Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH BIOKIMIA

“METABOLISME LEMAK”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6

NURHALIMAH 22160011

ALYA NABILLAH BANAFSAJ 22160013

RAHMA IZZATI RAHAYU 22160043

NABILA AZZAH MAHDIYAH 22160051

DINA SABILLA ROSADA 22160054

DOSEN PENGAMPU MATAKULIAH


Apt. HELMICE AFRIYENI, M.Farm

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
PROGRAM STUDI FARMASI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah- Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah “Biokimia” di
Universitas Dharma Andalas. Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Selain itu, penulis juga berharap agar
makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang materi Metabolisme lemak ,
sehingga pembaca dapat menggunakan makalah ini sebagai literatur pendukung dalam
pengembangan bidang ilmu selanjutnya yang berkaitan dengan Biokimia materi Metabolisme
lemak.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Baik dalam segi materi
maupun bahasannya, Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 12 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 1
1.3 Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Pengertian Metabolisme Lemak 2
2.2 klasfikasi Metabolisme Lemak 3
2.3 mekanisme metabolisme lemak 4
BAB III PENUTUP 9
3.1 Kesimpulan 9
DAFTAR PUSTAKA 10

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Lipida adalah segolongan senyawa yang berasal dari makhluk hidup relatif
tidak larut dalam air, akan tctapi larut dalam zat-zat pelarut nonpolar. Berlainan
dengan karbohidrat atau protein, yang masing-masing memiliki struktur dasar yang
sama, lipida terdiri atas bermacam-macam senyawa heterogeny dengan struktur yang
berbeda satu dengan yang lain. Tiap-tiap jenis lipida dapat mempunyai fungsi sendiri
dalam tubuh.
Lipida penting bagi tubuh karena peranannya dalam berbagai fungsi
metabolisme. Sebagai sumber energi sejumlah besar energi dapat dihasilkan dan
oksidasi asam-asam lemak dalam tubuh. Penggunaan lipid yang berlebih harus
diimbangi dengan pemberian karbohidrat, kalau tidak akan terjadi perlemakan hati,
ketosis (secara patologis/ terjadi kelaian keadaan tubuh yang di dalam dan di luar
dengan cara pemeriksaan darah).
Sebagai bahan cadangan penghasil energi, untuk disimpan dalam tubuh,
sewaktu-waktu dapat diubah-ubah menjadi energi pada saat tubuh kekurangan sumber
energi, untuk keperluan ini lipida disimpan tertama sebagai TG dan juga phospolipid.
Untuk menghasilkan energi TG terlebih dahulu harus dihidrolisis (peristiwa lipolisis)
untuk membebaskan asam-asam lemak selanjutnnya akan dioksidasi. Sebagai bahan
simpanan energitrigliserida adalah sangat sesuai karena nilai kalorinya yang tinggi.
Untuk percernaan dan absorpsi lipida mutlak diperlukan asam-asam (garam-
uaram) empedu yang mengemulsifikasikan lipida dalam traktus digestivus dan
melarutkannya dalam misel yang dibentuk oleh asam-asam (garam-garam empedu
tersebut).Mula-mula enzim lipase pankreas menghidrolisis ikatan ester asam-asam
leinak (Į-TG) menghasilkan 2-monoasil gliserol yang sebagian diabsorpsi ke dalam
sel epitel mukosa intestinum. Sisa dan 2-monoasil gliserol yang tidak diabsorpsi
diisomersasikan menjadi 1-monoasil-gliserol. Sebagian kecil 1-monoasil gliserol
diabsorpsi dan sisanya dihidrolisis lebih lanjut oleh lipase pangkreas menghasilkan
gliserol.

2. RUMUSAN MASALAH
a. Apa definisi dari metabolisme lemak?
b. Apa klasifikasi metabolisme lemak?
c. apa mekanisme dari mekanisme lemak?
3. TUJUAN
a. Untuk mengetahui definisi dari metabolisme lemak
b. Untuk mengetahui klasifikasi metabolisme lemak
c. Untuk mengetahui mekanisme dari mekanisme lemak

BAB II

PEMBAHASAN
1. DEFINISI METABOLISME LEMAK
Lipid sederhana mencakup lemak dan malam yang adalah ester asam lemak
dengan berbagai alkohol: a. Lemak (fat): Ester asam lemak dengan gliserol.
Minyak (oil) adalah lemak dalam keadaan cair. b. Malam (wax): Ester asam lemak
dengan alcohol monohidrat berberat molekul tinggi.
Lipid kompleks adalah ester asam lemak, yang selalu mengandung satu gugus
alkohol dan satu atau lebih asam lemak, dan juga gugus-gugus lain. Lipid kompleks
dapat digolongkan dalam tiga kelompok:
 Fosfolipid: Lipid yang mengandung suatu resi- du asam fosfor.
Fosfolipid sering memiliki ba- sa yang mengandung nitrogen (mis.
kolin) dan substituen lain. Pada banyak fosfolipid, alkoholnya adalah
gliserol (gliserofosfolipid), tetapi pada sfingofosfolipid, bagian
alkoholnya adalah sfingosin, yang mengandung gugus amino.
 Glikolipid (glikosfingolipid): Lipid yang mengan- dung asam lemak,
sfingosin, dan karbohidrat. c. Lipid kompleks lain: Lipid seperti
sulfolipid dan aminolipid. Lipoprotein juga dapat dimasukkan ke
dalam kelompok ini.

