Anda di halaman 1dari 33

MATERI DAN PERUBAHANNYA

Dosen Pengampu:
Dr. Ni Made Pujani, M.Si
Luh Mitha Priyanka, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh : Kelompok 5


Ni Kadek Indah Puspa Sari NIM.1913071012
I Made Sukayasa NIM. 1913071013
Siti Arofatul Amrina NIM. 1913071019
Stevany Regina Br Sebayang NIM. 1913071021

KELAS 2 A
PRODI S1 PENDIDIKAN IPA
JURUSAN FISIKA DAN PENGAJARAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang
Widhi Wasa karena atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat waktu.

Di dalam proses penyusunan makalah yang berjudul “ Materi dan


Peruabahannya” tentunya tidak luput dari berbagai rintangan, hambatan, dan
tantangan serta permasalahan yang dihadapi. Berkat rahma Ida Sang Hyang Widi
Wasa, kerjasama, dorongan, arahan, bantuan, saran dan kritik yang konstruktif dari
berbagai pihal sangat membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Oleh karena
itu, sebagai rasa syukur dan hormat melalui kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih dan memberikan penghargaan setulus-tulusnya kepada:

1. Dr. Ni Made Pujani, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah IPA Dasar II
2. Luh Mitha Priyanka, S.Pd, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah IPA
Dasar II

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami
menyadari bahwa makalah kami ini masih sangat jauh dri kata sempurna dan masih
banyak hal yang mesti dilengkapi. Sehingga, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan.

Singaraja, 24 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Materi....................................................................................... 3
2.1.1 Wujud Materi (Zat).......................................................................... 3
2.1.2 Sifat-Sifat Materi (Zat).................................................................... 7
2.1.3 Perubahan Materi (Zat).................................................................... 8
2.2 Klasifikasi Materi....................................................................................... 10
2.2.1 Klasifikasi Materi Berdasarkan Keadaanya..................................... 10
2.2.2 Klasifikasi Materi Berdasarkan Komposisinya................................ 11
2.2.3 Klasifikasi Materi Berdasarkan Sifatnya......................................... 14
2.3 Partikel Materi ........................................................................................... 16
2.3.1 Atom................................................................................................ 16
2.3.2 Molekul............................................................................................ 19
2.3.3 Ion.................................................................................................... 20
2.4 Pemisahan dan Pemurnian Komponen Materi........................................... 21

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan .................................................................................................. 29
3.2 Saran ........................................................................................................ 29
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Materi dan perubahannya merupakan objek kajian dari ilmu kimia. Ilmu
kimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang susunan (komposisi dan
struktur) zat, sifat zat, perubahan susunan atau sifat zat dan perubahan energi
yang menyertainya. Jadi, yang menjadi objek ilmu kimia adalah zat atau materi.
Secara garis besar wujud materi dikelompokan menjadi padat, cair dan gas.
Semua bahan kimia yang tergolong materi contohnya yaitu kursi, buku, air,
awan dan udara. Benda-benda tersebut tergolong materi karena selain
menempati ruanag juga mempunyai massa.
Adalam kehidupan sehari-hari sering kita temukan adanya perubahan-
perubahan yang terjadi pada benda tersebut. Misalnya, air menjadi es dan kayu
yang dibakar menjadi arang. Perubahan-perubahan yang terjdi di alam dapat
digolongkan menjadi perubahan fisika dan kimia. Perubahan tersenut
disebabkan beberapa faktor yaitu suhu dan kelembaban. Beberapa faktor
tersebut berkaitan dengan perubahan materi yang disebabkan oleh adanya
pembakaran, pengkaratan oleh oksigen dan air, pemanasan, pembusukan, dan
pendinginan. Dakam mempelajari ilmu kimia diawali dengan memahami
hakikat dari materi tersebut. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis
membahas mengenai materi, sifat-sifat materi, perubahan materi, serta
klasifikasi dari materi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah yang dapat penulis
rumuskan, yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan materi?
2. Apasaja klasifikasi dari materi?
3. Apakah yang dimaksud dengan partikel materi?
4. Bagaimana proses pemisahan dan pemurnian komponen campuran?
1.3 Tujuan
Bedasarkan rumusan makalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini
sebagai berikut.

1
1. Mengetahui tentang materi
2. Mengetahui apa saja klasifikasi dari materi
3. Mengetahui tentang partikel materi
4. Mengetahui proses pemisahan dan pemurnian komponen campuran
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan diatas, adapun manfaat dari penulisan makalah ini sebagai
berikut.
1. Dapat memperkaya pengetahuan mengenai materi dan perubahannya yang
meliputi: pengertian materi, klasifikasi materi, partikel materi serta proses
pemisahan dan pemurnian komponen campuran.
2. Menambah wawasan mengenai meteri dan perubahannya yang berada
dilingkungan sekitar kita baik wujud, sifat serta cara-cara pemisahan dan
pemurnian komponen materi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Materi


Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Semua materi di sekitar kita, termasuk semua makhluk hidup tergolong materi
karena menempati ruang dan memiliki massa. Contohnya besi, air, dan udara.
materi di alam dapat berupa zat tunggal (murni) dan dapat juga berupa
campuran. Zat murni hanya tersusun dari satu jenis zat, dan sering disebut
dengan “zat”, sedangkan campuran merupakan materi yang tersusun dari dua
atau lebih zat. Materi dapat diklasifikasikan dengan dua cara, a) berdasarkan
keadaannya (wujudnya), dan b) berdasarkan komposisinya.
Semua materi memiliki sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat materi dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia. Sifat
fisika adalah sifat yang dapat diukur dan diteliti tanpa mengubah komposisi atau
susunan dari zat tersebut, contohnya wujud, warna benda, massa jenis, titik
leleh, titik didih atau sifat lainnya. Sedangkan sifat kimia adalah sifat suatu
materi yang dapat diketahui jika materi tersebut bereaksi dengan materi lainnya.
Misalnya bensin, zat ini mudah terbakar jika disulut dengan api. Olehnya itu
dapat dikatakan bahwa sifat kimia bensin adalah mudah terbakar. Contoh lain
sifat kimia adalah mudah berkarat dan mudah meledak
2.1.1 Wujud Materi (Zat)
a. Pengertian Zat
Semua benda terdiri atas zat atau materi. Walaupun zat-zat penyusun benda
itu berlainan jenis atau wujudnya, tetapi ada dua sifat yang sama pada zat-zat
itu, yaitu semua menempati ruang dan memiliki massa. Secara umum
didifinisikan bahwa zat (materi) adalah sesuatu yang menempeti ruangan dan
memiliki massa.
b. Macam-macam wujud zat
1. Zat Padat
Zat padat adalah materi yang mempunyai bentuk dan volume (ruang
yang ditempati zat padat, cair, atau gas) tertentu. Ada dua cara utama
partikel-partikel padat bisa tersusun yakni dalam baris-baris teratur yang

