Anda di halaman 1dari 22

BIOKIMIA

METABOLISME LEMAK

Oleh Kelompok 3:
NABILLA Khairani (2016302179)

Dosen pengampu: Febriniwati Rifdi, SST,M.Biomed

DIV KEBIDANAN 19C


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKIT TINGGI
TP 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa,

karena atas limpahan rahmat dan hidayah-nya, makalah yang berjudul

“Metabolisme Lemak” dapat kami selesaikan. Dan dapat memenuhi penugasan

mata kuliah Biokimia.

Demikian, makalah ini kami hadirkan dengan segala kelebihan dan

kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan

makalah ini, sangat kami harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan

manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.

Bukitinggi, 02 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lemak (lipid) adalah sumber energi penting pada tubuh. Tubuh

menyimpan lemak secara konstan diuraikan dan dibentuk kembali untuk

menyeimbangkan kebutuhan energi tubuh dengan persediaan makanan.

Kelompok enzim khusus membantu tubuh menguraikan dan memproses

lemak. Beberapa ketidaknormalan pada enzim ini bisa menyebabkan

bertambahnya zat-zat lemak yang secara normal akan diuraikan oleh enzim.

Sepanjang waktu, penumpukan bahan-bahan ini bisa membahayakan

banyak organ tubuh. gangguan disebabkan oleh penumpukan lemak disebut

lipidoses. Kelainan enzim lain dihasilkan di tubuh menjadi tidak dapat

mengkonversi lemak menjadi energi dengan baik.Kelainan ini disebut

gangguan oksidasi asam lemak.

3
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan lemak?

2. Apa yang di maksud dengan klasifikasi lemak berdasarkan kejenuhan

tingkatan?

3. Apa yang di maksud dengan sifat lemak dan terdapat apa saja?

4. Apa yang di maksud dengan fungsi lemak?

5. Sumber apa saja yang terdapat di dalam lemak?

6. Apa yang di maksud dengan pencernaan absorsi dan ransportasi

lemak?

7. Apa yang di maksud dengan metabolisme karbohidrat?

C. C.tujuan

tujuan menuliskan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui tentang pengertian lemak

2. Untuk mengetahui tentang klasifikasi lemak

3. Untuk mengetahui tentang sifat lemak

4. Untuk mengetahui tentang fungsi lemak

5. Untuk mengetahui tentang sumber lemak

6. Untuk mengetahui tentang pencernaan absorsi dan transportasi lemak

7. Untuk mengetahui tentang metabolisme lemak

4
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lemak
Lemak adalah sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur
Carbon ( C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat
larut dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelaut lemak), seperti petroleum
benzne, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi bersifat padat pada
suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik lebur rendah, bersifat cair.
Lemak yang padat pada suhu kamar disebut lemak atau gaji, sedangkan yang
cair pada suhu kamar disebut minyak.
Pengertian Lemak yang lain adalah garam yang terbentuk dari
penyatuan asam lemak dengan alkohol organik yang disebut gliserol atau
gliserin. Lemak yang dapat mencair dalam temperatur biasa disebut minyak,
sedangkan dalam bentuk padat disebut lemak. Seperti halnya karbohidrat,
lemak tersusun atas molekul C, H, dan O dengan jumlah atom lebih banyak.
Lemak juga merupakan sumber energi bagi tubuh, 1 gram lemak mengandung
9 kalori.Ketiga asam lemak dalam trigliserida dapat sama macamnya disebut
lemak sederhana (simple fat) dan dapat pula berbeda atau gabungan dari 2
asam lemak berbeda disebut lemak campuran (mixed fat).
Lipid adalah suatu kelompok besar substansi biologik yang dapat larut
dengan baik dalam pelarut zat organik, seperti metanol, aseton, klorofom dan
benzena. Sebaliknya lipid tidak atau sukar alrut dalam air. Kelarutannya
dalam air yang kecil disebabkan karena kekurangan atom-atom yang
berpolarisasi (O, N, S, P)
Asam lemak adalah asam karbonat dengan rantai hidrokarbon yang
panjang dengan rumus CH3(CH2)nCOOH  atau  CnH2n+1-COOH. Sebagai
komponen dari lipid, asam lemak terdapat pada semua organisme. Asam
lemak terutama berada dalam bentuk ester dengan alkohol, misalnya dengan
gliserol, spingosin atau kolesterol. Dalam jumlah kecil asam lemak ditemukan
juga dalam bentuk tidak teresterisasi, sehingga dikenal sebagai asam lemak
bebas

6
B. Klasifikasi Lemak

Klasifikasi Lemak Berdasarkan Kejenuhan Ikatan

1. Jenis-jenis Asam
Pembahasan sebelumnya bahwa molekul lemak terbentuk dari gliserol
dan tiga asam lemak. Oleh karena itu, penggolongan lemak lebih
didasarkan pada jenis asam lemak penyusunnya. Berdasarkan jenis
ikatannya, asam lemak dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh, yaitu asam lemak yang semua ikatan atom
karbon pada rantai karbonnya berupa ikatan tunggal (jenuh). Contoh:
asam laurat, asam palmitat, dan asam stearat.
b. Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh, yaitu asam lemak yang mengandung
ikatan rangkap pada rantai karbonnya. Contoh: asam oleat, asam
linoleat, dan asam linolenat.
2. Hidrolisis Lemak
Pada pembahasan ester telah dijelaskan bahwa reaksi pembentukan
ester dari alkohol dengan asam karboksilat disebut reaksi pengesteran
(esterifikasi). Kebalikan dari reaksi esterifikasi disebut reaksi hidrolisis
ester.

R–CO–OH         +     R′ – OH ——-à R–C–OR′ + H2O

asam karboksilat        alkohol                    ester

Dengan demikian, hidrolisis lemak menghasilkan gliserol dan asam-asam


lemak.

Berdasarkan struktur kimianya :

a.    Lemak sederhana (lemak & minyak)

b.    Lemak majemuk (fosfolipid dan lipoprotein)

7
3. Lemak turunan (derivat lemak) asam lemak dan sterol 

Berdasarkan Sumbernya:

a.   Lemak hewani, yaitu lemak yang berasal dari hewan

b.  Lemak nabati, yaitu lemak yang berasal dari tumbuhan

Berdasarkan konsistensinya:

a.    Lemak padat

b.   Lemak cair

Berdasarkan wujudnya:

a.    Lemak terlihat

b.    Lemak tak terlihat

C. SIFAT FISIK KIMIA LEMAK

Lemak memiliki sifat-sifat antara lain seperti berikut.

1. Sifat Fisika Lemak


a. Lemak merupakan bahan padat pada suhu kamar, di antaranya
disebabkan kandungan asam lemak jenuh yang secara kimia tidak
mengandung ikatan rangkap sehingga mempunyai titik lebur yang
tinggi.
b. Lemak juga dapat memiliki sifat plastis. Artinya mudah dibentuk
atau dicetak atau dapat diempukkan (cream), yaitu dilunakkan
dengan pencampuran dengan udara. Lemak yang plastis biasanya
mengandung kristal gliserida yang padat dan sebagian trigliserida
cair. Bentuk ukuran kristal gliserida memengaruhi sifat lemak
pada roti dan kue. Bila suatu lemak didinginkan, maka jarak
antarmolekul menjadi lebih kecil. Jika jarak antarmolekul tersebut
mencapai 5 A°, maka akan timbul gaya tarik-menarik antara
molekul yang disebut gaya Van der Walls. Besar gaya ini hanya

8
bisa dihitung pada molekul yang berantai panjang, seperti asam
lemak dengan massa molekul relatif tinggi.Akibat adanya gaya
ini, radikal-radikal asam lemak dalam molekul lemak akan
tersusun berjajar dan saling bertumpuk serta berikatan
membentuk kristal.
Kristal lemak mempunyai bentuk polimer, yiatu α, β, β'
(intermediate) yang masing-masing memiliki sifat berbedabeda.
Perhatikan sifat kristal lemak bentuk polimer α , β, dan β' berikut.

Tabel 1. Sifat Fisika Kristal Lemak

Bentuk polimer Sifat fisika Ukuran (μm)

α Rapuh, transparan, pipih 5

β' Jarum halus 1

β Besar-besar dan berkelompok 25 – 50, kadang-kadang


100

Bentuk polimer yang khas pada suatu lemak tergantung pada


kondisi bentuk kristalnya itu, dan perlakuan terhadap lemak tersebut.
Jika lemak didinginkan, terbentuk kristal α yang segera menghilang
berubah menjadi bentuk yang halus. Pada beberapa lemak bentuk β'
ini stabil, tetapi dalam lemak lainnya kristal β' ini berubah menjadi
bentuk intermediat dan akhirnya berubah menjadi bentuk β yang
besar.

Kristal-kristal ini berbeda sifat dan titik cairnya sehingga


mengakibatkan lemak mempunyai beberapa titik lebur. Misalnya,
tristearin dengan tiga bentuk polimer mempunyai titik cair 64,2 °C; 53
°C; dan 71,7 °C. Perbedaan titik cair ini menyebabkan lemak mulai
mencair pada suhu 53 °C, yang kemudian segera membeku kembali.
Bila perlahan-lahan dipanaskan lagi, lemak akan mencair lagi pada
suhu 64,2 °C.Perlakuan dengan perbedaan suhu dapat berperan dalam

9
pembentukan kristal yang halus atau kasar sesuai dengan tujuan yang
diinginkan dalam industri pangan; misalnya untuk mentega berbeda
dengan untuk minyak salad, kembang gula, atau ice cream.

c. Titik Lebur Lemak


Pada bahan makanan terdapat berbagai jenis trigliserida. Oleh
karena itu, titik lebur lemak dan minyak berada pada suatu kisaran
suhu. Lemak dan minyak juga mempunyai sifat tekstur dan daya
pembentuk krim yang bervariasi. Kekuatan ikatan antara radikal asam
lemak dalam Kristal
Mempengaruhi pembentukan kristal. Hal ini berarti juga
mempengaruhi titik cair lemak. Makin kuat ikatan antar molekul asam
lemak, makin banyak panas yang diperlukan untuk mencairkan kristal.
Asam lemak dengan ikatan yang tidak begitu kuat memerlukan panas
yang lebih sedikit, sehingga energi panas yang diperlukan untuk
mencairkan kristal-kristalnya makin sedikit dan titik leburnya akan
lebih rendah.

Titik lebur suatu lemak atau minyak dipengaruhi juga oleh sifat
asam lemak, yaitu gaya tarik antara asam lemak yang berdekatan
dalam kristal. Gaya ini ditentukan oleh panjang rantai C, jumlah
ikatan rangkap, dan bentuk cis atau trans pada asam lemak tidak
jenuh. Makin panjang rantai C, titik cair akan semakin tinggi.

d. Bilangan Iodium

Bilangan iodium adalah suatu ukuran dari derajat ketidakjenuhan.


Lemak tidak jenuh dengan mudah dapat bergabung dengan iodium
(tiap ikatan rangkap dalam lemak dapat mengambil dua atom iodium).
Bilangan iodium ditetapkan sebagai jumlah gram iodium yang diserap
oleh 100 gram lemak.

Tabel 2. Bilangan iodium dari beberapa lemak dan minyak

10
Sumber Bilangan iodium

Minyak kelapa 8 – 10

Minyak jagung 115 – 127

Minyak wijen 79 – 90

Minyak kacang
130 – 138
kedelai

Lemak daging
35 – 45
sapi

Lemak babi 50 – 65

Lemak unggas 80

Berdasarkan Tabel 2. bilangan iodium 130 untuk minyak kacang


kedelai menunjukkan derajat ketidakjenuhan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan minyak kelapa (bilangan iodium 8).

e. Bilangan Penyabunan

Bila lemak dipanaskan dengan alkali seperti natrium hidroksida,


maka lemak pecah menjadi gliserol dan garam alkali dari asam-asam
lemak. Garam-garam alkali tersebut dinamakan sabun dan prosesnya
disebut penyabunan. Jumlah alkali yang dibutuhkan dalam reaksi
penyabunan dinamakan bilangan penyabunan.