Lipid turunan dibentuk dari hidrolisis lipid seder- hana maupun kompleks.
Kelompok ini mencakup asam lemak, gliserol, steroid, alkohol lain, aldehida lemak,
dan badan keton, hidrokarbon, vitamin dan mikronutrien larut lemak, serta hormon.
Beberapa di antaranya (mis. asam lemak bebas, gliserol) juga berfungsi sebagai lipid
prekursor dalam pembentukan lipid sederhana dan kompleks. Karena tidak
bermuatan, asilgliserol (gliserida), koles- terol, dan ester kolesteril disebut sebagai
lipid netral.

Lipida yang terdapat dalam makanan terutama berupa triasilgliserol/


trigliscrida (TG) , di samping kolestrol dan lipida lainnya . di sini hanya disinggung
mengenai absorbsi absorbsi kolestrol akan dibiarkan pada metabolisme kolesterol.

2. KLASIFIKASI METABOLISME
I. Lipid Sederhana. Ester yang terbentuk dari asam lemak dengan beberapa
gugus alkohol.
a) Lemak. Bentuk ester asam lemak dengan gliserol. Minyak merupakan
bentuk cair dari lemak,
b) Lilin. Bentuk ester asam lemak yang memiliki berat molekul besar dengan
bentuk alkohol monohidrat.
II. Lipid Kompleks. Ester yang terbentuk dari asam lemak yang mengandung
gugus lain yang teradisi pada gugus alkohol atau asam lemak.
a) Fosfolipid. Lipid yang mengandung residu asam fosfat. Molekul ini
mengandung basa nitrogen dan subtituen lainnya, misalnya gliserofosfolipid
memiliki gugus alkohol berupa gliserol dan spingofosfolipid memiliki gugus
alkohol berupa spingosin.
b) Glikolipid (glikospingolipid). Lipid yang mengandung asam lemak,
spingosin dan karbohidrat.
c) Lipid kompleks lainnya. Misalnya sulfolipid , aminolipid dan lipoprotein.
III. Lipid prekursor dan derivat. Contoh lipid kategori ini adalah asam lemak,
gliserol,
steroid, aldehid lemak, keton bodies, lipid yang terlarut pada vitamin dan
hormon.

3. MEKANISME METABOLISME LEMAK

Tata nama sistematik yang paling sering digunakan untuk menamai asam
lemak adalah berdasarkan hidro- karbon dengan jumlah dan susunan atom-atom
karbon yang sama, dengan -oat menggantikan akhiran (sistem Jenewa). Jadi, asam
jenuh berakhiran -anoat, mis. asam oktanoat (C8), dan asam takjenuh dengan ikatan
rangkap memiliki akhiran -enoat, misalnya asam oktadesenoat (asam oleat, C18).

Atom-atom karbon diberi nomor dari karbon karboksil (karbon no. 1). Atom-
atom karbon yang berdekatan dengan karbon karboksil (no. 2, 3, dan 4) masing-
masing juga dikenal sebagai karbon a, ẞ dan 7, dan karbon metil terminal dikenal
sebagai karbon atau n. Berbagai perjanjian menggunakan A untuk menun- jukkan
jumlah dan posisi ikatan rangkap misalnya A menunjukkan sebuah ikatan rangkap di
antara karbon 9 dan 10 asam lemak; w9 menunjukkan sebuah ikatan rangkap di
karbon ke-9 yang dihitung dari karbon @. Pada hewan, ikatan rangkap tambahan
dimasukkan hanya antara ikatan rangkap yang sudah ada di posisi w9, w6, atau w3
dan karbon karboksil sehingga dihasilkan tiga seri asam lemak yang masing- masing
dikenal sebagai famili w9, 06, dan 03 Asam Lemak Jenuh Tidak Mengandung Ikatan
Rangkap.

Asam lemak jenuh dapat digambarkan sebagai seri yang berbasis asam asetat
(CH-COOH) sebagai anggota pertama rangkaian dan CH,- ditambahkan secara
bertahap di antara gugus terminal CH,-dan-COOH. Anggota-anggota lain yang lebih
tinggi dari seri ini terutama terdapat di malam (wax). Beberapa asam lemak rantai
bercabang telah berhasil diisolasi dari sumber tumbuhan dan hewan. Asam Lemak
Takjenuh Mengandung Satu atau Lebih Ikatan Rangkap Asam lemak dapat dibagi lagi
menjadi:

a. Asam takjenuh tunggal (monoetenoid, monoenoat), mengandung satu ikatan


rangkap.
b. Asam takjenuh ganda (polietenoid, polienoat),mengandung dua atau lebih
ikatan rangkap
c. Eikosanoid: Senyawa yang berasal dari asam lemak polienoat eikosa (20
karbon) ini (lihat Bab 23), terdiri dari prostanoid, leukotrien (LT), dan
lipoksin (LX). Prostanoid mencakup prostaglandin (PG), prostasiklin (PGI),
dan tromboksan (TX).

