Anda di halaman 1dari 6

DASAR TEKNOLOGI KULIT DAN HASIL IKUTAN

Disusun Oleh:

Resa Yulia Roza


Ahmad Juchan Adi Santoso
Yeriza Pangestu

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TERNAK


POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2016

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit merupakan salah satu jenis hasil ternak yang sekarang ini telah dijadikan
sebagai komoditi perdagangan dengan harga yang cukup tinggi. Umumnya kulit
dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sepatu, jaket, dompet, ikat pinggang, serta
masih ada beberapa produk-produk lain yang memanfaatkan kulit sebagai bahan
bakunya. Komoditas kulit digolongkan menjadi kulit mentah dan kulit samak, kulit
mentah adalah bahan baku kulit yang baru ditanggalkan dari tubuh hewan sampai
kulit yang mengalami proses-proses pengawetan atau siap samak. Penyamakan
bertujuan mengubah kulit mentah yang mudah rusak oleh aktivitivitas
mikroorganisme, khemis atau phesis, menjadi kulit tersamak yang lebih tahan
terhadap pengaruh-pengaruh tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pentingnya dilakukan penyamakan kulit!
2. Jelaskan tahapan proses penyamakan kulit secara detail!
3. Jelaskan arti penting proses peminyakan dalam penyamakan kulit!
4. Potensi industri penyamakan kulit di Indonesia!
5. Sentra industri di Indonesia
6. Perbandingan kondisi saat ini antara industri penyamakan kulit di Indonesia
dan luar negeri (negara maju)
7. Dampak positif dan negatif limbah industri penyamakan kulit di Indonesia
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tujuan dan proses penyamakan kulit
2. Untuk mengetahui perbandingan industri kulit di Indonesia dan luar negeri
3. Untuk mengetahui dampak dari penyamakan kulit

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kulit adalah lapisan luar tubuh binatang yang merupakan suatu kerangka luar, tempat
bulu binatang tumbuh. Kulit berfungsi untuk melindungi tubuh dari pengaruh luar misal
panas, pengaruh yang bersifat mekanis, kimiawi, serta merupakan alat penghantar suhu.
Selain itu kulit juga berfungsi sebagai indra perasa, tempat pengeluaran hasil sekresi tubuh,
sebagai penyaring dari sinar matahari.
Penyamakan kulit adalah suatu proses pengolahan untuk mengubah kulit mentah
hides maupun skines menjadi tersamak atau leather. Kulit samak atau kulit jadi memiliki
sifat-sifat khusus yang sangat berbeda dengan kulit mentahnya, baik sifat fisis maupun sifat
khemisnya. Penyamakan ini juga dilakukan untuk menjadikan kulit menjadi lebih tahan
terhadap serangan mikroorganisme. Prinsip mekanisme penyamakan kulit adlah memasukkan
bahan penyamak ke dalam anyaman atau jaringan serat kulit sehingga menjadi ikatan kimia
antara bahan penyamak dan serat kulit.
Terdapat tiga tahapan pokok dalam industri penyamakan kulit yaitu:
Pengerjaan basah (beamhouse) atau yang disebut pretanning, terdiri dari proses
perendaman(soaking), pengapuran (liming), pembuangan kapur (deliming), baitsen
(bating), dan pengasaman (pickling).
Penyamakan (tanning), kulit pickle direndam pada bahan penyamak, yang proses
penyamakannya terdiri dari penyamakan nabati, penyamakan krom, penyamakan
kombinasi dan penyamakan sintesis.
Penyelesaian akhir (finishing), prosesnya terdiri dari pengamatan (shafing),
pemucatan (bleaching), penetralan (neutralizing), pengecatan dasar, peminyakan (fat
liquoring), penggemukan (oiling), pengeringan, pelembapan, dan perenggangan.

