3.

2 Penanganan Kulit yang Baik

Dari keseluruhan produk sampingan hasil ternak, kulit merupakan produk yang memiliki
nilai ekonomis tertinggi.  Berat kulit pada sapi, kambing  dan kerbau berkisar 7-10% dari bobot
tubuh.  Secara ekonomis, kulit memiliki harga berkisar 10 -15% dari harga ternak keseluruhan.
Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai jual kulit adalah penanganan kulit yang baik pasca
dilakukan pemotongan hewan. Oleh karena itu, proses pengulitan harus dilakukan oleh pekerja
yang terlatih, mahir, dan berpengalaman.

Untuk mendapatkan produk kulit yang beragam dan berkualitas tinggi, kulit basah harus
segera diproses dengan cara diawetkan. Penjemuran merupakan cara pengawetan yang paling
umum dilakukan. Proses penjemuran sebaiknya dilakukan bertahap, diawali dengan sinar
matahari lemah. Kulit basah yang dijemur pada sinar matahari terik secara langsung dan suhu
tinggi dapat menyebabkan tidak meratanya proses pemanasan dan pengeringan pada kulit. Hal
tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit yang berimbas pada nilai ekonomisnya.

Adapun beberapa bahan kulit yang dihasilkan serta penanganannya adalah :

1. Kulit mentah
Kulit mentah didapatkan dari pengawetan kulit basah dengan cara penjemuran di bawah
sinar matahari, sehingga didapatkan kulit kering dengan bulu yang masih menempel di kulit
tersebut.

2. Kulit perkamen
Kulit perkamen didapatkan dari pengawetan menggunakan kapur, lalu dilakukan
pengerokan bulu dan lapisan kulit dalam, kemudian dijemur di bawah sinar matahari. Kulit
perkamen merupakan lembaran kulit kering yang telah bersih dari bulu dan berwarna putih.
Produk ini biasa digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kerajinan berupa kipas, wayang,
dan lain-lain.

3. Kulit samak
Kulit samak didapatkan dari pengawetan kulit mentah menggunakan bahan nabati atau
kimia. Dari pengawetan tersebut akan didapatkan kulit yang kuat dan awet. Produk olahan
lanjutan dari kulit ini berupa sepatu, tas, dan berbagai kerajinan lain.
Dafpus

Besar, S. P. D. H. Penanganan Pasca Panen Hasil Peternakan.