0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
10 tayangan6 halaman
Lipida terstruktur (SL) dapat dihasilkan dari minyak kelapa dan kelapa sawit melalui proses interesterifikasi kimia atau enzimatis. SL memiliki potensi aplikasi yang luas di industri pangan fungsional karena dapat menghasilkan minyak dengan nilai tambah seperti komposisi asam lemak mirip ASI. Untuk meningkatkan daya saing komoditas perkebunan, diperlukan strategi pengembangan produk bernilai tambah seperti
Lipida terstruktur (SL) dapat dihasilkan dari minyak kelapa dan kelapa sawit melalui proses interesterifikasi kimia atau enzimatis. SL memiliki potensi aplikasi yang luas di industri pangan fungsional karena dapat menghasilkan minyak dengan nilai tambah seperti komposisi asam lemak mirip ASI. Untuk meningkatkan daya saing komoditas perkebunan, diperlukan strategi pengembangan produk bernilai tambah seperti
Lipida terstruktur (SL) dapat dihasilkan dari minyak kelapa dan kelapa sawit melalui proses interesterifikasi kimia atau enzimatis. SL memiliki potensi aplikasi yang luas di industri pangan fungsional karena dapat menghasilkan minyak dengan nilai tambah seperti komposisi asam lemak mirip ASI. Untuk meningkatkan daya saing komoditas perkebunan, diperlukan strategi pengembangan produk bernilai tambah seperti
Terstuktur Berbasis Minyak Kelapa Dan Minyak Kelapa Sawit Untuk Industri Pangan Fungsional Nama jurnal Jurnal Perspektif Volume dan Halaman Vol 16(2) : 111-121 Tahun 2017 Penulis Siti nurhasanah, nur wulandari, s. joni munarso, dan purwiyatno haryadi Reviewer Miftahurrohmah Tanggal 03 Oktober 2021 Abstrak Lipida terstruktur adalah lipida yang termodifikasi, dengan penambahan dan/atau pengaturan posisi asam-asam lemak pada kerangka gliserolnya untuk Tujuan menghasilkan lipida dengan nilai tambah sesuai aplikasinya. Perbedaan jenis dan posisi asam-asam lemak pada kerangka gliserol akan menentukan sifat kimia, fisika, biokimia lipida dan fungsionalnya yang berpotensi memberikan nilai tambah tertentu. Sintesis SL dengan interesterifikasi secara kimia maupun enzimatis memungkinkan potensi aplikasi yang lebih luas, khususnya untuk industri pangan fungsional. Saat ini telah beredar di pasaran produk SL dengan nilai tambah tertentu; misalnya mudah diserap tubuh, kandungan kalori lebih rendah, dan mempunyai komposisi asam lemak mirip dengan lemak ASI untuk formulasi makanan bayi. Minyak kelapa dan kelapa sawit sebagai hasil perkebunan, yang masing-masing memiliki keunggulan kaya asam lemak rantai menengah dan kaya asam lemak tak-jenuh merupakan bahan baku potensial untuk pengembangan SL dengan nilai tambah khas.Pembuatan SL sesuai dengan kebutuhan industri pangan fungsional ini dapat meningkatkan daya saing produk perkebunan dalam pasar dunia. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan lipida dengan nilai tambah sesuai aplikasinya Manfaat Komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh pada minyak kelapa sawit berimbang, terutama asam palmitat (46%) dan asam oleat (39-45%). Kandungan asam oleat (C18:1) relatif tinggi dapat menurunkan total kolesterol dalam darah. Minyak kelapa sawit mengandung komponen zat gizi minor karotenoid dan tokoferol (termasuk tokotrienol) yang bermanfaat untuk kesehatan. Salah satu teknik yang bisa dilakukan adalah melalui modifikasi struktur molekuler lipida dengan pembentukan SL. Lipida terstruktur adalah lipida yang telah termodifikasi, dengan penambahan dan/atau pengaturan posisi asam-asam lemak pada kerangka gliserolnya, sehingga strukturnya menjadi berbeda dengan struktur aslinya. Saat ini SL telah dikembangkan oleh industri minyak dan lemak dalam upaya mendukung berkembangnya industri pangan, nutrisional, farmasi, kosmetika, maupun perawatan personal. Produk SL yang sudah diaplikasikan antara lain berupa lemak plastis untuk diaplikasikan pada produk pangan seperti margarin dan shortening, pensubstitusi lemak coklat, lemak yang memiliki trigliserida (TAG) dengan distribusi posisi asam lemak mirip dengan distribusi posisi asam lemak pada air susu ibu (ASI) yang dikenal dengan human milk fat substitutes(HMFS) Metode Sintesis SL dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, tergantung pada jenisnya, salah satunya dengan interesterifikasi baik kimia maupun enzimatis dari lemak, minyak, atau campurannya. 