Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH BIOKIMIA

“METABOLISME LEMAK”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
Rahma Gustia Nasution 22160035
Masyitah Ghania Qalbi 22160049
Nathania Ruella 22160020
Lulu Rofifah 22160045
Despriyozi Zalianti 22160036

DOSEN PENGAMPU MATAKULIAH


Apt. HELMICE AFRIYENI, M.Farm

2 FARMASI 2
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS
PADANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah swt. yang senantiasa memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan dengan sebaik baiknya makalah
pembahasan “Metabolisme Lemak” ini. Tak lupa shalawat dan salam semoga selalu terlimpah
curahkan kepada Nabi Muhammad saw. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata
kuliah Biokimia. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Metabolisme Lemak.

Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan
baik secara teknis penulisan maupun materi yang ada di dalamnya. Maka dari itu kami
mohon maaf apabila adanya ketidak sempurnaan tersebut. Kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan penyusunan makalah
ini. Semoga apa yang kami tuliskan dalam makalah ini dapat menyelesaikan tugas dengan
baik dan bermanfaat.

Padang,Mei2023

kelompok3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan masalah 2
1.3 Tujuan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Metabolisme Lemak 5
2.2 Golongan Metabolisme Lemak 7
2.3 Perbedaan ikatan rangkap karbon cis dan trans 9
BAB III PENUTUP 10
3.1 Kesimpulan 11
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak, steroid,
malam (wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada
sifat kimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa (1) relatif tidak larut dalam air dan
(2) larut dalam pelarut nonpolar misalnya eter dan kloroform. Senyawa ini merupakan
kandungan makanan yang penting, bukan hanya karena nilai energinya yang tinggi,
tetapi juga karena asam lemak esensial dan vitamin larut lemak serta mikronutrien
lipofilik lain yang terkandung dalam lemak makanan alami. Suplementasi diet dengan
asam lemak rantai panjang diyakini memberi manfaat pada sejumlah penyakit kronis,
seperti penyakit kardiovaskular, artritis reumatoid, dan demensia. Lemak disimpan di
jaringan adiposa, tempat senyawa ini juga berfungsi sebagai insulator panas di
jaringan subkutan dan di sekitar organ tertentu. Lipid nonpolar berfungsi sebagai
insulator elektrik dan memungkinkan penjalaran gelombang depolarisasi yang cepat
di sepanjang saraf bermielin. Lipid yang diangkut di dalam darah terikat dengan
protein dalam partikel lipoprotein. Lipid memiliki peran sangat penting dalam nutrisi
serta kesehatan, dan pengetahuan tentang biokimia lipid diperlukan untuk memahami
banyak kondisi biomedis penting, misalnya obesitas, diabetes melitus, dan
aterosklerosis.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian Metabolisme Lemak?
2. Apa saja golongan Metabolisme Lemak?
3. Apa saja perbedaan ikatan rangkap karbon cis dan trans?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian metabolisme Lemak.
2. Mengetahui golongan dari metabolisme lemak.
3. Mengetahui perbedaan ikatan rangkap karbon cis dan trans.
1.4 MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini, agar pembaca dapat menambah wawasan dan
dapat memberikan informasi mengenai aterosklorosis. Berupa penjelasan mengenai
etiologi dari Metabolisme Karbohidrat, faktor risiko Metabolisme Lemak dan bagaimana
konsekuensi klinis penyakit kelebihan dan kekurangan Lemak.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN METABOLISME LEMAK


Lipid sederhana mencakup lemak dan malam yang adalah ester asam lemak
dengan berbagai alkohol: a. Lemak (fat): Ester asam lemak dengan gliserol.
Minyak (oil) adalah lemak dalam keadaan cair. b. Malam (wax): Ester asam lemak
dengan alcohol monohidrat berberat molekul tinggi.
Lipid kompleks adalah ester asam lemak, yang selalu mengandung satu gugus
alkohol dan satu atau lebih asam lemak, dan juga gugus-gugus lain. Lipid kompleks
dapat digolongkan dalam tiga kelompok:
 Fosfolipid: Lipid yang mengandung suatu resi- du asam fosfor.
Fosfolipid sering memiliki ba- sa yang mengandung nitrogen (mis.
kolin) dan substituen lain. Pada banyak fosfolipid, alkoholnya adalah
gliserol (gliserofosfolipid), tetapi pada sfingofosfolipid, bagian
alkoholnya adalah sfingosin, yang mengandung gugus amino.
 Glikolipid (glikosfingolipid): Lipid yang mengan- dung asam lemak,
sfingosin, dan karbohidrat. c. Lipid kompleks lain: Lipid seperti
sulfolipid dan aminolipid. Lipoprotein juga dapat dimasukkan ke
dalam kelompok ini.

Lipid turunan dibentuk dari hidrolisis lipid seder- hana maupun kompleks.
Kelompok ini mencakup asam lemak, gliserol, steroid, alkohol lain, aldehida lemak,
dan badan keton, hidrokarbon, vitamin dan mikronutrien larut lemak, serta hormon.
Beberapa di antaranya (mis. asam lemak bebas, gliserol) juga berfungsi sebagai lipid
prekursor dalam pembentukan lipid sederhana dan kompleks. Karena tidak
bermuatan, asilgliserol (gliserida), koles- terol, dan ester kolesteril disebut sebagai
lipid netral.

2.2 GOLONGAN DARI METABOLISME LEMAK

Tata nama sistematik yang paling sering digunakan untuk menamai asam
lemak adalah berdasarkan hidro- karbon dengan jumlah dan susunan atom-atom
karbon yang sama, dengan -oat menggantikan akhiran (sistem Jenewa). Jadi, asam
jenuh berakhiran -anoat, mis. asam oktanoat (C8), dan asam takjenuh dengan ikatan
rangkap memiliki akhiran -enoat, misalnya asam oktadesenoat (asam oleat, C18).

Atom-atom karbon diberi nomor dari karbon karboksil (karbon no. 1). Atom-
atom karbon yang berdekatan dengan karbon karboksil (no. 2, 3, dan 4) masing-
masing juga dikenal sebagai karbon a, ẞ dan 7, dan karbon metil terminal dikenal
sebagai karbon atau n. Berbagai perjanjian menggunakan A untuk menun- jukkan
jumlah dan posisi ikatan rangkap misalnya A menunjukkan sebuah ikatan rangkap di
antara karbon 9 dan 10 asam lemak; w9 menunjukkan sebuah ikatan rangkap di
karbon ke-9 yang dihitung dari karbon @. Pada hewan, ikatan rangkap tambahan
dimasukkan hanya antara ikatan rangkap yang sudah ada di posisi w9, w6, atau w3
dan karbon karboksil sehingga dihasilkan tiga seri asam lemak yang masing- masing
dikenal sebagai famili w9, 06, dan 03 Asam Lemak Jenuh Tidak Mengandung Ikatan
Rangkap

Asam lemak jenuh dapat digambarkan sebagai seri yang berbasis asam asetat
(CH-COOH) sebagai anggota pertama rangkaian dan CH,- ditambahkan secara
bertahap di antara gugus terminal CH,-dan-COOH. Contoh diperlihatkan di Tabel 21-
1. Anggota-anggota lain yang lebih tinggi dari seri ini terutama terdapat di malam
(wax). Beberapa asam lemak rantai bercabang telah berhasil diisolasi dari sumber
tumbuhan dan hewan. Asam Lemak Takjenuh Mengandung Satu atau Lebih Ikatan
Rangkap Asam lemak dapat dibagi lagi menjadi:

1. Asam takjenuh tunggal (monoetenoid, monoenoat), mengandung satu ikatan


rangkap.

