Anda di halaman 1dari 49

PETUNJUK PRAKTEK

PENGUJIAN ORGANOLEPTIS DAN FISIS KULIT

OLEH

TITIK ANGGRAINI, B.Sc, SE, MM

KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
POLITEKNIK ATK YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Buku panduan ini disusun dalam rangka untuk memberikan kemudahan


bagi mahasiswa dalam memahami tentang tujuan, manfat dan cara melakukan
pengujian terhadap kulit jadi yang sudah disamak dengan mengunakan bahan
penyamak nabati maupun mineral (krome) berdasarkan Standar Nasional
Indonesia, standar yang digunakan sebagai referensi beberapa mengacu pada SNI
yang sudah direvisi, namun ada juga yang lama mengingat SNI yang terbaru tidak
ada perubahan yang signifikan.
Buku petunjuk praktikum ini merupakan revisi dari buku petunjuk
praktikum sebelumnya, dengan menyesuaikan kebutuhan dan kondisi dilapangan
serta kondisi operasi berdasarkan pengalaman praktek.
Harapan dari penyusun dengan adanya buku pedoman ini mahasiswa dapat
melaksanakan pengujian secara mandiri, kemudian membandingkan hasil
pengujiannya dengan standar yang ada, sehingga dapat mengetahui apakah kulit
yang diuji sudah atau belum memenuhi standar.
Karena terbatasnya waktu praktikum serta alat-alat yang tersedia, maka
pelaksanaan praktektikum pengujian organoleptis dan fisis untuk kulit samak
mineral (krome) hanya dilakukan pada kulit upper/ jaket/ sarung tangan dan kulit
samak nabati pada kulit lining/ sol, baik kulit kambing maupun sapi, dan jenis
pengujian untuk organoleptis maupun pengujian fisis menyesuaikan alat yang
tersedia .

Yogyakarta, Februari 2022

1
TATA TERTIB PRAKTIKUM

Tata tertib berikut perlu ditetapkan dimaksudkan agar praktikum


organoleptis dan fisis kulit dapat berjalan tertib, lancar dan aman serta untuk
menghindarkan dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Tata tertip yang harus ditaati oleh praktikan adalah sebagai berikut :
1. Praktikan hadir 5 menit sebelum acara praktikum dimulai.
2. Praktikan wajib mengenakan jas praktek untuk melindungi diri dari zat-zat
kimia maupun alat-alat yang digunakan.
3. Praktikan menyiapkan materi praktikum dalam bentuk ringkasan yang meliputi
alat, bahan dan cara kerja yang akan dilakukan dan dikupulkan sebelum
praktikum dimulai.
4. Praktikan mengebon alat dan bahan yang akan digunakan sebelum melakukan
praktikum dan mengembalikan dalam keadaan bersih setelah praktikum
selesai.
5. Praktikan dilarang makan atau minum saat praktikum.
6. Praktikan wajib mengikuti seluruh acara praktikum
7. Bila merusakkan /memecahkan/ menghilangkan alat praktikan segera melapor
kepada petugas lab/laboran dan wajib mengganti.
8. Setiap selesai praktikum, Praktikan wajib membuat laporan sementara
(kelompok) dan laporan resmi secara individu setelah semua acara
praktikum selesai dipraktekkan.
9. Membersihkan tempat praktek setelah selesai praktikum.
10. Sebelum meninggalkan ruang praktikum pastikan listrik, kipas angin /AC,
kran air, kompor dll dalam keadaan mati ( jika tidak digunakan ).

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keinginan/tuntutan konsumen terhadap produk kulit dari waktu ke waktu
terus berkembang yang pada awalnya pembeli sudah puas hanya pada fungsi
produk, kemudian berkembang pada kenyamanan, namun saat ini konsumen
tidak berhenti pada kenyamanan saja melainkan sudah lebih kepada rasa aman
ketika menggunakan produknya artinya dengan perkembangan diatas
produsen harus memikirkan bagaimana bisa memenuhi kebutuhan dan
keinginan konsumen.
Perusahaan penyamakan kulit secara umum setelah proses produksi selesai
sebelum barang dipasarkan, secara periodik bagian QC (quality Control) akan
melakukan pengujian baik pengujian fisis, organoleptis maupun kimiawi
untuk mengetahui kualitas produknya, hal itu dilakukan untuk menjamin
bahwa kulit yang dijual sudah memenuhi persyaratan dan untuk memberikan
kepuasan terhadap konsumen selain juga sebagai upaya untuk menjaga
stabilitas produk kulit yang dihasilkan. Perusahaan penyamakan kulit Selain
melakukan pengujian terhadap produk juga melakukan pengujian terhadap
limbah yang ditimbulkan dari proses produksinya guna menjaga agar
lingkungannya bebas dari pencemaran.
Pengujian tidak dapat dipisahkan dari pengendalian mutu, Mutu adalah
suatu obyek yang abstrak, yaitu sesuatu yang bernilai mahal, tahan lama, kuat
dan memenuhi keinginan consumen. Mutu Menurut SNI 19-8402-91 adalah
karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan
kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang
tersirat. Sedangkan ISO 8402 (1986) mendefinisikan mutu sebagai totalitas
dari wujud dan ciri suatu barang maupun jasa yang didalamnya terkandung
rasa aman dan pemenuhan kebutuhan pengguna. Di Indonesia masalah mutu
tidak bisa lepas dari standar yang ada yaitu SNI (Standar Nasional Indonesia).

3
Hal ini karena industry kulit kebanyakan menggunakan SNI sebagai alat
untuk mengukur/menilai kualitas kulitnya
Berdasarkan definisi tersebut maka suatu barang atau jasa dikatakan
bermutu bila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan
2. Memuaskan keinginan konsumen
3. Sesuai persyaratan yang ditentukan
4. Sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku
5. Ekonomis.
Untuk itu pengujian/pengendalian mutu sangat penting dilakukan karena dapat
meningkatkan indeks kepuasan mutu (quality satisfaction index), produktivitas
dan evisiensi, laba/keuntungan, pangsa pasar, moral dan semangat karyawan,
serta kepuasan pelanggan

B. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya pengujian mutu/kualitas kulit adalah:
1. Mengetahui/menentukan kualitas kulit secara umum.
Maksudnya: dengan melalui pengujian mutu contoh kulit akan bisa
mengetahui mutu/kualitasnya kulit secara keseluruhan/hasil produksi yang
selanjutnya dibandingkan dengan standar (SNI).
2. Pengawasan mutu
Maksudnya setelah mengetahui hasil pengujian dapat melakukan
pengendalian terhadap bahan yang digunakan maupun formulasi pada
proses yang dilakukan sehingga stabilitas produk terjamin.
3. Mengevaluasi dan memperbaiki proses produksi kulit.
Maksudnya: jika ternyata hasil pengujian menunjukkan mutu/kualitas kulit
yang kurang baik, maka bisa mengevaluasi tahapan-tahapan proses
pengolahan kulit yang telah dilakukan, selanjutnya akan menjadi dasar
perbaikan pada proses berikutnya dan harapannya akan memproduksi kulit
dengan kualitas yang lebih baik dari sebelum dilakukan pengujian.
4. Membandingkan produk sendiri dengan produk pesaing .

4
Maksudnya: bila konsumen membawa contoh kulit yang bermutu baik maka
pertama kali harus diuji (organoleptis dan fisis) selanjutnya hasil uji itu
menjadi dasar dalam rancangan proses penyamakan kulit, sesuai contoh dari
konsumen tadi, disusul pelaksanaan produksi, hasilnya diuji lagi, dilakukan
pematangan proses, dengan harapan mendapatkan hasil, sesuai contoh kulit
yang dikehendaki.