Prostaglandin terdapat pada hampir semua jaringan mamalia yang bekerja


sebagai hormon lokal; zat ini memiliki aktivitas fisiologis dan farmakologis yang
penting. Senyawa golongan ini disintesis in vivo dengan cara siklisasi bagian tengah
rantai karbon dari asam lemak takjenuh ganda 20-karbon (eikosanoat) (misalnya asam
arakidonat) untuk membentuk suatu cincin si- klopentana.Serangkaian senyawa ter-
kait, tromboksan, memiliki cincin siklopentana yang diselingi oleh sebuah atom
oksigen (cincin oksana).Tiga asam lemak eikosanoat berbeda menghasilkan tiga
gugus eikosanoid yang dicirikan oleh jumlah ikatan rangkap di rantai samping (lihat
Gambar 23-12), misalnya prostaglandin (PG),, PG, PG, Berbagai gugus-gugus
substituen berbeda yang melekat pada cincin menghasilkan serangkaian prosta-
glandin dan tromboksan yang dinamai A, B, dst (lihat Gambar 23-13)-misalnya,
prostaglandin tipe "E" (se- perti pada PGE,) memiliki sebuah gugus keto di posisi 9,
sementara prostaglandin tipe "F" memiliki sebuah gugus hidroksil di posisi ini.
Leukotrien dan lipoksin adalah kelompok ketiga turunan eikosanoid yang terbentuk
melalui jalur lipoksigenaseLeukotrien dan lipoksin masing- masing dicirikan oleh
adanya tiga atau empat ikatan rangkap terkonjugasi. Leukotrien menyebabkan
bronkokonstriksi dan merupakan agen proinflamasi kuat serta berperan dalam asma.

Secara umum, lipid tidak larut dalam air karena me- ngandung banyak gugus
nonpolar (hidrokarbon). Na- mun, asam lemak, fosfolipid, sfingolipid, garam empedu,
dan (dalam jumlah yang lebih rendah) kolesterol me- ngandung gugus-gugus polar.
Jadi, sebagian molekul tersebut bersifat hidrofobik, atau taklarut air; dan sebagian
hidrofilik, atau larut air. Molekul semacam ini disebut amfipatik. Molekul ini
mengalami orientasi pada pertemuan air-minyak de- ngan gugus polar di fase air dan
gugus nonpolar di fase minyak. Lipid lapis-ganda (bilayer) amfipatik ini adalah
struktur dasar pada membran biologis. Jika lipid ini berada dalam suatu konsentrasi
kritis dalam medium air, lipid ini membentuk misel (micelles). Liposom dapat
terbentuk melalui sonikasi lipid amfipatik dalam medium cair. Liposom terdiri dari
butir-butir lipid lapis-ganda yang menyelubungi bagian medium air.

Agregasi garam empedu menjadi misel dan liposom serta pembentukan


campuran misel dengan produk pencernaan lemak penting untuk mempermudah
penyerapan lipid dari usus. Liposom berpotensi untuk digunakan secara klinis-
terutama jika dikombinasikan dengan antibodi spesifik jaringan- sebagai pembawa
obat dalam sirkulasi yang diarahkan ke organ spesifik, misalnya, dalam terapi kanker.
Selain itu, liposom digunakan untuk pemindahan gen ke dalam sel vaskular serta
sebagai pembawa pada pemakaian obat atau kosmetik secara topikal atau transdermal.
Emulsi merupakan partikel yang jauh lebih besar, biasanya dibentuk oleh lipid
nonpolar dalam medium air. Emulsi distabilkan oleh zat pengemulsi, misalnya lipid
amfipatik (mis. fosfatidilkolin), yang membentuk suatu lapisan permukaan yang
memisahkan sebagian besar materi nonpolar dari fase air
BAB III
PENUTUP

Metabolisme Karbohidrat berubah menjdi glukosa, fruktosa, dan galaktosa


yang merupakan produk pencernaan untuk memberi pada jaringan melalui proses
glikolis, glikogenesis,glikogenosis, dan glukoneogenesis melalui asetil- KoA proses
lanjut ke siklus krebs untuk melayani jarring ekstrahepatik.
Pada metabolisme Protein akan terurai menjadi asam amino, jika asam
amino berlebihan, maka kerangka karbonya akan dikatabolisasi menjadi intermediet
amfibolik untuk digunakan sebagai sumber energi. Di mana enam asam amino
membentuk piruvat, dua belas asam amino membentuk asetil-KoA akhirnya ke siklus
krebs yang sebelumnya sudah terurai menjadi dua bagian urea untuk ke siklus urea,
dan bagian yang menuju jaringan protein.
Lipid/Lemak mengalami lipogenesis akan terurai menjadi gliserol, dan asam
lemak . Asam lemak esensial, yaitu eikosanoat akhir-akhir ini secara fisiologis dan
farmakologis seperti prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien.
DAFTAR PUSTAKA

Bender,. A,. D. dkk.(2020). Biokimia Harper Edisi 31. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai