Anda di halaman 1dari 73

Semester V

TPPK/4 SKS/ MODUL 1-6

EDDY PURNOMO

2
Page

POLYTECHNIC “ATK” YOGYAKARTA


2016
KATA PENGANTAR

Perkembangan dunia mode dewasa ini tidak hanya yang terkait


dengan baju, celana atau kelompok busana saja, tetapi juga aksesoris
perlengkapan busana seperti sarung tangan, topi, tas, maupun sepatu.
Khususnya untuk sepatu, selain desain/rancangan maupun
fungsinya, ditentukan pula oleh kenikmatan atau kenyamanan pakai. Untuk
menghasilkan sebuah sepatu seperti di atas tidak hanya ditentukan oleh
bagaimana teknik proses pembuatannya, tetapi juga tersedianya bahan
baku/ kualitas kulit yang baik, apa jenis kulitnya dan bagaimana standar
atau persyaratan fisik, kimia, organoleptis dari kulit tersebut.
Apabila sudah menyangkut permasalahan standar dan persyaratan
baku, maka tidak bisa lepas dari penggunaan bahan kimia yang dewasa ini
berkembang cepat, dengan aplikasi teknologi yang berbeda, terutama bila
dikaitkan dengan industri hijau maka proses penyamakan kulit softy
menjadi ranah yang penting karena 60 % produk kulit mengarah kepada
softy leather. Selain ketepatan pemilihan bahan kimia, kontrol tahapan
proses seperti temperatur, pH cairan, pH kulit dan waktu proses harus
sesuai dan optimal dalam aplikasinya.
Perkembangan teknologi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan
mode, lingkungan, pasar dan industri kimia secara keseluruhan. Selalu
terjadi perubahan dan perkembangan yang terus menerus dan sebagai
teknisi/ahli dengan kompentasi penyamak kulit, harus menyadari dan
mempunyai kewajiban untuk senantiasa beradaptasi mengikuti
perkembangan yang terjadi.
3
Page

Penyusun
A. Tujuan Intruksional Umum
Mempelajari dan mempraktekkan berbagai metode proses
pembuatan kulit softy dari sapi, kambing dan domba.
B. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah selesai mahasiswa diharapkan mampu memahami dan
melakukan seleksi, klasifikasi bahan baku kulit, bahan kimia, melakukan
penyamakan mandiri dengan berbagai metode, menentukan formulasi
dengan bahan baku kulit sapi, kambing, domba dari kuit mentah,
awetan pikel, wet blue dan crust.

4
Page
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................. iii


Tujuan Intruksional umum ............................................................. iv
Tujuan Intruksional khusus ............................................................ iv
Daftar isi .....................................................................................
Modul I : Teknik Penyamakan Garmen Corrected Grain (Patent
Leather Garment)
Modul II : Teknik Penyamakan Nappa Leather Bag ....................
Modul III: Teknik Penyamakan Nubuck Waterproof-SOFAS ........
Modul IV: Teknik Penyamakan Kulit Floater Milling-Tote Bag.
Modul V : Teknik Penyamakan Atasan Sepatu Kid-Suede ...........

5
Page
MATERI POKOK PRAKTIKUM I

TPPK/4 SKS/01

6
Page
1. Tujuan Intruksional Umum
Mempelajari dan melaksanakan praktek penyamakan kulit sapi untuk
tipe Corrected Grain Box atau CGB.

2. Tujuan Intruksional Khusus


Mahasiswa diharapkan mampu memahami dengan baik tentang :
a. Seleksi bahan baku untuk kulit CGB.
b. Memilih bahan-bahan kimia untuk proses, melarutkan dan
menyelesaikan dengan tepat.
c. Melakukan proses beam house, tanning, pasca tanning dan finishing
untuk CGB.
d. Mengontrol tahapan proses dengan benar, termasuk pH,
temperature, waktu putar, rpm dan kelayakan uji kulit CGB.
e. Membuat formulasi proses penyamakan corrected grain.

3. Pokok Bahasan Materi


Full Grain adalah kulit derngan rajah yang sangat baik utuh
dengan cacat yang minimalis sedangkan Corrected Grain dapat
diartikan sebagai rajah yang diperbaiki karena mempunyai cacat yang
merata. Dari terminologi nama tersebut sudah jelas bahwa grain atau
rajah dalam kondisi yang tidak benar atau rusak sehingga perlu
perbaikan. Dewasa ini dari 1000 lembar kulit hide atau pun skin, baik
kulit garaman maupun kering apabila diproses sampai pikel dan
kemudian diseleksi kualitasnya, maka akan mendapatkan distribusi
kualitas mendekati nilai berikut :
7
Page

Kualitas I : 50 lembar
II : 75 lembar
III : 100 lembar
IV : 125 lembar
V : 450 lembar
VI : 250 lembar
Faktor penyebabnya cukup banyak sehingga menyebabkan
perlunya teknik-teknik penyamakan untuk mengangkat kulit agar
tampil atau dengan performance yang baik. Kulit yang telah
mengalami perbaikan grain disebut dengan corrected-grain atau
dikenal dengan istilah CG. Untuk sepatu sering disebut CGB (corrected
grain box). Tentunya kulit corrected harganya akan lebih murah
walaupun pengerjaannya lebih lama dan sulit dibandingkan dengan full
grain. Namun kenyataan dilapangan yang berhubungan dengan bahan
kualitas bahan baku kulit yang kurang baik proses correction selalu
dilakukan untuk mengangkat kualitas kulit finished nya. Termasuk
dapat dimanfaatkan untuk patent leather.
Permasalahan pertama adalah bagaimana membuat rajah
artifisial sedemikian rupa sehingga tampak natural. Pembuatan rajah
artifisial tergantung pada mesin dan alat terutama mesin buffing,
embossing dan rollcoater khusus untuk patent leather. Kedua adalah
penggunaan bahan kimia, terutama bahan-bahan finishing atau
pengecatan tutup karena untuk menutup rajah lama yang rusak dan
dibuffing memerlukan binder tertentu. Retanning agent yang
digunakan harus memberikan efek buffable, embossable, hair-cell, dan
flatable yang baik pada saat ironing atau flating dengan tekanan dan
temperatur tertentu. Buffable sangat diperlukan agar supaya proses
buffing-nya tidak mengalami kesulitan maka pada retanning harus
digunakan retanning agent yang dapat memudahkan proses tersebut.
Retanning agent yang digunakan merupakan kombinasi dari:
a. ZP nabati mimosa dan quebracho
8
Page

Memberikan pegangan yang lebih padat (fullness) pada kulit


terutama daerah Croupon dan ekor. Mimosa lebih banyak penetrasi
lewat bagian daging sedangkan quebracho pada bagian grain.

b. Resin acrylic dan melamin


Membantu mengisi area kosong terutama bagian belly dan flank
(lihat gambar). Sedangkan melamin akan lebih mengisi grain dan
reticulare sehingga lebih flat dan buffable.
c. Nafthalena derivative
Syntan auxiliaries ini dipakai untuk membantu penetrasi zat
penyamak nabati dan syntan untuk menghindari "over loaded”
pada permukaan kulit dan menghindari drawn grain.
Kulit corrected grain dapat dikelompokkan menjadi beberapa
kelompok tergantung dari metoda pengecatan tutupnya, seperti :
a. Corrected grain, full grain imitation
b. Corrected grain, brush off
c. Corrected grain, softy
d. Corrected grain, pull-up
e. Corrected grain, patent
f. Corrected grain, greasy horse, dll.

4. Pokok bahasan Praktikum


4.1. Penentuan dan seleksi Bahan Baku.
Kulit sapi yang berasal awet garaman atau pikel, atau wet blue,
kualitas lV-V, ukur luas, tebal. Ukuran luas untuk garmen antara
5,5-7 sqft/lb.
4.2. Seleksi Bahan Kimia
1.Proses Beam House
 Surfactan, wetting agent
 Biocide, (biquanidine hydrochloride, benzo thiazole, sodium
9

trichlorophenate, sodium penta chlorophenate).


Page

 Glukosa
 NaOH
 Ca (OH)2
 Na2S, NaHS, Amina
 (NH4)2SO4, NH4CL
 Proteolytic enzyme, bating agent
 NaHSO3
 HCOOH
 H2SO4
 NaCl
 Moulcide
 Polydicarboxylate, PA

2. Proses Tanning
 Chrom sulfat basis, chromosal B
 NaHCO3
 NaCOOH
 Na2CO3
 MgO
 Fungicide TCMTB
 Sulphited oil/ cationic oil

3. Proses Pasca Tanning


 HCOOH
 Surfactant cationic/non ionic
 Na2CO3
 NaHCO3
 Neutalizing agent, Tamol M, Sellasol NG, Rockytan PAK dll
 Syntan auxiliaries dan kombinasi
 Zat penyamak Nabati
 Alkyl sulfat
 Sulphated oil (vegetable, cattle, synthetic)
 Penetrator dyestuff
 Anionic dyestuff (acid dyestuff warna hitam)
 Ammonia
 Fixing agent (resin cationic)
 Moulcida

4. Proses Finishing
 Pigmen color.
 Polyurethane, polyacrylic, protein
 Ethyl glycol
 Oil emulsion cationic
 Hand modifier
10

 Wax
 Nitrocellulose lacquer
Page

 Butyl acetate (BA)


 Solvent thinner

4.3. Persiapan Alat Bantu


 Pisau potong
 pH universal
 thermometer
 Boumemeter
 PP dan BCG indicator
 Drum pengapuran (2-3 rpm)
 Drum penyamakan (10-11 rpm)
 Drum pasca Tanning (15-18 rpm)
 Mesin buffing
 Mesin plating
 Mesin toggle
 Mesin spray

11
Page
Note: Percentage from salty weight.

PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Soaking 100 H2O Air
0,01
Benzothiazhole Preventol ZL
g/l
20 norma
0,5 NaOH Soda api 10/11
jam l
Alkyl
1,5 Wetting agent Feliderm MS
Sulfonat
ON ON ON ON Control
Druming 30’
Drain
Washing 30’
Liming 150 H2O Air Rpm 2-4
1,5 NaHS Hidro Sulfida 10'
2,5 Na2S SN 10’x3
3,0 NaCl Garam dapur 10' 11,0
+
1,0 Glukosa Glukosa 10'
Di/tri methyl Ethyl/methyl
1,0 FR 62 10'
amine amina
+
1,5 Ca(OH)2xH2O Kapur 5'
+ Rest time 30’
1,5 Ca(OH)2xH2O Kapur 5'
5x
Rest time 30' 12,5 Intermiten
ONControl
Drain
Cuci
Fleshing
Splitting tebal 2,5 mm
weighting
Cuci
12

Deliming 200 Air Air


1,5 (NH4)2SO4 ZA 15
Page

0,5 HCOOH FA 15 ±8 PP Ind.


1,5 Aromatic acid Decaltan N 15
proteolytic
Bating 0,75 Oropon OR 60' 35°C Thumbtest
enzym
Bleaching 1 NaHSO3 Sodium bisulfit 40'
Drain
Cuci
Pickling 100 H2O Air
12 NaCl Garam Dapur 10' ± 7 °Be
Acidifikasi
PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
0,25 HCOOH Asam Format 20' Diluted 1:10
0,25 HCOOH Asam Format 20' idem
0,25 HCOOH Asam Format 20’ idem
0,25 H2SO4 Asam sulfat 20' idem
0,25 H2SO4 Asam sulfat 20'
0,25 H2SO4 Asam sulfat 300’
+
2,8-
0,1 g/l Paranitrophenol Preventol CR 20'
2,9
Over-
night

13
Page
EXHAUSTED CHROME TANNING

PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
2,9
Tanning 50 H2O Air garam 10
3,0
8 Be
1,5 Sulphited Oil Derminol MC
1,5 Polisulfonic acid Sellatan PA 20
+ + +
6 Cr(OH)SO4xH2O Chromosal B 120'
1,5 NaCOOH Sodium Format
Cationic
Note 1,5 Sulphited Catalic U
oil
+
25 H2O Air
+
Sodium
0,25 NaCOOH 5'
Format
+
Sodium
0,25 NaHCO3 20'
bicarbonat
Sodium
0,25 NaHCO3 20'
bicarbonat
Sodium
0,25 NaHCO3 20'
bicarbonat
Sodium
0,25 NaHCO3 20'
bicarbonat
Sodium
0,25 NaHCO3 20'
bicarbonat
Sodium
0,25 NaHCO3 20'
bicarbonat
Sodium
0,25 NaHCO3 20'
bicarbonat

Sodium
0,25 Na2CO3 30'
carbonat
14

Sodium
0,25 Na2CO3 120' 3,9 30-35
carbonat
Page

Boiling test Matang


Ageing 24 jam
Sammying
Shaving 0,9 mm
Timbang ………..Kg
PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Percentage from
Wash 200 H2O Air
wet blue weight
Asam
0,2 HCOOH 10'
formiat
Drain Float
Retanning 1 100 H2O Air
Tanicor PCS/
4 Chrome syntan Rockytan RHS 45’
Blancorol
Naphthalene
2 Tanigan PAK 30'
syntan
Drain
Netralisasi 150 Air '
1,5 Na Nafthalen Sellasol NG 15'
Sodium
0,5 CH3COONa 15'
Asetat
Sodium
0,5 NaHCO3 15'
bikarbonat
Sodium
0,5 NaHCO3 15' ± 4,5
bikarbonat
Drain,wash
Retannage/
75 H2O 60
Dyeing
3 Acrylic Resin Retingen R7 Tergotan MC
30'
2 Sulphited oil Derminol SF
2 Melamin Resin Tanicor RD 20
Penetation
3 Acid dyestuff Acid Dyes
Value3-4
2 Penetrator Tanicor AC6 60'
1,5 Ekstrak tara Tara
+
Sulphited
8 Derminol SE
Sentetis
Derminol
4 Sulphited Fish
SPE
+
15

100 H2O Air 30' 50


+
Page

Derminol
3 Emulsifier agent 30'
OCS
+
0,5 HCOOH FA 10' Diluted 1:10
0,5 HCOOH FA 20' 3,8
Rinse 3' 60
Vaccum Dry
Drying
Conditioning Spray-water Pill-up 120’
Staking
PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Plating 3 detik 70 100 bar
Buffing
600 (2x)
1000 (1x)

16 Page
Chemical / 1st 2nd 3rd 4th 5th Procedure/
Product coat Coat coat coat coat remark
Clearing Clearing
- Surfactan anionic 10 gr spray 2 x Drying
- Amonia 15 gr
- Water 975 cc

Impregnation
 Ethyl glycol (EG) 50
 Polyacrylic 225 1stcoat
 Butadiene 25 1. Ulas 1x250 g/m2
 Water 700 2. Buff dengan kertas
no. 400
Base Coat
 Pigment colour 300 2ndCoat
 Acrylic polimer 600  roll coat 2x
 Fatty acid/ester 120  plate at 90 °C/ 100
dispersion bar, 3 second
 Polyurethane 60  roll coat- haircell
emulsion
 water 400

Top coat
 Polyurethane 400
 Nitrocellulose 60 3rdcoat
 Polyamide 150 Spray 2x
 Thinner 765 Plating.
 Isocyanate 25

17
Page
5. Pembahasan dan Evaluasi.
Bahas tahapan proses yang telah anda lakukan dan apa perbedaan dengan
formula baku.

18
Page
Test Formatif
4.1. Terangkan yang dimaksud dengan corrected grain!
4.2. Sebutkan dan jelaskan alasan yang menyebabkan suatu kulit
harus mengalami grain correting!
4.3. Terangkan hal-hal yang perlu diperhatikan selama proses
pembuatan kulit corrected grain!
4.4. Gambar dan lengkapilah dengan benar diagram area bagian-
bagian kulit serta berilah keterangan masing-masing bagian
menurut urgensinya jika dikaitkan dengan hasil kulit jadinya!
4.5. Terangkan definisi berikut ini :
- corrected grain imitation
- corrected grain brush off
- corrected grain softy
- corrected grain pull-up
- corrected grain patent
- corrected grain greasy horse

6. Referensi
Anonim, 1990, The Leather Technician's of Finishing, Ansan Leather
Laboratory, Bonoh Dong, Korea
BASF, 1994, Pocket Book for the Leather Technologist, Ludwigshafen,
Germany.
Stahl, 1993, leather Finished, Stahl Asia Pte., Ltd., Singapore.
Stahl, 1998, Tanning Product Division, Stahl Asia Pte., Ltd, Singapore.
19
Page
MATERI POKOK PRAKTIKUM II

20
Page
1. Tujuan Intruksional Umum
Mempelajari dan melaksanakan praktek penyamakan kulit sapi untuk
nappa waterproof tas wanita.

2. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan mampu
memahami dengan baik tentang :
a. Penetapan dan pemilihan bahan baku (kulit sapi) untuk kulit full-
grain.
b. Pemilihan bahan-bahan kimia utama dan pembantu untuk proses
atasan sepatu full-grain.
c. Melakukan proses beam house, tanning, pasca tanning dan finishing
kulit nappa water-proof tas wanita.
d. Mengontrol tahapan proses dengan benar, termasuk pH,
temperature, waktu putar, rpm, kelayakan uji dll.
e. Membuat formulasi proses penyamakan dari BHOFinishing.

3. Pokok Bahasan Materi


Yang disebut full-grain adalah kulit yang masih mempunyai
lapisan grain atau epidermis sehingga permukaannya halus, pori-
porinya natural, grain-nya utuh, disamak dengan zat penyamak krom
(chrome tanned), di-retanning dengan zat penyamak nabati, syntan
sebagai pengendali kemuluran agar lebih mudah di-lasting, sehingga
sepatunya mempunyai bentuk yang tidak mudah berubah.
Berbeda dengan corrected grain, di mana grain-nya dihilangkan
21

sebagian karena kualitas kulitnya rendah, pada full-grain karena


Page

diinginkan keutuhan "grain", maka kualitas kulitnya lebih tinggi


dibandingkan dengan corrected grain. Apabila dibandingkan keduanya,
perbedaan yang tampak hanya secara performance, visual, di mana
kulit full-grain ditampilkan agar tampak senatural mungkin sehingga
metode finishing-nya menggunakan aniline atau semi-aniline finished,
yaitu finishing yang menonjolkan penampakan grain grain yang alami.
Untuk standar fisik dan kimia baik full-grain maupun corrected grain
tidak berbeda, yaitu standar atasan sepatu.
Faktor yang menjadi kendala adalah menjaga grain tetap halus
(smooth) dan menghindari trerjadinya cacat-cacat pada grain selama
berlangsungnya proses penyamakan. Yang sulit untuk diamati adalah
setiap tahapan proses dapat menyebabkan timbulnya cacat rajah.
Berikut ini gambaran dan jenis cacat rajah/grain defect yang sering
ditemui pada kulit full-grain.
I. Pada beamhouse Operation
a. Rajah tergambar (drawn grain)
Pada kulit timbul garis-garis parallel yang bila dilipat kearah
grain akan tampak jelas. Cacat ini disebabkan proses bating
kurang sempurna dan agitasi mekanik berlebihan.
b. Rajah yang meninggi (raised grain)
Rajah tampak dan terasa kasar karena pada proses pengapuran
terjadi pembengkakan yang terlalu cepat. Dapat pula terjadi
pada proses soaking selain grain yang naik, luas kulit otomatis
akan berkurang karena pertambahan volume cenderung ke
arah grain. Cacat ini juga sering disebut wild grain atau grainy.
Selain pada proses pengapuran dapat pula terjadi pada proses
penyamakannya.
c. Rajah Pecah
Rajah pecah disebabkan oleh lemahnya stuktur grain. Timbul
karena pengawetan yang tidak sempurna, kurangnya rehidrasi
terutama kulit yang diawet kering, kondisi ini akan tampak pada
22

proses pengapuran.
Page

d. Kulit melenting dan menggulung


Kuilt yang melenting menyebebkan tidak flat, kulit
bergelombang sulit untuk dipola. Kulit yang demikian biasanya
terjadi karena pemotongan sepanjang garis punggung yang
tidak teratur (whole-side) sehingga ada bagian yang menonjol
dan melenting. Jadi pemotongan harus pada garis rambut
punggung setepat-tepatnya.

II. Pada Proses Tanning (Penyamakan)


a. Rajah tergambar
Agitasi mekanik
Dapat timbul karena agitasi proses penyamakan yang
berlebihan.

Temperature
Bila temperatur penyamak krom dibiarkan mencapai 115 °F
(±32°C) maka secara alami akan mengalami pengkerutan yang
tidak seimbang antara rajah dan corium (corium lebih
mengkerut) sehingga permukaan kulit tampak melipat.

Aksi kimia
Aksi kimia antara zat penyamak dan kulit menimbulkan suatu
efek deferinsial terhadap rajah dan korium. Bila reaksi tersebut
berbeda antara rajah dengan korium atau tidak sama kecepatan
reaksinya akan terjadi lentingan sehingga kulit menggulung.
Sebab lain dapat dikarenakan tingginya pH penyamakan, di sini
berarti alkalitas cairan tinggi, sehingga proses penyamakan
terjadi sangat cepat di permukaan.

Konsentrsi garam rendah


23

Apabila penyamakan menggunakan cairan asam dengan


Page

konsentrasi garam rendah di bawah 5°Be, menyebabkan kulit


dengan pH rendah akan membengkak terlebih dahulu,
akibatnya bahan penyamak lebih banyak tertahan di
permukaan kulit, bila terjadi penyempitan maka ada perbedaan
volume antara grain dan korium seperti telah diterangkan di
atas.
Dari keterangan di atas penting kiranya untuk mengatur dan
mengontrol proses agar tidak terjadi akibat-akibat yang merugikan
pada grain-nya. Pengaturan dilakukan melalui kontrol pH, temperatur,
teknik dan urutan memasukkan bahan kimia selama proses
berlangsung. Di samping itu pengaturan RPM drum untuk tiap proses
harus ditentukan agar tidak berlebihan menerima agitasi mekanik
terhadap kulitnya.

Nappa
Nappa didefinisikan sebagai kulit sapi yang lemas, full-grain, cat
tembus, finishing aniline natural/semi aniline, disamak krom atau
kombinasi, digunakan untuk tas, sepatu, upholstery, garmen dll.
Dewasa ini kulit nappa semakin popular dan permintaannya
semakin meningkat sehingga berkembang tidak hanya menggunakan
sapi tetapi juga kuda kerbau, kambing, terutama digunakan untuk tas
wanita dan sepatu casual pria/wanita.
Di sini selain BHO, perlu diperhatikan penggunaan retanning
agent seperti glutaraldehyde, mineral krom, nabati, resin juga sedikit
syntan. Untuk mendapatkan kulit yang lemas maka minyak sulphited,
baik dari ester sintetis maupun natural adalah yang memegang
peranan penting.

4. Pokok Bahasan Praktikum


4.1. Penentuan dan seleksi Bahan Baku
Kulit sapi jawa (turunan Ongole + Brahman), limousine,
24

segmental, yang diawet garaman dengan berat rata-rata 25-30


Page

kg perlembar, kualitas I-IV.

4.2. Pemilihan dan Seleksi Bahan Kimia


4.2.1. Proses BHO
 Alkyl sulfat
 Na2CO3
 Benzothiazole
 NaOCl
 Ethoxylated
 Ca(OH)xH2O
 Amina
 Na2S/NaHS
 Glukosa
 NaHSO3
 (NH4)2SO4/NH4Cl
 Proteolytic enzyme
 Surfactant/emulsifier
 NaCl
 HCOOH
 H2SO4
 Paranitrophenol

4.2.2. Proses Tanning


 Cr(OH)SO4xH2O
 Sulphited oil
 NaHCO3
 NaCOOH

4.2.3. Proses Pasca Tanning


 Alkyl sulfat
 NaCOOH
25

 Glutaraldehyde
Page

 Cr(OH)SO4xH2O (basisitas 40%)


 Garam sodium nafhthalene/organic
 NaHCO3
 CH3COONa
 Linear karbon sulfat
 Sulphited synthetic ester
 Sulphoclorinated oil
 Acrylic resin
 Ekstrak nabati (quebracho)
 Phenolic syntan
 Acid dyestuff
 HCOOH
 Penta clorophjenol
 Resin kationik

4.2.4. Proses Finishing


 Pewarna, pigmen
 Wax
 Ethyl glycol
 Micro acrylic polimer
 Polyacrylates (soft)
 Methyl acrylate/butadiene
 Resin
 Nitrocellulose/ (celluloid)
 Polyurethane
 Thinner

4.3. Peralatan dan Persiapan Alat Bantu


 pH universal
 PP Indikator
 BCG Indikator
26

 Pisau potong
Page

 Staking machine
 Toggle machine
 Ironing machine
 Drum milling
 Measuring tool
4.4 Aplikasi Proses.

PROCESS % CHEMICAL PRODUCT CONTROL


PATENT Time pH ˚C Other
Pre Soaking 300 H2O Air
1 Alkyl sulfat Tepol 10'
Rest 240'
Drain
Main 300 H2O Air 10'
Soaking
1 Na2CO3 Soda Abu rest 20' 10,5
0,01 g/l Benzothiazhole Preventol ZL 10' normal
1,5 Alkil Sulphonat Tergolic FA rest 20'
1 Enzymatis Feliderm SE 10'
Wetting Agent rest 20'
Over
night
drain,cuci
liming 200 H2O Air 15' Rpm 2-4
2,3 Tripolyphospat Vincol LBA Lime blast
1,5 Amina FR62 Rest 30'
1,5 NaHS SN 15’ Stop 30’
2,5 Na2S Hidrat sulfida 15x2
0,5 Na(OH) Soda api 15’ Stop 30’
1,0 Ca(OH)2xH2O Kapur 15’ 12/13 Stop 60
+
1,5 Ca(OH)2xH2O Kapur 15'
1 Glukosa Glukosa Rest 30' intermiten
(5x)
over
night

Drain
Cuci 300 H2O Air 2x@15'
Fleshing
Splitting tebal 2,5
27

mm
Timbang
Page

Cuci
Deliming 250 Air Air
0,5 NaHSO3 Sodium 30'
busulfit
+
0,5 (NH4)2SO4 ZA 10'
+
0,5 (NH4)2SO4 ZA 10' 8,5
+
1 proteolytic enzym Oropon 8 PP Ind.
PROSES % CHEMICAL PRODUCT CONTROL
PATENT Time pH °C Other
+
1,2 Alkil Ethoxylasi Tergolic AN 30'
Drain
Cuci 200 H2O Air 2x@15'
Drain
Pickling 50 H2O Air
8 NaCl Garam 15' ± 9 °Be
Dapur
+
0,4 HCOOH Asam 30'
Format
+
0,4 HCOOH Asam 30'
Format
+
0,2 H2SO4 Asam sulfat 120' ±3
+
0,01 Antimould Preventol
CR
Over night

28
Page
4.4. Aplikasi Proses.

PROCESS % CHEMICAL PRODUCT CONTROL


PATENT Time pH ˚C Other
Tanning 100 H2O Air pikel
2,0 NaCOOH Sodium Format
8,0 Cr(OH)SO4xH2O Chromosal B 150' 3
2,0 Sulphited Oil Eskatan GLH
+
0,25 NaHCO3 Sodium 20'
bicarbonat
0,25 NaHCO3 Sodium 20'
bicarbonat
0,25 NaHCO3 Sodium 20'
bicarbonat
0,25 NaHCO3 Sodium 20'
bicarbonat
0,5 NaHCO3 Sodium 20'
bicarbonat
0,5 NaHCO3 Sodium 20'
bicarbonat
180' 3,8- 35-
4,2 40
Boiling test Matang
Ageing 24 jam
Sammyimg
Shaving 1,6-1,8
mm
Timbang

29
Page
4.5. Aplikasi Proses

PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Washing 250 H2O Air
1 Surfactan Soft oil PNE
0,5 HCOOH Asam formiat 30'
Drain Float
Retannage 100 H2O Air
2 Glutaraldehyde Novaltan PF
4 Chromsyntan Tanesco H 90' TFL produk

Drain
Neutralization 150 H2O Air
1 NaCOOH Sodium formiat 5'
Naphthalene
1,5 Tanigan PAK 15' Tamol NA
syntan
+
Sodium
0,25 NaHCO3 15'
bikarbonat
Sodium
0,25 NaHCO3 15'
bikarbonat
Sodium BCG Ind=
0,25 NaHCO3 15' 5,8-6
bikarbonat biru
Drain,
Rinsing 10' 40
Fatliquoring/
100 H2O 40
Dyeing
Sulphited Natural
12 oil+syntetic Derminol CFS
Ester
Sulphoclorinated
4 Lipoderm.Liq.SAF 20' Pellastol ES
oil
2,5 Alkyl sulfat Paramit ML
+
3 Acrylic resin Renektan RA* 45'
3 Ekstrak Tara Tara
3 Phenolic syntan Synektan WF
30

Coriacide brown Penetrasi


2 Acid dyestuff 30'
VR 3-4
Page

1 Acid dyestuff Coriacide orange


+
0,5 HCOOH Asam Format 15'
0,5 HCOOH Asam Format 15'
1 HCOOH Asam Format 20'
0,1 Pentaclorophenol Preventol CR 15'
1,0 Resin kationik Dermafix TFF 20'
Drain
Rinse
PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Setting out
Drying
Moisten
Stake
Milling
Toggling

31 Page
4.6. Aplikasi Proses

Chemical / 1st 2nd 3rd 4th 5th Procedure/


Product coat Coat coat coat coat remark
Base Coat
 Pigment colour 100 1stcoat
 Wax 60 3. Spray
 Filler 50 4. Plate at 70°C/50 bar
 Hard binder 60
 Amonia 2
 Binder ground 80
 Soft Binder 240
 Ethyl glycol (EG) 50
 water 350

Medium Coat
 Pigment colour 100 2ndCoat
 Wax 60  Spray 1x, drying
 Filler 50  Spray 1x, drying
 Hard binder 100
 Ammonia 5
 Soft binder 240
 Water 350

Top coat
 Polyurethane 25 3rdcoat
 Nitrocellulose 100 Spray 1x
 Hardener 10 Emboss
 Dilluent/Thinner 330 Mill
 wax 5 Spray 1x

32
Page
5. Pembahasan dan evaluasi

Bahas tahapan proses yang telah anda lakukan dan apa perbedaan
dengan formula baku.

33
Page
6. Tes Formatif

a. Terangkan apa yang dimaksud dengan kulit full-grain!


b. Terangkan persyaratan bahan baku kulit full-grain!
c. Bagaimana aplikasi metode aniline dan semi aniline finish pada
proses pembuatan kulit full-grain!
d. Sebutkan cacat grain dan terangkan faktor penyebabnya yang
harus dihindari selama proses pembuatan kulit full-grain!
e. Terangkan perbedaan antara kulit nappa dengan full-grain!
f. Terangkan fungsi bahan-bahan kimia utama yang digunakan
dalam proses pembuatan kulit nappa !

7. Referensi
Anonim, 1990, The Leather Technician’s Handbook of Finishing, Ansan
Leather Laboratory, Bonoh Dong, Korea
BASF, 1994, Pocket Book for Leather Technologist, Ludwigshafen,
germany
Sharphouse, J.H., 1989, leather Technician's Handbook, Leather
Producers Association, St. Thomas Street, London
Thorstensen, T.C., 1976, Practical Leather Technology, Robert E.
Krieger Publishing Co.Inc., Huntington, New York.

34
Page
Page 35
Tujuan Intruksional Umum
Mempelajari dan melaksanakan praktek penyamakan kulit atasan
sepatu tipe nubuck dengan bahan baku kulit sapi pikel atau wet blue.

1. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan mampu
memahami dengan baik tentang hal-hal yang berhubungan dengan
kulit nubuck, seperti:
a. Melakukan seleksi kulit sapi awet pikel atau wet blue untuk nubuck.
b. Menentukan bahan-bahan kimia untuk proses penyamakan sampai
dengan finish untuk kulit nubuck.
c. Melakukan proses penyamakan kulit nubuck secara mandiri, serta
mengontrol tahapan proses seperti yang telah diisyaratkan.
d. Mampu membuat formulasi proses penyamakan nubuck.

2. Pokok Bahasan Materi


Nubuck adalah kulit yang disamak krom. berwarna atau tidak
berwarna, digunakan terutama untuk atasan sepatu, dari kulit ternak
sapi, anak sapi (hide and calf), kulit babi yang bagian grain-nya di-
buffing halus sehingga permukaannya seperti beludru
Kulit nubuck tidak sama dengan kulit corrected grain, walaupun
keduanya mengalami proses pengampelasan pada bagian grain-nya.
Kalau corrected grain kulit diampelas karena kerusakan grain dan
kemudian dibuat grain artificial (palsu) dengan memberi lapisan tipis
polimer tertentu, sedangkan kulit nubuck grain diampelas halus
36

sehingga grain-nya membentuk "nap" halus yang menyerupai beludru.


Page

Untuk mendapatkan kulit dengan nap yang pendek, rata dan seragam
diharuskan bahan baku kulit dengan kualitas I-III dan dengan jenis
cacat yang tertentu pula (seperti veiny). Bandingkan dengan kulit
corrected grain yang cukup dengan bahan baku kualitas V-VI.
Dalam memproses kuit nubuck ada beberapa hal yang harus
diperhatikan selain persyaratan kualitas kulit yang baik tersebut, antara
lain :
a. Teknik proses BHO sampai dengan penyamakan krom diharapkan
tidak menimbulkan rajah tergambar atau rajah naik, karena pada
saat di-buffing akan menghasilkan ampelasan yang tidak rata.
b. Proses penyamakan ulang dengan menggunakan kombinasi bahan-
bahan retanning yang akumulasi dampaknya dapat menghasilkan
nap yang rata, pendek, uniform dan tidak menyulitkan walau waktu
proses buffing berlangsung baik dilakukan pada saaat basah
maupun kering.
c. Buffing dilakukan pada bentuk kulit yang benar-benar "flat"
sehingga perlu di-plating terlebih dahulu dan kemudian diampelas
dalam 2 sampai 3 kali dengan nomor kertas ampelas 400, 600, 800
atau 1.000.
d. Mengingat kulit nubuck tidak memerlukan pengecatan tutup, maka
ketahanan warna seluruhnya tergantung hasil proses dyeing,
sehingga perlu dipertimbangkan teknik dan metode pewarnaan
dasarnya serta penggunaan cat dasar (dyestuff) yang akan
digunakan, pada umumnya cat dasar tipe metal kompleks dan cat
dasar acid.
e. Efek penampakannya yang "velvety" atau seperti beludru atau
sering disebut juga sebagai writing effect, perlu dilakukan top
fatliquoring pada akhir proses dengan menggunakan minyak
kationik, dry oil, emulsi silikon atau minyak dengan bilangan yod
37

yang tinggi.
Page

3. Pokok Bahasan Praktikum


3.1. Seleksi Bahan baku
Bahan baku beasal dari kuit sapi pikel kualitas I-III atau wet blue
kualitas I-III. Cacat yang diperbolehkan adalah cacat tertutup yang
tidak sampai ke dalam kulit. Cacat terbuka baik yang ringan maupun
yang dalam akan lebih membekas pada kulit nubuck-nya. Hindari
cacat grain seperti rajah tergambar, rajah meninggi, dan urat darah
(veiny).
3.2. Seleksi dan penentuan Bahan Kimia.
3.2.1. Tanning
- Chrome sulfat basis (33%)
- Sodium asetat
- Sodium bikarbonat
- Sodium karbonat
- Sulphited oil/cationic oil
- PA
3.2.2. Pasca Tanning
- Nafthalena syntan
- Na aromatis (SellasolNG)
- Chrome syntan
- Aluminium sulfat
- Melamin resin
- Garam sodium nafhthalene/organic
- NaCOOH
- NaHCO3 / Na2CO3
- Acrylic resin
- Replacement syntan (phenolic derivative)
- Sulphated synthetic oil / sulphated castor oil
- Sulphited synthetic oil
- Lichitine oil.
38

- Silicon emulsion oil.


Page

- Alkyl sulfat.
- Flourocarbon.
- Levelling & Fixing dyestuff.
- Metalcomplex dyestuff (3-4 penetration).
3.3. Persiapan Alat Bantu
- Pisau Kontrol
- BCG indicator.
- pH universal
- Thermometer
- Drum Tanning
- Drum pasca tanning (rpm 15-18)
- Mesin ampelas (buffing)
- Kertas buffing nomor 400-600-800-1000
- Toggle
- Milling drum.

39
Page
PROCESS % CHEMICAL PRODUCT CONTROL
PATENT Time pH ˚C Other
Tanning 50 H2O Air
10 NaCl Garam Dapur 10'
2 AHC Bascal S Aromatis
Hidrokarbon
2 Glutaraldehyde Novaltan PF
8 Cr(OH)SO4xH2O Chromosal B
2 CH3COONA Na Asetat Masking
2 Cationic Oil Catalic GS 180’
+

50 H2O Air dingin


0,25 NaHCO3 Sodium 20'
bicarbonat
0,25 NaHCO3 Sodium 20'
bicarbonat
0,25 NaHCO3 Sodium 20'
bicarbonat
0,25 NaHCO3 Sodium 20'
bicarbonat
0,5 NaHCO3 Sodium 20'
bicarbonat
0,5 NaHCO3 Sodium 20'
bicarbonat
120' 3,8- 30-
4 35
Boiling test Matang
Ageing 24 jam
Sammying
Shaving 1,7-1,8 mm
40

Timbang
Page
PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Washing 150 H2O Air
0,5 Ethoxylated Limanol LEW
0,5 HCOOH Asam formiat 30'
Drain Float
100 H2O Air
Retaning & 4 Chrome syntan Tanesco H
60’
2 Al sulfat Lutan L
Drain
Neutralising 100 H2O Air
Na Aromatis
2,5 Selasol NG 5’
organik
0,5 Na.COOH Na.Format 10'
1,5 CH3COONa Na.Asetat 10’
Sodium
0,25 NaHCO3 15'
bikarbonat
Sodium
0,25 NaHCO3 15' BCG Ind=
bikarbonat
Sodium hijau
0,25 NaHCO3 15' ±5
bikarbonat kebiruan
+
3 Acrylic resin Tergotan PR Retingen R7
3 Melamin Tergotan RFC 45' Derugan NF
+
4 Phenolic syntan Synektan WF
Inoderm Penetrasi 3-
2 Metal complex 60'
Black 3,5.
+
4 Sulphated oil Soft Oil SCP
3 45'
+
0,5 HCOOH Asam Format 10'
0,5 HCOOH Asam Format 10'
41

0,5 HCOOH Asam Format 10'


Drain
Page

Rinse
Vaccum
Drying
Buffing
no.400
Buffing
no.600
Buffing
no.800
PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Wetting back 400 H2O Air
1,5 Amonia amonia
2 ? Limanol LWE 60'

Washing 300 H2O Air 5' 60


Drain Float
Fatliquoring 75 H2O Air 60
Paraffinoil and
8 hydrophobic Perfectol HQ
emulsifiers
2 Alkyl sulfat Limanol LWE 45'
Dermaphob Prevectol
4 Silicon oil
SIM (Clariant) CAR (S&S)
+
Luganil Black Penetrasi 1-
0,5 Metalcomplex 30'
NT 2
1 HCOOH Asam formiat 15'
+
Luganil Black
0,5 Metalcomplex 15'
NT
1 HCOOH Asam formiat 15'
+
0,3 Cationic dyestuff Brillian black 15'
1 HCOOH FA 15'
1 Resin kationik Dermafix T liq 20'
0,2-0,3 Flourocarbon 3M 10 Schotguard
0,3 TCMTB Preventol WB 20' Lanxess
Hanging
Drying
Moisten
Stake
Milling
42

Toggling
Page
Chemical / 1st 2nd 3rd 4th 5th Procedure/
Product coat Coat coat coat coat remark
Water 750 Nuva LC liquid.
Flourocarbon 200
Ethyl Glicol 50

43
Page
4. Pembahasan dan Evaluasi
Bahas tahapan proses yang telah anda lakukan dan apa perbedaan dengan
formula baku.

44
Page
Test formatif

a. Terangkan yang anda ketahui tentang kulit nubuck!


b. Kulit nubuck dan corrected grain sama-sama mengalami proses
buffing. Jelaskan fungsi proses buffing pada masing-masing jenis
kulit tersebut!
c. Terangkan apa yang Anda ketahui tentang nap dan bagaimana
persyaratan nap yang bagus untuk kulit nubuck!
d. Terangkan persyaratan bahan baku kulit nubuck!
e. Setiap tehapan proses selama pembuatan merupakan faktor
penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil akhir kulitnya.
Terangkan pada tahapan proses apa saja yang perlu diperhatikan
agar dihasilkan kulit nubuck yang baik!
f. Bagaimana aplikasi proses untuk mendapatkan effect writing kulit
nubuck!
5. Referensi
Anonim, 1990, The Leather Technician’s Handbook of Finishing, Ansan
Leather Laboratory, Bonoh Dong, Korea
BASF, 1994, Pocket Book for Leather Technologist, Ludwigshafen,
Germany
Clariant, 2011, Clariant Product Chemistri for leather
Schill&Shlilaher, 2010, S @ S Product Chemical for leather.
Sharphouse, J.H., 1989, leather Technician's Handbook, Leather
Producers Association, St. Thomas Street, London
Thorstensen, T.C., 1976, Practical Leather Technology, Robert E.
45

Krieger Publishing Co.Inc., Huntington, New York.


Page

Tuck, D.H., 1981, The Manufacture of Upper Leathers, tropicl Products


Institute,56/62 Gray's Inn.Road, London.
MATERI POKOK PRAKTIKUM IV

TPPK/4 SKS/04

46
Page

1. Tujuan Intruksional Umum


Mempelajari dan melaksanakan praktek penyamakan kulit sapi untuk
tipe pebble grain, floater atau milling.

2. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan mampu
memahami dengan baik tentang hal-hal yang berhubungan dengan
kulit drawn grain, seperti:
a. Melakukan seleksi bahan baku kulit untuk floater.
b. Pemilihan bahan-bahan kimia untuk proses, baik bahan kimia utama
maupun pembantu untuk kuit floater.
c. Melakukan proses BHO, tanning, pasca tanning dan finishing untuk
kulit floater
d. Pengontrolan setiap tahapan proses penyamakan dari awal hingga
akhir seperti pH larutan, kulit, temperature, RPM, Penampang
lintang kulit dll.
e. Mampu membuat formulasi proses penyamakan floater.

3. Pokok Bahasan Materi


Kulit floater dikembangkan dari kulit shrunken grain atau
lebih dikenal dengan milling. Kulit ini sangat popular terutama untuk
atasan sepatu yang softy (nappa) untuk casual shoe dan kulit tas. Pada
awalnya shrunken dicapai sebelum proses penyamakan utama (pre
tanning) atau menggunakan embossed dan di-liming. Namun untuk
yang terakhir tidak memperlihatkan sifat natural sehingga tidak
disenangi, sedangkan yang dicapai pada pre tanning hasilnya dapat
47

merata ke seluruh permukaan kulit terutama pada bagian-bagian yang


Page

padat di mana cenderung lebih sulit untuk membentuk kerutan.


Ada beberapa teori yang berhubungan dengan proses
pengerutan ini namun yang pasti ialah pertambahan volume yang tidak
seimbang antara lapisan corium dan lapisan retiicularis.
Di sini pertambahan volum reticularis lebih besar dan akan
menyebabkan korium tertarik sehingga kulit akan lebih sempit
dibandingkan dengan yang normal (susut 18-20%), Pengkerutan ini pun
sebenarnya dapat diatur sehingga mempunyai bentuk yang halus (fine)
bentuk kerutan yang agak besar (medium) dan yang besar-besar
(coarse grain). Ketiga dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan
selama proses dan pengaturan kondisi pengolahan seperti pH,
konsentrasi, temperature dan lain-lain.
Pembentukan kerutan ini akan semakin sulit apabila kuit
semakin tipis. Jadi pembuatan kulit kerut sapi cenderung lebih mudah
dibandingkan domba dan kambing, di sini karena perbandingan
ketebalan corium dan reticularis demakin kecil maka patahan semakin
kecil.
Di samping itu kelonggaran struktur kulit secara keseluruhan
akan mempermudah bentuknya kerutan. Dalam hal ini berhubungan
dengan kontraksi yang kuat karena reaksi kimia akan menyebabkan
kulit longgar akan semakin mengkerut dan menebal. Untuk itu pada
umumnya kulit yang digunakan adalah yang mengalami pengapuran
yang lebih/ berlebih, demikiian pula bating dan rebating pada waktu
pikel. Penggunaan bahan-bahan yang memadatkan dan keras seperti
nabati/syntan dikurangi namun penggunaan resin yang mengisi
permukaan kulit harus ditambah. Dari beberapa hal tersebut di atas
disimpulkan kondisi yang harus dipenuhi untuk mencapai pengkerutan
yang maksimal.
1. Kulit harus mempunyai kelonggaran yang merata baik pada bagian
croupon, belly maupun flank. Untuk itu perlu penambahan waktu
pengapuran 1-2 hari. Bating diperpanjang waktu dan jumlahnya.
48

Untuk yang membeli dalam kondisi pikel harus mengalami rebating


Page

pada proses awal penyamakan menggunakan bating agent acid.


2. Pre-tanning. Efek astringency untuk mendapatkan kerutan yang rata
pada umumnya dilakukan pre-tanning dengan memanfaatkan efek
astringency yang kuat dari zat penyamak. Di sini pengaturan
penyamakan (pH, konsentrasi, rasio perbandingan bahan kimia)
diatur agar memberikan efek yang menimbulkan astringency yang
tinggi sehingga konsentrasi yang kuat terjadi pada saat proses
penyamakan berlangsung. Serat kolagen dalam posisi yang belum
stabil akan lebih mudah mengalami pemendekan serat karena
tertarik oleh terbentuknya ikatan silang dan tekanan dari molekul
zat penyamak yang relatif lebih besar pada saat penetrasi ke dalam
kulit.
Banyak metode yang telah dilakukan antara lain dengan zat
penyamak nabati, syntan, resin dan lain-lain, namun hasil yang
paling sempurna adalah pengerutan dengan zat penyamak
glutaraldehyde. Hasil kerutannya lebih halus, tajam (dalam) dan
merata, walaupun dalam hgal kerataannya madih tergantung pada
kelonggaran serat yang dicapai pada saat proses pengapuran dan
bating. Pre-tanning dilakukan pada saat setelah proses bating atau
degreasing dan diatur agar kulit mempunyai kandungan air yang
terkecil (dapat dilakukan dengan mesin perah) atau dapat dilakukan
dengan putaran air garam 10° Be -12° Be.
3. pH. Pengaturan nilai pH pada waktu netralisasi. Di sini kita
menghindari menggunakan nabati karena kepadatannya dapat
menyulitkan pengerutan. Namun untuk pengisian menggunakan
resin yang dikombinasikan dengan syntan. Resin yang digunakan
adalah resin tipe melamin. Resin ini mempunyai sifat mengisi pada
bagian grain di antara reticularis dan corium dan mengendap lebih
banyak di permukaan. Aksinya pada dasarnya pada interval yang
luas yaitu antara 3–5,8, di atas pH 5,8 resin melamin akan
mengalami pembesaran molekul, sehingga akan mengisi dan seolah
49

memampatkan dan bagian kulit yang longgar akan terisi. Sebetulnya


Page

resin melamin pada mulanya ditujukan untuk kulit yang di-buffing


agar mendapatkan bulu yang pendek, yaitu kulit nubuck. Beban
yang berat pada grain menyebabkan pada saat milling akan
4. Retanning. Retanning I menggunakan glutaraldehyde untuk
menambah pegangan yang full (tidak padat) dan tahap II adalah
yang nantinya menghasilkan aksi polimerisasi dan berdampak pada
pengkerutan, atau menguatkan pengkerutan.
5. Pengeringan. Pada umumnya proses pengeringan dilakukan secara
bretahap agar kulit tidak mengalami perubahan fisik dan pegangan.
Bahkan untuk kulit - kulit seperti glove dan garment pengeringan
dilakukan 2-3 hari. Untuk atasan sepatu normal pengeringan
dilakukan vaccum atau setting out dengan digantungkan dan
diangin-anginkan. Pengeringan yang dilakukan mendadak akan
menyebabkan pegangan kulit seperti kertas, kering dan mudah
patah dan pegangannya akan terasa kosong. Untuk kulit floater
pengeringan cepat dengan pementangan yang maksimal dapat
membantu timbulnya kerutan.

a. Faktor lain
Faktor lain yang mempengaruhi hasil akhir kulit floater adalah
bahan baku harus lebih longgar sehingga pada saat pengapuran
bisa lebih optimal. Untuk itu penggunaan kuit floater dengan
bahan baku sapi betina atau sapi muda akan menghasilkan kulit
dengan kerutan yang lebih baik. Merupakan suatu kenyataan
bahwa kulit sapi betina pada umumnya mempunyai struktur
yang lebih longgar dibandingkan kulit sapi jantan, demikian
pula kulit sapi muda lebih longgar.
b. Peminyakan
Karena di sini diharapkan kulit yang lemas maka pemilihan
minyak menjadi faktor yang penting. Yang pasti minyak
50

diharapkan mempunyai penetrasi yang dalam dan memberikan


Page

sifat dan pegangan yang full. Untuk itu perlu penggunaa minyak
lebih dari satu jenis. Minyak yang tepat adalah minyak sulfitasi,
sulfonasi natural fish oil, phosphate ester dll ditambahkan
minyak natural seperti lichiten oil, lanolin oil. Penggunaan 1-2
% untuk mendapatkan pegangan yang penuh.
4. Pokok Bahasn Praktikum
4.1. Pemilihan dan Seleksi Bahan Baku
Kuit sapi Jawa (ongole/Zebu), awet garaman, kualitas I-IV, dengan
berat rata-rata….. kg/lembar kulit.
4.2. Penentuan dan Seleksi Bahan Kimia
4.2.1. Proses Beam House
• Wetting Agent non ionic/anionic
• Biocide
• NaOH
• Ca(OH)2
• Na2S, NaHS, Amina
• Glukosa
• (NH4)2SO4, NH4Cl
• Enzyme proteolitik/bating agent dengan nila 2000LVU
• NaHSO3
• HCOOH
• H2SO4
• NaCl
• Moulcida
• Surfactan, degreasing agent

4.2.2. Proses Tanning


• Glutaraldehyde (30%)
• Chrom sulfat basis (basisitas 33%)
• NaHCO3
51

• Na2CO3
Page

• Cationic Oil

4.2.3. Proses pasca Tanning


• HCOOH
• Surfactan kationik
• NaCH3COO
• NaHCO3
• Na2CO3
• Replacement syntan dan auxiliaries
• Nabati (tara, quebracho)
• Resin melamin, acrylic, amino
• Alkyl sulfate
• Sulphited natural
• Sulphited oil (synthetic)
• Anionic dyestuff (acid dyestuff/metal complex)
• Resin kationik
• moulcida
4.2.4. Proses Finishing
• Acrylic resin
• Pigment
• Casein binder
• Hand modifier
• Butadiene binder
• Vynil compound
• Compact resin
• Lacquer water (acrylic emulsion)
4.3. Alat bantu
• Pisau potong kulit
• pH universal
• BCG/PP indicator
• Thermometer
52

• Boumemeter
Page

• Drum pengapuran
• Drum tanning
• Drum pasca tanning
• Drum milling (rpm 18-20)
• Plating machine
• Toggle
• Spray guin unit

53
Page
PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Washing 400 H2O Air
1 Wetting agent Tepol 60'
Drain
Soaking 400 H2O Air
2 NaCl garam
1,5 Na2CO3 Soda Abu 240'
10-
0,2 Benzothiazhole Preventol ZL
10,5
Over
2 Ethoxylated Tergolic A
night
drain,cuci
Buang
liming 100 H2O Air Rpm 2-4
Hidrat
0,5 NaHS 5'
Sulfida
0,5 NaHS -Idem- 5'
5’
1 Glukosa Glukosa 15'
1,5 Ca(OH)2xH2O Kapur 15'
Rest 30'
2,75 Na2S SN 15'
Rest 30'
+
3 Ca(OH)2xH2O Kapur 15'
2,5 Amina FR62 15 12/13 intermiten
Rest 30'
Run 30'
Rest 30'
(5x)
over
night
Drain
Cuci 300 H2O Air
54

Fleshing
tebal 2,5
Splitting
Page

mm
Timbang
Cuci
Deliming 200 Air Air
2 (NH4)2SO4 ZA 20'
0,25 HCOOH FA 45' 8 Ind.PP =
+ putih
Enzyme
2,5 Oropon OR 120'
proteolitik
Drain
PROSES % CHEMICAL CONTROL
PRODUCT
Time pH °C Other
PATENT
Dehydrating 50 H2O Air
5 NaCl Garam 10' 7-8
Drain
Pre-Tanning 0 H2O Air
8 Glutaraldehyde Novaltan PF 180'
Bila kurang
+
kerut,tambah
50 H2O Air
0,25 NaHCO3 Soda kue 20'
0,25 NaHCO3 Soda kue 120'
Over
night
Drain,rinse
Ageing
Pickling 75 H2O Air
Garam
7,5 NaCl 15'
Dapur
+
Asam
0,5 HCOOH 20'
Format
+
Asam
0,5 HCOOH 20'
Format
+
Asam
0,25 H2SO4 30'
sulfat
+
Asam
0,25 H2SO4 120' 3
sulfat
+
Preventol 15 over
0,01 Moulcida
CR night

55
Page
PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Tanning 75 H2O Air pikel 3
4,0 Cr(OH)SO4 Chromosal B 120’ BAYER
1,0 Na(CH3COO) NaAsetat
4,0 Cr2(OH)2,5(SO4)2 Chrometan FMS 120’ BASF
2,0 Cationik Oil Catalic GS Clariant
Sodium
0,15 NaHCO3 20'
bicarbonat
Sodium
0,15 NaHCO3 20'
bicarbonat
Sodium
0,15 NaHCO3 20'
bicarbonat
Sodium
0,15 Na2CO3 20'
karbonat
Sodium
0,15 Na2CO3 20'
karbonat
Sodium
0,15 Na2CO3 20'
karbonat
240' 3,9-4 30-35
Boiling test Matang
24
Ageing
jam
Sammying
±1,8
Shaving
mm
Timbang …….kg

Note: 1. Buat masking krome+NaFormat.


2. Chrometan FMS = basistas 48%.
3. Bila air pikel tidak ada buat dengan air garam 6-7 Be dan tambah dengan 0,2 % HCOOH. 56
Page
PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Washing 200 H2O Air
0,2 Natrium Phtalat Bascal S 20’
Drain Float
Retannage I 50 H2O Air
Natrium
1 NaCOOH 20’
format
+
Retingen R7 BASF
3 Acrylic resin 45’
Tergotan RA Clariant
+
0,5 HCOOH Asam format 30’
+
4 Cromsyntan Tanesco H 60 3,9 TFL
Kontrol BCG
Netralizing 1,2 NaHCO3 Bikarbonat 4x 15’ 5.6 Penampang
biru. Drain.
Retannage II 0 H2O
Naphthalene
2,5
syntan Sellasol TN TFL
5 Ekstrak Tara Tara
5 Phenolic syntan Tanicor PW 120’
2 Amino Resin Tergotan RA
2 Melamin Retingan MM BASF
2 Acid dyestuff Brown colour
+
100 H2O Air 15’ 60
+ 0,5 Acid dyestuff Brown colour 15’
Wash,rinse
Fatliquoring 50 H2O Air 60
4 Sulphited oil Derminol OS Clariant
10 Hidrophobic oil Pellan 88 45'
2 Alkil Sulfat Paramit ML 20'
+
57

2 Phospho-lipid Derminol SF 30'


Fixing 3 HCOOH Asam format 3x15’ 3,5 Clear
Page

Horse up, set


out
Vaccum dry
Hang up
Moisten
Stake
Vaccum dry 1’ 70
Chemical / 1st 2nd 3rd 4th 5th Procedure/
Product coat Coat coat coat coat remark
Water 200 300 100 100 1. Spray 1x
Wax Filler 100 2. Spray 1x
Resin acrylic 50 Smooth plate
Uni resin 50 100 kg/80°C
Penetrator 75
Resin compact 250 3. Spary 1x
Resin meta 100 Smooth plate
acrylate 10 100 kg/80°C
Filler 125 Mill 4 hours
Pigment 100 50
4. Spray 1x
Lacquer W.bases 50 Kiss plate
Top-wax 5 20 kg/80°C
Hand modifier 25
Water duller

58
Page
5. Pembahasan Dan Evaluasi
Bahas tahapan proses yang telah anda lakukan dan apa perbedaan
dengan formula baku.

59
Page
6. Test formatif

a. Terangkan yang dimaksud dengan kulit floater!


b. Terangkan persyaratan bahan baku untuk kulit floater!
c. Terangkan fungsi penggunaan kemikalia untuk mendapatkan hasil
kulit floater yang baik!
d. Terangkan persyaratan/kontrol tiap tahapan proses (BHO, tanning,
pasca tanning, finishing) untuk mendapatkan hasil kulit floater yang
baik!
e. Terangkan mekanisme terjadinya antara zat penyamak yang
digunakan terhadap serat kolagen hingga menyebabkan kulit
menjadi drawn grain!
f. Terangkan persyaratan fisis dan kemis kulit floater!

7. Referensi
Anonim, 1990, The Leather Technician’s Handbook of Finishing, Ansan
Leather Laboratory, Bonoh Dong, Korea
BASF, 1994, Pocket Book for Leather Technologist, Ludwigshafen,
germany
Sharphouse, J.H., 1989, leather Technician's Handbook, Leather
Producers Association, St. Thomas Street, London
Thorstensen, T.C., 1976, Practical Leather Technology, Robert E. Krieger
Publishing Co.Inc., Huntington, New York.
Tuck, D.H., 1981, The Manufacture of Upper Leathers, tropicl Products
Institute,56/62 Gray's Inn.Road, London.
60
Page
MATERI POKOK PRAKTIKUM V

TPPK/4 SKS/06

61
Page

1. Tujuan Intruksional Umum


Mempelajari dan melaksanakan praktek penyamakan kulit suede
atasan sepatu dari bahan baku KAMBING.

2. Tujuan Intruksional Khusus


Setelah melaksanakan praktek, mahasiswa diharapkan mampu
memahami dan melakukan secara mandiri pembuatan kulit suede
SKIN dan semua yang berhubungan dengan proses, seperti:
a. Melakukan seleksi bahan baku kulit KAMBING untuk suede atasan
sepatu.
b. Memilih dan menentukan bahan-bahan kimia untuk proses serta
pemahaman karakter masing-masing bahan kimia tersebut.
c. Melakukan proses pembuatan kulit suede termasuk penentuan
formulasi, kontrol, operasional baik secara pribadi maupun kolektif.

3. Pokok Bahasan Materi


Kulit suede adalah kulit yang dihilangkan atau tidak
mempunyai rajah (grain), disamak dengan zat penyamak krom, nabati,
sintetis, minyak dan lain-lain atau kombinasi di antaranya, mempunyai
“nap” yang merupakan ujung serat yang tampak seperti bludru.
Kulit kambing untuk suede disebut juga goat kid biasanya
digunakan anakan kambing 3-5 bln. Di Indonesia jenis tersebut tidak
ada tetapi dapat menggunakan kulit kambing kacangan yang banyak
terdapat di Jawa dan daerah Sumatera. Kambing kacangan biasanya
mempunyai kulit tebal tetapi tidak luas antara 3-4,5 feet, ini sangat
mirip dengan goat kid.
62

Kulit suede KAMBING berarti kulit suede yang berasal dari


Page

kambing yang biasanya mempunyai tebal antara 0,8-1,0 mm,


digunakan untuk sandal, sepatu atau barang lain seperti tas.
Pada awalnya kulit suede merupakan by product dari
penyamakan kulit namun kini merupakan bagian dari produk utama
mengingat kulit suede sangat fashionable.
Ditinjau dari sudut hasil standar secara orgonoleptik kulit
suede harus mempunyai “nap” yang pendek, warna rata, struktur kulit
kompak, terkadang dituntut mempunyai writing effect yang baik, waxy
atau silky, tampak seperti beludru (velvety), dan water resistance.
Untuk mencapai standar diatas perlu dipertimbangkan
penggunaan bahan kimia pada retanning, fatliquoring, dan auxiliaries
seperti wax, silicon dan lain-lain untuk mencapai atau mendapatkan
feeling yang diinginkan (silky atau waxy). Untuk menjaga keseragaman
warna di permukaan kulit diperlukan penambahan bahan pembantu
leveling agent spt natrium naphthalene yang cukup dengan
pertimbangan tidak sampai menurunkan kekuatan warna dari cat
anionik yang digunakan.

4. Pokok Bahasan Praktikum


4.1. Seleksi Bahan Baku
Bahan baku dari kulit split sapi dengan tebal 1,6 mm (posisi bloten)
merata ke seluruh bagian, luas minimal 5 sqft. Kalau memungkinkan
bebas dari jaringan lemak dan daging (jaringan subcutis).
4.2. Seleksi Bahan Kimia
4.2.1. Proses BHO
• Amoium sulphate/phosphate
• Surfactan (degreasing agent), komponen ethoxylated
• Bating agent (proteolytic enzyme)
• NaCl
• H2SO4
63

• HCOOH
Page

4.2.2. Proses Tanning


• Chrome sulfat basis, basisitas 33%, 40%
• Alumunium sulfat
• Glutaraldehyde
• Sulphited oil
• CH3COONa
• NaHCO3

4.2.3. Proses Pasca Tanning


• CH3COOH
• Alumunium sulfat
• Resin dicyandiamide/melamin
• Sodium naphthalene
• Acid dyestuff
• Cationic dyestuff
• Sulphated natural oil
• HCOOH
• Hydrophobic oil derivative

4.3. Alat Bantu Proses


• Pisau potong
• pH universal
• Thermometer
• Alat pentang/ toggle
• Drum tanning (RPM 8-10)
• Drum pasca tanning (RPM 15-18)
• Mesin amplas (buffing) 64
Page
4.4. Aplikasi Proses

PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Re-Bat &
150 H2O
Pickling Air 10'
12 NaCL 3,5
Garam

+
Asam
0,1 HCOOH 10’
Format
0,1 HCOOH Idem 10'
0,1 HCOOH Idem 10’ 3
+
proteolytic enzyme Feliderm If
0,5 acid Bat AB necessary
Imprapel
Bleaching 1,5 NaOCl 30’
CO
ON A Night Bleached

Drain Caution!!
Pickling 75 H2O Air
Garam
7,5 NaCl 15' ± 9 °Be
Dapur
+
Asam
0,1 HCOOH 20'
Format
0,1 H2SO4 Asam Sulfat 20’
1,5 Polycarboksilat Feliderm CS 60
+
0,25 H2SO4 Asam sulfat 30'
+
0,25 H2SO4 Asam sulfat 120' ±3
+
65

Preventol
0,01 Antimould 30
CR
Page

Over night
Note: Feliderm CS: Exhausted Cr tanning agent.
PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Tanning 75 H2O Air pikel 3
6,0 Cr(OH)SO4 Chromosal B
5’
2,0 Sulfited oil Novaltan GLH
Masuk
0,6 MgO Feliderm MgO 420’ 3,8
Puder
Sodium Encerkan
0,1 NaHCO3 30 3,9
bikarbonat 1:10
Sodium
0,1 NaHCO3 30’ 4,0
bikarbonat
Over IF
ON
night necessary

Boiling test 98 Matang


24
Ageing
jam
Note: 6,0% chromosal B = 1,5 %Cr2O3 dari berat kulit

66
Page
4.5. Aplikasi Proses

PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Washing 200 H2O Air
0,3 CH3COOH Asam asetat 60’
0,5 Alkyl sulfat Paramit ML
Drain Float
Retannage 40 H2O Air 40
Blancorol
Synektan
4 Chrome syntan 30’ Rockytan
CRN
RHS
2 Al2O3 Alutan/lutan L
+
4 Resin melamin Tergotan RD 90’
+
Natrium
2 NaCOOH 30’
format
+
Natrium
1,2 NaHCO3 3x20’ 4,5
bicarbonat
Wash,rinse
Fatliquoring 100 H2O Air 60
Sulphoclorinated Lipoderm Li.
4 45'
synthetic oil SAF
1,5 Alkyl sulfat Paramit ML
2 Lanoline oil Derminol TF Clariant
+
0,5 HCOOH FA 20'
Drain ,Rinse
Horse up
Hang up to
dry
Moisten
Stake
67

Buffing :
No. 400
Page

No. 600
No. 800
Base on Crust weight
PRODUCT CONTROL
PROCESS % CHEMICAL
PATENT Time pH ˚C Other
Wetting back 600 H2O Air 80
2 Ammonia Ammonia 60’
Drain Float
Dyeing and 0 H2O Air
6 Acid dyestuff Base Black N Polyethoxy-
Fatliquoring 10’
1,5 Levelling agent Dermagen GP alkylamina
Sulphoclrinated Lipoderm liq.
4 BASF
syntetis oil SAF
Sulphited ester - Derminol SE -Clariant
2 60'
sintetik - Lipsol ES -Sh & Shr
+
500 H2O Air
3 HCOOH FA 2x10'
+30’
Drain
Top dyeing 400 H2O Air 30’ 60
Drain
Top dyeing 100 H2O Air
Brilliant Black
4 Cationic dyes 20’
M
+
Dermaphob
3 Silicon oil 20’ Clariant
SIM
0,5 Flourocarbon PM 400 TFL
2 HCOOH Asam formiat 2x20’
+
0,01 moulcide Preventol CR 20' Lanxess
Drain ,Rinse
Horse up
Hang up to
Drying
moisten
68

Stake
mill
Page

toggle
5.Pembahasan dan Evaluasi

69
Page
5. Test Formatif
a. Terangkan yang anda ketahui tentang kulit suede split!
b. Kulit nubuck dan suede split dituntut harus mempunyai nap yang
baik, pendek, rata dan seragam. Menurut pendapat Anda bagaimana
aplikasi proses untuk mendapatkan nap yang baik bagi kedua jenis
kulit tersebut!
c. Kulit suede split dikatakan juga sebagai kuit drum dyed finishes.
Apa uang Anda ketahui tentang hal itu dan terangkan hal-hal yang
perlu diperhatikan berkaitan dengan tahapan proses tersebut!
d. Terangkan perdyaratan fisis dan khenis kulit suede split?

6. Referensi
Anonim, 1990, The Leather Technician's Handbook of Finishing, Ansan
Leather Laboratory, Bonoh Dong, Korea
BASF, 1994, Pocket Book for Leather Technologist, Ludwigshafen,
germany
Sharphouse, J.H., 1989, leather Technician's Handbook, Leather
Producers Association, St. Thomas Street, London
Thorstensen, T.C., 1976, Practical Leather Technology, Robert E. Krieger
Publishing Co.Inc., Huntington, New York.

70
Page
LAMPIRAN

71
Page
DAFTAR KONVERSI

Bag

1
bag 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 - 1,16 2,8 1,21 1,24 1,0 0,59 1,85 3,65 2,2 0,78

2 0,86 - 2,41 1,04 1,06 0,86 0,51 1,59 3,14 1,87 0,67

3 0,36 0,41 - 0,43 0,44 0,36 0,21 0,66 1,3 0,78 0,28

4 0,83 0,96 2,33 - 1,02 0,83 0,49 1,54 3,03 1,8 0,65

5 0,81 0,94 2,27 0,98 - 0,81 0,48 1,5 2,95 1,76 0,63

6 1,0 1,16 2,8 1,21 1,24 - 0,59 1,85 3,65 2,2 0,78

7 1,7 1,98 4,77 2,06 2,1 1,7 - 3,15 6,2 3,7 1,33

8 0,54 0,63 1,51 0,65 0,67 0,54 0,32 - 1,97 1,17 0,42

9 0,27 0,32 0,77 0,34 0,34 0,27 0,16 0,51 - 0,6 0,21

10 0,46 0,53 1,28 0,57 0,57 0,46 0,27 0,85 1,68 - 0,36

11 1,28 1,49 0,36 1,58 1,58 1,28 0,75 2,38 4,68 2,79 -

Keterangan
1. Ammonia (25%)
2. Ammonium bicarbonate
3. Borax 10x H2O
4. Sodium asetat
5. Sodium bicarbonate
6. Sodium formate
72

7. Sodium hydroxida
Page

8. Sodium sulfite
9. Sodiumthio sulfat
10. Neutrigan
11. Soda ash
Waste Standart Leather Industries
Ketentuan Lain-lain
Temperature 35 º C Suhu buangan cair.
Jika diperlukan tambahkan
Nilai pH 6,0-9,0 asam atau alkali untuk
menetralkan
Pengurangan dilakukan
Substansi yang dengan pemisahan
0,5 mg/l maksimum
diperbolehkan mekanik dan penambahan
bahan pengendap
Substansi yang dapat
Penghilangan fat dan oil
dieksatrak dengan 20 mg/l maksimum
dengan alat pemisah
petroleum ether
Degradasi biologi tidak
dicampur dengan
komponen racun organic,
Substansi racun Tidak diperbolehkan
pengenceran ( 1 : 5 ) tidak
menyebabkan kematian
ikan
160 mg O2 per liter
Cod
maksimum
25 mg O2 per liter Dengan flokulasi,
BOD5
maksimum sedimentasi dan degradasi
Nitrogen ammonia 10 mg/l maksimum Buangan produk N bebas
Sisa proses flokulasi dan
Alumunium 3 mg/l maksimum
cairan pencuci
Diendapkan, keringkan
Komponen krom valensi III 1mg/l maksimum dan dapat digunakan
kembali.
Jangan gunakan krom
valensi VI dan jangan
Komponen krom valensi VI Nol
gunakan bahan
pengoksidasi
Besi 3 mg/l maksimum
Total phospat 2 mg/l maksimum
Gunakan produk yang
Phenol 10 mg/l maksimum
bebas phenol lepas
Gunakan produk lepas
Sulfide 1mg/l maksimum
sulfide
Gunakan katalis oksida
Sulfite 1mg/l maksimum
seperti MNO4, MnCl2
Gunakan produk yang
73

Sulfate 200 mg/l maksimum


rendah kadar sulfat-nya
Page

Pelarut organic halogen Nol -

Anda mungkin juga menyukai