Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

LIPIDA DENGAN BASIS ASAM LEMAK ESENSIAL


Mata Kuliah Nutrisi Ternak
Dosen Pengampu : Dr. Ir. Budi Ayuningsih, M.Si

Kelompok 5
Disusun Oleh :
Ananda Puput Insani 200110190087
Adra Meizha Armanita 200110190091
Tama Mahardika 200110190260
Dicky Wahyu 200110190335

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya, penulis
tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa shalawat
serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat -
Nya, sehingga makalah “Lipida Dengan Basis Asam Lemak Esensial” dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Nutrisi Ternak. Penulis berharap makalah ini dapat sumber
referensi lain bagi mahsiswa atau bahkan masyarakat agar dapat mengerti apa itu
lemak khususnya yang berbasis lemak esensial.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena


kesalahan dan kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca
agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini, baik terkait penulisan maupun materi yang dibahas penulisi
memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Sumedang, 13 September 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..3

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..4
DAFTAR ILUSTRASI……………………………………………………………..5

ISI…………………………………………………………………………………...6
A. LIPIDA…………………………………………………………………………..6

B.PEMBAGIAN LIPID…………………………………………………………….6
C. STRUKTUR KIMIA BEBERAPA LIPIDA…………………………………...7

1. Lipida dengan dasar gliserol………………………………………….…………7


1.1 lemak……………………………………………………………………………7
1.2 asam-asam lemak………………………………………………………………8

Asam lemak jenuh…………………………………………………………….10


Asam lemak tak jenuh………………………………………………………...11

D. ASAM ASAM LEMAK ESSENSIAL………………………………………...14


E. KONSTANTA LEMAK………………………………………………………..15

F. SIFAT SIFAT LEMAK………………………………………………………...15


1. Hidrolisis………………………………………………………………………..15

2.oksidasi…………………………………………………………………………..16
3.antionsidan………………………………………………………………………16

4.hidrogenasi……………………………………………………………………....16
DAFTAR PUSTAKA………..……………………………………………………17
LAMPIRAN………..…………………………………………………...…………18

3
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 pembagian lipida…………………………………………………………7

Tabel 1.2 Asam- asam lemak jenuh dan asam – asam lemak tak jenuh………..13

4
DAFTAR ILUSTRASI

Gambar 1. Struktur asam lemak jenuh……………………………………………11

Gambar 2. Struktur asam lemak palmitat dan stearat…………………………….12

Gambar 3. Struktur asam linolenat dan linoleat………………………………….12

Gambar 4. Struktur asam lemak oleat…………………………………………….12

Gambar 5. Hidrolisis lemak……………………………………………………….15

Gambar 6. Hidrogenasi pada Lipid…………………………………………………..16

5
ISI

A. LIPIDA
Lipida adalah semua substansi yang dapat diekstraksi dari bahan-bahan biologi
dengan pelarut lemak ( eter, klorofom, benzena karbon, tetrakloride, asetone dan lain-
lain). Pada cara analisa proksimat lipida termasuk dalam fraksi ekstrak. susunan dan
fungsi lipida pada tubuh hewan sangat bervariasi. lipida mengandung unsur- unsur
karbon hidrogen dan oksigen sehingga merupakan sumber energi. konsentrasi
energinya adalah relatif lebih tinggi karena lipida mengandung lebih banyak proporsi
intra- molekuler karbon dan hidrogen, Tetapi lebih sedikit oksigen.
Berbeda dengan karbohidrat dan protein, lipida merupakan suatu polimer.
Suatu molekul dapat dikatakan lipida apabila :
1. Mempunyai kelarutan yang rendah di dalam air
2. Larut dalam pelarut organic (eter dan klorofom)
3. Terdiri dari C,H,O,P dan S
a. Lipida dikenal sebagai bahan makanan antara lain adalah mentega, minyak
tumbuhan, minyak daing sapi, kulit ayam, lemak yang terdapat dalam susu,
kuning telur, daging, kacang kacangan
b. Minyak, vitamin, hormone tertentu dan sebagian besar komponen
membrane yang bukang protein adalah lipida

B. PEMBAGIAN LIPIDA
Istilah lipida dipakai untuk menamakan suatu kelompok senyawa yang
fisiologik dan sangat penting Namun beberapa dari penulis menggunakan istilah lemak
hanya dimaksudkan untuk menamakan lipida yang hanya menghasilkan tiga asam
lemak plus gliserol dan hidrolisisnya. Sebagai sifat tambahan, selain larut dalam lemak,
lipida juga membentuk ikatan ester dari asam asam lemak dengan berbagai alkohol.

6
Lipida

Dasar gliserol Dasar non gliserol

Sederhana Kompleks

Glikolipida Fosfolipida

Glukolipida Galaktolipida Leshitina Sephalina


Lemak- lemak Lilin Serebrosida Steroida Terpene Sphingomielina
Tabel 1.1. Pembagian Lipida

C. STRUKTUR KIMIA BEBERAPA LIPIDA


1. Lipida dengan dasar gliserol
1.1 Lemak
adalah lipida sederhana, yaitu eter dari tiga asam- asam lemak dan trihidro alkohol
gliserol. Lemak merujuk pada sekelompok besar molekul – molekul alam yang terdiri
atas unsur – unsur karbon, hydrogen dan oksigen meliputi asam lemak, sterol, vitamin
– vitamin yang larut di dalam lemak contohnya vitamin A, vitamin D, vitamin E dan
vitamin K.
Karena struktur molekulnya yang kaya akan rantai unsur karbon (-CH2-CH2-
CH2-) maka lemak mempunyai sifat hidrofob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan
sulitnya lemak untuk larut di dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang non
polar atau organic seperti eter, chloroform atau benzol

7
Pada umumnya istilah lemak meliputi lemak- lemak dan minyak- minyak, dan
perbedaannya adalah pada sifat fisiknya :
Lemak ialah solid (padat) pada temperature kamar (200C) sedangkan minyak pada
temperature tersebut berbentuk cair.
Suatu trigliserid yang sederhana adalah senyawa yang mengandung gliserol dan
tiga asam lemak yang serupa.
1). H2C OH H 2C O COR

2). H C OH + 3R HC O COR + 3 H2O

3). H2C OH H2C O COR


Gliserol + Asam- asam lemak Trigliserida + Air

Asam karbon dari gliserol diberi nomor 1, 2 dan 3 bila tiga asam berbeda berikatan
dengan gliserol hasilnya adalah trigliserida kompleks (campuran) tidak sederhana
(sederhana hanya punya satu macam asam lemak). Pada kenyataannya kebanyakan
lemak- lemak alam mengandung trigliserida kompleks, tidak sederhana. Namun, biasa
pula didapat bahwa satu asam lemak dapat dominan pada lemak yang berasal dari satu
sumber.
1.2 Asam – asam lemak
Tidak semua asam lemak memiliki sifat yang sama. Pada manusia salah satu komponen
utama makanan yang memberikan dampak positif dan negatif terhadap kesehatan
adalah lemak yang mempunyai multifungsi, yaitu sebagai penyumbang energi
terbanyak (30% atau lebih dari energi total yang diperlukan tubuh) serta merupakan
sumber asam lemak essensial linoleat dan linolenat. Di mana lemak sebagai pelarut
dalam vitamin A, D, E, dan K.
Asam lemak merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan
merupakan bahan baku utama untuk semua lipida pada makskluk hidup. Asam lemak
tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat tinggi ( rantai C lebih
dari 6 ). Asam lemak merupakan penyusun utama lipid ( dalam 100 gram lipid terdapat

8
95% asam lemak). Asam lemak juga mmeiliki struktur umum yaitu mempunyai kepala
hidrofobik dan ekor hidrofilik sehingga asam lemak dikatakan mempunyai sifat
amfipatik
Asam – asam lemak yang berasal dari alam hampir selalu memiliki C genap
dan tidak bercabang. Umumnya memiliki jumlah C sebanyak 18 – 20 tiap molekul.
Variasinya antara jumlah C 4 – 40 atau lebih. Semakin panjang rantai, maka akan
semakin tinggi titik cair, asam lemak yang disintesis tnaman dan hewan memiliki
jumlah karbon dan genap dan umumnya berantai panjang.
Asam lemak juga merupakan lipida yang paling sederhana dan merupakan
penyusun dari lipida kompleks. Merupakan asam karboksilat R – COOH yang
mempunyai rantai karbon panjang. Gugus R – nya merupakan lantai lurus tidak
bercabang (linier)
Asam- asam lemak kebanyakan mempunyai satu gugus karboksil (COOH) dan
sebuah ikatan alifatik atau rantai karbon tak bercabang. Atom- atom karbon pada
rantainya mungkin jenuh atau tidak jenuh yang berakibat ada ikatan rangkap, misalnya
:
H H H
C C = C C
H H H

Apabila ada satu, dua, tiga atau banyak ikatan rangkap, maka istilah yang
dipakai adalah monenediene, triene, dan polyene. kesemuannya untuk menunjukan
asam- asam lemak dengan ikatan rangkap yang berbeda dan bermacam.
Atom – atom karbon dalam lemak diberi nomor mulai dari gugus karboksil dan
asam- asam lemak alam mempunyai atom karbon berjumlah genap.ikatan rangkap
digambarkan dengan tanda ∆ dan nomor- nomor yang dicantumkan menunjukan pada
atom keberapa yang terdapat ikatan rangkapnya dalam rantai. Misalnya ∆ 3,8
menunjukan adanya dua ikatan rangkap yaitu antara atom karbon nomor 3 dengan 4
dan nomor 8 dengan nomor 9. Bila terdapat ikatan- ikatan rangkap, asam- asam lemak
dapat terdapat dalam bentuk- bentuk Sis atau Trans, sebagai beriku

9
H (CH2 )7 . COOH H (CH2 )7 .
COOH

C C

H (CH2 )7 . CH3 CH3 . (CH2 )7 H

Sis Trans

Bila atom- atom hidrogen terletak pada sisi yang sama dari ikatan rangkap
disebut dengan sis. Bila berlawanan disebut bentuk trans. Kebanyakan asam- asam
lemak alam mempunyai bentuk sis.

Istilah “poly unsaturated fatty acids” (Asam lemak rantai panjang tak jenuh)
digunakan bagi asam- asam lemak yang mempunyai lebih satu ikatan rangkap dan
diperkirakan mempunyai kepentingan khusus di dalam makanan yang akan dibicarakan
kemudian. Dan dapat dicatat bahwa kata- kata anoat dan enoat dipakai untuk masing-
masing asam lemak yang jenuh dan tidak jenuh dengan satu ikatan rangkap, selanjutnya
untuk alasan asam lemak dengan dua ikatan rangkap dipakai istilah tambahan kata
dienoat, 3 ikatan rangkap dipakai tambahan kata trienoat dan selanjutnya.

Berdasarakan ada tidaknya ikatan rangkap, asam – asam lemak dapat


digolongkan menjadi 2, Berikut adalah beberapa asam- asam lemak alam yang umum
terdapat dalam lipida

1. Asam – asam lemak jenuh

Asam lemak jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA) merupakan asam lemak yang
tidak memiliki ikatan rangkap pada atom karbon. Ini berarti asam lemak jenuh tidak
peka terhadap oksidasi dan pembentukan radikal bebas seperti halnya pada asam lemak
tidak jenuh. Asam lemak jenuh umumnya banyak ditemukan dalam lemak hewan.
Asam lemak jenuh dibagi menjadi 4 golongan berdasarkan derajat ketidak jenuhan
yaitu

10
1. Asam lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated, monoetenoid, monoenoat)
2. Asam lemak tak jenuh banyak (polyunsaturated, polietenoid, polienoat)
3. Eikosanoid yaitu senyawa yang berasal dari asam lemak eikosapolieonoat yang
meliputi prostanoid dan leukotriene
4. Prostanoid terdiri dari prostaglandin, prostasiklin dan tromboxan

Gambar 1. Struktur Asam Lemak Jenuh

2. Asam – asam lemak tak jenuh

Asam lemak tak jenuh (Mono Unsaturated Fatty Acid/ MUFA) adalah jenis
asam lemak yang mempunyai (1) satu ikatan rangkap pada rantai atom karbon. Asam
lemak ini tergolong dalam asam lemak rantai panjang (LFCA), yang kebanyakan
ditemukan dalam minyak tanaman contohnya minyak kedelai, minyak kacang, minyak
zaitun. Asam lemak tak jenuh memiliki titik leleh yang lebih rendah daripada asam
lemak jenuh. Asam lemak tak jenuh dibagi dalam 4 kelas yaitu

1. Kelas ω-7 : Asam palmitoleat (C : 16-9)


2. Kelas ω-9 : Asam oleat (C : 18-9)
3. Kelas ω-6 : Asam linoleat (C : 18-9, 12), Asam arakhidonat (C : 20--5,8,11,14),
Asam linolenat (C : 18-6,9,12)

11
4. Kelas ω-3 : Asam linoleat (C : 18-9, 12, 15)

Gambar 2. Struktur Asam Lemak Palmitat dan Stearat

Gambar 3. Struktur Asam Linolenat dan Linoleat

Gambar 4. Struktur Asam Lemak Oleat

12
Asam- asam lemak jenuh

Asam Ru mus Titik cair, 0C

Butirat (butanoat) C3H7COOH - 7.9

Kaproat (heksanoat) C5H11COOH - 3.2

Kapriliat (oktanoat) C7H15COOH 16.3

Kapriat (dekanoat) C9H19COOH 31.2

Laurat (dedekanoat) C11H23COOH 43.9

Miristat (tetradekanoat) C13H27COOH 54.1

Palmitat (heksadekanoat) C15H31COOH 62.7

Stearat (oktadekanoat) C17H35COOH 69.6

Arakidat (eikosanoat) C19H39COOH 76.3

Asam- asam lemak tak jenuh

Asam Ru mus Titik cair, 0C

Palmitoleat (heksadekanoat) C15H29COOH 0

Oleat (oktadekanoat) C17H33COOH 13

Linoleat (oktadekadienoat) C17H31COOH -5

Linolenat (oktadekatrienoat) C17H29COOH - 14.5

Arakidonat (eikosatetraenoat) C19H31COOH - 49.5

Tabel 1.2. Asam- asam lemak jenuh dan asam – asam lemak tak jenuh

13
D. ASAM – ASAM LEMAK ESENSIAL

Asam – asam lemak essensial dapat diketahui bahwa lemak badan dapat
dibentuk dari lemak, karbohidrat dan protein makanan, suatu kenyataan yang membuat
seseorang beranggapan bahwa lemak makanan tidak dibutuhkan , hal ini meripakan
pernyataan yang tidak benar. Pada tahun 1929 diketahui bahwa asam linoleat sangat
efektif dalam mncegah rontoknya bulu tikus yang diberi makan bebas lemak, juga kulit
bersisik, pertumbuhan sub- optimal gangguan reproduksi dan laktasi dapat dicegah
oleh asam linoleat trsebut. Hewan- hewan akan mati bila terus- menerus menerima
makanan bebas lemak. Penelitian selanjutnya menunjukan bahwa asam- asam linoleat
dan arakidonat juga efektif dalam mencegah gangguan tersebut dimuka. Ketiga asam
lemak itu, sekarang digolongkan menjadi asam lemak essensial yang diperlukan oleh
ternak ayam, babi, anak sapi dan kambing.

Asam lemak esensial merupakan sebutan bagi asam lemak yang tidak dapat
dibuat sendiri oleh suatu spesies hewan (termasuk manusia) atau dapat dibuat tetapi
tidak mencukupi kebutuhan minimal yang diperlukan untuk memenuhi fungsi
fisiologinya. Hal ini terjadi karena spesies yang bersangkutan tidak memiliki, atau
memiliki tetapi kurang fungsional, enzim yang bertanggung jawab dalam melakukan
sintesis asam lemak tersebut

Bagi setiap spesies, asam lemak yang esensial berbeda – beda. Bagi manusia
asam lemak esensial mencakup golongan asam lemak tak jenuh jamak
(polyunstaruated fatty acid PUFA) tipe cis, khususnya dari kelompok asam lemak
Omega-3, seperti misalnya asam a-linolenat (ALA), asam eikosapentaenoat (EPA) dan
asam dokosaheksaenoat (DHA), dan asam lemak Omega-6, seperti misalnya asam
linoleat

Biji berminyak kaya akan asam linoleat dan banyak bahan makanan lain
mengandung asam linoleat, sehingga unggas dan babi yang menerima makanan dari
bahan makanan alam akan mendapat asam lemak essensial lebih dari cukup. Seperti
yang dikemukakan oleh terdahulu terjadinya hidrogrnasi asam- asam lemak tidak jenuh

14
dalam rumen tidak menyebabkan defisiensi asam lemak essensial. Terlalu banyak asam
– asam lemak essensial dalam makanan dapat menyebabkan defisiensi vitamin E
dengan tanda- tanda otot mengalami distrofi (mengecil).

