Daftar isi
IDENTIFIKASI DAN PREPARATIF SAMPEL
REAKSI SPESIFIK TERHADAP KATION SAMPEL ANORGANIK
REAKSI SPESIFIK TERHADAP ANION SAMPEL ANORGANIK
ANALISA GOLONGAN KATION SISTEM CARNOG
ANALISA GOLONGAN KATION SISTEM GARSTENZANG
ANALISA GOLONGAN ANION SISTEM WEISZ
ANALISA KUALITATIF SENYAWA ORGANIK (KLT)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Preparatif sampel
Preparatif sampel bertujuan untuk menyiapkan sampel siap saji diukur
dengan alat ukur baik secara gravimetric,volumetric maupun secara inteeraksi
electron dalam sampel penyiapan sampel ini sangat menentukan keberhasilan suatu
analisis.
zat,
atau
larutan-larutan
yang
biasanya
unsur-unsur
penyusunnya bergabung antara yang satu dengan yang lain. Sedangkan analisis
.
Klasifikasi sebagai berikut :
a. Golongan I
Kation golongan ini membentuk endapan-endapan dengan asam klorida
encer. Kation pada golongan ini adalah timbal (Pb), merkuri (Hg+) dan perak (Ag).
b. Golongan II
Kation golongan II akan memberikan endapan jika direaksikan dengan
hidrogen sulfida, dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan II masih
dibedakan menjadi:
1. Kation yang dapat larut dalam polisulfida, yaitu: timah (III), arsenik (III),
arsenik (V), timah (II), stibium (III), stibium (V), dan timah (IV).
2. Kation yang tidak dapat larut dalam polisulfida, yaitu: bismuth, tembaga,
merkuri (Hg2+), dan kadmium (Cd2+).
c. Golongan III
Kation golongan III akan membentuk endapan jika direaksikan dengan
ammonium sulfida dalam suasana netral/amoniak. Kation golongan III tidak dapat
bereaksi dengan H2S atau HCl encer. Kation golongan III adalah kobalt (II), nikel
(II), besi (II), kromium (III), alumunium, seng dan mangan.
d. Golongan IV
Kation golongan ini tak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III.
Kationkation ini membentuk endapan dengan adanya ammonium klorida, dalam
suasana netral atau sedikit asam. Kation-kation golongan ini adalah kalsium,
strontium dan barium.
e. Golongan V
Kation golongan V tidak bereaksi dengan reagen golongan I, II, III, dan IV.
Kation yang termasuk dalam golongan ini adalah magnesium, natrium, kalium,
ammonium, litium, dan hidrogen.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
sedang
Rak tabung reaksi
Batang pengaduk kaca
Plat tetes
Pipet tetes
Gelas kimia 250, 500 mL
Spatula
8. Kawat nikrom
9. Kaki tiga + kasa asbes
10. Kaca arloji
11. Botol semprot
12. Penjepit tabung
13. Alat destruksi basah
14. Botol warna penyimpanan
sampel
15.
16. 3.2 Bahan yang Digunakan
1. Sampel
dari
senyawa
anorganik
2. Sampel
dari
senyawa
organik
3. Aquadest
4. HCl 2 M
5. HCl pekat
6. Metilen klorida
7. Etil asetat
8. N-hexan
9. H2SO4 pekat
10.
11.
12.
13.
14. HNO3 2M
15. HNO3 pekat
16. H2O2
17. Alcohol
18. Metanol
19. Aseton
20. Na2CO3
21. K2CO3
22. NaOH
26.
27.
Data fisik
28.
2. Uji pelarut anorganik
29.
30.
Sampel anorganik
31.
Dimasukkan dalam test tube
32.
+ masing-masing
: H2O, HNO3 2M, HNO3 pekat, HCl 2M, HCl pekat dan Aquaregia
33.
34.
Larutan larut
35.
3. Uji pelarut organik
36.
Sampel organik
37.
38.
39.
40.
41. Warna
Larutan
42. Unsur /senyawa yang ada
sampe
l
43. Hijau
45. Biru
44.
46.
Ni(II),Fe(II),Cs(II),CrO3,Hg2,Cl2,KMnO4
Cu(II),Co(II),HgO,HgI2,HgS,Sb2S3,CrO4,Cu2O,K4Fe(
47. Merah
49. Merah
CN)6,Cr2O4
48. Pb3O4,As2O3
50. Mn(II),Co(II)
jambu
51. Kunin
52. Fe(III),As2O3,HgO,Cds,PbI2,CrO4,K4Fe(CN)4,3H2O
g
53. Coklat
55. Hitam
Fe(III),PbO,CdO,Fe2O4,Ag3AsO4,SnS,Fe2O3,Fe(OH)3
56. PbS,CuS,CuO,HgS,FeS,MnO2,CO3O4,COS,NiS,Ni3O3
54.
Ag2S,C
57.
4. Preparatif sampel
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
Larutan sampel
71. BAB IV
72. HASIL DAN PEMBAHASAN
73.
74. 4.1 Hasil percobaan
1. Identifikasi sampel
- Uji makro sampel anorganik: berwujud padat,tidak berbau, dan berwarna
putih merah dan bertekstur lembut.
Uji makro sampel organik:
75.
1. Sampel anorganik
-
76. Sampel
79. Anorgani
77. Pelarut
80. Aquades
78. Hasil
81. Endapan hitam banyak, larutan tidak
k
82. Anorgani
83. HCl 2M
berwarna
84. Endapan hitam banyak, larutan kuning
k
85. Anorgani
k
88. Anorgani
89. HCL 6M
k
91. Anorgani
92. HNO3 2M
k
94. Anorgani
k
97. Anorgani
98. HNO3 6M
k
100.
101.
102.
Anorg
anik
103.
Aquareg
ia
kuning
Samp
107.
el
Organ
ik daun
105.
108.
Pelarut
Metilen
klorida
106.
109.
Hasil
keruh
110.
Organ
111.
Etil
112.
ik daun
113. Organ
asetat
114. N-
keruh
115. Endapan hijau, larutan hijau
ik daun
116. Organ
Hexana
117. Metanol
keruh
118. Endapan hijau, larutan hijau
120.
keruh
121. Endapan hijau, larutan hijau
ik daun
119. Organ
Aseton
ik daun
keruh
122.
3. Sampel organic batang
123.
Sampel
126.
Organik
batang
129. Organik
124.
127.
Pelarut
Metilen
125.
128.
Hasil
klorida
130. Etil asetat
batang
132. Organik
133.
N-Hexana
batang
135. Organik
136.
Metanol
Aseton
batang
138. Organik
139.
batang
141.
4. Sampel organic akar
142.
145.
Sampel
Organik
akar
148. Organik
akar
151. Organik
146.
Pelarut
Metilen
144.
147.
Hasil
klorida
149. Etil asetat
berwarna
150. Endapan coklat, larutan t
152.
N-Hexana
berwarna
153. Endapan coklat, larutan t
akar
154. Organik
155.
Metanol
berwarna
156. Endapan coklat, larutan t
akar
157. Organik
158.
Aseton
berwarna
159. Endapan coklat, larutan t
akar
160.
143.
berwarna
161.
162.
4.2 Pembahasan
163.
hasil wujud padat berupa serbuk dengan warna hitam putih diduga terdapat unsur Fe
pada senyawa tersebut. Sampel ini dilarutkan dalam pelarut yang bermacam
macam,yaitu Aquades, HCl 2M, HCl pekat, HNO3 2M, HNO3 pekat, dan aquaregia.
Pada sampel ini yang paling larut dan warna larutannya paling keruh yaitu pada
pelarut HCl pekat. Karena kemungkinan dari pemeriksaan secara makro terdapat
unsur Fe sehingga dapat lebih mudah bereaksi :
164.
Fex + HCl
165.
FeClx + H2O
adalah tumbuhan darh-darahan. sampel daun, akar, batang yang sebelumnya sampel
di keringkan lalu digerus hingga benar benar lembut lalu itu larutkan dengan
pelarut yang berbeda beda,diantaranya Metilen klorida, Etil asetat, n-hexana,
methanol, dan aseton pada masing masing sampel organik dan dilihat pada pelarut
mana sampel organic yang paling larut. Pada sampel daun yang paling sedikit
endapannya dan yang paling keruh warna larutannya yaitu pada pelarut metilen
klorida, pada akar pelarut yang digunakan juga pada metilen klorida, dan pada
batang larutan yang endapannya paling sedikit dan memliki warna paling pekat
dengan memakai pelarut etil asetat.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
BAB V
KESIMPULAN
179.
-
191.
192.
193.
194.
195.
-
DAFTAR PUSTAKA
209.
210.
211.
212.
BAB I
PENDAHULUAN
215.
216.
217.
218.
219.
220.
Untuk
melakukan
reaksi
spesifik
terhadap
kation
dengan
229.
230.
231.
232.
233.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
234.
235.
236.
dalam keadaan tunggal tidak bercampur dengan kation lain. Untuk mengindari reaksi
gangguan yang mungkin terjadi. Namun untuk beberapa kation dapatdikerjakan
dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 kation.dalam pengambilan reagen
pereaksi tidak boleh menggunakan pipet untuk reaen yang berbeda, satu pipet untuk
satu reagen.
237.
238.
239.
mengidentifikasi suatu zat yang terdapat dalam suatu campuran atau zat tunggal
dengan cara melakukanreaksi spesifik untuk memastikan kation apa yang terdapat
dalam suatu unsure,maka harus dilakukan reaksi yang spesifik, dimana reaksi
tersebut bertujuan untuk memisahkan atau menggolongkan unsure unsure yang
ada,terutama jika zat dalam bentuk campuran.Beberapa cara analsa sistematika
kation, antara lain metode H2S dan metode non H2s.Pembagian kation berdasarkan
golongannya, sebagai berikut :
a. Kation golongan I, disebut golongan asam klorida, contohnya
Pb2+,Ag2+,Hg+
b. Kation golongan II, disebut gogolngan hydrogen sulfide, contohnya
Cu2+,Hg2+,Cd2+,Bi3+,As3+,Sb3+ dan Sn2+
c.
contohnya Fe2+,Fe3+,Al3+,Cr3+
d. Kation golongan IV, disebut golongan ammonium karbonat,
contohnya Ba2+,Ca2+,Sr2+.
e. Kation golongan V,
disebut
golongan
sisa,
contohnya
Mg2+,K+,Na+,NH4.
240. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara
sistematik, dapat ditetapkan ada tidaknya golongan golongan
kation dan dapat juga memisahkan golongan golongan ini untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
241.
umum, adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida dan ammonium
karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan
reagensia reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh
dikatakan bahwa klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan
kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut.
242.
tertentu diantaranya :
243.
Golongan I.
244.
Golongan II.
246.
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik(III),
arsenik(V), stibium(III), stibium(V), timah(II) dan timah(III)(IV).
247.
Golongan III (Zn2+, Mn2+, Fe2+ atau Fe3+, Co2+, Ni2+, Al3+, Cr3+)
248.
sulfida basa atau golongan alumunium-besi. Sulfida yang tak dapat diendapakan
pada golongan II akan terlihat pada golongan III. Sulfida golongan III memiliki Ksp
lebih besar dibandingkan golongan II sehingga dibutuhkan konsentrasi S2- > yang
dipenuhi oleh larutan hidrogen sulfida dalam suasana basa (pH = 9).
249.
250.
kimia yang mirip dan sulit untuk saling dipisahkan. Klorida, Sulfida dan Hidroksida
dari Barium dan Kalsium bersifat larut kedua kationnya dapat dipisahkan dengan
golongan sebelumnya. Kedua ion dapat diendapakan sebagai karbonat dalam suasana
buffer ammonium klorida-amoniak.
251.
252.
tinggi, sehingga disebut golongan larut. Untuk identifikasi kation golongan V tidak
cukup ditetapkan dengan satu pereaksi spesifik. Ion amonium diidentifikasi dari
sampel yang tidak diketahui melalui gas yang dibebaskannya. Untuk kation lainnya
tidak ada pereaksi pengendap yang spesifik. Tambahan identifikasinya dilakukan
dengan menggunakan tes nyala.
253.
254.
golongan
pemisahan endapan dan larutan teknik sentrifugasi dekantasi
pereaksi pengendap golongan berikutnya ditambahkan pada larutan
hasil dekantasi.
BAB III
256.PROSEDUR PERCOBAAN
257.
258.
3.1
Alat-alat
percobaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
16.
17. 3.2 Bahan
1. Aquades
2. AgNO3 2M
3. HCl 2M
4. (NH4)2CO3
5. HNO3 2M
6. KBr 1M
7. PbNO3 1 M
8. K2CrO4 1 M
9. NaOH 2 M
10. H2SO4 2 M
11. SnCl2 1 M
12. Anilin
13. Lempeng Cu
14. Cu(NO3)2 2 M
15. K4FeCN6
16. Cd(NO3)2 2 M
17. Cinchonine
18. KI
19. Ba(NO3)2
20. CH3COOH 1 M
21. Cr(NO3)3 2 M
22. Mg(NO3)2 2 M
23. NH4Cl 2 M
24. Bi(NO3)2 2 M
25. As(NO3)2 2 M
26. NaOH 6 M
27. Serbuk Al
28. HgCl2 2 M
29. H2O2 3 %
30. HNO3 pekat
31. Mo(NO3)2 1 M
32. Cacotheline
33. Rhodamin B
34. KNO3 padat
35. Na-asetat 6 M
36. Na2S2O3 padat
52. Ni(NO3)2 2 M
53. Dymetilglikosin
54. Co(NO3)3 2 M
55. KSCN padat
56. Amilalkohol
57. -nitro -naphtol
58. kloroform
59. Zn(NO3)2 2 M
60. Ca(NO3)2 2 m
61. (NH4)2C2O4 1 M
62. NaNO3
63. Zn uranil asetat
64. NH4(NO3)
65. Benzoinoxim
10 buah test tube bersih & kering disiapkan, stu buah diberi nama praktikan
1 tetes Sampel
70.
+ HCl 2 M
71.
Endapan putih AgCl
72.
larutan
+ 1 tetes KBr 1M
+ 1
tetes
73.
Hasil
HNO3 2M
74.
75.
2.
Hg2+
1 tetes larutan
larut
dalam
NaOH 2M
Endapan kuning HgCrO4
Sb3+
3.
2Hasil
tetes larutan
79.
80.
81.
5 tetes larutan
82.
+ 10 tetes NaOAc 6M
+ sebutir Na2S2O3
83.
Dipanaskan 3 5 menit
Warna merah
84.
Pb2+
4.
1 tetes larutan
85.
larut
NaOH 2M
Hasil
86.
87.
88.
1 tetes larutan
dalam
89.
90.
91. Bila telah selesai kelompok I, pemeriksaan dilanjutkan pada kelompok
II.
92. 1). Sn2+
93.
3 tetes larutan
94.
+ 1 tetes HgCl2
Endapan putih
95.
1 tetes cacacothelin
96.
97.
98.
99.
2). Fe+++
1-2
tetes larutan
100.
101.
K4FeCN6
Warna merah
darah
+
Warna biru
102.
103.
104. 3). Al3+
5105.
tetes larutan
106.
3 tetes larutan
+ 2 tetes NH4Ac
+ 3 tetes
pereaksi morin
107.
108.
- dipanaskan 5 menit
109.
110.
Endapan merah
111.
112. Bila telah selesai kelompok II, pemeriksaan dilanjutkan pada
kelompok III.
1. Reaksi spesifik kation kelompok II : Sn++, Fe+++, Mn++, Al+++, Cr+++, Ni++, Co++,
Zn++, Ca++
2. Uji masing masing kation dilakukan dengan reagen spesifik yang sesuai
113.
114. 1). Mg++
2 tetes larutan
115.
1 tetes larutan
116.
tetes
NH4Cl
NaOH 2 M
118.
+ 2 tetes Na2HPO4
Endapan putih
119.
Endapan merah
120.
121. 2).NH4+
Zat padat
122.
+ 1 tetes
123. BAB IV
124. HASIL DAN PEMBAHASAN
125.
126. 4.1 Hasil percobaan
127. Uji
129. Uji Fe3+ : sampel +
KSCN
128. Hasil
130.
Terjadi perubahan warna
dari
merah,
sampel
pereaksi morin
Uji
Fe3+
ini
menjadi
menunjukan
133.
kuning
sampel
K4Fe(CN)6
135.
ini
menunjukan
digolongkan menjadi reaksi spesifik, reaksi sensitif dan reaksi selektif. Reaksi
spesifik adalah reaksi yang khas yang merupakan reaksi antara bahan tertentu
dengan pereaksi spesifik untuk bahan tersebut , pada percobaan kali ini dilakukan
reaksi spesifik terhadap kation (ion ion positif) dengan menggunakan reagensia
yang khas untuk kation bersangkutan.
138.
Pada reaksi spesifik kation kelompok 2 yakni Sn++, Mn++, Fe+++, Al+++,
Cr+++, Ni++, Co++, Zn++ dan Ca++ yang menunjukkan hasil positif terhadap sampel
adalah Fe+++ dan Al+++.
139.
K4Fe(CN)6 terjadi warna biru. Hal tersebut menunjukan sampel positif terhadap Fe3+.
Fe3+ + 3CN-
140.
141.
Fe(CN)3
161.
162. BAB V
163. KESIMPULAN
164.
-
Hasil pertama yang positif pada Fe, dan kedua pada Al3+.
