Oleh :
NABILLA KHAIRANI
(2015302179)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-nya, makalah yang berjudul “Negosiasi dan Komunikasi Bisnis”
dapat kami selesaikan. Dan dapat memenuhi penugasan mata kuliah ilmu kesehatan masyarakat.
Demikian, makalah ini kami hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan. Oleh
sebab itu, kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini, sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
3
Dalam perkembangan sekarang hasil sintesis senyawa turunanan minyak atsiri dapat
digunakan sebagai feromon, aditif biodisel, antioksidan, polimer, aromaterapi, penjerap
logam, sun screen block dan banyak lagi kegunaan lainnya. Kemampuan untuk melakukan
konversi komponen minyak atsiri menjadi menjadi senyawa-senyawa yang lebih berguna
merupakan suatu hal penting yang mendesak sekarang. Hal ini disebabkan senyawa
turunan minyak atsiri yang diimpor ke Indonesia harganya jauh lebih mahal daripada harga
minyak atsiri yang dieskpor oleh Indonesia .Oleh sebab itu,makalah ini akan mempelajari
tentang minyak atsiri agar lebih banyak diketahui oleh masyarakat luas.
1.3 TUJUAN
1. Untuk lebih mengenal tentang minyak atsiri
2. Untuk mengetahui sifat – sifat dari minyak atsiri
3. Untuk mengetahui macam – macam penggolongan minyak atsiri
4. Untuk menambah pengetahuan yang lebih mendalam tentang minyak atsiri yang
terkandung dalam tanaman.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric Oil), Minyak
Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati
yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga
memberikan aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian
atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan Minyak
Atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.
Minyak atsiri (minyak esensial) adalah komponen pemberi aroma yang dapat
ditemukan dalam berbagai macam bagian tumbuhan. Istilah esensial dipakai karena
minyak atsiri mewakili bau tanaman asalnya. Dalam keadaan murni tanpa pencemar,
minyak atsiri tidak berwarna.Namun pada penyimpanan yang lama, minyak atsiri dapat
teroksidasi dan membentuk resin serta warnanya berubah menjadi lebih tua (gelap).
Untuk mencegah supaya tidak berubah warna, minyak atsiri harus terlindungi dari pengaruh
cahaya, misalnya disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap .Bejana tersebut juga diisi
5
sepenuh mungkin sehingga tidak memungkinkan hubungan langsung dengan udara, ditutup
rapat serta disimpan di tempat yang kering dan sejuk.
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat mudah
menguap pada suhu kamar (250C) tanpa mengalami dekomposisi dan berbau wangi sesuai
dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut
dalam air (Gunther, 1990).
6
Ciri-ciri minyak atsiri :
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,
susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung)
sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun
memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Karena
pengaruh psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi
atau kegiatan-kegiatan liturgi dan olah pikiran/jiwa, seperti yoga atau ayurveda.
7
Proses ekstraksi meliputi beberapa tahapan :
a) Perajangan
Sebelum bahan obat tersebut di suling, sebaiknya dirajang terlebih dahulu
menjadi potongan-potongan kecil. Proses perajangn ini bertujuan untuk
memudahkan penguapan minyak atsiri dri bahan, dan untuk mengurangi sifat
kamba bahan oral. Besar ukuran partikel hasil rajangan bervariasai, tergantung
dari jenis bahan itu sendiri. Selama proses perajangan akan terjadi penguapan
komponen minyak bertitik didih rendah, dan jika dibiarkan beberapa menit akan
terjadi penyusutan bahan sekitar 0,5 % akibat penguapan minyak. Oleh karena itu,
jika di inginkan rendemen dan mutu minyak yang baik, maka hasil rajangan harus
di masukkan dalam ketel suling. Kelemahan bahan yang di rajang karena :
1) Jumlah total minyak berkurang, akibat penguapan selama perajangan.
2) Komposisi minyak akan berubah, dan akan mempengaruhi bau.
8
Sebagian bahan olah memerlukan proses pengeringan, sebelum di
simpan atau disuling. Tujuan dari pelayuan dan pengeringan bahan olah adalah :
a. menguapkan sebagian air dalam bahan, sehingga proses penyulingan
mudah, dan singkat.
b. Untuk menguraikan zat tidak berbau sehingga berbau wangi.sebagai
contoh ialah untuk memecahkan glikosida (amigdalin) menjadi
benzaldehid yang berbau wangi pada minyak almon dan akar orris. Hal
yang sam terjadi pula pada minyak nilam dan vanila.