1.BAB III

PEMBAHASAN

1. Pentingnya proses penyamakan kulit


2. Tahapan proses penyamakan kulit
Terdapat tiga tahapan pokok dalam industri penyamakan kulit yaitu:
Pretaning atau pengerjaan basah (beamhouse), kegiatan ini bertujuan untuk
mengawetkan kulit mentah agar dapat bertahan hingga penyamakan sesungguhnya
dilakukan. Kegiatan ini dinamakan dengan pengerjaan basah yang meliputi proses
perendaman (soaking), pengapuran (liming), pembuangan kapur (deliming), baitsen
(bating) dan pengasaman (pickling).
Adapun tujuan dari masing-masing kegiatan yaitu: a. Perendaman bertujuan untuk
mengubah kondisi kulit kering menjadi lemas dan lunak,b. Pengapuran bertujuan
untuk menghilangkan bulu dan epidermis, kelenjar keringat dan lemak, zat-zat yang
tidak diperlukan memudahkan pelepasan subkutis, c. Pembuangan kapur bertujuan
untuk menghilangkan kapur yang terkandung dalam kulit karena penyamakan
dilakukan dalam kondisi asam sehingga harus terbebas dari kapur yang bersifat basa
Bating merupakan proses penghilangan zat-zat non kolagen. Pengemasan bertujuan
membuat kulit bersifat asam (pH 3,0-35), agar kulit tidak bengkak bila bereaksi
dengan obat penyamaknya
Penyamakan ( taning) kulit pikle direndam yang proses penyamakannya terdiri dari
penyamakan nabati, penyamakan kombinasi, dan penyamakan sintesis. Tahap proses
penyamakan disesuaikan dengan jenis kulit. Jenis zat penyamakan yang digunakan
mempengaruhi hasil akhir yang diperolah. Penyamakan nabati (tanin) memberikan
warna coklat muda atau kemerahan bersifat agak kaku tetapi empuk, kurang tahan
terhadap panas. Penyamakan mineral paling umum menggunakan krom. Penyamakan
krom menghasilakn kulit yang lebih lembut atau lemas dan lebih tahan terhadap
panas.
Penyelesaian akhir (finishing) prosesnya terdiri dari pengetaman (shafing), pemucatan
(bleaching), penetralan (neutralisin), pengecatan dasar, peminyakan (fat liquoring),
penggemukan (oiling), pengeringan, pelembapan dan perenggangan. Masing-masing
kegiatan yaitu seperti berikut: pengetaman merupakan suatu kegiatan yang membuat
kulit memiliki tingkat kekebalan yang sama. Pemucatan bertujuan untuk
menghilangkan flek-flek besi, merendahkan pH, dan lebih menguatkan ikatan antara
bahan penyamak dengan kulit. Penetralan dilakukan bagi kulit samak krom kerana
kulit samak krom berkadar asam tinggi, sehingga perlu dinetralan agar tidak
mengganggu proses selanjutnya. Pengectan dasar dilakukan dengan tujuan agar
pemakaian cat tutup tidak terlalu tebal. Peminyakan pada kulit memiliki tujuan antara
lain untuk pelumas sert-serat kulit agar kulit menjadi tahan tarik dan tahan getar,
menjaga serat kulit agar tidak lengket satu dengan yang lainnya dan membuat kulit
tahan air. Penggemukan bertujuan agar zat penyamak tidak keluar ke permukaan
sebelum kering. Pengeringan dilakukan bagi kulit atasan dengan tujuan untuk
menghentikan proses kimiawi dalam kulit. Kulit yang diperah airnya dengan mesin
atau tangan kemudian dikeringkan. Pelembapan dilakukan bagi kulit bawahan dengan
tujuan agar kulit dengan mudah dapat menyesuaikan dengan kondisi udara di sekitar.
Kegiatan akhir dari bagian ini adalah peregangan yang bertujuan agar kulit mulut
secara maksimal, sehingga dengan demikian tidak akan mulur lagi setelah menjadi
barang.

3. Arti penting proses peminyakan dalam penyamaan kulit


BAB IV
PENUTUP

Dari hasil di atas dapat disimpulkan bahwa metode penyamakan merupakan


salah satu alternatif dalam proses ketahanan kulit itu sendiri. Dimana
dengan penyamakan membuat kulit menjadi tahan lama, karena
mikroorganisme tidak dapat berkembang di dalamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai