Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

uji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Lipid. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada
Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni
Al-Quran dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas pada matakuliah Biokimia di
program studi Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan pada Universitas Padjadjaran.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Andi Mushawwir, S.Pt., M.P. selaku dosen pembimbing matakuliah
biokimia dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penulisan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa masih sangat banyak terdapat kekurangankekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Sumedang , 24 Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
2
BAB I

PENDAHULUAN 3

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN 5
A. Pengertian Lipid
B.
C.
D.
E.

Jenis-Jenis Lipid
6
Penggolongan Lipid 9
Sifat Fisika dan Kimia Lipid 10
Peranan Lipid pada Makhluk Hidup

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

15

17
17
18

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, lipid bukanlah suatu hal yang asing lagi
ditelinga kita. Setiap hari manusia selalu mengkonsumsi
makanan

yang

mengandung

lipid,

seperti

minyak

dan

mentega. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk


menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran
sel, dan sebagai pensinyalan molekul. Lipid adalah senyawa
organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal
rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid
mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau
membran

lain

dalam

lingkungan

basah.

Lipid

biologis

seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan


atau blok bangunan biokimia: gugus ketoasil dan gugus
isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat
dibagi ke dalam delapan kategori: asam lemak, gliserolipid,
gliserofosfolipid,

sfingolipid,

sakarolipid,

dan

poliketida

(diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil), serta lipid


sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan
isoprena). Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan
sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekulmolekul

seperti

asam

lemak

dan

turunan-turunannya

termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga


metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol.
Berdasarkan latar belakang yang ada, penulis tertarik
untuk lebih mempelajari lebih mendalam tentang lipid. Oleh
karena itu penulis membuat makalah yang berjudul Lipid.
B. Rumusan Masalah
Untuk menghindari adanya suatu kekeliruan dalam penyusunan makalah
ini, maka penulis menuliskan beberapa rumusan masalah dari pembuatan
makah ini :
a.
b.
c.
d.

Apa pengertian dari lipid ?


Apa saja jenis-jenis dan penggolongan dari lipid?
Apa saja sifat fisika dan sifat kimia dari lipid ?
Bagaimana peran lipid dalam tubuh makhluk hidup ?

C. Tujuan
Dalam menyusun makalah ini penulis mempunyai beberapa tujuan yaitu :
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah biokimia.
b. Untuk mengetahui penertian dari lipid.
3

c. Untuk mengetahui jenis-jenis dan penggolongan dari lipid.


d. Untuk mengetahui sifat fisika dan sifat kimia lipid.
e. Untuk mengetahui peran lipid dalam tubuh makhluk hidup

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lipid
Lipid dapat didefinisikan sebagai molekul kecil yang bersifat hidrofobik
atau amphifilik. Sifat lipid yang amfifilik ini memungkinkan lipid membentuk
struktur seperti vesikula atau membran dalam suatu cairan. Lipid terdiri dari

dua komponen utama, yaitu grup ketoasil dan grup isoprena. Berdasarkan
jenis grup penyusunnya, lipid dapat dibedakan menjadi 8 kategori yaitu asam
lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sphingolipid, saccarolipid dan poliketida
(turunan dari hasil kondensasi subunit ketoasil), sterolipid dan prenolipid
(turunan dari hasil kondensasi subunit isoprene).
Istilah lipid sering disinonimkan dengan lemak, meskipun lemak adalah
subgroup lipid yang disebut trigliserida (trigliserol). Lemak terbentuk dari satu
gliserol yang mengikat 3 asam lemak. Molekul gliserol memiliki 3 gugus
hidroksil (OH-). Asam lemak memiiki gugus karboksil (COOH-). Rumus
umum dari asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH atau

CnH2n+1-COOH

R adalah rantai Carbon yang jenuh atau tdk jenuh yg terdiri atas 4
sampai 24 atom Carbon. Contoh : Asam Oleat (C17H33COOH)
CH3 - (CH2)7 CH = CH - (CH2)7 - COOH

B. Jenis Jenis Lipid


1. Asam Lemak
Asam lemak dibagi lagi ke beberapa golongan, diantaranya:
a. Berdasarkan Dapat atau Tidaknya Disintesis Oleh Tubuh
1) Asam lemak esensial, yaitu asam lemak yang dibutuhkan oleh
tubuh,tetapi tubuh sendiri tidak dapat mensintesisnya. Asam lemak ini
diperoleh dari luar, yaitu dari lemak makanan. Asam ini mempunyai 2
buah atau lebih ikatan rangkap dua didalam struktur molekulnya.