3
rapi atau dalam susunan yang tidak tentu. Zat padat yang partikel-
partikelnya tersusun dalam baris-baris yang teratur rapi disebut kristal.
Contoh umum kristal adalah sebagian besar logam, intan, es, dan kristal
garam. Zat padat yang partikel-partikelnya tidak tersusun secara teratur
disebut amorf. Zat padat amorf biasanya bertekstur mengilat atau elastis.
Contoh umum zat padat amorf adalah lilin, kaca, karet, dan plastik. Karena
partikel-partikelnya tersusun berdekatan menyatu, zat padat tidak bisa
dimampatkan dengan mudah zat padat tidak bisa dikecilkan dengan
menekannya.
Pada zat padat, partikel-partikel individu tidak bergerak cukup cepat
untuk mengalahkan gaya tarik-menarik antar partikel. Partikel-partikel itu
bergetar namun terikat rapat di tempatnya. Ciri zat padat yaitu bentuk dan
volumenya tetap. Contohnya kelereng yang berbentuknya bulat,
dipindahkan ke gelas akan tetap berbentuk bulat. Begitu pula dengan
volumenya. Volume kelereng akan selalu tetap walaupun berpindah tempat
ke dalam gelas. Hal ini disebabkan karena daya tarik antar partikel zat padat
sangat kuat. Pada umumnya zat padat berbentuk kristal (seperti gula pasir
atau garam dapur) atau amorf (seperti kaca dan batu granit). Partikel zat
padat memiliki sifat seperti berikut: Letaknya sangat berdekatan,
Susunannya teratur., Gerakannya tidak bebas, hanya bergetar dan berputar
di tempatnya.
2. Zat Cair
Seperti zat padat, zat cair mempunyai volume tertentu. Tidak seperti
zat padat, zat cair akan berbentuk seperti wadah yang ditempatinya. Zat cair
digambarkan sebagai zalir (fluida). Zalir adalah zat dengan molekul-
molekul yang bergerak bebas saling melewati, sehingga zalir menyesuaikan
bentuk wadahnya. Seperti zat padat, partikel-partikel dalam zat cair tersusun
secara rapat. Zat cair juga sulit dimampatkan. Pada zat cair, molekul-
molekul tersusun rapat. Meskipun demikian, partikel-partikel itu
mempunyai cukup energi untuk mengatasi sebagian dari tarik-menariknya
dengan molekul di dekatnya dan bergeser saling melewati.

4
Zat cair memiliki volume tetap tetapi bentuk berubah-ubah sesuai
dengan yang ditempatinya. Apabila air dimasukkan ke dalam gelas, maka
bentuknya seperti gelas, apabila dimasukkan ke dalam botol akan seperti
botol. Tetapi volumenya selalu tetap. Hal ini disebabkan partikel-partikel
penyusunnya agak berjauhan satu sama lain. Selain itu, partikelnya lebih
bebas bergerak karena ikatan antar partikelnya lemah. Partikel zat cair
memiliki sifat seperti berikut: Letaknya berdekatan, susunannya tidak
teratur, gerakannya agak bebas, sehingga dapat bergeser dari tempatnya,
tetapi tidak lepas dari kelompoknya. Ciri-ciri dari zat cair yang lain adalah
bentuknya berubah-ubah, volumenya tetap, mengikuti bentuk wadahnya,
pada Ikatan antar partikelnya lemah, pada Susunan partikelnya kurang
tetatur dan renggang
3. Zat Gas
Zat gas ialah suatu zat atau benda yang mempunyai volume dan bentuk
yang selalu berubah-ubah sesuai dengan tempat (wadahnya). Contohnya;
balon, ban sepeda dan ban motor, gelas kosong, botol kosong, dan lain
sebagainya. Partikel zat gas memiliki sifat seperti berikut letaknya sangat
berjauhan., susunannya tidak teratur. gerakannya bebas bergerak, sehingga
dapat bergeser dari tempatnya dan lepas dari kelompoknya, sehingga dapat
memenuhi ruangan. Ciri-ciri zat gas yang lain adalah memiliki bentuk yang
berubah-ubah, memiliki volume yang beruba-ubah, pada Susunan partikel
zat padat letaknya tidak teratur dan berjauhan, pada Ikatan partikel zat padat
sangat lemah, mengikuti bentuk tempatnya
c. Sifat-Sifat zat
1. Padat
Bentuk benda padat tidak dipengaruhi wadahnya. Dalam kehidupan
sehari-hari, kamu sering menyaksikan bentuk benda padat berubah. Padahal
yang sesungguhnya bentuk benda padat itu tidak mengikuti bentuk
wadahnya. Benda padat tidak berubah bentuk jika hanya berpindah tempat.
Misalnya saja, kacang goreng yang ada di piring. Demikian juga pensil,
penghapus, dan plastisin tidak berubah bentuk jika dimasukkan ke kotak
pensil.

5
Bentuk benda padat dapat diubah. Piring yang jatuh berserakan, kertas
sobek, dan kacang tanah yang hancur setelah digerus, adalah contoh dari
benda padat yang diubah. Contoh lainnya adalah plastisin, bentuk dari
plastisin ini mudah sekali berubah. Perlakuan tertentu yang dilakukan oleh
manusia pada berbagai benda padat itu disebut juga dengan gaya.
2. Cair
Bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya. Bentuk minyak goreng
dalam botol berubah jika dituang ke penggorengan. Demikian pula dengan
air yang dituang ke botol, bentuk air seperti bentuk botol. Hal itu berarti
bahwa bentuk benda cair mengikuti bentuk wadahnya.Bentuk permukaan
benda cair yang tenang selalu datar. Bentuk permukaan benda cair yang
tenang berbeda dengan bentuk cair yang bergejolak, Hal itu terlihat pada
wadah yang tembus pandang, walaupun wadahnya dimiringkan, permukaan
benda cair yang tenang tetap datar. Bagaimanapun cara kamu
memiringkannya, permukaan benda cair yang tenang selalu datar.
Benda cair mengalir ke tempat rendah. Hal ini dapat dilihat pada aliran
air/selokan yang ada di rumahmu atau bahkan meungkin pada air terjun
yang mengalir deras dan jatuh melalui tebing yang curam. Air terjun
memberikan pemandangan yang menakjubkan. Benda cair menekan ke
segala arah. Air mempunyai tekanan. Semakin rendah tekanan air pada
tempat itu maka semakin besar. Hal itu dapat dibuktikan dengan membuat
air menjadi memancar. Pacaran air dari tempat lebih rendah tampak lebih
jauh. Itulah sebabnya tembok dalam bendungan dibuat makin ke bawah
makin tebal, hal ini untuk menahan tekanan air yang makin besar di bagian
bawah. Benda cair meresap melalui celah-celah kecil. Berbagai peristiwa
meresapnya benda cair melalui celah-celah kecil terjadi dalam kehidupan
sehari-hari itu disebut kapilaritas. Misalnya : minyak tanah meresap pada
sumbu kompor atau sumbu lampu temple.
3. Gas
Benda gas mengisi seluruh ruangan yang ditempatinya. Saat kita meniup
balon, kita memasukkan udara ke dalam balon. Semakin kuat kita
meniupnya, maka semakin banyak udara yang kita masukkan ke dalam

6
balon. Akibat tiupan itu, balon mengembang. Udara mengisi seluruh ruang
dalam balon. Hal ini berarti benda gas mengisi seluruh ruangan yang
ditempatinya.
Benda gas menekan ke segala arah. Balon dan kantong plastik
mengembang ke seluruh bagian jika ditiup. Hal ini menunjukkan bahwa
udara menekan ke segala arah. Benda gas terdapat di segala tempat. Benda
gas yang selalu ada di sekitar kita adalah udara. Di semua tempat ada udara.
Bahkan wadah yang terlihat kosong pun ternyata berisi udara
2.1.2 Sifat-Sifat Materi (Zat)
Sifat adalah kekhasan yang dimiliki oleh suatu objek. Materi atau zat
diidentifikasi dari sifat-sifatnya dan dari susunanya. Sifat materi adalah
seperangkat sifat atau ciri karakteristik yang dimiliki materi tertentu. Setiap
materi atau zat zat memiliki sifat tertentu, sehingga dapat dirasakan dan diamati
oleh panca indra kita. Sifat-sifat zat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sifat
ekstensif dan sifat intensif.
a. Sifat Ekstensif
Sifat ekstensif merupakan zat yang bergantung pada jumlah dan ukuran zat.
Misalnya volume dan massa. Semakin besar ukuran suatu zat maka semakin
besar volume zat tersebut. Semakin banyak jumlah suatu zat maka semakin
besar massa zat tersebut.
b. Sifat Intensif
Sifat intensif merupakan sifat zat yang tidak bergantung pada jumlah maupun
ukuran zat. Sifat intensif dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sifat fisika dan sifat
kimia.
1. Sifat Fisika
Sifat fisika adalah sifat yang berhubungan dengan perubahan fisik zat. Sifat
fisika dapat digunakan untuk menerangkan penampilan suatu zat. Sifat-sifat
yang tergolong sifat fisika yaitu: warna, bau, rasa, kerapatan, titik didih, titik
lebur, titik beku, daya hantar, kemagnetan, kelarutan, dan kekerasan.
2. Sifat Kimia

7
Sifat kimia adalah sifat yang menunjukkan kemampuan suatu zat untuk
melakukan reaksi kimia, atau sifat yang menyatakan interaksi antar zat.
Sifat-sifat yang tergolong sifat kimia antara lain:
- Mudah-tidaknya suatu terbakar. Contoh alcohol, spiritus, bensin
- Kestabilan, mudah-tidaknya suatu zat terurai oleh pengaruh panas. Contoh
air
- Kereaktifan, mudah-tidaknya suatu zat untuk bereaksi dengan zat lain.
Contoh asam mudah bereaksi dengan basa membentuk garam.
- Perkaratan, mudah-tidaknya zat membentuk karat. Contoh besi mudah
berkarat pada tempat yang lembab.
2.1.3 Perubahan Materi (Zat)
Perubahan zat dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perubahan fisika dan
perubahan kimia.
a. Perubahan Fisika
Perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak menghasilkan zat baru. Ciri-
ciri perubahan fisik adalah: 1) tidak terbentuk zat jenis baru; 2) zat yang
mengalami perubahan dapat kembali ke bentuk semula; 3) perubahan yang
terjadi hanya diikuti perubahan sifat fisik. Perubahan fisika dapat kembali
kembali ke asalnya. Beberapa contoh perubahan fisik adalah:
- Perubahan bentuk.
Misalnya selembar kertas digunting-gunting menjadi potongan-potongan kertas
kecil, maka potongan kecil ini masih tetap memiliki sifat yang sama dengan
kertas semula, masih tetap kertas. Yang berubah adalah bentuk dan ukuran
kertas. Beras ditumbuk menjadi tepung, batu dipecah menjadi kerikil, kayu
dipotong-potong menjadi bahan kursi.
- Perubahan wujud
Jika suatu zat dipanaskan maka akan mengalami kenaikan suhu, perubahan
wujud, atau pemuaian. Demikian pula jika suatu zat cair didinginkan, maka
akan mengalami penurunan suhu dan mengalami pembekuan. Contoh es batu
mencair, air menjadi es, iodium yang menyublim, dan kamfer menyublim.
Contoh semangkok air dapat membeku ketika didinginkan dan dapat kembali

8
mencair ketika dipanaskan. Jika gula dilarutkan dalam air menghasilkan air
gula, ini adalah perubahan fisika.
Tabel 2.1 proses yang menyertai perubahan wujud zat

Perubahan Wujud Materi Proses


Padat menjadi cair Mencair
Cair menjadi gas Menguap
Cair menjadi padat Membeku
Gas menjadi cair Kondensasi
Padat menjadi gas Menyublim

Jika panas diberikan kepada suatu zat, seperti pada proses meleleh, menguap,
dan sublimasi, prosesnya adalah endoterm. Dalam hal ini, meningkatnya panas
suatu zat menyebabkan kecepatan molekul bergerak lebih cepat.
Jika panas dikeluarkan dari suatu zat, seperti dalam proses meleleh dan
kondensasi, prosesnya disebut eksoterm. Dalam hal ini, berkurangnya panas
menyebabkan kecepatan bergerak lebih lambat.
b. Perubahan Kimia
Perubahan kimia adalah perubahan suatu zat yang menghasilkan zat jenis baru.
Perubahan kimia sifatnya kekal. Ciri-ciri perubahan kimia adalah: 1) terbentuk
zat jenis baru; 2) zat yang berubah tidak dapat kembali ke bentuk semula; 3)
selama terjadi perubahan kimia, massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama; 4)
perubahan yang terjadi diikuti oleh perubahan sifat kimia melalui reaksi kimia.
Ciri-ciri yang menyertai terjadinya reaksi kimia, yaitu:
- Terjadi perubahan warna, contoh: perubahan warna pepaya yang belum masak
berwarna hijau menjadi kuning saat sudah masak. Perubahan warna ini
menunjukkan adanya perubahan komposisi zat dalam buah pepaya muda dan
yang sudah masak. Kristal gula pasir yang berwarna putih jika dibakar menjadi
caramel/arang yang berwarna coklat hitam dan rasanya berubah dari manis
menjadi pahit.
- Terjadi perubahan suhu, contoh jika larutan asam klorida dalam tabung reaksi
ditambahkan larutan natrium hidroksida maka akan terjadi perubahan suhu

9
larutan dalam gelas kimia yang menjadi hangat.
- Timbulnya gas, contoh jika sekeping batu marmer dimasukkan dalam gelas
kimia yang berisi asam klorida maka akan muncul gelembung-gelembung gas.
Kertas dibakar akan terjadi perubahan warna dari putih menjadi abu-abu. Selain
itu, juga terjadi gas hasil pembakaran.
- Terbentuknya endapan, contoh larutan perak nitrat (AgNO3) direaksikan
dengan asam klorida (HCl) akan menghasilkan perak klorida (AgCl) berupa
endapan putih. Reaksi pembentukannya sebagai berikut:
AgNO3 (aq) + HCl(aq) → AgCl(s) + HNO3(aq)
2.2 Klasifikasi Materi
Klasifikasi materi dibedakan berdasarkan keadaannya, komposisinya, dan
sifatnya
2.2.1 Klasifikasi Materi Berdasarkan Keadaannya
Materi dapat berada dalam tiga wujud yaitu padat, cair, dan gas yang didasarkan
pada cara atom-atom dan molekul-molekul tersusun di dalamnya. Dalam
padatan, atom atau molekul terikat erat satu sama lain sehingga menciptakan
keadaan yang rigid/ kaku. Setiap atom atau molekul dikurung oleh atom atau
melekul tetangganya menyebabkan tidak bisa berpindah. Akibatnya, zat padat
memiliki bentuk dan volume tertentu. Contoh padatan berlian, logam dan es.
Dalam cairan, atom-atom atau molekul-molekul tidak terikat erat seperti dalam
padatan, sehingga atom atau molekul dapat bergerak bebas di sekitarnya. Dalam
hal ini, di antara atom atau molekul dalam cairan masih mengalami gaya Tarik
menarik tapi tidak sekuat padatan. Cairan memiliki volume yang pasti tetapi
bentuknya tidak pasti bergantung pada bentuk wadahnya. Karena
fleksibilitasnya, sehingga cairan dapat dituangkan dari satu wadah ke wadah
lainnya pada suhu kamar. Contoh air, bensin, dan alcohol. Dalam gas, atom-
atom atau molekul-molekul jauh terpisah karena tidak dibatasi sama sekali,
berarti antara atom-atom atau molekul-molekul tidak memiliki kekuatan tarik-
menarik. Oleh karena itu, zat dalam wujud gas menempati volume yang besar.
Gas tidak memiliki bentuk atau volume sendiri tetapi diasumsikan memiliki
bentuk dan volume wadahnya. Misalnya oksigen, hydrogen, dan helium pada

10
suhu kamar. Susunan atom atau molekul dalam keadaan padat, cair, dan gas
ditunjukkan pada Gambar 2.1

Gambar.2.1 Susunan Atom atau Molekul dalam Keadaan Pada, Cair dan
Gas
2.2.2 Klasifikasi Materi Bersadarkan Komposisinya
Materi terbagi menjadi dua kategori besar, yaitu substansi murni dan substansi
tidak murni (campuran). Zat murni memiliki sifat yang berbeda dengan zat
lainnya. Misal, unsur hidrogen hanya tersusun dari atom-atom hidrogen saja.
Unsur oksigen hanya tersusun dari atom-atom oksigen saja. Sifat oksigen dan
hidrogen tidak tampak pada zat yang dibentuk dari
keduanya, misal air (H2O). Substansi murni terbagi dua, yaitu unsur dan
senyawa. Selanjutnya, unsur terbagi menjadi logam, non logam, dan metalloid.
Campuran dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu campuran homogen dan campuran heterogen. Campuran dapat
dipisahkan menjadi substansi murni dengan cara fisika.
a. Unsur
Unsur adalah zat tunggal yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat lain yang
lebih sederhana baik dengan cara fisika maupun dengan cara kimia. Bagian
terkecil dari suatu unsur disebut dengan atom. Unsur hanya terdiri dari satu jenis
atom, yang dapat bergabung atau tidak bergabung membentuk molekul atau
struktur yang lebih besar. Olehnya itu, ada unsur yang eksis sebagai atom
(misalnya Argon) ada juga dalam bentuk molekul (misalnya nitrogen, N2).
Unsur dikelompokkan menjadi tiga (3) bagian, yaitu unsur logam, non logam,
dan metalloid.
1. Unsur Logam
Secara umum unsur logam memiliki sifat berwarna putih mengkilap,
mempunyai titik lebur rendah, dapat menghantarkan arus listrik, dapat
ditempa dan dapat menghantarkan kalor atau panas. Pada umumnya logam
merupakan zat padat, namun terdapat satu unsur logam yang berwujud cair

11
yaitu air raksa. Beberapa unsur logam yang bermanfaat dalam kehidupan
sehari–hari, antara lain:
- Besi (Fe) Merupakan logam yang paling murah, sebagai campuran dengan
karbon menghasilkan baja untuk konstruksi bangunan, mobil dan rel kereta
api.
- Tembaga (Cu) Tembaga banyak digunakan pada kabel listrik, perhiasan,
dan uang logam. Campuran tembaga dengan timah menghasilkan perunggu
sedangkan campuran tembaga dengan seng menghasilkan kuningan.
- Seng (Zn) Seng dapat digunakan sebagai atap rumah, perkakas rumah
tangga, dan pelapis besi untuk mencegah karat.
- Platina (Pt) Platina digunakan pada knalpot mobil, kontak listrik, dan dalam
bidang kedokteran sebagai pengaman tulang yang patah.
- Emas (Au) Emas merupakan logam sangat tidak reaktif, dan ditemukan
dalam bentuk murni. Emas digunakan sebagai perhiasan dan komponen
listrik berkualitas tinggi. Campuran emas dengan perak banyak digunakan
sebagai bahan koin.
2. Unsur non logam
Pada umumnya unsur non logam memiliki sifat tidak mengkilap,
penghantar arus listrik yang buruk, dan tidak dapat ditempa. Secara umum
non logam merupakan penghantar panas yang buruk, namun terdapat satu
unsur non logam yang dapat menghantarkan panas dengan baik yaitu grafit.
Beberapa unsur non logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari–hari,
antara lain:
- Fluor (F) Senyawa fluorid yang dicampur dengan pasta gigi berfungsi
menguatkan gigi, freon – 12 sebagai pendingin kulkas dan AC.
- Yodium (I) Senyawa yodium digunakan sebagai antiseptik luka, tambahan
yodium dalam garam dapur, dan sebagai bahan tes amilum (karbohidrat)
dalam industri tepung.
3. Unsur semi logam (Metaloid)
Unsur semi logam memiliki sifat antara logam dan non logam. Beberapa
unsur semi logam yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, antara lain
:

12
- Silikon (Si), senyawa silikon banyak digunakan dalam peralatan pemotong
dan pengampelasan, untuk semi konduktor, serta bahan untuk membuat
gelas dan keramik.
- Germanium (Ge), germanium merupakan bahan semikonduktor, yaitu pada
suhu rendah berfungsi sebagai isolator sedangkan pada suhu tinggi sebagai
konduktor.
b. Senyawa
Senyawa adalah zat-zat yang tersusun atas dua unsur atau lebih yang bergabung
secara kimia dengan perbandingan massa tertentu. Senyawa merupakan zat
yang dengan reaksi kimia dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana
(unsur), tetapi tidak bisa dengan cara fisika. Senyawa memiliki sifat yang
berbeda dari unsur penyusunnya. Senyawa yang terbentuk melalui ikatan
kovalen (menggunakan elektron secara bersama di antara atom-atom yang
berikatan), contohnya Air (H2O) dan karbon dioksida CO2.. Air berwujud cair
pada tekanan dan suhu kamar, memiliki sifat yang berbeda dari dua unsur
penyusunnya, hidrogen (H2) dan oksigen (O2). Air tersusun dari atom H dan
atom O dengan perbandingan massa 2:16 atau 1: 8. Perbandingan massa unsur
C dan O dalam CO2 adalah 12: 32 atau 3:8. Senyawa dapat pula terbentuk
melalui ikatan ionic (serah terima electron di antara atom-atom yang berikatan),
contohnya adalah garam dapur, NaCl. Garam dapur sifatnya asin, dan memiliki
karakteristik yang sangat berbeda dari atom unsur penyusunnya.
c. Campuran
Campuran adalah materi yang tersusun oleh dua macam zat atau lebih yang
tidak terikat secara kimia dan dapat dipisahkan kembali dengan cara fisika.
Campuran ada dua macam, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
Campuran homogen adalah campuran yang setiap bagiannya serba sama, baik
warna, rasa serta perbandingan zat-zat tercampur juga sama, serta tidak
memiliki bidang batas antara komponen-komponennya. Contoh larutan garam
dalam air dan larutan gula dalam air. Campuran heterogen adalah campuran
yang setiap bagian-bagiannya tidak sama, baik warna, rasa serta perbandingan
zat-zat tercampurnya tidak sama dan satu komponen dengan komponen lainnya

13
terdapat bidang batas, sehingga kita dapat membedakan satu dengan yang
lainnya. Misalnya, campuran minyak dengan air dan campuran kopi dengan air.
2.2.3 Klasifikasi Materi Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya, materi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu asam, basa,
dan garam. Uraian tentang asam, basa, dan garam akan dipaparkan secara
singkat sebagai berikut:
a. Asam adalah zat yang rasanya masam. Menurut Teori Asam Basa Arrhenius,
asam adalah at yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion H+. Zat yang
bersifat asam memiliki pH (derajat keasaman) < 7. Contoh asam adalah asam
klorida (HCl), asam asetat (CH3COOH), asam sulfat (H2SO4), dan asam nitrat
(HNO3).

Gambar 2.3 Lemon yang bersifat asam

b. Basa adalah zat yang rasanya pahit. Menurut Teori Asam basa Arrhenius, basa
adalah zat yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH-. Zat yang
bersifat basa memiliki pH >7. Contoh senyawa basa adalah natrium hidroksida
(NaOH), barium hidroksida (Ba(OH)2, ammonium hidroksida (NH4OH).

Gambar 2.4 Beberapa Bahan-Bahan Kebutuhan Rumah Tangga yang


Bersifat Basa
c. Garam bersifat netral, tidak menghasilkan ion H+ dan ion OH- dalam air. pH
ergantung pada komponen penyusunnya. Garam yang dibentuk oleh asam kuat
dan basa lemah akan bersifat asam (pH< 7), misalnya ammonium klorida
(NH4Cl). Garam dapur, NaCl terbentuk dari reaksi antara natrium hidroksida,

14
NaOH dengan asam klorida, HCl. Garam dapur mempunyai pH 7. Bahan-bahan
rumah tangga yang bersifat netral contohnya adalah air, garam dapur, larutan
gula, dan minyak goreng.
Ada beberapa jenis indikator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sifat
asam dan basa serta netralitas suatu larutan, antara lain indikator lakmus
(lakmus merah dan lakmus biru) dan indicator penolftalein (pp). Perubahan
warna indicator lakmus merah, lakmus biru atau warna larutan dapat dilihat
pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Perubahan Warna Indikator pada Larutan Asam, basa, dan
Netral
Jenis Kertas Lakmus Indikator
Larutan Penolftalein
Merah Biru
Asam Merah Merah Tidak Berwarna
Basa Biru Biru Merah muda
Gara Merah Biru Tidak berwarna

2.3 Partikel Materi


Materi adalah Sesuatu yang menempati ruang dan mempunyai massa, segala
sesuatu benda yang berada disekitar kita baik itu bentuknya padat, cair, ataupun
gas tersusun atas materi. Semua materi tersebut disusun oleh bagian bagian
terkecil yang disebut dengan partikel. Partikel dapat kita lihat menggunakan
mikroskop elektron. Partikel adalah bagian terkecil dari suatu materi. Menurut
jenisnya, partikel dapat dibagi menjadi 3 yaitu; atom, molekul dan ion.
2.3.1 Atom
a. Pengertian Atom
Kata atom diambil dari istilah bahasa yunani “Atomos” yang memiliki arti tidak
dapat dibagi bagi. Semua materi yang ada disekitar kita tersusun atas bagian
bagian yang kecil, bila bagian-bagian tersebut dibagi secara terus menerus,
hingga tidak dapat dibagi lagi, Hal itulah yang dinamakan dengan atom.
Sehingga atom dapat diartikan sebagai bagian terkecil dari suatu materi atau

15
unsur ada beberapa versi pengertian dari atom. Beberapa pengertian atom
menurut beberapa Ahli diantaranya;
• Leucipus dan Democritus Atom Adalah bagian terkecil dari suatu materi
yang tidak bisa dibagi bagi lagi menjadi bagian tertentu, atom merupakan
penyusun dari segala materi yang ada didunia.
• John Dalton Atom Adalah Partikel terkecil dari suatu zat yang tidak dapat
diuraikan lagi menjadi partikel yang lebih kecil dengan menggunakan reaksi
kimia biasa,
• Joseph John Thompson Atom merupakan sebuah bola yang memiliki
muatan positif dan dikelilingi electron seperti roti kismis.
• Ernest Rutherford Atom merupakan partikel yang tersusun dari proton
dan neutron dan dikelilingi oleh elektron.
Perlu diperhatikan, bahwa atom tidak dapat dibagi lagi, disini sebenarnya atom
dapat dipisahkan dari beberapa partikel dasarnya seperti proton neutron dan
elektron. Namun jika atom dipisahkan dari partikel dasar penyusunnya maka
tidak dapat disebut sebagai atom lagi namun zat yang merupakan pecahan atom
tersebut sudah dinamakan ion.
b. Teori Teori Atom
Teori tentang atom sudah dikenal sejak abad sebelum masehi, Seorang Ahli
dalam filsafat yunani bernama Demokritus berpendapat bahwa pembagian dari
suatu materi bersifat diskontinyu jika dilakukan secara terus menerus, sehingga
dihasilkan bagian yang terkecil yang tidak dapat dibagi lagi, yang dikenal
dengan atom. Berikut Beberapa Ahli Telah mengemukakan Teori dan model
Atom Seperti;
1. Teori Atom Dalton
Pada Tahun 1803 M Jhon Dalton menyampaikan Teorinya berdasarkan Dua
Hukum yang Diambilnya, yakni Hukum kekekalan massa (Lavoisier) yang
berbunyi “Massa total zat zat Sebulum reaksi adalah sama dengan massa total
zat zat hasil reaksi” dan Hukum susunan tetap (Hukum Prouts) yang bunyinya”
Perbandingan massa unsur unsur dalam suatu senyawa adalah tetap”.
Berdasarkan kedua hukum tersebut kemudian Jhon dalton menarik kesimpulan
yaitu;

16
- Atom Merupakan bagian yang terkecil dari suatu materi yang tidak bisa
dibagi lagi.
- Atom Atom dalam Suatu unsur, memiliki keidentikan dalam segala hal, aatu
memiliki sifat dan massa yang sama dalam unsur tersebtut, namun akan
berbeda degan atom atom pada unsur yang lain.
- Atom Bisa bergabung dengan jenis atom yang lain dan membentuk suatu
senyawa, dengan pernadingan tertentun yang nilainya bulat dan sederhana.
2. Teori Atom J.J Thomson
Teori Atom Yang dikemukakan Oleh Joseph John Thomson, bermula dari
penemuan tabung katode yang ditemukan William Crooker. Kemudian
Thompson Meneliti lebih lanjut sinar katode, dan ia menemukan ternyata
katode merupakan suatu partikel , sebab sinar katode dapat memutar baling
baling yang diletakkan diantara katode dan anode. Dari hasil penumuan ini,
thompson menyimpulkan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun
atom Yang bermuatan negatif yang kita kenal sekarang sebagai electron.
Kemudian dia mngungkapkan pendapat bahwa atom merupakan partike yang
sifatnya netral, karena electron bermuatan negatif , maka harus ada partikel
yang lain untuk menetralkan atom, yaitu partikel positif.Teori Menurut J.j
Thomson berbunyi;
- Atom memiliki bentuk seperti bola pejal yang bermuatan positif serta
mengandung sejumlah elektron yang bermuatan negatif yang tersebar pada
seluruh zat atom
- Jumalah Muatan positif dan negatif dalam atom adalah sama, sehingga
secara keseluruhan muatan dari atom adalah netral
3. Teori Atom Bohr
Teori Atom Yang dikemukakan Neils Bohr berdasarkan Teori Rutherford dan
teori mekanika kuatum. Kemudian Bohr menggemukakan postulat sebagai
berikut:
- Elektron tidak bisa berputar mengelilingi inti pada tiap lintasa n, namun
hanya melewati lintasan tertentu tanpa membebaskan energi. Lintasan
tersebut dinamakan dengan Lintasan stasioner.

17
- Jika elektron melakukan perpindahan menuju ke lintasan yang lebih dalam
maka elektron akan memancarakan energi, namun jika melakukan
perpindahan lintasan yang letakya lebih luar maka energi elektron akan
diserap.
Teori atom bohr memiliki beberapa kelebihan yaitu atom terdiri dari beberapa
lapisan kulit untuk perpindahan elektron.Dan kelemahannya yaitu tidak bisa
menerangkan spektrum warna dari atom yang elektronnya banyak, sehingga
diperlukanlah model teori atom yang lebih sempurna dari model yang
dikemukakan bohr.Partikel Dasar dari Suatu atom diantaranya;
a) Neutron
Neutron merupakan partikel yang tidak mempunyai muatan (netral), massa
Neutron yaitu gabungan dari massa proton dan elektron.
b) Proton
Proton merupakan partikel yang memiliki muatan positif (+1) yang
diameternya 1/3 dari diameter elektron. Namun massanya 1840 kali dari
elektron.
c) Elektron
Proton merupakan partikel yang memiliki muatan positif (+1) yang
diameternya 1/3 dari diameter elektron. Namun massanya 1840 kali dari
elektron.
2.3.2 Molekul
Molekul dapat diartikan sebagai kumpulan atom yang tersusun dari dua buah
atom ataupun lebih dalan suatu susunan tertentu yang diikat oleh ikatan
kimia.Molekul dapat terbentuk dari penggabungan antara unsu unsur yang
sejenis maupun dari unsur yang berbeda jenis dengan menggunakan beberapa
perbandingan.Menurut jenisnya Molekul dibagi menjadi 2 yaitu;
a. Molekul Unsur
Yaitu molekul yang terbentuk dari gabungan atom yang sama jenisnya atau
sejenis. Dengan kata lain molekul unsurnya hanya mempunyai satu jenis unsur
atau atom saja. Menurut penamaannya molekul unsur dibagi 4 yakni:
1. Molekul Unsur Mono Atomik
Yaitu molekul unsur yang hanya terdiri atas satu jenis atom atau unsur saja

18
Contohnya: Na,Ca,K,Cu
2. Molekul diatomic
Molekul unsur yang terdiri dari dua jenis atom yang sama
Contohnya : C2,H2,O2,I2
3. Molekul unsur tetra atomik
Molekum unsur yang terdiri dari 4 atom unsur sejenis
Contohnya : As4,Sb4,dan P4
4. Molekul unsur okta atomic
Molekul undur yang terdiri dari delapan unsur sejenis
Contohnya: S8
b. Molekul Senyawa
Molekul senyawa merupakan suatu atom yang terbentuk dari hasil
penggabungan atom atau unsur yang berbeda jenis.
Contoh dari molekul senyawa adalah

• CO2 (Karbon Dioksida)


CO2 merupakan hasil penggabungan 1 atom Karbon dan dua atom
Oksigen. Sehingga bisa dilihat bahwa atom H berbeda dengan atom O.
• CO (Karbon Monoksida)
Terdiri dari 1 atom Karbon dan 1 atom Oksigen.
• H2O (Air)
Terdiri dari 2 atom Hidrogen dan 1 atom Oksigen.
• CO(NH2)2 (Urea)
Terdiri dari 1 atom karbon, 1 atom Oksigen, 2 atom N, dan 4 atom
Hidrogen.
• H2SO4
Terdiri dari 2 atom Hidrogen, 1 atom Sulfur (Belerang), dan 4 atom
Oksigen.
• NH3 (Amonia)
Terdiri dari 1 atom N dan 3 atom Hidrogen.
• HCL (Hidrogen Klorida)
• CaO (Kalsium Oksida)
Terdiri dari 1 atom Kalsium dan 1 atom Oksigen.

19
• C6H12O6 (Gula/Glukosa)
Terdiri dari 6 atom karbon, 12 atom Hidrogen, 6 atom Oksigen.
• CaCO3
Terdiri dari 1 atom Kalsium, 1 atom Karbon dan 3 atom Oksigen.
2.3.3 Ion
Ion merupakan atom atau gugus atom yng memiliki muatan listrik. Ion Yang
bermuatan positif Disebut dengan Kation, Sedangkan Ion yang bermuatan
negatif disebut dengan anion. Kation dan anion Bergabung dalam perbandingan
tertentu dan tetap untuk membentuk suatu senyawa ionik yang netral.Garam
Dapur (Natrium Klorida) Merupakan satu contoh dari hasil penggabungan
kation Na+dan Anon Cl-. Berikut ini beberapa cotoh kation dan anion.

Gambar 2.5 gambar contoh kation dan anion

Senyawa yang terbentuk dari gabungan ion ion dinamakan dengan senyawa
ionik. Kation dan anion bergabung dalam perbandingan tertentu untuk
menghsilkan senyawa ionik yang netral.Untuk Mendapatkan hasil senyawa
ionik yang bersifat netral, maka jumlah muatan positif pada kation harus sama
dengan muatan negatif pada anion.Berikut ini Gambar tabel contoh
pembentukan senyawa ionik;

20
Gambar 2.6 contoh pembentukan senyawa ionik

2.4 Pemisahan dan Pemurnian Komponen Materi


Metode pemisahan dan pemurnian merupakan aspek penting dalam bidang
kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran. Untuk
mengetahui kedudukan tahap pemisahan dalam serangkaian proses analisis,
berikut diberikan secara garis besar tahap-tahap urutan di dalam analisis
kuantitatif. Tahap-tahap tersebut adalah (a) seleksi dan penyiapan sampel
(seperti pengaturan pH); (b) pengukuran sampel; (c) pelarutan sampel; (d)
perlakuan awal sampel; (e) pemisahan komponen yang diinginkan; (f)
pengukuran komponen yang diinginkan; (g) penganalisisan data dan pelaporan.
Macam-macam metode yang digunakan untuk pemisahan dan pemurnian
campuran yaitu:
1) Suspensi
Cairan yang mengandung zat padat tak larut di sebut suspensi. Suatu suspensi
dapat dipisahkan melalui penyaringan (filtrasi). Penyaringan Yng dilakukan di
laboratorium biasanya menggunakan kertas saring. kertas saring memiliki pori-
pori yang relatif kecil, sehingga akan menahan partikel suspensi. Dalam proses
penyaringan menghasilkan residu dan filtrat. residu yaitu zat padat yang
tertahan oleh kertas saring. sedangkan filtrat yaitu zat cair yang melewati kertas
saring. Berikut gambar Pemisahan kimia berdasarkan metode filtrasi
(penyaringan).

21
Gambar 2.7 Metode filtrasi (penyaringan)
2) Zat Padat Terlarut dari Larutan
Zat padat terlarut tidak dapat dipisahkan melalui penyaringan. Zat padat terlarut
dapat dipisahkan melalui penguapan dan kristalisasi. Suatu zat yang tampil
sebagai zat padat, tetapi tidak mempunyai struktur kristal yang berkembangbiak
disebut amorf (tanpa bentuk). Ter dan kaca merupakan zat padat semacam itu.
Tidak seperti zat pada kristal, zat amorf tidak mempunyai titik-titik leleh
tertentu yang tepat. Sebaliknya zat amorf melunak secara bertahap bila dipanasi
dan meleleh dalam suatu jangka temperature. Zat padat umumnya mempunyai
titik lebur yang tajam (rentangan suhunya kecil), sedangkan zat padat amorf
akan melunak dan kemudian melebur dalam rentangan suhu yang beasr. Partikel
zat padat amorf sulit dipelajari karena tidak teratur. Oleh sebab itu, pembahasan
zat padat hanya membicarakan kristal. Suatu zat mempunyai bentuk kristal
tertentu. Dua zat yang mempunyai struktur kristal yang sama disebut isomorfik
(sama bentuk), contohnya NaF dengan MgO, K2SO4 dengan K2SeO4, dan
Cr2O3 dengan Fe2O3. Zat isomorfik tidak selalu dapat mengkristal bersama
secara homogen. Artinya satu partikel tidak dapat menggantikan kedudukan
partikel lain. Contohnya, Na+ tidak dapat menggantikan K+ dalam KCl,
walaupun bentuk kristal NaCl sama dengan KCl. Suatu zat yang mempunyai
dua kristal atau lebih disebut polimorfik (banyak bentuk), contohnya karbon
dan belerang.
a. Penguapan
Pada proses penguapan, larutan dipanaskan sehingga zat pelarutnya menguap
dan meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai

22
titik didih yang lebih tinggi daripada pelarutnya. Pada pemisahan dengan cara
penguapan komponen volatil dipisahkan dari komponen yang non volatil,
karena proses pemanasan. Sebagai contoh pemisahan penguapan dapat
digunakan untuk memisahkan air dari larutan NaCl berair.
b. Pengkristalan
Pada kristalisasi, larutan pekat didinginkan sehingga zat terlarut mengkristal.
Pengkristalan terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan.
Sebagai contoh adalah natrium klorida (NaCl) yang berperan sebagai kristal
ionik yang dibentuk oleh gaya tarik antara ion bermuatan positif dan negatif.
Kristal natriumklorida memiliki bilangan koordinasi enam, dimana satu kation
Na+ dikelilingi oleh enam anion Cl-. Kristal ionik biasanya memiliki titik leleh
tinggi dan hantaran listrik yang rendah. Namun dalam larutan atau dalam titik
lelehnya, kristal ionik terdisosiasi menjadi ion-ion yang memiliki hantaran
listrik. Dalam ion natrium klorida diikat oleh ikatan ion. Berlawanan dengan
ikatan kovalen, ikatan ion tidak memiliki arah khusus, dan akibatnya ion
natrium akan berinteraksi dengan semua ion klorida dalam kristal, walaupun
intensitas beragam. Demikian juga ion klorida akan berinteraksi dengan semuan
ion natrium dalam kristal. Berikut gambar pemisahan kimia berdasarkan
metode kristalisasi.

Gambar 2.9 proses pemisahan dengan metode kristalisasi


3) Campuran zat cair
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui destilasi. Campuran dua
jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan corong
pisah. Misalnya, campuran air dan minyak. Campuran akan terbentuk dua
lapisan, karena massa jenis air lebih besar daripada minyak, maka air akan
berada di lapisan bawah sedangkan minyak di lapisan atas. Jika keran dibuka,

23
maka air akan mengalir keluar. Setelah seluruh air habis barulah minyak akan
keluar melalui keran.
a. Destilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu proses penguapan yang diikuti
pengembunan. Destilasi dapat digunakan untuk memisahkan suatu komponen
dari campurannya apabila komponen lainnya tidak ikut menguap (titik didih
komponen lain jauh lebih tinggi). Pemisahan dengan destilasi berbeda dengan
pemisahan dengan cara penguapan. Pada pemisahan dengan cara destilasi
semua komponen yang terdapat di dalam campuran bersifat mudah menguap
(volatil). Tingkat penguapan (volatilitas) masing-masing komponen berbeda-
beda pada suhu yang sama. Hal ini akan berakibat bahwa pada suhu tertentu
uap yang dihasilkan dari suatu campuran akan selalu mengandung lebih
banyak komponen yang lebih volatil. Sifat yang demikian ini akan terjadi.
Sebaliknya, yakni pada fasa tertentu fasa cairan akan lebih banyak
mengandung komponen yang kurang volatil. Jadi cairan yang kurang
setimbang dengan uapnya pada suhu tertentu memiliki komposisi cairan yang
berbeda. Pemisahan dengan cara destilasi digunakan untuk memisahkan
campuran alkohol dari air. Destilasi tunggal menghasilkan pemisahan parsial
dari komponen dimana fasa uap diperkaya dengan zat yang lebih volatil.
Dalam destilasi fraksional atau destilasi bertingkat berproses pemisahan
parsial diulang berkali-kali dimana setiap kali terjadi pemisahan lebih lanjut.
Hal ini proses pengayaan dari uap yang lebih volatil juga terjadi berulang-
ulang sepanjang proses destilasi fraksional itu berlangsung. Destilasi uap
adalah cara untuk mengisolasi dan memurnikan senyawa. Cara destilasi uap
dapat digunakan untuk memisahkan:
• Senyawa yang tidak mudah menguap atau senyawa yang tidak dikehendaki.
• Campuran berair yang mengandung garam-garam anorganik larut.
• Senyawa yang secara tidak langsung menguap dalam uap air misalnya: orto
nitrofenol dan para nitrofenol.

24
• Hasil samping tertentu yang teruapkan oleh pengaruh uap.

Gambar 2.10 Proses Destilasi

b. Corong pisah
Campuran dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat
dipisahkan dengan corong pisah. Corong pemisah atau corong pisah adalah
peralatan laboratorium yang digunakan dalam ekstraksi cair-cair untuk
memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase
pelarut dengan densitas berbeda yang takcampur. Umumnya salah satu fase
berupa larutan air dan yang lainnya berupa pelarut organik lipofilik seperti
eter, MTBE, diklorometana, kloroform, ataupun etil asetat. Kebanyakan
pelarut organik berada di atas fase air kecuali pelarut yang memiliki atom dari
unsur halogen.
Corong pemisah berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia
mempunyai penyumbat di atasnya dan keran di bawahnya. Corong pemisah
yang digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya
terbuat dari kaca ataupun Teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi antara 50
mL sampai 3 L. Dalam skala industri, corong pemisah bisa berukuran sangat
besar dan dipasang sentrifuge.
Untuk memakai corong ini, campuran dan dua fase pelarut dimasukkan
ke dalam corong dari atas dengan corong keran ditutup. Corong ini kemudian
ditutup dan digoyang dengan kuat untuk membuat dua fase larutan tercampur.
Corong ini kemudian dibalik dan keran dibuka untuk melepaskan tekanan uap
yang berlebihan. Corong ini kemudian didiamkan agar pemisahan antara dua
fase berlangsung. Penyumbat dan keran corong kemudian dibuka dan dua fase

25
larutan ini dipisahkan dengan mengontrol keran corong.
4) Campuran zat padat
Campuran dua jenis padatan dapat dipisahkan melalui sublimasi dan
rekristalisasi.
a. Sublimasi
Sublimasi dapat digunakan untuk memisahkan komponen yang dapat
menyublim dari campurannya yang tidak menyublim. Proses dimana molekul-
molekul langsung berubah dari fasa padat menjadi fasa uap disebut
peyubliman (sublimation), dan proses kebalikannya (yaitu, dari uap langsung
menjadi padat) disebut penghabluran (deposition). Naftalena (zat yang
digunakan untuk membuat kamper) mempunyai tekanan uap yang cukup
tinggi untuk suatu padatan (1 mmhg 530C); jadi uapnya yang tajam dengan
cepat menyebar dalam ruangan tertutup. Secara umum, karena molekul-
molekul terikat lebih kuat dalam padatan, tekanan uap padatan jauh lebih kecil
dari pada tekanan uap cairnya.
Berikut gambar pemisahan kimia berdasarkan metode sublimasi.

Gambar 2.11 Pemisahan dengan metode sublimasi


b. Rekristalisasi
Cara ini didasarkan pada perbedaan kelarutan dari komponen- komponen
campuran dalam pelarut tertentu. Untuk memperoleh suatu senyawa kimia
dengan kemurnian yang sangat tinggi merupakan hal yang sangat penting
dalam suatu proses kimia. Salah satu metode pemurnian suatu zat berbentuk
Kristal adalah rekristalisasi (pembentukan Kristal berulang). Metode ini
berdasarkan pada perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan
pengotornya dalam suatu pelarut tertentu, maupun jika mungkin dalam pelarut

26
tambahan lain yang hanya melarutkan zat-zat pengotor saja. Persyaratan suatu
pelarut yang dapat di pakai dalam proses rekristalisasi antara lain:
a) Memberikan perbedaan kelarutan yang cukup signifikan antara zat yang
dimurnikan dan zat pengotor.
b) Tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal.
c) Kelarutan suatu zat dalam pelarut merupakan fungsi temperatur, umumnya
menurunkan temperatur.
d) Mudah dipisahkan dari kristal.
e) Bersifat inert (tidak mudah bereaksi) dengan kristal.
5) Kromatografi Kertas
Kromatografi adalah suatu nama yang diberikan untuk teknik pemisahan
tertentu. Pada dasarnya semua cara kromatografi menggunakan dua fasa yaitu
fasa tetap (stationary) dan fasa bergerak (mobile); pemisahan- pemisahan
tergantung pada gerakan relatif dari dua fasa ini

Gambar 2.12 Pemisahan Kimia Metode Kromatografi Kertas

Metode pemisahan kromatografi kertas didasarkan pada perbedaan distribusi


molekul-molekul komponen diantara dua fasa (fasa gerak dan fasadiam) yang
kepolarannya berbeda. Kertas dalam pemisahan campuran mempunyai
pengaruh pada kecepatan aliran pelarut. Sedangkan fungsi kertas sendiri sangat
kompleks. Efek-efek serapan disebabkan oleh sifat polar dari gugus hidroksil di
mana ini kemungkinan sangat penting dan sejumlah kecil dari gugus karboksil
dalam selulosa dapat menaikkan terhadap efek-efek pertukaran ion.
Kromatografi kertas merupakan bentuk kromatografi yang paling sederhana,
mudah, dan murah. Fasa diam kromatografi berupa air yang terikat pada
selulosa kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organik non polar.

27
Pelaksanaan pemisahan dengan metode kromatografi kertas terbagi dalam tiga
tahap yaitu tahap penotolan cuplikan, tahap pengembangan, dan tahap
identifikasi atau penampakan noda. Pada tahap identifikasi atau penampakan
noda, jika noda sudah berwarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan harga
Rf-nya. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen dibagi
dengan jarak yang ditempuh oleh eluan (fasa gerak).

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛


𝑅𝑓 =
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑒𝑙𝑢𝑒𝑛

Ada beberapa faktor yang menentukan harga Rf yaitu (1) pelarut, (2) suhu, (3)
ukuran dari bejana, (4) kertas, (5) sifat dari campuran.

28
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan pemaparan materi serta pembahasan diatas, dapat ditarik


beberapa simpulan sebagai berilut:

1. Materi adalah segala sesuatu yang menempati ruang dan memiliki massa.
Semua materi di sekitar kita, termasuk semua makhluk hidup tergolong
materi karena menempati ruang dan memiliki massa. Wujud materi ada
tiga yaitu padat, cair dan gas dimana masing-masing memiliki sifat yang
berbeda-beda. Perubahan Materi dapat terjadi secara Fisika dan Kimia

2. Klasifikasi materi dapat dibedakan berdasarkan keadaannya,


komposisinya dan sifatnya. Berdasarkan Keadaannya meliputi Padat, cair
dan gas. Berdasarkan komposisinya meliputi Unsur, Senyawa dan
Campuran. Dan berdasarkan sifatnya meliputi Asam, Basa dan Garam.

3. Partikel materi adalah bagian-bagian terkecil penyusun materi. Menurut


jenisnya partikel materi dapat dibagi menjadi 3 yaitu Atom, Molekul dan
Ion.

4. Pemisahan dan Pemurnian Komponen Materi menggunakan banyak


macam metode. metode yang digunakan untuk pemisahan dan pemurnia
antara lain (1) Suspensi menggunakan metode penyaringan, (2) Zat padat
Terlarut dalam larutan menggunakan metode penguapan dan
pengkristalan, (3) Campuran zat cair menggunakan metode Destilasi dan
Corong pisah (4) Campuran zat padat menggunakan metode sublimasi dan
reakristalisasi.(5) Metode Kromatografi Kertas.
3.2 Saran.

Adapun saran yang dapat disampaikan sebagai tindak lajut dari hasil
pemaparan serta pembahasan materi di atas adalah sebagai berikut.

Agar pembaca lebih memahami tentang mengenai materi, klasifikasi dan


perubahan dari materi. Selain itu pengetahuan yang didapat diharapkan bisa
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

29
DAFTAR PUSTAKA

Aniyah,S.2012. Pemisahan Campuran. URL:


http://eprints.walisongo.ac.id/980/1/0837110021_Bab2.pdf. Diakses pada
tanggal 18 Maret 2020 pukul 23.20 WIB.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
David W. Ostoby. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern Jilid 1 dan 2.
Diterjemakhan oleh Sumiar
Goldberg, David E. 2004. Kimia Untuk Pemula. Jakarta : Erlangga.
Purba, Michael & Sunardi.2012. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Subagia, I wayan dan Suhemi Sya’ban. 2004. Materi Praktikum Kimia Dasar I.
Singaraja: Undiksha.

Anda mungkin juga menyukai