Anda di halaman 1dari 9

MODUL PERKULIAHAN

Teknologi
Pengolahan
daging dan Kulit
[PASCA TANNING DAN
FINISHING]

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

14
Agroindustri Peternakan PET106 Dr. Ir. Sri Hartati Candra Dewi, M. Si
DAFTAR ISI

PEMBAHASAN.................................................................................................................................... 3
LATIHAN ............................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 9

2020 Teknologi Pengolahan Daging Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


dan Kulit 2
Sri Hartati Candra Dewi http://mercubuana-yogya.ac.id/
PEMBAHASAN

Pasca tanning dan Finishing :


❑ Merupakan tahapan suatu proses yang bertanggungjawab atas cita rasa dan sentuhan
karakter kulit.
❑ Pasca tanning meliputi :
a. Retanning,
b. Netralisasi
c. Dyeing,
d. Fatliquoring,
e. Fixing.

a. Retanning
Proses penetralan adalah proses penyamakan ulang (retanning).
Peralatan yang digunakan adalah drum penyamakan.
Retanning dengan ditambahkan 100 % air dengan suhu 40 °C , 1% novaltan
map dan diputar selama 30 menit, kemudian ditambahkan 6 % tanigan pr
diputar selama 60 menit kemudian dilanjutkan proses selanjutnya.
dengan 200 % air ditambahkan 1,5 % novaltan pf diputar selama 30 menit ,
ditambahkan 3 % cromosal B dan diputar selama 60 menit kemudian
dilanjukan proses netralisasi.

b. Penetralan ( Neutralizing).
• Langkah selanjutnya setelah dilakukan proses penyamakan ulang
(retanning) adalah proses penetralan.
• Tujuan proses penetralan adalah untuk mengurangi kadar keasaman
kulit agar tidak menghambat proses pengecatan dasar.
• Prinsip kerjanya adalah bahwa kulit yang disamak dengan bahan
penyamak krom, tingkat keasamannya masih tinggi sehingga harus
dinetralkan sebelum dicat dasar karena cat dasar biasanya bersifat
anionik (menuntut suasana netral).

2020 Teknologi Pengolahan Daging Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


dan Kulit 3
Sri Hartati Candra Dewi http://mercubuana-yogya.ac.id/
Hanya dikerjakan untuk kulit samak krom. Kulit samak krom
dilingkungannya sangat asam ( pH 3-4) maka kulit perlu dinetralkan kembali
agar tidak mengganggu dalam proses selanjutnya. Penetralan biasanya
mempergunakan garam alkali misalnya NaHCO3, Neutrigan dll.
Cara melakukan penetralan, kulit diputar dengan 200% air hangat 40-
600C. 1-2 % NaHCO3 atau Neutrigan. Putar selama ½- 1 jam. Penetralan
dianggap cukup bila ½- ¼ penampang kulit bagian tengah berwarna kuning
terhadap Bromo Cresol Green (BCG) indikator, sedangkan kulit bagian tepi
berwarna biru. Kulit kemudian dicuci kembali.

c. Pengecetan Dasar ( Dyeing).


Tujuan pengecetan dasar ialah untuk memberikan warna dasar pada kulit
agar pemakaian cat tutup nantinya tidak terlalu tebal sehingga cat tidak
mudah pecah.
Cat dasar yang dipakai untuk kulit ada 3 macam:
1). Cat direct, untuk kulit samak krom.
2). Cat asam, untuk kulit samak krom dan nabati.
3). Cat basa, untuk kulit samak nabati.

d. Peminyakan (Fat liguoring).


Tujuan proses peminyakan pada kulit antara lain sebagai berikut:
1) Untuk pelumas serat- serat kulit ag kulit menjadi tahan tarik dan
tahan getar.
2) Menjaga serat kulit agar tidak lengket satu dengan yang lainnya.
3) Membuat kulit tahan air.

Cara mengerjakan peminyakan, kulit setelah dicat dasar, diputar


selama ½ – 1jam dengan 150 %- 200% air 40- 60 0C, 4-15% emulsi minyak.
Ditambahkan 0,2- 0,5 % asam formiat untuk memecahkan emulsi minyak.
Minyak akan tertinggal dalam kulit dan airnya dibuang. Kulit ditumpuk pada
kuda- kuda selama 1 malam.

2020 [Nama Mata Kuliah] Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


4 [Nama Dosen Penyusun] http://mercubuana-yogya.ac.id/
e. Proses Fixing (fiksasi)
Proses Fixing (fiksasi) dilakukan bertujuan untuk mengikat cat dasar pada
serat kulit sehingga tidak terjadi kelunturan dan menghindari kerusakan kulit
akibat pengaruh mikroorganisme.
Bahan yang digunakan antara lain : air sebagai pelarut, asam formiat 1-2%
dan peredam bau/pewangi sebanyak 1 liter setiap 1000 kg kulit yang
diproses.

• Finishing meliputi :
a. Pelumasan ( Oiling).
b. Pengeringan (drying)
c. Pelemasan (stakking)
d. Pengamplasan (buffing)
e. Pengecatan tutup (spraying)
f. Pengkilapan (glazing)

a. Pelumasan ( Oiling).

Pelumasan hanya dikerjakan untuk kulit sol samak nabati. Tujuan


pelumasan ialah untuk menjaga agar bahan penyamak tidak keluar
kepermukaan kulit sebelum kulit menjadi kering, yang berakibat kulit
menjadi gelap warnanya dan mudah pecah nerfnya bila ditekuk..

Cara pelumasan, kulit sol sebagian airnya diperah kemudian kulit


diulas dengan campuran:

1). 1 bagian minyak parafine.

2). 1 bagian minyak sulfonir.

3). 3 bagian air.

Kulit diulas tipis tetapi rata kedua permukaannya, kemudian dikeringkan.

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 5 Universitas Mercu Buana Yogyakarta
b. Pengeringan (drying).

Kulit yang diperah airnya dengan mesin atau tangan kemudian


dikeringkan. Proses ini bertujuan untuk menghentikan semua reaksi kimia
didalam kulit. Kadar air pada kulit menjadi 3-14%.

c. Peregangan atau Pelemasan (staking).

Kulit diregang dengan tangan atau mesin regang. Tujuan peregangan


ini ialah untuk menarik kulit sampai mendekati batas kemulurannya, agar jika
dibuat barang kerajinan tidak terlalu mulur, tidak merubah bentuk ukuran.
Setelah diregang sampai lemas kulit kemudian dipentang dan setelah kering
kulit dilepas dari pentangnya, digunting dibagian tepinya sampai lubang-
lubang dan keriput- keriputnya hilang.

Pelemasan (stakking) ini bertujuan untuk melemaskan kulit dan


mengembalikan luas kulit yang mengkerut selama proses pengeringan.
Proses pelemasan ini menggunakan drum milling yang berisi bola-bola karet
dengan diameter 5-10 cm atau dengan cara manual dengan tangan
menggunakan alat bantu berupa lempengan logam yang berbentuk lingkaran
yang dipasang pada kayu tegak. Proses pelemasan ini dilakukan selama 3-5
jam. Untuk kulit garmen pelemasan dilakukan sebanyak 2 kali.

d. Pengamplasan (buffing) ini hanya dilakukan hanya pada bagian daging


(flesh) saja sedang bagian atas atau bagian bulu (nerf) tidak dilakukan
proses pengamplasan.

• Proses pengamplasan dilakukan dengan tujuan :


1. menghaluskan kulit bagian daging yang masih kasar.
2. meratakan dan mengurangi ketebalan kulit.

2020 [Nama Mata Kuliah] Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


6 [Nama Dosen Penyusun] http://mercubuana-yogya.ac.id/
e. Pengecatan tutup (spraying) bertujuan untuk :
a) memperindah penampilan kulit dengan memperkuat warna, mengkilapkan,
menghaluskan penampakan rajah ;
b) menutup cacat atau warna dasar yang tidak rata serta ;
c) melindungi rajah kulit dari kerusakan karena gesekan, panas, hujan dan sinar
matahari.
• Bahan yang digunakan antara lain : binder soft dan binder hard sebanyak 200-
250%; pigmen warna 150%; filler 75-100% dan air. Kegiatan ini dilakukan
dengan menggunakan alat automatic spraying machine dan hand spraying.

f. Pengkilapan (glazing) ini dilakukan setelah proses pengecatan tutup.


• Glazing berasal dari bahasa Inggris yang berarti “mengkilapkan”.
• Tujuan proses ini adalah mengkilapkan lapisan cat tutup dan sekaligus
memadatkan permukaan kulit agar lebih bercahaya, menarik dan lebih indah.
• Peralatan biasanya menggunakan mesin atau secara manual menggunakan
tempurung atau kulit binatang laut yang halus dan keras.

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 7 Universitas Mercu Buana Yogyakarta
LATIHAN

1. Jelaskan tahapan proses Pasca tanning.


2. Jelaskan tahapan proses finishing.

2020 Teknologi Pengolahan Daging Pengembangan Materi Pembelajaran dan e-learning


dan Kulit 8
Sri Hartati Candra Dewi http://mercubuana-yogya.ac.id/
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, E.A., Ibrahim, M.T., dan Sally, K.A. 2014. Optimisatin Of Chroe Retanning Process
To The Garad (Acacia nilotica ) Tanned Leather. Journal Of Science And
Technology. Vol 15 (1): 87-94

Hermawan, P., S. A. Sofwan. Dan P. Eddy. 2014. Teknologi dan Pengolahan Kulit.
Puspita Komunikasi. Yogyakarta.

Purnomo, E. 2010.Teknologi Pasca Tanning.Panduan Kuliah. Akademi Teknologi Kulit.


Yogyakarta.

Said, M. I. 2012. Ilmu dan Teknologi Pengolahan Kulit. Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin. Makassar.

Panduan e-learning Bagi Pengelola


Page 9 Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai