Anda di halaman 1dari 5

Nama : M.

Ivan setyo Hananto

NIM : 1901067

Kelas : TPK C 2019

QUIZ 1

1. Jelaskan 8 aspek dalam proses pengolahan kulit.


2. Jelaskan 4 tahapan proses pengolahan kulit.
3. Buatlah urutan proses dari awal sampai kulit jadi (leather) lengkapi dengan tujuan dan
kontrol proses.

JAWAB
1. a) Artikel Kulit :
artikel yang di sesuaikan dengan kebutuhan, misalnya pembuatan artikel
glove, garmen, maupun upper.
b) Jenis bahan baku kulit, pengawetan, teknik sortasi dan grading kulit :
Pengawetan, teknik sortasi grading kulit. Proses penentuan jenis kulit dan di
lakukan proses sortasi dan grading bertujuan untuk mengetahui kualitas dari
bahan baku kulit tersebut.
c) Bahan kimia proses pengolahan kulit : dalam setiap proses memiliki formulasi
yang berbeda untuk mencapai artikel kulit tertentu.
d) Pengetahuan mesin dan peralatan proses : mesing yang biasanya
menggunakan mesin spliting,shavving,drum, embbossing, mesin flashing.
e) Teknologi proses meliputi formulasi teknik/ metode
f) Kontrol dalam proses : dalm setiap tahapan mempunyai kontrol proses
berbeda untuk dapat mengetahui kapan proses tersbut telah selesai.
g) kontrol kulit jadi (leather)
h) Teknologi ramah lingkungan :
Penerapan standart industri hijau di dalm proses pengolahan limbah agar dapat
di olah kembali
2) 4 tahapan proses yaitu :
- BHO atau Beam House Operation merupakan suatu tahapan proses yang
bertanggung jawab atas desain ruangan di dalam serat kulit. (soakinh,
liming,deliming, bating, degreasing, pikel).
- Tanning merupakan suatu tahapan proses yang bertanggung jawab atas
kestabilan kekuatan kulit.
- Pasca taning adalah suatu tahapan proses yang bertanggung jawab atas cita
rasa dan sentuhan karakter kulit. (Netralisasi, dyeing, rettanning, fatliquoring,
fixing).
- Finishing adalah suatu tahapanproses akhir yang bertanggung jawab atas
keindahan kulit jadinya/leather.
3) Urutan proses dari awal sampai dengan kulit jadi :
a) Sortasi gradding : pemilihan kulit untuk mengelompokkan kualitas dan
jenis kulit.
b) Soaking : Soaking dilakukan dengan merendam kulit dalam air, teepol, dan
kaporit. Tujuannya adalah untuk mengembalikan kesegaran kulit dan
membersihkan kulit. Air berfungsi sebagai pelarut, teepol dan kaporit
berfungsi sebagai antibakteri. Menurut Said (2012) tujuan dilakukannya
tahap perendaman adalah mengembalikan kadar air yang hilang selama
pengawetan, mengembalikan sifat-sifat kulit mentahseperti keadaan
semula, dan membersihkan kulit awetan dari bahan-bahan pengawet
seperti garam, darah, lemak serta sisa-sisa kotoran.
c) Prinsip kerja proses perendaman adalah bahwa air yang masuk ke dalam
kulit akan membasahkan kembali dan mengencerkan garam pengawet
serta melarutkan protein globuler. Bila protein globuler tidak dibuang akan
berpengaruh terhadap proses penyamakan. Penambahan desinfektan akan
menghambat pertumbuhan mikroba (Said, 2012). Kemikalia yang dipakai
adalah air, bahanpembasah (wetting agent) seperti sabun, teepol dan
sandocynil dan bahan antiseptik untuk mencegah pembusukan seperti
klorit, cresolic acid, atau dapat juga dipakai bahan yang berfungsi sebagai
pembasah dan sebagai antiseptic seperti cysmolon atau moluscal dan lain-
lain (Purnama, 2001).
d) Limming : menghilangkan lapisan epidermis yg bertanggung jawab
terhadap melekatnya bulu, rambut woll, menghilangkan semua rambut
kasar dan halus dengan sempurna dari permukaan kulit. Serta melakukan
hidrolisa dan disintregasi materi mukosa, globural protein antar fibril dan
fiber sehingga terbentuk ruang antar fiber yg longgr. Kontrol proses bulu
kasar/halus terlepas dengan smepurna kulit akan terjadi penyusutan akan
tetapi ketebalannya bertambah karena membengkak.
e) Deliming : penghilangan kapur bebas dan terikat pada kulit, dan
menyiapkan kulit pada proses batting. Kontrol proses cairan deliming
sudah mencapai pH 7,5 – 8,3 pengujian dilakukan dengan penampang kulit
dengan menggunakan indikator PP.
f) Batting : menghilangkan “scud” yg merupakan komponen terdiri dari sisa
akar rambut, rambut pendek, pigment, sisa epidermis, lemak, lime soap,
dan globural protein. Menyempurnakan proses liming dengan
menghilangkan sebagian elastin, material keratin, material keratin,
material interfibril, globural protein, minyak/lemak natural yg tidak
bermanfaat dengan menggunakan enzym sehingga membuka serat lebih
longgar sehingga memudahkan bahan kimia seperti zp penyamak,
pewarna,minyak penetrasi dengan mudah. Kontrol proses : tumb test
dengan cara kulit di tekan dengan ibu jari pada bagian nerf, membekas dan
kembalinya lama. Air permeability dengan cra kulit di bagian yg tpis di
geembungkan dengan tangan, udara di bawahnya dapat menembus kulit.
g) Degreasing : menghilangkan sisa sisa lemak yang menempel pada kulit.
Kontrol proses kulit menjadi kesat dan licin.
h) Pickling : Pickling merupakan proses pengasaman pada kulit. Tujuan
pickling adalah membuat suasana asam pada kulit sehingga bahan
penyamak akan mudah bereaksi dengan protein kulit. Bahan yang
digunakan adalah garam, asam formiat, dan H2SO4. Garam berfungsi untuk
mencegah pembengkakan pada kulit, sedangkan asam formiat dan H2SO4
berfungsi untuk memberikan suasana asam pada kulit. pH yang dihasilkan
setelah pickling adalah 2. Menurut Jayusman (1990) pengasaman
berfungsi untuk mengasamkan kulit sampai pH tertentu sebelum proses
penyamakan, jadi dilakukan penurunan pH dari 7 sampai kurang lebih pH
3. Keberhasilan pH sangat dipengaruhi oleh proses peremasan dan
banyaknya H2SO4 yang ditambahkan.
Tanning
i) Tanning : Tanning merupakan inti dari proses penyamakan., yaitu
memasukkan bahan penyamak ke dalam kulit agar sifat kulit menjadi
stabil. Menurut Purnama (2001), proses ini bertujuan untuk mengubah
fibril-fibril pada kolagen kulit menjadi masak dan berikatan dengan bahan
penyamak sehingga kulit menjadi stabil dan tahan terhadap pengaruh fisik,
kimia dan mikrobiologis. Bahan yang dipakai adalah tawas, kuning telur,
dan garam. Kuning telur berfungsi sebagai emulsifier. Menurut Untari et
al., (1998) bahwa telur mempunyai lemak yang terpusat pada kuning
telurnya sebesar 99 persen, sedangkan minyak kelapa mempunyai sifat
yang dapat melemaskan kulit. Dengan campuran telur maka minyak kelapa
akan lebih mudah teremulsi, sehingga ada persamaan atau keseimbangan
pada peminyakan dengan menggunakan telur maupun dengan campuran
telur dan minyak pada proses peminyakan.
j) Mineral : Mineral : yang sering di gunakan Cr (Chrome) Ti, Zr
k) Nabati : Tara, Mimosa, Quebracco, chessnut
l) Aldehida : Glutaraldehyde dan Formaldehida
m) Sintetis : -
n) Shavving : penghilangan kadar air, kontrol proses :kandungan air sudah
berkurang.
Proses pasca tanning
a) Netralisasi bertujuan untuk menetralkan kondisi kulit bahan yang
digunakan adalah air panas 45°C dan Na2CO3. Air panas berfungsi untuk
mempermudah peresapan zat-zat kimia dalam kulit. Menurut Purnama
(2001) Proses ini bertujuan, untuk menetralkan kulit wet blue. Asam-asam
yang dinetralisir adalah asam yang terdapat diantara serat-serat kulit yang
belum hilang pada proses pencucian. Apabila asam tersebut tidak hilang
maka dapat mempengaruhi proses peminyakan karena akan
mengemulsikan minyak clan pecah dipermukaan kulit. Air yang dipakai
adalah air hangat 45°C ditambah dengan Na2CO3.
b) Retanning merupakan proses penyamakan ulang yang bertujuan untuk
menyempurnakan proses penyamakan. Bahan yang digunakan adalah
tawas. Proses ini dapat dilaksanakan maupun tidak, jika kualitas kulit
dirasa sudah baik, maka tidak perlu dilakukan Menurut Purnomo (1991)
penyamakan ulang bertujuan untuk memperbaiki sifat-sifat kulit yang telah
disamak agar memiliki sifat yang lebih baik. Ada beberapa jenis bahan
penyamak yang dapat digunakan yaitu bahan penyamak mineral, bahan
penyamak nabati dan bahan penyamak sintetik yang masing-masing bahan
penyamak akan memberikan sifat-sifat tertentu pada kulit tersamaknya.
Kontrol proses dapat mengubah sifat kulit baik fisik,
kimiawi/organeoleptis. Dan juga berpengaruh terhadap efek pada
pengecatan tutup tutup.
c) Fat liquoring disebut juga proses perminyakan. Tujuannya adalah untuk
melemaskan dan melembutkan bulu, serta untuk memperbaiki tekstur
kulit. Bahan yang digunakan adalah air hangat 45°C dan minyak sulfat.
Suhu 45°C dimaksudkan agar pori-pori kulit terbuka. Menurut Said (2012)
tujuan proses peminyakan adalah untuk melemaskan kulit agar lebih lunak
dan mempunyai kemuluran yang tinggi dan mempertahankan kulit dari
kerusakan oleh pengaruh air, karena kulit yang telah mengalami proses
peminyakan, daya serap dan daya tolak terhadap molekul air sangat baik.
Prinsip kerjanya bahwa minyak atau lemak dapat mengubah sifat-sifat
penting antara lain kulit menjadi lebih lunak, lebih fleksibel, lebih liat,
lebih mulur dan permukaan rajahnya menjadi lebih halus. Menurut
Purnama (2001) kemikalia yang dipakai adalah minyak sulfat dan air
hangat dengan suhu 45°C. control proses : kelemasan kulit merata.
d) Dyeing : bertujuan pewarnaan pada kulit, kontrol proses : dicat secara
merata, warna tembus di kulit.
e) Fiksasi : bertujuan mengikat warna pada kulit, kontrol proses : warn apada
kulit terlihat merata, warna tidak tebal tipis pada kulit.

FINISHING :
a) Clearing : bertujuan menjernihkan kulit, kontrol proses : didapati kulit
bersih bersinar.
b) Base coat : lapisan paling bawah bertujuan melindunggi serta dasaran
kulit. Kontrol proses menepel secara merata.
c) Pigmen coat : lapisan tengah bertujuan untuk mengatur tanggung
jawab warna dan sifat ketahanan gosok. Kontrol proses : lapisan warna
sudah merekat dengan sempurna , warna rata, dan tidak mudah luntur.
d) Top coat : bertujuan untuk lapisan paling atas merupakan lapisan palng
keras dan tahan terhadp gosokan,benturan,benda tajam. Kontrol
proses : kulit tahan terhadapgoresan,suhu,udara dan pengaruh luar.
e) Glazing Glazing disebut proses yang bertujuan untuk meratakan atau
menghaluskan grain sehingga muncul efek shiny (bercahaya)
menggunakan batu, kerang atau kaca (glass).
f) Platting bertujuan untuk menggosok kulit dan menghaluskan
permukaan kulit. Kontrol proses di dapati permukaan kulit yang rata
g) Embossing bertujuan untuk memberi corak pada kulit dan menutupi
defek
h) Measuring bertujuan untuk mengetahui ukuran kulit.

Anda mungkin juga menyukai