rata 3,5 mm Putih susu - Basil

Tabel 3. Hasil pengamatan morfologi bakteri kitinolitik pada kawasan tambak


Isolat Bentuk Bentuk Ukuran Warna koloni Gram Bentuk
No.

Koloni tepian koloni sel


Koloni
1. DR4 Bulat Rata 3,0 mm Putih kekuningan - Basil
2. B2 Bulat Rata 2,0 mm Putih susu - Kokus
3. B3 Bulat Rata 2,0 mm Putih susu - Basil
4. B5 Bulat Rata 2,0 mm Putih susu + Kokus

Tabel 4. Hasil pengamatan morfologi bakteri kitinolitik pada kawasan sungai


Isolat Bentuk Bentuk Ukuran Warna koloni Gram Bentuksel
No.

Koloni tepian koloni


koloni
1. L1 Bulat Rata 2,5 mm Putih kekuningan + Basil
2. L2 Bulat Rata 1,5 mm Putih susu - Kokus
3. L3 Bulat Rata 2,5 mm Putih susu - Basil
4. L4 Bulat Rata 2,0 mm Putih susu + Kokus
5. KA1 Bulat Rata 1,5 mm Putih kekuningan + Kokus
6. KD1 Bulat Rata 3,0 mm Putih kekuningan - Basil
7. KR4 Bulat Bergerig 2,0 mm Putih kekuningan - Basil
i
Fitri dan Yasmin, Isolasi dan Pengamatan Morfologi Koloni Bakteri Kitonolitik

bentuk sel basil dan kokus. Menurut


Tabel 4. memperlihatkan bahwa

semua isolat yang berasaldari kawasan Rostinawati(2008) pewarnaanGram


sungai memiliki bentuk koloni bulat, hamdigunakan untuk mengetahui morfologi
pir sel
semua isolat berbentuk tepian koloni bakteri serta untuk membedakan bakteri g
ata, ram
hanya satu yang bergerigi. Ukuran positifdan gram negatif.Lay (1994)
oni
yang diperoleh berkisar antara 1,5 mm menyatakan bahwa bakteri gram positif p
ngga ada
3,0 mm. Empat isolat berwarnaputih pewarnaan Gram berwarna ungu disebab
kan
kekuningan dan tiga lainnya berwarna kompleks zat warna kristal violet-
ih yodium
susu. Tiga isolat bersifatgram positif, tetap dipertahankan meskipun diberi larut
an
sedangkan empat isolat lainnya bersifat pemucat aseton alkohol, sedangkan bak
am teri
negatif dengan bentuk sel basil dan ko gramnegatif berwarna merah sebab
kus.
Hasil pengamatan terhadap bentuk kompleks tersebut larut pada saat pemberian
morfologikoloni bakteri kitinolitikmaka larutanpemucatasetonalkoholsehingga
didapat seluruh isolat berbentuk bulat, hampir mengambil warna merah safranin.
semua isolat memiliki bentuk tepian kol Perbedaan warna pada bakteri gra
oni m
yang rata, ukurankolonidiperolehdari positif dan gram negatif menunjukkan ba
hwa
ukuranyang paling kecil yaitu 1,0 mm adanya perbedaan struktur dinding sel ant
ara
hingga yang paling besar yaitu 3,5 kedua jenis bakteri tersebut. Bakteri gr
m am
dengan rata-rata ukuran dari masing- positif memiliki struktur dinding sel deng
masing an
koloni adalah 2,0 mm. sebagian besar kandunganpeptidoglikanyang tebal
at
berwarnaputih susu dan bersifatgram sedangkan bakteri gramnegatifmemiliki
negatif. Hasil yang didapat sama deng struktur dinding sel dengan kandungan lip
an id
penelitian Suryanto dan Munir (2006) yang tinggi. Hasil pewarnaan bakteri d
wa apat
lebih banyak didapat bentuk koloni bakteri dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
yang bulat dan warna koloni putih susu.
Pengamatan tentang karakteristik SIMPULAN
morfologi koloni bakteri perlu dilaku Adapun
kesimpulanyang dapat
kan,
agar mempermudah dalam proses identifi diambil dari penelitian ini adalah seba
kasi gai
jenis bakteri. Hal ini sesuai dengan berikut: Hasil isolasi didapat 18 sampel y
ang
pernyataan Lay (1994), bahwa berdasarmampu tumbuh pada media agar kitin. Tu
kan juh
ciri morfologi koloni bakteri dan biakaisolat dari kawasan laut, empat isolat
n dari
murni maka dapat dilakukanproses kawasantambakdan tujuh isolat dari
identifikasi jenis-jenis mikroorganisme, kawasan sungai. Hasil pengamatan morfo
logi
namun untuk memperoleh hasil identifikoloni bakteri menunjukkan bahwa sel
kasi uruh
yang sempurnamaka harus dilanjutkan isolat memiliki bentuk koloni bulat. Bent
uk
dengan uji biokimi tepian koloni yang rata berjumlah 14 i
a. solat
Pengamatan pewarnaan Gram dan hanya empat yang bergerigi. Ukuran
menunjukkan 14 isolat bakterikitinolitik
koloni diperoleh
dari ukuran
g paling
bersifat gram negatif dan hanya empat kecil yaitu 1,0 mm hingga yang paling be
lat sar
yang bersifat gram positif, dengan bentukyaitu 3,5 mm dengan rata-rata ukuran
sel dari
basil dan kokus. Dari 18 isolat lebih bany masing-masing koloni adalah 2,0 mm. Iso
ak lat
didapat isolat yang berbentuk basil. Hal berwarna putih susu berjumlah 13 isolat,
ni 5
sesuai dengan penelitianDewi (2008); berwarnaputih kekuningandan sebagian
Suryanto dan Munir (2006) bahwa besar isolat bersifat gram negatif deng
h an
banyak didapat bakteri gram negatif dengan bentuk sel basil dan kokus.

B
A

Gambar 2. Pewarnaan Gram bakteri kitinolitik (pembesaran 1000 X) Keterangan:


Bakteri
gram negatif (a) dan bakteri gram positif (b)
Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Volume 3, Nomor 2, Desember 2018, hlm 20-25

Ramadhan, L.O.A. Radiman, C.L.,


DAFTAR PUSTAKA N.,

Blondine Ch.P. 2005. Pengendalian Vektor Wahyuningrum, D., Suendo, V.,


Malaria An. maculatus Menggunakan Ahmad, L.O., dan Valiyaveetiil, S.
Bacillus thuringiensis H-14 Galur 2010. Deastilasi Kitin secara Bertahap
Lokal di Kecamatan Kokap, dan Pengaruhmya terhadap Derajat
Kabupaten Kulon Progo, DIY. Jurnal Deastilasi serta Massa Molekul
Kedokteran Yarsi. 13 (1): 11-23. Kitosan. Jurnal Kimia Indonesia. 5(1):
Budiani, A., Santoso, D.A., Susanti, I. 17-21.
Mawardi S., dan Siswanto. 2004. Rochima, E. 2005. Pemurnian dan
Ekspresi β -1,3 Glukanase dan Karakterisasi Kitin Deasetilase
Kitinase pada Tanaman Kopi Arabika Termostabil dari Bacillus papandayan
(Coffea arabica L.) Tahan dan Rentan Asal Kawah Mojang, Jawa Barat.
Karat Daun. Jurnal Menara Makalah Seminar Nasional dan
Perkebunan. 72 (2): 57-71. Kongres PA TPI, Jakarta. Hal: 193-
Dewi, I. M. 2008. Isolasi Bakteri dan Uji 209
Aktifitas Kitinase Termofilik Kasar Rostinawati, T. 2008. Skrining dan
dari Sumber Air Panas Tinggi Raja, Identifikasi Bakteri Penghasil Enzim
Simalungun, Sumatera Utara. Tesis. Kitinase Dari Air Laut di Perairan
Sekolah Pascasarjana Universitas Pantai Pondok Bali. Penelitian
Sumatera Utara, Medan. Mandiri. Fakultas Farmasi Universitas
Lay, W. B. 1994. Analisis Mikroba di Padjadjaran Jatinangor.
Laboratorium. PT Raja Grafindo Suryanto, D. dan Munir, E. 2006. Potensi
Persada, Jakarta. Pemanfaatan Isolat Bakteri Kitinolitik
Nasran, S., Ariyani, F. dan Indriat, N. 2003. Lokal untuk Pengendali Hayati Jamur.
Produksi Kitinase dan Kitin Deastilase Prosiding Seminar Hasil-Hasil
dari Vibrio harveyi. Jurnal Penelitian Penelitian USU, Medan. Hal: 15-25.
Perikanan Indonesia. 9 (5): 33-38. Suryanto, D., Munir, E. dan Yunarliza. 2005.
Pujiyanto, S., Kusdiyantini, E. dan Hadi, M. Eksplorasi Bakteri Kitinolitik:
2008. Isolasi dan Seleksi Bakteri Keragaman Gen Penyandi Kitinse
Kitinolitik Isolat Lokal yang pada Berbagai Jenis Bakteri dan
Berpotensi untuk Mengendalikan Pemanfaatannya. Laporan Hasil
Larva Nyamuk Aedes aegypti L. Penelitian Hibah Bersaing Perguruan
Jurnal Biodiversitas. 9 (1): 5-8. Tinggi. Universitas Sumatra Utara.

Anda mungkin juga menyukai