OLEH
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
1
TATA TERTIB PRAKTIKUM
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keinginan/tuntutan konsumen terhadap produk kulit dari waktu ke waktu
terus berkembang yang pada awalnya pembeli sudah puas hanya pada fungsi
produk, kemudian berkembang pada kenyamanan, namun saat ini konsumen
tidak berhenti pada kenyamanan saja melainkan sudah lebih kepada rasa aman
ketika menggunakan produknya artinya dengan perkembangan diatas
produsen harus memikirkan bagaimana bisa memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Perusahaan penyamakan kulit secara umum setelah proses produksi selesai
sebelum barang dipasarkan, secara periodik bagian QC (quality Control) akan
melakukan pengujian baik pengujian fisis, organoleptis maupun kimiawi
untuk mengetahui kualitas produknya, hal itu dilakukan untuk menjamin
bahwa kulit yang dijual sudah memenuhi persyaratan dan untuk memberikan
kepuasan terhadap konsumen selain juga sebagai upaya untuk menjaga
stabilitas produk kulit yang dihasilkan. Perusahaan penyamakan kulit Selain
melakukan pengujian terhadap produk juga melakukan pengujian terhadap
limbah yang ditimbulkan dari proses produksinya guna menjaga agar
lingkungannya bebas dari pencemaran.
Pengujian tidak dapat dipisahkan dari pengendalian mutu, Mutu adalah
suatu obyek yang abstrak, yaitu sesuatu yang bernilai mahal, tahan lama, kuat
dan memenuhi keinginan consumen. Mutu Menurut SNI 19-8402-91 adalah
karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan
kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang
tersirat. Sedangkan ISO 8402 (1986) mendefinisikan mutu sebagai totalitas
dari wujud dan ciri suatu barang maupun jasa yang didalamnya terkandung
rasa aman dan pemenuhan kebutuhan pengguna. Di Indonesia masalah mutu
tidak bisa lepas dari standar yang ada yaitu SNI (Standar Nasional Indonesia).
3
Hal ini karena industry kulit kebanyakan menggunakan SNI sebagai alat
untuk mengukur/menilai kualitas kulitnya
Berdasarkan definisi tersebut maka suatu barang atau jasa dikatakan
bermutu bila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan
2. Memuaskan keinginan konsumen
3. Sesuai persyaratan yang ditentukan
4. Sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
5. Ekonomis.
Untuk itu pengujian/pengendalian mutu sangat penting dilakukan karena dapat
meningkatkan indeks kepuasan mutu (quality satisfaction index), produktivitas
dan evisiensi, laba/keuntungan, pangsa pasar, moral dan semangat karyawan,
serta kepuasan pelanggan
B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya pengujian mutu/kualitas kulit adalah:
1. Mengetahui/menentukan kualitas kulit secara umum.
Maksudnya: dengan melalui pengujian mutu contoh kulit akan bisa
mengetahui mutu/kualitasnya kulit secara keseluruhan/hasil produksi yang
selanjutnya dibandingkan dengan standar (SNI).
2. Pengawasan mutu
Maksudnya setelah mengetahui hasil pengujian dapat melakukan
pengendalian terhadap bahan yang digunakan maupun formulasi pada
proses yang dilakukan sehingga stabilitas produk terjamin.
3. Mengevaluasi dan memperbaiki proses produksi kulit.
Maksudnya: jika ternyata hasil pengujian menunjukkan mutu/kualitas kulit
yang kurang baik, maka bisa mengevaluasi tahapan-tahapan proses
pengolahan kulit yang telah dilakukan, selanjutnya akan menjadi dasar
perbaikan pada proses berikutnya dan harapannya akan memproduksi kulit
dengan kualitas yang lebih baik dari sebelum dilakukan pengujian.
4. Membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing .
4
Maksudnya: bila konsumen membawa contoh kulit yang bermutu baik maka
pertama kali harus diuji (organoleptis dan fisis) selanjutnya hasil uji itu
menjadi dasar dalam rancangan proses penyamakan kulit, sesuai contoh dari
konsumen tadi, disusul pelaksanaan produksi, hasilnya diuji lagi, dilakukan
pematangan proses, dengan harapan mendapatkan hasil, sesuai contoh kulit
yang dikehendaki.
C. Manfaat
1. Kualitas dan Stabilitas produk terjaga.
2. Mutu produknya meningkat
3. Memberikan kepuasan pada konsumen.
4. Bagi perusahaan produsen dengan adanya label/sertifikasi dari lembaga
yang terpercaya, maka bisa melancarkan promosi, tanpa harus melakukan
tryal (meningkatkan kepercayaan konsumen).
5
BAB II
Berikut persyaratan mutu untuk kulit bagian atas alas kaki – kulit boks.
6
Tabel 1. Syarat Mutu Kulit bagian atas alas kaki – Kulit Boks (SNI 0234-
2009)
7
Klas C : syarat I dan II dipenuhi, sedang kerusakan menurut uji III
maks 15%
Table 2. Syarat Mutu Kulit Jaket dari Kulit Sapi (SNI 06-0486-1989)
Kulit jaket dari kulit
NO Syarat-syarat Keterangan
sapi
A. KIMIAWI
1. Kadar air Maksimum 18%
2. Kadar abu jumlah Maks.2% diatas Cr2O3
3. Kadar Cr2O3 Minimum 3%
4. Kadar minyak/lemak 8-10%
5. pH pH 3,5–7,0 Dengan catatan
untuk pH 3,5-4,5
apabila
diencerkan 10
kali selisih pH
maks. 0,7
B. FISIS
1. Tebal 0,7-1,2 mm
2. Penyamakan Maksimum mengerut Uji rebus
10%
3. Ketahanan zwik dari Tidak retak
cat dan nerf
4. a. Kekuatan tarik Minimum 120 kg/cm2
b. Mulur pada Minimum 40%
waktu putus
5. Cat Dasar Tembus pada seluruh
penampang kulit
6. Ketahanan gosok cat
tutup
- Kering Tidak luntur
- Basah Tidak luntur
7. Ketahanan jahit Minimum 50 kg/cm
8. Ketahanan sobek Minimum 20 kg/cm
C. ORGANOLEPTIK
Kulit Tidak gembos
8
3. Kulit Sarung Tangan Golf
Menurut SII-0943-84
Definisi : kulit sarung tangan golf samak krom adalah kulit ternak kecil
yang disampak masak dengan bahan penyamakan krom, yang digunakan
untuk pembuatan sarung tangan golf.
Tabel 3. Syarat Mutu Kulit Sarung Tangan Golf Samak Krom (SII-0943-84)
B. FISIS
1. Tebal mm 0,3-0,7
2. Penyamakan - Masak
3. Ketahanan zwik - Nerf dan cat tidak retak
4. Kekuatan tarik Kg/cm2 Min 75
5. Kemuluran % Min 40
6. Ketahanan gosok cat tutup
- Kering**) Tidak luntur
- Basah**) Sedikit luntur
7. Ketahanan jahit Kg/cm Min 20,0
8. Ketahanan sobek Kg/cm Min 50,0
C. ORGANOLEPTIK
1. Kelemasan kulit Cukup lemas
2. Keadaan kulit Tidak lepas
3. Cat Rata
Keterangan:
*)
pH 3,5-4,5 bila diencerkan 10 kali selisih pH sebelum dan sesudah
diencerkan harus < 0,7.
**)
Persyaratan ini hanya untuk kulit sarung tangan golf yang dicat tutup.
9
4. Kulit Sarung Tangan dan Jaket domba/kambing
Menurut SNI 06-0250-1989
Definisi: kulit sarung tangan/jaket, adalah kulit yang berukuran kecil
disamak dengan krom, khusus digunakan untuk pembuatan sarung tangan
dan jaket.