E. KONSTANTA LEMAK

Penggunaan konstanta lemak memungkinkan kita dapat menentukan lemak


macam apa yang diberikan kepada ternak dan lemak macam apa yang disimpan dalam
tubuh ternak tersebut. Sangat pentik dirasakan dalam percobaan makanan untuk
membuat penimbunan lemak berkualitas dengan car acara pemberian makanan khusus

F. SIFAT – SIFAT LEMAK

Lemak memiliki sifat – sifat sebagai berikut :

1. Hidrolisis

Semua lemak dapat di hidrolisis apabila dimasak dengan alkali dan akan
menghasilkan gliserol dan sabun. Kebanyakan asam – asam lemak tidak
mempunyai rasa dan tidak berbau, namun ada beberapa asam lemak yang
memiliki bau dan rasa yang kuat yang tidak sedap, contohnya asam butirat dan
asam kaproat. Hidrogenasi asam – asam lemak dalam rumen terjadi setelah
lipolysis. Lipolisis terjadi dalam usus kecil di semua hewan sebelum absorpsi

Gambar 5. Hidrolisis Lemak

15
2. Oksidasi
Lemak akan dioksidasi pada ikatan rangkapnya, menyebabkan lemak lebih
kental dan keras. Oksidasi terjadi pada atom karbon dekat ikatan rangkap yang
menghasilkan hidroperoksida. Hidroperoksida dapat membentuk keton atau
aldehida yang tidak jenuh. Hasil oksidasi lemak memiliki baud an rasa yang tak
sedap. Oksidasi lemak dapat berjalan lebih cepat dengan adanya logan atau
penyindaran dengan ultraviolet. Oksidasi dari asam – asam jenuh menghasilkan
keton – keton dengan rasa manis dan bau kertas
3. Antioksidan
Pada lemak alam terdapat beberapa senyawa yang mempertinggi ketahanan
lemak terhadap oksidasi.
4. Hidrogenasi
Hidrogen dapat ditambahkan pada ikatan rangkap dari asam – asam lemak tak
jenuh dari ternak dan demikian membentuk asam – asam jenuh. Pada proses ini
digunakan pada produk perdagangan. Penambahan hydrogen meninggikan titik
lemak tak jenuh jadi lemak tak jenuh. Hidrolisis lemak dapat menghasilkan
asam lemak dan gliserol. Proses hidrolisis menggunakan basa menghasilkan
sabun. Ketika hydrogen ditambahkan pada beberaapa ikatan rangkap minyak
tumbuhan maka akan jadi sperti lemak hewan baik secara kimia maupun fisik

Gambar 6. Hidrogenasi pada Lipid

16
DAFTAR PUSTAKA

Angorodi, R. 1990. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit Gramedia, Jakarta 2.

Cullisson, E.A. 1978. Feeds and Feeding Animal Nutrition. Practice Hall of India
Private Limited, New Dehli.

Maynard A.L. and J.K. Loosli. 1973. Animal Nutrition. Reston Publishing
Company, Inc. Reston Virginia.

Mayes PA. Biosintesis asam lemak. In: Murray RK, Granner DK, Mayes PA,
Rodwell VW, editors. Biokimia. Jakarta. 2003.

Lioyd, B. E. McDonald, E.W. Crampton. 1978. Fundamentals of Nutrition. W.H.


Freeman and Company, San Fransisco. 5.

Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo,


S. Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada
University Press, Fakultas Peternakan UGM, Yogyakarta.

17
LAMPIRAN
No Nama NPM Distribusi Tugas
1 Ananda Puput Insani 200110190087 -Isi : Lipid, Pembagian lipid, struktur
kimia beberapa lipida, asam-asam
lemak essensial
2 Adra Meizha Armanita 200110190091 -Daftar isi
-Lampiran
-Rekap
3 Tama Mahardika 200110190260 -Isi : Konstanta lemak, sifat-sifat
lemak
4 Dicky Wahyudi 200110190335 -Cover
-Kata pengantar
-Daftar pustaka

18

Anda mungkin juga menyukai