2. Sifat Kimia Lemak


a. Oksidasi dan Ketengikan
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan
rasa tengik yang disebut proses ketengikan. Hal ini disebabkan
oleh oksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam lemak.
Oksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat mempercepat reaksi
seperti cahaya, panas, peroksida; lemak atau hidroperoksida;
logam-logam berat seperti Cu, Fe, Co, dan Mn; logam porfirin

11
seperti hematin, hemoglobin, mioglobin, klorofil, dan enzim-enzim
lipoksidase
Molekul-molekul lemak yang mengandung radikal asam
lemak tidak jenuh mengalami oksidasi dan menjadi tengik. Bau
tengik yang tidak sedap tersebut disebabkan oleh pembentukan
senyawa-senyawa hasil pemecahan hidroperoksida yang bersifat
sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan
rantai karbon yang lebih pendek oleh radiasi energi tinggi, energi
panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-senyawa dengan rantai
C lebih pendek ini adalah asam-asam lemak, aldehida-aldehida dan
keton yang bersifat volatil dan menimbulkan bau tengik pada
lemak.Perubahan-perubahan selama oksidasi ini dapat diikuti
dengan spektrofotometer ultraviolet dengan absorpsi pada panjang
gelombang 232 nm.
Proses ketengikan sangat dipengaruhi oleh adanya
prooksidan dan antioksidan. Prooksidan akan mempercepat
terjadinya oksidasi, sedangkan antioksidan akan menghambatnya.
Penyimpanan lemak yang baik adalah dalam tempat tertutup yang
gelap dan dingin. Wadah lebih baik terbuat dari aluminium atau
stainless steel. Lemak harus dihindarkan dari logam besi atau
tembaga. Bila minyak telah diolah menjadi bahan makanan, pola
ketengikannya akan berbeda. Kandungan gula yang tinggi
mengurangi kecepatan timbulnya ketengikan, misalnya biskuit
yang manis akan lebih tahan daripada yang tidak bergula.
Adanya antioksidan dalam lemak akan mengurangi
kecepatan proses oksidasi. Antioksidan terdapat secara alamiah
dalam lemak nabati, dan kadang-kadang sengaja ditambahkan.

b. Hidrolisis Lemak
Lemak dapat terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak
jika ada air. Reaksi ini dipercepat oleh basa, asam, dan enzim-
enzim. Dalam teknologi makanan, hidrolisis oleh enzim lipase

12
sangat penting karena enzim tersebut terdapat pada semua jaringan
yang mengandung minyak. Hidrolisis sangat mudah terjadi dalam
lemak dengan asam lemak rendah (lebih kecil dari C14) seperti pada
mentega, minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Hidrolisis
sangat menurunkan mutu minyak goreng. Minyak yang telah
terhidrolisis, menjadikan smoke point-nya menurun. Selama
penyimpanan dan pengolahan minyak atau lemak, asam lemak
bebas bertambah dan harus dihilangkan dengan proses pemurnian
dan deodorisasi untuk menghasilkan minyak yang lebih baik
mutunya.

D. FUNGSI LEMAK

            Beberapa fungsi lemak bagi tubuh antara lain sebagai berikut:

1. Melindungi tubuh dari perubahan suhu, terutama suhu yang rendah.


2.  Melarutkan beberapa vitamin melalui proses kimiawi dalam tubuh.
3. Sebagai sumber energi.
4. Sebagai alat pengangkut vitamin yang dapat larut dalam lemak.
5. Lemak dapat melindungi organ jantung dan lambung.
6. Sebagai pelumas dalam saluran cerna untuk membantu
mengeluarkan ampas makan.
7. Lemak berguna untuk menyusun membran sel.
8. Sebagai bahan penyusun hormon serta vitamin.
9. Sebagai bahan penyusun empedu, hormon dan asam kholat

E. SUMBER LEMAK

  Beberapa sumber lemak terbaik:

