Disusun Oleh :
IZZA MIFTAKHUL FAUZIYAH
1901001
TPK C
Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat,
serta karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan lancar dan tanpa
halangan yang berarti. Laporan ini tidak dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya
tanpa bantuan dari berbagai pihak.
Kami menyadari, dalam laporan ini mungkin masih banyak terdapat kesalahan
dan sangat jauh dari kata sempurna, sebagai karya manusia biasa tidak luput dari
ketidak sempurnaan. Kami menunggu kritik dan saran yang membangun untuk
berkarya dimasa yang akan datang. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan,
kami mohon maaf yang setulus-tulusnya. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penyusun dan para pembaca umumnya.
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................I
DAFTAR ISI..............................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................................1
C. Landasan Teori................................................................................................2
B. Formulasi..........................................................................................................8
A. Cara Kerja......................................................................................................10
B. Hasil Praktikum.............................................................................................11
C. Pembahasan....................................................................................................12
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan.....................................................................................................15
B. Daftar pustaka...............................................................................................15
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sangat langka produk kulit seperti tas, sepatu, garmen, sarung tangan,
diproduksi dalam keadaan kondisi “crusting” (setelah proses retanning,
peminyakan, pewarnaan, dan pengeringan). Umumnya kulit telah mengalami
tahapan yang disebut finishing atau coating atau pengecatan tutup, walaupun
terkadang dilakukan dengan metoda yang sederhana. Mengingat sebagian besar
bahan baku kulit (70-75%) memiliki kualitas III, IV, V bahkan afkir maka perlu
usaha untuk meningkatkan kualitas dan tampilan akhir supaya meningkatkan
daya tarik, daya jual dengan cara menutup, memperbaiki, mengurangi, dan bila
mungkin menghilangkan cacat, baik cacat alami, selama penyimpanan (luka,
bekas penyakit, serangga dll) atau yang terjadi selama proses penyamakan
berlangsung (warna tidak rata, luntur, migrasi, un-matching dengan sampel)
dengan proses finishing.
Sesuai uraian tersebut dilakukan praktikum finishing artikel sheep garmen
aniline.
B. Tujuan
1
C. Landasan Teori
Karena ketiga tujuan diatas maka finishing atau coating, dalam istilah
teknis di Indonesia disebut pengecatan tutup merupakan kerja yang
komprehensip dan kompleks karena selain harus memenuhi standar uji dan
persyaratan teknis, juga harus fashionable, look natural (bukan seperti palstik).
Dalam tahapan proses finishing harus ada korelasi antara satu lapisan dan
lapisan berikutnya sehingga menghasilkan sifat protecting, upgrading,
decorating, dan sekaligus memenuhi standar uji teknis yang telah ditetapkan.
Secara umum ada tiga lapisan dalam tahapan finishing kulit yaitu:
Lapisan Base Coat: Lapisan yang mendasari seluruh lapisan cat dan yang
bertanggungjawab terhadap kekuatan adisi cat tutup dengan kulit. Lapisan
dasar harus mempunyai rekatan yang kuat dengan permukaan kulit.
Lapisan ini disebut sebagai lapisan dasar.
2
Lapisan Top Coat : lapisan yang paling atas atau season coat. Merupakan
lapisan yang paling keras karena harus mempunyai ketahanan terhadap
gosokan, benturan, benda tajam, bahan kimia, panas, dingin dll.
Klasifikasi berdasarkan jenis warna yang digunakan. Ada tiga kelompok besar
yaitu anilin finish, semi anilin finished dan pigment finished. Secara singkat
dapat diuraikan sebagai berikut.
Kulit Anilin adalah kulit jadi dengan rajah yang terlihat jelas dengan
aplikasi pelapisan permukaan yang bening(tidak berwarna) atau dengan pewarna
dasar (dyes) tanpa menggunakan pewarna pigmen (SNI 0391:2020, 2020, Kulit
– Istilah dan definisi)
3
digunakan terutama untuk kulit dengan kualitas prima spt nappa dan kulit
novelty seperti buaya, ular, biawak ikan dll yang memang ingin menonjolkan
sifat natural permukaan kulit.
Spray gun merupakan alat dasar utama yang banyak digunakan baik
dalam skala kecil atau besar dalam aplikasi pengecatan tutup. Spraygun atau
pistol semprot merupakan alat dalam satu kesatuan dengan compressor
sebagai motor pengisi udara, yang merupakan sumber tenagauntuk menekan
cairan dan memancarkan cairan keatas menuju atomizer pada spray unit ke-
permukaan kulit. Proses terjadi pada saat trigger (pelatuk) ditekan terjadi
aliran udara melalui air. inlet yang menekan campuran cat yang naik melalui
4
fluid inlet dimanajumlah yang akan keluar diatur oleh fluid controll melalui
mix nozzle dalam bentuk partikel halus. Sebagai alat dasar utama yang banyak
digunakan baik dalam skala kecil atau besar dalam aplikasi pengecatan tutup.
Spray-gunatau pistol semprot merupakan alat dalam satu kesatuan dengan
compressor sebagai motor pengisi udara, yang merupakan sumber tenaga
untuk menekan cairan dan memancarkan cairan keatas menuju atomizer pada
spray unit ke-permukaan kulit. Proses terjadi pada saat trigger (pelatuk) ditekan
terjadi aliran udara melalui air inletyang menekan campuran cat yang naik
melalui fluid inletdimana jumlah yang akan keluar diatur oleh fluid controll
melalui mixnozzle dalam bentuk partikel halus. Bagian-bagian spray gun.
Masing-masing bagian mempunyai fungsi tersendiri, terutama
Terdapat 2 tipe spray gun yang biasa digunakan untuk reka oles pada
industri kulit:
1) Tipe pertama disebut shipon spray gunatau juga dikenal dengan istilah
pistol semprot tabung tekan dengan sistem udara buang dimana
volume cairan berada dibawah. Sistem ini mempertahankan udara
yang tetap mengalir walaupun trigger tidak ditekan. Takanan kerja
5
maksimal 3,5 bar, konsumsi udara 80-130 l/menit, ukuran alat percik 1-
2,5 mm
2) Tipe kedua disebut gravity spray gunatau dikenal dengan nama pistol
semprot tabung alir dimana volume cairan berada diatas, bahan cat
mengalir kebawah karena gaya tarik gravitasi, dan keadaan hampa udara.
Metodaini memerlukan tekanan 2-4 bar dengan konsumsi udara 2,5-11
m3/jam. Ukuran diameter percik 0,5-2,5mm.
Tuntutan Kondisi umum dari kulit yang akan di finish menggunakan mesin
spray adalah kulit yang akan di spray sebaiknya rata, tidak ada lipatan lipatan,
agar cairan finishing yang di spray ke atas kulit dapat merata mengenai semua
bagian kulit.
Sedangkan target hasil dari kulit yang di finish menggunakan mesin spray
adalah karena sistim ini menggunakan spray gun yang cukup banyak jumlahnya,
maka penting bahwa masing masing spray gun dijaga agar mengeluarkan cairan
finishing yang sama besar jumlahnya, agar kerataan finish dapat tercapai, dan
juga penting bahwa semua spray gun tidak ada yang tersumbat, Jika tidak , maka
Kulit setelah di spray akan menunjukkan hasil yang tidak rata / belang .
6
BAB II
MATERI DAN METODE
Alat:
1. Thickness meter
2. Sendok plastik
3. Gelas beker
4. Gelas plastik
5. Spray gun
6. Mesin roll ironing
7. Mesin toggling
8. Gunting
9. Cutter
10. Nampan
11. Busa pengulas
Bahan :
1. Kulit domba kras yang sudah dicat dasar
2. Air
3. Hustapol NID
4. Liquid Dyestuff
5. PU AP 39
6. Euderm compact UP-E
7. Melio resin A77
8. FI-50
9. Ethyl glycol
10. Melio EW348
11. Melio Top 239
12. AS 6
13. Wax top
7
B. Formulasi
8
9
BAB III
PELAKSANAAN PROSES
A. Cara Kerja
1. Sortasi dan grading kulit bahan baku, agar dapat mengetahui kualitas kulit
4. Proses coating dengan cara didroptest, ditetesi air pada bagian kulitnya lalu
diamati penyerapannya
6. Proses staining (1st coat) dengan menggunakan air dan liquid dyestuff. Bahan
ditimbang terlebih dahulu kemudian proses pencampuran bahan dengan
larutan dyestuff diencerkan dengan pelarut air secara perlahan sambil diaduk.
Kemuadian larutan 1st disaring. Kemudian proses pengaplikasian dengan
menggunakan spray gun 1 kali spray lalu keringkan
10
8. Setelah kering, kemudian dilakukan pengecekan dengan menarik kulit,
ternyata di pori pori kulit terlihat warnanyaa berbeda (lebih muda), sehingga
perlu dilakukan spray dengan pementangan. Spray 1 kali cross
9. Pewarnaan ke 3 atau 3rd coat dengan menggunakan air, compact UP-E, Melio
Resin A777, FI-50, Ethyl glycol, Melio top 239. Semua bahan tersebut
dicampur kemudian disaring. Larutan diaplikasikan spray 2 kali cross, dan
pastikan merata sampai ke area tepi kulit kemudian dikeringkan.
11. Setelah kering, kemudian kulit di roll ironing dengan suhu 100 derajat
celcius.
B. Hasil Praktikum
Hasil kulit akhir : Kulit domba untuk warna hitam (kras warna kurang
pekat_abu abu/ grey)
Pegangan : terlihat Soft dan lemas
Jumlah : 4 lembar
Luas : 22,6 sqft (6 sqft, 5,3 sqft, 6,3 sqft, 5 sqft)
Tebal : 0.75 – 0,8 mm (butt 0,76, belly 0,74, krupon 0,81, leher 0,78)
Operation : Finishing-Packing
Tipe Finishing : Full Anilin
Warna Finished : Hitam pekat mengkilap
Kualitas : IV
11
C. Pembahasan
12
kemudian mohair diperas agar larutan clearing tidak menetas ke meja/kulit.
Kemudian dilakukan pengulasan secara tipis dan merata lalu dikeringkan.
Sambil menunggu kulit kering, dilakukan persiapan untuk larutan 1st coat
(staining). Proses staining (1st coat) dengan menggunakan air dan liquid
dyestuff. Bahan ditimbang terlebih dahulu kemudian proses pencampuran bahan
dengan larutan dyestuff diencerkan dengan pelarut air secara perlahan sambil
diaduk. Kemuadian larutan 1st disaring. Proses pengaplikasian dengan
menggunakan spray gun, terlebih dahulu mengatur komponen spray gun yaitu
baut pengatur bentuk pancaran (needle adjusting screw), fluid control dan air
flow control. Kemudian menuangkan larutan 1st coat ke dalam tabung spray
gun. Kemudian pengaplikasian larutan 1st coat, dengan 1 kali spray cross,
setelah merata lalu dikeringkan. Setelah staining kulit akan berwarna hitam
gelap, sesuai warna dyesstuf yang dipilih. Selanjutnya pewarnaan ke 2 atau 2nd
coat dengan menggunkan air, LD, PU AP 39, Euderm compact, melioresin
A777, FI-50, Ethyl glycol. Adhesi dan penetrator di gunakan karena mempunyai
tujuan untuk membuat bahan yang tidak sejenis bisa melekat dan dapat masuk
ke penamang kulit dengan di bantu pentrator. Binder compact dan medium
mempunyai fungsi untuk melapisi kulit sesuai dengan dengan prinsip dari
finishing aniline yang lebih menonjolkan warna natural, filler sendiri bertujuan
untuk membuat pegangan kulit lebih padat. Bahan tersebut dicampurkan masing
masing bahan diencerkan dengan air untuk meminimalisis adanya
penggumpalan ketika dicampur dan larutan menjadi lebih homogen. Kemudian
bahan yang berbentuk emulsi dicampurkan terlebih dahulu sambil terus diaduk
pelan. Gunakan sedikit air untuk membersihkan larutan yang tersisa pada gelas.
Kemudian larutan disaring. Spray 1 kali cross, setelah merata lalu dikeringkan.
Setelah kering, kemudian dilakukan pengecekan dengan menarik kulit, ternyata
di pori pori kulit terlihat warnanyaa berbeda (lebih muda), sehingga perlu
dilakukan spray dengan pementangan. Larutan 2nd coating dispray 1 kali cross
kemudian dikeringkan. Proses pementangan menggunakan mesin toggling yang
memiliki tujuan untuk meregangkan kulit agar bahan – bahannya bisa masuk
dengan maksimal, selain itu untuk mendapatkan area yang lebih luas,
mengurangi kerutan, dan juga untuk menjaga agar produk barang jadi kulit
13
nantinya, tidak terlalu mulur atau berubah bentuk. Pewarnaan ke 3 atau 3rd coat
masih dalam kondisi dipentangan dengan tujuan yang sama. 3rd coat dilakukan
dengan menggunakan air, compact UP-E, Melio Resin A777, FI-50, Ethyl
glycol, Melio top 239. Semua bahan tersebut dicampur kemudian disaring.
Larutan diaplikasikan spray 2 kali cross, dan pastikan merata sampai ke area tepi
kulit kemudian dikeringkan. Dalam penggunaan bahannya tidak jauh berbeda
dari coating 2nd, sudah terlihat di formulasi bahwasannya compact binder makin
banyak di pergunakan sebab compact binder memiliki tujuan untuk membuat
keras lapisan binder agar dapat melindunggi kulit, penggunaan filler tetap di
lakukan karena di peruntukkan untuk penetrator dalam membuat kulit menjadi
lebih padat dan binder dapat masuk ke dalam kulit. Pewarnaan ke 4 dengan
menggunakan air, melio EW 348, AS 6, Wax top. wax dan hand modifier yang
di gunakan untuk lapisan teratas yang artinya mempunyai tujuan untuk membuat
kulit menjadi lebih berisi karena dia berperan sebagai filler. Water lacquer
sendiri memiliki tujuan untuk melindungi lapisan kulit yang di bawahnya serta
dapat mempengaruhi hasil dari visual kulit tersebut. Bahan tersebut dicampurkan
lalu dispray 2 kali cross, kemudian dikeringkan. Pada hasil akhirnya mengkilap
ataupun warnanya. Setelah kering, kemudian kulit di roll ironing dengan suhu
100 derajat celcius. Mesin roll ironing hampir sama dengan mesin Hydr.press,
hanya disini pemanas bukan berupa plat datar, melainkan berupa roll yang
dipanaskan. Terutama untuk kulit yang lemas, mesin ironing dapat menjaga
kelemasan kulit, dan tidak membuat menjadi padat seperti halnya pada mesin
hydraulic press. Hasil akhir kulit yang sudah di ironing akan rata berwarna hitam
mengkilap, finishingnya licin dan menutup. Umumnya kulit yang disetrika
dengan mesin ironing dapat lebih kilap dibanding dengan strika di mesin
hydr.presss.
14
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
2. Hasil akhir praktikum finishing full anilin adalah kulit soft, 4 kulit berwarna
hitam mengkilap dengan luas 22, 6 sqft, tebal antara 0,75-0,8 mm.
B. Daftar pustaka
15
Bobot Penilaian
No Penilaian Bobot nilai
1 Penulisan naskah 10
2 Latar belakang, tujuan dan referensi 20
3 Kelengkapan data (alat, bahan, formulasi, cara
15
kerja/aplikasi, kontrol proses, dll)
4 Pembahasan 40
5 Originalitas 15
16