Anda di halaman 1dari 33

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ayam telah lama digunakan sebagai hewan yang dimanfaatkan manusia

untuk kehidupannya. Beberapa faktor yang memegang peranan penting dalam

ayam adalah faktor pencernaan dan faktor reproduksi. Pencernaan sendiri adalah

proses pengubahan dan penghancuran bentuk makanan dari bentuk yang

kompleks menjadi bentuk yang lebih sederhana yang mampu dicerna dan

dimanfaatkan ternak untuk perkembangan tubuhnya dan menghasilkan hal hal

yang mampu dimanfaatkan oleh manusia. Sistem pencernaan unggas berbeda dari

system pencernaan mamalia dalam hal unggas tidak mempunyai gigi guna

memecah makanan secara fisik.Sistempencernaan ungags sendiriterdiridarimulut,

esophagus, tembolok (crop), proventriculus, gizzard, usushalus yang terdiri dari

duodenum, jejunum, dan ileum, caecum, ususbesar, dan berakhir di kloaka.

Sementara reproduksi sendiri adalah kegiatan menghasilkan bibit

bibit/keturunan baru demi menjaga kehidupannya. Reproduksi sendiri memegang

peran yang penting juga dalah usaha peternakan. Hal ini karena kunci dari suatu

peternakan ada pada faktor breeding/reproduksinya. Pada ayam petelur, organ

reproduksi terdiri dari ovarium dan oviduk (infundibulum, magnum, isthmus,

uterus, dan vagina). Nilai ekonomis ayam akan meningkat dengan semakin

baiknya faktor pencernaan dan faktor reproduksinya.

Berdasarkan 2 faktor diatas, maka dapat disumpulkan bahwa praktikum

mengenai sistem pencernaan dan sistem reproduksi pada ternak unggas perlu

dilakukan karena pentingnya bagi mahasiswa mengetahui proses pencernaan dan


2

proses reproduksi ternak unggas agar bisa memanfaatkan ternak unggas dengan

sebaaik baiknya untuk kepentingan manusia.

1.2 Identifikasi Masalah

(1) Apa saja bagian-bagian dan fungsi dari saluran reproduksi pada ayam jantan.

(2) Apa saja bagian-bagian dan fungsi dari saluran reproduksi pada ayam betina.

(3) Apa saja bagian-bagian dan fungsi dari saluran pencernaan pada ayam.

1.3 Maksud dan Tujuan

(1) Mengetahui bagian dan fungsi dari saluran reproduksi pada ayam jantan.

(2) Mengetahui bagian dan fungsi dari saluran reproduksi pada ayam betina.

(3) Mengetahui bagian dan fungsi dari saluran pencernaan pada ayam.

1.4 Manfaat Praktikum

(1) Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan bagian-bagian dan fungsi

dari saluran reproduksi pada ayam jantan,ayam betina dan saluran

pencernaan pada ayam.

(2) Mahasiswa mengerti mengenai keguanaan mempelari bagian-bagiana dan

fungsi dari saluran reproduksi pada ayam jantan, ayam betina dan saluran

pencernaan pada ayam.

1.5 Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Senin, 25 Maret 2019

Waktu : Pukul 12.30 – 14.30 WIB

Tempat : Laboratorium Produksi Ternak Unggas

Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran


3

II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1 Saluran Pencernaan Unggas

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ aksesori.

Saluran pencernaan adalah suatu lintasan organ yang menghubungkan antara

lingkungan dengan proses metabolisme alamiah pada hewan. Pencernaan

diartikan sebagai pengelolaan pakan sejak masuk dalam mulut sehingga

diabsorbsi. Secara garis besar fungsi saluran pencernaan adalah sebagai tempat

pakan ditampung, tempat pakan dicerna, tempat pakan diabsorbsi dan tempat

pakan sisa yang dikeluarkan. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, esophagus,

crop, proventriculus, gizzard, duodenum, usus halus, ceca, rectum, cloaca dan

vent. Sementara organ asesori terdiri dari pancreas dan hati (Edjeng, dkk, 2005).

Alat pencernaan ayam turut menentukan efesiensi makanan yang dimakan

oleh ayam, terutama terkait dengan kesehatan ayam, keperluan tubuh, dan

pertumbuhannya. Sebagai contoh, apabila pada salah satu alat pencernaan

terdapat parasite atau protozoa, makanan yang dimakan menjadi tidak dapat

diserap oleh tubuh secara sempurna. Begitu kebalikannya, alat pencernaan akan

bekerja dengan baik bila tubuh ayam dalam keadaan sehat (M Rasyaf, 2008).

(1) Mulut

Ayam tidak mempunyai bibir, lidah, pipi dan gigi, bagian mulut atas dan

bawah tersusun atas lapisan tanduk, bagian atas dan bawah mulut dihubungkan ke

tengkorak dan berfungsi seperti engsel. Langit-langit unggas lunak, tetapi

memiliki rahang atas dan bawah yang menulang untuk menutup mulut. Rahang

atas melekat pada tulang tengkorak dan yang bawah bergantung. Langit-langit
4

keras dibagi oleh celah sempit yang panjang di bagian tengah yang terbuka ke

bagian saluran nasal (Edjeng, 2005).