1. Buah Alpukat

13
Alpukat adalah buah yang memiliki kandungan tinggi lemak.
Tetapi Anda tidak perlu khawatir, karena selain daging buahnya yang
gurih, alpukat memiliki mengandung lemak baik (HDL). Kandungan
lutein pada alpukat berkhasiat untuk membantu meningkatkan kualitas
kesehatan mata dan kandungan klorofilnya merupakan sumber
antioksidan.
2. Kelapa dan Minyak Kelapa Murni
Kelapa merupakan sumber lemak yang bagus bagi Anda yang
vegetarian. Banyak mengandung vitamin K, E dan zat besi. Vitamin K
bagus untuk pertumbuhan tulang dan mempercepat kerja kalsium.
Sementara vitamin E bagus untuk kesehatan kulit.
Minyak kelapa dapat menjadi pilihan terbaik sebagai menu
makanan penutup yang sehat. Meski kegunaan minyak kelapa masih
terus dipelajari, tapi manfaatnya telah diakui ampuh sebagi anti-bakteri,
kaya akan vitamin K dan E dan zat besi. Beberapa riset bahkan
mengindikasikan,minyak kelapa dapat membantu manajemen berat
badan, karena mengurangi stres pada sistem endokrin.
3. Mentega Shea
Shea (Vitellaria paradoxa) adalah jenis tanaman yang tumbuh di
Afrika. Bijinya bisa diekstrak untuk dimabil minyaknya dan dijadikan
mentega yang tinggi kandungan vitamin E dan A yang bisa berfungsi
sebagai antioksidan.
4. Minyak Salvia
Terdengar asing di Indonesia karena memang hanya tuumbuh di
daratan Meksiko dan Amerika Selatan. Memiliki bunga seperti
lavender. Karena warna dan bentuknya yang unik, salvia biasanya
hanya digunakan sebagai tanaman hias. Namun minyak astiri yang
dihasilkan dari ekstraksi salvia ternyata tinggi kandungan omega 3.
5. Minyak Biji Anggur
Minyak hasil ekstraksi biji anggur menurut beberapa penelitian
mampu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh.
6. Minyak Camalina

14
Termasuk jenis sayuran seperti kol dan brokoli. Minyak yang
dihasilkan memiliki kandungan lemak yang baik, vitamin E dan omega 3
yang tinggi. Bagus sebagai antioksidan.
7. Ikan (Salmon, sarden, herring, makarel dan tuna)
Beberapa jenis ikan mengandung lemak yang sangat baik bagi
kesehatan. Salmon, sarden, herring, makarel dan tuna adalah jenis ikan
yang mengandung asam lemak omega-3. Lemak pada ikan sangat
dibutuhkan untuk membantu pertumbuhan, perkembangan fungsi otak,
dan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.
Asam lemak omega-3 juga dapat ditemukan pada tumbuhan laut
seperti krill, alga, beberapa tanaman dan minyak kacang. Asam lemak
omega-3 dapat membantu mengurangi kolesterol jahat (LDL),
meningkatkan kolesterol baik (HDL), mengurangi peradangan dan
mengurangi risiko penyakit jantung, kanker dan diabetes tipe 2.
EPA (asam eicosapentaenoic) dan DHA (asam docosahexaenoic)
adalah tipe asam lemak omega-3 yang banyak ditemukan dalam minyak
ikan untuk mengurangi resiko irama jantung abnormal yang
mengakibatkan kematian mendadak dan penyakit jantung, menurut hasil
studi di University of Maryland Medical Center.
8. Kacang-kacangan atau polong-polongan
Kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi yang melindungi
kesehatan Anda. Orang yang makan kacang secara teratur berisiko lebih
rendah untuk meninggal akibat serangan jantung dan stroke ketimbang
mereka yang makan sedikit, menurut studi di Harvard School of Public
Health.
Kebanyakan jenis kacang-kacangan mengandungan tingkat
kolesterol jahat (LDL) yang rendah dan mampu meningkatkan kolesterol
baik.
Kenari misalnya, mengandung asam lemak omega-3 yang
melindungi Anda dari ritme jantung abnormal yang mematikan dan
pembekuan darah. Beberapa contoh jenis kacang yang mengandung
omega 3 adalah kacang tanah, kacang merah, almond dan kenari.

15
Kacang Macadamia. Macadamia merupakan jenis tumbuhan
kacang yang banyak hidup di daratan Australia. Minyak macadamia
mengandung lemak baik yang mampu menurunkan Kadar lemak jahat
dalam tubuh. Macadamia juga memiliki kandungan omega 3 dan vitamin
E yang tinggi.

