PENDAHULUAN
daging, susu, dan telur. Kulit dan feses juga merupakan produk sampingan yang
dihasilkan peternakan yang jika diolah kembali dapat menghasilkan uang dalam
jumlah yang tidak sedikit. Kulit merupakan salah satu bagian dari makhluk hidup
yang dapatdimanfaatkan. Kulit ternak seperti sapi, domba, kambing, kerbau, dan
kelinci umumnya dapat dijadikan suatu produk baik itu untuk kebutuhan pangan,
dijelaskan bahwa kulit adalah lapisan luar badan yang melindungi badan atau
bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar suhu. Kulit terdiri dari
kualitas kulit tersebut adalah lapisan epidermis, lapisan corium (derma), dan
lapisan hypodermis. Epidermis merupakan bagian kulit paling atas tersusun dari
sel epitel pipih kompleks, pada lapisan ini juga terdapat asesori epidermis seperti
rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, dan otot penegak rambut. Di bawahnya
terletak lapisan dermis atau kulit jangat yang tersusun dari jaringan ikat padat.
Pada lapisan paling bawah terdapat hipodermis yang tersusun dari jaringan ikat
longgar, jaringan adiposa, dan sisa daging. Berdasarkan paparan diatas maka
kami bermaksud untuk mengangkat judul “Pengertian dan Struktur Kulit” sebagai
judul makalah kami mengingat hal ini merupakan hal mendasar mengenai kulit
yang harus diketahui oleh mahasiswa dan juga disusun untuk memenuhi tugas
2. Bagaimana struktur kulit dari salah satu jenis kulit yang dihasilkan dari
peternakan
3. Bagaimana sifat kimiawi dari salah satu jenis kulit yang dihasilkan dari
peternakan
2. Mengetahui struktur kulit dari salah satu jenis kulit yang dihasilkan dari
peternakan
3. Mengetahui sifat kimiawi dari salah satu jenis kulit yang dihasilkan dari
peternakan
3
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kulit
Kulit adalah lapisan luar tubuh binatang yang merupaka suatu kerangka
luar, tempat bulu binatang itu tumbuh. Dalam Ensiklopedia Indonesia, dijelaskan
bahwa kulit adalah lapisan luar badan yang melindungi badan atau tubuh binatang
kimiawi, serta merupakan alat penghantar suhu. Pada saat hidup, kulit memiliki
sebagaii pelindung dari kerusakan bakteri kulit, sebagai buffer terhadap pukulan,
sebagai penyaring sinar matahari, serta sebagai alat pengatur peralatan tubuh
kulit mentah hides maupun skines menjadi kulit tersamak atau leather (Sunarto,
2001). Kulit samak atau kulit jadi memiliki sifat-sifat khusus yang sangat berbeda
dengan kulit mentahnya, baik sifat fisis maupun sifat khemisnya. Kulit mentah
mudah sekali membusuk dalam keadaan kering, keras, dan kaku. Sedangkan kulit
tersamak memiliki sifat sebaliknya. Kulit segar yang baru dilepas dari tubuh
Lemak : 2% - 5%
Epidermis : 0,2% - 2%
Kandungan gizi antara kulit dengan daging bisa dikatakan relatif sama.