Asam

lemak

esensial

mencakup

golongan asam

lemak

tak

jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids, PUFA) tipe cis, khususnya


dari kelompok asam lemak Omega-3, seperti misalnya asam linolenat (ALA), Asam

eikosapentaenoat (EPA),

dokosaheksaenoat (DHA),

dan asam

lemak

dan asam

Omega-6,

seperti

misalnya asam linoleat.


2) Asam lemak non esensial, yaitu asam lemak yang dibutuhkan oleh
tubuh dan tubuh sendiri dapat mensintesisnya.
Contohnya : Kolesterol
b. Berdasarkan bentuknya pada suhu tertentu, lemak dibedakan :
1) Lemak padat, yaitu lemak yang ada pada temperatur udara biasanya
berwujud pada. Contoh : gajih.
2) Lemak cair, yaitu lemak yang pada suhu udara biasa berbentuk cair.
Contoh : etanol, minyak kelapa.
c. Berdasarkan asal darimana lemak didapat, lemak dibedakan :
1) Lemak hewani, yaitu lemak yang didapat dari hewan.
2) Lemak nabati, yaitu lemak yang didapat dari tumbuhan.
d. Berdasarkan ikatan rangkap yang terdapat di struktur molekul, lemak
dibedakan:
1) Lemak tak jenuh, yaitu lemak yang mempunyai 1 atau lebih ikatan
rangkap. Contohnya :

Nama A.L.
Tidak Jenuh
Asam
Palmitoleat
Asam Oleat
Asam Linoleat
Asam
Linolenat
Asam
Arakhidonat

Formula

C15H29COO
H
C17H33COO
H
C17H31COO
H
C17H25COO
H
C19H31COO
H

Ikatan
Rangka
p
9
1

Tanaman, Hewan

1 9

Tanaman, Hewan

2 9,12

Jagung, Kedele,
Hewan
Lemak Hewan

3 9,12,15
4 5, 8, 11, 14

Sumber

Kacang Tanah,
Hewan

2) Lemak jenuh, yaitu termasuk lemak yang tidak memiliki ikatan


rangkap pada asam lemak penyusunnya. Contohnya :
Nama A.L. Jenuh

Formula

Sumber

1. Asam Acetat

CH3COOH

2. Asam Propionat

CH3CHCOOH

Mikrooganisme
(MO)
MO

3. Asam Butirat

C3H7COOH

MO

4. Asam Kaproat (Hexanoat)

C5H11COOH

Mentega

5. Asam Kaprilat

C7H15COOH

6. Asam Kaproat (Dexanoat)

C9H19COOH

7. Asam Laurat

C11H23COOH

8. Asam Miristat

C13H27COOH

9. Asam Palmitat

C15H31COOH

10. Asam Stearat

C17H35COOH

Mentega, myk
tanaman
Mentega, myk
tanaman
Myk Kelapa,
hewan
Lemak Hewan,
tanaman
Lemak Hewan,
Tanaman
Lemak Hewan,
Tanaman

2. Gliserida
Gliserida terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida.
a. Gliserida netral
Gliserida netral adalah ester antara asam lemak
dengan gliserol.Fungsi dasar dari gliserida netral adalah
sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak).
Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3
asam lemak yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan
dengan

asam

lemak

disebut

monogliserida,

jika

berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan


jika

berikatan

dengan

asam

lemak

dinamakan

trigliserida.

Trigliserida

merupakan

cadangan

energi

penting dari sumber lipid.


b. Fosfogliserida (fosfolipid)
Fosfolipid merupakan komponen pembentuk struktur
dinding

sel,

penguapan

berfungsi
air

berperandalam
pencernaan

untuk

yang

berlebihan.

pengemulsian

dan

mencegah

sebagai

lipid

unsur

terjadinya
Fospfolipid

dalam

saluran

lipoproteindengan

kecepatan yang tinggi dari transpor lipid dalam tubuh


3. Lipid Kompleks
Lipid kompleks terdiri dari glikolipid dan lipoprotein.
a. Glikolipid
Glikolipid
mengandung
seperti

ialah

molekul-molekul

karbohidrat,

galaktosa

atau

biasanya

lipid

pula

glukosa.Akan

yang

sederhana

tetapi

istilah

glikolipid biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung


satuan gula tetapi tidak mengandung fosfor.Glikolipid
dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dansering
dimakan gliserida atau sebagai spingolipida.
b. Lipoprotein
Lipoprotein merupakan gabungan antara lipid dengan
protein.

4. Non Gliserida
Non gliserida terdiri dari sfingolipid, steroid dan malam.
a. Sifongolipid
Sfingolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan
dari lemak dan termasuk dalam Lipid non gliserida. Lipid
non gliserida yaitu Lipid yang tidak mengandung
gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan molekul-

molekul non gliserol Penggunaan primer dari sfingolipid


adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut
saraf.Pada

manusia,

25%

dari

lipid

merupakan

sfingolipid.
b. Steroid
Steroid berasal dari kolesterol. Steroid adalah zat
yang sangat penting dan tersebar luas dalam tubuh
hewan. Steroid meliputi sterol, asam empedu, hormon
adrenal, dan hormon sex. Steroid mempunyai sifat yang
sangat luas didalam tubuh dan mempunyai unit struktur
dasar inti phenanthrene yang bergabung dengan cincin
siklopentana. Masing-masing senyawa berbeda dalam
jumlah dan posisi ikatan rangkapnya dan biasanya
terdapat pada sisi cincin atom karbon ke-17. Dalam
tubuh

manusia

Beberapa

steroid

hormon

berfungsi

reproduktif

sebagai

hormon.

merupakan

steroid,

misalnya testosteron dan progesterone. Steroid lainnya


adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses
metabolisme karbohidrat, penanganan penyakit arthritis
rematoid,

asthma,

gangguan

pencernaan

dan

sebagainya.
C. Penggolongan Lipid
1. Berdasarkan komponen penyusunnya, lipid dibedakan menjadi :
a. Lipid sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol.
Contohnya

Triasilgliserol,

fosfogliserida,

sphingolipid,

lemak/gliserida, lilin/waxed.
b. Lipid kompleks/gabungan, yaitu ester asam lemak yang mempunyai
gugus tambahan. Contohnya : fosfolipid, terpen, steroid, prostaglandin,
lipoprotein.
c. Derivat lipid, yaitu senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid.
Contohnya : asam lemak, gliserol, sterol
2. Berdasarkan polaritasnya, lipid dibedakan menjadi :
a. Lipid nonpolar, yaitu asam lemak yang bersifat hidrofobik. Contohnya :
Triasilgliserol, lilin, steroid, terpen.

b. Lipid polar, yaitu asam lemak yang bersifat hidrofilik. Contohnya :


fosfogliserid, sphingolipid, lipoprotein.
3. Berdasarkan Sifat Kimia atau safonifikasinya :
a. Lipid yang tersabunkan : Lipid yang dapat dihidrolisis dengan basa
( hampir semua lipid), contohnya : lemak.
b. Lipid yang tidak dapat dapat disabunkan , contoh : terpen, steroid
D. Sifat Fisika dan Kimia Lipid
1. Sifat Fisika Lipid, diantaranya yaitu:
a. Lipid Bersifat Padat
Lipid merupakan bahan padat pada suhu kamar, di
antaranya disebabkan kandungan asam lemak jenuh
yang secara kimia tidak mengandung ikatan rangkap
sehingga mempunyai titik lebur yang tinggi.
b. Lipid Bersifat Plastis
Lipid juga dapat memiliki sifat plastis. Artinya mudah
dibentuk atau dicetak atau dapat diempukkan (cream),
yaitu dilunakkan dengan pencampuran dengan udara.
Lipid yang plastis biasanya mengandung kristal gliserida
yang padat dan sebagian trigliserida cair. Bentuk ukuran
kristal gliserida memengaruhi sifat lipid pada roti dan kue.
Bila suatu lipid didinginkan, maka jarak antarmolekul
menjadi lebih kecil. Jika jarak antarmolekul tersebut
mencapai 5 A, maka akan timbul gaya tarik-menarik
antara molekul yang disebut gaya Van der Walls. Besar
gaya ini hanya bisa dihitung pada molekul yang berantai
panjang, seperti asam lemak dengan massa molekul
relatif tinggi. Akibat adanya gaya ini, radikal-radikal asam
lemak dalam molekul lemak akan tersusun berjajar dan
saling bertumpuk serta berikatan membentuk kristal.
Kristal lipid mempunyai bentuk polimer, yaitu , , '
(intermediate)

yang

masing-masing

memiliki

sifat

berbeda-beda. Perhatikan sifat kristal lemak bentuk


polimer , , dan ' berikut.

10

Tabel 1. Sifat Fisika Kristal Lipid


Bentu

Sifat fisika

Ukuran (m)

er

Rapuh,

'

transparan, pipih

Jarum halus

25 50,

Besar-besar dan

kadang-kadang

berkelompok

100

k
polim

Bentuk

polimer

yang

khas

pada

suatu

lipid

tergantung pada kondisi bentuk kristalnya itu, dan


perlakuan terhadap lipid tersebut. Jika lipid didinginkan,
terbentuk kristal yang segera menghilang berubah
menjadi bentuk yang halus (' ). Pada beberapa lipid
bentuk ' ini stabil, tetapi dalam lemak lainnya kristal '
ini berubah menjadi bentuk intermediat dan akhirnya
berubah menjadi bentuk yang besar.
c. Titik Lebur Lipid
Pada

bahan

makanan

terdapat

berbagai

jenis

trigliserida. Oleh karena itu, titik lebur lemak dan minyak


berada pada suatu kisaran suhu. Lemak dan minyak juga
mempunyai sifat tekstur dan daya pembentuk krim yang
bervariasi. Kekuatan ikatan antara radikal asam lemak
dalam kristal mempengaruhi pembentukan kristal. Hal ini
berarti juga mempengaruhi titik cair lemak. Makin kuat
ikatan antar molekul asam lemak, makin banyak panas
yang diperlukan untuk mencairkan kristal. Asam lemak
dengan ikatan yang tidak begitu kuat memerlukan panas
yang lebih sedikit, sehingga energi panas yang diperlukan

11

untuk mencairkan kristal-kristalnya makin sedikit dan titik


leburnya akan lebih rendah.
Titik lebur suatu lemak atau minyak dipengaruhi juga
oleh sifat asam lemak, yaitu gaya tarik antara asam
lemak yang berdekatan dalam kristal. Gaya ini ditentukan
oleh panjang rantai C, jumlah ikatan rangkap, dan bentuk
cis atau trans pada asam lemak tidak jenuh. Makin
panjang rantai C, titik cair akan semakin tinggi. Titik lebur
menurun dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap.
Hal ini dikarenakan ikatan antarmolekul asam lemak tidak
jenuh kurang kuat.
d. Bilangan Iodium
Bilangan iodium adalah suatu ukuran dari derajat
ketidakjenuhan. Lemak tidak jenuh dengan mudah dapat
bergabung dengan iodium (tiap ikatan rangkap dalam
lemak dapat mengambil dua atom iodium). Bilangan
iodium ditetapkan sebagai jumlah gram iodium yang
diserap oleh 100 gram lemak.
Tabel 2. Bilangan iodium dari beberapa lemak dan minyak
Sumber
Minyak
Minyak
Minyak
Minyak

kelapa
jagung
wijen
kacang

kedelai
Lemak daging
sapi
Lemak babi
Lemak unggas

Bilangan
iodium
8 10
115 127
79 90
130 138
35 45
50 65
80

Berdasarkan Tabel 2. bilangan iodium 130 untuk minyak


kacang kedelai menunjukkan derajat ketidakjenuhan yang

12

lebih

tinggi

dibandingkan

dengan

minyak

kelapa

(bilangan iodium 8).