Lidah unggas keras dan runcing seperti mata anak panah dengan arah ke

depan. Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk mendorong

makanan ke oeshopagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke belakang. Lidah

berfungsi untuk membantu menelan makanan. Kelenjar saliva mengeluarkan

sejenis mukosa yang berfungsi sebagai pelumas makanan untuk mempermudah

masuk ke oesophagus (Nesheim et al., 1979).

(2) Esophagus

Esophagus merupakan saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang

merupakan jalan pakan dari mulut sampai permulaan tembolok dan

perbatasan pharynx pada bagian atas dan proventriculus bagian bawah (Tri, 2004).

Dinding esophagus dilapisi selaput lendir yang membantu melicinkan makanan

untuk masuk ke tembolok. Setiap kali ayam menelan secara

otomatis oesophagus menutup dengan adanya otot. Fungsi oesophagus adalah

menyalurkan makanan ke tembolok (Sarwono, 1988).

(3) Tembolok (crop)

Crop mempunyai bentuk seperti kantong atau pundi-pundi yang

merupakan perbesaran dari oesophagus. Pada bagian dindingnya terdapat banyak

kelenjar mukosa yang menghasilkan getah yang berfungsi untuk melembekkan

makanan. Crop berfungsi menyimpan dan menerima pakan untuk sementara

sebelum masuk ke proventriculus. Terjadi sedikit atau sama sekali tidak terjadi

pencernaan di dalamnya kecuali jika ada sekresi kelenjar saliva dalam mulut

(Ejeng, 2005). Pakan unggas yang berupa serat kasar dan bijian tinggal di dalam

tembolok selama beberapa jam untuk proses pelunakan dan pengasaman). Hal ini
5

disebabkan pada tembolok terdapat kelenjar yang mengeluarkan getah yang

berfungsi untuk melunakkan makanan (Tri, 2004).

(4) Proventriculus

Proventriculus adalah pelebaran dari esophagus sebelum berhubungan

dengan gizzard, dan juga merupakan perut sejati dari ayam. Juga merupakan

kelenjar, tempat terjadinya pencernaan secara enzimatis, karena dindingnya

disekresikan asam klorida, pepsin dan getah lambung yang berguna mencerna

protein. Sel kelenjar secara otomatis akan mengeluarkan cairan kelenjar perut

begitu makanan melewatinya dengan cara berkerut secara mekanis. Karena

makanan berjalan cepat dalam jangka waktu yang pendek didalam proventriculus,

maka pencernaan pada material makanan secara enzimatis sedikit terjadi (Edjeng,

2005).

(5) Ventriculus

Ventriculus atau gizzard berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan

keluar pada bagian atas dan bawah. Bagian atas lubang pemasukkan berasal

dari proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran menuju

ke duodenum (Nesheim et al., 1979). Ventriculus disebut pula otot perut yang

terletak diantara proventriculus dan bagian atas usus halus. Gizzard mempunyai 2

otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan

mempunyai mucosa yang tebal. Fungsi gizzard adalah untuk mencerna makanan

secara mekanik dengan bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada

dalam gizzard yang ditelan oleh ayam, partikel batuan ini berfungsi untuk

memperkecil partikel makanan dengan adanya kontraksi otot

dalam gizzard sehingga dapat masuk ke saluran intestine (Edjeng, 2005).


6

(6) Usus Halus (Small intestine)

Usus halus merupakan organ utama tempat berlangsungnya pencernaan

dan absorpsi produk pencernaan. Berbgai enzim yanga masuk kedalam saluran

pencernaan ini berfungsi mempercepat dan mengefesiensikan pemecahan

karbohidrat, protein dan lemak untuk memepermudah proses absorpsi (Edjeng,

2005). Small intestine memanjang dari ventriculus sampai large intestinum dan

terbagi atas tiga bagian yaitu duodenum, jejenum dan ileum. Duodenum

berbentuk huruf U dengan bagian pars descendens sebagai bagian yang turun dan

bagian pars ascendens sebagai bagian yang naik. Selaput mukosa pada dinding

usus halus memiliki jonjot yang lembut dan menonjol seperti jari yang berfungsi

sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas permukaan penyerapan nutrien.

Pada bagian duodenum disekresikan enzim pankreatik yang berupa enzim

amilase, lipase dan tripsin. Ada beberapa enzim yang dihasilkan oleh dinding sel

dari small intestine yang dapat mencerna protein dan karbohidrat. Pencernaan

pakan ayam di dalam usus kecil secara enzimatik dengan berfungsinya enzim-

enzim terhadap protein lemak dan karbohidrat. Protein oleh pepsin dan

khemotripsin akan diubah menjadi asam amino. Lemak oleh lipase akan diubah

menjadi asam lemak dan gliserol. Karbohidrat oleh amilase akan diubah menjadi

disakarida dan kemudian menjadi monosakarida (Tri, 2004).

(7) Ceca (Usus buntu)

Diantara usus halus dan usus besar, terdapat dua kantong yang disebut

ceca (usus buntu). Dalam keadaan normal, panjang setiap ceca sekitar 6 inci atau

15 cm. Pada unggas dewasa yang sehat, ceca berisi pakan lembut yang keluar-

masuk, akan tetapi tidak ada bukti mengenai peran serta dalam pencernaan.

Hanya sedikit air diserap, sedikit karbohidrat dan protein dicerna berkat bantuan
7

beberapa bakteri (Edjeng, 2005).

(8) Usus Besar

Usus besar merupakan rectum. Pada ayam dewasa, panjangnya hanya

sekitar 10 cm dengan diameter sekitar dua kali usus halus. Bentuknya melebar

dan terdapat pada bagian akhir usus halus ke kloaka. Usus besar juga merupakan

bagian yang berfungsi menyerap air dan menampung feses (Edjeng, 2005).

(9) Kloaka

Kloaka merupakan bagian akhir dari saluran pencernaan. Kloaka

merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan merupakan muara saluran

reproduksi. Air kencing yang sebagian berupa endapan asam urat dikeluarkan

melalui kloaka bersama tinja dengan bentuk seperti pasta putih. Pada kloaka

terdapat tiga muara saluran pelepasan yaitu urodeum sebagai muara saluran

kencing dan kelamin, coprodeum sebagai muara saluran makanan dan proctodeum

sebagai lubang keluar dan bagian luar yang berhubungan dengan udara luar

disebut vent. Kloaka juga bertaut dengan bursa fabricius pada sisi atas berdekatan

pada sisi luarnya. Kloaka pada bagian terluar mempunyai lubang pelepasan yang

disebut vent, yang pada betina lebih lebar dibanding jantan, karena merupakan

tempat keluarnya telur (Tri, 2004).

(10) Organ aksesoris pencernaan

A. Hati

Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri

dari dua lobus, yaitu lobus dexter dan sinister. Hati mengeluarkan cairan

berwarna hijau kekuningan yang berperan dalam mengemulsikan lemak. Cairan

tersebut tersimpan di dalam sebuah kantung yang disebut kantung empedu yang

terletak di lobus sebelah kanan. Makanan yang berada pada duodenum akan
8

merangsang kantung empedu untuk mengkerut dan menumpahkan cairan empedu.

Hati juga menyimpan energi siap pakai (glikogen) dan menguraikan hasil sisa

protein menjadi asam urat yang dikeluarkan melalui ginjal (Tri, 2004).

B. Empedu

Terletak dekat usus halus dan hati, mengeluarkan cairan untuk menetralisir

asam-asam dan menciptakan kondisi alkalis yang menuntungkan dalam

berlangsungnya kerja enzim pencernaan.

C. Pancreas

Pankreas terletak pada lipatan duodenum. Pankreas mensekresikan cairan

pankreas ke duodenum melalui ductus pancreaticus dan menghasilkan enzim yang

mendigesti karbohidrat, lemak dan protein. Pancreas merupakan suatau kelenjar

yang berfungsi sebagai kelenjar edokrin maupun kelenjar esokrin. Sebagai

kelenjar endokrin pancreas mensekresikan hormone insulin dan glucagon (Edjeng,

2005).

D. Limpa

Limpa berbentuk agak bundar, berwarna kecoklatan dan terletak pada titik

antara proventriculus, gizzard dan hati. Fungsi dari limpa sampai sekarang belum

diketahui, hanya diduga sebagai tempat untuk memecah sel darah merah dan

untuk menyimpan Fe dalam darah (Tri, 2004).

2.2 Saluran Reproduksi Unggas

2.2.1 Saluran Reproduksi Unggas Jantan

Sistem reproduksi ayam jantan terdiri dari dua testis yang terletak pada

dorsal area rongga tubuh, dekat bagian akhir anterior ginjal. Testis tidak pernah

turun kedalam skrotum eksternal seperti mamalia. Bentuknya elip-soid dan


9

berwarna kuning terang, sering pula berwarna kemerahan karena banyaknya

cabang-cabang pembuluh darah pada permukaannya (Edjeng, 2005).

Permukaannya konkaf mengarah ke garis media dengan sumbu paralel satu sama

lain. Ukuran testes tidak selalu konstan, membesar saat waktu musim kawin.

Yang kiri sering lebih besar daripada yang kanan. Dari testes sperma atau semen

disalurkan melalui ductus deferens yang berbentuk gelombang-gelombang lateral

dan bermuara pada sebuah papilla kecil di kloaka. Pada unggas darat tidak

terdapat penis melainkan alat Organ Copulatory Rudimenter, sedangkan pada

unggas air terdapat alat kopulasi berupa penis yang spiral dan bengkok yang

terdiri dari tenunan fibrosa yang terletak pada dinding ventral koaka.

2.2.2 Saluran Reproduksi Unggas Betina

Sistem reproduksi ayam betina terdiri dari satu ovarium dan

oviduct.Walaupun organ reproduksi merupakan tempat sel-sel benih, organ

tersebut juga merupan kelenjar endokrin (Edjeng, 2005).

(1) Ovarium

Pada ayam betina terdapat sebuah ovarium, terletak pada rongga bdan

sebelah kiri. Pada saat perkembangan embrionik, terdapat dua ovary, tetapi pada

perkembangan selanjutnya mengalami regresi sehingga pada saat menetas hanya

dijumpai sebuah ovarium kiri, sedangkan kanan rudimenter. Ovarium ayam

betina biasanya terdiri dari 5-6 folikel yang sedang berkembang, berwarna kuning

besar (yolk) dan sejumlah besar folikel putih kecil yang menunjukkan sebagai

kuning telur yang belum dewasa. Yolk dibungkus oleh suatu lapisan membran

folikuler yang kaya akan kapiler darah, yang berguna untuk menyuplai komponen

penyusun yolk melalui aliran darah menuju discus germinalis. Ovum juga

dibungkus oleh suatu membran vitelina dan pada ovum masak membran vitelina
10

dibungkus oleh membran folikel. Bagian yolk mempunyai suatu lapisan yang

tidak mengandung pembuluh kapiler darah yang disebut stigma (Edjeng, 2005).