Kulit mengandung protein, kalori, kalsium, fosfor, lemak, besi, vitamin A, dan
vitamin B1. Zat-zat gizi tersebut jumlahnya bervariasi, tetapi kandungan protein,
kalori, dan fosfornya cukup tinggi (Sutejo,2000). Kulit mentah mengandung kadar
air sebeesar 64%, protein 33%, lemak 2%, mineral 0,5%, dan senyawa lain seperti
Kulit merupakan organ tunggal tubuh paling berat, pada sapi sekitar 6-8%,
dan domba 8-12%, dengan demikian kulit juga merupakan hasil ikutan ternak yang
paling tinggi nilai ekonominya yaitu sekitar 59% dari nilai keseluruhan by-product
yang dihasilkan oleh seekor ternak. Pada ternak hidup, kulit mempunyai banyak
fungsi antyara lain sebagai alat perasa, pelindung jaringan di bawahnya, memberi
bentuk, mengatur suhui tubuh, tempat sintesis vitamin D, alat gerak pada ular, alat
pernapasan pada amfibi, dan tempat menyimpan cadangan energi terutama pada
jaringan yang ada di bawahnya. Setelah ternak dipotong, kulit akan kehilangan
fungsinya, dan menjadi hasil ikutan yang akan segera turun kualitasnya bila tidak
segera disamak atau diawetkan. Secara histologi, kulit tersusun dari tiga lapisan
yaitu epidermis, dermis dan hipodermis. Epidermis merupakan bagian kulit paling
atas tersusun dari sel epitel pipih kompleks, pada lapisan ini juga terdapat asesori
epidermis seperti rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, dan otot penegak
rambut. Di bawahnya terletak lapisan dermis atau kulit jangat yang tersusun dari
jaringan ikat padat. Pada lapisan paling bawah terdapat hipodermis yang tersusun
Pada proses penyamakan, kulit jangat inilah yang akan disamak dan
diubah menjadi kulit samak yang bersifat lentur, fleksibel, kuat dan tahan terhadap
5
pengaruh cuaca dan serangan mikroba. Lapisan epidermis tersusun dari jaringan
ikat keratin yang relatif tahan terhadap serangan bahan kimia maupun agen biologi
(mikroba dan ensim) Pada kulit terdapat dua jenis keratin yaitu keratin lunak yang
menyusun akar rambut dan lapisan epidermis bawah, dan keratin keras menyusun
batang rambut. Keratin lunak mudah larut dan mudah diserang oleh ensim (misal
alkalin protease), sedangkan keratin keras sangat tahan terhadap bahan kimia dan
sebelum disamak, biasanya menggunakan bahan kima kapur dan Na2S. Lapisan
Lapisan hipodermis dibuang dari kulit secara mekanis pada proses buang
daging (fleshing). Kulit segar tersusun dari 64% air, 33% protein, 2% lemak, 0,5%
garam mineral dan 0,5% penyusun lainnya misalnya vitamin dan pigmen.
Protein kulit terdiri dari protein kolagen, keratin, elastin, albumin, globulin dan
musin. Protein albumin, globulin dan musin larut dalam larutan garam dapur.
Protein kolagen, keratin dan elastin tidak larut dalam air dan pelarut organik.
Protein kolagen inilah yang akan direaksikan menjadi bahan penyamak kulit untuk
menghasilkan kulit samak. Protein kolagen sangat menetukan mutu kulit samak.
Kulit samak adalah kulit hewan yang telah diubah secara kimia guna
menghasilkan bahan yang kuat, lentur, dan tahan terhadap pembusukan. Hampir
semua kulit samak diproduksi dari kulit sapi, domba dan kambing. Kadang-kadang
kulit samak juga dihasilkan dari kulit kuda, babi, kangguru, rusa, reptil, lumba-
lumba dan singa laut. Akhir-akhir ini kulit ikan kakap, kulit ikan pari dan ikan tuna
juga telah disamak. Kulit samak digunakan untuk menghasilkan berbagai macam
barang seperti sepatu, sendal, tas, ikat pinggang, koper, jaket, topi, jok mobil,
6
sarung HP, dompet dan cindera mata seperti gantungan kunci. Barang kerajinan
lain yang dihasilkan dari kulit mentah misalnya wayang kulit, hiasan dinding,
kaligrafi, beduk, genderang, kendang, dan kipas. Kulit juga dapat digunakan untuk
Kulit adalah lapisan luar tubuh ternak yang merupakan suatu kerangka
luar, tempat bulu binatang itu tumbuh yang berfungsi sebagai indera perasa,
pelindung tubuh dari pengaruh luar, tempat pengeluaran hasil pembakaran, dan
penyaringan sinar matahari (Sunarto, 2001). Ditinjau secara histologis kulit terdiri
dari tiga lapisan, yaitu lapisan epidermis, corium (derma), dan hypodermis
(subcutis). Lapisan epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit yang strukturnya
berbentuk seluler dan terdiri dari lapisan sel ephitel, yaitu basal, spinosum,
globulosum dan lucidum. Tebal lapisan epidermis kurang lebih 2% dari tebal kulit
Corium terdiri dari dua lapisan, yaitu papilaris yang tebalnya ±17% dan
reticularis yang tebalnya ±68% (Sunarto, 2001). Lapisan subcutis atau hypodermis
bagian lain di bawahnya pada tubuh hewan. Hypodermis sebagian besar terdiri
komponen kulit segar yaitu air 60-65%, protein 30%, lipid 0,5-7%, mineral,
Struktur kulit ialah kondisi susunan serat kulit yang kosong atau padat, dan
bukan mengenai tebal atau tipisnya lembaran kulit. Dengan kata lain, menilai
7
a. Kulit tidak begitu tebal, bila dilihat dari perbandingan antara berat
cukup tebal.
b. Peralihan dari bagian kulit yang tebal ke bagian kulit yang tipis
luasnya berkurang.
8
Kulit segar secara kimiawi terdiri dari air, protein, lemak dan mineral. Dari
materi-materi tersebut diatas, yang sangat penting adalah protein kulit, karena
materi yang lain sebagian besar atau seluruhnya dibuang dalam proses
pengawetan dan penyamakan kulit. Komposisi kimia kulit segar secara dianalisa
secara kimiawi melalui approximate analysis terdiri atas 64% air, 33% protein,
0,5% lemak, 0,5% substansi lain seperti pigmen dan lain-lain. 33% protein tersebut
terdiri atas protein yang berbentuk (fibrall) dan protein yang berbentuk (globular).
Protein yang berbentuk meliputi 0,5% elastin, 29% kolagen dan 2% elastin,
sedangkan protein yang tidak berbentuk meliputi 1% albumin dan globulin serta
Pada umumnya kulit segar setelah dikeringkan kadar airnya akan turun
menjadi segar.
Protein kulit kira–kira merupakan 80% dari total berat kering kulit.
Macamnya banyak dan komposisinya sangat kompleks. Protein kulit dapat dibagi
Garam krom yang biasa digunakan untuk menyamak kulit berwarna hijau,
berupa tepung yang basisitasnya 33% dengan kandungan krom tertentu. Sebagai
untuk menaikkan basisitas 100 g Cr2O3 setinggi 1% diperlukan soda abu sebanyak
2,14 gram. Bila yang dimiliki garam khrom yang valensi Cr-nya 6 untuk dapat
penyusut yang digunakan biasanya gula, molase, asam yang digunakan asam
sulfat.
Komposisi kimia gelatin yang diambil dari tendon hewan terdiri dari 50,11%
karbon, 6,56% hidrogen, 17,81% nitrogen, 25,26% oksigen, dan 0,26% sulfur
(Winton, 1949). Gelatin sebagian besar terdiri dari glysin, prolin, dan sisanya
Pro. Gelatin terdiri dari banyak rantai polipeptida atau formasi helix-prolin panjang
yang masing-masingnya terdiri dari 300-4000 asam amino. Larutan melalui transisi
helix yang berliku-liku diikuti oleh penyatuan rantai-rantai helix dengan formasi
Dalam proses penanganan kulit, banyak tahapan yang perlu dilalui setelah
Proses penyamakan sebaiknya dilakukan pada kulit yang masih segar, tetapi bila
jumlah kulit yang akan disamak sedikit tidak ekonomis maka perlu dilakukan
10
atau pickle.
2.5. Penyamakan
kualitas yang baik, mengingat kulit seperti halnya produk peternakan lainnya yang
mudah rusak, maka dengan penyamakan akan merubah kulit yang semula labil
menjadi stabil. Proses penyamakan kulit pada umumnya sama, tetapi ada hal-hal
spesifik yang perlu diperhatikan pada setiap jenis ternak. (Yurmiaty, 1991)
memerlukan banyak air, tergantung jenis kulit mentah yang digunakan serta jenis
Secara prinsip, ditinjau dari bahan penyamak yang digunakan, maka ada
a. Penyamakan Nabati.
sagawe , tengguli, mahoni, dan kayu quebracho, eiken, gambir, the, buah
pinang, manggis, dll. Kulit jadi yang dihasilkan misalnya kulit tas koper, kulit
sol, kulit pelana kuda, kulit ban mesin, kulit sabuk dll.
b. Penyamakan mineral.
krom. Kulit yang dihasilkan misalnya kulit boks, kulit jaket, kulit glase, kulit
suede, dll. Disamping itu ada pula bahan penyamak aluminium yang
11
cock).
c. Penyamakan minyak.
Penyamak dengan bahan penyamak yang berasal dari minyak ikan hiu
atau ikan lain, biasanya disebut minyak kasar. Kulit yang dihasilkan
misalnya: kulit berbulu tersamak, kulit chamois ( kulit untuk lap kaca) dll.
Dalam prakteknya untuk mendapatkan sifat fisis tertentu yang lebih baik,
misalnya tahan gosok, tahan terhadap keringat dan basah, tahan bengkuk, dll,
basah saja, proses penyamakan saja, proses penyelesaian akhir atau melakukan
Kulit yang telah mengalami penyamakan disebut fur. Terdapat tiga kelas
fur, yaitu kualitas 1 (pluckers dan shearears), kualitas 2 (long hairs) dan kualitas
3 (hatters).
• Kebusukan dipercepat
• Pengeringan
Tujuan:
Pengeringan:
• Penjemuran
• Pendiangan
• Mesin pengering
Bahan pengawet
Cara kerja :
menghadap utara-selatan.
• NaCl
kristalnya sehingga sifat higroskopis dari garam NaCl dapat dikurangi. Garam
3. Lantai berlapis beton, dengan kemiringan 100 dari garis horisontal (ada juga
1. Kemurnian garam
Pickle adalah cairan yang terdiri dari. Larutan garam dapur (NaCl) dengan
asam.
• H2SO4
• HCOOH (formiat)
bakteriostatik.
Kulit yang diawet tahan selama 1 tahun rendaman dilakukan oleh pabrik kulit
Keuntungan:
1. Mutu kulit segera diketahui, bersih dari bulu dan kotoran lain.
Resep pickle:
H2SO4: 1,5-2,3%
NaCl : 8% pH : 3,5 – 4
HCOOH: 0,8%
bau busuk
3. Palpasi
III
PEMBAHASAN
3.1. Kulit
terluar dari tubuh hewan, diperoleh setelah hewan tersebut mati dan dikuliti. Kulit
dari ternak besar dan kecil baik itu sapi, kerbau, dan domba serta kambing
memiliki struktur jaringan yang kuat dan berisi, sehingga dalam penggunaannya
dapat dipakai untuk keperluan pangan dan non pangan (Sudarminto, 2000). Berat
kulit pada sapi, kambing dan kerbau memiliki kisaran 7-10% dari berat tubuh. Kulit
merupakan organ tunggal tubuh paling berat, pada sapi sekitar 6-8%, dan domba
8-12%, dengan demikian kulit juga merupakan hasil ikutan ternak yang paling
tinggi nilai ekonominya yaitu sekitar 59% dari nilai keseluruhan by-product yang
dihasilkan oleh seekor ternak. Pada ternak hidup, kulit mempunyai banyak fungsi
antara lain sebagai alat perasa, pelindung jaringan di bawahnya, memberi bentuk,
mengatur suhui tubuh, tempat sintesis vitamin D, alat gerak pada ular, alat
pernapasan pada amfibi, dan tempat menyimpan cadangan energi terutama pada
domba dan babi. Fungsi utama kulit adalah melindungi kerusakan dan infeksi
mikroba jaringan yang ada di bawahnya. Setelah ternak dipotong, kulit akan
kehilangan fungsinya, dan menjadi hasil ikutan yang akan segera turun kualitasnya
bila tidak segera disamak atau diawetkan. Kandungan gizi antara kulit dengan
kalsium, fosfor, lemak, besi, vitamin A, dan vitamin B1. Zat-zat gizi tersebut
jumlahnya bervariasi, tetapi kandungan protein, kalori, dan fosfornya cukup tinggi
(Sutejo,2000). Kulit mentah mengandung kadar air sebeesar 64%, protein 33%,
17
lemak 2%, mineral 0,5%, dan senyawa lain seperti pigmen 0,05% (Sharphouse,
1971).
Secara histologi, kulit tersusun dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan
hipodermis.