F. PENCERNAAN, ABSORBSI, DAN TRANSPORTASI LEMAK


a. Pencernaan Lemak oleh Tubuh
Makanan-makanan yang mengandung lemak dicerna oleh tubuh
melalui serangkaian tahapan panjang, baik secara mekanis maupun
kimiawi.
1. Rongga Mulut
Proses pencernaan lemak mula-mula terjadi di rongga
mulut. Gigi melakukan fungsinya dalam meremahkan dan
menghaluskan lemak secara mekanis, sedangkan kelenjar air ludah
yang terdapat di bagian bawah lidah menghasilkan enzim lipase
lingual yang berfungsi untuk meminimalkan ukuran lemak agar
lebih halus secara kimiawi.
2. Esofagus dan Lambung
Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak akan
ditelan dan melewati esophagus secara cepat. Di bagian organ ini,
lemak tidak sama sekali mengalami proses apapun. Ia hanya lewat
untuk kemudian masuk ke dalam lambung.
Di dalam lambung, lemak akan bercampur dengan bahan
makanan lain untuk kemudian digiling secara mekanis melalui
gerak kontraksi lambung dan secara kimiawi melalui penambahan
asam lambung (HCl) yang diproduksi oleh dinding lambung.

3. Usus Halus
Proses pencernaan lemak yang sebenarnya terjadi di usus
halus. Menyadari bahwa suatu zat hanya dapat dicerna jika terlarut
dalam air, sedangkan lemak atau minyak tidak bisa bercampur

16
dengan air, maka untuk dapat mencerna bahan satu ini proses
emulsifikasi lemak mutlak diperlukan.
Proses emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak masuk ke
usus dua belas jari. Masuknya lemak ke organ ini, secara biologis
akan membuat kantung empedu menghasilkan cairannya. Cairan
yang disekresikan hepatosit hati ini adalah zat yang mampu
mengemulsikan lemak dan merubah ukurannya menjadi 300 kali
lebih kecil dari ukuran semula. Dengan bantuan enzim lipase dari
pankreas, emulsi lemak kemudian dihidrolisis menjadi asam lemak
dan gliserol. Keduanya akan bereaksi dengan garam empedu untuk
kemudian menghasilkan butir-butir lemak (micel) yang siap
diabsorpsi oleh usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan
(ileum).
Secara difusi pasif, butir-butir lemak akan diserap oleh
membran mukosa di dinding usus kosong dan usus penyerapan.
Butir-butir lemak ini kemudian dibawa dan disalurkan melalui
aliran darah ke seluruh tubuh.
4. Usus Besar dan Anus
 Orang dewasa umumnya dapat mencerna dan menyerap
lemak maksimal 95% dari keseluruhan makanan yang
dikonsumsinya. Adapun 5% lemak yang tidak diserap akan
mengalir menuju usus besar untuk kemudian dikeluarkan dari
dalam tubuh melalui feses.

b. Absorbsi lipid
Hasil pencernaan dari lemak akan diserap kembali ke dalam
membran mukosa usus halus dengan cara difusi pasif. Absorbsi ini paling
banyak terjadi di jejenum. Untuk bentuk gliserol, asam lemak rantai
pendek (C4-C6), dan asam lemak rantai panjang (C8-C10) dapat langsung
diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi asam lemak dengan rantai
panjang, monogliserida harus diubah menjadi trigliserida dahulu.
Trigliserida dan lipida besar lainnya (kolestrol, fosfolipida) kemudian

17
diabsorbsi secara aktif dan menghasilkan kilomikron (jenis lipoprotein—
alat angkut lipida). Kilomikron membawa lipida ke jaringan – jaringan
adiposa melewati limfe menuju ke darah.