e. Bilangan Penyabunan
Bila lipid dipanaskan dengan alkali seperti natrium
hidroksida, maka lipid pecah menjadi gliserol dan garam
alkali

dari

tersebut

asam-asam

dinamakan

lemak.

sabun

dan

Garam-garam
prosesnya

alkali
disebut

penyabunan. Jumlah alkali yang dibutuhkan dalam reaksi


penyabunan dinamakan bilangan penyabunan.
2. Sifat Kimia Lipid
a. Oksidasi dan Ketengikan
Kerusakan lipid yang utama adalah timbulnya bau dan
rasa tengik yang disebut proses ketengikan. Hal ini
disebabkan oleh oksidasi radikal asam lemak tidak jenuh
dalam lemak. Oksidasi dimulai dengan pembentukan
radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor-faktor
yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas,
peroksida; lemak atau hidroperoksida; logam-logam berat
seperti Cu, Fe, Co, dan Mn; logam porfirin seperti
hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil, dan enzimenzim lipoksidase.
Perhatikan reaksi oksidasi pada asam lemak berikut.

13

Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal


asam lemak tidak jenuh mengalami oksidasi dan menjadi
tengik. Bau tengik yang tidak sedap tersebut disebabkan
oleh pembentukan senyawa-senyawa hasil pemecahan
hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan
mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon
yang lebih pendek oleh radiasi energi tinggi, energi
panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-senyawa
dengan rantai C lebih pendek ini adalah asam-asam
lemak, aldehida-aldehida dan keton yang bersifat volatil
dan menimbulkan bau tengik pada lemak. Perubahanperubahan selama oksidasi ini dapat diikuti dengan
spektrofotometer

ultraviolet

dengan

absorpsi

pada

panjang gelombang 232 nm.


b. Hidrolisis Lipid
Lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam
lemak jika ada air. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam,
dan enzim-enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis
oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tersebut
terdapat pada semua jaringan yang mengandung minyak.
Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam lemak dengan
14

asam lemak rendah (lebih kecil dari C14) seperti pada


mentega, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa.
Hidrolisis sangat menurunkan mutu minyak goreng.
Minyak yang telah terhidrolisis, menjadikan smoke pointnya menurun. Selama penyimpanan dan pengolahan
minyak atau lemak, asam lemak bebas bertambah dan
harus

dihilangkan

dengan

proses

pemurnian

dan

deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih baik


mutunya.
c. Hidrogenasi
Sejumlah besar industri telah dikembangkan untuk
merubah minyak tumbuhan menjadi lemak padat dengan
cara hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses
konversi minyak menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi
kadang

kadang

lebih

dikenal

dengan

proses

pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan


gas hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki minyak
panas (200 C) yang mengandung katalis nikel yang
terdispersi.
d. Reaksi Penyabunan atau Safonifikasi
Hidrolisis yang paling umum adalah dengan alkali
atau

enzim

lipase.

Hidrolisis

dengan

alkali

disebut

penyabunan karena salah satu hasilnya adalah garam


asam lemak yang disebut sabun.
Reaksi hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan
penyabunan. Bilangan penyabunan adalah bilangan yang
menyatakan jumlah miligram KOH yang dibutuhkan untuk
menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar kecilnya
KOH tergantung pada panjang pendeknya rantai karbon
asam lemak atau dapat dikatakan bahwa besarnya
bilangan penyabunan tergantung pada massa molekul
lemak tersebut.

15

E. Peran Lipid dalam Makhluk Hidup


Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak/lipid memenuhi fungsi dasar
bagi seluruh makhluk hidup, yaitu:
1. Sumber energi
Lemak merupakan sumber energi yang besar di dalam tubuh, dan
menghasilkan 9 kkal pada setiap gramnya, dan jumlah ini jauh lebih besar
dari pada energi yang dihasilkan protein dan karbohidrat yaitu hanya
sebesar 4 kkal untuk setiap gramnya. Lemak di dalam tubuh berasalh dari
asupan makanan sehari-hari, baik itu berasal dari sumber karbohidrat,
protein, maupun dari lemak itu sendiri. lemak yang berada di dalam tubuh
disimpan pada bagian-bagian berikut ini: 50% pada jaringan bawah kulit
(daerah subkutan), 45% pada ronggaperut yang menyelimuti organ dalam,
dan 5% pada jaringan intramuskular.
2. Sumber Asam Lemak Esensial
Untuk beberapa jenis asam lemak tubuh memiliki kemampuan untuk
memproduksinya sendiri tetapi ada beberapa jenis asam lemak yang sangat
penting bagi tubuh tetapi tubuh tidak dapat memproduksinya sendiri, yaitu
asam lemak esensial, karena itu kita perlu mengonsumsi lemak yang
cukup untuk memperoleh jenis asam lemak ini dari makanan.
3. Alat angkut vitamin larut lemak
Beberapa vitamin seperti vitamin larut lemak (A, D, E, K) tidak
dapat didapatkan manfaatnya oleh tubuh tanpa bantuan lemak, karena
lemaklah yang membantu proses transportasi dan absopsi nya.selain itu,
lemak juga mengandung beberapa vitamin larut lemak ini, sehingga
dengan menginsumsi lemak yang cukup tubuh kita juga memperoleh
manfaat vitamin larut lemak ini.
4. Menghemat Protein
Pada kondisi tertentu tubuh membutuhkan energi yang sangat banyak
seperti dalam kondisi sakit, pada kondisi ini tanpa adanya lemak tubuh
akan menggunakan protein tubuh juga untuk memnuhi kebutuhan energi,
sedangkan protein sendiri memiliki fungsi penting lainnny sebagai zat
pengatur dan membantu tubuh meningkatkan fungsi imunitasnya, dengan
16

bantuan lemak protein melakukan fungsi utamanya sebagai zat pengatur


tanpa harus terbuang percuma memenuhi kebutuhan energi yang besar.
5. Sebagai Pelumas
Yaitu untuk pengeluaran sisa percernaan, lemak memiliki fungsi
sebagai pelumas untuk membantu pengeluarannya.
6. Memelihara Suhu Tubuh
Sebanyak 50% lemak terdistribusi di bawah lapisan kulit, hal inilah
yang membuat tubuh tetap hangat meskipun kondisi di luar tubuh sedang
dalam cuaca dingin, dengan demikian tubuh tidak kehilangan panas tubuh
secara cepat.
7. Pelindung organ
Dengan 45% lemak pada rongga perut, membuat organ-organ yang
berada didalam rongga perut akan terselubungi oleh lemak, sehingga
lemak dapat melindungi organ tersebut dari benturan dan bahaya lain dari
luar tubuh.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka disimpulkan, sebagai berikut:
1. Lipid dapat didefinisikan sebagai molekul kecil yang bersifat hidrofobik
atau amphifilik.
2. Jenis-jenis lipid diantaranya asam lemak, gliserida, lipid kompleks, non
gliserida.
3. Sifat kimia lipid diantaranya adalah oksidasi oksidasi dan ketengikan,
hidrolisis, hidrogenasi dan reaksi penyabunan/ safonifikasi.

17

4. Sifat fisika lipid diantaranya adalah bersifat padat, plastis, titik lebur
suatu lemak atau minyak dipengaruhi juga oleh sifat asam
lemak, derajat ketidakjenuhan suatu lemak dapat diukur
dengan bilangan iodium.
5. Peranan lipid dalam makhluk hidup diantaranya adalah sumber energi,
sumber asam lemak esensial, alat angkut vitamin larut lemak, menghemat
protein, sebagai pelumas, memelihara suhu tubuh dan pelindung organ.

DAFTAR PUSTAKA

Poedjaji.1994), Dasar-Dasar Biokimia, Universitas Indonesia


Press, Jakarta.
Kusriwati. 2012. Makalah Biokimia Lipid.www.kusriwati.bologspot.com
(Diakses pada tanggal 18 Maret 2015, pukul 17.56 WIB)
Yuki. 2009. Biokimia
lipida.http://yukiicetea.blogspot.com/2009/10/bichemist
18

ry--biokimia-lipida.html (Diakses pada tanggal 19 Maret 2015,


pukul 20.14 WIB)

19

Anda mungkin juga menyukai