PHYSIS
1. Tebal rata rata rata rata
2. Penyamakan masak masak masak masak
3. Ketahanan nerf tidak nerf tidak nerf tidak nerf tidak
zwik pecah pecah pecah pecah
(Lastibility)
4. Tegangan tarik 100 kg/cm2 100 kg/cm2 100 kg/cm2 100 kg/cm2
(Tensile
Strength)
5. Ketahanan Min 50% Min 50% Min 50% Min 50%
regang
ORGANOLEPTIK
1. Kerusakan Kurang 4% Kurang 10% Kurang 15% Kurang 20%
2. Kulit Tidak Tidak Tidak Tidak
gembos gembos gembos gembos
3. Ketahanan Perlawanan Perlawanan Perlawanan Perlawanan
sobek kuat kuat kuat kuat
4. Kelentingan Elastis Elastis Elastis Elastis
5. Ketahanan
gosok cat
a. Basah Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
luntur luntur luntur luntur
b. Kering Tidak luntur Tidak luntur Tidak luntur Tidak luntur
10
B. Kulit samak Nabati
1. Kulit Sol (sapi)
Menurut SII-0019-79
Definisi: kulit sol sapi ialah kulit matang berasal dari kulit sapi yang
disamak dengan zat penyamak nabati dan umumnya digunakan untuk sol
pada pembuatan sepatu.
Syarat Mutu
Jenis Uji Satuan Keterangan
Minimum maksimum
A. KIMIAWI
1. Kadar air % - 18
2. Kadar abu jumlah % - 2,5
3. Kadar
gemuk/lemak % - 2,0
4. Kadar Zat Larut
Air % - 10
5. Derajat
penyamakan % 60 95
6. pH - 3,5 7,0
B. FISIS
1. Tebal mm 1,5 2,0 Pengeras muka (PDH)
2,0 2,5 Pengeras muka (PDL)
1,5 2,0 Pengeras belakang
(PDH)
2,0 2,5 Pengeras belakang
(PDH)
2,5 3,5 Penguat tangah (PDH)
2,5 3,0 Penguat tengah (PDL)
2,5 3,5 Pengisi telapak kaki
muka (PDL)
2,5 3,5 Pengisi telapak kaki
muka (PDL)
3,0 3,5 Pita (PDH)
3,0 3,5 Sol dalam (PDH)
3,5 4,0 Sol dalam (PDL)
3,5 4,0 Sol tengah (PDL)
4,5 5,0 Soal luar (PDH)
3,0 3,5 Lapis hak (PDH)
3,8 4,2 Lapis hak (PDL)
2. Penyamakan % Masak
3. Penyerapan air
a. 2 jam % 50
b. 24 jam % 60
11
4. Ketahanan tarik kg/cm2 250
5. Ketahanan aus
a. Indek berat 1.000
b. Indek tebal 5.000
6. Ketahanan Tidak retak
bengkuk
7. Berat jenis
C.ORGANOLEPTIK
1. Bagian nerf Licin, rata Warna makin muda
2. Bagian daging Bersih dari makin baik, makin
3. Warna bekas sisa daging bersih makin baik
potongan/ dan bekas
Penampang potongan
pisau rata
4. Keadaan kulit Dipres padat
12
Tabel 6. Syarat Mutu Kulit Lapis Domba/Kambing Samak Kombinasi
krom dan Nabati (SNI 06-0463-1989)
ORGANOLEPTIK
1. Nerf Licin, warna muda
rata
2. Bagian daging Bersih dari sisa
daging
3. Keadaan kulit Cukup lemas
13
2. Kulit Pikel
Adalah kulit mentah yang diproses dengan menambahkan asam dengan atau
tanpa larutan garam dipersiapkan untuk penyamakan atau pengawetan.
3. Penyamakan Mineral
Adalah proses penyamakan dengan bahan penyamak mineral, utamanya
dengan garam chrome, alumunium, zirconium dan atau mineral lain.
4. Penyamakan Nabati
Adalah proses penyamakan dengan tumbuhan dan/atau ekstrak tumbuhan yang
mengandung bahan penyamak nabati (tannin).
Contoh kulit jadi yang diamak nabati: kulit sol dan kulit lapis.
6. Kulit Jadi
Adalah kulit hewan yang sudah disamak sampai proses penyelesaian dapat dengan
bulu atau wol dan siap untuk dipergunakan sebagai bahan baku untuk barang-barang
kulit
14
Dasar penentuan kerusakan adalah: jenis kerusakan, berat/ringannya
kerusakan, banyaknya kerusakan, lokasi kerusakan dan tujuan penggunaan kulit
jadi.
1. Jenis kerusakan
a. Pembusukan karena bateri pembusuk
b. Bekas irisan pada bagian daging, karena pisau sayatan yang mendalam
c. Lubang-lubang, karena pengerjaan mekanik
d. Cacat, karena penyakit
e. Bekas luka-luka, pada bagian nerf
f. Verus (urat darah), umumnya pada kulit yang kurus.