2. Asam takjenuh ganda (polietenoid, polienoat),mengandung dua atau lebih


ikatan rangkap 3. Eikosanoid: Senyawa yang berasal dari asam lemak
polienoat eikosa (20 karbon) ini (lihat Bab 23), terdiri dari prostanoid,
leukotrien (LT), dan lipoksin (LX). Prostanoid mencakup prostaglandin (PG),
prostasiklin (PGI), dan tromboksan (TX).

Prostaglandin terdapat pada hampir semua jaringan mamalia yang bekerja


sebagai hormon lokal; zat ini memiliki aktivitas fisiologis dan farmakologis yang
penting. Senyawa golongan ini disintesis in vivo dengan cara siklisasi bagian tengah
rantai karbon dari asam lemak takjenuh ganda 20-karbon (eikosanoat) (misalnya asam
arakidonat) untuk membentuk suatu cincin si- klopentana.Serangkaian senyawa ter-
kait, tromboksan, memiliki cincin siklopentana yang diselingi oleh sebuah atom
oksigen (cincin oksana).Tiga asam lemak eikosanoat berbeda menghasilkan tiga
gugus eikosanoid yang dicirikan oleh jumlah ikatan rangkap di rantai samping (lihat
Gambar 23-12), misalnya prostaglandin (PG),, PG, PG, Berbagai gugus-gugus
substituen berbeda yang melekat pada cincin menghasilkan serangkaian prosta-
glandin dan tromboksan yang dinamai A, B, dst (lihat Gambar 23-13)-misalnya,
prostaglandin tipe "E" (se- perti pada PGE,) memiliki sebuah gugus keto di posisi 9,
sementara prostaglandin tipe "F" memiliki sebuah gugus hidroksil di posisi ini.
Leukotrien dan lipoksin adalah kelompok ketiga turunan eikosanoid yang terbentuk
melalui jalur lipoksigenaseLeukotrien dan lipoksin masing- masing dicirikan oleh
adanya tiga atau empat ikatan rangkap terkonjugasi. Leukotrien menyebabkan
bronkokonstriksi dan merupakan agen proinflamasi kuat serta berperan dalam asma.

Secara umum, lipid tidak larut dalam air karena me- ngandung banyak gugus
nonpolar (hidrokarbon). Na- mun, asam lemak, fosfolipid, sfingolipid, garam empedu,
dan (dalam jumlah yang lebih rendah) kolesterol me- ngandung gugus-gugus polar.
Jadi, sebagian molekul tersebut bersifat hidrofobik, atau taklarut air; dan sebagian
hidrofilik, atau larut air. Molekul semacam ini disebut amfipatik. Molekul ini
mengalami orientasi pada pertemuan air-minyak de- ngan gugus polar di fase air dan
gugus nonpolar di fase minyak. Lipid lapis-ganda (bilayer) amfipatik ini adalah
struktur dasar pada membran biologis. Jika lipid ini berada dalam suatu konsentrasi
kritis dalam medium air, lipid ini membentuk misel (micelles). Liposom dapat
terbentuk melalui sonikasi lipid amfipatik dalam medium cair. Liposom terdiri dari
butir-butir lipid lapis-ganda yang menyelubungi bagian medium air.

Agregasi garam empedu menjadi misel dan liposom serta pembentukan


campuran misel dengan produk pencernaan lemak penting untuk mempermudah
penyerapan lipid dari usus. Liposom berpotensi untuk digunakan secara klinis-
terutama jika dikombinasikan dengan antibodi spesifik jaringan- sebagai pembawa
obat dalam sirkulasi yang diarahkan ke organ spesifik, misalnya, dalam terapi kanker.
Selain itu, liposom digunakan untuk pemindahan gen ke dalam sel vaskular serta
sebagai pembawa pada pemakaian obat atau kosmetik secara topikal atau transdermal.
Emulsi merupakan partikel yang jauh lebih besar, biasanya dibentuk oleh lipid
nonpolar dalam medium air. Emulsi distabilkan oleh zat pengemulsi, misalnya lipid
amfipatik (mis. fosfatidilkolin), yang membentuk suatu lapisan permukaan yang
memisahkan sebagian besar materi nonpolar dari fase air