Kehilangan minyak selama periode pelayuan dan pengerian
lebih besar dari kehilangan minyak selama proses penyimpanan. Hal ini
terjadi karena proses pengeringan, air dalam tanaman akan berdifusi
sambil mengangkut minyak atsiri dan akhirnya menguap.
Bahan yang mengandung fraksi minyak yang mudah menguap,
biasanya hanya dilayukan atau dikeringkan pada tingkat kering udara,
sedangkan bahan yang mengandung minyak atsiri yang sukar menguap,
biasanya dikeringkan lebih lanjut.
Minyak atsiri adalah zat cair yang mudah menguap bercampur
dengan persenywaan padat yang berbeda dalam hal komposisi dan titik
cairnya, larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam pelarut air.
Berdasarkan sifat tersebut, maka minyak atsiri dapat diekstrak dengan 4 macam cara, yaitu :
1. PENYULINGAN
Penyulingan adalah proses pemisahan komponen yang berupa cairan atau
padatan dari dua macam campuran atau lebih, berdasarkan perbedaan titik uapnya dan
proses ini dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam air.
Jumlah minyak yang menguap bersama-sama dengan uap air ditentuka oleh 3 faktor,
yaitu :
a. Besarnya tekanan uap yang digunakan.
b. Berat molekul masing-masing komponen dalam minyak
c. Kecepatan minyak yang keluar dari bahan yang mengandung minyak.
9
Proses penyulingan minyak dapat dipercepat dengan menaikkan suhu dan tekanan atau
dengan menggunakan sistem “ superheated steam “. Akan tetapi hal ini hanya dapat
dilakukan terhadap minyak atsiri yang sukar mengalami dekomposisi pada suhu yang
lebih tinggi.
Ekstraksi minyak atsiri dengan penyulingan mempunyai beberapa kelemahan yaitu :
a. Tidak baik digunakan terhadap beberapa jenis minyak yang mengalami kerusakan
oleh adanya panas dan air
b. Minyak atsiri yang mengandung fraksi ester akan terhidrolisa karena adanya air dan
panas
c. Komponen minyak yang larut dalam air tidak dapat diekstraksi.
d. Komponen minyak yang bertitik didih tinggi yang menentukan bau wangi dan
mempunyai daya fiksasi terhadap bau sebagian tidak ikut tersuling dan tetap
tertinggal dalam bahan.
e. Bau wangi minyak yang dihasilkan sedikit berubah dari bau wangi alamiah.
2. PENGEPRESAN ( pressing )
Ekstrak minyak atsiri dengan pengepresan umumnya dilakukan terhadap
bahan beruba biji, buah atau kulit buah yang dihasilkan dari tanaman yang termasuk
famili citrus, karena minyak dari famili tanaman tersebut akan mengalami kerusakan jika
diekstraksi dengan penyulingan. Akibat tekanan pengepresan, maka sel – sel yang
mengandung minyak akan pecah dan minyak akan mengalir kepermukaan bahan.
Beberapa jenis minyak yang dapat diekstraksi dengan cara pengepresan adalah minyak “
almond” , “ apricot “, “ lemon “, minyak kulit jeruk, “ mandarin “, “ grape fruit “ dan
beberapa jenis minyak lainnya.
Berdasarkan tipe, maka alat pengepresan ada 2 macam tipe , yaitu hydraulic pressing dan
expeller pressing.
10
wadah ( ketel ) yang disebut “ extractor ”. Berbagai tipe “ extractor “ yang telah dikenal
adalah “ Bonotto extractor “, “ Kennedi extractor “, “ Bpllsman extractor “, “ De Smet
extractor “, “ Hilderbrandt extractor “.
Ekstraksi dengan pelarut organik umumnya digunakan untuk mengekstrasi minyak atsiri
yang mudah rusak oleh pemanasan dengan uap dan air, terutama untuk mengekstrak
minyak dari bunga-bungaan misalnya bunga cempaka, melati, mawar, dll.
1. Pemilihan pelarut
Salah satu proses yang menentukan keberhasilan proses ekstraksi adalah jenis dan mutu
pelarut yang digunakan. Pelarut yang baik harus memenuhi persyarata sebagai berikut :
a. Harus dapat melarutkan semua zat wangi dalam bunga secara sempurna, dan tidak
dapat melarutkan bahan seperti lilin, pigmen, senyawa albumin.
b. Mempunyai titik didih yang cukup rendah, agar pelarut mudah diuapkan, namun titik
didih pelarut tersebut tidak boleh terlalu rendah, karena hal ini akan mengakibatkan
hilangnya sebagian pelarut pada waktu pemisahan pelarut.
c. Pelarut tidak boleh larut dalam air.
d. Pelarut haru bersifat “ inert “, sehingga tidak bereaksi dengan komponen minyak
bunga.
e. Pelarut harus mempunyai titik didih yang seragam, sehingga jika diuapkan tidak
tertinggal dalam minyak.
f. Harga pelarut harus serendah mungkin, dan tidak mudah terbakar
Penggunaan campuran berbagai pelarut dapat menghasilkan rendemen dan mutu minyak
yang cukup baik, dibandingkan dengan pelarut murni. Beberapa jenis pelarut yang biasa
dipergunakan dalam proses ekstraksi minyak atsiri antara lain petroleum ether, benzene,
alcohol.
1. Sifat bunga
11
Pada umumnya bunga setelah dipetik akan tetap hidup secara fisiologis. Daun bunga
terus menjalankan proses hidupnya dan tetap memproduksi minyak atsiri dan minyak
yang terbentuk dalam bunga akan menguap dalam waktu singkat. Kegiatan bunga dalam
memproduksi minyak akan terhenti dan mati jiak kena panas, kontak atau terendam
dalam pelarut organik. Dengan demikian pelarut hanya dapat mengekstraksi minyak yang
terdapat dalam sel bunga yang terbentuk pada saat bahan tersebut kontak dengan pelarut.
Untuk mendapatkan rendemen minyak yang lebih tinggi dan mutu yang lebih baik, maka
selama proses ekstraksi berlangsung perlu dijaga agar proses fisiologi dalam bunga tetap
berlangsung dalam waktu selama mungkin, sehingga bunga tetap dapat memproduksi
minyak atsiri. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi minyak bunga
menggunakan lemak hewani atau nabati.
Ekstraksi minyak dari bunga-bungaan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu “ enfleurage “
dan “ macerate “.
a. Enfleurasi ( enfleurage )
Pada proses ini, absorbs minyak atsiri oleh lemak dilakukan pada suhu rendah ( keadaan
dingin ) sehingga minyak terhindar dari kerusakan yang disebabkan oleh panas. Proses
enfleurasi menghasilkan rendemen minyak yang lebih tinggi dibandingkan dengan
metode lainnya. Kelemahan proses ini adalah karena memerlukan waktu yang lebih lama,
dan membutuhkan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman.
Akhir dari Proses ekstraksi ini ditandai dengan, jika lemak telah jenuh dengan minyak
bunga, dan selanjutnya minyak bunga dalam pomade diekstraksi dengan menggunakan
alcohol. Hasil ekstraksi minyak bunga dari pomade, menggunakan alcohol menghasilkan
campuran minyak bunga dengan alcohol. Jika alcohol tersebut dipisahkan, maka akan
diperoleh minyak bunga yang larut dalam sejumlah kecil alcohol, disebut ekstrait.
Lemak mempunyai sifat dapat mengabsorbsi bau disekitarnya dan prinsip ini digunakan
sebagai dasar untuk mengekstraksi minyak dari tanaman bunga.
12
Lemak yang berbau tidak dikehendaki, karena dapat mencemari bau
minyak atsiri yang dihasilkan. Bau lemak dapat dihilangkan dengan proses
deodorisasi.
2. Lemak mempunyai konsistensi tertentu
Konsistensi lemak yang digunakan perlu diatur, karena lemak yang
terlalu keras mempunyai daya absorbs yang rendah. Jika konsistensi lemak terlalu
lunak, maka lemak banyak melekat pada bunga sehingga sukar dipisahkan.
Konsistensi lemak dapat diatur dengan cara hidrogenasi atau
mencampur 2 macam lemak yang titik cairnya berbeda, sehingga didapatkan
lemak dengan konsistensi dan titik cair tertentu. Lemak yang sudah sekali dipakai
pada proses ekstraksi tidak dapat dipakai kembali dan biasanya dijadikan sabun
dan kosmetik.