C. Manfaat
1. Kualitas dan Stabilitas produk terjaga.
2. Mutu produknya meningkat
3. Memberikan kepuasan pada konsumen.
4. Bagi perusahaan produsen dengan adanya label/sertifikasi dari lembaga
yang terpercaya, maka bisa melancarkan promosi, tanpa harus melakukan
tryal (meningkatkan kepercayaan konsumen).

5
BAB II

DEFINISI DAN STANDAR MUTU


DARI CONTOH KULIT

Seperti telah disampaikan diatas bawahwa praktikum pengujian Organoleptis dan


Fisis hanya dilakukan pada kulit samak crome untuk kulit upper/ jaket/ sarung
tangan dan kulit samak nabati untuk kulit lining/ sol, dan pengujian organoleptis
meliputi keretakan nerf, kelemasan, kelentingan, kelepasan nerf, kekuatan sobek,
kelepasan cat, ketahanan gosok cat, sedangkan untuk pengujian fisis meliputi
ketebalan, kemasakan, kuat tarik dan kemuluran, kelunturan/gosok cat, ketahan
letup, penyerapan air, ketahanan zwick, dan kekuatan jahit .

A. Kulit Samak Krom


Kulit samak krom adalah kulit yang disamak dengan menggunakan bahan
penyamak krome. Kulit- kulit yang biasa disamak dengan bahan penyamak
krome antara lain : kulit atasan sepatu (Upper leather), sarung tangan (glove),
garmen dll.

1. Kulit bagian atas alas kaki – Kulit Boks


Menurut SNI 0234 : 2009
Kulit bagian atas alas kaki – kulit boks adalah Kulit tersamak yang dibuat
dari kulit ternak besar (hide), disamak dengan bahan penyamak krom,
umumnya digunakan untuk bagian atas alas kaki. Sedangkan Gerhard
John, 1997; menyebutkan kulit atasan sepatu (Upper-leather) adalah semua
kulit yang digunakan dalam produksi sepatu khususnya untuk kontruksi
sepatu.

Berikut persyaratan mutu untuk kulit bagian atas alas kaki – kulit boks.

6
Tabel 1. Syarat Mutu Kulit bagian atas alas kaki – Kulit Boks (SNI 0234-
2009)

Penentuan mutu kulit boks menurut SII-018-1979/SNI-06-0234-1989


Kulit boks dibagi menjadi klas A, B1, B2, dan C
Klas A : syarat I dan II dipenuhi, sedang kerusakan menurut uji III
maks 4%
Klas B1 : syarat I dan II dipenuhi, sedang kerusakan menurut uji III
maks 8%
Klas B2 : syarat I dan II dipenuhi, sedang kerusakan menurut uji III
maks 10%

7
Klas C : syarat I dan II dipenuhi, sedang kerusakan menurut uji III
maks 15%

2. Kulit Garment (jaket dari kulit sapi)


Menurut SNI 06-0486-1989
Definisi: kulit jaket dari kulit sapi ialah kulit jadi (matang) dibuat dari kulit
sapi yang disamak dengan bahan penyamak krom untuk pembuatan jaket.

Table 2. Syarat Mutu Kulit Jaket dari Kulit Sapi (SNI 06-0486-1989)
Kulit jaket dari kulit
NO Syarat-syarat Keterangan
sapi
A. KIMIAWI
1. Kadar air Maksimum 18%
2. Kadar abu jumlah Maks.2% diatas Cr2O3
3. Kadar Cr2O3 Minimum 3%
4. Kadar minyak/lemak 8-10%
5. pH pH 3,5–7,0 Dengan catatan
untuk pH 3,5-4,5
apabila
diencerkan 10
kali selisih pH
maks. 0,7
B. FISIS
1. Tebal 0,7-1,2 mm
2. Penyamakan Maksimum mengerut Uji rebus
10%
3. Ketahanan zwik dari Tidak retak
cat dan nerf
4. a. Kekuatan tarik Minimum 120 kg/cm2
b. Mulur pada Minimum 40%
waktu putus
5. Cat Dasar Tembus pada seluruh
penampang kulit
6. Ketahanan gosok cat
tutup
- Kering Tidak luntur
- Basah Tidak luntur
7. Ketahanan jahit Minimum 50 kg/cm
8. Ketahanan sobek Minimum 20 kg/cm

C. ORGANOLEPTIK
Kulit Tidak gembos

8
3. Kulit Sarung Tangan Golf
Menurut SII-0943-84
Definisi : kulit sarung tangan golf samak krom adalah kulit ternak kecil
yang disampak masak dengan bahan penyamakan krom, yang digunakan
untuk pembuatan sarung tangan golf.
Tabel 3. Syarat Mutu Kulit Sarung Tangan Golf Samak Krom (SII-0943-84)

NO URAIAN SATUAN PERSYARATAN


A. KIMIAWI
1. Kadar air % Maksimum 20,0
2. Kadar abu jumlah % Maks. 2% diatas Cr2O3
3. Kadar Cr2O3 % Minimum 3,0
4. Kadar minyak/lemak % 8,0 - 20,0
5. pH*) - pH 3,5–7

B. FISIS
1. Tebal mm 0,3-0,7
2. Penyamakan - Masak
3. Ketahanan zwik - Nerf dan cat tidak retak
4. Kekuatan tarik Kg/cm2 Min 75
5. Kemuluran % Min 40
6. Ketahanan gosok cat tutup
- Kering**) Tidak luntur
- Basah**) Sedikit luntur
7. Ketahanan jahit Kg/cm Min 20,0
8. Ketahanan sobek Kg/cm Min 50,0

C. ORGANOLEPTIK
1. Kelemasan kulit Cukup lemas
2. Keadaan kulit Tidak lepas
3. Cat Rata

Keterangan:
*)
pH 3,5-4,5 bila diencerkan 10 kali selisih pH sebelum dan sesudah
diencerkan harus < 0,7.
**)
Persyaratan ini hanya untuk kulit sarung tangan golf yang dicat tutup.

9
4. Kulit Sarung Tangan dan Jaket domba/kambing
Menurut SNI 06-0250-1989
Definisi: kulit sarung tangan/jaket, adalah kulit yang berukuran kecil
disamak dengan krom, khusus digunakan untuk pembuatan sarung tangan
dan jaket.

Table 4. Syarat Mutu Kulit Sarung Tangan dan Jaket Domba/Kambing


SNI 06-0250-1989
Syarat-syarat MUTU I MUTU II MUTU III MUTU IV
KIMIAWI
1. Kadar air Maks. 18% Maks. 18% Maks. 18% Maks. 18%
2. Kadar Cr2O3 Maks. 2,5% Maks. 2,5% Maks. 2,5% Maks. 2,5%
3. Kadar abu Maks. 2% Maks. 2% Maks. 2% Maks. 2%
jumlah diatas kadar diatas kadar diatas kadar diatas kadar
Cr2O3 Cr2O3 Cr2O3 Cr2O3
4. Kadar Maks. 10% Maks. 10% Maks. 10% Maks. 10%
gemuk/lemak
5. pH pH 3,5–7 pH 3,5–7 pH 3,5–7 pH 3,5–7

PHYSIS
1. Tebal rata rata rata rata
2. Penyamakan masak masak masak masak
3. Ketahanan nerf tidak nerf tidak nerf tidak nerf tidak
zwik pecah pecah pecah pecah
(Lastibility)
4. Tegangan tarik 100 kg/cm2 100 kg/cm2 100 kg/cm2 100 kg/cm2
(Tensile
Strength)
5. Ketahanan Min 50% Min 50% Min 50% Min 50%
regang

ORGANOLEPTIK
1. Kerusakan Kurang 4% Kurang 10% Kurang 15% Kurang 20%
2. Kulit Tidak Tidak Tidak Tidak
gembos gembos gembos gembos
3. Ketahanan Perlawanan Perlawanan Perlawanan Perlawanan
sobek kuat kuat kuat kuat
4. Kelentingan Elastis Elastis Elastis Elastis
5. Ketahanan
gosok cat
a. Basah Sedikit Sedikit Sedikit Sedikit
luntur luntur luntur luntur
b. Kering Tidak luntur Tidak luntur Tidak luntur Tidak luntur

10
B. Kulit samak Nabati
1. Kulit Sol (sapi)
Menurut SII-0019-79
Definisi: kulit sol sapi ialah kulit matang berasal dari kulit sapi yang
disamak dengan zat penyamak nabati dan umumnya digunakan untuk sol
pada pembuatan sepatu.

Tabel 5. Syarat Mutu Kulit Sapi Sol (SNI-0235-1989)

Syarat Mutu
Jenis Uji Satuan Keterangan
Minimum maksimum
A. KIMIAWI
1. Kadar air % - 18
2. Kadar abu jumlah % - 2,5
3. Kadar
gemuk/lemak % - 2,0
4. Kadar Zat Larut
Air % - 10
5. Derajat
penyamakan % 60 95
6. pH - 3,5 7,0

B. FISIS
1. Tebal mm 1,5 2,0 Pengeras muka (PDH)
2,0 2,5 Pengeras muka (PDL)
1,5 2,0 Pengeras belakang
(PDH)
2,0 2,5 Pengeras belakang
(PDH)
2,5 3,5 Penguat tangah (PDH)
2,5 3,0 Penguat tengah (PDL)
2,5 3,5 Pengisi telapak kaki
muka (PDL)
2,5 3,5 Pengisi telapak kaki
muka (PDL)
3,0 3,5 Pita (PDH)
3,0 3,5 Sol dalam (PDH)
3,5 4,0 Sol dalam (PDL)
3,5 4,0 Sol tengah (PDL)
4,5 5,0 Soal luar (PDH)
3,0 3,5 Lapis hak (PDH)
3,8 4,2 Lapis hak (PDL)
2. Penyamakan % Masak
3. Penyerapan air
a. 2 jam % 50
b. 24 jam % 60

11
4. Ketahanan tarik kg/cm2 250
5. Ketahanan aus
a. Indek berat 1.000
b. Indek tebal 5.000
6. Ketahanan Tidak retak
bengkuk
7. Berat jenis

C.ORGANOLEPTIK
1. Bagian nerf Licin, rata Warna makin muda
2. Bagian daging Bersih dari makin baik, makin
3. Warna bekas sisa daging bersih makin baik
potongan/ dan bekas
Penampang potongan
pisau rata
4. Keadaan kulit Dipres padat

Penentuan mutu kulit sol sapi:


Kulit sol dibagi dalam klas A, B, dan C.
Klas A : Syarat I dan II dipenuhi, sedang kerusakan menurut Uji III
maksimum 10%
Klas B : Syarat I dan II dipenuhi, sedang kerusakan menurut Uji III
maksimum 15%
Klas C : Syarat I dan II dipenuhi, sedang kerusakan menurut Uji III
maksimum 25%

2. Kulit Lapis Domba/Kambing


Definisi: kulit lapis domba/kambing adalah kulit matang yang berasal dari
kulit domba atau kambing yang disamak dengan zat penyamak nabati diberi
atau tanpa diberi warna.

12
Tabel 6. Syarat Mutu Kulit Lapis Domba/Kambing Samak Kombinasi
krom dan Nabati (SNI 06-0463-1989)

Jenis Uji Persyaratan Keterangan


KIMIAWI
1. Kadar air Maks.18%
2. Kadar minyak/lemak 3-8%
3. Kadar zat larut dalam air Maks. 6%
4. Kadar abu juml Maks. 2% diatas
kadar Cr2O3
5. Kadar Cr2O3 min 1,5%
6. Derajat penyamakan min. 25
7. pH pH 3,5–7,0 Dengan catatan
untuk pH 3,5-4,5
apabila diencerkan
10 kali selisih pH
maks. 0,7
FISIS
1. Tebal 0,7-1,2 mm Lembaran rata
dengan toleransi
5%
2. Kekuatan zwik Tidak pecah
3. Kekuatan tarik Minimum 75 kg/cm2
4. Kemuluran pada waktu maks. 25%
putus
5. Penerapan air
a. 2 jam Minimum 60%
b. 24 jam Minimum 80%

ORGANOLEPTIK
1. Nerf Licin, warna muda
rata
2. Bagian daging Bersih dari sisa
daging
3. Keadaan kulit Cukup lemas

Istilah dalam Penyamakan Kulit menurut SNI 0391:2020


1. Kulit Mentah
Adalah kulit hewan besar, kecil atau eksotik yang belum mengalami proses
penyamakan, termasuk didalamnya kulit segar dan kulit awetan

13
2. Kulit Pikel
Adalah kulit mentah yang diproses dengan menambahkan asam dengan atau
tanpa larutan garam dipersiapkan untuk penyamakan atau pengawetan.

3. Penyamakan Mineral
Adalah proses penyamakan dengan bahan penyamak mineral, utamanya
dengan garam chrome, alumunium, zirconium dan atau mineral lain.
4. Penyamakan Nabati
Adalah proses penyamakan dengan tumbuhan dan/atau ekstrak tumbuhan yang
mengandung bahan penyamak nabati (tannin).
Contoh kulit jadi yang diamak nabati: kulit sol dan kulit lapis.

5. Kulit Crust (kras)


Adalah kulit yang sudah melalui proses pasca tanning yang diwarnai ataupun
tidak dan belum dilakukan penyempurnaan.

6. Kulit Jadi
Adalah kulit hewan yang sudah disamak sampai proses penyelesaian dapat dengan
bulu atau wol dan siap untuk dipergunakan sebagai bahan baku untuk barang-barang
kulit

Kulit Crust (Menurut SII-0038-73)


Dalam SII untuk bermacam-macam kulit yang dicantumkan adalah
persyaratan organoleptis, fisis dan khemis sedang mikrobiologis tidak, ketiga uji
saling mendukung/melengkapi.
Dalam klasifikasi kulit, penentuan klas/grading didasarkan pada uji
organoleptis, dengan pengamatan dimana perbedaan klas ini didasarkan atas
berkurangnya luas kulit dengan adanya kerusakan. Kerusakan tidak hanya
berdasarkan bagian yang rusak tetapi bagian yang tidak rusak diantara bagian
yang rusak jaraknya < 6 cm.

14
Dasar penentuan kerusakan adalah: jenis kerusakan, berat/ringannya
kerusakan, banyaknya kerusakan, lokasi kerusakan dan tujuan penggunaan kulit
jadi.
1. Jenis kerusakan
a. Pembusukan karena bateri pembusuk
b. Bekas irisan pada bagian daging, karena pisau sayatan yang mendalam
c. Lubang-lubang, karena pengerjaan mekanik
d. Cacat, karena penyakit
e. Bekas luka-luka, pada bagian nerf
f. Verus (urat darah), umumnya pada kulit yang kurus.

2. Berat/ringannya kerusakan (klas kerusakan)


a. Kerusakan berat
- Pembusukan dari bakteri pembusuk, nerf dapat terkelupas sebagian atau
seluruhnya
- Bekas irisan pisau, dalam sampai tembus ke nerf.
b. Kerusakan agak berat
- Cacat karena penyakit yang menimbulkan bekas pada kulit (terutama
penyakit poken dan penyakit kulit karena lalat hypoderma bovis)
- Bekas luka lecet, dan lain-lain yang sering ada pada bagian nerf.
c. Kerusakan ringan
- Guratan halus pada bagian nerf
- Verus (urat darah) pada bagian nerf/daging.

3. Banyaknya kerusakan
Mutu kulit sangat dipengaruhi oleh banyaknya kerusakan dibanding luas kulit.

4. Lokasi kerusakan
Tempat dimana kerusakan itu terdapat pada area kulit, sangat menentukan
mutu kulit, ditempat penting/kurang penting.

5. Tujuan penggunaan kulit jadi.


Mutu kulit juga tergantung macam kulit jadinya, yang nantinya akan menjadi
bahan dasar tertentu.

15
Klasifikasi kulit, penentuan klas/grading didasarkan pada uji organoleptis adalah
sebagai berikut:
Klas I
1. Luas kerusakan ≤ 4% dari luas kulit
2. Tidak boleh ada kerusakan karena bakteri pembusuk
3. Kerusakan ringan
4. Kerusakan tidak pada bagian yang penting
5. Struktur baik dan padat

Klas II
1. Luas kerusakan ≤ 10% dari luas kulit
2. Tidak boleh ada kerusakan karena bakteri pembusuk
3. Kerusakan ringan
4. Kerusakan tidak pada bagian yang penting
5. Struktur baik dan padat

Klas III
1. Luas kerusakan ≤ 15% dari luas kulit
2. Kerusakan berat pada bagian kurang penting
3. Kerusakan agak berat pada bagian sedikit penting
4. Kerusakan ringan pada bagian penting
5. Struktur kulit sedang, tidak boleh ada bagian yang mengeras.

Klas IV
1. Luas kerusakan ≤ 20% dari luas kulit
2. Kerusakan berat pada bagian nerf tetapi tidak tembus ke bagian daging
3. Kerusakan berat dan ringan boleh pada bagian penting
4. Struktur kulit sedang, tidak boleh ada bagian yang mengeras.

Klas V
1. Luas kerusakan > 20% dari luas kulit
2. Dapat dikatakan kulit rejek, karena sudah tidak berguna lagi.

16
Pembagian kulit berdasarkan tempat penting, sedikit penting dan kurang penting
adalah sebagai berikut:

B
C

A E

Gambar 1: Pembagian kulit berdasarkan tempat penting,


sedikit penting dan kurang penting
Keterangan:
A : Krupon, tempat penting
B : Bahu, sedikit penting
C : Leher, kurang penting
D : Perut, kurang penting
E : Ekor, kurang penting

Cara Pengukuran Kulit


Didalam perdagangan cara penjualannya didasarkan pada luas kulit, luas
dinyatakan didalam satuan kaki persegi.
1 kaki persegi = (30,48 x 30,48) cm2 = 929 cm2

Cara Pengemasan/Packing Kulit untuk Kulit Boks


1. Tiap pak terdiri dari 12 lembar kulit boks anak sapi atau 12 lembar kulit boks
sapi. Lembaran yang paling bawah adalah lembaran yang paling luas, dengan
bagian nerf sebelah atas, bagian daging disebelah luar.
2. Lembaran kulit yang lain diletakkan diatasnya dengan bagian nerf sebelah
bawah. Kemudian tumpukan tersebut dengan bagian leher sebelah dalam,
diikat dengan tali pada kedua ujungnya. Tiap paknya hanya terdiri dari kulit-
kulit yang sama warna, macam tebal dan kwalitasnya.
3. Tiap lembar kulit diberi tanda dengan cap dagang, ukuran luas dalam feet dan
klasnya, pada bagian daging. Kemudian tiap pak diberi etiket catatan yang
menyatakan klas, jumlah, ukuran luas tiap lembarnya serta jumlah luas dari 12
lembar kulit dalam tiap gulung/pak.

17
Skema Proses Pengujian Fisis Kulit

Menentukan Tanding

Menentukan/mengambil contoh kulit untuk


pengujian organoleptis

Pengujian Organoleptis

Penyiapan Contoh Uji dari Contoh Kulit

Conditioning dalam ruangan dengan


kelembaban relatif 63-67 % selama 24 jam

Pengujian Fisis

Merangkum Data Hasil Uji

Membandingkan dengan Standar (SNI)

Menyimpulkan/Menentukan Standar Kulit

18
BAB. III
CARA PENGAMBILAN CONTOH KULIT
(SNI 06-0642-1989)

Definisi Cara Pengambilan Contoh Kulit


Adalah tata laksana pengambilan contoh kulit dari jumlah produksi untuk
keperluan pengujian yang dapat mewakili suatu tanding.

Satu Tanding
Adalah satu kelompok kulit hasil produksi yang terdiri dari kulit sejenis
(sapi/kambing/domba) dan semacam (samak krom/atasan sepatu/sol) dengan
ukuran sama dari satu metode proses yang sama dan dari hasil produksi yang
berurutan (selang waktu yang dekat).

Cara Pengambilan Contoh Kulit


Contoh kulit diambil secara acak dari jumlah lembar kulit dalam satu tanding
(bisa dalam side/lembar utuh)

Tabel 7. Jumlah Contoh Kulit dan Syarat Lulus Uji Organoleptis

Syarat Lulus Uji Tidak lulus uji


Jumlah kulit Contoh
No. Jumlah yang Jumlah yang
dalam satu kulit yang
Urut tidak memenuhi tidak memenuhi
tanding diambil
syarat syarat
1. s/d 50 5 0 1
2. 51 - 150 20 1 2
3. 151 - 280 32 2 3
4. 281 - 500 50 3 4
5. 501 - 1.200 80 5 6
6. 1.201 - 3.200 125 7 8
7. 3.201 - 10.000 200 10 11
8. 10.001 - 35.000 315 14 15
9. > - 35.000 500 21 22

19
Table 8. Jumlah Contoh Kulit untuk Uji Fisis dan Kimiawi

No. Jumlah kulit dalam Contoh kulit yang


Urut satu tanding diambil

1. s/d - 50 2
2. 51 - 500 3
3. 501 - 3.200 5
4. > - 3.200 8

Syarat Lulus Uji (SNI-0642-1989)


Satu tanding dinyatakan lulus uji (diterima) apabila hasil uji contoh kulit secara
organoloptis, fisis, kimiawi memenuhi persyaratan yang ditentukan seperti pada
tabel 7 dan 8.
Suatu tanding dinyatakan tidak lulus uji (ditolak) apabila hasil uji contoh kulit,
secara organoleptis fisis dan kemis tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan
seperti pada tabel 7 dan 8.

20
BAB IV

PRAKTEK PENYIAPAN CONTOH UJI KULIT

A. Penyiapan Contoh Uji untuk Pengujian Fisis Kulit


Setelah kita mendapat contoh kulit dari suatu populasi kulit jadi tertentu
(satu tanding), contoh kulit segera dipersiapkan untuk dipotong menjadi contoh
uji (cuplikan), sesuai dengan jenis pengujiannya.
Untuk pengujian kimiawi kulit, diambil dari semua bagian, untuk
pengujian fisis diambil dari bagian krupon saja.

12,5 cm Al
5 cm
All B
c

LEHER
KRUPON

PERUT

K = Krupon A = Pangkal Ekor


L = Leher B = Titik temu
P = Perut C = Contoh uji

Gambar 2. Pengambilan Contoh Uji

B. Cara Kerja Pengambilan Contoh Uji


1. Letakkan kulit di meja datar
2. Buat garis punggung dengan tinta perak
3. Tentukan bagian-bagian kulit (krupon, leher dan perut) dengan tinta perak
4. Tentukan pangkal ekornya (titik A)

21
5. Tentukan daerah contoh uji dengan menentukan titik Al yang berjarak
12,5 cm dari titik A (di garis punggung) dan titik All yang berjarak 5 cm dari
titik A (kebawah)
6. Buat garis lurus dititik Al,
┴ garis punggung
Buat garis lurus dititik All, ∕∕ garis punggung
Kedua garis bertemu (berpotongan) dititik B.
garis punggung dan ∕∕ garis punggung, bidang
7. Dari titik B dibuat garis

yang terjadi adalah daerah contoh uji.