3. Banyaknya kerusakan
Mutu kulit sangat dipengaruhi oleh banyaknya kerusakan dibanding luas kulit.
4. Lokasi kerusakan
Tempat dimana kerusakan itu terdapat pada area kulit, sangat menentukan
mutu kulit, ditempat penting/kurang penting.
15
Klasifikasi kulit, penentuan klas/grading didasarkan pada uji organoleptis adalah
sebagai berikut:
Klas I
1. Luas kerusakan ≤ 4% dari luas kulit
2. Tidak boleh ada kerusakan karena bakteri pembusuk
3. Kerusakan ringan
4. Kerusakan tidak pada bagian yang penting
5. Struktur baik dan padat
Klas II
1. Luas kerusakan ≤ 10% dari luas kulit
2. Tidak boleh ada kerusakan karena bakteri pembusuk
3. Kerusakan ringan
4. Kerusakan tidak pada bagian yang penting
5. Struktur baik dan padat
Klas III
1. Luas kerusakan ≤ 15% dari luas kulit
2. Kerusakan berat pada bagian kurang penting
3. Kerusakan agak berat pada bagian sedikit penting
4. Kerusakan ringan pada bagian penting
5. Struktur kulit sedang, tidak boleh ada bagian yang mengeras.
Klas IV
1. Luas kerusakan ≤ 20% dari luas kulit
2. Kerusakan berat pada bagian nerf tetapi tidak tembus ke bagian daging
3. Kerusakan berat dan ringan boleh pada bagian penting
4. Struktur kulit sedang, tidak boleh ada bagian yang mengeras.
Klas V
1. Luas kerusakan > 20% dari luas kulit
2. Dapat dikatakan kulit rejek, karena sudah tidak berguna lagi.
16
Pembagian kulit berdasarkan tempat penting, sedikit penting dan kurang penting
adalah sebagai berikut:
B
C
A E
17
Skema Proses Pengujian Fisis Kulit
Menentukan Tanding
Pengujian Organoleptis
Pengujian Fisis
18
BAB. III
CARA PENGAMBILAN CONTOH KULIT
(SNI 06-0642-1989)
Satu Tanding
Adalah satu kelompok kulit hasil produksi yang terdiri dari kulit sejenis
(sapi/kambing/domba) dan semacam (samak krom/atasan sepatu/sol) dengan
ukuran sama dari satu metode proses yang sama dan dari hasil produksi yang
berurutan (selang waktu yang dekat).
19
Table 8. Jumlah Contoh Kulit untuk Uji Fisis dan Kimiawi
1. s/d - 50 2
2. 51 - 500 3
3. 501 - 3.200 5
4. > - 3.200 8
20
BAB IV
12,5 cm Al
5 cm
All B
c
LEHER
KRUPON
PERUT
21
5. Tentukan daerah contoh uji dengan menentukan titik Al yang berjarak
12,5 cm dari titik A (di garis punggung) dan titik All yang berjarak 5 cm dari
titik A (kebawah)
6. Buat garis lurus dititik Al,
┴ garis punggung
Buat garis lurus dititik All, ∕∕ garis punggung
Kedua garis bertemu (berpotongan) dititik B.
garis punggung dan ∕∕ garis punggung, bidang
7. Dari titik B dibuat garis
┴
yang terjadi adalah daerah contoh uji.
10 cm
10 cm
30 mm 10 mm 30 mm
30 mm 50 mm 30 mm
22
3. Contoh Uji untuk Pengujian Ketahanan Gosok Cat Tutup
Kulit dipotong berupa empat persegi panjang seperti gambar sebanyak 2
potong dari bagian krupon.
3 cm
22 cm
2cm
20 cm
7 cm
23
6. Contoh Uji untuk Pengujian Ketahanan Letup
Kulit dipotong berupa lingkaran dengan diameter 9,4 cm, sebanyak 2
potong, diambil dari bagian krupon.
9,4 cm
7. Contoh Uji untuk Pengujian Kekuatan Jahit (Jaket dan Sarung tangan)
Kulit dipotong berupa segi empat dengan ukuran (50 x 25) mm, sebanyak 2
potong, diambil dari bagian krupon.
kawat 50 mm
B
A
9,5 mm
X
6 mm 25 mm
Y
9,5 mm
C D
A I B 25 mm 20 mm
II
100 mm
24
9. Contoh Uji untuk Pengujian Ketahanan Keringat
Kulit dipotong berupa segi empat, sebanyak 2 potong, diambil dari bagian
krupon.
20 mm 30 mm
6 mm
14 mm
25
BAB V
PRAKTEK PENGUJIAN ORGANOLEPTIS
KULIT SAMAK KROM
26
C. Uji Ketahanan Sobek
Cara kerja:
1. Kulit diiris ditengah-tengah bagian perut, 1 cm dari bagian tepi, sepanjang
4 cm, irisan ditarik dengan dua jari, hingga memperpanjang sobekan.
2. Jika ada perlawanan yang cukup kuat dan bekas sobekan seratnya panjang
menunjukkan kulit cukup kuat atau ketahanan sobek tinggi.
3. Jika ditarik tidak memberikan perlawanan dan bekas seratnya pendek
menunjukkan kulit kurang kuat atau ketahanan sobek rendah.
D. Uji Kelentingan
Cara kerja:
1. Kulit dibengkuk menurut garis punggung bagian nerf sebelah luar ditekan
dengan tangan naik turun
2. Dinyatakan kelentingan tinggi jika dirasakan adanya perlawanan untuk
kembali keadaan semula kalau tekanan dihilangkan (segera kembali).
27
BAB VI
PRAKTEK PENGUJIAN FISIS KULIT SAMAK KROM
28
f. Ukur luas kulit setelah perebusan, tempel pada kertas dan digambar,
disebut contoh uji L2
g. Dikatakan masak jika penyusutan kurang dari 10%.
3. Perhitungan
Keterangan :
L1 = luas kulit sebelum dipanaskan
L2 = luas kulit sesudah dipanaskan
29
- Pastikan alat pada titik nol
- Hidupkan alat, ikuti tarikan kulit sambil mencatat pertambahan
panjang kulit hingga kulit putus (kecepatan 25 cm/menit)
- Catat angka/data berat beban (kg)
- Catat angka/data panjang kulit pada waktu putus
- Hitung kuat tarik
- Hitung perpanjangan putus (kemuluran).
b. Instruksi Kerja Tensile Strength Testing Machine GT – 01
30
Name : di isi metode yang di gunakan, missal SNI, ASTM, ISO
Control Value (kecepatan Tarik tanpa beban): di isi nilai sesuai yang
ada pada metode
Break ( beban tarikan untuk memutus cuplikan isi sesuai yang ada pada
metode
Zero, pilih All zero
Next proses pilih End
Klik Ok
9. Pasang Sampel sampai kencang dan presisi
10. Klik zero
11. Klik Test
12. Biarkan posisi tensil berjalan sampai berhenti dengan sendirinya , (
untuk sampel yang sama pengulangan dilanjut ke no. 7)
13. muncul tampilan “ save data?’
14. Pilih save data, simpan dalam folder beri nama file
15. Untuk melihat report tekan open record, lihat nama file yang di uji.
16. Klik test result, Edit Report isi data
17. Untuk data sampel pada print out,
Nama sampel :
Hari :
Tanggal :
Analis
Kode sampel
Klik save
18. Untuk print hasil pilih result select :
Kuat Tarik kulit
Kuat sobek kulit
Kuat sobek karet
4. Perhitungan:
a. Kuat Tarik Kulit
Keterangan:
X = lebar kulit
Y = tebal kulit
b. Kemuluran Kulit
31
Keterangan:
32
E. Pengujian Ketahanan Zwik
1. Bahan
Contoh kulit lembaran (utuh/side)
2. Alat
Logam aluminium dengan garis tengah 8 mm
3. Cara Kerja
a. Tekan contoh kulit pada bagian daging dengan alat
b. Amati bagian nerf
Apakah nerf dan cat tutup pecah atau tidak, jika pecah menunjukkan
proses cat tutup kurang baik.
F. Penyerapan Air
Penyerapan air adalah seberapa kepadatan/berisinya kulit yang diukur dengan
kemampuan penyerapan air dalam waktu tertentu. Jika penyerapan air terlalu
tinggi menunjukkan bawah kulit kurang berisi.
1. Bahan
Contoh uji kulit dalam bentuk lingkaran dengan diameter 7 cm, aquades
2. Alat
Kubelka, petri disk, gelas ukur, pinset, timbangan elektrik dan gelas arloji.
3. Cara Kerja
a. Dengan alat Kubelka
- Siapkan contoh uji
- Pasang kulit pada alat kubelka dengan posisi nerf diatas
- Siapkan aquades sebanyak 75 ml dengan gelas ukur
- Masukkan ke dalam labu kubelka
- Labu selanjutnya dihubungkan dengan bagian kulit
- Kubelka dibalik sehingga air mengalir kebagian kulit
- Rendam selama 2 jam
- Alat dibalik, tunggu 10 menit
- Hitung pengurangan air, sebagai hasil penyerapan air selama 2 jam
33
- Lanjutkan perendaman selama 24 jam, alat dibalik tunggu 10 menit
- Hitung pengurangan air, sebagai hasil penyerapan air selama 24 jam
- Buat perlakuan ulangan (2 x) untuk mendapatkan hasil yang teliti
- Percobaan di atas dilakukan lagi untuk kulit dengan posisi flesh diatas.
b. Dengan alat Petri disk (dilakukan bila alat Kubelka tidak tersedia)
- Timbang contoh uji (B1)
- Siapkan aquades sebanyak 30 ml dengan gelas ukur, masukkan ke
dalam petri disk
- Masukkan kulit dengan nerf di atas dan nerf di bawah masing-masing
ke dalam petri disk
- Rendam selama 2 jam, tiriskan dan timbang (B2)
- Hitung penyerapan air selama 2 jam
- Lanjutkan perendaman selama 24 jam, tiriskan dan timbang (B3)
- Hitung penyerapan air selama 24 jam
- Untuk mendapatkan hasil yang teliti, buatlah ulangan (2x).
4. Perhitungan
a. Dengan alat kubelka
Keterangan:
34
Keterangan:
G. Ketahanan Letup
Ketahanan letup adalah pengujian kekuatan serat kulit terhadap tekanan yang
ditunjukkan dengan angka yang diperoleh pada alat.
1. Bahan
Contoh uji dengan bentuk lingkaran berdiametr 9,4 cm
2. Alat
Bursting tester, penggaris, pengukur ketebalan kulit (thickness gauge).
3. Cara Kerja
a. Ukur ketebalan kulit pada bagian tengah
b. Tekan ON pada Main Power, kulit dipasang dengan tekanan 20-25
c. Putar tombol H kekiri (menurunkan pelumas)
d. Tekan Main Power
e. Putar tombol hidrolik ke kanan
f. Tekan ON pada tombol Power Sof Ware (posisi: lb, comp, break)
g. Tekan test start (1x)
h. Tekan test start (2x)
i. Tekan tombol Main Power (MP)
j. Tekan RE CALL untuk mengetahui peaknya (lb)
k. Bila ingin ke kg bisa pindah ke kg
l. Matikan semua, tombol H kembalikan ketengah.
4. Perhitungan
35
Keterangan:
4. Perhitungan
36
I. Kekuatan Sobek (Pengujian untuk Kulit Jaket dan Sarung Tangan)
1. Bahan
Contoh uji dari kulit jaket dan sarung tangan (lihat gambar halaman 24)
2. Alat
Penggaris, pensil perak, dan mesin Tensile Strength.
3. Cara Kerja
a. Contoh uji diukur tebalnya pada bagian BC
b. Sobek pada I dan II, masing-masing dijepit pada mesin dengan arah
berlawanan
c. Mesin dihidupkan dengan kecepatan tarikan 2,5-5 cm/menit sampai kulit
putus
d. Hasil uji dapat dilihat pada alat.
4. Perhitungan
37
BAB VII
PRAKTEK PENGUJIAN ORGANOLEPTIS DAN FISIS
KULIT SAMAK NABATI (KULIT SOL DAN LAPIS)
A. Pengujian Organoleptis
Pengujian organoleptis kulit meliputi: pengujian-pengujian bagain nerf, bagian
daging, warna penampang dan keadaan kulit.
1. Bagian nerf
Diamati dan dipegang tentang keadaan permukaan harus dilicinkan, cacat
dihitung sebagai presen dari luas permukaan kulit, kerataan warna harus
coklat muda.
2. Bagian daging
Diamati sisa daging dan bekas potongan pisau, cacat dihitung sebagai
prosen dari luas permukaan kulit.
3. Warna pada penampang/bekas potongan
Diiris pada bagian yang tebal lalu diamati penampangnya berwarna coklat
tanpa ada lapisan yang putih (tak tersamak).
4. Keadaan kulit
Diamati bentuk, dipres padat dengan cara dibengkuk dengan tangan.
Untuk kulit lapis bagian nerf halus seperti sutera, lunak berisi dan bersifat
elastis, tidak mudah ditarik, nerf tidak pecah bisa dilipat dua dan ditekan kuat,
bila disobek dengan arah tegak lurus punggung harus ada perlawanan yang
kuat.
B. Pengujian Fisis
Untuk pengujian fisis kulit sol meliputi: pengujian tebal kulit, penyamakan
(kemasakan), ketahanan aus, kekuatan tarik dan kekuatan regang, penyerapan
air dan pengujian berat jenis.
38
1. Pengujian Ketebalan Kulit
a. Alat
Penggaris, pensil perak, pengukur tebal kulit (Ticknees gauge)
b. Cara Kerja
- Contoh kulit ditebarkan pada bagian yang rata
- Ukur tebal kulit pada bagian punggung dengan jarak 5 cm ke bawah
dari garis punggung, diambil 3 titik dengan jarak yang sama.
- Ukur tebal pada bagian perut dengan jarak 15 cm dari tepi, diambil 2
titik.
- Dari hasil pengukuran dirata-rata (untuk mendapatkan tebal kulit).
Bila tebal kulit minim, maka angka yang paling kecil dari 5 bagian,
bila tebal kulit maksimum, maka angka yang paling besar dari 5
bagian.
1 mm
10 mm
39
- Kulit dinyatakan masak bila tidak terjadi kebengkakan dan
penampang tidak transparan
- Sebaliknya jika penmapang transparan dan kulit membengkak,
menujukkan penyamakan nabati kurang sempruna.
d. Perhitungan
40
4. Pengujian Kekuatan Regang dan Kekuatan Tarik
Kuat tarik disini yang dimaksud adalah seberapa besar kekuatan yang
dibutuhkan untuk menarik kulit pada luas tertentu hingga putus.
a. Bahan
Contoh uji dengan bentuk tertentu dan ukuran tertentu (lihat gambar
halaman 21).
b. Alat
Tensile strength tester, penggaris, pengukur ketebalan kulit (Ticknees
gauge) dan pensil perak.
c. Cara Kerja
Alat manual
- Siapkan contoh uji kulit sebanyak 2 buah, satu lembar contoh uji kulit
searah serat (membujur) dan satu lembar contoh uji kulit melintang
- Ukur ketebalan pada bagian kulit yang ditarik pada 3 tempat (a, b, c),
ambil yang terkecil dari ketiga ukuran sebagai tebal kulit.
- Ukur lebar pada bagian kulit yang ditarik pada 3 tempat (a, b, c),
ambil yang terkecil dari ketiga ukuran sebagai lebar kulit.
- Pasang pada pesawat hingga jarak 2 jepitan 5 cm
- Pastikan alat pada titik nol
- Hidupkan alat, ikuti tarikan kulit sambil mencatat pertambahan
panjang kulit hingga kulit putus (kecepatan 25 cm/menit)
- Catat angka/data berat beban (kg)
- Catat angka/data panjang kulit pada waktu putus
- Hitung kuat tarik
- Hitung perpanjangan putus (kemuluran).
41
Instruksi Kerja Tensile Strength Testing Machine GT – 01
42
13. muncul tampilan “ save data?’
14. Pilih save data, simpan dalam folder beri nama file.
15. Untuk melihat report tekan open record, lihat nama file yang di uji.
16. Klik test result, Edit Report isi data
17. Untuk data sampel pada print out,
Nama sampel :
Hari :
Tanggal :
Analis
Kode sampel
Klik save
18. Untuk print hasil pilih result select :
Kuat Tarik kulit
Kuat sobek kulit
Kuat sobek karet
d. Perhitungan:
Kuat Tarik Kulit
Keterangan:
X = lebar kulit
Y = tebal kulit
Kemuluran Kulit
Keterangan:
43
5. Pengujian Penyerapan Air
Penyerapan air adalah seberapa kepadatan/berisinya kulit yang diukur
dengan kemampuan penyerapan air dalam waktu tertentu. Jika penyerapan
air terlalu tinggi menunjukkan bawah kulit kurang berisi.
a. Bahan
Contoh uji kulit dalam bentuk lingkaran dengan diameter 7 cm, aquades
b. Alat
Kubelka, petri disk, gelas ukur, pinset, timbangan elektrik dan gelas
arloji.
c. Cara Kerja
Dengan alat Kubelka
- Siapkan contoh uji
- Pasang kulit pada alat kubelka dengan posisi nerf diatas
- Siapkan aquades sebanyak 75 ml dengan gelas ukur
- Masukkan ke dalam labu kubelka
- Labu selanjutnya dihubungkan dengan bagian kulit
- Kubelka dibalik sehingga air mengalir kebagian kulit
- Rendam selama 2 jam
- Alat dibalik, tunggu 10 menit
- Hitung pengurangan air, sebagai hasil penyerapan air selama 2 jam
- Lanjutkan perendaman selama 24 jam, alat dibalik tunggu 10 menit
- Hitung pengurangan air, sebagai hasil penyerapan air selama 24 jam
- Buat perlakuan ulangan (2 x) untuk mendapatkan hasil yang teliti
- Percobaan di atas dilakukan lagi untuk kulit dengan posisi flesh diatas.
Dengan alat Petri disk (dilakukan bila alat Kubelka tidak tersedia)
- Timbang contoh uji (B1)
- Siapkan aquades sebanyak 30 ml dengan gelas ukur, masukkan ke
dalam petri disk
- Masukkan kulit dengan nerf di atas dan nerf di bawah masing-masing
ke dalam petri disk
- Rendam selama 2 jam, tiriskan dan timbang (B2)
44
- Hitung penyerapan air selama 2 jam
- Lanjutkan perendaman selama 24 jam, tiriskan dan timbang (B3)
- Hitung penyerapan air selama 24 jam
- Untuk mendapatkan hasil yang teliti, buatlah ulangan (2x).
d. Perhitungan
Dengan alat kubelka
Keterangan:
Keterangan:
45
c. Cara Kerja
- Contoh uji ditimbang (B gram)
- Masukkan 15 ml air raksa ke dalam gelas ukur (VI)
- Masukkan contoh uji yang diukur panjangnya kira-kira setinggi air
raksa
- Tekan contoh uji dengan pinset agar posisi kulit dapat berdiri lurus
- Karena ada tekanan kulit maka air raksa volume akan naik
- Amati dan ukur kenaikkan volume (V2)
- Hitung berat jenis kulit
V2
V1
d. Perhitungan
46
DAFTAR PUSTAKA
Sri Pertiwi, 1998, Mutu Produk dan Pengawasan Mutu, dalam Diklat Standarisasi
dan Ecobelling untuk Industri Kulit.
SNI 0391 : 2020, Kulit – Istilah dan Difinisi; Badan Standar Nasional.
SII-018-1979/SNI-06-0234-1989, Mutu dan Cara Uji Kulit Box.
SNI 06 – 1795 – 1990 Cara Uji Kekuatan Tarik dan kemuluran kulit
SNI 06-0486-1989, Syarat Mutu Kulit Jaket dari Kulit Sapi.
PENUTUP
47
Setelah disampaikan cara pengujian organoleptis dan fisis dari kulit
samak krom dan nabati secara berurutan, namun demikian untuk mendapatkan
hasil yang akurat tentunya harus didukung dengan peralatan yang standar dan
dikalibrasi disamping metode yang benar, serta SDM yang menguasai/terampil
dalam menggunakan alat, dan ketelitian dalam melakukan pengamatan.
Oleh karenanya Standar Nasional Indonesia tentang kulit, dapat
digunakan sebagai pedoman/referensi dalam menentukan kualitas kulit tersamak.
48