Keuntungan :
Kerugian :
13
Sereh wangi Cymbopogon nardus Daun Srilanka
R
Nilam Pogostemon cablin Daun Malaysia, Indonesia
(patchouli) Benth
Kayu Putih Melaleuca Daun Indonesia
(cajuput) Leucadenron
Sereh dapur Cymbopogon citrates Daun Madagaskar, Guetemala
(lemon grass)
Lada (pepper) Piper nigrum L Daun/buah India Timur, Cina, Srilanka
Kenanga Cananga odorata Bunga Indonesia
(cananga) Hook
Cengkeh (clove) Caryophyllus Bunga Zanzibar, Indonesia,
Madagaskar
Lavender Lavandula offcinalis Bunga Perancis, Rusia
Chaix
Mawar (rose) Rosa alba L Bunga Bulgaria, Turki
Melati (jasmine) Jasminumofficinale L Bunga Perancis selatan
Kapolaga Elettaria Biji India, amerika
(cardamom) cardamomun
L
Seledri (celery Apium graveolen L Biji Inggris, India
seed)
Sitrun (lemon) Citrus medica Buah/Kulit Buah Kalifornia
Adas (fennel) foeniculum fulgares Buah/Kulit Buah Eropah, tengah, Rusia
Mill
Akar wangi Vetiveria zizanioides Akar/rhizoma Indonesia, Lousiana
(Vetiver) Stap
Kunyit Curcuma longa Akar/rhizoma Amerika selatan
(Turmeric)
Jahe (ginger) Zingiber officinale Akar/rhizoma Jamaika
Roscoe
“Camphor” Cinnamomun Batang/kulit buah Formosa, Jepang
Camphora L
Kayu Cinnamomun Batang/kulit batang Prancis, Indo Cina
Manis zeylanicum Ness
(Cinnam
14
on)
Cendana Santalum Album L Batang/kulit batang Mysole, Inggris
(sandal wood)
CENGKEH
Famili : Myrtaceae
KENANGA
15
Famili : Annonaceae
LAVENDER
Nama simplisia : Lavandula angustifolia Flos
Famili : Lamiaceae
MELATI
Famili : Oleaceae
16
Contoh sumber minyak atsiri yang diambil dari daun
Famili: Myrtaceae
Familia : Poaceae
17
Contoh tanaman yang diambil dari buah atau kulit buah
Famili: Apiaceae
18
Contoh sumber minyak atsiri yang diambil dari akar atau rhizoma
TANAMAN JAHE
Famili : Zingiberaceae
AKAR WANGI
Famili : Poaceae
19
Kegunaan : Bahan pewangi (dalam oleum), diaforetika
KUNYIT
Famili : Zingiberaceae
Contoh sumber minyak atsiri yang diambil dari batang atau kulit batang
Famili: Lauraceae
20
Zat berkhasiat: Minyak atsiri yang
mengandung egenol sinamilaldehida,
zat penyamak, pati, lendir.
KAYU CENDANA
21
Contoh sumber minyak atsiri yang diambil dari biji
TANAMAN SELEDRI
Famili: Apiaceae
22
Contoh sumber minyak atsiri yang diambil dari daun atau buah
LADA HITAM
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak atsiri (minyak menguap = volatile oil) adalah jenis minyak yang berasal
dari bahan nabati, bersifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami peruraian
dan apabila dibiarkan terbuka dan memiliki bau seperti tanaman asalnya (khas).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu
susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di
hidung)sehingga sering sekali memberikan efek psikologi tertentu.
Minyak atsiri merupakan senyawa yang penting sebagai dasar wewangian alat
dan juga untuk rempah-rempah serta sebagai cita rasa dalam industri makanan. Pada
industri minuman beralkohol bermanfaat dalam pembuatan butter, cordials, rums,
vermouths, whiskies, wines, dan sebagainya.
3.2 Saran
Kami merasa dalam penyajian makalah ini masih banyak sangat kekurangan
dan kelemahan maka dari itu sudi kiranya teman-teman memberikan kritikan atau saran,
yang nantinya akan berguna untuk memperbaiki hasil makalah ini dan bermanfaat bagi kita
semua dimasa ynag akan datang.
24
DAFTAR PUSTAKA
Surahman dan Murti Herawati. 2001. Farmakognosi jilid II. Jakarta : Departemen
Kesehatan
25