Pada sampel anorganik mengandung kation Fe.dan Al3+
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182. DAFTAR PUSTAKA
-
200.
201.
202.
203. UJI KUALITATIF REAKSI SPESIFIK ANION UNTUK
SAMPEL ANORGANIK
204. BAB I
205. PENDAHULUAN
206.
207. 1.1 Prinsip Percobaan
208.
Untuk
melakukan
reaksi
spesifik
terhadap
anion
dengan
214.
213.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
215.
216.
217. 2.1 Teori Dasar
218.
dalam keadaan tunggal tidak tercampur dengan anion lain, untuk menghindari reaksi
gangguan yang mungkin terjadi. Namun untuk beberapa anion dapat dikerjakan
dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 anion. Dalam pengambilan reagen
pereaksi tidak boleh menggunakan pipet untuk reagen yang berbeda, satu pipet untuk
satu reagen.
219.
220. 2.2 Teori Tambahan
221.
kimia annalitik yang membahas tentang identifikasi zat zat, menfgenai unsure atau
senyawa apa yang terdapat dalam suatu unsure atau senyawa apa yang terdapat
dalam suatu sampel.Pada dasaranya metoda analisis kualitatif anorganik dapat
mendeteksi ada atau tidaknya kation atau anion dalam suatu larutan garam.Oleh
karena itu sampel yang akan diperiksa harus di larutkan terlebih dahulu menjadi
larutan garamnya.Analisi kualitatif anorganik dibagi menjadi dua yaitu uji kation dan
anion.Reaksi identifikasi yang lebih sedrhana dikenal sebagai reaksi spesifik istilah
yang pelru dipakai adalah gugugs lain yang terikat pada ion logam yang di
kelompokan :
1. Anion sedrhana seperti : O2, F2, CN2. Anion oksodisker seperti NO3- dan SO43. Anion polmer , okso seperti : Si
222.
zat,
atau
larutan-larutan
yang
biasanya
unsur-unsur
penyusunnya bergabung antara yang satu dengan yang lain. Sedangkan analisis
kuantitatif bertujuan untuk menentukan banyaknya penyusun-penyusun suatu zat
atau persenyawaan. Biasanya identifikasi zat dilakukan dengan penambahan zat lain
yang susunannya telah diketahui, sehingga terjadi perubahan (reaksi kimia).
223.
larutan jenuh suatu garam akan menurunkan kelarutan garam tersebut karena
konsentrasi ion bertambah dan kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan
garamnya. Untuk mempermudah dalam reaksi identifikasi kation-anion, maka
digunakan
metode
analisis
kualitatif
sistematik.metode
235.
BAB 3
PROSEDUR PERCOBAAN
234.
ini
merupakan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Bahan
9. pipet tetes
10. kaki tiga + kasaasbes
11. gelas kimia
12. gelas ukur
13. kertas saring
14. botol semprot
15. Penjepit tabung
yang
digunakan
1. Aquadest
2. AgNO3 1M
3. HNO3 1M
4. (NH4)2CO3 1M
5. KBr 1M
6. CHCl3
7. KMnO4 1 M
8. H2SO4 3M
9. H2O2 10%
10. SiO2 padat
11. H2SO4 pekat
12. H2SO4 1M
13. KMnO4 1 M
14. Serbuk Mg
15. KHSO4 padat
16. As2O3 padat
17. K2CR2O7 padat
18. Ba(OH)2 2M
36.
37. 3.3 Cara Kerja
1. Uji Br38.
sampel
39.
40.
+ AgNO3 1M
+ HNO3
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
+ 5 tetes CHCl3
+ 3 tetes KMNO4 1M
+ 3 tetes H2SO4 3M
-kocok
+ HNO3
50.putih
\
Endapan
coklat/ kuning hilang dengan H2O2 10%
51.
52.
53.
54.
55.
2. Uji F56.
57.
58.
sampel
+ SiO2 padat
sampel
+ H2SO4 pekat
hasil+ AgNO3 1M
+ HNO3
Endapan kuning
3. Uji I59.
60.
61.
4. Uji SO4262.
sampel
63.
+ Ba(NO3)2
64.
65.
Endapan putih
+ HCl pekat
66.
hasil
67.
5.
Uji SO3268.
1 tetes sampel
Endapan putih
71.
72.
73.
6. Uji S2O3274.
75.
6 tetes sampel
76.
77.
Ba(NO3)2
78.
+ larutan kanji
brom
79.
80.
Warna
81. biru
7. Uji PO43-
Endapan putih
82. BAB IV
3 tetes sampel
+ 2 tetes HNO3 6M
+ 3 tetes per em.molibdat
-panaskan
Endapan kuning
83. HASIL DAN PEMBAHASAN
84.
85. 4.1 Hasil percobaan
86. Uji
88.
90.
92.
94.
87. Hasil
89.
91.
93.
BAB V
KESIMPULAN
111.
-
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
DAFTAR PUSTAKA
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
BAB I
PENDAHULUAN
153.
154.
155.
anorganik
156.
157.
158.
menggunakan (NH4)2S dan test akhir menandakan adanya kation yang dicari
dilakukan reaksi spesifik terhadap kation dengan menggunakan reagensia yang khas
untuk kation bersangkutan.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
171.
172.
173.
175.
176.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
191.
192.
193.
194.
195.
196.
197.
BAB 3
PROSEDUR PERCOBAAN
198.
199.
3.1
2. Rak tabung
3. Penjepit tabung
4. Pembakar Bunsen
5. Plat tetes
6. Pesawat kip
7. Batang pengaduk
8. Spatula
9. Kaca arloji
10. Pipet tetes
1. 3.2 bahan bahan
yang digunakan
2. Aquades
3. Aquaregia
4. HCl 6M
5. H2O2 10%
6. Air Iodida
7. NH4OH 2M
8. FeS
9. Air brom
10. (NH4)2S2
11. K2CrO4
12. NaOH 2M
13. H2SO4 2M
14. Na2S2O3 padat
15. KSCN 2M
16. Na2CO3 padat
17.
(NH4)2CO3
18. NH4CL
19. (NH4)2CO3
20. Pereaksi kation
21. KBr 1M
22. SnCl
23. Anilin
24. Plat Cu
25. HNO3 1:1
26. H2SO4
27. NH4OAc 2M
28. NaOAc 1M
29. KI-Cinchonin
30. K4Fe(CN)6
31. Benzoinoxim
32. HCl pekat
58.
59. 3.3
Cara
Kerja
cam p u ran
H Cl
se n tra t
N H 3 b e r le b ih + ( N H 4 ) 2 S
A g , P b , H g (I)
asam k an d eng an H O A c
H g ( I I ) , B i, F e ,
C u , C o , N i, C d ,
P b, Z n, A s, S b, S n
B a, C a
se n tra t
H 2S O
+ N H 4H C 2O
se n tra t
H 3P O 4 + N H 4O H
PH > g
se n tra t
M n , M g , A l, C r
N H
60.
, K +, N a+
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
78.
79.
80. Pemisahan endapan dari filtrat Ag, Pb dan Hg(II)
81.
82.
83.
84.
85.
86. BAB 4
87. HASIL DAN PEMBAHASAN
88.
89. 4.1 Hasil percobaan
90. Uji
92.
94.
96.
98.
100.
102.
91. Hasil
93.
95.
97.
99.
101.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
4.2 Pembahasan
113.
114.
115.
116.
BAB V
KESIMPULAN
117.
Pada sampel anorganik positif mengandung
Uji anion yang positif yang telah di uji yaitu pada
118.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
132.
133.
134.
135.
136.
137.
138.
139.
140.
141.
142.
143.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
DAFTAR PUSTAKA
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173. UJI KUALITATIF KATION SISTEM GOLONGAN
GARSTENZANG UNTUK SAMPEL ANORGANIK
174.
175.
BAB I
PENDAHULUAN
176.
177.
178.
sampel anorganik
179.
180.
181.
test akhir menandakan adanya kation yang dicari dilakukan reaksi senyawa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
194.
195.
196.
kualitatif
untuk
kation
berdasarkan
sistem
199.
BAB 3
208.PROSEDUR PERCOBAAN
209.
210.
1. Test tube
2. Rak tabung
3. Penjepit tabung
4. Pembakar Bunsen
5. Plat tetes
6. Batang pengaduk
7. Spatula
8. Kaca arloji
9. Pipet tetes
10. Pipet tetes
11. Kaki tiga + kasa asbes
252.
Campuran
253.
254.
+ HCl
255.
256.
Ag, Pb, Hg
Sentrat
257.
+ KOH +
K2CO3 + Br2
258.
259.
Sentrat
260.
261.
+ HCl + H2O2
262.
NH3 + H2O2
Sb, Sn, Al
Sentrat
263.
264.
265. Zn, Cr, Al
266. Hg, Bi,Fe, Pb
sentrat
+ Na2HPO4
267.
268.
269.
270.
Sentrat
+ KOH + Br2
271.
274.
275. 4.1 Hasil Percobaan
276. Uji
278.
280.
282.
284.
286.
288.
289.
290.
291.
292.
293.
294.
295.
296.
297.
298.
277. Hasil
279.
281.
283.
285.
287.
4.2 Pembahasan
299.
300.
301.
302.
303.
304. BAB V
305. KESIMPULAN
306.
Sentrat
327.
328.
329.
330.
331.
332.
333.
334.
335.
336.
337.
338.
339.
340.
341.
342.
343.
344. UJI KUALITATIF ANION SISTEM WEISZ UNTUK SAMPEL
ANORGANIK
345. BAB I
346. PENDAHULUAN
347.
367.
ekstraksi dengan soda (Na2CO3). Zat yang akan dianalisa dicampur dengan
larutan jenuh Na2CO3 dan dipanaskan selama 10-15 menit diatas penangas
air. Endapan yang terjadi disaring dan filtratnya dinamakan ekstrak soda atau
ekstrak karbonat. Reaksi penukaran ion yang terjadi adalah sebagai berikut :
368.
369.
LX + Na2CO3
Na2X + LCO3
disesuaikan dengan diagram dibawah ini dan test spesifikasi untuk anionnya
dapat dikerjakan dalam keadaan tercampur paling banyak 2 atau 3 anion.
Dalam pengambilan reagen pereaksi tidak boleh menggunakan pipet untuk
reagen yang berbeda, satu pipet untuk satu reagen.
370.
371. 2.2 Teori tambahan
372.
Analisa
kualitatif
untuk
anion
berdasarkan
system
Anion sederhana
Anion oksodiskra
Anion polimeroksa
Anion kompleks halide.
373.
Analisa
anion
adalah
analisa
yang
bertujuan
untuk
dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang
terdapat dalam suatu sampel.
374.
dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa
basah. Analisa kering merupakan pemeriksaan organoleptis (warna, bau,
rasa) dan pemanasan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam
air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan.
Dalam analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal CO 32- dan
SO32-, NO32- dan NO2- dll.
375.
mengetahui kepastian kation apa saja yang terdapat dalam larutan sampel
pada percobaan terdahulu yaitu percobaan analisis kation.
376.
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa
kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari
kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis
kualitatif menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan
pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis
anion/kation suatu larutan.
377.
378.
379.
380.
381.
382.
383. BAB 3
7. Spatula
8. Kaca arloji
9. Pipet tetes
10. Kaki tiga + kasa asbes
11. Gelas kimia 100,250 ml
12. Gelas ukur 10,25 ml
13.
14.
15.
3.2 Bahan bahan percobaan
16.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Aquades
AgNO3 1M
Na2CO3 jenuh
(NH4)2CO3
HNO3 2M
NH4OH
7. Ca(NO3)2
8. Asam benzoat
9. Asam salisilat
10. HOAc 2M
11. Ba(NO3)2
12. Benzen
18.
19.
+ AgNO3 + NH3 +
(NH4)2CO3
20.
21.
22.
AsO3-, IO4-
sentrat
23.
Ekstrak benzoat
24.
Salisilat
sentrat
+
NH4OH
25.
Ca(NO3)2
26.
F-, C2O42-, AsO43-,
27.
sentrat
28.
PO43-
Ba(NO3)2
29.
30.
HOAc
Larutan
CrO42-, SO42-
31.
BO3332.
33.
F-, C2O42-
Larutan
PO43-, AsO43-
34.
35. BAB 4
36. HASIL DAN PEMBAHASAN
37.
38. 4.1 Hasil percobaan
39. Uji
41.
43.
45.
47.
49.
51.
53.
55.
57.
58.
59.
60.
61.
4.2 Pembahasan
62.
63.
64.
65.
66.
40. Hasil
42.
44.
46.
48.
50.
52.
54.
56.
67.
68.
69. BAB V
70. KESIMPULAN
71.
-
87.
88.
89. DAFTAR PUSTAKA
90.
91.
92.
93.
94.
95.
96.
97.
98.
99.
100.
101.
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
BAB I
PENDAHULUAN
113.
114.
115.
116.
117.
118.
metode KLT, dengan menggunakan absorban, bubur silika gel yang dibandingkan
dengan bubur bentonit dan Al2O3.
119.
120.
121.
122.
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
131.
132.
133.
Kromatrografi
lapis
tipis
ialah
metoda
pemisahan
fisika
kimia.Lapisan yang memisahkan yang terdiri atas bahan berbutir butir(fasa diam) di
tempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam atau lapisan yang cocok.Analisa
senyawa organik pun dapat berjalan dengan sederhana, pengukuran sifat fisik,
misalnya titik leleh, indeks bias dapat memberikan informasi senyawanya, dengan
merujuk ke buku sebagai referensi baik pada data titik leleh, indeks bias atau data
yang dicari.
138.
Pengukuran dua sifat fisik, seperti titik didih dan indeks bias
Lapisan
Tipis
(KLT).
Lapis
tipis
dibuat
dengan
metoda kromatografi cair yang fasa diamnya berupa lapisan tipis pada
sejenis penyangga.
140.
141.
Pada KLT, fase cair berupa lapisan tipis (tebal 0,1 - 2 mm)
penyalut yang beraneka ragam, meskipun gel silika digunakan lebih sering
daripada bahan lain. Namun pemisahan kation pada gel silika tak selalu
memuaskan karena banyak kation mempunyai nilai Rf yang hampir sama
dan tetap terkelompok pada absorben ini. Bubuk selulosa disarankan
sebagai adsorben untuk pemisahan kation dengan TLC
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
161.
BAB 3
PROSEDUR PERCOBAAN
162.
163.
164.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Aquades
Silica gel
Bentonit powder
Yodium padat
N-hexana
8. Plat tetes
9. Chamber
10. Gelas kimia 100,250 mL
11. Gelas ukur 10,25ml
12. Kertas saring
13. Botol semprot
14.
6. CHCl3
7. Etil asetat
8. Al2O3 powder
9. Methylen klorida
10. Aseton
11. Metanol
12. alkohol
17.
1. Persiapan sampel
18.
19.
sampel
Diambil tumbuhan
20.
22.
23.
Larutan
27.
28.
29.
ketebalan 1 - 2 m
32.
Plat KLT
33.
34.
35.
3. Pengukuran sampel
36.
Plat yang telah dibubuhi bubur atau absorban
37.
38.
42.
eluen :
45.
Methanol : aseton = 1 : 1
46.
n-hexana : CHCl3 = 1 : 4
47.
methanol = 2
48.
aseton = 2
49.
50.sampel
Data
51.
52.
53. BAB 3
54. HASIL DAN PEMBAHASAN
55.
56. 4.1 Hasil Percobaan
57.
58.
Keterangan
59.
A = akar
60.
B = batang
61.
D = daun
62.
63.
64.
65.
66.
- Eluen I methanol : aseton = 1 : 1
67.
68. Sampel organic
71. Daun
74. Batang
77. Akar
80.
81. Rf = cm
cm
82.
cm
83.
84.
85.
86.
87.
88.
89.
- Eluen II metil klorida : n hexan = 1 : 4
90.
69. Warna
72. Kuning samar
75.
78.
70. Jarak
73.
76.
79.
92. Warna
95.
98.
93. Jarak
96.
99.
100.
101.
102.
Akar
103.
104.
Rf =
105.
cm
cm
cm
106.
107.
- Eluen 3 n hexan : CHCl3 = 1 : 4
108.
109.
110.
Sampel organic
111.
Warna
112.
Jarak
113.
Daun
114.
115.
116.
Batang
117.
118.
119.
Akar
120.
121.
Rf = cm
122.
cm
cm
123.
124.
125.
126.
127.
128.
129.
130.
131.
-
Eluen 4 methanol = 2
132.
1. Sampel organic
4. Daun
7. Batang
10. Akar
135.
2. Warna
5. Kuning,hijau
8. Tidak ada
11. Tidak ada
3. Jarak
6. 5,4 cm
9. 12. -
133.
136.
137.
Rf =
138.
139.
cm
cm
cm
140.
-
Eluen V aseton = 2
141.
Sampel
organic
144. Daun
147. Batang
150. Akar
153.
154.
155.
142.
Warna
143.
145.
148.
151.
146.
149.
152.
Rf = cm
cm
cm
156.
157.
4.2 Pembahasan
158.
159.
160.
161.
162.
163.
164.
165.
166.
BAB V
KESIMPULAN
167.
168.
Jarak
169.
170.
171.
172.
173.
174.
175.
176.
177.
178.
179.
180.
181.
182.
183.
184.
185.
186.
187.
188.
189.
190.
DAFTAR PUSTAKA