1. Interesterifikasi Secara Kimia Tahap interesterifikasi langsung minyak kelapa dengan pelarut cellosolve terdapat pemisahan TAG dalam bentuk padat, sehingga menghasilkan SL sebagai produk akhir dalam bentuk cair. Fauzi et al. (2012) melakukan interesterifikasi kimia dengan cara mengeringkan campuran lipida pada suhu 100oC selama 60 menit. Kelebihan dari esterifikasi kimia adalah reaksi berlangsung relatif lebih cepat, dan asam lemak pada proses ini tidak mudah teroksidasi bahkan pada suhu relatif tinggi. Kekurangan dari esterifikasi kimia adalah: (1) katalis alkali dalam bentuk cair bercampur sempurna dengan produk sehingga pemurnian produk dari katalis relatif sulit; (2) mengakibatkan terjadinya reaksi samping yang sangat mengganggu yaitu terjadinya reaksi saponifikasi membentuk produk samping yang tidak diinginkan sehingga menurunkan yield; (3) berdampak pada lingkungan, karena mempunyai limbah kimia yang dapat mencemari lingkungan apabila tidak ditangani dengan baik; (4) merupakan proses yang mempunyai resiko tinggi dari segi keamanan karena katalis sodium metoksida bersifat sangat reaktif (bersifat mudah terbakar) 2. Interesterifikasi Secara Enzimatik Produk SL tertentu membutuhkan distribusi spesifik dan teratur yaitu hanya melakukan reaksi spesifik pada posisi sn-1 dan sn-3 dari gliserida. Interesterifikasi kimia tidak dapat mensintesis asam lemakdalam posisi tertentu, karena itu diperlukan teknik khusus yaitu interesterifikasi enzimatik yang dapat mengubah komposisi dan distribusi posisi asam lemakdalam TAG dengan memanfaatkan lipase. Kelebihan interesterifikasi enzimatik adalah: (1) biokatalis dapat dipisahkan dari sistem dengan mudah; (2) mampu mengarahkan reaksi secara spesifik tanpa adanya reaksi,samping yang tak diinginkan; dan (3) spesifik terhadap substrat tertentu. Hal ini dimanfaatkan untuk memodifikasi lemak sehingga mempunyai sifat fisik ataupun sifat fungsional yang diinginkan Pembahasan Saat ini, pemanfaatan minyak kelapa dan kelapa sawit di industri pangan lebih mengarah pada substitusi lemak lainnya yang relatif lebih mahal dan ketersediaannya di pasar relative terbatas. Diantaranya, minyak kelapa dan minyak kelapa sawit digunakan sebagai pengganti lemak susu (milk fat/butter oil), lemak coklat, lemak hewani (tallow, lard), dan bahkan sebagai HMFS. Beberapa teknologi proses untuk memodifikasi sifat minyak tersebut diantaranya fraksinasi, hidrogenasi, interesterifikasi, intraesterifikasi, ataupun kombinasi 2 atau lebih teknologi proses tersebut. Riset dan pengembangan ingredien pangan berbasis tanaman perkebunan, seperti minyak kelapa dan kelapa sawit,sangat sesuai dengan trend pasar yang berkaitan dengan karakter fungsional minyak/lemak, baik dari karakter gizi, kesehatan maupun keamanannya. Melalui proses intraesterifikasi ataupun interesterifikasi, perubahan posisi asam lemak jenuh pada molekul trigliserida ini dapat didesain untuk dihasilkan minyak yang bernilai tambah dengan karakter fungsional tertentu pula. Melalui proses intraesterifikasi ataupun interesterifikasi, perubahan posisi asam lemak jenuh pada molekul trigliserida ini dapat didesain untuk dihasilkan minyak yang bernilai tambah dengan karakter fungsional tertentu pula. Lemak terstruktur ini sering juga disebut “specialty fats” dengan potensi aplikasi yang sangat tinggi. Untuk itu, diperlukan strategi pengembangan industri minyak kelapa dan kelapa sawit dengan diversifikasi produk; khususnya produk bernilai tambah sehingga mampu meningkatkan daya saing komoditas perkebunan dalam pasar dunia. Untuk itu, diperlukan komitmen pemerintah bersama pelaku usaha untuk membangun ekosistem inovasi SL berbasis riset minyak kelapa dan kelapa sawit. Kebijakan hilirisasi riset perlu terus dilakukan untuk mendorong penelitian dan pengembangan SLuntuk siap menjadi inovasi yang diproduksi industri Kesimpulan Lipida terstruktur diperlukan untuk memenuhiberkembangnya industri pengolahan pangan, nutrisional, farmasi, kosmetika, maupun perawatan personal yang memerlukan lipida dengan sifat khusus. Minyak kelapa dan kelapa sawit sebagai hasil perkebunan Indonesia memiliki keunggulan kaya asam lemak rantai menengah dan kaya asam lemak tak-jenuh merupakan bahan baku potensial untuk pengembangan SL. Lipid terstruktur dari minyak kelapa dan kelapa sawit ini dapat dilakukan dengan teknik intradan interesterifikasi secara kimia maupun enzimatis. Potensi aplikasi SL di industri pangan fungsional cukup besar, dimana saat ini telah beredar di pasaran produk SL dengan berbagai nilai tambah tertentu. Produk SL berbasis tanaman perkebunan yang dikembangan di Indonesia masih sangat terbatas, oleh karena itu pengembangan SL untuk kebutuhan industri pangan fungsional sangat penting untuk meningkatkan daya saing produk perkebunan Indonesiadi pasar dunia.Hilirisasi riset dan dukungan dari pemerintah serta pelaku usaha terkait pengembangan produk SL berbasis tanaman perkebunan kelapa dan kelapa sawit sangat diperlukan guna akselerasi aplikasi SLdi industri.