Hasil Pencernaan Lipid Absorpsi

Gliserol Diserap langsung ke dalam darah

Asam lemak rantai pendek (C4-6)

Asam lemak rantai menengah (C8-


10)

Asam lemak rantai panjang Diubah menjadi trigliserida di


dalam sel-sel usus halus
Monogliserida

Trigliserida Membentuk kilomikron, masuk ke


dalam limfe kemudian ke dalam
Kolesterol
darah
Fosfolipida

Tabel : Penyerapan Lipid

c. Transportasi lemak
Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam
lemak bebas bergabung dengan monogliserida membentuk trigliserida.
Sintesis protein di sel epitel berfungsi untuk mengemas trigliserida,
fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron.
Pada dasarnya kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke
aliran darah. Proses ini menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus
halus dalam upaya mengemulsi lemak makanan selama proses
pencernaan.
Dalam absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol)
yang terbentuk dalam usus halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif
dan ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini tergabung dengan protein

18
yang khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan
lipoprotein.
Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, yaitu kilomikron,
low density lipoprotein(LDL), very low density lippoprotein(VLDL), dan
high density lippoprotein (HDL).
Lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam
tubuh dinamakan kilomikron. Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus
halus ke dalam sistem limfe untuk kemudian melalui duktus torasikus di
sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar tengkuk dan
seterusnya masuk ke dalam aliran
darah.                                                                                                              
     
G.  METABOLISME LEMAK     
Lemak yang tidak segera diperlukan setelah absorbsi disimpan oleh
tubuh dalam jaringan adiposa. Bila diperlukan, lemak dikeluarkan dari
tempat penyimpanan dalam hati diubah menjadi gliserol dan asam lemak,
bentuk yang paling mudahdapat digunakan dalam tubuh. Bila lemak terus
di metabolisme dalam hati maka akan terdapat ampas berupa zat keton
yang hanya terbatas penggunaanya. Kalau banyak dihasilkan di hati maka
akn menjadi kalori dalam darah, dan hal ini terjadi pada saat kelaparan
karena tubuh tidak mempunyai sesuatu untuk digunakan selain dari lemak
di dalam jaringan adiposa.
 Pencernaan      : Lipase lambung menghasilkan sedikit hidrolisis
lemak sehingga lipase pankreas dan lipase usus memecah lemak
menjadi gliserin dan asam lemak.
 Absorbsi          : Gliserin dan asam lemak oleh kakteal disalurka ke
duktus dan masuk ke aliran darah, kemudian dialirkan ke deluruh
jaringan tubuh. Hati membantu mengoksidasi lemak dan
mempersiapkan untuk disimpan dalam jaringan, lemak dioksidasi
untuk memberi panas dan tenaga serta lemak yang disimpan
mengandung vitamin A dan B. Produksi buangan hasil pembakaran
lemak dalam jaringan akan diekskresikan oleh paru-paru dalam

19
bentuk air dan karbondioksida melalui kulit dalam bentuk keringat,
ginjal dalam bentuk urine serta saluran pencernaan dalam bentuk
feases.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

20
Berdasarkan pembahasan di dalam makalah ini, dapat disimpulkan
bahwa lemak adalah senyawa yang sangat berperan dalam tubuh. Di dalam
melakukan perannya, lemak mengalami beberapa proses yaitu pencernaan,
penyerapan, transportasi dan ekskresi. Utilitas lemak tidak hanya terbatas
bagi manusia secara langsung, tapi juga untuk kebutuhan pangan. Namun,
sejalan dengan itu kelebihan dan kekurangan kandungan lemak dalam
tubuh dapat menimbulkan gejala negatif bagi tubuh. Oleh karena itu,
kebutuhan lemak dalam tubuh harus diseimbangkan dengan beberapa
alternatif salah satunya adalah gaya hidup sehat.

B. SARAN
Penulis menyarankan kepada pembaca agar menjaga keseimbangan
nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Karena ketika nutrisi yang masuk di
dalam tubuh itu berlebih atau kurang, maka akan berdampak pada tubuh
mulailah melakukan gaya hidup dari sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

Koolman,Jan.,dan Rohm,Klaus-Hainrich.(2000).Atlas Berwarna dan Teks

          Biokimia.Jakarta:Hipokrates

21
Montgomery,rex.,Dryer,Robert  L.,Conway,Thomas W.,Spector,Athur

       A.(1993).Biokimia Suatu Pendekatan Berorientasi Kasus.Yogyakarta:Gajah

       Mada University Press

Syaifuddin.(2006).Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa

          Keperawatan,E/3.Jakarta:EGC

22

Anda mungkin juga menyukai