(2) Oviduct

Oviduct ayam betina merupakan pipa yang melipat yang sebagian besar

terletak pada sisi bagian kiri rongga perut. Oviduct memiliki sistem penyediaan

darah yang baik dam memiliki dinding-dinding otot yang hampir bergerak selama

pembentukkan telur berlangsung. Pada seekor unggas yang belum dewasa,

oviduct berukuran kecil. Oviduct terbagi dalam lima bagian, dimulai dari ujung

dekat ovarium, yaitu:

(a) Infundibulum, yaitu bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang

sekitar 9 cm. Infundibulum berbentuk seperti corong atau fimbria dan

menerima telur yang telah diovulasikan. Terdapat lubang yang biasa

disebut ostium.

(b)Magnum, yaitu saluran kelanjutan dari oviduk dan merupakan bagian

terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan magnum tidak

dapat terlihat dari luar. Magnum mempunyai panjang sekitar 33 cm.

Fungsi magnum mensekresikan albumen dalam pembentukan telur

meliputi bagian yaitu chalaza, thin albumen dan thick albumen. Fungsi

chalaza yaitu untuk mempertahankan yolk agar ditengah sesudah telur

dikeluarkan. Proses perkembangan telur dalam magnum sekitar 3 jam.

(c) Isthmus, merupakan tempat terbentuknya outer shell membrane dan inner

shell membrane. Di samping pembentukan tadi, juga ditentukan bentuk

dari telur. Membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun

dari serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya

mikroorganisme ke dalam telur. Membran sel yang terbentuk terdiri dari


11

membran sel dalam dan membran sel luar, di dalam ithmus juga

disekresikan air ke dalam albumen. Panjang isthmus sekitar 10 cm, telur di

bagian ini sekitar 75 menit.

(d)Uterus, merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di

dalam uterus telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari

garam-garam kalsium. Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10

sampai 12 cm dan merupakan tempat perkembangan telur paling lama di

dalam oviduk, yaitu sekitar 18 sampai 20 jam. Pembentukan kerabang

telur (kalsifikasi) sudah dimulai sesaat sebelum telur masuk kedalam

uterus. Butir-butir kalsium mulai muncul di bagian outer shell membrane,

sebelum meninggalkan isthmus. Setelah masuk ke dalam uterus mulai

terjadi pembentukan kulit telur yang sebagian besar terdiri dari CaCO3

dengan matrix yang terdiri dari protein dan polysacharida. Untuk pigment

kulit telur yang berwarna coklat (porphyrin), disintesa oleh kelenjar kulit

telur dari amino levulinic acid. Pigmen ini biasanya didistribusikan pada

kulit telur.

(e) Vagina, merupakan bagian akhir dari oviduk adalah vagina dengan

panjang sekitar 12 cm. Telur masuk ke bagian vagina setelah

pembentukan oleh kelenjar kerabang sempurna (di dalam uterus). Pada

vagina telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus yang

berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi bakteri

dapat dicegah. Di vagina telur mengalami pemutaran (oviposisi), yaitu

dari ujung runcing diputar ke ujung tumpul untuk segera telur dikeluarkan.

Rotasi ini memerlukan waktu lebih kurang dua menit. Kemudian telur dari

vagina keluar melalui kloaka. (Edjeng, 2005)


12

III

ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

(1) Baki atau nampan

Sebagai tempat ayam dan organ-organ ayam yang diteliti(objek)

(2) Pisau

Untuk memotong ayam

(3) Pisau bedah

Untuk membedah ayam dan mengambil sistem pencernaan dan reproduksi

ayam

(4) Gunting

Untuk membantu pemotongan

(5) Pinset

Untuk mengambil organ dari dalam tubuh ayam yang sudah dipotong
3.2 Bahan

(1) Ayam Ras Petelur

Sebagai objek pengamatan

(2) Ayam Jantan

Sebagai objek pengamatan


13

3.3 Prosedur Kerja

Adapun tahapan prosedur yang dilakukan yaitu

No. Pengamatan Prosedur

1 Alat 1. Sembelih objek praktikum (ayam ras petelur)

Pencernaan sesuai dengan prosedur. Tempatkan ayam di atas

baki. (Sebelum melakukan pembedahan jika

perlu meminta petunjuk dari asisten praktikum)

2. Bedah ayam dengan cara menyayat bagian

abdomen di atas kloaka, kemudian potong


seluruh tulang rusuk bagian kiri atau kanan

sampai ke persendian antara tulang scapula

dengan coracoid. Gunting kulit leher bagian

depan sehingga isi rongga tubuh dapat terlihat

seluruhnya.

3. Keluarkan sistem pencernaan dari rongga tubuh

mulai dari bagian oesophagus sampai kloaka

beserta alat-alat asesori-nya (hati-hati jangan

sampai merusak bagian saluran reproduksi).

4. Perhatikan dan catat kondisi bagian-bagian

sistem pencernaan yang telah terpisah, lalu

gambar dan ukur panjang setiap bagian saluran

pencernaan.

5. Diskusikan dengan asisten jika perlu.

2 Alat 6. Masih pada objek yang sama, pisahkan sistem

Reproduksi reproduksi dari rongga tubuh ayam.


14

Betina 7. Urutkan hingga memanjang mulai dari

infundibulum sampai kloaka.

8. Perhatikan dan catat kondisi bagian-bagian

sistem reproduksi. Ukur dan gambar saluran

reproduksi.

9. Diskusikan dengan asisten jika perlu.

3 Alat 1. Sembelih objek praktikum (ayam jantan) sesuai

Reproduksi prosedur.

Jantan 2. Tempatkan ayam di atas baki.


3. Bedah ayam jantan dengan cara yang sama

seperti ayam betina.

4. Keluarkan saluran pencernaan dengan hati-hati

jangan sampai merusak saluran reproduksi

5. Biarkan saluran reproduksi jantan menempel

pada rongga tubuh.

6. Gambar dan catat kondisi bagian-bagian sistem

reproduksi jantan.
15

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Sistem Pencernaan Unggas

Tabel 1 Sistem Pencernaan Unggas

No Sistem Pencernaan Unggas Keterangan

Tractus

alimentarius

1. Mulut

2. Oesophagus

3. Tembolok

(crop)

4. Proventriculus

5. Ventriculus

(gizzard)
1
6. Small Intestine

7. Caeca

8. Large Intestine

9. Cloaca

Accecory organs

10. Liver/Hepar

11. Empedu

(Vesica felae)

12. Pancreas
16

4.1.2 Sistem Reproduksi Unggas Betina

Tabel 2 Sistem Reproduksi Unggas Betina

No Sistem Reproduksi Unggas Betina Keterangan

1. Ovarium

2. Oviduct

3. Infundibulum

4. Magnum

5. Isthmus

6. Uterus
2
7. Vagina

8. Cloaca
17

4.1.3 Sistem Reproduksi Unggas Jantan

Tabel 3 Sistem Reproduksi Unggas Jantan

No Sistem Reproduksi Unggas Jantan Keterangan

3 1. Testis

2. Vas deferens

3. Papilae

4. Cloaca

Tabel 4. Pengamatan Alat Pencernaan

No Nama Organ Pengamatan Pada Ayam

Panjang (cm)

1 Oesophagus 18

2 Crop 7

3 Proventriculus 5,2

4 Ventrikulus 7.6

5 Duodenum 12,7

6 Jejenum 52

7 Ileum 48

8 Caecum 10,8
18

9 Usus Besar 10

Tabel 5. Pengamatan Alat Reproduksi Betina

No Nama Organ Pengamatan Pada Ayam

Panjang (cm)

1 Infundibulum 13.5

2 Magnum 33

3 Isthmus 14

4 Uterus 7

5 Vagina 6,5

Tabel 6. Pengamatan Alat Reproduksi Jantan

No Nama Organ Pengamatan Pada Ayam

Panjang (cm)

1 Testis 4

2 Vas Deferens 7,5


19

4.2 Pembahasan

4.2.1 Sistem Pencernaan Unggas

Saluran pencernaan unggas terdiri dari tractus alimentarius (mulut,

oesophagus, crop, ventriculus, proventriculus, usus halus, caecum, usus besar,

dan kloaka) dan alat aksesoris (hati, pankreas, dan empedu).

(1) Mulut

Unggas adalah hewan yang tidak memiliki bibir, pipi, dan gigi. Paruh

merupakan tempat pertama kali pakan masuk ke dalam sistem pencernaan. Paruh

sendiri berfungsi untuk mematuk-matuk atau merobek makanan, yang selanjutnya

akan di dorong oleh lidah ke oesophagus. Hal ini sesuai dengan pernyataan

Akoso, 1993 bahwa Bentuk seperti kail pada belakang lidah berfungsi untuk

mendorong makanan ke oeshopagus sewaktu lidah digerakkan dari depan ke

belakang.

(2) Oesophagus

Makanan selanjutnya akan masuk ke oesophagus, dari hasil pengukuran

selama praktikum didapat hasil oesophagus sepanjang 21 cm. Panjang dari

oesophagus tersebut sesuai dengan pendapat Yaman, 2010 bahwa kisaran normal

panjang oesophagus adalah 20 sampai 25 cm dengan berat 5 sampai 7,5 gram.

Oesophagus adalah saluran yang menghubungkan makanan ke tembolok/crop.

Hal tersebut sesuai dengan pendapat North, 1978 bahwa oesophagus merupakan

saluran memanjang berbentuk seperti tabung yang merupakan jalan makanan dari

mulut sampai permulaan tembolok dan perbatasan pharynx pada bagian atas dan

proventriculus bagian bawah.

(3) Crop/Tembolok
20

Crop atau Tembolok adalah bagian oesophagus yang melebar. Hasil

perhitungan panjang tembolok adalah 3 cm. Hal tersebut berbeda dengan

Suprijatna, dkk, 2005 yang berpendapat bahwa ukuran tembolok yang normal

adalah 7 sampai 10 cm dan beratnya 8 sampai 12 gram, perbedaan tersebut

mungkin saja adanya ketidaktelitian praktikan saat mengukur panjang tembolok.

Tembolok berfungsi sebagai penyimpanan makanan sementara. Hal

tersebut sesuai dengan pendapat Nesheim, dkk, 1979 bahwa tembolok berfungsi

menyimpan dan menerima makanan untuk sementara sebelum masuk ke

proventriculus. Keadaan tembolok yang kosong menunjukan bahwa unggas

sedang dalam keadaan lapar. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Yuwanta, 2004

bahwa pada tembolok terdapat saraf yang berhubungan dengan pusat kenyang-

lapar di Hipotalamus sehingga banyak sedikitnya pakan yang terdapat dalam

tembolok akan memberikan respon dalam saraf untuk makan atau menghentikan

makan.

(4) Proventrikulus

Proventriculus adalah suatu pelebaran dari oesophagus sebelum

berhubungan dengan ventrikulus, disini terjadi pencernaan secara enzimatik dan

kimiawi. Proventrikulus dikatakan sebagai lanbung sebenarnya karena

menghasilkan asam lambung beserta enzim pepsin. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Nesheim, dkk, 1979 bahwa proventrikulus tempat terjadinya pencernaan

secara enzimatis, karena dindingnya disekresikan asam klorida, pepsin dan getah

lambung yang berguna mencerna protein.

Hasil dari pengukuran selama praktikum didapatkan panjang

proventrikulus sebesar 4 cm sedangkan menurut Yaman, 2010 proventrikulus

memiliki panjang 6 cm dan berat 7,5 sampai 10 gram. Perbedaan tersebut


21

mungkin terjadi karena ketidaktelitian praktikan dalam pengukuran atau

dikarenakan kondisi ayam yang sudah memasuki masa afkhir sehingga ukuran

nya sudah tidak berada di keadaan yang normal.

(5) Ventrikulus

Ventrikulus biasa disebut juga gizard. Ventrikulus memiliki dinding

lambung otot yang tebal dan diselaputi lapisan epitel yang disebut koilin. Koilin

berfungsi untuk membanyu ventrikulus tidak terluka selama pencernaan

dikarenakan fungsi utama dari ventrikulus adalah menggilling dan meremas pakan

yang masih keras sehingga berukuran kecil dan meningkatkan permukaan partikel

pakan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nesheim, dkk, 1979 bahwa fungsi

gizzard adalah untuk mencerna makanan secara mekanik dengan bantuan grit dan

batu-batu kecil yang berada dalam gizzard yang ditelan oleh ayam. Panjang

ventrikulus yang didapat saat praktikum adalah 6 cm, hal tersebut sesuai dengan

Yaman, 2010 gizzard memiliki panjang 5 sampai 7,5 cm dan berat 25 sampai 30

gram.

(6) Usus Halus

Terdiri dari 3 bagian yaitu duodenum, jejenum, dan ileum. Usus halus

merupakan organ utama tmpat berlangsungnya pencernaan dan absorpsi produk

pencernaan.

Duodenum, berada di bagian paling atas usus halus yang berbentuk seperti U.

Hasil pengukuran selama praktikum didapatkan panjang duodenum adalah 18 cm.

Duodeum berfungsi sebagai tempat pencernaan yang paling aktif dengan proses

hidrolisis dari nutrien kasar berupa pati, lemak, dan protein.

Jejenum, kembali terjadi penyerapan makanan, hal ini sesuai dengan Yuwanta,

2004 pada bagian ini proses pencernaan dan penyerapan zat makanan yang belum
22

diselesaikan pada duodenum dilanjutkan sampai tinggal bahan yang tidak dapat

tercerna. Panjang jejenum dari hasil pengukuran adalah 45 cm sedangkan menurut

Hamsah, 2013 panjang jejunum ayam berkisar antara 58 sampai 74 cm dan berat

2,9 sampai 3,8 gram tiap 10 cm dari panjang jejunum.

Ileum, merupakan bagian yang paling tinggi penyerapannya, dikarenakan menurut

Suprijatna dkk., 2005 sepanjang permukaan ileum terdapat vili-vili yang berfungsi

untuk mengabsorbsi hasil pencernaan. Panjang ileum saat pengukuran adalah 37

cm, sedangkan menurut Usman, 2010 ileum memiliki panjang 32 cm dan berat 15

gram.

(7) Caecum

Diantara usus halus dan usus besar, terdapat dua kantong yang disebut

sebagai caecum (usus buntu). Caecum berfungsi untuk mencerna serat kasar

dengan enzim selulase dan mengkasilkan vitamin K dan B1(2) Hal tersebut sesuai

dengan pendapat Yuwanta, 2004 bahwa pada caecum terjadi pencernaan secara

mikrobiologik karena dalam coecum terdapat mikrobia-mikrobia yang mampu

membantu pencernaan terutama pencernaan serat kasar. Panjang caecum saat

pengukuran adalah 23 cm hal tersebut sesuai dengan pendapat Yuwanta, 2004

bahwa sekum terdiri atas dua seka atau saluran buntu yang berukuran panjang 20

cm.

(8) Usus besar

Berfungsi untuk penyerapan air secara besar-besaran. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat North, 1978 bahwa pada large intestine terjadi reabsorbsi air

untuk meningkatkan kandungan air pada sel tubuh dan mengatur keseimbangan

air pada unggas.


23

(9) Kloaka

Tempat penghubung antara anus dan usus besar. Kloaka terdiri dari 3

muara yaitu saluran pencernaan, reproduksi, dan urin. Hal tersebut sesuai dengan

North, 1978 bahwa Kloaka merupakan lubang pelepasan sisa-sisa digesti, urin dan

merupakan muara saluran reproduksi.

(10) Hati

Hati terletak diantara gizzard dan empedu, berwarna kemerahan dan terdiri

dari dua lobus, yaitu lobus dexter dan sinister. Menurut North, 1978 Hati

mengeluarkan cairan berwarna hijau kekuningan yang berperan dalam

mengemulsikan lemak.

(11) Pankreas

Berada di antara lengkung-lengkung duodenum. Pankreas mensekresikan

getah pankreas yang berfungsi dalam pencernaan pati, lemak, dan protein. Hal

tersebut sesuai dengan Rahayu dkk, 2011 bahwa pankreas mensekresikan enzim

amilase, tripsin, dan lipase yang dibawa ke duodenum untuk menerima

karbohidrat, protein, dan lemak.

(12) Empedu

Terletak di dekat usus halus dan hati yang akan mengeluarkan cairan unruk

menetralisi asam-asam dan menciptakan kondisi alkalis.

4.2.2 Sistem Reproduksi Betina

Alat reproduksi betina pada unggas betina meliputi ovarium dan oviduct.

Dimana pada ovarium tersusun dari yolk yang dapat mencapai hingga 2000-4000

ova, dengan berbagai ukuran. Sedangkan oviduct merupakan saluran reproduksi

pada unggas yang meliputi infundibulum, magnum, isthmus, uterus, dan vagina.
24

Pada unggas saluran reproduksi bagian kanan mengalami rudimenter, sehingga

hanya bagian kiri saja yang dapat berfungsi dengan baik.

Ovarium terletak pada daerah kranial ginjal diantara rongga dada dan

rongga perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum. Ovarium sangat kaya

akan kuning telur atau yang disebut yolk. Yolk dibungkus oleh suatu lapisan

membran folikuler yang kaya akan kapiler darah, yang berguna untuk menyuplai

komponen penyusun yolk melalui aliran darah menuju discusgerminalis.

Ovum juga dibungkus oleh suatu membran viteline dan pada ovum masak

membran vitelina dibungkus oleh membran folikel. Bagian yolk mempunyai suatu

lapisan yang tidak mengandung pembuluh kapiler darah yang disebut stigma.

Pada bagian stigma inilah akan terjadi perobekan selaput folikel kuning telur,

sehingga telur akan jatuh dan masuk ke dalam ostium yang merupakan mulut dari

infundibulum.

Pada unggas oviduk hanya satu yang berkembang baik dan satunya

mengalami rudimeter. Unggas yang sedang berproduksi memiliki oviduct yang

lebih panjang dibandingkan uanggas yang sedang tidak berproduksi. Oviduct

terdiri atas infundibulum, magnum, isthmus, ureter dan vagina.

Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan mempunyai panjang

sekitar 9 cm menurut North (1978) namun menurut hasil pengamatan praktikum

panjang infundibukum mencapai 13,5cm. Infundibulum berbentuk seperti corong

atau disebut fimbria, yang akan melebar ketika terjadi ovulasi, pelebaran

infundibulum saat ovulasi hingga dapat menutupi sebagian rongga didalam tubuh

unggas. Infundibulum berfungsi sebagai penangkap ova saat terjadi ovulasi.

Bagian kalasiferos pada leher infundibulum merupakan tempat

penyimpanan sperma, sperma juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus
25

dan vagina. Penyimpanan ini terjadi pada saat kopulasi hingga saat fertilisasi.

Magnum merupakan bagian terpanjang dari oviduct mempunyai panjang

sekitar 33 cm, hal tersebut sesuai dengan hasil pengamatan praktikum dimana

panjang magnum yaitu 33 cm. Pada magnum terjadi sekresi albumen yang

disekresikan oleh sel goblet yang terletak pada permukaan mukosa magnum.

Selain albumen yang di sekresikan, chalazae disekresikan pula di dalam magnum.

Chalazae terbentuk selama yolk berotasi didalam magnum. Chalazae berfungsi

untuk mempertahankan posisi yolk agar tetap ditengah.

Isthmus memiliki panjang sekitar 10 cm dan merupakan tempat

terbentuknya membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun dari

serabut protein, yang berfungsi melindungi telur dari masuknya mikroorganisme

ke dalam telur. Bagian yang memisah/melebar diantara dua membrane sel disebut

rongga udara (air cell). Rongga udara bisa digunakan untuk mengetahui umur

telur dan besar telur.

Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding kuat. Di

dalam uterus telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk dari garam-garam

kalsium. Uterus (shell gland) mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan

merupakan tempat perkembangan telur paling lama di dalam oviduk, yaitu sekitar

18 sampai 20 jam. Hasil pengamatan praktikum panjang uterus yaitu 7 cm. Warna

kerabang telur yang terdiri atas pigmen warna coklat atau phorphirin akan

terbentuk di bagian ini pada akhir mineralisasi kerabang telur.

Vagina merupakan bagian akhir dari oviduk dengan panjang sekitar 12 cm,

namun pada hasil pengamatan praktikum panjang vagina hanya mencapau 6,5 cm.

Pada vagina telur hanya dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus yang

berguna untuk menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi bakteri dapat


26

dicegah. Telur yang sudah jadi dan sempurna akan mengalami ovoposisi di dalam

vagina. Ovoposisi merupakan perputaran telur untuk mempoisikan ujung telur

bagian tumpul agar kelur terlebih dahulu. Setelah selesai maka telur akan

dikeluarkan melalui kloaka tepatnya yaitu pada proctodeum. Lama proses

pembentukan telur ayam yaitu sekitar 25-26 jam.

4.2.3 Sistem Reproduksi Jantan

Testis yang berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian

permukaannya licin, terletak di sebelah ventral lobus renis bagian paling kranial.

Alat penggantung testes adalah mesorchium yang merupakan lipatan dari

peritoneum. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah tempat untuk

membuat dan menyimpan spermatozoa. Testis ayam jantan terletak di rongga

badan dekat tulang belakang, melekat pada bagian dorsal dari rongga abdomen

dan dibatasi oleh ligamentum mesorchium.

Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus aferen dan

epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada saat

masih muda, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk sebuah

gelendong yang disebut glomere. Di Dekat glomere bagian posterior dari duktus

aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka sebagai

duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang kecil

kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya dengan

ureter ketika masuk kloaka.

Epididimis berjumlah sepasang, berukuran kecil terletak pada sisi dorsal

testis, epididimis ini adalah berupa saluran yang di lewati sperma dan menuju ke

ductus deferens.
27

Ductus deferens berjumlah sepasang. Pada hewan muda tampak halus, sedang

pada hewan tua nampak berkelok-kelok berjalan ke caudal menyilangi ureter

kemudian bermuara pada urodaeum. Saluran Deferens dibagi menjadi dua bagian,

yaitu bagian atas yang merupakan muara sperma dari testis, serta bagian bawah

yang merupakan perpanjangan dari saluran epididymis. Alat Kopulasi pada ayam

berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk

spiral yang panjangnya 12-18 cm. Pada papila ini juga diproduksi cairan

transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya kopulasi.


28

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

(1) Saluran pencernaan pada ayam/unggas terdiri dari mulut, oesophagus,

crop, ventriculus, proventriculus, usus halus, caecum, usus besar, dan

kloaka. Ayam memiliki mulut dan tidak memiliki gigi, sehingga pada

mulut ayam tidak terjadi pencernaan pada makanan. Oesophagus berfungsi

untuk menyalurkan makanan ke tembolok (crop), untuk disimpan, lalu

disalurkan pada ventriculus dan terjadi pencernaan secara enzimatis.

Proventriculus berfungsi mencernaan secara mekanik. Usus halus

berfungsi untuk menyerap sari-sari makanan. Caecum terjadi proses

penyerapan sari-sari makanan, lalu makanan akan diserap kembali oleh

usus besar, dan akhirnya dikeluarkan pada kloaka.

(2) Alat reproduksi betina pada unggas betina meliputi ovarium dan oviduct.

Ovarium berfungsi untuk membuat kuning telur, sedangkan oviduct adalah

saluran yang berfungsi membuat putih telur dan kerabang telur yang terdiri

dari infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina.

(3) Alat reproduksi pada jantan terdiri dari testis, vas deferens dan papilae.

Testis berfungsi sebagai tempat pembuatan sperma, sedangkan vas

deferens berfungsi untuk menyalurkan sperma. Papilae berfungsi sebagai

alat kopulasi.
29

5.1 Saran

Materi yang disampaikan dalam pelaksanaan praktikum seharusnya dapat

diperhatikan dengan baik oleh praktikan agar tidak ada materi yang terlewati.

Praktikan sebaiknya tidak perlu takut dalam membedah dan mengeluarkan sistem

pencernaan dan sistem reproduksi ayam.


30

DAFTAR PUSTAKA

Akoso, B. T. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Penerbit Kanisius

Yogyakarta.107-109.

Edjeng Supriatna dkk. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya,

Jakarta.

Hamsah. 2013.Respon Usus dan Karakteristik Karkas pada Ayam Ras Pedaging

dengan Berat Badan Awal Berbeda yang Dipuasakan Setelah Menetas.

Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Nesheim, M. C., R.E. Austich and L.E. Card. 1979. Poultry Production. Lea and

Febiger,Philadelphia.

North, M.O. 1978. Commercial Chicken Production Manual 3rd ed. AVI Pub. Co.

Inc., Connecticut, Westport.

Tri Yuwanta, 2004, Dasar Ternak Unggas, Kanisius, Yogyakarta.

Usman, Ahmad Nur Ramdani. 2010. Pertumbuhan Ayam Broiler (Melalui Sistem

Pencernannya) Yang Diberi Pakan Nabati Dan Komersial Dengan

Penambahan Dysapro. Institute Pertanian Bogor. Bogor.


31

Yaman, M. Aman. 2010. Ayam Kampung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suprijatna, E., Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar

Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius. Yogyakarta.


32

LAMPIRAN

Lampiran I

Dokumentasi

No Keterangan Dokumentasi

1 Sistem Pencernaan

2 Sistem Reproduksi

Betina

3 Sistem Reproduksi

Jantan
33

Lampiran II

Pembagian tugas

Nama NPM Tugas

Reza Febran Sutrisno 200110170112


4.2.3 dan Editor

Elvarina Fadilah 200110170120


4.2.2 dan Bab 5

Haeqal Faturrahman
200110170132 Hasil Pengamatan dan

4.2.1

Muhammad Diva Fadilah


200110170291 Bab 1 dan Bab 3

Muhammad Taufiq Ahadi


200110170299 Bab 2 dan Editor

Anda mungkin juga menyukai