C. Gambar Contoh Uji


1. Contoh Uji untuk Pengujian Kemasakan Kulit
Kulit dipotong berupa segi empat dengan ukuran (10 x 10) cm sebanyak 2
potong dari bagian krupon.

10 cm

10 cm

2. Contoh Uji untuk Pengujian Kekuatan Tarik


Kulit dipotong dengan pisau seperti gambar sebanyak 2 potong dari bagian
krupon.

30 mm 10 mm 30 mm

30 mm 50 mm 30 mm

22
3. Contoh Uji untuk Pengujian Ketahanan Gosok Cat Tutup
Kulit dipotong berupa empat persegi panjang seperti gambar sebanyak 2
potong dari bagian krupon.

3 cm

22 cm

4. Contoh Uji untuk Pengujian Ketahanan Bengkuk


Kulit dipotong berupa empat persegi panjang seperti gambar, sebanyak 2
potong dari bagian krupon.

2cm

20 cm

5. Contoh Uji untuk Pengujian Penyerapan Air


Kulit dipotong berupa lingkaran dengan diameter 7 cm, sebanyak 2 potong,
diambil dari bagian krupon.

7 cm

23
6. Contoh Uji untuk Pengujian Ketahanan Letup
Kulit dipotong berupa lingkaran dengan diameter 9,4 cm, sebanyak 2
potong, diambil dari bagian krupon.

9,4 cm

7. Contoh Uji untuk Pengujian Kekuatan Jahit (Jaket dan Sarung tangan)
Kulit dipotong berupa segi empat dengan ukuran (50 x 25) mm, sebanyak 2
potong, diambil dari bagian krupon.

kawat 50 mm
B
A
9,5 mm
X
6 mm 25 mm
Y
9,5 mm
C D

8. Contoh Kekuatan Sobek (Jaket dan Sarung tangan)


Kulit dipotong berupa segi empat dengan ukuran (100 x 20) mm, sebanyak
2 potong, diambil dari bagian krupon.

A I B 25 mm 20 mm
II

100 mm

24
9. Contoh Uji untuk Pengujian Ketahanan Keringat
Kulit dipotong berupa segi empat, sebanyak 2 potong, diambil dari bagian
krupon.

20 mm 30 mm
6 mm
14 mm

25
BAB V
PRAKTEK PENGUJIAN ORGANOLEPTIS
KULIT SAMAK KROM

Pengujian organoleptis kulit adalah suatu cara atau perlakuan untuk


menilai kualitas kulit dengan panca indera manusia. Sebelum uji organoleptis,
sesuai SNI perlu dilakukan pengamatan tentang warna kulit, kerataan cat, kilap
cat/tidak dan luas kulit serta kerusakan kulit. Uji tersebut biasanya disebut
identifikasi kulit.

A. Uji Kelepasan Nerf


Cara kerja:
1. Kulit dilipat dengan bagian nerf di dalam dengan cara ditekan ke dalam
dengan jari tangan, hingga membentuk kerutan-kerutan
2. Lipatan dibuka dan diamati dengan mata
a. Dikatakan lepas nerf atau gembos jika kerutan besar/kasar dan jumlahnya
sedikit pada setiap cm2.
b. Dikatakan tidak lepas nerf jika kerutan yang terjadi kecil (halus) dan
jumlahnya banyak pada setiap cm2.

B. Uji Kepecahan/Keretakan Nerf


Cara kerja:
1. Kulit dilipat sejajar garis punggung (bagian nerf di luar)
2. Pada lipatan tadi dilipat lagi, dengan arah tegak lurus pada lipatan pertama
disertai penekanan yang kuat dengan ibu jari
3. Lipatan dibuka dan diamati dengan mata. Dikatakan retak nerf jika bekas
lipatan yang kedua memberikan bekas retak/pecah.

26
C. Uji Ketahanan Sobek
Cara kerja:
1. Kulit diiris ditengah-tengah bagian perut, 1 cm dari bagian tepi, sepanjang
4 cm, irisan ditarik dengan dua jari, hingga memperpanjang sobekan.
2. Jika ada perlawanan yang cukup kuat dan bekas sobekan seratnya panjang
menunjukkan kulit cukup kuat atau ketahanan sobek tinggi.
3. Jika ditarik tidak memberikan perlawanan dan bekas seratnya pendek
menunjukkan kulit kurang kuat atau ketahanan sobek rendah.

D. Uji Kelentingan
Cara kerja:
1. Kulit dibengkuk menurut garis punggung bagian nerf sebelah luar ditekan
dengan tangan naik turun
2. Dinyatakan kelentingan tinggi jika dirasakan adanya perlawanan untuk
kembali keadaan semula kalau tekanan dihilangkan (segera kembali).

E. Uji Kelepasan Cat


Cara kerja:
1. Letakkan kulit pada meja datar
2. Rekatkan lak ban pada kulit bagian nerf
3. Tekan selama ± 1 menit
4. Tarik dengan kuat
5. Amati cat pada kulit, ada yang lepas/tidak.

F. Uji Ketahanan Gosok Cat


Cara kerja:
1. Letakkan kulit pada meja datar
2. Gosokkan kain katun putih pada kulit bagian nerf, amati noda pada kain
3. Lakukan dengan cara yang sama untuk kain katun basah (dibasahi dengan
air), amati noda pada kain.

27
BAB VI
PRAKTEK PENGUJIAN FISIS KULIT SAMAK KROM

Pengujian fisis kulit adalah proses pengujian dengan memggunakan


alat yang sesuai dengan standar sehingga hasil penilainnya terukur dan
obyeksif, dan untuk contoh uji diambil dari bagian krupon.
Pengujian Fisis meliputi :
A. Pengujian Ketebalan Kulit
1. Alat
Penggaris, pensil perak, pengukur tebal kulit (Ticknees gauge)
2. Cara Kerja
a. Contoh kulit direntangkan pada bagian yang rata (diatas meja)
b. Ukur tebal kulit pada bagian punggung dengan jarak 5 cm ke bawah dari
garis punggung, diambil 3 titik.
c. Ukur tebal pada bagian perut dengan jarak 15 cm dari tepi, diambil 2
titik.
d. Dari hasil pengukuran dirata-rata (untuk mendapatkan tebal kulit).
Tebal kulit harus sama, berdasarkan SNI-06-0250-1989 selisih tebal
maksimum 0,15-0,2 mm.

B. Pengujian Kemasakan Penyamakan Kulit/Boilling Test


1. Alat
Kompor, baker glas 500 ml, penjepit (krust tang), penggaris stainless.
2. Cara Kerja
a. Kulit dipotong dengan ukuran (10 x 10) cm disebut contoh uji L1
b. Potongan kulit ditempel pada kertas dan digambar dengan ukuran yang
sama
c. Rebus aquades sebanyak 300 ml sampai mendidih
d. Masukkan contoh uji ke dalam air mendidih selama 1 menit
e. Angkat kulit dan dinginkan

28
f. Ukur luas kulit setelah perebusan, tempel pada kertas dan digambar,
disebut contoh uji L2
g. Dikatakan masak jika penyusutan kurang dari 10%.

3. Perhitungan

Keterangan :
L1 = luas kulit sebelum dipanaskan
L2 = luas kulit sesudah dipanaskan

C. Pengujian Ketahanan Regang dan Kuat Tarik Kulit


Kuat tarik disini yang dimaksud adalah seberapa besar kekuatan yang
dibutuhkan untuk menarik kulit pada luas tertentu hingga putus atau besarnya
gaya maksimal yang diperlukan untuk menarik kulit sampai putus, dinyatakan
dalam kg/cm2 (SNI 06-1795-1990).
Kemuluran adalah pertambahan panjang kulit pada saat ditarik sampai putus
dibagi dengan panjang semula, dinyatakan dalam persen.
1. Bahan
Contoh uji dengan bentuk tertentu dan ukuran tertentu (lihat gambar
halaman 21).
2. Alat
Tensile strength tester, penggaris, pengukur ketebalan kulit (Ticknees
gauge) dan pensil perak.
3. Cara Kerja
a. Alat manual
- Siapkan contoh uji kulit sebanyak 2 buah, satu lembar contoh uji kulit
searah serat (membujur) dan satu lembar contoh uji kulit melintang
- Ukur ketebalan pada bagian kulit yang ditarik pada 3 tempat (a, b, c)
- Ukur lebar pada bagian kulit yang ditarik pada 3 tempat (a, b, c)
- Pasang pada pesawat hingga jarak 2 jepitan 5 cm

29
- Pastikan alat pada titik nol
- Hidupkan alat, ikuti tarikan kulit sambil mencatat pertambahan
panjang kulit hingga kulit putus (kecepatan 25 cm/menit)
- Catat angka/data berat beban (kg)
- Catat angka/data panjang kulit pada waktu putus
- Hitung kuat tarik
- Hitung perpanjangan putus (kemuluran).
b. Instruksi Kerja Tensile Strength Testing Machine GT – 01

1. Membuat specimen sesuai standar metode yang digunakan (SNI,


ASTM, ISO)
2. Memutar tombol Emergency ( STOP) putar ke kanan
3. Memutar power swith on ( kea rah kanan) di tandai lampu power
menyala
4. Menyalakan Komputer
5. Klik 2x program TM 2101
6. Mengklik user setting
7. Pilih specimen select
Misal : Kulit
Isi Kolom Width (lebar)
Ticknes (tebal )
Muncul nilai luas area sampel

8. Pilih project ( pilih tensile)


Untuk membuat method (project select) baru klik edit akan muncul
form seperti dibawah ini

30
Name : di isi metode yang di gunakan, missal SNI, ASTM, ISO
Control Value (kecepatan Tarik tanpa beban): di isi nilai sesuai yang
ada pada metode
Break ( beban tarikan untuk memutus cuplikan isi sesuai yang ada pada
metode
Zero, pilih All zero
Next proses pilih End
Klik Ok
9. Pasang Sampel sampai kencang dan presisi
10. Klik zero
11. Klik Test
12. Biarkan posisi tensil berjalan sampai berhenti dengan sendirinya , (
untuk sampel yang sama pengulangan dilanjut ke no. 7)
13. muncul tampilan “ save data?’
14. Pilih save data, simpan dalam folder beri nama file
15. Untuk melihat report tekan open record, lihat nama file yang di uji.
16. Klik test result, Edit Report isi data
17. Untuk data sampel pada print out,
Nama sampel :
Hari :
Tanggal :
Analis
Kode sampel
Klik save
18. Untuk print hasil pilih result select :
Kuat Tarik kulit
Kuat sobek kulit
Kuat sobek karet

4. Perhitungan:
a. Kuat Tarik Kulit

Keterangan:
X = lebar kulit
Y = tebal kulit

b. Kemuluran Kulit

31
Keterangan:

P1 = panjang sebelum ditarik


P2 = panjang setelah ditarik

D. Pengujian Ketahanan Gosok Cat Tutup


Pengujian ketahanan gosok cat tutup adalah pengujian cat tutup terhadap
gosokan kering dan basah.
1. Bahan
Contoh kulit (22x3) cm2 sebanyak 2 lembar, kain katun (3x3) cm 2 sebanyak
2 lembar dan aquades.
2. Alat
Penggaris, pesawat crok meter, gray scale
3. Cara Kerja
a. Kulit/contoh uji dipasang pada pesawat crock meter sebanyak 2 lembar
(1 lembar uji gosok kering dan 1 lembar uji gosok basah)
b. Pada ujung alat dipasang kain katun 2 lembar
- 1 lembar kering
- 1 lembar dibasahkan dengan aquades, kibaskan 3 x
c. Crock meter dihidupkan, diatur penggosokan 10 kali dalam waktu 10
detik
d. Jika sudah cukup matikan mesin, angkat kulit lepaskan kain katun
e. Pemeriksaan kelunturan dengan mencocokkan noda pada kain dengan
gray scale
f. Jika tanpa gray scale, dinyatakan:
- Baik : jika tidak luntur dengan kain kering maupun basah
- Cukup : jika tidak luntur dengan kain kering tapi luntur dengan
kain basah
- Kurang : jika luntur dengan kain kering maupun basah.

32
E. Pengujian Ketahanan Zwik
1. Bahan
Contoh kulit lembaran (utuh/side)
2. Alat
Logam aluminium dengan garis tengah 8 mm
3. Cara Kerja
a. Tekan contoh kulit pada bagian daging dengan alat
b. Amati bagian nerf
Apakah nerf dan cat tutup pecah atau tidak, jika pecah menunjukkan
proses cat tutup kurang baik.

F. Penyerapan Air
Penyerapan air adalah seberapa kepadatan/berisinya kulit yang diukur dengan
kemampuan penyerapan air dalam waktu tertentu. Jika penyerapan air terlalu
tinggi menunjukkan bawah kulit kurang berisi.
1. Bahan
Contoh uji kulit dalam bentuk lingkaran dengan diameter 7 cm, aquades
2. Alat
Kubelka, petri disk, gelas ukur, pinset, timbangan elektrik dan gelas arloji.
3. Cara Kerja
a. Dengan alat Kubelka
- Siapkan contoh uji
- Pasang kulit pada alat kubelka dengan posisi nerf diatas
- Siapkan aquades sebanyak 75 ml dengan gelas ukur
- Masukkan ke dalam labu kubelka
- Labu selanjutnya dihubungkan dengan bagian kulit
- Kubelka dibalik sehingga air mengalir kebagian kulit
- Rendam selama 2 jam
- Alat dibalik, tunggu 10 menit
- Hitung pengurangan air, sebagai hasil penyerapan air selama 2 jam

33
- Lanjutkan perendaman selama 24 jam, alat dibalik tunggu 10 menit
- Hitung pengurangan air, sebagai hasil penyerapan air selama 24 jam
- Buat perlakuan ulangan (2 x) untuk mendapatkan hasil yang teliti
- Percobaan di atas dilakukan lagi untuk kulit dengan posisi flesh diatas.
b. Dengan alat Petri disk (dilakukan bila alat Kubelka tidak tersedia)
- Timbang contoh uji (B1)
- Siapkan aquades sebanyak 30 ml dengan gelas ukur, masukkan ke
dalam petri disk
- Masukkan kulit dengan nerf di atas dan nerf di bawah masing-masing
ke dalam petri disk
- Rendam selama 2 jam, tiriskan dan timbang (B2)
- Hitung penyerapan air selama 2 jam
- Lanjutkan perendaman selama 24 jam, tiriskan dan timbang (B3)
- Hitung penyerapan air selama 24 jam
- Untuk mendapatkan hasil yang teliti, buatlah ulangan (2x).

4. Perhitungan
a. Dengan alat kubelka

Keterangan:

A1 = volume air awal (mula-mula)


A2 = volume air setelah penyerapan

b. Dengan alat petri disk

34
Keterangan:

B1 = berat kulit awal (mula-mula)


B2 = berat kulit setelah penyerapan

G. Ketahanan Letup
Ketahanan letup adalah pengujian kekuatan serat kulit terhadap tekanan yang
ditunjukkan dengan angka yang diperoleh pada alat.
1. Bahan
Contoh uji dengan bentuk lingkaran berdiametr 9,4 cm
2. Alat
Bursting tester, penggaris, pengukur ketebalan kulit (thickness gauge).
3. Cara Kerja
a. Ukur ketebalan kulit pada bagian tengah
b. Tekan ON pada Main Power, kulit dipasang dengan tekanan 20-25
c. Putar tombol H kekiri (menurunkan pelumas)
d. Tekan Main Power
e. Putar tombol hidrolik ke kanan
f. Tekan ON pada tombol Power Sof Ware (posisi: lb, comp, break)
g. Tekan test start (1x)
h. Tekan test start (2x)
i. Tekan tombol Main Power (MP)
j. Tekan RE CALL untuk mengetahui peaknya (lb)
k. Bila ingin ke kg bisa pindah ke kg
l. Matikan semua, tombol H kembalikan ketengah.

4. Perhitungan

35
Keterangan:

P = Tekanan sampai kulit meletup


T = Tebal kulit dalam inch
PSI = Pound Squre Inch
1 PSI = 0,0703 kg/cm2
1 inch = 2,54 cm
MP = Mullen Point

H. Kekuatan Jahit (Pengujian untuk Kulit Jaket dan Sarung Tangan)


1. Bahan
Contoh uji dari kulit sarung tangan (lihat gambar halaman 24).
2. Alat
Penggaris, pensil perak, kawat (diameter 1 mm, panjang 50 mm), mesin
Tensile Strength.
3. Cara Kerja
a. Contoh uji diukur tebalnya pada bagian X dan Y
b. Lubangi bagian X dan Y dengan jarum, masukkan kawat hingga
membentuk huruf U
c. Ujung kawat dan BD masing-masing dihubungkan penjepit pada mesin,
arah berlawanan
d. Mesin dihidupkan, diatur kecepatannya 2,5-5 cm/menit
e. Bila kulit antar lubang putus, tekan STOP
f. Hasil uji dapat dilihat pada alat.

4. Perhitungan

36
I. Kekuatan Sobek (Pengujian untuk Kulit Jaket dan Sarung Tangan)
1. Bahan
Contoh uji dari kulit jaket dan sarung tangan (lihat gambar halaman 24)
2. Alat
Penggaris, pensil perak, dan mesin Tensile Strength.

3. Cara Kerja
a. Contoh uji diukur tebalnya pada bagian BC
b. Sobek pada I dan II, masing-masing dijepit pada mesin dengan arah
berlawanan
c. Mesin dihidupkan dengan kecepatan tarikan 2,5-5 cm/menit sampai kulit
putus
d. Hasil uji dapat dilihat pada alat.

4. Perhitungan

37
BAB VII
PRAKTEK PENGUJIAN ORGANOLEPTIS DAN FISIS
KULIT SAMAK NABATI (KULIT SOL DAN LAPIS)

A. Pengujian Organoleptis
Pengujian organoleptis kulit meliputi: pengujian-pengujian bagain nerf, bagian
daging, warna penampang dan keadaan kulit.
1. Bagian nerf
Diamati dan dipegang tentang keadaan permukaan harus dilicinkan, cacat
dihitung sebagai presen dari luas permukaan kulit, kerataan warna harus
coklat muda.
2. Bagian daging
Diamati sisa daging dan bekas potongan pisau, cacat dihitung sebagai
prosen dari luas permukaan kulit.
3. Warna pada penampang/bekas potongan
Diiris pada bagian yang tebal lalu diamati penampangnya berwarna coklat
tanpa ada lapisan yang putih (tak tersamak).
4. Keadaan kulit
Diamati bentuk, dipres padat dengan cara dibengkuk dengan tangan.

Untuk kulit lapis bagian nerf halus seperti sutera, lunak berisi dan bersifat
elastis, tidak mudah ditarik, nerf tidak pecah bisa dilipat dua dan ditekan kuat,
bila disobek dengan arah tegak lurus punggung harus ada perlawanan yang
kuat.

B. Pengujian Fisis
Untuk pengujian fisis kulit sol meliputi: pengujian tebal kulit, penyamakan
(kemasakan), ketahanan aus, kekuatan tarik dan kekuatan regang, penyerapan
air dan pengujian berat jenis.

38
1. Pengujian Ketebalan Kulit
a. Alat
Penggaris, pensil perak, pengukur tebal kulit (Ticknees gauge)
b. Cara Kerja
- Contoh kulit ditebarkan pada bagian yang rata
- Ukur tebal kulit pada bagian punggung dengan jarak 5 cm ke bawah
dari garis punggung, diambil 3 titik dengan jarak yang sama.
- Ukur tebal pada bagian perut dengan jarak 15 cm dari tepi, diambil 2
titik.
- Dari hasil pengukuran dirata-rata (untuk mendapatkan tebal kulit).
Bila tebal kulit minim, maka angka yang paling kecil dari 5 bagian,
bila tebal kulit maksimum, maka angka yang paling besar dari 5
bagian.

2. Pengujian Kemasakan Penyamakan Kulit


a. Bahan
Contoh uji dari kulit bagian yang paling tebal dengan ukuran (50x1) mm
sebanyak 2 lembar dan asam asetat 30%.
b. Alat
Gelas ukur, pinset, pisau dan petri disk.
c. Cara Kerja
- Contoh uji digambar pada kertas

1 mm
10 mm

- Contoh uji dibuat sebanyak 3 potong


- Masukkan ke dalam petri disk
- Tambah 30 ml asam asetat 30%
- Rendam contoh uji selama ± 10 menit
- Angkat kulit dan periksa penampangnya dengan arah menantang
matahari

39
- Kulit dinyatakan masak bila tidak terjadi kebengkakan dan
penampang tidak transparan
- Sebaliknya jika penmapang transparan dan kulit membengkak,
menujukkan penyamakan nabati kurang sempruna.

3. Pengujian Ketahanan Aus


a. Bahan
Contoh uji dari kulit samak nabati
b. Alat
Pesawat Abration Strength Tester, penggaris, timbangan elektrik,
aluminium (batangan) dan amplas.
c. Cara Kerja
- Kulit/contoh uji dipotong menurut ukuran batang aluminium
- Contoh uji diukur tebal dan berat
- Contoh uji tempelkan pada roda pesawat
- Contoh uji dan aluminium diukur tebal dan beratnya
- Pesawat dihidupkan, roda berputar, kulit memutar pada roda pesawat,
tergosok pada selembar amplas yang turut berputar oleh roda tadi,
kecepatan putaran 30 putaran/menit
- Penggosokan dihentikan bila tebal kulit tinggal ½ sampai 2/3 bagian
dari tebal semula
- Tebal dan berat contoh uji diukur lagi bersama aluminium
- Hitung hasil pengujian sebagai banyaknya putaran untuk mengauskan
1 gram contoh uji (INDEKS BERAT/IB)
- Hitung hasil pengujian sebagai banyaknya putaran untuk mengauskan
1 mm contoh uji (INDEKS TEBAL/IT)

d. Perhitungan

40
4. Pengujian Kekuatan Regang dan Kekuatan Tarik
Kuat tarik disini yang dimaksud adalah seberapa besar kekuatan yang
dibutuhkan untuk menarik kulit pada luas tertentu hingga putus.
a. Bahan
Contoh uji dengan bentuk tertentu dan ukuran tertentu (lihat gambar
halaman 21).
b. Alat
Tensile strength tester, penggaris, pengukur ketebalan kulit (Ticknees
gauge) dan pensil perak.
c. Cara Kerja
Alat manual
- Siapkan contoh uji kulit sebanyak 2 buah, satu lembar contoh uji kulit
searah serat (membujur) dan satu lembar contoh uji kulit melintang
- Ukur ketebalan pada bagian kulit yang ditarik pada 3 tempat (a, b, c),
ambil yang terkecil dari ketiga ukuran sebagai tebal kulit.
- Ukur lebar pada bagian kulit yang ditarik pada 3 tempat (a, b, c),
ambil yang terkecil dari ketiga ukuran sebagai lebar kulit.
- Pasang pada pesawat hingga jarak 2 jepitan 5 cm
- Pastikan alat pada titik nol
- Hidupkan alat, ikuti tarikan kulit sambil mencatat pertambahan
panjang kulit hingga kulit putus (kecepatan 25 cm/menit)
- Catat angka/data berat beban (kg)
- Catat angka/data panjang kulit pada waktu putus
- Hitung kuat tarik
- Hitung perpanjangan putus (kemuluran).

41
Instruksi Kerja Tensile Strength Testing Machine GT – 01

1. Membuat specimen sesuai standar metode yang digunakan (SNI,


ASTM, ISO)
2. Memutar tombol Emergency ( STOP) putar ke kanan
3. Memutar power swith on ( kea rah kanan) di tandai lampu power
menyala
4. Menyalakan Komputer
5. Klik 2x program TM 2101
6. Mengklik user setting
7. Pilih specimen select
Misal : Kulit
Isi Kolom Width (lebar)
Ticknes (tebal )
Muncul nilai luas area sampel
8. Pilih project ( pilih tensile)
Untuk membuat method (project select) baru klik edit akan muncul
form seperti dibawah ini

Name : di isi metode yang di gunakan, missal SNI, ASTM, ISO


Control Value (kecepatan Tarik tanpa beban): di isi nilai sesuai yang
ada pada metode
Break ( beban tarikan untuk memutus cuplikan isi sesuai yang ada
pada metode
Zero, pilih All zero
Next proses pilih End
Klik Ok
9. Pasang Sampel sampai kencang dan presisi
10. Klik zero
11. Klik Test
12. Biarkan posisi tensil berjalan sampai berhenti dengan sendirinya , (
untuk sampel yang sama pengulangan dilanjut ke no. 7)

42
13. muncul tampilan “ save data?’
14. Pilih save data, simpan dalam folder beri nama file.
15. Untuk melihat report tekan open record, lihat nama file yang di uji.
16. Klik test result, Edit Report isi data
17. Untuk data sampel pada print out,
Nama sampel :
Hari :
Tanggal :
Analis
Kode sampel
Klik save
18. Untuk print hasil pilih result select :
Kuat Tarik kulit
Kuat sobek kulit
Kuat sobek karet

d. Perhitungan:
Kuat Tarik Kulit

Keterangan:
X = lebar kulit
Y = tebal kulit
Kemuluran Kulit

Keterangan:

P1 = panjang sebelum ditarik


P2 = panjang setelah ditarik

43
5. Pengujian Penyerapan Air
Penyerapan air adalah seberapa kepadatan/berisinya kulit yang diukur
dengan kemampuan penyerapan air dalam waktu tertentu. Jika penyerapan
air terlalu tinggi menunjukkan bawah kulit kurang berisi.
a. Bahan
Contoh uji kulit dalam bentuk lingkaran dengan diameter 7 cm, aquades
b. Alat
Kubelka, petri disk, gelas ukur, pinset, timbangan elektrik dan gelas
arloji.
c. Cara Kerja
Dengan alat Kubelka
- Siapkan contoh uji
- Pasang kulit pada alat kubelka dengan posisi nerf diatas
- Siapkan aquades sebanyak 75 ml dengan gelas ukur
- Masukkan ke dalam labu kubelka
- Labu selanjutnya dihubungkan dengan bagian kulit
- Kubelka dibalik sehingga air mengalir kebagian kulit
- Rendam selama 2 jam
- Alat dibalik, tunggu 10 menit
- Hitung pengurangan air, sebagai hasil penyerapan air selama 2 jam
- Lanjutkan perendaman selama 24 jam, alat dibalik tunggu 10 menit
- Hitung pengurangan air, sebagai hasil penyerapan air selama 24 jam
- Buat perlakuan ulangan (2 x) untuk mendapatkan hasil yang teliti
- Percobaan di atas dilakukan lagi untuk kulit dengan posisi flesh diatas.
Dengan alat Petri disk (dilakukan bila alat Kubelka tidak tersedia)
- Timbang contoh uji (B1)
- Siapkan aquades sebanyak 30 ml dengan gelas ukur, masukkan ke
dalam petri disk
- Masukkan kulit dengan nerf di atas dan nerf di bawah masing-masing
ke dalam petri disk
- Rendam selama 2 jam, tiriskan dan timbang (B2)

44
- Hitung penyerapan air selama 2 jam
- Lanjutkan perendaman selama 24 jam, tiriskan dan timbang (B3)
- Hitung penyerapan air selama 24 jam
- Untuk mendapatkan hasil yang teliti, buatlah ulangan (2x).

d. Perhitungan
Dengan alat kubelka

Keterangan:

A1 = volume air awal (mula-mula)


A2 = volume air setelah penyerapan

Dengan alat petri disk

Keterangan:

B1 = berat kulit awal (mula-mula)


B2 = berat kulit setelah penyerapan

6. Pengujian Berat Jenis


a. Bahan
Contoh uji kulit sol dengan ukuran (1x5) cm2 dan air raksa (Hg)
Catatan: Hg adalah bahan kimia dengan titik didih yang rendah dan
sangat beracun.
b. Alat
Pisau, gelas ukur 25 ml, penggaris, corong dan piset.

45
c. Cara Kerja
- Contoh uji ditimbang (B gram)
- Masukkan 15 ml air raksa ke dalam gelas ukur (VI)
- Masukkan contoh uji yang diukur panjangnya kira-kira setinggi air
raksa
- Tekan contoh uji dengan pinset agar posisi kulit dapat berdiri lurus
- Karena ada tekanan kulit maka air raksa volume akan naik
- Amati dan ukur kenaikkan volume (V2)
- Hitung berat jenis kulit

V2
V1

d. Perhitungan

46
DAFTAR PUSTAKA

Sri Pertiwi, 1998, Mutu Produk dan Pengawasan Mutu, dalam Diklat Standarisasi
dan Ecobelling untuk Industri Kulit.

SNI 0391 : 2020, Kulit – Istilah dan Difinisi; Badan Standar Nasional.
SII-018-1979/SNI-06-0234-1989, Mutu dan Cara Uji Kulit Box.
SNI 06 – 1795 – 1990 Cara Uji Kekuatan Tarik dan kemuluran kulit
SNI 06-0486-1989, Syarat Mutu Kulit Jaket dari Kulit Sapi.

SII-0943-1984, Syarat Mutu Kulit Sarung Tangan Golf Samak Krom.

SNI 06-0250-1989, Syarat Mutu Kulit Sarung Tangan dan Jaket


Domba/Kambing.

SNI-0235-1989, Syarat Mutu Kulit Sapi Sol.

SNI 06-0463-1989, Syarat Mutu Kulit Lapis Domba/Kambing Samak Kombinasi


krom dan Nabati.

SNI 06-0642-1989, Cara Pengambilan Contoh Uji.

PENUTUP

47
Setelah disampaikan cara pengujian organoleptis dan fisis dari kulit
samak krom dan nabati secara berurutan, namun demikian untuk mendapatkan
hasil yang akurat tentunya harus didukung dengan peralatan yang standar dan
dikalibrasi disamping metode yang benar, serta SDM yang menguasai/terampil
dalam menggunakan alat, dan ketelitian dalam melakukan pengamatan.
Oleh karenanya Standar Nasional Indonesia tentang kulit, dapat
digunakan sebagai pedoman/referensi dalam menentukan kualitas kulit tersamak.

48

Anda mungkin juga menyukai