2.3 PERBEDAAN IKATAN RANGKAP KARBON CIS DAN TRANS

Sebagian Besar Asam Lemak Takjenuh Alami Memiliki Ikatan Rangkap cis.
Rantai karbon asam lemak jenuh membentuk suatu pola zigzag jika direntangkan
pada suhu rendah. Pada suhu yang lebih tinggi, sebagian ikatan berputar dan
menyebabkan rantai memendek yang menjelaskan mengapa biomembran menjadi
lebih tipis seiring dengan meningkatnya suhu. Suatu tipe isomerisme geometrik
ditemukan pada asam lemak takjenuh, bergantung pada orientasi atom atau gugus di
sekitar sumbu ikatan rangkap yang tidak memungkinkan rotasi. Jika rantai asil
terletak di sisi yang sama dengan ikatan, terbentuk ikatan rangkap cis-, seperti pada
asam oleat: jika rantai asil terletak di sisi berlawanan. terbentuk ikatan trans-, seperti
pada asam elaidat, yaitu isomer trans asam oleat asam lemak menghasilkan berbagai
kemungkinan konfigurasi ruang molekul-misalnya asam arakidonat, dengan empat
ikatan rangkap cis, mengalami tekukan menjadi bentuk U.

Hal ini berdampak besar bagi pengemasan molekuler di membran sel dan pada
penempatan posisi asam lemak dalam molekul yang lebih kompleks seperti fosfolipid.
Ikatan rangkap trans mengubah hubungan spasial ini. Asam lemak trans terdapat di
makanan tertentu, yang terbentuk sebagai produk sampingan penjenuhan asam lemak
saat hidrogenasi, atau "pengerasan", (hardening) minyak alami pada pembuatan
margarin. Bagian kecil lain berasal dari pencernaan lemak ruminansia (hewan
pemamah biak) yang mengandung asam lemak trans yang berasal dari
kerja mikroorganisme dalam rumen. Kini diketahui bahwa konsumsi asam lemak
trans tidak baik untuk kesehatan dan berkaitan dengan peningkatan risiko berbagai
penyakit termasuk penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus. Hal ini
menyebabkan pengembangan teknologi untuk memproduksi margarin lembut yang
rendah atau bahkan tidak memiliki asam lemak trans.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Lipid kompleks adalah ester asam lemak, yang selalu mengandung satu
gugus alkohol dan satu atau lebih asam lemak, dan juga gugus-gugus lain. Lipid
kompleks dapat digolongkan dalam tiga kelompok:

Fosfolipid: Lipid yang mengandung suatu resi- du asam fosfor. Fosfolipid


sering memiliki ba- sa yang mengandung nitrogen (mis. kolin) dan substituen lain.
Pada banyak fosfolipid, alkoholnya adalah gliserol (gliserofosfolipid), tetapi pada
sfingofosfolipid, bagian alkoholnya adalah sfingosin, yang mengandung gugus amino.

Glikolipid (glikosfingolipid): Lipid yang mengan- dung asam lemak,


sfingosin, dan karbohidrat. c. Lipid kompleks lain: Lipid seperti sulfolipid dan
aminolipid. Lipoprotein juga dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini.

Lipid turunan dibentuk dari hidrolisis lipid seder- hana maupun kompleks.
Kelompok ini mencakup asam lemak, gliserol, steroid, alkohol lain, aldehida lemak,
dan badan keton, hidrokarbon, vitamin dan mikronutrien larut lemak, serta hormon.
Beberapa di antaranya (mis. asam lemak bebas, gliserol) juga berfungsi sebagai lipid
prekursor dalam pembentukan lipid sederhana dan kompleks. Karena tidak
bermuatan, asilgliserol (gliserida), koles- terol, dan ester kolesteril disebut sebagai
lipid netral.
DAFTAR PUSTAKA

Bender,. A,. D. dkk.(2020). Biokimia Harper Edisi 31. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai