PENDAHULUAN O Lipid terstruktur adalah lipid baru yang penting dengan manfaat teknologi, fungsional, dan kesehatan yang diakui. O Beberapa dari lipid baru ini dapat disintesis
baik dengan reaksi kimia atau katalis enzim.
Namun, beberapa di antaranya hanya dapat diperoleh dengan katalisis enzim. O Lipid yang dirancang khusus ini dapat digunakan dalam susu formula bayi. Ada produk lipid terstruktur komersial yang tersedia di pasar untuk formulasi formula bayi; O misalnya, bahan lemak dengan persentase
tinggi asam palmitat terkait pada posisi sn-2
molekul gliserol untuk meniru sifat lemak susu manusia. PENGERTIAN
O Lipid terstruktur (LS) adalah triasilgliserol
yang telah dimodifikasi melalui inkorporasi asam lemak yang baru, restrukturisasi untuk mengubah posisi asam lemak, atau profil asam lemak dari kondisi alaminya, ataupun mensintesa triasilgliserol yang baru (Akoh and Huang, 1995; Akoh, 2002). PENGERTIAN O Lipid terstruktur (SL) didefinisikan sebagai
triasilgliserol yang direstrukturisasi atau
dimodifikasi untuk mengubah komposisi asam lemak dan/atau distribusi posisinya dalam molekul gliserol melalui proses kimia atau enzimatik. PENGERTIAN O Lipid terstruktur atau triasilgliserol terstruktur (ST) dapat didefinisikan sebagai TAG yang telah dimodifikasi atau direstrukturisasi menggunakan minyak dan lemak alami. Beberapa di antaranya ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Lipid Termodifikasi Yang Diizinkan Untuk Aplikasi Makanan O Lipid terstruktur (LS) dapat berupa minyak atau lemak termodifikasi yang mengandung asam lemak rantai panjang (terutama asam lemak esensial) dan asam lemak rantai pendek (C 1-C4) atau medium (C6-C12 O Lipid terstruktur atau trigliserida terdiri dari
lipid yang telah dimodifikasi secara kimia
atau enzimatik untuk mengandung kombinasi asam lemak yang diperlukan dalam situasi tertentu, dan dengan demikian memperoleh efek metabolik yang lebih baik. O Sejumlah minyak atau lemak olahan diberi label sebagai lipid terstruktur, dan memanfaatkan 1. Panjang rantai
2. Saturasi asam lemak
Tujuanya adalah untuk pertimbangan
fungsional atau nutrisi, tanpa memperhatikan lokasi asam lemak. O Produk buatan yang meniru struktur
bahan alami dengan ketersediaan terbatas
juga disebut lipid terstruktur, dan termasuk pengganti lemak susu manusia dan lemak kakao yang setara. O Lipid terstruktur dapat diproduksi dengan
cara yang berbeda, tergantung pada
jenisnya. Beberapa diproduksi menggunakan teknologi lipid tradisional, seperti hidrolisis kimia, fraksinasi fisik, interesterifikasi kimia atau esterifikasi. METODE PRODUKSI LIPID TERSTRUKTUR
O Lipid terstruktur dapat diproduksi secara
(1) kimia atau (2) enzimatis dari lipid
alami. O Reaksi kimia seperti esterifikasi, atau interesterifikasi dapat digunakan tergantung pada jenis substrat yang tersedia pada gambar 1.1 : Gambar 1.1. Skema reaksi untuk sintesis lipid terstruktur dengan asidolisis (A) dan interesterifikasi (B). 4 METODE PRODUKSI LIPID TERSTRUKTUR DENGAN KIMIA 1. Esterifikasi Langsung Reaksi asam lemak dan gliserol 2. Asidolisis Perpindahan gugus asil antara asam dan ester 3. Alkoholisis Pertukaran gugus alkoksi antara alkohol dan ester 4. Interesterifikasi Reaksi perubahan ester trigliserida atau ester asam lemak menjadi ester lain melalui reaksi dengan alkohol, asam lemak, dan transesterifikasi. O Sintesis kimia adalah metode yang
murah, tetapi distribusi posisi
asam lemak dalam produk akhir tidak dapat dikontrol karena kurangnya selektivitas. O Selanjutnya, karena suhu tinggi, tekanan tinggi, dan
nilai pH dalam sintesis kimia, pencemaran
lingkungan dan degradasi asam lemak tak jenuh ganda adalah masalah umum (Şahin-Yeşilçubuk dan Akoh, 2017). O Sejumlah penelitian telah dilakukan pada produksi
Lipid terstruktur. Pada bagian ini, Tabel 1.1
menyajikan beberapa contoh metode Lipid terstruktur Tabel 1.1 Beberapa Contoh Untuk Metode Produksi LS METODE PRODUKSI LIPID TERSTRUKTUR DENGAN ENZIM O Metode produksi lipid terstruktur dengan
enzim biasanya menggunakan enzim lipase.
O Penggunaan lipase sebagai biokatalis untuk
produksi lipid terstruktur memiliki manfaat
potensial tambahan. Adapun manfaat dan kelebihan tersebut, yakni : 1. Kegunaan dalam sistem dan produk reaksi “alami”
2. Berkurangnya pencemaran lingkungan
3. Tersedia dari berbagai sumber
4. Pemurnian yang sederhana dan murah kemampuan
untuk meningkatkan lipase.
Untuk alasan ini, banyak lipida terstruktur yang
telah diproduksi secara enzimatik (Xu, 2000a, 2004).
O Namun, produksi lipida terstruktur menggunakan
metode enzim nyatanya mengalami beberapa
permasalahan, diantaranya : 1. Tingginya harga enzim lipase telah menjadi kendala. O Sehingga, saat ini dilakukan pencarian enzim
baru yang memiliki harga yang lebih murah
sebagai bahan baku utama untuk meminimalkan biaya. REAKSI KIMIA ATAU ENZIMATIK LIPID TERSTRUKTUR
O Lipid terstruktur dapat menyediakan :
1. Asam lemak rantai menengah (MCFA)
sebagai sumber energi cepat;
2. Asam lemak rantai panjang (LCFA) sebagai asam lemak esensial (Willis dan Marangoni, 1999). O Strategi dasar untuk mengembangkan lipid terstruktur
pada dasarnya didasarkan pada salah satu pendekatan
berikut :
1. Penggantian gliserol bagian dari triasilgliserol dengan
alkohol alternatif seperti karbohidrat, gula alkohol, atau poliol seperti ester asam lemak sukrosa.
2. Penggantian asam lemak rantai panjang dengan
asam alternatif seperti asam lemak rantai pendek, sedang, dan panjang yang diesterifikasi menjadi gliserol. O Untuk menghasilkan Lipid terstruktur, reaksi
kimia atau enzimatik melalui esterifikasi
langsung (reaksi asam lemak dan gliserol), asidolisis (perpindahan gugus asil antara asam dan ester), alkoholisis (pertukaran gugus alkoksi antara alkohol dan ester), atau interesterifikasi dapat digunakan tergantung pada jenis substrat yang tersedia. O Banyak faktor yang dapat mempengaruhi sintesis lipid
terstruktur seperti : 1. Jenis lipase dan rasio lipase/substrat (Torres dan Hill, 2002).
2. Media reaksi (Torres dan Hill, 2002)
3. Konsentrasi substrat.
4. Kandungan air (Xu, 2003)
5. Suhu (Torres dan Hill, 2002)
6. Mode operasional (Shimada et al., 1999; Xu et al., 1998;
Balcã o et al., 1996)
DAFTAR PUSTAKA O RBrien, R. D. 2009. Fats and oils: formulating and processing for applications. CRC press. O Carter, W. Finley, J. Fry, D. Jackson, and L. Willis, 2007. Palm Oil Markets and Future Supply, Eur. J. Lipid Sci. Technol., 109 (4). O Damarani, Z.N. dkk, 2019, Pra-Desain Pabrik Refined Bleached Deodorized (RBD) Olein dari Crude Palm Oil (CPO), Jurnal Teknik ITS, 8 (1), F51-F55 O Force, E. M., Dunford, N. T., & Salas, J. J. 2014. Sunflower: Chemstry, Production, Processing, and Utilization. AOCS Press. O Jacqueline, B. M,. 2014. Culinary Nutrition “The Science and Practice of Healthy Cooking”. USA : Academy Press. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/B9780123918826000 066
O Mamuaja, C. F. 2017. LIPIDA. UNSRAT PRESS.
O Rohman, A. & Riyanto, S. 2020. Karakterisasi Minyak dan Lemak. Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI). O Mamuaja, C. F. 2017. LIPIDA. UNSRAT PRESS. O Rohman, A. & Riyanto, S. 2020. Karakterisasi Minyak dan Lemak. Pustaka Pelajar (Anggota IKAPI). O Ryan, W. & Dérick, R,. 2017. The Role Of Nonfat Ingredients On Confectionery Fat Crystallization. Critical Reviews In Food Science And Nutrition, 58 (11), 1917-1936 O Ketaren, S. 1950. Minyak Dan Lemak Pangan. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha Ltd. O World Growth, 2010. Palm oil and food security :The Impediment of Land Supply. O Yan, Z. Minying, Z. Zonghui, M. dkk,. 2015. Polar Lipids “Biology, Chemistry, and Technology”. USA : Academic Press and AOCS Press. https://www.sciencedirect.com/book/9781630670443/polar-lip ids#book-info TERIMA KASIH