Epidermis merupakan bagian kulit paling atas tersusun dari sel epitel pipih
kompleks, pada lapisan ini juga terdapat asesori epidermis seperti rambut,
kelenjar minyak, kelenjar keringat, dan otot penegak rambut. Pada lapisan
Epidermis ini tidak terdapat pembuluh darah. Zat makanan yang dibutuhkan
diper -oleh dari pembuluh darah lapisanCorium. Sel-sel ephitel tidak hanya
secara konstan dan mengarah keluar, sehingga mendorong lapisan sel yang
kerak (semacam ketombe yang biasa terdapat pada kulit kepala). Jaringan
terdalam dari lapisan ini mengandung butir-butir pigmen yang memberi warna
Dermis atau kulit jangat yang tersusun dari jaringan ikat padat. Bagian pokok
dari kulit dinamakan lapisan Corium (Derma). Istilah Corium berasal dari kata
Latin yang berarti kulit. Corium terdiri dari dua lapisan, yaitu papilaris yang
tersusun dari serat tenunan pengikat, yang terdiri atas tiga macam tipe
mempunyai dua lapisan, yaitu lapisan Thermostat (rajah) dan lapisan Retic’da
18
atau Corwm asli. Lapisan rajah merupakan lapisan kulit teratas. Pada lapisan
ini, terdapat akar rambut, kelenjar-kelenjar, dan urat daging. Lapisan rajah
merupakan bagian kecil dari seluruh kulit, yang secara persentatis besar
persentasenya akan lebih besar dibandingkan pada jenis kulit binatang besar.
Serat tenunan yang terdapat pada lapisan rajah umumnya kecil, halus, dan
hewan asalnya, misalnya kulit domba, kulit kambing, sapi muda, sapi de-
wasa, kuda, dan lain sebagainya Lapisan Reticular sebagian besar terdiri atas
besar bila dibandin gkan dengan serat Collagen yang terdapat pada rajah.
Reticular, yang akan menge-ras bila dikeringkan. Lapisan Reticular pada kulit
binatang besar meliputi 70% – 80%, sedangkan pada kulit binatang kecil
Pada lapisan paling bawah terdapat hipodermis yang tersusun dari jaringan
ikat longgar, jaringan adiposa, dan sisa daging. Tenunan Subcutis merupakan
bagian lain dari tubuh. Hypodermis sebagian besar terdiri atas serat-
serat Collagen dan Elastin. Susunan longgar yang berupa tenunan lemak
inilah yang akan disamak dan diubah menjadi kulit samak yang bersifat lentur,
fleksibel, kuat dan tahan terhadap pengaruh cuaca dan serangan mikroba.
Lapisan epidermis tersusun dari jaringan ikat keratin yang relatif tahan
terhadap serangan bahan kimia maupun agen biologi (mikroba dan ensim). Pada
kulit terdapat dua jenis keratin yaitu keratin lunak yang menyusun akar rambut dan
lapisan epidermis bawah, dan keratin keras menyusun batang rambut. Keratin
lunak mudah larut dan mudah diserang oleh ensim (misal alkalin protease),
sedangkan keratin keras sangat tahan terhadap bahan kimia dan ensim kecuali
biasanya menggunakan bahan kima kapur dan Na2S. Lapisan epidermis juga
dapat dihilangkan secara ensimatis menggunakan sedikit kapur dan Na2S dan
ensim alkalin protease atau keratinase. Lapisan hipodermis dibuang dari kulit
secara mekanis pada proses buang daging (fleshing). Kulit segar tersusun dari
64% air, 33% protein, 2% lemak, 0,5% garam mineral dan 0,5% penyusun lainnya
misalnya vitamin dan pigmen. komponen penyusun kulit terpenting adalah protein
terutama protein kolagen. Protein kulit terdiri dari protein kolagen, keratin, elastin,
albumin, globulin dan musin. Protein albumin, globulin dan musin larut dalam
larutan garam dapur. Protein kolagen, keratin dan elastin tidak larut dalam air dan
pelarut organik. Protein kolagen inilah yang akan direaksikan menjadi bahan
menetukan mutu kulit samak.Kulit samak adalah kulit hewan yang telah diubah
secara kimia guna menghasilkan bahan yang kuat, lentur, dan ntahan terhadap
pembusukan.
20
Struktur kulit ialah kondisi susunan serat kulit yang kosong atau padat, dan
bukan mengenai tebal atau tipisnya lembaran kulit. Dengan kata lain, menilai
antara bagian croupon, leher, dan perut hanya sedikit, dan bagian-bagian
a. Kulit tampak tebal, bila dilihat dari perbandingan antara berat dengan luas
permukaan kulitnya.
a. Kulit tidak begitu tebal, bila dilihat dari perbandingan antara berat dengan
a. Bagian croupun dan perut agak tipis, sedangkan bagian leher cukup tebal.
b. Peralihan dari bagian kulit yang tebal ke bagian kulit yang tipis tampak
begitu menyolok.
21
berkurang.
Komposisi kimia gelatin yang diambil dari tendon hewan terdiri dari 50,11%
Gelatin sebagian besar terdiri dari glysin, prolin, dan sisanya adalah 4-
Gelatin terdiri dari banyak rantai polipeptida atau formasi helix-prolin panjang yang
masing-masingnya terdiri dari 300-4000 asam amino. Larutan melalui transisi helix
yang berliku-liku diikuti oleh penyatuan rantai-rantai helix dengan formasi kolagen
simpangan. Interaksi silang (cross-links) secara kimia mampu merubah sifat gel,
glutamin . Massa jenis gelatin adalah 1,35 gr/cm. Gelatin pecah (terdenaturasi)
pada suhu di atas 80°C. Gelatin bersifat tidak berwarna, transparan, mampu
menyerap air 5-10 kali bobotnya, membentuk gel pada suhu 3540°C dan larut
dalam air panas, membengkak (swelling) dalam air dingin, dapat berubah secara
IV
KESIMPULAN
1. Kulit adalah hasil samping dari pemotongan ternak, merupakan lapisan terluar
dari tubuh hewan, diperoleh setelah hewan tersebut mati dan dikuliti. Kulit
dari ternak besar dan kecil baik itu sapi, kerbau, dan domba serta kambing
2. Struktur kulit sapi dapat dibedakan menjadi 4 kelompok yaitu kulit berstruktur
baik, kulit berstruktur buntal, kulit berstruktur cukup baik, dan kulit berstruktur
kurang baik
DAFTAR PUSTAKA
http://agroindustriindonesia.blogspot.com/2010/09/pengolahan-daging-dan-kulit-
sebagai.html
http://ajarhistovet.blogspot.com/2009/04/bab-9-struktur-histologi-kulit.html.
november 2013)
http://keslingmks.wordpress.com/2008/08/18/industri-penyamakan-kulit-dan-
dampaknya-terhadap-lingkungan/
http://rangkaianhatierlin.blogspot.com/2012/11/makalah-dtsk-struktur-dan-
http://yudieakbarperdana.blogspot.com/2012/05/struktur-dan-kimiawi-kulit-
Narwanto dan Sri Mulyani. 2003. Dasar Teknologi Hasil Ternak. Fakultas
London.
Sunarto. 2001. Bahan Kulit untuk Seni dan Industri. Penerbit Kanisius Yogyakarta.
Terhadap Bobot Hidup, Karkas, dan Sifat Dasar Kulit Kelinci “Rex”. Disertasi.
Oleh :
Kelas : D
Kelompok 4
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah yang maha kuasa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
akhir ini. Dalam laporan ini mengulas tentang boneless. Laporan ini selesai berkat
dukungan dari berbagai pihak, Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati
kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Ternak Unggas, bapak Prof. Dr. Ir.
Ruhyat Kartasudjana
2. Asisten praktikum Manajemen Ternak Unggas yang telah membimbing
praktikan saat praktikum berlangsung.
3. Seluruh rekan kelas D yang berpartisipasi dalam praktikum
Sesungguhnya tidak ada kesempurnaan manusia dalam menulis laporan,
oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran pembangun untuk
menyempurnaan laporan ini dan pembelajaran kami selanjutnya. Kami memohon
maaf atas kesalahan dan kekurangan yang terdapat dalam laporan ini. Kami harap
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua dan dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Penyusun
ii
27
DAFTAR ISI
Bab Halaman
I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ................................................................ 2
1.3. Maksud danTujuan ................................................................. 2
V KESIMPULAN .............................................................................. 22
iii